Credit republika.co.id
Rabu, 20 Juni 2018
Trump perintahkan dirikan pasukan antariksa
Washington (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump
pada Senin mengatakan, dia memerintahkan pendirian cabang keenam militer
untuk mempermudah dominasi Amerika pada bidang antariksa.
"Ini tidak cukup hanya memiliki kehadiran seorang Amerika di ruang angkasa. Kita harus memiliki dominasi Amerika di luar angkasa," kata Trump sebelum pertemuan Dewan Antariksa Nasional.
"Kami akan memiliki Angkatan Udara dan kami akan memiliki `Angkatan Antarika`". Terpisah tetapi setara. Itu akan menjadi sesuatu. Sangat penting," katanya kemudian.
Meski begitu, AS adalah anggota dari Perjanjian Luar Angkasa, yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di angkasa dan hanya memungkinkan penggunaan bulan dan benda langit lainnya untuk tujuan damai.
Trump juga menandatangani arahan tentang pengelolaan lalu lintas dan puing-puing di ruang angkasa.
Pengumuman tersebut merupakan langkah terbaru pemerintahannya untuk meningkatkan eksplorasi ruang angkasa AS. AS ingin mengirim penjelajah robot ke bulan paling cepat tahun depan sebagai langkah persiapan untuk mengirim astronot kembali ke sana untuk pertama kalinya sejak 1972, kata seorang pejabat Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Senin.
NASA merencanakan serangkaian misi bulan dimulai tahun depan yang bertujuan mengembangkan kapasitas untuk kembali ke bulan, kata Cheryl Warner, juru bicara Direktorat Eksplorasi Manusia NASA.
NASA akan bekerja dengan perusahaan swasta, yang belum dipilih, dalam misi, kata Warner dalam sebuah wawancara telepon.
Pada Desember, Trump menandatangani arahan yang katanya akan memungkinkan astronot kembali ke bulan dan akhirnya memimpin misi ke Mars. Dia memerintahkan pemerintah bulan lalu untuk meninjau peraturan tentang penerbangan ruang komersial.
Orang Amerika pertama kali mendarat di bulan pada 1969, mencapai tujuan yang ditetapkan mantan Presiden John F. Kennedy pada 1961 dan mengakhiri perlombaan antariksa satu dekade antara Washington dan Moskow.
Sejak itu, upaya AS untuk mengeksplorasi di luar orbit Bumi sebagian besar terfokus pada pesawat antariksa jarak jauh yang tidak memiliki anggota awak manusia, meskipun beberapa presiden Amerika telah berulang kali mengangkat gagasan mengirim penjelajah manusia kembali ke bulan atau lebih jauh.
Presiden George W. Bush pada 2004 mengatakan manusia akan kembali ke bulan pada 2020. Penerusnya, Presiden Barack Obama, mengatakan pada 2016 Amerika Serikat akan mengirim manusia ke Mars pada 2030-an, demikian Reuters.
"Ini tidak cukup hanya memiliki kehadiran seorang Amerika di ruang angkasa. Kita harus memiliki dominasi Amerika di luar angkasa," kata Trump sebelum pertemuan Dewan Antariksa Nasional.
"Kami akan memiliki Angkatan Udara dan kami akan memiliki `Angkatan Antarika`". Terpisah tetapi setara. Itu akan menjadi sesuatu. Sangat penting," katanya kemudian.
Meski begitu, AS adalah anggota dari Perjanjian Luar Angkasa, yang melarang penempatan senjata pemusnah massal di angkasa dan hanya memungkinkan penggunaan bulan dan benda langit lainnya untuk tujuan damai.
Trump juga menandatangani arahan tentang pengelolaan lalu lintas dan puing-puing di ruang angkasa.
Pengumuman tersebut merupakan langkah terbaru pemerintahannya untuk meningkatkan eksplorasi ruang angkasa AS. AS ingin mengirim penjelajah robot ke bulan paling cepat tahun depan sebagai langkah persiapan untuk mengirim astronot kembali ke sana untuk pertama kalinya sejak 1972, kata seorang pejabat Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA), Senin.
NASA merencanakan serangkaian misi bulan dimulai tahun depan yang bertujuan mengembangkan kapasitas untuk kembali ke bulan, kata Cheryl Warner, juru bicara Direktorat Eksplorasi Manusia NASA.
