Jakarta, CB -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keras serangan udara yang dilakukan koalisi Arab Saudidi Saada Utara, Yaman, pada Kamis (9/8) sore.
Serangan
itu dilaporkan menewaskan dan melukai puluhan orang, termasuk 29 anak
yang berada di dalam bus dan tengah melewati daerah itu saat serangan
terjadi.
Melalui juru bicaranya, Farhan Haq, Sekretaris Jenderal
PBB Antonio Guterres mendesak segera dilakukan investigasi independen
terhadap serangan tersebut.
"Dan Sekretaris Jenderal juga menekankan bahwa seluruh
pihak harus lebih berhati-hati untuk melindugi warga sipil dalam setiap
operasi militer," kata Haq melalui pernyataan seperti dikutip Reuters, Jumat (10/8).
Senada
dengan PBB, secara terpisah Amerika Serikat juga turut meminta "koalisi
Saudi menyelidiki laporan terkait serangan udara di Yaman yang
menewaskan puluhan orang, termasuk anak-anak" tersebut.
Padahal, AS merupakan salah satu dari sedikitnya 27 negara yang tergabung dalam koalisi Saudi tersebut.
"Kami
tentunya sangat prihatin tentang laporan mengenai serangan udara yang
mengakibatkan kematian puluhan warga sipil. Kami menyerukan koalisi
militer yang dipimpin Saudi untuk membuka investigasi menyeluruh dan
transparan terhadap insiden itu," ucap juru bicara Kementerian Luar
Negeri AS, Heather Nauert dalam jumpa pers di Washington.
Pemberontak Houthi melaporkan sedikitnya 39 tewas dan 51 luka-luka. Sebagian besar korban anak adalah anak-anak.
Houthi
menuding koalisi Saudi sebagai pelaku serangan tersebut. Meski begitu,
hingga kini belum ada tanggapan dan komentar dari Kerajaan Saudi
mengenai laporan serangan udara tersebut.
Koalisi Saudi terjun ke Yaman sejak perang sipil pecah pada 2015
lalu di negara Timur Tengah tersebut. Misi utama Saudi di Yaman adalah
membantu pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi memberangus Houthi.
Saudi
tak jarang meluncurkan serangan udara dan roketnya ke sejumlah target
militer Houthi. Meski begitu, ratusan serangan koalisi Saudi tersebut
tak jarang menewaskan warga sipil. Berdasarkan data PBB, sedikitnya 10
ribu orang tewas dan 55 ribu lainnya terluka selama perang sipil Yaman
berkecamuk. Sebagian korban tewas dilaporkan merupakan warga sipil.
Seorang anak lelaki yang terluka akibat
serangan udara saat menghadiri pernikahan di sebuah desa barat laut
Yaman, terbaring di tempat tidur rumah sakit di Hajjah, Yaman, Senin
(23/4/2018). (REUTERS/Stringer)
Aden (CB) - Serangan udara menewaskan puluhan orang,
termasuk anak-anak, di Saada, Yaman, kata sumber kesehatan Yaman dan
Palang Merah Dunia (ICRC) pada Kamis.
ICRC mengatakan bahwa satu serangan menghantam bus pengantar anak-anak
di pasar Dahyan, Saada bagian utara, dan rumah sakit setempat menerima
puluhan orang yang tewas dan terluka.
Belum jelas jumlah anak-anak yang terbunuh dan berapa banyak serangan udara dilakukan di daerah tersebut.
Abdul-Ghani Nayeb, kepala departemen kesehatan di Saada, kepada Reuters
mengatakan bahwa jumlah korban tewas meningkat menjadi 43, dan korban
luka-luka tercatat 61 orang.
"Sejumlah orang terbunuh. Banyak lagi yang terluka. Sebagian besar
berusia di bawah 10 tahun," kata Johannes Bruwer, kepala perutusan untuk
ICRC di Yaman, di Twitter.
Arab Saudi dan sekutu Muslim Sunni berperang di Yaman lebih dari tiga
tahun melawan Houthi, kelompok yang dikaitkan dengan Iran dan menguasai
sebagian besar Yaman utara, termasuk Ibu Kota Sanaa, dan mengusir
pemerintah dukungan Saudi ke pengasingan pada 2014.
Belum ada tanggapan dari persekutuan pimpinan Saudi.
Gencatan senjata Israel-Hamas terjadi setelah gempuran militer Israel yang meratakan Jalur Gaza.( REUTERS/Amir Cohen)
Jakarta, CB -- Dua pejabat Palestina menyatakan Israel dan Hamas,
faksi yang berkuasa di Jalur Gaza menyepakati gencatan senjata telah
berhasil dicapai, Kamis (8/8) setelah kawasan itu hampir rata dengan
tanah digempur serangan udara Israel.
Belum
ada pernyataan resmi dari Israel, namun pejabat Israel yang tidak mau
disebut namanya membantah kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas
tersebut.
Israel jarang mengakui kesepakatan dengan Hamas, yang
dianggap sebagai kelompok teroris dan telah berperang tiga kali dalam
satu dekade.
Lontaran roket dan serangan udara di kawasan tersebut
memicu Perserikatan Bangsa-bangsa dan Mesir berusaha untuk menengahi
dengan mengajukan gencatan senjata.
Pada Rabu dan Kamis, Israel menyerang lebih dari 150 sasaran di
Gaza. Serangan itu menewaskan seorang balita Palestina berusia 18 bulan
dan ibunya yang sedang mengandng.
"Upaya Mesir untuk memulihkan
ketenangan antara faksi Palestina dan Israel akan mengakhiri ketegangan
saat ini," kata pejabat Palestina yang tidak disebut namanya.
"Faksi Palestina akan menghormati gencatan senjata selama Israel juga melakukannya," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.
Pejabat Palestina yang kedua menyatakan gencatan senjata akan dimulai pada pukul 20.45 GMT atau sekitar pukul 3.45 WIB.
Abu Mujahid, juru bicara Komite Perlawanan Populer, faksi yang lebih
kecil dari Hamas di Gaza di laman Facebook-nya menulis, "Setelah upaya
Mesir dan internasional, gencatan senjata antara perlawanan Palestina
bergantung pada komitmen penjajah."
Yuval Steinitz, anggota kabinet Netanyahu mennyatakan Israel tidak ingi berperang tapi tidak mau membuat konsesi dengan Hamas.
Militer Israel menyatakan tujuh orang luka-luka akibat mortar dan roket yang dilontarkan dari Jalur Gaza.
Israel
mencaplok Gaza dalam Perang Timur Tengah 1967. Mundur di sebagian
wilayah pada 2005, Israel mempertahankan sebagian besar Tepi Barat di
mana Palestina berkuasa.
NAGASAKI
- Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak semua negara berkomitmen untuk
melucuti senjata nuklir. Desakan itu disampaikan saat dia mengikuti
upcara mengenang 73 tahun tragedi dijatuhkannya bom atom di Nagasaki,
Jepang.
Guterres mengatakan, penjatuhan bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 oleh Amerika Serikat (AS) jangan
sampai terulang.
Dia mengaku khawatir tentang lambannya dunia
untuk denuklirisasi. Pasalnya, ada negara-negara yang sedang
memodernisasi persenjataan nuklirnya.
Guterres tak menyebut
negara yang dia maksud. Namun, AS diketahui sedang memodernisasi
persenjataan nuklir seperti arahan Presiden Donald Trump.
"Proses
perlucutan senjata telah melambat dan bahkan terhenti," kata Guterres
kepada publik yang menghadiri upacara di taman perdamaian Nagasaki.
"Di
sini, di Nagasaki, saya meminta semua negara untuk berkomitmen pada
perlucutan senjata nuklir dan mulai membuat kemajuan yang terlihat
sebagai masalah yang mendesak," lanjut dia, seperti dikutip CBS News, Jumat (10/8/2018).
