Credit republika.co.id
Senin, 05 November 2018
Milisi Houthi Tahan 16 Kapal Kargo di Pelabuhan Yaman
SANAA
- Sebanyak 16 kapal kargo yang membawa makanan dan produk minyak
ditahan milisi Houthi di pelabuhan Hodeidah dan Salif Yaman. Demikian
laporan yang dikeluarkan Isnad Center for Comprehensive Humanitarian
Operations di Yaman.
"Beberapa dari mereka telah ditahan selama lebih dari sebulan, mungkin telah merusak muatan gandum dan tepung mereka," kata badan itu seperti dikutip dari Arab News, Minggu (4/11/2018).
Badan itu mengatakan bahwa lima kapal yang membawa obat-obatan, peralatan medis, gula dan gas cair telah ditahan di dalam pelabuhan Hodeidah. Sementara delapan kapal yang membawa jagung, kedelai, gandum, tepung dan gas cair sedang ditahan di pelabuhan Al-Mikhtaf.
Sedangkan tiga kapal lainnya ditahan di dalam pelabuhan Salif, dua di antaranya dicegah untuk menurunkan muatan jagung, gandum, dan kedelai.
Badan itu menambahkan bahwa ada 134 migran dan 293 pelaut dari negara-negara Asia, Eropa dan Afrika di kapal-kapal itu. Total tonase kapal yang ditangkap adalah 198.860,88 ton, dan mereka membawa 116.880 ton gandum, jagung, gula dan kedelai, 79.722 ton obat-obatan dan peralatan medis, dan 119.022 ton gas cair.
"Beberapa dari mereka telah ditahan selama lebih dari sebulan, mungkin telah merusak muatan gandum dan tepung mereka," kata badan itu seperti dikutip dari Arab News, Minggu (4/11/2018).
Badan itu mengatakan bahwa lima kapal yang membawa obat-obatan, peralatan medis, gula dan gas cair telah ditahan di dalam pelabuhan Hodeidah. Sementara delapan kapal yang membawa jagung, kedelai, gandum, tepung dan gas cair sedang ditahan di pelabuhan Al-Mikhtaf.
Sedangkan tiga kapal lainnya ditahan di dalam pelabuhan Salif, dua di antaranya dicegah untuk menurunkan muatan jagung, gandum, dan kedelai.
Badan itu menambahkan bahwa ada 134 migran dan 293 pelaut dari negara-negara Asia, Eropa dan Afrika di kapal-kapal itu. Total tonase kapal yang ditangkap adalah 198.860,88 ton, dan mereka membawa 116.880 ton gandum, jagung, gula dan kedelai, 79.722 ton obat-obatan dan peralatan medis, dan 119.022 ton gas cair.
Kapal-kapal
itu membawa bendera sembilan negara: Djibouti, Sierra Leone, Malta,
Komoro, Kepulauan Marshall, Pelhams, Panama, Nigeria, dan Palau.
Credit sindonews.com
Pemberontak Houthi Klaim Serang Pangkalan Udara Saudi
SANAA
- Kelompok pemberontak Houthi mengklaim telah melakukan serangan udara
terhadap pangkalan udara Angkatan Udara Arab Saudi menggunakan drone.
Serangan itu sebagai balasan atas serangan udara baru-baru ini yang
dilancarkan koalisi Arab di dekat bandara Sanaa.
Lembaga penyiaran yang dikendalikan Houthi, al Masirah melaporkan, kelompok itu telah menyerang pangkalan udara Raja Khalid yang terletak di wilayah Asir barat daya Arab Saudi. Koalisi Arab disebut menempatkan pesawat tempur yang digunakan untuk menyerang di pangkalan tersebut.
Dalam laporan yang mengutip pernyataan perwakilan dari kelompok pemberontak itu, Houthi diklaim menyerang pangkalan tersebut menggunakan pesawat Qasef-1 seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (3/11/2018).
Pihak koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.
Sebelumnya, pada hari Jumat, koalisi mengatakan telah menyerang situs rudal balistik dan pesawat tak berawak Houthi di bandara internasional Ibu Kota Yaman. Koalisi Arab melakukan sejumlah operasi militer di pangkalan udara al-Dulaimi di Sanaa, yang digunakan oleh milisi Houthi untuk meluncurkan serangan rudal balistik dan drone.
Lembaga penyiaran yang dikendalikan Houthi, al Masirah melaporkan, kelompok itu telah menyerang pangkalan udara Raja Khalid yang terletak di wilayah Asir barat daya Arab Saudi. Koalisi Arab disebut menempatkan pesawat tempur yang digunakan untuk menyerang di pangkalan tersebut.
Dalam laporan yang mengutip pernyataan perwakilan dari kelompok pemberontak itu, Houthi diklaim menyerang pangkalan tersebut menggunakan pesawat Qasef-1 seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (3/11/2018).
Pihak koalisi Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.
Sebelumnya, pada hari Jumat, koalisi mengatakan telah menyerang situs rudal balistik dan pesawat tak berawak Houthi di bandara internasional Ibu Kota Yaman. Koalisi Arab melakukan sejumlah operasi militer di pangkalan udara al-Dulaimi di Sanaa, yang digunakan oleh milisi Houthi untuk meluncurkan serangan rudal balistik dan drone.
Koalisi
Arab melakukan serangan udara pada target di Yaman untuk mendukung
pemerintah negara itu, yang telah terlibat dalam konflik kekerasan
dengan Houthi selama bertahun-tahun. Perang telah mengakibatkan korban
tewas sipil yang besar dan memprovokasi bencana kemanusiaan di Yaman.
Credit sindonews.com
Pesawat Tempur Buatan Rusia Jatuh di Mesir
Ilustrasi pesawat tempur. (REUTERS/Vijay Mathur).
Rusia United Aircraft Corporation, produsen pesawat yang dikendalikan mengungkapkan kepada kantor berita RIA, pesawat tempur yang jatuh merupakan milik tentara Mesir.
"Kami memiliki informasi terbaru tentang jatuhnya pesawat MiG-29M milik tentara Mesir. Ahli teknis kami akan melakukan perjalanan ke Mesir segera untuk membantu dalam penyelidikan," demikian pernyataan United Aircraft Corporation seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/11).
United Aircraft Corporation merupakan korporasi yang menyatukan perusahaan konstruksi pesawat militer dan sipil milik negara Rusia.
Dalam kesempatan terpisah, Militer Mesir menegaskan bahwa jet tempur jatuh saat pelatihan karena adanya kesalahan teknis dalam alat kontrol. Namun pilot berhasil keluar dengan selamat dan tak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Berdasarkan kesepakatan 2015, Rusia diketahui setuju untuk memasok 46 pesawat tempur MiG-29 ke Mesir.
Credit cnnindonesia.com
Iran Mulai Produksi Jet Tempur Buatan Sendiri
Pada Agustus lalu, Iran pertama kali memamerkan pesawat militer produksi sendiri. (Reuters/Faisal Mahmood)
"Dalam waktu dekat, jet-jet tempur ini akan diproduksi dan digunakan untuk melayani kebutuhan Angkatan Udara," kata Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami dalam peresmian pembuatan pesawat militer tersebut, Sabtu (3/11).
Langkah tersebut dilakukan Iran menyusul perselisihannya yang terus memanas dengan Amerika Serikat pasca-penerapan kembali sanksi Negeri Paman Sam.