NASA akan bekerja dengan perusahaan swasta, yang belum dipilih, dalam misi, kata Warner dalam sebuah wawancara telepon.
Pada Desember, Trump menandatangani arahan yang katanya akan memungkinkan astronot kembali ke bulan dan akhirnya memimpin misi ke Mars. Dia memerintahkan pemerintah bulan lalu untuk meninjau peraturan tentang penerbangan ruang komersial.
Orang Amerika pertama kali mendarat di bulan pada 1969, mencapai tujuan yang ditetapkan mantan Presiden John F. Kennedy pada 1961 dan mengakhiri perlombaan antariksa satu dekade antara Washington dan Moskow.
Sejak itu, upaya AS untuk mengeksplorasi di luar orbit Bumi sebagian besar terfokus pada pesawat antariksa jarak jauh yang tidak memiliki anggota awak manusia, meskipun beberapa presiden Amerika telah berulang kali mengangkat gagasan mengirim penjelajah manusia kembali ke bulan atau lebih jauh.
Presiden George W. Bush pada 2004 mengatakan manusia akan kembali ke bulan pada 2020. Penerusnya, Presiden Barack Obama, mengatakan pada 2016 Amerika Serikat akan mengirim manusia ke Mars pada 2030-an, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Papua Nugini rusuh, keadaan darurat diberlakukan
Sydney (CB) - Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat,
membekukan pemerintah provinsi dan mengirim pasukan ke dataran tinggi
berbatu untuk memulihkan ketertiban setelah perusuh terus mengamuk dan
membakar, kata pemerintah setempat.
iSeperti dikutip dari Reuters, kekerasan sering merusak pedalaman terpencil negara Pasifik kaya sumber daya itu, tempat perselisihan suku dan tanah membebani politik daerah.
Kerumunan bersenjata, yang marah atas kegagalan tentangan pengadilan terhadap pemilihan gubernur, membakar pesawat terbang, menjarah gudang dan membakar gedung di Mendi, ibu kota Provinsi Southern Highlands, minggu ini.
Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat sembilan bulan di provinsi itu dan menghentikan sementara pemerintahnya, kata Perdana Menteri Peter O`Neill pada Jumat.
"Tindakan orang-orang yang sembrono merusak properti di Mendi telah membuat jijik bangsa," kata O`Neill di lamannya.
"Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan," tambahnya.
Thomas Eluh, seorang mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi tersebut, telah diberikan kekuatan darurat konstitusional.
Polisi, termasuk regu mobil, segera dikerahkan, bersama dengan penyelidik kriminal, tambah O`Neill .
Lebih dari 200 tentara Pasukan Pertahanan Papua Nugini akan diterbangkan ke Kota Mount Hagen pada Sabtu sebelum melakukan perjalanan ke Mendi, kata media Loop PNG.
Laporan gerakan pasukan tidak dapat dipastikan secara mandiri.
Penjarah menggeledah gudang pasokan bantuan gempa selama kerusuhan Mendi, kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi.
"Mereka mengambil semua bahan makanan," katanya melalui telepon dari Port Moresby.
Banyak warga masih menerima bantuan setelah gempa berkekuatan 7,5 Februari menewaskan 100 orang, menguji keuangan dan kemampuan salah satu negara termiskin di dunia itu.
iSeperti dikutip dari Reuters, kekerasan sering merusak pedalaman terpencil negara Pasifik kaya sumber daya itu, tempat perselisihan suku dan tanah membebani politik daerah.
Kerumunan bersenjata, yang marah atas kegagalan tentangan pengadilan terhadap pemilihan gubernur, membakar pesawat terbang, menjarah gudang dan membakar gedung di Mendi, ibu kota Provinsi Southern Highlands, minggu ini.
Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat sembilan bulan di provinsi itu dan menghentikan sementara pemerintahnya, kata Perdana Menteri Peter O`Neill pada Jumat.
"Tindakan orang-orang yang sembrono merusak properti di Mendi telah membuat jijik bangsa," kata O`Neill di lamannya.
"Polisi akan menyelidiki setiap penghasut, dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan," tambahnya.
Thomas Eluh, seorang mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi tersebut, telah diberikan kekuatan darurat konstitusional.
Polisi, termasuk regu mobil, segera dikerahkan, bersama dengan penyelidik kriminal, tambah O`Neill .