Guterres
menambahkan bahwa negara-negara bersenjata nuklir harus memimpin
perlucutan senjata mengerikan itu. "Mari kita semua berkomitmen untuk
menjadikan Nagasaki tempat terakhir di Bumi yang menderita kehancuran
nuklir," katanya.
Lebih dari 5.000 warga, termasuk korban bom
atom Nagasaki, dan perwakilan dari sekitar 70 negara mengenang para
korban ketika mereka mengheningkan cipta satu menit pada pukul 11.02
pagi waktu setempat. Jam itu merupakan waktu saat bom plutonium
menghantam kota di Jepang tersebut.
Kaisar Akihito bergabung dalam doa sunyi dari Tokyo bersama istrinya, Michiko, ketika mereka memantau upacara di televisi.
Pemboman
Nagasaki di Jepang pada 9 Agustus 1945, menewaskan sekitar 70.000
orang. Tragedi itu berselang tiga hari setelah bom atom dijatuhkan di
Hiroshima yang menewaskan 140.000 orang. Serangan dua bom oleh AS itu
membuat Jepang menyerah dan sekaligus menjadi akhir dari Perang Dunia
II.
Wali Kota Nagasaki Tomihisa Taue mendesak pemerintah Jepang
untuk berbuat lebih banyak untuk mewujudkan perlucutan senjata nuklir,
terutama di kawasan Asia untuk membantu mencapai Semenanjung Korea yang
bebas nuklir. Dia mengatakan warga kota-kota yang dibom dengan bom atom
berharap melihat program senjata Korea Utara dibekukan.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
pada Senin mengunjungi pasukan penjaga perdamaian Indonesia yang
tergabung di misi penjaga perdamaian PBB UNIFIL di markas Indobatt
(Indonesian Battalion) di Adchit Al-Qusayr, Lebanon Selatan.
(Dokumentasi Kemlu)
PBB, New York, (CB) - Dewan Keamanan (DK) PBB pada
Kamis (9/8) mengutuk serangan 4 Agustus terhadap prajurit pemelihara
perdamaian PBB di Lebanon Selatan dan menyerukan dilakukannya
penyelidikan mengenai peristiwa tersebut.
Dalam serangan di dekat Kota Kecil Majdal Zun itu, prajurit pemelihara
perdamaian diancam dengan penggunaan senjata tidak sah. Beberapa
kendaraan dibakar, dan perlengkapan serta senjata pasukan pemelihara
perdamaian pun disita.
Di dalam satu siaran pers, anggota DK menggaris-bawahi perlunya untuk
melakukan penyelidikan yang dapat dipercaya untuk memastikan kondisi
sesungguhnya serangan tersebut.
Anggota DK juga menyerukan perlunya bagi semua pihak untuk menjamin
keamanan personel pasukan pemelihara perdamaian, atau UNIFIL, dan
kebebasan bergerak mereka sepenuhnya dihorimati dan tak dihalangi, kata
Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Anggota DK juga memuji kerja sama UNIFIL dengan Pasukan Bersenjata
Lebanon (LAF) dengan tujuan memperluas kekuasaan Pemerintah Lebanon atas
seluruh wilayah Lebanon, dan kembali mengingatkan bahwa LAF adalah
satu-satunya pasukan bersenjata yang sah di Lebanon.
Mereka menegaskan tak boleh ada senjata atau pemerintah di Lebanon
selain yang dimiliki oleh negara Lebanon, tak ada pasukan asing di
Lebanon tanpa izin pemerintahnya, dan tak ada penjualan atau pasokan
bahan yang berkaitan dengan senjata ke Lebanon kecuali yang disahkan
oleh pemerintahnya.
Mantan agen ganda Rusia yang diracun gas saraf, Sergei Skripal. (Reuters)
London (CB) - Inggris, Rabu, menyambut keputusan
Washington menerapkan sanksi baru terhadap Rusia, yang dikeluarkan AS
setelah Washington yakin bahwa Moskow menggunakan racun saraf untuk
menyerang bekas agen ganda Rusia di Inggris.
Bekas mata-mata itu, Sergei Skripal, beserta putrinya, yang berusia 33
tahun, Yulia, ditemukan terduduk dalam keadaan tidak sadar di bangku di
kota Salisbury di Inggris pada Maret.
Mereka terkapar setelah cairan mengandung zat saraf Novichok melekat di pintu depan rumah mereka.
Inggris selama ini menuding Rusia sebagai dalang di balik serangan itu
dan, bersama AS serta sejumlah negara sekutu Barat, mengusir puluhan
diplomat Rusia.
Rusia selalu membantah tudingan terlibat dalam peracunan itu dan mengusir diplomat Barat sebagai pembalasan.
"Kerajaan Bersatu menyambut tindakan lebih lanjut ini yang dijalankan
sekutu-sekutu AS kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris
dalam pernyataan.
"Tanggapan internasional yang kuat terhadap penggunakan senjata kimia di
jalanan Salisbury merupakan pesan tegas kepada Rusia tidak akan bisa
melenggang begitu saja setelah melakukan tindakan yang provokatif dan
sembrono itu."
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa juru bicara Departemen Luar Negeri
AS Heather Nauert mengatakan Deplu berkeyakinan Rusia "telah menggunakan
senjata kimia atau biologis, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum
internasional, atau telah menggunakan senjata kimia atau hayati terhadap
warga negaranya sendiri."
Sanksi AS akan diterapkan pada barang-barang keamanan nasional yang
sensitif, kata seorang pejabat tinggi Deplu AS kepada para wartawan
dalam telekonferensi. Pejabat tersebut mengutip Undang-undang 1991 soal
Penghapusan Senjata dan Peperangan Kimia dan Hayati.
Namun, beberapa pengecualian akan diberikan pada kegiatan penerbangan
luar angkasa serta sektor-sektor yang berkaitan dengan keselamatan
penerbangan penumpang komersial. Pengecualian itu akan diterapkan secara
kasus per kasus, tambah pejabat itu.
Pejabat tersebut mengatakan gelombang kedua sanksi-sanksi "yang lebih
kejam" akan diterapkan setelah 90 hari, kecuali Rusia memberikan
"jaminan yang bisa dipercaya" bahwa negara itu tidak akan lagi
menggunakan senjata kimia dan Perserikatan Bangsa-bangsa diberi akses
untuk melakukan penyelidikan di lapangan.
Pengumuman soal sanksi itu muncul sesudah Senator AS asal Partai
Republik, Rand Paul, mengatakan pada Rabu bahwa ia menyampaikan surat
dari Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Surat itu berisi usulan kerja sama.
CB, St Petersburg - Pembangunan gedung tertinggi di kawasan Eropa yaitu Menara Lakhta Center nyaris selesai di St Petersburg, Rusia.
Menara
ini menjulang setinggi 462 meter dan termasuk dalam kategori gedung
supertinggi karena memiliki tinggi di atas 300 meter. Menara ini
dibangun sejak 2012 dan bakal menjadi kantor pusat perusahaan gas
raksasa Rusia yaitu Gazprom.
Lakhta merupakan nama area yang terletak sekitar delapan kilometer sebelah barat laut St. Petersburg.
“Pengerjaan eksterior gedung ini akan rampung pada musim panas ini
dan interior akan terus berlanjut hingga 2019,” kata Philip Nikandrov,
yang merupakan salah satu arsitek pembangunan gedung ini seperti
dilansir CNN, Jumat, 3 Agustus 2018.
Gedung ini memiliki 87 lantai dengan desain berputar (twisted) 90 derajat dari bawah ke atas. Ini membuatnya tercatat sebagai gedung berdesain terpelintir tertinggi di dunia.