Iran mengatakan Kowsar "seratus persen buatan dalam negeri". Dikutip Reuters, pesawat itu diklaim Teheran sanggup membawa berbagai jenis senjata dan akan digunakan untuk mendukung misi jangka pendek angkatan udara.
Pada Agustus lalu, Iran pertama kali memamerkan pesawat militer produksi sendiri itu.
Dalam gambar yang ditunjukkan di televisi Iran, pada 21 Agustus lalu, Presiden Hassan Rouhani terlihat duduk di kokpit "Kowsar" generasi keempat yang dipamerkan pada ajang Industri Pertahanan Nasional.
Media Iran melaporkan bahwa jet baru tersebut dilengkapi dengan "sistem avionik terkini" dan radar multiguna.
Cuplikan tes terbang Kowsar juga sudah diedarkan oleh berbagai media resmi, walaupun tayangan langsung harus terputus sebelum jet lepas landas.
Namun, sejumlah pengamat meyakini bahwa Kowsar adalah jiplakan dari jet tempur F-5 buatan Amerika Serikat yang hanya dimodifikasi. AS memproduksi F-5 sekitar 1960-an.
Teheran membeli F-5 dari Washington pada pertengahan 1960-an, dan menerima sedikitnya 100 buah pesawat tempur jenis tersebut sebelum Revolusi 1979 berlangsung. Dari jumlah tersebut 48 di antaranya masih aktif digunakan.
Jet-jet tempur itu aktif digunakan selama Perang Irak-Iran antara 1980-1988. Pekan lalu, Teheran mengungkapkan jet buatan dalam negeri pertama yang mirip F-5.
Credit cnnindonesia.com
Hamas: Inggris Lakukan 'Pembantaian Bersejarah' Terhadap Palestina
YERUSALEM
- Hamas menandai peringatan Deklarasi Balfour pada Sabtu kemarin dengan
menekankan komitmennya pada pembebesan seluruh wilayah Palestina.
Deklarasi Balfour 1917, yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri
Inggris Arthur Balfour, menyatakan dukungan Inggris untuk pendirian
rumah nasional Yahudi di Palestina saat itu.
Organisasi Arab Palestina dalam beberapa bulan terakhir telah melancarkan kampanye yang bertujuan untuk memaksa Inggris meminta maaf atas deklarasi itu. Kabinet Otoritas Palestina di Ramallah telah meminta tidak hanya permintaan maaf Inggris untuk dokumen itu, tetapi juga kompensasi.
Dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs webnya pada hari Sabtu, Hamas mencatat bahwa peringatan Deklarasi Balfour terjadi pada saat Israel dan Amerika Serikat (AS) berusaha untuk menghilangkan masalah Palestina serta sepenuhnya menyangkal hak-hak nasional dan bersejarah rakyat Palestina.
Hamas memuji rakyat Palestina yang menguasau kota al-Quds (Yerusalem), Gaza, Tepi Barat, wilayah 1948 dan perlawanan mereka terhadap semua konspirasi dan rencana yang bertujuan untuk menghilangkan hak-hak nasional rakyat Palestina.
"Konspirasi dan rencana ini dimulai dengan Deklarasi Balfour dan berlanjut dengan apa yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini' oleh Presiden Donald Trump," kata Hamas seperti dikutip dari Arutz Sheva, Minggu (4/11/2018).
Hamas menyebut Inggris telah melakukan pembantaian bersejarah terhadap rakyat Palestina. Kelompok pembebasan Palestina ini pun menuntut Inggris menyatakan penyesalan dengan mengembalikan hak-hak warga Palestina, menyatakan permintaan maaf, membantu pengembalian "pengungsi", memberikan kompensasi bagi mereka serta mendukung hak kebebasan dan kemerdekaan mereka.
Organisasi Arab Palestina dalam beberapa bulan terakhir telah melancarkan kampanye yang bertujuan untuk memaksa Inggris meminta maaf atas deklarasi itu. Kabinet Otoritas Palestina di Ramallah telah meminta tidak hanya permintaan maaf Inggris untuk dokumen itu, tetapi juga kompensasi.
Dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs webnya pada hari Sabtu, Hamas mencatat bahwa peringatan Deklarasi Balfour terjadi pada saat Israel dan Amerika Serikat (AS) berusaha untuk menghilangkan masalah Palestina serta sepenuhnya menyangkal hak-hak nasional dan bersejarah rakyat Palestina.
Hamas memuji rakyat Palestina yang menguasau kota al-Quds (Yerusalem), Gaza, Tepi Barat, wilayah 1948 dan perlawanan mereka terhadap semua konspirasi dan rencana yang bertujuan untuk menghilangkan hak-hak nasional rakyat Palestina.
"Konspirasi dan rencana ini dimulai dengan Deklarasi Balfour dan berlanjut dengan apa yang disebut 'Kesepakatan Abad Ini' oleh Presiden Donald Trump," kata Hamas seperti dikutip dari Arutz Sheva, Minggu (4/11/2018).
Hamas menyebut Inggris telah melakukan pembantaian bersejarah terhadap rakyat Palestina. Kelompok pembebasan Palestina ini pun menuntut Inggris menyatakan penyesalan dengan mengembalikan hak-hak warga Palestina, menyatakan permintaan maaf, membantu pengembalian "pengungsi", memberikan kompensasi bagi mereka serta mendukung hak kebebasan dan kemerdekaan mereka.
Hamas
juga menyatakan bahwa kehadiran pendudukan secara hukum batal dan tidak
dapat diakui atau dilegitimasi, dan rakyat Palestina memiliki hak untuk
melawan pendudukan.
Hamas juga mengatakan pihaknya menentang keras semua upaya normalisasi dengan negara pendudukan dan menyebut normalisasi kejahatan serius dan sebuah tikaman di belakang keteguhan Palestina.
Hamas juga mengatakan pihaknya menentang keras semua upaya normalisasi dengan negara pendudukan dan menyebut normalisasi kejahatan serius dan sebuah tikaman di belakang keteguhan Palestina.
Credit sindonews.com
OIC kecam keputusan Brazil akan pindahkan kedubes ke Jerusalem
Kairo, Mesir (CB) - Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) telah
mencela keputusan "tidak sah" Presiden Brazil yang baru terpilih Jair
Bolsonaro untuk memindahkan kedutaan besar negerinya di Israel dari Tel
Aviv ke Jerusalem, yang diduduki.
"Pernyataan tersebut adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan semua resolusi terkait PBB," kata OIC di dalam satu pernyataan pada Sabtu (3/11).
Badan pan-Muslim tersebut menyeru Brazil agar mengambil posisi yang mendukung peluang untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan penyelesaian dua-negara, kata kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Pada Jumat (2/11), Liga Arab menyeru Bolsonaro agar membatalkan keputusannya untuk memindahkan Kedutaan Besar Brazil di Israel ke Jerusalem.
"Pernyataan tersebut adalah pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan semua resolusi terkait PBB," kata OIC di dalam satu pernyataan pada Sabtu (3/11).
Badan pan-Muslim tersebut menyeru Brazil agar mengambil posisi yang mendukung peluang untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan penyelesaian dua-negara, kata kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Pada Jumat (2/11), Liga Arab menyeru Bolsonaro agar membatalkan keputusannya untuk memindahkan Kedutaan Besar Brazil di Israel ke Jerusalem.