Lebih dari 200 tentara Pasukan Pertahanan Papua Nugini akan diterbangkan ke Kota Mount Hagen pada Sabtu sebelum melakukan perjalanan ke Mendi, kata media Loop PNG.
Laporan gerakan pasukan tidak dapat dipastikan secara mandiri.
Penjarah menggeledah gudang pasokan bantuan gempa selama kerusuhan Mendi, kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi.
"Mereka mengambil semua bahan makanan," katanya melalui telepon dari Port Moresby.
Banyak warga masih menerima bantuan setelah gempa berkekuatan 7,5 Februari menewaskan 100 orang, menguji keuangan dan kemampuan salah satu negara termiskin di dunia itu.
Credit antaranews.com
Selasa, 12 Juni 2018
Dokumen: Trump dan Kim Sepakat Denuklirisasi Utuh
Foto dokumen yang ditandatangani Trump
mengindikasikan AS dan Korut sepakat mengupayakan denuklirisasi utuh.
(REUTERS/Jonathan Ernst)
Hal itu dilaporkan CNN tak lama setelah keduanya menandatangani dokumen, Selasa (12/6). Menurut laporan tersebut, dokumen menunjukkan Kim dan Trump sepakat "bekerja sama menuju denuklirisasi utuh Semenanjung Korea."
Selain itu, dokumen juga mengindikasikan kedua pemimpin negara akan bekerja sama menuju "hubungan baru AS-Korut."
Denuklirisasi adalah isu utama dalam pertemuan yang digelar di Pulau Sentosa, Singapura. Kedua pihak berbeda pendapat soal interpretasi istilah tersebut.
|
AS menginginkan Korea Utara untuk melucuti penuh senjata nuklirnya. Sementara pihak Korut diyakini tak akan begitu saja menyerahkan hal yang dianggap sebagai jaminan keberlangsung rezim.
Dilaporkan sebelumnya, ketika ditanya apakah Kim Jong-un sepakat denuklirisasi, Trump mengatakan "kami memulai proses itu dengan sangat, sangat cepat. Tentu saja."
Trump dan Kim menandatangani dokumen "komprehensif" usai menjalani serangkaian pertemuan sejak pagi hari. Mereka tak menjelaskan apa isi dari dokumen itu.
"Kami menandatangani dokumen yang sangat penting, dokumen yang sangat komprehensif," kata Trump kepada wartawan, di samping Kim.
|
Dia mengatakan akan membahasnya panjang lebar dalam konferensi pers dalam waktu dekat dan mengindikasikan akan mempublikasikannya.
Sementara itu, Kim mengatakan terima kasih dan menyebut hari ini sebagai peristiwa bersejarah.
"Kami telah menjalani pertemuan bersejarah dan memutuskan untuk meninggalkan masa lalu, dan kami akan menandatangani dokumen bersejarah," kata Kim melalui penerjemah.
"Dunia akan melihat perubahan besar."
Credit cnnindonesia.com
Mengintip Isi Perjanjian Trump dan Kim Jong-un
Foto dokumen yang ditandatangani Kim Jong-un
dan Donald Trump menunjukkan isi kesepakatan antara kedua pemimpin
negara. (Anthony Wallace/Pool via Reuters)
Pertemuan bersejarah yang digelar di Capella Hotel, Singapura, Selasa (12/6), kini telah selesai. Kim telah meninggalkan lokasi sementara Trump masih tinggal untuk menggelar konferensi pers yang akan segera dimulai.
Kedua pemimpin mengakhiri pertemuan dengan menandatangani sebuah perjanjian yang disebut Trump sebagai "dokumen yang sangat komprehensif."
Meski begitu Trump tak langsung menjelaskan isi kesepakatan setelah menandatanganinya bersama Kim. Dia mengatakan akan memberikan penjelasan kepada awak media terkait perjanjiannya dengan Kim.
|
Namun, awak media di lokasi sudah bisa melihat isi perjanjian melalui foto yang diambil saat Trump menunjukkan dokumen perjanjian kepada para wartawan.
Foto dokumen yang ditunjukkan Trump menunjukkan isi kesepakatan. (REUTERS/Jonathan Ernst)
|
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Komisi Urusan Negara Korea Utara Kim Jong-un menggelar pertemuan perdana dan bersejarah pada 12 Juni 2018 di Singapura.