Kawasan
tempat tinggal dan lokasi bisnis bakal menempati lantai hingga
ketinggian 360 meter. Di atasnya bakal terpasang sebuah dek dan jajaran
restoran, yang menawarkan pemandangan menakjubkan Teluk Finlandia.
Lakhta
Center d Lakhta, St Petersburg, Rusia, bakal menjadi gedung teringgi
dengan ketinggi 462 meter dan 87 lantai. Skyrise Cities
Menara
Lakhta Center bakal mendapat gelar gedung tertinggi, yang sebelumnya
diraih Federation Tower di Moskow, yang rampung dibangun pada 2017
dengan ketinggian 374 meter.
Kota Moskow memiliki lima gedung
tertinggi lainnya. Satu gedung yaitu Shard terletak di London, Inggris,
dengan ketinggian 310 meter dan sempat menjadi gedung tertinggi pada
2012.
Gedung
Lakhtar ini dirancang untuk menjulang seperti jilatan api. Kesan ini
sekilas tampak dari bentuk desainnya yang terpelintir dari bawah hingga
atas dan terinspirasi dari logo Gazprom. Sejumlah foto yang diambil
menggunakan drone juga memberikan kesan ini.
Menurut Nikandrov, kantor pusat Gazprom bakal menempati sepertiga dari total gedung tertinggi
ini dengan sepertiga lainnya disediakan untuk fasilitas publik. “Ini
seperti ruang serba guna, ruang ritel, medis, pusat kebugaran dan museum
sains dengan planetarium,” kata Nikandrov.
CB, Jakarta - Pemerintah Bangladesh menuntut kedutaan besar Amerika Serikat menarik kecaman atas penanganan protes mahasiswa untuk keselamatan lalu lintas.
Puluhan
ribu mahasiswa dan pelajar sekolah memblokir jalan-jalan di Dhaka
selama lebih dari seminggu, menuntut lalu lintas yang lebih aman,
setelah dua remaja tewas oleh bus yang melaju kencang. Polisi
menembakkan gas air mata dan memukuli demonstran untuk membubarkan
massa, yang menyebabkan puluhan orang terluka.
Pada
Minggu 5 Agustus, kedutaan besar AS mengunggah sebuah pernyataan di
Facebook yang mengatakan anak-anak muda terlibat dalam protes damai
sedang melaksanakan hak demokratis mereka dan tidak ada yang bisa
membenarkan serangan brutal dan kekerasan terhadap anak-anak muda.
Menteri
Komunikasi dan Penerangan Bangladesh, Hasanul Hoque Inu, mengatakan
polisi telah bertindak dengan menahan diri dan baik Amerika Serikat
serta PBB telah melampaui batas dengan kritik mereka.
"Kami
mendesak untuk menarik pernyataan ini. Ini tidak sopan," kata Hoque,
seperti dilaporkan Reuters, 9 Agustus 2018. Hoque menambahkan pemerintah
Bangladesh akan menulis surat kepada kedutaan dan PBB untuk
menyampaikan protes.
Marcia Bernicat, Duta Besar Amerika Serikat untuk Bangladesh. Wikipedia
Pada
Minggu 5 Agustus, sekelompok orang bersenjata menyerang iring-iringan
kendaraan yang membawa duta besar AS untuk Bangladesh. Tidak ada yang
terluka tetapi dua kendaraan rusak. Polisi mengatakan mereka masih
menyelidiki kasus tersebut.
Para demonstran menuntut
perubahan UU keamanan lalu lintas pasca-insiden 29 Juli ketika pengemudi
bus kehilangan kendali dan menabrak sekelompok siswa.
Polisi
juga mengatakan mereka menangguhkan penahanan aktivis dan fotografer,
Shahidul Alam, untuk interodasi setelah dia dibawa ke rumah sakit untuk
pemeriksaan pada Rabu 8 Agustus.
Alam
dijemput dari rumahnya pada Minggu 5 Agustus setelah ia menulis
komentar di media sosial bahwa sayap mahasiswa dari partai berkuasa
Perdana Menteri Sheikh Hasina berusaha menyerang para pengunjuk rasa.
Dia ditangkap dengan tuduhan menyebarkan isu di media sosial, yang
bertujuan untuk memicu kekerasan.
Ini bukan pertama kali
fotografer Bangladesh Shahidul Alam dengan pihak berwenang. Dilansir
dari New York Times, Alam pernah membuat proyek tahun 2010 yang
mendokumentasikan penyiksaan dan kematian yang dilakukan aparat
pemerintahan, yang menyebabkan polisi Dhaka menutup galerinya dan
memprovokasi protes nasional.
Fotografer
Bangladesh Shahidul Alam ditangkap oleh polisi di luar pengadilan
Metropolitan Magistrate di Dhaka, Bangladesh, 6 Agustus 2018 dalam
gambar diam ini diambil dari video [REUTERS] Dalam
demonstrasi keselamatan lalu lintas, sedikitnya 20 petugas polisi
menggerebek rumah Alam beberapa jam setelah ia mengunggah video di
Facebook yang mengatakan bahwa dia telah dipukuli oleh preman
pro-pemerintah dan membuat klaim serupa dalam sebuah wawancara.
Alam
yang berusia 63 tahun, dikenal sebagai seorang aktivis sosial dan
pengusaha. Ia dibawa ke sidang pengadilan tanpa alas kaki, bersandar
pada dua petugas dan dengan keras menyatakan bahwa dia telah disiksa
selama ditahan.
Shahidul Alam [MFA News]
Seorang
hakim pengadilan tinggi Bangladesh memerintahkan pemerintah untuk
membawanya ke rumah sakit, yang dilakukan pihak berwenang pada Rabu 8
Agustus, tetapi kemudian dikembalikan ke tahanan. Para pejabat rumah
sakit mengatakan dia tidak memiliki cedera yang membutuhkan perawatan di
rumah sakit.
Reporters Without Borders di Prancis menyebut kasus Alam sebagai hari gelap untuk kebebasan pers di Bangladesh,
dan mengatakan bahwa sekitar puluhan jurnalis lain telah dipukuli
selama protes oleh polisi dan pemuda, yang terkait dengan partai Liga
Awami yang berkuasa. Saat kejadian, polisi tidak berupaya menghentikan
anggota liga pemuda yang menyerang demonstran dan jurnalis.
CB, Washington - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengumumkan Pentagon memulai perencanaan untuk membentuk angkatan luar angkasa.
Ini bakal menjadi cabang keenam di luar angkatan darat, laut, udara, marinir, dan penjaga pantai.
“Saatnya sudah tiba untuk membentuk angkatan luar angkasa Amerika Serikat,” kata Pence, seperti dilansir USA Today, Kamis, 9 Agustus 2018. Angkatan baru ini mulai beroperasi pada 2020 atau dua tahun lagi.
Untuk merealisasinya, pemerintah Amerika bakal membutuhkan pengesahan
dari Kongres karena menyangkut alokasi pendanaan. Angkatan luar angkasa
ini bakal bertugas mempertahankan jaringan satelit Amerika yang
berjumlah ratusan unit, mulai low orbit di Bumi hingga satelit
yang mengorbit di bulan dan planet lain di tata surya, dari serangan
musuh. Selain itu, pasukan ini memiliki tugas-tugas lain terkait dengan
pengamanan luar angkasa.
Menurut Fox News, Pence menyebut
Rusia, Cina, dan Korea Utara sebagai pesaing utama Amerika dalam
penguasaan luar angkasa. Sebelum angkatan ini beroperasi penuh, Pentagon
bakal membentuk Komando Luar Angkasa, yang akan dipimpin seorang
jenderal bintang empat dan mengambil anggota dari berbagai angkatan
lain.