Bolsonaro pada Kamis mengumumkan keinginannya untuk memindahkan kedutaan besar negerinya dari Tel Aviv ke Jerusalem segera setelah ia secara resmi memangku jabatan presiden.
Presiden AS Donald Trump menyulut kemarahan masyarakat dunia pada Desember lalu, setelah ia mengumumkan rencana untuk memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem dan mengakui kota itu sebagai "ibu kota Israel". Trump melaksanakan ucapannya pada awal tahun ini.
Sejak itu, pemimpin Palestina di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, telah menolak peran penengahan oleh AS dalam proses perdamaian Timur Tengah, yang hampir mati.
Jerusalem tetap menjadi inti konflik Timur Tengah; Palestina berharapa Jerusalem Timur --yang diduduki oleh Israel sejak perang 1967-- akhirnya menjadi Ibu Kota Negara Palestina Merdeka, sedangkan Israel menganggap Jerusalem adalah "ibu kotanya yang utuh".
Credit antaranews.com
Rakyat Iran takutkan dampak sanksi-sanksi AS
Dubai (CB) - Masyarakat Iran merasa takut akan dampak yang
lebih menyakitkan lagi atas biaya hidup setelah sanksi-sanksi baru
Amerika Serikat berlaku pada Senin, mulai dari usaha-usaha membeli
bahan-bahan mentah hingga ketidakmampuan orang-orang sakit dan lanjut
usia untuk membeli obat-obatan.
Amerika Serikat pada Senin akan menerapkan kembali pembatasan pada sektor perbankan dan perminyakan Iran sebagai upaya untuk mengendalikan kegiatan nuklir, peluru kendali, dan regional musuh bebuyutannya itu.
Penguasa Iran telah meremehkan langkah AS tersebut, tapi banyak orang biasa di negara itu tampak merasa khawatir, demikian Reuters melaporkan.
"Semua harga naik tiap hari ... Saya tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelah 13 Aban (4 November). Saya takut. Saya khawatir. Saya merasa putus asa," kata Pejman Sarafnejad, 43 tahun, guru sekolah dasar dan ayah dari tiga anak di Teheran. "Saya bahkan tak dapat membeli beras untuk memberi makan tiga anak saya atau bayar kontrakan."
Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin sukar selama berbulan-bulan belakangan ini. Ekonomi terpukul akibat pemberlakuan kembali gelombang pertama sanksi AS pada Agustus, setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir dengan Teheran dan kekuatan-kekuatan dunia pada Mei.
Semua jenis bisnis luar negeri, mulai dari perusahaan-perusahaan minyak, perdagangan hingga perkapalan, telah menghentikan bisnis mereka dengan Iran karena takut terkena penalti yang AS berlakukan.
"Saya sangat bimbang karena sudah terjadi kekurangan sejumlah barang di pasar dan nilai rial (mata uang Iran) sudah turun banyak," kata seorang pemilik toko kelontong di Teheran. "Apa yang akan terjadi setelah pemberlakukan sanksi-sanksi baru?"
Kepemimpinan Iran mengatakan Teheran tak akan tunduk pada tekanan untuk menghentikan program-program peluru kendali atau mengubah kebijakan regionalnya.
Amerika Serikat pada Senin akan menerapkan kembali pembatasan pada sektor perbankan dan perminyakan Iran sebagai upaya untuk mengendalikan kegiatan nuklir, peluru kendali, dan regional musuh bebuyutannya itu.
Penguasa Iran telah meremehkan langkah AS tersebut, tapi banyak orang biasa di negara itu tampak merasa khawatir, demikian Reuters melaporkan.
"Semua harga naik tiap hari ... Saya tak dapat membayangkan apa yang akan terjadi setelah 13 Aban (4 November). Saya takut. Saya khawatir. Saya merasa putus asa," kata Pejman Sarafnejad, 43 tahun, guru sekolah dasar dan ayah dari tiga anak di Teheran. "Saya bahkan tak dapat membeli beras untuk memberi makan tiga anak saya atau bayar kontrakan."
Perjuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin sukar selama berbulan-bulan belakangan ini. Ekonomi terpukul akibat pemberlakuan kembali gelombang pertama sanksi AS pada Agustus, setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir dengan Teheran dan kekuatan-kekuatan dunia pada Mei.
Semua jenis bisnis luar negeri, mulai dari perusahaan-perusahaan minyak, perdagangan hingga perkapalan, telah menghentikan bisnis mereka dengan Iran karena takut terkena penalti yang AS berlakukan.
"Saya sangat bimbang karena sudah terjadi kekurangan sejumlah barang di pasar dan nilai rial (mata uang Iran) sudah turun banyak," kata seorang pemilik toko kelontong di Teheran. "Apa yang akan terjadi setelah pemberlakukan sanksi-sanksi baru?"
Kepemimpinan Iran mengatakan Teheran tak akan tunduk pada tekanan untuk menghentikan program-program peluru kendali atau mengubah kebijakan regionalnya.
Credit antaranews.com
Khamenei Sebut Trump Menjatuhkan Wibawa AS
Di tengah polemik soal pemberlakuan sanksi
kembali, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menyebut Presiden AS
Donald Trump menjatuhkan wibawa AS. (Reuters/leader.ir)
"Presiden baru AS ini...telah menjatuhkan sisa wibawa Amerika dan demokrasi liberalnya. Kekuatan besar Amerika, yakni kekuatan ekonomi dan militer mereka, juga menurun," ujar Khamenei di akun Twitter-nya yang berbahasa Persia, mengutip pidatonya di Teheran.
Khamenei menentang sanksi yang diperbarui AS--termasuk embargo minyak--yang berlaku pada Senin.
"Tantangan antara AS dan Iran telah berlangsung selama 40 tahun dan AS telah melakukan berbagai upaya melawan kami: perang militer, ekonomi dan media," kata dia.
"Ada fakta kunci di sini: dalam tantangan 40 tahun ini, yang kalah adalah AS dan yang menang adalah Republik Islam."
Pada Mei, Trump mengumumkan ia menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2015 dan memberlakukan kembali sanksi. Tindakan ini memicu kemarahan banyak negara dunia yang mengatakan Iran telah memenuhi komitmen untuk membatasi program nuklir mereka.
Washington mengatakan ingin kesepakatan baru dengan Iran, yakni dengan membatasi intervensi regional dan program rudal Iran--tuntutan yang ditolak mentah-mentah oleh Teheran.
Credit cnnindonesia.com
Rusia Nyatakan Seluruh Sanksi AS terhadap Iran Ilegal
MOSKOW
- Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan Moskow akan mendukung
Iran untuk melawan sanksi Amerika Serikat (AS) yang mengganggu
penjualan minyak Teheran. Moskow menyatakan sanksi sepihak Washington
sebagai langkah ilegal.
Washington pada hari Jumat memutuskan untuk memulihkan seluru sanksi terhadap Iran yang sebelumnya dicabut di bawah kesepakatan nuklir internasional yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015.
Seluruh sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku hari Senin (5/11/2018) besok.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Financial Times (FT), Novak mengatakan bahwa Rusia ingin melanjutkan perdagangan minyak mentah Iran.
"Kami percaya, kami harus mencari mekanisme yang akan memungkinkan kami untuk terus mengembangkan kerja sama dengan mitra kami, dengan Iran," kata Novak kepada FT.