Presiden Trump dan Pemimpin Kim bertukar pendapat secara mendalam, komprehensif, dan tulus, terkait penetapan hubungan baru Amerika Serikat dan Korea Utara, serta membangun rezim perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea.
|
Kami yakin bahwa pembentukan hubungan baru AS-Korut akan berkontribusi terhadap perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea, serta dunia, dan mengakui bahwa membangun kepercayaan antara sesama bisa mendorong denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Presiden Trump dan Pemimpin Kim menyatakan pernyataan sebagai berikut:
1. Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen menjalin hubungan baru sesuai dengan keinginan serta kepentingan masyarakat kedua negara untuk perdamaian dan kemakmuran.
|
3. Menegaskan kembali Deklarasi Panmunjom 27 April 2018, Korut berkomitmen bekerja sama menuju ke arah pelucutan senjata nuklir sepenuhnya di Semenanjung Korea.
4. Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen mengembalikan tahanan dan orang hilang (POW/MIA) yang masih ada, termasuk merepatriasi segera orang-orang tersebut yang telah teridentifikasi.
Menyadari bahwa KTT AS-Korut-yang pertama dan bersejarah-adalah peristiwa penting yang sangat signifikan untuk mengatasi ketegangan permusuhan selama puluhan tahun antara kedua negara, Presiden Trump dan Pemimpin Kim Jong-un berkomitmen menerapkan ketentuan dalam pernyataan bersama ini secara penuh dan cepat.
|
Amerika Serikat dan Korea Utara berkomitmen mengadakan negosiasi lanjutan yang dipimpin oleh Menlu AS Mike Pompeo dan pejabat tingkat tinggi Korut yang setingkat, untuk melaksanakan hasil KTT AS-Korut.
Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Tertinggi Komisi Urusan Negara Korea Utara Kim Jong-un telah berkomitmen untukbekerja sama mengembangan hubungan AS-Korut yang baru demi mendukung perdamaian, kesejahteraan, dan keamanan di Semenanjung Korea.
12 Juni 2018
Pulau Sentosa
Credit cnnindonesia.com
Pernyataan bersama Donald Trump dan Kim Jong Un
Singapura (CB) - Mengakhiri pertemuan bersejarah mereka di
Pulau Sentosa, Singapura, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeluarkan pernyataan bersama
menyangkut pertemuan mereka pada 12 Juni 2018 ini.
Berikut pernyataan selengkapnya kedua pemimpin seperti disiarkan Reuters:
Pernyataan Bersama Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Republik Rakyat Demokratik Korea pada Pertemuan Singapura.
Presiden Donald J. Trump dan Ketua Kim Jong Un telah menggelar pertemuan pertama yang bersejarah di Singapura pada 12 Juni 2018.
Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un telah bertukar pendapat secara komprehensif, mendalam dan jujur mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pembentukan hubungan baru AS-DPRK (Korea Utara) dan membangun rezim perdamaian yang kekal dan kuat di Semenanjung Korea.
Presiden Trump telah bertekad untuk memberikan jaminan keamanan kepada DPRK, dan Ketua Kim Jong Un telah menegaskan kembali komitmen tegas dan teguhnya dalam menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Untuk meyakinkan bahwa pembentukan hubungan baru AS-DPRK akan memberikan sumbangan kepada perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan dunia, dan menyadari bahwa pembangunan kesalingpercayaan dapat memajukan denuklirisasi Semenanjung Korea, maka Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un mengeluarkan pernyataan berikut:
1. Amerika Serikat dan DPRK bertekad membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan hasrat rakyat kedua negara kepada perdamaian dan kemakmuran.
2. Amerika Serikat dan DPRK akan bersama-sama berusaha menciptakan rezim perdamaian yang langgeng dan kuat di Semenanjung Korea.
3. Menegaskan lagi Deklarasi Panmunjom pada 27 April 2018, DPRK bertekad untuk bekerja ke arah denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.
4. Amerika Serikat dan DPRK bertekad menyelesaikan masalah POW/MIA (tawanan perang), termasuk repatriasi mereka yang sudah teridentifikasi.