“Seperti terlihat jelas dari tindakan mereka, musuh-musuh
kita telah mengubah luar angkasa menjadi ruang tempur baru dan Amerika
tidak akan mundur dari tantangan ini,” kata Pence. “Di bawah
kepemimpinan Presiden Trump, kita akan menghadapi mereka secara langsung
untuk mempertahankan bangsa kita serta membangun perdamaian masa depan
di Bumi dan luar angkasa.”
Pesawat Luar Angkasa Angkatan Udara Amerika Serikat [www.rferl.org]
Saat
Presiden Amerika Donald Trump melontarkan ide ini pada tahun lalu,
Menteri Pertahanan Jim Mattis cenderung menolaknya. Mattis bahkan
memberi penjelasan tertulis kepada Kongres bahwa pembentukan angkatan
bersenjata terpisah yang mengurusi luar angkasa hanya akan membuat
operasi menjadi lebih sempit.
Belakangan, Mattis mengubah posisinya dengan mengatakan pembentukan komando tempur luar angkasa sebuah kemungkinan.
“Kita butuh menangani luar angkasa sebagai ruang tempur baru yang
berkembang, dan pembentukan sebuah komando tempur tentunya bisa kita
lakukan,” kata Mattis kepada media.
Presiden
Amerika Serikat Donald Trump dan pengacara pribadinya, Michael Cohen,
di Cleveland Heights, Ohio, AS, 21 September 2016. REUTERS/Jonathan
Ernst
Menurut Mattis, Pentagon sejalan dengan Trump
mengenai perlunya militer Amerika melindungi aset strategis di luar
angkasa seperti satelit. Ini karena aset-aset strategis ini berdampak
langsung terhadap pertumbuhan ekonomi negara dan keamanannya.
“Jadi kami harus menangani isu ini karena negara-negara lain menunjukkan kemampuan untuk menyerang aset-aset itu,” kata Mattis. Rencana Pentagon ini menyebut Cina dan Rusia merupakan dua kompetitor strategis.
Kedua negara tersebut mengembangkan kemampuan tempur luar angkasa untuk menetralkan kemampuan luar angkasa Amerika
pada saat terjadi konflik. Contohnya, Rusia dan Cina mengembangkan
senjata antisatelit seperti laser untuk menangkal kemampuan militer
Amerika. Ini membuat angkatan luar angkasa dibutuhkan.
WASHINGTON
- Sebuah dokumen terbaru yang dirilis Pentagon pada hari Kamis
menyatakan Rusia dan China menjadi ancaman utama terhadap kemampuan luar
angkasa Amerika Serikat (AS). Dua negara dituding sedang mengembangkan
kemampuan dan menguji teknologi baru untuk menantang Amerika di luar
angkasa.
"Amerika Serikat menghadapi ancaman yang berkembang
pesat terhadap kemampuan ruang angkasa kami. China dan Rusia, pesaing
strategis kami, secara eksplisit mengejar kemampuan perang antariksa
untuk menetralkan kemampuan ruang AS selama masa konflik," bunyi laporan
Pentagon.
"Lawan potensial lainnya juga mengejar kemampuan counter-space seperti jamming, dazzling dan serangan siber," lanjut Pentagon.
Laporan
Departemen Pertahanan Amerika itu juga menyebutkan bahwa upaya
pengembangan kemampuan Komando Antariksa AS akan fokus pada pengawasan
global untuk penargetan rudal dan prioritas lainnya.
"Upaya pengembangan kemampuan departemen akan fokus pada Persistent Global Surveillance untuk penargetan rudal lanjutan," imbuh laporan tersebut.
Pada saat yang sama, Pentagon menjabarkan dalam laporan prioritas utama Komando Antariksa AS.
"Prioritas
Ruang Angkasa AS akan meliputi; merancang dan melaksanakan berbagai
pelatihan antariksa bersama, dengan dukungan terfokus pada Prakarsa
Keamanan Asia Pasifik dan Inisiatif Pencegahan Eropa," papar Pentagon.
Komandan
Komando Strategis (STRATCOM) AS Jenderal John Hyten pada hari Selasa
lalu mengatakan bahwa Rusia dan China sedang mengembangkan kemampuan dan
menguji teknologi baru untuk menantang AS di luar angkasa. Kedua
negara, lanjut Hyten, telah meningkatkan investasi dan telah melakukan
pengujian teknologi baru dalam domain luar angkasa.
Moskow dan Beijing sendiri telah menyatakan komitmen mereka untuk menggunakan ruang angksa untuk tujuan damai.
Sebagai
bagian dari deklarasi Xiamen September lalu, para pemimpin
negara-negara BRICS, termasuk China dan Rusia, telah meminta
negara-negara kelompok itu untuk melakukan eksplorasi damai di luar
angkasa. Deklarasi itu juga menekankan bahwa ruang angkasa haru bebas
dari segala jenis senjata dan penggunaan kekuatan sesuai dengan hukum
internasional.
Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan
dampak bahaya dari ambisi AS yang akan mengeksplorasi ruang angkasa
untuk militer."Konfrontasi militer di ruang angkasa mungkin sama
berbahayanya dengan perlombaan senjata nuklir yang dimulai Washington
pada pertengahan abad lalu," kata kementerian tersebut, seperti dikutip Sputnik, Jumat (10/8/2018).
WASHINGTON
- Rudal-rudal nuklir generasi mendatang Inggris, yang produksinya
direncanakan menelan biaya 31 miliar poundsterling (Rp576 triliun),
terancam tertunda pengirimannya. Musababnya, ada temuan pengelasan yang
salah dalam tabung rudal balistik yang dirancang dan diproduksi di
Amerika Serikat (AS).
Fakta memalukan ini telah dikonfirmasi oleh
Bill Couch, juru bicara Komando Sistem Laut Angkatan Laut (NAVSEA) AS.
Dia mengakui bahwa tidak ada satu pun tabung rudal yang dikirimkan oleh
kontraktor AS, BWX Technologies, yang telah dipasang ke dalam kapal
selam yang sedang dibangun.
Kejadian yang diungkap Times
itu menunjukkan bahwa kecacatan dapat menghambat penggantian empat
kapal selam rudal balistik kelas Vanguard milik Angkatan Laut Kerajaan
Inggris. Empat kapal selam itu akan digantikan oleh kapal-kapal selam
kelas Dreadnought yang baru.
Sesuai jadwal, kapal-kapal selama baru itu mulai beroperasi pada tahun 2030-an.
Couch
mengatakan bahwa operasi pengelasan oleh perusahaan telah ditunda
sampai penyelidikan penuh dapat diselesaikan. "Angkatan Laut (AS)
bekerja sama dengan Inggris untuk mengevaluasi dampak terhadap
Dreadnought," katanya, yang dilansir semalam (8/8/2018).
Produsen
senjata Inggris, BAE Systems, sedang membangun empat kapal selam,
tetapi programnya bergantung pada integrasi yang mulus antara teknologi
dan komponen dari AS, yang kontraktor utamanya adalah General Dynamics.
Kerja
sama Inggris-AS di bidang sensitif tentang senjata nuklir mengacu pada
Perjanjian Nassau 1962, sebuah perjanjian yang membuka jalan bagi
peluncuran program Polaris Inggris.
"Kami menyadari bahwa masalah
kualitas pengelasan pada tabung rudal bawah laut yang diproduksi oleh
perusahaan AS, BWX Technologies, sedang diselidiki, tetapi program
Dreadnought kami tetap sesuai jadwal dan sesuai anggaran untuk
memberikan kapal pertama di awal 2030-an," kata Kementerian Pertahanan
Inggris melalui seorang juru bicara.
MOSKOW
- Rusia mengancam akan melarang penjualan mesin roket kunci ke Amerika
Serikat sebagai tanggapan terhadap sanksi baru dari Washington. Sanksi
dijatuhkan setelah Moskow dituduh terlibat serangan racun Novichok
terhadap mantan agen ganda Kremlin, Sergei Skripal, di Inggris.