Di bawah kesepakatan tahun 2014, Moskow menjual minyak Iran ke pihak ketiga, sedangkan Teheran menggunakan pendapatan dari penjualan tersebut untuk membayar barang dan jasa Rusia.
Kementerian Energi Rusia mengatakan kepada FT bahwa perdagangan akan berlanjut pekan depan. Novak mengatakan bahwa Moskow menganggap sanksi AS sebagai keputusan ilegal.
"Kami sudah hidup dalam kondisi sanksi," katanya. "Kami tidak mengakui sanksi yang diperkenalkan secara sepihak tanpa PBB, kami menganggap metode itu ilegal," ujarnya.
Pemulihan seluruh sanksi AS terhadap Iran ini diambil pemerintah Presiden Donald Trump setelah Washington keluar dari JCPOA.
Washington pada hari Jumat memutuskan untuk memulihkan seluru sanksi terhadap Iran yang sebelumnya dicabut di bawah kesepakatan nuklir internasional yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015.
Seluruh sanksi AS terhadap Iran mulai berlaku hari Senin (5/11/2018) besok.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Financial Times (FT), Novak mengatakan bahwa Rusia ingin melanjutkan perdagangan minyak mentah Iran.
"Kami percaya, kami harus mencari mekanisme yang akan memungkinkan kami untuk terus mengembangkan kerja sama dengan mitra kami, dengan Iran," kata Novak kepada FT.
Di bawah kesepakatan tahun 2014, Moskow menjual minyak Iran ke pihak ketiga, sedangkan Teheran menggunakan pendapatan dari penjualan tersebut untuk membayar barang dan jasa Rusia.
Kementerian Energi Rusia mengatakan kepada FT bahwa perdagangan akan berlanjut pekan depan. Novak mengatakan bahwa Moskow menganggap sanksi AS sebagai keputusan ilegal.
"Kami sudah hidup dalam kondisi sanksi," katanya. "Kami tidak mengakui sanksi yang diperkenalkan secara sepihak tanpa PBB, kami menganggap metode itu ilegal," ujarnya.
Pemulihan seluruh sanksi AS terhadap Iran ini diambil pemerintah Presiden Donald Trump setelah Washington keluar dari JCPOA.
Kesepakatan
JCPOA 2015 itu disepakati oleh Iran dengan enam kekuatan dunia (AS,
Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Saat itu AS dipimpin
Presiden Barack Obama. Dalam perjanjian JCPOA 2015, Iran bersedia
mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi
internasional.
Namun, sejak Trump menggantikan Obama kebijakan AS berubah drastis. Trump nekat menarik AS keluar dari JCPOA 2015 dan akan memberlakukan seluruh sanksi terhadap Iran yang telah dicabut.
Namun, sejak Trump menggantikan Obama kebijakan AS berubah drastis. Trump nekat menarik AS keluar dari JCPOA 2015 dan akan memberlakukan seluruh sanksi terhadap Iran yang telah dicabut.
Credit sindonews.com
Uni Eropa Kecam Sanksi AS Atas Iran
BRUSSELS
- Uni Eropa (UE), Prancis, Jerman dan Inggris dalam sebuah pernyataan
bersama mengatakan mereka menyesalkan keputusan pemerintah Trump untuk
keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menerapkan kembali sanksi
terhadap Iran. Mereka kemudian menekankan bahwa mereka berkomitmen untuk
melindungi perusahaan Eropa melakukan bisnis yang sah dengan Teheran.
Perwakilan Tinggi UE Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Heiko Maas dari Jerman dan Jeremy Hunt dari Inggris, serta Menteri Keuangan Bruno Le Maire, Olaf Scholz dan Philip Hammond mengutuk langkah pemerintahan Trump untuk menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Sanksi tersebut telah dibuat Turmp sesaat setelah mundur dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada bulan Mei dan menuntut Teheran mengubah kebijakannya di Timur Tengah.
Sebelumnya pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa delapan negara akan diizinkan untuk mempertahankan impor minyak mentah dari Iran, termasuk Turki, Italia, India, Jepang dan Korea Selatan.
Baca: Sanksi Iran, AS Berikan Delapan Negara Keringanan
UE, Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka menyesali keputusan Trump tentang Kesepakatan Nuklir Iran.
"Kami sangat menyesalkan pengenaan sanksi lebih lanjut oleh Amerika Serikat, karena penarikan diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPoA)," bunyi pernyataan itu.
"JCPoA adalah elemen kunci dari arsitektur non-proliferasi nuklir global dan diplomasi multilateral, didukung dengan suara bulat oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 2231. Sangat penting bagi keamanan Eropa, kawasan, dan seluruh dunia," sambung pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (3/11/2018).
Perwakilan Tinggi UE Federica Mogherini dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Heiko Maas dari Jerman dan Jeremy Hunt dari Inggris, serta Menteri Keuangan Bruno Le Maire, Olaf Scholz dan Philip Hammond mengutuk langkah pemerintahan Trump untuk menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Sanksi tersebut telah dibuat Turmp sesaat setelah mundur dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada bulan Mei dan menuntut Teheran mengubah kebijakannya di Timur Tengah.
Sebelumnya pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa delapan negara akan diizinkan untuk mempertahankan impor minyak mentah dari Iran, termasuk Turki, Italia, India, Jepang dan Korea Selatan.
Baca: Sanksi Iran, AS Berikan Delapan Negara Keringanan
UE, Prancis, Jerman dan Inggris mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa mereka menyesali keputusan Trump tentang Kesepakatan Nuklir Iran.
"Kami sangat menyesalkan pengenaan sanksi lebih lanjut oleh Amerika Serikat, karena penarikan diri dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPoA)," bunyi pernyataan itu.
"JCPoA adalah elemen kunci dari arsitektur non-proliferasi nuklir global dan diplomasi multilateral, didukung dengan suara bulat oleh Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 2231. Sangat penting bagi keamanan Eropa, kawasan, dan seluruh dunia," sambung pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (3/11/2018).
Para
menteri juga mengatakan bahwa pihak-pihak dalam kesepakatan berkomitmen
untuk bekerja pada, antara lain, pelestarian dan pemeliharaan saluran
keuangan yang efektif dengan Iran, dan kelanjutan ekspor minyak dan gas
Iran.
JCPoA, umumnya dikenal sebagai Kesepakatan Nuklir Iran, telah ditandatangani setelah bertahun-tahun kerja diplomatik pada tahun 2015 di Wina oleh Iran dan apa yang disebut kelompok P5 + 1. Kelompok itu termasuk China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat plus Jerman dan menetapkan bnatuan sanksi bertahap atas Iran dengan konsekuensi Teheran mempertahankan sifat dari program nuklirnya.
JCPoA, umumnya dikenal sebagai Kesepakatan Nuklir Iran, telah ditandatangani setelah bertahun-tahun kerja diplomatik pada tahun 2015 di Wina oleh Iran dan apa yang disebut kelompok P5 + 1. Kelompok itu termasuk China, Prancis, Rusia, Inggris, Amerika Serikat plus Jerman dan menetapkan bnatuan sanksi bertahap atas Iran dengan konsekuensi Teheran mempertahankan sifat dari program nuklirnya.
