Syed Saddiq menjadi menteri termuda Malaysia sepanjang sejarah. (Dok. Instagram/syedsaddiq)
Jakarta, CB -- Di antara para pejabat negara yang dilantik oleh Raja Malaysia, Senin (2/7), adalah Syed Saddiq, menteri termuda sepanjang sejarah Negeri Jiran.
Dia
ditunjuk sebagai menteri pemuda dan olah raga pemerintahan Mahathir
Mohamad yang baru terbentuk setelah politikus senior itu kembali
terpilih jadi perdana menteri lewat pemilihan umum, Mei lalu.
Syed
lahir dari keluarga sederhana--ayahnya warga Singapura, seorang pekerja
konstruksi yang rutin pergi-pulang dari Johor ke negeara asalnya untuk
bekerja.
Sementara itu, ibunya adalah seorang guru bahasa Inggris di
sekolah menengah yang juga berperan mengurus keluarga dan mengajar
kursus di malam hari untuk mencari penghasilan tambahan.
Sebagai anak bungsu berusia 25 tahun, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman,
bertekad memastikan perjuangan generasi pemuda dan orang tuanya tak
sia-sia.
"Saya ingin memastikan tak ada warga Malaysia lain yang mesti menjalani hidup semacam itu," kata Syed dikutip
Channel NewsAsia.
"Ketika
orang tua saya sukses, meski berasal dari latar belakang yang
sederhana, saya berutang kewajiban untuk memajukan Malaysia lebih jauh
karena saya tahu bagaimana rasanya ada di posisi itu."
Dilansir
Straits Times, Syed adalah lulusan hukum International Islamic
University yang belum lama ini menolak tawaran kedua dari Oxford
University untuk mengejar gelar Master di bidang kebijakan publik.
Syed dikenal dalam komunitas debat jauh sebelum dia masuk ke dunia politk.
Dia telah memenangi penghargaan Asia's Best Speaker di kejuaraan debat Asian British Parliamentary sebanyak tiga kali.
Pemerintahan politikus senior Mahathir Mohamad akan dikawal oleh menteri termuda sepanjang sejarah. (REUTERS/Lai Seng Sin)
|
Syed mencuat di dunia poltik setelah memenangi jabatan konstituen Muar
di Pemilu Mei lalu, mengalahkan petahana dari Barisan Nasional, Razali
Ibrahim.
Untuk generasi millenial Malaysia, ketua sayap pemuda Parti Pribumi Bersatu itu dipandang sebagai penyambung lidah generasi.
Namun, ada persepsi bahwa citra pemberontak Syed sama dengan apa yang terjadi pada Mahathir dan Anwar Ibrahim di masa mudanya.
Syed
adalah salah satu di antara 25 pemuda yang menulis pernyataan menolak
kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak karena skandal 1MDB. Kelompok
itu disebut Challenger.
"Challenger berhasil mengorganisir diri
ke dalam satu kelompok kohesif dan bepergian untuk bertemu pelajar dan
pemimpin muda lain, merekrut banyak orang," kata Wan Saiful Wan Jan,
peneliti di ISEAS-Yusof Ishak Institute of Singapore, dikutip Channel
NewsAsia.
Syed dinilai berperan penting dalam menggenjot jumlah
anggota partainya. Namun, para pemuda yang bergabung dalam partai
tersebut justru bisa jadi kelemahan.
Penggalangan dana bisa jadi sulit karena jaringan mereka masih belum
bisa sama luas dengan partai yang lebih mapan. Para kade muda juga tak
punya pengalaman dalam bidang pengambilan kebijakan.
"Mempunyai
anggota muda bisa baik untuk aktivisme, tapi itu juga jadi tantangan
dalam hal keberlanjutan dan arahan," kata Wan Saiful.
"Dengan demikian, situasi yang ideal adalah memiliki kombinasi sehat antara anggota muda dan yang lebih tua."
Credit
cnnindonesia.com