Ancaman
disuarakan Sergei Ryabukhin, Ketua Komite Anggaran di Majelis Tinggi
Parlemen Rusia. Dia menyebut pengumuman Washington soal penjatuhan
sanksi kepada Moskow sebagai perilaku yang paling menjengkelkan dan
sinis di pasar.
Dia menyerukan Presiden Vladimir Putin untuk merespons seperti ancaman yang dia gagas.
"Amerika
Serikat akhirnya perlu memahami bahwa tidak ada gunanya berkelahi
dengan Rusia, termasuk dengan bantuan sanksi," katanya, seperti dikutip Telegraph, Jumat (10/8/2018).
Dia
mengatakan, Rusia dapat secara khusus menghentikan ekspor mesin roket
RD-180 ke Washington. Mesin itu menggerakkan tahap awal dari roket Atlas
5 yang dibuat oleh Boeing dan Lockheed Martin.
Para anggota
parlemen di Washington pernah melarang impor mesin roket itu tahun 2014.
Namun, larangan dicabut secara parsial karena peluncuran satelit
militer dan mata-mata AS bergantung pada RD-180.
Sejak
diperkenalkan pada tahun 2002, roket Atlas 5 telah membawa pesawat ruang
angkasa X-37B yang jadi andalan Washington untuk misis penjelajahan
permukaan Mars.
Pesawat ruang angkasa itu dijadwalkan untuk
membawa astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dalam penerbangan
berawak pertama pada 2019 setelah beberapa kali mengalami penundaan.
Perusahaan
produsen RD-180 milik negara Rusia mengatakan pada akhir bulan lalu
bahwa mereka telah menandatangani kontrak untuk mengirim enam mesin lagi
ke Amerika Serikat hingga 2020.
Sanksi baru AS akan berlaku
akhir bulan ini dan dirancang untuk mencegah perusahaan negara Rusia
untuk mengakses persenjataan, bantuan keuangan atau teknologi yang
terkait dengan keamanan nasional AS.
Juru bicara Kremlin, Dmitry
Peskov mengatakan sanksi AS itu benar-benar ilegal dan sangat tidak
dapat diterima jika dikaitkan dengan kasus Skripal. Menurutnya, Inggris
mengabaikan seruan Rusia untuk penyelidikan bersama.
"Sekali lagi
kami menyangkal dalam hal terkuat tuduhan tentang kemungkinan hubungan
negara Rusia dengan apa yang terjadi di Salisbury," kata Peskov. “Ini
tidak mungkin. Rusia tidak memiliki, dan tidak memiliki koneksi dengan
penggunaan senjata kimia."
Perwakilan Rusia untuk Perserikatan
Bangsa-Bangsa, Dmitry Polyansky, menyebut sanksi itu sebagai "teater
yang absurd" dengan alasan bahwa Washington telah melewatkan pengumpulan
bukti untuk menyalahkan semua yang ada di Rusia, tidak peduli seberapa
absurdnya itu.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di KTT APEC di Hanoi, Vietnam, (11/11).
Foto: EPA
Kremlin mengatakan sanksi AS merupakan tindakan ilegal.
CB,
MOSKOW -- Rusia mengatakan mulai mengerjakan kemungkinan
langkah-langkah pembalasan atas serangkaian sanksi baru yang dijatuhkan
Amerika Serikat, Kamis (9/8). Departemen Luar Negeri AS pada Rabu
mengatakan akan mengeluarkan sejumlah sanksi baru pada akhir bulan
setelah merasa yakin Moskow telah menggunakan racun saraf untuk menyerang seorang mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal dan putrinya, Yulia di Inggris.
Moskow membantah tudingan tersebut. Kremlin mengatakan sanksi yang
akan diterapkan AS merupakan tindakan ilegal dan tidak bersahabat.
Pemerintah
Rusia juga mengatakan langkah itu juga bertentangan dengan suasana
membangun yang diciptakan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia
Vladimir Putin dalam pertemuan mereka di Helsinki. "Moskow akan mulai
mengerjakan langkah-langkah pembalasan dengan semangat yang sama seperti
yang ditunjukkan sanksi-sanksi AS," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sanksi-sanksi
baru AS akan diterapkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama
mengincar ekspor barang-barang AS yang berkaitan dengan keamanan
nasional yang sensitif.
Gelombang kedua akan diterapkan
secara selektif setelah 90 hari jika Rusia tidak dapat memberikan
jaminan yang bisa dipercaya Moskow tidak akan lagi menggunakan senjata
kimia dan menghadang penyelidikan di lapangan. Menurut aturan hukum,
sanksi-sanksi tersebut bisa mencakup penangguhan kemampuan maskapai
nasional Rusia untuk terbang ke Amerika Serikat serta memangkas hampir
semua ekspor dan impor.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri
Maria Zakharova mengatakan Moskow belum menerima permintaan resmi dari
AS untuk membuka lokasi, yang pernah dikaitkan dengan senjata kimia,
bagi pemeriksaan.
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
urat tersebut diantarkan oleh Senator AS dari partai Republik Rand Paul.
CB,
WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali
mengirimi surat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Surat tersebut
diantarkan oleh Senator AS dari partai Republik Rand Paul dan diserahkan
kepada pemerintahan Presiden Putin.
Paul mengatakan, surat tersebut berisi ajakan AS kepada Rusia untuk
melakukan kerja sama di berbagai bidang. Secara pribadi, dirinya mengaku
terhormat untuk mengantarkan surat Presiden Trump kepada pemerintahan
Presiden Putin.
"Surat menekankan pentingnya keterlibatan
lebih lanjut di berbagai bidang termasuk kontra terorisme, meningkatkan
dialog legislatif dan melanjutkan kembali pertukaran budaya," cicit Rand
Paul dalam akun Twitter-nya.
Menurut Gedung
Putih, ini baru merupakan surat awal dari AS kepada Rusia. Gedung Putih
juga mengatakan, presiden telah memberikan Paul 'surat pengantar' untuk
perjalanannya atas permintaan senator.
"Dalam surat itu
menyebutkan sejumlah bahasan yang ingin didiskusikan senator dengan
Presiden Putin," kata Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley dalam sebuah
pernyataan.
Juru
Bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, surat dari Trump
kepada Putin telah disampaikan melalui saluran diplomatik. Meski
demikian, Peskov mengatakan Kremlin tidak membiasakan diri dengan maksud
dari isi surat tersebut.
Komunikasi AS dan Rusia
belakangan meningkat setelah pertemuan tingkat tinggi (KTT) Trump dan
Putin di Helsinki beberapa waktu lalu. Meskipun, Trump mendapat sejumlah
kritikan dari sejumlah politikus dalam negeri menyusul sikapnya yang
dinilai tunduk kepada Putin.
Mereka juga mengkritik
presiden yang dinilai kurang tegas terkait dugaan campur tangan Rusia
dalam pemilihan presiden AS 2016 lalu. Tuduhan intervensi tersebut
selalu mendapatkan bantahan dari pemerintah Rusia. Mereka mengaku tidak
sedikitpun terlibat dalam kasus tersebut.
Surat
itu disampaikan di tengah ancaman sanksi yang ingin dijatuhkan AS ke
Rusia. Sanksi tersebut diberikan terkait dengan penggunaan racun syaraf
yang diduga diarahkan Moskow ke agen ganda Sergei Skripal di Inggris.
Juru
bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov menyebut sanksi
ekonomi terbaru yang dijatuhkan terhadap negaranya ilegal dan tak dapat
diterima. Menurutnya sanksi itu akan membuat Putin menghentikan
pendekatan konstruktif terhadap AS.