Credit sindonews.com
Sanksi Iran, AS Berikan Delapan Negara Keringanan
WASHINGTON
- Pemerintan Amerika Serikat (AS) setuju untuk membiarkan delapan
negara tetap membeli minyak Iran setelah menerapkan kembali sanksi
terhadap Teheran mulai pekan depan. Delapan negara itu termasuk sekutu
dekat AS yaitu Korea Selatan (Korsel) dan Jepang serta India, seperti
dilaporkan oleh Bloomberg.
Pelanggan minyak terbesar Iran - semua di Asia - telah meminta keringanan sanksi untuk memungkinkan mereka terus membeli sebagian dari minyaknya.
Bloomberg melaporkan bahwa sekutu dekat AS, Korsel dan Jepang telah menerima keringanan bersama dengan India, yang sangat bergantung pada pasokan dari Iran.
"Daftar semua negara yang mendapatkan keringanan sanksi diharapkan akan dirilis secara resmi pada hari Senin," kata Bloomberg yang disitir Reuters, Jumat (2/11/2018).
Seorang pejabat China mengatakan kepada Reuters bahwa diskusi dengan pemerintah AS sedang berlangsung dan bahwa hasilnya diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Kami pikir Trump akan menyetujui China mengimpor beberapa volume, mirip dengan perlakuan yang diterima India dan Korea Selatan," kata Clayton Allen dari Height Securities.
Kementerian luar negeri Korsel menolak berkomentar, dan pejabat Jepang tidak segera bersedia untuk dimintai komentar.
Negara lain yang telah mengusahakan keringanan sanksi adalah Turki, yang mengambil volume signifikan melalui pipa dari negara tetangga Iran.
Kementerian Energi Turki mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mendengar desas-desus tentang keringanan sanksi tetapi menambahkan bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan tertulis tentang pengecualian apapun untuk membeli minyak Iran setelah AS menerapkan kembali sanksi atas Tehran pada 5 November.
Pelanggan minyak terbesar Iran - semua di Asia - telah meminta keringanan sanksi untuk memungkinkan mereka terus membeli sebagian dari minyaknya.
Bloomberg melaporkan bahwa sekutu dekat AS, Korsel dan Jepang telah menerima keringanan bersama dengan India, yang sangat bergantung pada pasokan dari Iran.
"Daftar semua negara yang mendapatkan keringanan sanksi diharapkan akan dirilis secara resmi pada hari Senin," kata Bloomberg yang disitir Reuters, Jumat (2/11/2018).
Seorang pejabat China mengatakan kepada Reuters bahwa diskusi dengan pemerintah AS sedang berlangsung dan bahwa hasilnya diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Kami pikir Trump akan menyetujui China mengimpor beberapa volume, mirip dengan perlakuan yang diterima India dan Korea Selatan," kata Clayton Allen dari Height Securities.
Kementerian luar negeri Korsel menolak berkomentar, dan pejabat Jepang tidak segera bersedia untuk dimintai komentar.
Negara lain yang telah mengusahakan keringanan sanksi adalah Turki, yang mengambil volume signifikan melalui pipa dari negara tetangga Iran.
Kementerian Energi Turki mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah mendengar desas-desus tentang keringanan sanksi tetapi menambahkan bahwa pihaknya belum menerima pemberitahuan tertulis tentang pengecualian apapun untuk membeli minyak Iran setelah AS menerapkan kembali sanksi atas Tehran pada 5 November.
Credit sindonews.com
Jumat, 02 November 2018
China Perluas Kamp-kamp Tahanan untuk Muslim Xinjiang
BEIJING
- Sebuah laporan menyatakan China dengan cepat memperluas ukuran dan
cakupan kamp tahanan di wilayah barat negara itu. Ratusan ribu Muslim
ditahan di tempat yang digambarkan sebagai pusat indoktrinasi itu.
Citra satelit di atas wilayah Xinjiang menunjukkan tidak hanya 28 kamp penahanan terpisah, tetapi juga perluasan pusat-pusat penahanan tersebut. Kamp tahanan itu merupakan bagian dari program pemerintah China yang cukup besar untuk lebih mengontrol populasi Muslim yang cukup besar di daerah itu.
Rincian citra satelit, yang dirilis minggu ini, menunjukkan total area kamp tumbuh lebih dari 400 persen sejak tahun 2016. Sebagian besar ekspansi terjadi tahun ini. Demikian menurut penelitian oleh Australian Strategic Policy Institute, yang melakukan penelitian untuk militer Australia.
ABC News melakukan investigasi ke kamp dan menggunakan penelitian institut tersebut.
Perluasan kamp-kamp itu bertepatan dengan meningkatnya kritik terhadap pusat-pusat indoktrinasi oleh mantan tahanan dan keluarga mereka. Laporan media internasional juga telah meningkatkan cakupan masalah ini.
Direktur Human Rights Watch China Sophie Richardson menyebut gambar-gambar itu dan melaporkan tambahan yang signifikan pada bukti-bukti yang berkembang tentang kampanye penindasan terhadap Muslim.
"Itu menyumbangkan fakta-fakta baru yang kritis yang menunjukkan bahwa pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang besar di zona Xinjiang," kata Richardson seperti dikutip dari Fox News, Jumat (2/11/2018).
"Ini adalah hubungan penting antara menunjukkan infrastruktur fisik dan menghubungkannya dengan pelanggaran yang terjadi di dalam fasilitas ini," imbuhnya.
"Pemerintah China mempertimbangkan agama, bahasa, budaya, pendidikan, dan praktik tradisional yang berbeda dari komunitas ini untuk menjadi ancaman politik,” tukasnya.
Citra satelit menunjukkan fasilitas seperti penjara, lengkap dengan pagar dan menara pengawas yang tinggi.
"Hukuman di alam dan lebih mirip dengan kamp penjara daripada apa yang disebut otoritas Cina 'transformasi melalui pusat pendidikan," laporan itu menggambarkan kamp penjara tersebut.
Diperkirakan 14 juta warga China, sebagian besar dari mereka anggota kelompok etnis Muslim, tinggal di Xinjiang. Ketegangan telah berkobar antara pemerintah China dan etnis Uighur, salah satu kelompok minoritas China yang paling menonjol, yang berusaha menuntut otonomi yang lebih besar.
Citra satelit di atas wilayah Xinjiang menunjukkan tidak hanya 28 kamp penahanan terpisah, tetapi juga perluasan pusat-pusat penahanan tersebut. Kamp tahanan itu merupakan bagian dari program pemerintah China yang cukup besar untuk lebih mengontrol populasi Muslim yang cukup besar di daerah itu.
Rincian citra satelit, yang dirilis minggu ini, menunjukkan total area kamp tumbuh lebih dari 400 persen sejak tahun 2016. Sebagian besar ekspansi terjadi tahun ini. Demikian menurut penelitian oleh Australian Strategic Policy Institute, yang melakukan penelitian untuk militer Australia.
ABC News melakukan investigasi ke kamp dan menggunakan penelitian institut tersebut.
Perluasan kamp-kamp itu bertepatan dengan meningkatnya kritik terhadap pusat-pusat indoktrinasi oleh mantan tahanan dan keluarga mereka. Laporan media internasional juga telah meningkatkan cakupan masalah ini.
Direktur Human Rights Watch China Sophie Richardson menyebut gambar-gambar itu dan melaporkan tambahan yang signifikan pada bukti-bukti yang berkembang tentang kampanye penindasan terhadap Muslim.