Menyadarai bahwa pertemuan AS-DPRK --yang pertama dalam sejarah-- sebagai peristiwa sangat langka dengan signifikansinya yang besar dan demi mengakhiri berpuluh tahun ketegangan dan permusuhan di antara kedua negara dan demi membuka sebuah masa depan yang baru, Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un bertekad untuk mengimplementasikan secara menyeluruh dan segera ketetapan-ketetapan dalam pernyataan bersama ini. Amerika Serikat dan DPRK bertekad untuk menyelenggarakan negosiasi-negosiasi berikutnya yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan pekabat tinggi DPRK yang relevan, dalam tempo sesingkat-singkatnya, untuk mengimplementasikan hasil-hasil pertemuan AS-DPRK.
Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Komisi Hubungan Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea telah bertekan untuk bekerja sama bagi penciptaan hubungan baru AS-DPRK dan untuk pemajuan perdamaian, kemakmuran, dan keamanan Semenanjung Korea dan dunia.
12 Juni 2018
Pulau Sentosa
Singapura
Berikut pernyataan selengkapnya kedua pemimpin seperti disiarkan Reuters:
Pernyataan Bersama Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Republik Rakyat Demokratik Korea pada Pertemuan Singapura.
Presiden Donald J. Trump dan Ketua Kim Jong Un telah menggelar pertemuan pertama yang bersejarah di Singapura pada 12 Juni 2018.
Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un telah bertukar pendapat secara komprehensif, mendalam dan jujur mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan pembentukan hubungan baru AS-DPRK (Korea Utara) dan membangun rezim perdamaian yang kekal dan kuat di Semenanjung Korea.
Presiden Trump telah bertekad untuk memberikan jaminan keamanan kepada DPRK, dan Ketua Kim Jong Un telah menegaskan kembali komitmen tegas dan teguhnya dalam menuntaskan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Untuk meyakinkan bahwa pembentukan hubungan baru AS-DPRK akan memberikan sumbangan kepada perdamaian dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan dunia, dan menyadari bahwa pembangunan kesalingpercayaan dapat memajukan denuklirisasi Semenanjung Korea, maka Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un mengeluarkan pernyataan berikut:
1. Amerika Serikat dan DPRK bertekad membangun hubungan baru AS-DPRK sesuai dengan hasrat rakyat kedua negara kepada perdamaian dan kemakmuran.
2. Amerika Serikat dan DPRK akan bersama-sama berusaha menciptakan rezim perdamaian yang langgeng dan kuat di Semenanjung Korea.
3. Menegaskan lagi Deklarasi Panmunjom pada 27 April 2018, DPRK bertekad untuk bekerja ke arah denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea.
4. Amerika Serikat dan DPRK bertekad menyelesaikan masalah POW/MIA (tawanan perang), termasuk repatriasi mereka yang sudah teridentifikasi.
Menyadarai bahwa pertemuan AS-DPRK --yang pertama dalam sejarah-- sebagai peristiwa sangat langka dengan signifikansinya yang besar dan demi mengakhiri berpuluh tahun ketegangan dan permusuhan di antara kedua negara dan demi membuka sebuah masa depan yang baru, Presiden Trump dan Ketua Kim Jong Un bertekad untuk mengimplementasikan secara menyeluruh dan segera ketetapan-ketetapan dalam pernyataan bersama ini. Amerika Serikat dan DPRK bertekad untuk menyelenggarakan negosiasi-negosiasi berikutnya yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dan pekabat tinggi DPRK yang relevan, dalam tempo sesingkat-singkatnya, untuk mengimplementasikan hasil-hasil pertemuan AS-DPRK.
Presiden Donald J. Trump dari Amerika Serikat dan Ketua Kim Jong Un dari Komisi Hubungan Luar Negeri Republik Rakyat Demokratik Korea telah bertekan untuk bekerja sama bagi penciptaan hubungan baru AS-DPRK dan untuk pemajuan perdamaian, kemakmuran, dan keamanan Semenanjung Korea dan dunia.
12 Juni 2018
Pulau Sentosa
Singapura
Credit antaranews.com
Trump dan Kim Jong-un Teken Dokumen Bersejarah
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un (kiri)
menandatangani dokumen bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump
(kanan). (REUTERS/Jonathan Ernst)
Trump tak menjelaskan lebih lanjut apa yang ada pada dokumen itu. Dia mengatakan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam konferensi pers.
Presiden AS hanya mengatakan dokumen itu "sangat komprehensif."
Sementara itu, Kim menyatakan sangat berterima kasih kepada Trump atas pertemuan ini.
"Kami menjalani pertemuan yang sangat bersejarah dan kami akan menandatangani dokumen bersejarah," kata Kim.