"Sekali
lagi kami sepenuhnya menolak dugaan keterlibatan pemerintah Rusia atas
apa yang terjadi di Salisbury. Rusia tidak memiliki dan tidak ada
hubungannya dengan penggunaan senjata kimia," kata Peskov pada Kamis
(9/8), dikutip laman CNN.
Sanksi
yang dijatuhkan AS memang terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia
dalam aksi penyerangan mantan agen gandanya Sergei Skripal di Salisbury,
Inggris. Ia diserang menggunakan agen saraf novichok.
Peskov
mengaku cukup menyayangkan keputusan AS. Sebab ketika bertemu Presiden
AS Donald Trump di Helsinki, Finlandia, bulan lalu, Putin menyampaikan
Rusia masih memiliki harapan untuk menjalin hubungan konstruktif dengan
Washington.
"Hubungan ini tidak hanya untuk kepentingan rakyat kami, tapi juga untuk stabilitas strategis dan keamanan dunia," ujar Peskov.
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Rusia menilai tak ada bukti Moskow sebagai dalang penyerangan Skripal.
CB,
MOSKOW -- Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov
menyebut sanksi ekonomi terbaru yang dijatuhkan terhadap Rusia ilegal
dan tak dapat diterima. Menurutnya sanksi itu akan membuat Putin
menghentikan pendekatan konstruktif terhadap AS.
"Sekali lagi kami sepenuhnya menolak dugaan keterlibatan pemerintah
Rusia atas apa yang terjadi di Salisbury. Rusia tidak memiliki dan tidak
ada hubungannya dengan penggunaan senjata kimia," kata Peskov pada
Kamis (9/8), dikutip laman CNN.
Sanksi yang
dijatuhkan AS memang terkait dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam aksi
penyerangan mantan agen gandanya Sergei Skripal di Salisbury, Inggris.
Ia diserang menggunakan agen saraf novichok.
Peskov
mengaku cukup menyayangkan keputusan AS. Sebab ketika bertemu Presiden
AS Donald Trump di Helsinki, Finlandia, bulan lalu, Putin menyampaikan
Rusia masih memiliki harapan untuk menjalin hubungan konstruktif dengan
Washington.
"Hubungan ini tidak hanya untuk kepentingan rakyat kami, tapi juga untuk stabilitas strategis dan keamanan dunia," ujar Peskov.
Menurut
Peskov, Putin telah lebih dari sekali menyatakan kesiapannya
memperbaiki hubungan dengan AS. "Dan dia telah menunjukkan pendekatan
konstruktif dan kesiapannya menemukan jalan keluar dari situasi dan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit," ucapnya.
Dengan
adanya sanksi baru dari AS, ia yakin Putin tak akan mempertahankan
pendekatan konstruktif terhadap AS. "Tidak ada yang meragukan bahwa
Putin tidak akan mempertahankan pendekatan ini," ujar Peskov.
AS
mengumumkan sanksi ekonomi terbaru terhadap Rusia pada Rabu (8/8).
Sanksi akan mulai berlaku pada 22 Agustus. Adapun sanksi tersebut
membidik semua perusahaan negara atau perusahaan yang didanai Rusia.
Sanksi
mencakup ekspor daftar peralatan yang dianggap sensitif terhadap
kemanan nasional, termasuk mesin turbin gas, sirkuit terpadu, dan
peralatan kalibrasi yang digunakan dalam avionik.
Setelah
pengumuman sanksi itu, saham Aeroflot, maskapai penerbangan nasional
Rusia, turun 12 persen dalam perdagangan sebelum jam makan siang pada
Kamis. Hal itu karena muncul kekhawatiran penerbangan langsung antara
Rusia dan AS dapat dihentikan sepenuhnya. Kemudian mata uang rusia,
rubel, jatuh 66 poin terhadap dolar AS.
Departemen Luar
Negeri AS mengatakan, sanksi baru kemungkinan akan diikuti
langkah-langkah yang lebih luas, seperti menangguhkan hubungan
diplomatik dan mencabut hak mendarat Aeroflot. Hal itu dapat dihindari
bila Rusia mengambil tindakan perbaikan dalam 90 hari.
Salah
satunya adalah membuka fasilitas ilmiah dan keamanan Rusia guna
kepentingan inspeksi internasional. Pembukaan akses ke fasilitas itu
juga penting untuk memastikan apakah Rusia memproduksi senjata kimia
atau biologi yang melanggar hukum internasional.
Putin
telah menegaskan negaranya tidak lagi memiliki senjata kimia, termasuk
novichok. Semua senjata kimia milik Rusia, kata Putin, telah dihancurkan
di bawah pengawasan Organisasi Larangan Senjata Kimia
Sergei Skripal. (Kommersant/Yuri Senatorov via Reuters)
Jakarta, CB -- Amerika Serikat memutuskan untuk menjatuhkan serangkaian sanksi baru bagi Rusia
sebagai hukuman atas dugaan keterlibatan Kremlin dalam kasus peracunan
eks mata-mata Negeri Beruang Merah di Inggris awal Maret lalu.
Kementerian
Luar Negeri AS menyatakan serangkaian sanksi itu merupakan respons
Gedung Putih terhadap penggunaan senjata kimia berupa racun saraf
Novichok terhadap eks agen Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia,
di Salisbury, Inggris.
"Langkah ini ditujukan untuk menghukum
pemerintahan Presiden Vladimir Putin karena telah menggunakan senjata
kimia atau biologis sehingga melanggar hukum internasional," ucap juru
bicara Kemlu AS, Heather Nauert, melalui pernyataan Kamis (9/8).
Dilansir AFP, Nauert memaparkan serangkaian sanksi baru ini mulai diberlakukan setelah periode 15 hari pemberitahuan kepada Kongres.
Kepada Kongres, Kemlu AS memaparkan Gedung Putih akan menerapkan
dua tahap sanksi berdasarkan Undang-Undang tentang Senjata Kimia dan
Biologi 1991.
Sanksi tahap pertama disebut menargetkan
barang-barang teknologi AS ke Rusia yang dapat digunakan militer.
Barang-barang jenis ini dikategorikan sebagai barang sensitif karena
meyangkut "keamanan nasional" sehingga memerlukan tinjauan dan
persetujuan secara kasus per kasus oleh pemerintah federal sebelum
diekspor ke Rusia.
Washington kemudian akan meminta Moskow
menaati tuntutan dengan menjamin bahwa negara itu menyetop menggunakan
senjata kimia atau biologi dalam 90 hari ke depan. Rusia juga harus
mengizinkan inspektur menginspeksi untuk memastikan kepatuhan.
"Jika
Rusia tidak mematuhi tuntutan, AS harus memertimbangkan apakah akan
memberlakukan sanksi tahap kedua sebagaimana ditentukan undang-udang,"
ucap seorang pejabat Kemlu AS kepada CNN.
Serangkaian sanksi ini disebut bisa memangkas ekspor AS ke Rusia hingga jutaan dolar.
Pemimpin
Komite Hubungan Luar Negeri Kongres Ed Royce mendukung keputusan
Presiden Donald Trump terkait penerapan sanksi ini. Royce telah lama
menekan Gedung Putih untuk merespons keterlibatan Rusia dalam kasus
peracunan Skripal.
Menurutnya, sanksi AS ini merupakan "kunci untuk meningkatkan tekanan" kepada Rusia.
"Vladimir
Putin harus tahu bahwa kita, AS, tidak akan mentoleransi
tindakan-tindakan dia yang mematikan atau serangannya terhadap proses
demokrasi AS saat ini," ujar Royce.
Sanksi baru ini dijatuhkan
Trump tak lama setelah Kementerian Keuangan juga menjatuhkan sanksi pada
19 Maret lalu kepada Rusia atas keterlibatannya mencampuri proses
pemilihan presiden 2016.