"Itu menyumbangkan fakta-fakta baru yang kritis yang menunjukkan bahwa pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang besar di zona Xinjiang," kata Richardson seperti dikutip dari Fox News, Jumat (2/11/2018).
"Ini adalah hubungan penting antara menunjukkan infrastruktur fisik dan menghubungkannya dengan pelanggaran yang terjadi di dalam fasilitas ini," imbuhnya.
"Pemerintah China mempertimbangkan agama, bahasa, budaya, pendidikan, dan praktik tradisional yang berbeda dari komunitas ini untuk menjadi ancaman politik,” tukasnya.
Citra satelit menunjukkan fasilitas seperti penjara, lengkap dengan pagar dan menara pengawas yang tinggi.
"Hukuman di alam dan lebih mirip dengan kamp penjara daripada apa yang disebut otoritas Cina 'transformasi melalui pusat pendidikan," laporan itu menggambarkan kamp penjara tersebut.
Diperkirakan 14 juta warga China, sebagian besar dari mereka anggota kelompok etnis Muslim, tinggal di Xinjiang. Ketegangan telah berkobar antara pemerintah China dan etnis Uighur, salah satu kelompok minoritas China yang paling menonjol, yang berusaha menuntut otonomi yang lebih besar.
Pemerintah
China tidak akan mengatakan berapa banyak orang yang ditahan di
kamp-kamp itu. Sejumlah laporan menyebutkan jumlahnya ratusan ribu,
sementara beberapa orang percaya mungkin ada sebanyak satu juta orang
ditahan di kamp tersebut.
Beberapa kerabat dari mereka yang ditahan, yang dapat berbicara bebas di luar China, mengatakan bahwa para tahanan telah meninggal di kamp-kamp itu, atau tidak lama setelah mereka dibebaskan.
Para pejabat China membantah laporan jika sistem penahanan massal itu ditujukan untuk penindasan. Mereka mengatakan bahwa kamp itu adalah sekolah kejuruan yang akan memerangi kekerasan di daerah itu. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menolak mengomentari laporan tentang perluasan kamp-kamp.
Beberapa kerabat dari mereka yang ditahan, yang dapat berbicara bebas di luar China, mengatakan bahwa para tahanan telah meninggal di kamp-kamp itu, atau tidak lama setelah mereka dibebaskan.
Para pejabat China membantah laporan jika sistem penahanan massal itu ditujukan untuk penindasan. Mereka mengatakan bahwa kamp itu adalah sekolah kejuruan yang akan memerangi kekerasan di daerah itu. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menolak mengomentari laporan tentang perluasan kamp-kamp.
Gambar-gambar itu datang ketika panel Perserikatan Bangsa-Bangsa dijadwalkan membahas catatan hak asasi manusia China di Jenewa minggu depan. Topik soal keberadaan kamp-kamp tahanan telah banyak dibicarakan di kalangan internasional, bahkan sebelum laporan dari citra satelit ini muncul.
Diplomat Inggris telah pergi ke daerah Xinjiang pada bulan Agustus lalu dan menyebut laporan tentang kamp-kamp itu "sangat akurat," menurut laporan Wall Street Journal.
"Negara China telah mengubah fakta di lapangan di Xinjiang secara dramatis sehingga hanya memberikan sedikit waktu bagi negara lain untuk bereaksi secara berarti," kata laporan lembaga tersebut.
Para peneliti menganalisis citra satelit, dokumen tender konstruksi dan informasi dari pejabat, aktivis dan lainnya, kata Journal.
Credit sindonews.com
Inggris Benarkan China Bikin Kamp Konsentrasi Uighur
Ilustrasi kaum minoritas Uighur saat melewati pos pemeriksaan di Xinjiang. (REUTERS/Thomas Peter)
Pernyataan itu diutarakan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt di depan parlemen Inggris pada Rabu (31/10) kemarin, berdasarkan laporan sejumlah diplomatnya yang telah mengunjungi Xinjiang pada Agustus lalu.
Dikutip The Guardian, Kamis (1/10), pernyataan Hunt semakin menyudutkan China yang akan mengklaim prestasi penegakkan hak asasi manusia pemerintahnya, di depan Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 6 November mendatang.
Inggris bersama Amerika Serikat, Belanda, Swedia, Austria, Norwegia, Jerman, dan Belgium meminta penjelasan China terkait situasi sebenarnya di Xinjiang dalam sidang peninjauan berkala (UPR) itu.
Hunt mengatakan telah membicarakan soal situasi di Xinjiang, dengan Menlu China Wang Yi pada Juli lalu saat berkunjung ke Beijing.
"Kami terus menaruh perhatian dan kekhawatiran yang serius terkait yang terjadi di Xinjiang," ucap Hunt.
Sejumlah analis menganggap pernyataan Hunt tersebut memberi pesan ke China bawah Inggris sangat serius memantau situasi di Xinjiang.
"Seorang anggota senior kabinet pemerintahan Inggris mengangkat isu tersebut di depan parlemen, menandakan bahwa negara itu benar-benar serius memantau apa yang sedang terjadi di Xinjiang. Dan China nampaknya akan mendengar banyak (tuntutan) pada sidang UPR di Jenewa nanti," kata Frances Eve, peneliti dari Chinese Human Rights Defenders.
Penegakkan HAM di China kembali disorot setelah laporan Human Right Watch pada September lalu menyimpulkan negara komunis itu melanggar hak kaum minoritas muslim di Xinjiang, terutama kaum Uighur.
Selain membatasi hak beribadah masyarakat Xinjiang yang didominasi umat Islam, China disebut menahan setidaknya satu juta warga Uighur tanpa alasan jelas.
Di bulan yang sama, Amnesty Internasional mengatakan Beijing telah meluncurkan kampanye mengintensifkan pengintaian yang mengganggu, indoktrinasi politik, dan asimilasi budaya secara paksa, berdasarkan kesaksian orang-orang yang ditahan di berbagai kamp tersebut.
Pemerintah China memang mengontrol ketat pergerakan warga di Xinjiang, terutama suku Uighur. Mereka selama ini menerapkan sejumlah kebijakan yang membatasi hak-hak warga Xinjiang untuk bebas beribadah.
Pemerintah China telah melarang warga Xinjiang memakai jilbab, memelihara janggut, berpuasa saat Ramadhan hingga beribadah secara berjemaah.
China berdalih hal itu dilakukan untuk menjauhkan negara dari ekstremisme agama.
Credit cnnindonesia.com
Australia-Papua Nugini Berbagi Pangkalan Angkatan Laut
CANBERRA
- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan bahwa ia telah
menandatangani perjanjian dengan Perdana Menteri Papua Nugini Peter
O'Neill. Keduanya sepakat bekerja sama untuk bersama-sama membangun
kembali pangkalan angkatan laut di Lombrum, Pulau Manus. Australia akan
membiayai sebagian besar biaya proyek ini.
"Inisiatif ini akan lebih meningkatkan interoperabilitas antara pasukan pertahanan kami, dan memperdalam kerja sama keamanan maritim kami, termasuk melalui peningkatan kunjungan kapal Australia dari waktu ke waktu," kata Morrison seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (2/11/2018).
Morrison juga menambahkan bahwa bekerja sama untuk meningkatkan pangkalan Lombrum akan memberikan kemitraan yang kuat dengan pemerintah nasional Papua Nugini dan lebih banyak peluang ekonomi bagi penduduk Pulau Manus.