"Dunia akan melihat perubahan."
Penandatanganan dilakukan di atas salah satu furnitur antik yang dibuat oleh pengrajin lokal pada 1939. Meja itu pernah digunakan oleh Mahkamah Agung Singapura dan sengaja dipinjam oleh kedutaan besar AS untuk pertemuan Trump dan Kim.
Pertemuan Kim dan Trump menandai pertama kalinya dalam sejarah ada pemimpin dari Korut dan AS yang bertatap muka secara langsung.
Hubungan Korut dan AS sempat memanas sepanjang 2017 lalu, ketika Korut terus melakukan uji coba rudal dan nuklirnya. Kim dan Trump kerap silih melontarkan hinaan hingga ancaman perang.
Di saat yang sama, Korea Selatan dipimpin Presiden Moon Jae-in yang lebih mengedepankan pendekatan lunak terhadap negara tetangganya. Secara resmi, dua Korea masih berstatus musuh perang.
Keinginan Moon disambut perubahan mendadak Kim yang pada pidato akhir tahunnya menyatakan ingin memperbaiki hubungan dengan Korsel. Setelah itu, kedua negara sepakat memulai proses damai dan berdialog dengan pihak AS.
Credit cnnindonesia.com
Akhiri pertemuan bersejarah, Kim dan Trump teken sebuah dokumen
Singapura (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani sebuah dokumen
menyeluruh menyusul pertemuan bersejarah yang bertujuan menciptakan
denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sampai saat ini media massa belum mengetahui isi dokumen tersebut.
Menurut Reuters, sekalipun terobosan yang dibuat pada pertemuan ini hanya awal untuk sebuah proses diplomasi, namun proses ini dapat membawa ke perubahan yang langgeng pada lanskap keamanan Asia Timur Laut seperti saat mantan presiden Amerika Serikat Richard Nixon menunjungi Beijing pada 1972 yang mengantarkan kepada transformasi Tiongkok.
Sebelum menandatangani dokumen yang disebut Trump sebagai "surat komprehensif" itu, Kim menyatakan kedua pemimpin telah mengadakan sebuah pertemuan bersejarah dan "telah memutuskan untuk meninggalkan masa lalu. Dunia akan menyaksikan perubahan besar."
Trump menyatakan proses denuklirisasi akan terjadi amat sangat cepat dan menambahkan bahwa dia telah menciptakan "ikatan khusus" dengan Kim dan hubungan dengan Korea Utara akan sangat berbeda (dibandingkan dengan sebelum ini).
"Ini akan mengantarkan kepada hal yang lebih, lebih dan lebih lagi," kata Trump.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sampai saat ini media massa belum mengetahui isi dokumen tersebut.
Menurut Reuters, sekalipun terobosan yang dibuat pada pertemuan ini hanya awal untuk sebuah proses diplomasi, namun proses ini dapat membawa ke perubahan yang langgeng pada lanskap keamanan Asia Timur Laut seperti saat mantan presiden Amerika Serikat Richard Nixon menunjungi Beijing pada 1972 yang mengantarkan kepada transformasi Tiongkok.
Sebelum menandatangani dokumen yang disebut Trump sebagai "surat komprehensif" itu, Kim menyatakan kedua pemimpin telah mengadakan sebuah pertemuan bersejarah dan "telah memutuskan untuk meninggalkan masa lalu. Dunia akan menyaksikan perubahan besar."
Trump menyatakan proses denuklirisasi akan terjadi amat sangat cepat dan menambahkan bahwa dia telah menciptakan "ikatan khusus" dengan Kim dan hubungan dengan Korea Utara akan sangat berbeda (dibandingkan dengan sebelum ini).
"Ini akan mengantarkan kepada hal yang lebih, lebih dan lebih lagi," kata Trump.
Credit antaranews.com
Sisi Gelap Pulau Sentosa, Lokasi Pertemuan Trump-Kim Jong-un
Pulau Sentosa, lokasi pertemuan Presiden AS
Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un itu memiliki sisi kelam
selama masa Perang Dunia. (Capella Singapore/Handout via Reuters)
Melalui Twitter, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengumumkan bahwa pertemuan bersejarah antara Trump dan Kim itu akan digelar di Capella Hotel, Pulau Sentosa.