Di bulan yang sama, AS juga mengusir sedikitnya 60 diplomat Rusia dan penutupan konsulat jenderal Rusia di Seattle.
Langkah
ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas AS terhadap Inggris yang lebih
dulu melakukan langkah tersebut. Pengusiran diplomat Rusia dilakukan
sebagai bentuk kecaman London yang menganggap Rusia berada dibalik
peracunan Skripal.
Sebagai balasan, Rusia turut mengusir 60 diplomat AS dan belasan diplomat Inggris dari negaranya.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert. (Alex Wroblewski/Getty Images/AFP)
Jakarta, CB -- Amerika Serikat terjepit di antara kisruh diplomatik dua sekutu dekatnya, Arab Saudidan Kanada, baru-baru ini soal catatan hak asasi manusia (HAM) pemerintahan Raja Salman.
Gedung
Putih melalui Kementerian Luar Negeri AS menolak berpihak pada salah
satu sekutunya itu dengan mengatakan permasalahan itu harus diselesaikan
antara kedua negara yang bertikai.
"Kedua belah pihak harus bisa
menyelesaikan masalah ini bersama secara diplomatik. Kami, AS, tidak
bisa menyelesaikan ini bagi mereka," ucap juru bicara Kemlu AS Heather
Nauert di Washington, Kamis (9/8).
Pernyataan itu diutarakan Washington menyusul cekcok
diplomatik antara Riyadh dan Ottawa hingga memicu pengusiran duta besar
Kanada dari Saudi.
Cekcok kedua negara bermula dari protes yang
dilontarkan Kanada terhadap Kerajaan Saudi. Ottawa berulang kali
menuntut Riyadh membebaskan sejumlah aktivis yang masih ditahan, salah
satu yang ditangkap adalah pegiat HAM Samar Badawi.
Penangkapan ini dilakukan beberapa minggu setelah puluhan pegiat hak
perempuan ditahan dan dituduh membahayakan keamanan nasional serta
bekerja sama dengan musuh negara. Meski begitu, sebagian dari pegiat hak
perempuan Arab Saudi ini telah dibebaskan.
Tuntutan Kanada
tersebut dianggap pemerintahan Raja Salman sebagai bentuk "campur
tangan" atas masalah dalam negerinya. Selain mengusir duta besar Kanada,
Riyadh juga turut menarik duta besarnya di Ottawa.
Tak hanya
itu, Saudi bahkan memutus hubungan dagang dan kerja sama pendidikan
dengan Kanada. Maskapai Saudi Arabia juga dilaporkan menyetop
penerbangan langsung dari dan menuju Ottawa akibat kisruh ini.
Kerajaan juga disebut berencana memulangkan seluruh warga Saudi yang tengah melakukan perawatan medis di Kanada.
Meski
menyatakan tak berpihak, Nauert mengatakan AS tetap khawatir terkait
sikap Saudi yang masih menahan para aktivis tersebut. Washington
mendesak Riyadh untuk menghormati proses hukum bagi para tawanan
aktivis.
"Amerika Serikat menghormati kebebasan yang diakui
secara internasional dan juga kebebasan individu. Ini tidak akan
berubah," papar Nauert seperti dikutip AFP.
Foto: (Reuters/Kevin Lamarque) PM Kanada Justiin Trudeau dan Presiden AS Donald Trump.
"Saya bisa memberitahu Anda [wartawan] bagaimana pun kita telah
mengangkat masalah ini dan saya akan berhenti [berkomentar] sampai di
sini. Beberapa masalah terkait ini kami diskusikan secara pribadi dengan
teman, mitra, serta sekutu kami."
Salah seorang pejabat Kemlu AS
lainnya mengatakan Gedung Putih tengah meminta Riyadh memberikan
informasi lebih terkait penangkapan sejumlah aktivis tersebut.
"Kami
terus mendorong pemerintah Saudi memastikan semuanya dilakukan dengan
dasar menghormati proses hukum, dan menyediakan informasi terkait
penuntutan dan status hukum kasus-kasus yang menjerat para aktivis
tersebut," tutur pejabat Kemlu AS yang berbicara dalam kondisi anonim.
PM Kanada Justin Trudeau menolak minta maaf
karena menuntut Arab Saudi membebaskan aktivis hak-hak asasi manusia
(HAM). (REUTERS/Lucas Jackson)
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeaumenolak meminta maaf karena telah mencampuri catatan penegakan hak asasi manusia Arab Saudi dengan menuntut Riyadh membebaskan sejumlah aktivis.
Padahal,
kisruh diplomatik kedua negara ditengarai bisa merugikan relasi bisnis
Ottawa-Riyadh, termasuk perjanjian penjualan kendaraan lapis baja
senilai US$15 miliar.
"Kanada akan selalu menyuarakan secara kuat
dan jelas baik secara pribadi atau publik terkait masalah hak asasi
manusia," kata Trudeau di Ottawa seperti dikutip AFP pada Kamis (9/8).
"Kami tidak berharap akan menjalin hubungan yang buruk
dengan Saudi. Ottawa mengakui bahwa Riyadh telah menunjukkan sejumlah
kemajuan terkait HAM," paparnya menambahkan.
Pernyataan itu dilontarkan Trudeau menanggapi pertikaian antara
Kanada dan Saudi yang baru-baru ini terjadi hingga memicu pengusiran
diplomat asal negara di Amerika Utara itu dari Riyadh.
Meski
menolak meminta maaf, Trudeau mengatakan menteri luar negerinya,
Chrystia Freeland, telah "berbicara panjang" dengan Menlu Saudi Adel
al-Jubeir untuk menyelesaikan kisruh diplomatik kedua negara.
"Pembicaraan diplomatik terus dilakukan," papar Trudeau.
Cekcok
kedua negara bermula dari protes yang dilontarkan Kanada terhadap
Kerajaan Saudi. Ottawa berulang kali menuntut Riyadh membebaskan
sejumlah aktivis yang masih ditahan, salah satu yang ditangkap adalah
pegiat hak-hak asasi manusia (HAM) Samar Badawi.
Penangkapan ini
dilakukan beberapa minggu setelah puluhan pegiat hak perempuan ditahan
dan dituduh membahayakan keamanan nasional dan bekerja sama dengan musuh
negara. Meski begitu, sebagian dari pegiat hak perempuan Arab Saudi ini
telah dibebaskan.
Tuntutan Kanada tersebut dianggap
pemerintahan Raja Salman sebagai bentuk "campur tangan" atas masalah
dalam negerinya. Selain mengusir duta besar Kanada, Riyadh juga menarik
duta besarnya di Ottawa.
Tak hanya itu, Saudi bahkan memutus
hubungan dagang dan kerja sama pendidikan dengan Kanada. Maskapai Saudi
Arabia juga dilaporkan menyetop penerbangan langsung dari dan menuju
Ottawa akibat kisruh ini.
Kerajaan juga disebut berencana memulangkan seluruh warga Saudi yang tengah melakukan perawatan medis di Kanada.
Sementara
itu di Riyadh, Menlu al-Jubeir menegaskan Saudi menolak seluruh upaya
mediasi dengan Kanada dan menyatakan bahwa kerajaan tengah
mempertimbangkan "hukuman" lainnya bagi Kanada.
"Tidak ada hal
untuk dimediasi. Kanada telah melakukan kesalahan besar dan kesalahan
itu harus diperbaiki," papar al-Jubeir kepada wartawan.
Meski
begitu, al-Jubeir tak menjelaskan lebih rinci "hukuman" seperti apa yang
tengah dipertimbangkan negara petro dolar tersebut.
Saat ditanya
soal para aktivis yang masih ditahan, al-Jubeir menegaskan kembali
sikap pemerintah yang menganggap para tahanan itu telah melakukan kontak
dengan entitas asing.
Walaupun begitu, ia tak merinci tuduhan terhadap para aktivis yang ditahan tersebut.