Untuk diketahui, selama pecahnya Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) membangun banyak pangkalan angkatan laut di pasifik. Pangkalan-pangkan ini kemudian digunakan oleh Australia untuk memasok kapal angkatan lautnya pada medio tahun 1950-an dan 1960-an.
The Sydney Morning Herald menyebut bahwa langkah Australia menjadi mitra keamanan Papua Nugini dimaksudkan untuk melawan pertumbuhan pengaruh strategis China di kawasan tersebut.
China telah membantu pemerintah Papua Nugini mengembangkan infrastruktur, dan pemerintah Australia dilaporkan khawatir bahwa Beijing mungkin membiayai pelabuhan baru di Pulau Manus. Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan untuk melakukan kunjungan kenegaraan penuh ke Papua Nugini dua hari sebelum pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang akan datang di Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby. KTT APEC selama seminggu akan dimulai pada 12 November.
Kepala Angkatan Laut Australia, Laksamana Muda Mike Noonan, mengatakan pembangunan kembali pangkalan Lombrum “sangat penting” untuk meningkatkan kemitraan dengan Papua Nugini. Ia menambahkan bahwa sekarang kapal Australia akan dapat mengunjungi pangkalan untuk resupplying.
“Kami beroperasi di dan sekitar wilayah itu secara rutin. Kami punya sejumlah kapal patroli yang beroperasi di sana melalui ujung utara Australia saat ini,” katanya.
"Inisiatif ini akan lebih meningkatkan interoperabilitas antara pasukan pertahanan kami, dan memperdalam kerja sama keamanan maritim kami, termasuk melalui peningkatan kunjungan kapal Australia dari waktu ke waktu," kata Morrison seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (2/11/2018).
Morrison juga menambahkan bahwa bekerja sama untuk meningkatkan pangkalan Lombrum akan memberikan kemitraan yang kuat dengan pemerintah nasional Papua Nugini dan lebih banyak peluang ekonomi bagi penduduk Pulau Manus.
Untuk diketahui, selama pecahnya Perang Dunia II, Amerika Serikat (AS) membangun banyak pangkalan angkatan laut di pasifik. Pangkalan-pangkan ini kemudian digunakan oleh Australia untuk memasok kapal angkatan lautnya pada medio tahun 1950-an dan 1960-an.
The Sydney Morning Herald menyebut bahwa langkah Australia menjadi mitra keamanan Papua Nugini dimaksudkan untuk melawan pertumbuhan pengaruh strategis China di kawasan tersebut.
China telah membantu pemerintah Papua Nugini mengembangkan infrastruktur, dan pemerintah Australia dilaporkan khawatir bahwa Beijing mungkin membiayai pelabuhan baru di Pulau Manus. Presiden China, Xi Jinping, dijadwalkan untuk melakukan kunjungan kenegaraan penuh ke Papua Nugini dua hari sebelum pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang akan datang di Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby. KTT APEC selama seminggu akan dimulai pada 12 November.
Kepala Angkatan Laut Australia, Laksamana Muda Mike Noonan, mengatakan pembangunan kembali pangkalan Lombrum “sangat penting” untuk meningkatkan kemitraan dengan Papua Nugini. Ia menambahkan bahwa sekarang kapal Australia akan dapat mengunjungi pangkalan untuk resupplying.
“Kami beroperasi di dan sekitar wilayah itu secara rutin. Kami punya sejumlah kapal patroli yang beroperasi di sana melalui ujung utara Australia saat ini,” katanya.
"Pangkalan
itu akan membantu kapal Australia ketika ada persyaratan logistik bagi
kami untuk muncul di sana dan mungkin menghabiskan beberapa hari di
wilayah tersebut dengan melibatkan penduduk setempat,” tuturnya.
Fairfax Media melaporkan bahwa pangkalan itu akan menjadi tempat lebih banyak kapal patroli Australia dan Papua Nugini, yang dapat digunakan dalam latihan dan operasi gabungan. Namun, belum diketahui apakah kapal yang lebih besar, seperti frigat Australia, juga akan dapat berlabuh di pangkalan tersebut. Jika demikian, pangkalan Lombrum akan memungkinkan mereka untuk mengakses Samudra Pasifik dengan lebih mudah.
Fairfax Media melaporkan bahwa pangkalan itu akan menjadi tempat lebih banyak kapal patroli Australia dan Papua Nugini, yang dapat digunakan dalam latihan dan operasi gabungan. Namun, belum diketahui apakah kapal yang lebih besar, seperti frigat Australia, juga akan dapat berlabuh di pangkalan tersebut. Jika demikian, pangkalan Lombrum akan memungkinkan mereka untuk mengakses Samudra Pasifik dengan lebih mudah.
Credit sindonews.com
Laporan AS Sebut Kekuasaan Taliban di Afghanistan Makin Kuat
Pasukan Taliban di Afghanistan. (REUTERS/Parwiz)
Fakta itu diketahui dalam laporan Inspektorat Jenderal Khusus untuk Pembangunan Afghanistan (SIGAR) kepada Kongres AS. Mereka menyatakan saat ini pemerintah Afghanistan hanya mengendalikan 55,5 persen wilayah. Sedangkan untuk daerah lainnya mereka hanya berhasil menancapkan pengaruh, tetapi dikontrol oleh Taliban.
"Taliban sekarang mengendalikan wilayah yang lebih luas di Afghanistan dibandingkan sejak 20o1 lalu," tulis SIGAR dalam laporannya, sebagaimana dikutip CNN, Jumat (2/11).
Sebagai perbandingan data, SIGAR menyatakan pada 2015 lalu pemerintah Afghanistan bisa mengendalikan 72 persen wilayah. Sedangkan yang dikendalikan Taliban sekitar 7 persen.
Mereka menyatakan hal ini juga memperlihatkan kekuatan angkatan bersenjata Afghanistan justru semakin lemah. Data itu juga menjadi alasan guna mempertanyakan apakah Presiden AS Donald Trump masih punya alasan menghamburkan uang dan manusia untuk bertempur di Afghanistan.
Meski demikian, Trump masih berkeras dengan pendiriannya yang menyatakan mereka pasti bisa memecahkan persoalan di Afghanistan.
"Masalah ini akan terpecahkan dengan satu solusi atau jalan lain. Saya adalah pemberi solusi. Dan di akhir kita pasti menang," kata Trump pada Agustus tahun lalu.
Padahal AS seharusnya belajar kalau perang mereka di Afghanistan seakan sia-sia. Data ini juga menimbulkan pertanyaan soal performa Panglima Komando AS di Afghanistan, Jenderal Scott Miller. Sebab pada awal November saja pejabat kepolisian dan kepala intelijen Afghanistan tewas ditembak di oleh orang yang diduga Taliban saat rapat. Bahkan salah satu perwira Miller juga terluka dalam serangan itu.
Angkatan Bersenjata Afghanistan (ANDSF) saat ini juga masih kekurangan 40 ribu personel, dari target 352 ribu prajurit. Proses rekrutmen tidak berjalan lantaran jumlahnya tidak sebanding dengan personel yang gugur saat bertempur dengan Taliban. Bahkan banyak warga Afghanistan enggan menjadi tentara karena takut berhadapan dengan Taliban.