"Masalahnya bukan soal HAM, ini masalah keamanan nasional," ujar al-Jubeir.
"Arab
Saudi tidak ikut campur urusan dalam negeri Kanada dengan cara apa
pun. Karena itu, Kanada juga harus memperbaiki sikapnya terhadap
kerajaan Saudi," kata dia menambahkan.
CB, Jakarta - Rashida Tlaib akan menjadi muslimah pertama yang duduk di kursi Kongres Amerika Serikat setelah memenangkan pemilihan primer Demokrat untuk mewakili Distrik ke-13 Michigan.
Jalan
menuju Kongres bagi Tlaib tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Perempuan ini harus berjuang mengalahkan banyak kandidat untuk
menggantikan John Conyers Jr yang menjadi anggota Kongres sejak 1965,
sebelum pensiun akibat tudingan pelecehan seksual.
Rashida Tlaib. AP
"Tlaib
mendapatkan dukungan 33,6 persen suara setelah berhasil kampanye di
kalangan akar rumput dan mengumpulkan donasi US$ 1 juta atau setara
dengan Rp 14 miliar," tulis Independent.
Tlaib, putri pasangan imigran Palestina, lahir di Detroit pada 1976.
Di kota ini, ayahnya bekerja di perusahaan mobil Ford Motor Company. Dia
menempuh pendidikan politik di Universitas Wayne dan melanjutkan ke
Fakultas Hukum hingga lulus pada 2004.
Rashida Tlaib. rashidaforcongress.com
"Saya
merasa bahagia, khususnya bisa bertemu dengan para pemilih, berjalan
bersama mereka dan mereka telah memberikan inspirasi kepada saya," kata
Tlaib kepada The Detroit Times.
Kemenangan Tlaib ini di tengah meningkatnya Islamopobia di Amerika Serikat setelah Donald Trump terpilih menjadi Presiden pada 2016.
Rashida Tlaib Ukir Sejarah Jadi Wanita Muslim Pertama di Kongres AS
Rashida Tlaib (Michigan House Democrats via Detroit Free Press)
Washington DC -
Seorang wanita Amerika Serikat
(AS) keturunan Palestina mencetak sejarah sebagai wanita muslim pertama
yang duduk di Kongres AS. Ibu dua anak dan putri seorang imigran
Palestina ini, pernah ditahan karena menginterupsi pidato Presiden Donald Trump.
Seperti dilansir AFP,
Kamis (9/8/2018), Rashida Tlaib yang berusia 42 tahun ini memenangkan
pemilihan pendahuluan di wilayah Detroit, mewakili Partai Demokrat.
Tlaib mengalahkan lima kandidat Partai Demokrat lainnya dalam pemilihan
pendahuluan ini.
Dengan tidak adanya kandidat Republik atau kandidat partai lain, Tlaib akan mulai bertugas di House of Representatives (HOR) setelah pemilihan sela pada November mendatang.
"Terima kasih banyak karena membuat momen tak dibayangkan ini
terwujud. Saya tak bisa berkata-kata," ucap Tlaib dalam komentar atas
kemenangannya via Twitter. "Saya tidak sabar melayani Anda di Kongres,"
imbuhnya.
Kemenangan
Tlaib ini menjadikannya sebagai wanita muslim pertama di Kongres AS.
Sekitar 12 tahun sebelumnya, anggota parlemen dari Minnesota, Keith
Ellison, mencetak sejarah sebagai warga muslim pertama di Kongres AS.
Tidak
hanya itu, Tlaib juga menjadi wanita Palestina-Amerika pertama yang
menjadi anggota HOR. Anggota parlemen Andre Carson dari Indiana yang
terpilih sejak tahun 2008, saat ini menjadi satu-satunya muslim di
Kongres AS.
Tlaib akan menggantikan John Conyers (89), politikus
Demokrat yang mengundurkan diri dari Kongres AS setelah 52 tahun
mengabdi. Conyers mundur di tengah tudingan pelecehan seksual. Masa
jabatan Tlaib selama 2 tahun akan dimulai pada Januari 2019.
Lahir
dan besar di Detroit, Tlaib sebelumnya mencetak sejarah sebagai wanita
muslim pertama yang terpilih duduk di parlemen negara bagian Michigan.
Dia menjabat dari tahun 2009-2014. Tlaib yang seorang sarjana hukum ini,
pernah bekerja sebagai pengacara.
Tlaib
menyatakan pencalonannya menjadi anggota Kongres AS dilandasi alasan
personal dan didorong oleh kecemasan putranya menjadi muslim di tengah
meluasnya Islamofobia
di AS. Selama ini, Tlaib mendukung upah setara untuk kaum perempuan,
biaya kuliah gratis, layanan kesehatan publik, hak-hak LGBTQ, pencabutan
larangan perjalanan Trump, perlindungan lingkungan dan reformasi
imigrasi AS.
Pada Agustus 2016, Tlaib pernah menginterupsi pidato
Trump saat kampanye di Detroit. Saat itu, dia memberitahu Trump bahwa
'anak-anak kita pantas mendapatkan yang lebih baik' dan memintanya
membaca Konstitusi AS.
Akibat aksinya itu, Tlaib diamankan
petugas keamanan dan ditahan otoritas setempat. "Ibu saya sungguh marah,
'Kami ditangkap di televisi nasional'. Saya ditahan. Tidak apa-apa. Itu
hal paling Amerika yang bisa saya lakukan," ucap Tlaib saat itu kepada CNN.
Tlaib juga pernah menyebut kemenangan Trump dalam pilpres AS sebagai 'bat signal' atau sinyal bahaya bagi seluruh wanita.
WASHINGTON
- Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan menekan Presiden Amerika
Serikat (AS) Donald Trump untuk menyetujui pembicaraan bilateral
mengenai pengawasan senjata. Itu dilakukan Putin selama pertemuan
pribadi keduanya selama dua jam di Helsinki bulan lalu.
Adalah
Politico yang melaporkan hal tersebut bersumber dari bocoran dokumen
Rusia yang diperolehnya. Dokumen itu berisi daftar topik negosiasi yang
dibawa oleh Putin ke pertemuan pribadi dengan Trump.
Proposal-proposal
tersebut termasuk kerja sama tentang senjata nuklir dan pembatasan
senjata, dua topik yang telah sering dibahas Rusia dan AS selama
interaksi diplomatik.
"Ini, 'Kami ingin keluar dari rumah anjing
dan terlibat dengan AS dalam berbagai masalah keamanan,'" kata sebuah
sumber yang tidak disebutkan namanya kepada Politico.
Dokumen
yang diperoleh Politico dilaporkan tidak menyebutkan kerja sama antara
kedua negara di Suriah, sebuah topik yang diperkenalkan Putin selama
konferensi pers sebagai titik awal untuk perjanjian bilateral.
Meskipun
Gedung Putih menolak mengomentari dokumen yang diperoleh oleh Politico,
juru bicara Dewan Keamanan Nasional Garrett Marquis mengatakan Trump
dan Putin tidak melakukan tukar menukar proposal tertulis.
"Selama
pertemuan bersejarah antara Presiden Trump dan Presiden Putin, kedua
pemimpin membahas berbagai macam permasalahan, termasuk persenjataan
nuklir kami, yang ketika digabungkan akan mencapai sekitar 90 persen
dari semua senjata nuklir," kata Marquis yang dikutip The Hill dari Politico, Kamis (9/8/2018).
"Tidak
ada komitmen untuk melakukan tindakan apa pun, di luar kesepakatan
bahwa kedua belah pihak harus melanjutkan diskusi," sambung Marquis.
"Presiden
tidak menerima proposal tertulis dari Presiden Putin, dan Presiden
tidak memberikan proposal tertulis kepada Presiden Putin," tukasnya.