Kementerian Hukum AS juga menyatakan kalau praktik korupsi di tubuh pemerintah Afghanistan merebak luas. Hampir seluruh lini pemerintah mulai dari ekskutif, legislatif, dan yudikatif melakukan rasuah.
Credit cnnindonesia.com
Turki-AS Mulai Patroli Bersama di Suriah
MANBIJ
- Pasukan Turki dan Amerika Serikat (AS) memulai patroli gabungan di
Suriah utara pada Kamis kemarin. Patroli gabungan ini bertujuan untuk
mencegah bentrok antara Turki dan sekutu Kurdi Washington. Namun Turki
terus menekan dengan serangan baru di dekatnya untuk menghancurkan suku
Kurdi.
Menteri pertahanan Turki dan koalisi militer pimpinan AS di Suriah mengkonfirmasi dimulainya patroli di Manbij, sekitar 30 km dari perbatasan Turki itu. Sebelumnya, pasukan AS dan Turki telah mengadakan patroli terkoordinasi tetapi terpisah di sana.
Seorang wartawan Reuters melihat konvoi enam kendaraan militer, beberapa mengibarkan bendera AS dan lainnya mengibarkan bendera Turki, bergerak sekitar 20 km dari kota Manbij seperti dikutip dari kantor berita berbasis Inggris itu, Jumat (2/11/2018).
Patroli berlangsung di sepanjang garis pemisah antara wilayah yang dikuasai oleh Dewan Militer Manbij bersekutu dengan SDF dan daerah yang dikuasai Turki di Suriah utara.
Namun, kerja sama Turki-AS di Manbij tampaknya tidak berhasil mencegah serangan Turki pertama yang melintasi sungai Eufrat.
Turki telah menembak melintasi perbatasan selama lima hari sebagai persiapan untuk apa yang Presiden Tayyip Erdogan katakan akan menjadi serangan segera untuk menghancurkan pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan Turki.
Kelompok pengamat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan juru bicara SDF Kino Gabriel mengatakan pasukan Turki menembaki sebuah daerah dekat kota Suriah Tel Abyad di perbatasan Turki. Mereka mengatakan seorang gadis meninggal akibat serangan itu.
Pada hari Rabu, SDF mengatakan serangan Turki telah memaksanya untuk menangguhkan kampanye yang didukung AS terhadap ISIS di dekat perbatasan Irak.
Pada hari Kamis, juru bicara koalisi pimpinan Kolonel Sean Ryan mengatakan kepada Reuters di email komentar bahwa penangguhan itu masih berlaku sementara pembicaraan berlanjut.
Komando Sentral AS, yang bertanggung jawab atas pasukan militer Amerika di wilayah tersebut, mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk mengurangi situasi saat ini dan memastikan tekanan maksimum terus berlanjut terhadap ISIS.
Dalam konflik multi kelompok, para pejuang ISIS telah terusir dari hampir semua "kekhalifahan" yang mereka kuasai di Suriah dan Irak oleh sejumlah musuh termasuk koalisi pimpinan AS, pemerintah Irak, Pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan paramiliter Syiah yang didukung Iran.
Namun, minggu lalu pejuang ISIS meluncurkan salah satu serangan paling mematikan tahun ini terhadap SDF. SDF mengatakan kehilangan 14 pejuang; Observatorium mengatakan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
Menteri pertahanan Turki dan koalisi militer pimpinan AS di Suriah mengkonfirmasi dimulainya patroli di Manbij, sekitar 30 km dari perbatasan Turki itu. Sebelumnya, pasukan AS dan Turki telah mengadakan patroli terkoordinasi tetapi terpisah di sana.
Seorang wartawan Reuters melihat konvoi enam kendaraan militer, beberapa mengibarkan bendera AS dan lainnya mengibarkan bendera Turki, bergerak sekitar 20 km dari kota Manbij seperti dikutip dari kantor berita berbasis Inggris itu, Jumat (2/11/2018).
Patroli berlangsung di sepanjang garis pemisah antara wilayah yang dikuasai oleh Dewan Militer Manbij bersekutu dengan SDF dan daerah yang dikuasai Turki di Suriah utara.
Namun, kerja sama Turki-AS di Manbij tampaknya tidak berhasil mencegah serangan Turki pertama yang melintasi sungai Eufrat.
Turki telah menembak melintasi perbatasan selama lima hari sebagai persiapan untuk apa yang Presiden Tayyip Erdogan katakan akan menjadi serangan segera untuk menghancurkan pasukan Kurdi di sepanjang perbatasan Turki.
Kelompok pengamat Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia dan juru bicara SDF Kino Gabriel mengatakan pasukan Turki menembaki sebuah daerah dekat kota Suriah Tel Abyad di perbatasan Turki. Mereka mengatakan seorang gadis meninggal akibat serangan itu.
Pada hari Rabu, SDF mengatakan serangan Turki telah memaksanya untuk menangguhkan kampanye yang didukung AS terhadap ISIS di dekat perbatasan Irak.
Pada hari Kamis, juru bicara koalisi pimpinan Kolonel Sean Ryan mengatakan kepada Reuters di email komentar bahwa penangguhan itu masih berlaku sementara pembicaraan berlanjut.
Komando Sentral AS, yang bertanggung jawab atas pasukan militer Amerika di wilayah tersebut, mengeluarkan pernyataan pada Kamis malam mendesak semua pihak untuk menahan diri untuk mengurangi situasi saat ini dan memastikan tekanan maksimum terus berlanjut terhadap ISIS.
Dalam konflik multi kelompok, para pejuang ISIS telah terusir dari hampir semua "kekhalifahan" yang mereka kuasai di Suriah dan Irak oleh sejumlah musuh termasuk koalisi pimpinan AS, pemerintah Irak, Pemerintah Suriah yang didukung Rusia dan paramiliter Syiah yang didukung Iran.
Namun, minggu lalu pejuang ISIS meluncurkan salah satu serangan paling mematikan tahun ini terhadap SDF. SDF mengatakan kehilangan 14 pejuang; Observatorium mengatakan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.
Selama
dua tahun terakhir, pasukan Turki telah menyapu Suriah untuk mendorong
para pejuang YPG keluar dari wilayah barat sungai Eufrat dalam dua
kampanye militer terpisah.
Serangan-serangan di masa lalu terhenti di tepian sungai, sebagian untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.
Hubungan AS dengan Turki, salah satu sekutu terdekatnya di Timur Tengah selama beberapa dekade, telah tegang hampir mencapai titik puncaknya dalam beberapa bulan terakhir oleh perbedaan atas Suriah dan berbagai masalah lainnya.
Presiden AS Donald Trump berbicara pada hari Kamis dengan Erdogan. Kantor pemimpin Turki mengatakan mereka menekankan tekad mereka untuk memperkuat hubungan.
Serangan-serangan di masa lalu terhenti di tepian sungai, sebagian untuk menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.
Hubungan AS dengan Turki, salah satu sekutu terdekatnya di Timur Tengah selama beberapa dekade, telah tegang hampir mencapai titik puncaknya dalam beberapa bulan terakhir oleh perbedaan atas Suriah dan berbagai masalah lainnya.
Presiden AS Donald Trump berbicara pada hari Kamis dengan Erdogan. Kantor pemimpin Turki mengatakan mereka menekankan tekad mereka untuk memperkuat hubungan.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)