Sejumlah sumber yang terlibat dalam persiapan acara mengatakan para diplomat AS dan Korut sepakat memilih Pulau Sentosa menjadi lokasi pertemuan puncak Trump dan Kim Jong-un karena relatif terisolir dari keramaian kota.
Pulau Sentosa hanya memiliki satu jembatan yang menghubungkan wilayah itu dengan pulau utama Singapura sehingga bisa mudah dikontrol aparat keamanan.
Pulau di selatan Singapura itu merupakan salah satu destinasi wisata mewah bagi para borjuis yang ingin menghabiskan uang untuk bersenang-senang.
Pulau lokasi pertemuan Trump dan Kim itu dikelilingi pantai-pantai indah, belasan hotel mewah kelas dunia, fasilitas hiburan, dan olahraga mulai dari kasino hingga lapangan golf. Taman hiburan Universal Studio juga berlokasi di pulau ini.
Di wilayah seluas 4 kilometer persegi ini terdapat vila-vila serta perumahan elit yang dihuni oleh orang-orang terkaya di Singapura, dengan harga rata-rata rumah sekitar US$29 juta atau Rp410 miliar.
Namun, siapa sangka dibalik kemewahannya, Pulau Sentosa dulu memiliki cerita gelap.
Sebelum berubah nama menjadi Sentosa, pulau lokasi pertemuan Trump dan Kim itu dikenal sebagai Pulau Belakang Mati. Saat Perang Dunia II, pulau tersebut menjadi markas militer Inggris dan Australia.
Pasukan Inggris sempat membangun benteng pertahanan besar dilengkapi dengan senjata kaliber besar yang dipasang di berbagai titik di sepanjang pulau itu demi membendung invasi Jepang.
Namun, pasukan sekutu tetap tak sanggup membendung Jepang hingga akhirnya pulau itu direbut oleh pasukan nipon. Setelah menyerahnya sekutu sekitar Februari 1942, pulau tersebut menjadi kamp tawanan pasukan Jepang yang menampung tahanan Australia dan Inggris.
Pulau yang menjadi tempat pertemuan Kim dan Trump itu juga menjadi saksi ketika Jepang membunuh orang-orang China di situ yang dicurigai terlibat dalam gerakan anti-Jepang. Sedikitnya 300 mayat terdampar di pulau tersebut hingga akhirnya dimakamkan oleh tahanan Inggris di sana.
Singkat cerita, pemerintah Singapura mengubah nama pulau itu menjadi Sentosa yang memiliki makna damai serta tenang pada 1972 lalu. Perubahan nama itu dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah membangun pulau yang bakal menjadi sorotan dunia karena menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim itu.
Sejak itu, sedikitnya modal US$420 juta dari kantong swasta dan kantong pemerintah sebesar US$500 juta telah diinvestasikan mengembangkan pulau itu.
Hotel Capella mengalahkan sejumlah lokasi lain seperti Hotel Shang-ri La dan Istana Kepresidenan Singapura, yang sempat digadang-gadang menjadi lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un.
Terletak di lahan seluas 30 hektar, Hotel Capella memiliki 112 kamar. Tidak seperti Hotel Shang-ri La di pusat kota, Hotel Capella belum pernah digunakan pertemuan penting atau kenegaraan sebelumnya.
Dikutip The Guardian, hotel bertema kolonial Inggris ini pernah ditinggali selebritas dunia seperti Madonna dan Lady Gaga. Harga per kamar standar di hotel ini pun mencapai sedikitnya 663 dolar Singapura atau setara Rp6 juta per malamnya. Sementara itu, untuk kamar jenis presidential suits, harga bisa dibandrol hingga 10.000 dolar Singapura atau setara Rp104 juta.
Pada akhir Mei lalu, Direktur Komisioner Kesekretariatan Urusan Negara Korut, Kim Chang Son, telah bertemu dengan Wakil Kepala Staf Gedung Putih, Joe Hagin, di hotel tersebut untuk mempersiapkan logistik dan keamanan pertemuan.
Sejak dinyatakan sebagai lokasi pertemuan Trump dan Kim Jong-un, pengamanan Hotel Capella semakin diperketat. Akses masuk ke penginapan itu pun semakin terbatas.
Demi memaksimalkan keamanan guna menyukseskan pertemuan Trump dan Kim, otoritas Singapura juga telah membentuk sejumlah zona pengamanan khusus termasuk di Pulau Sentosa.
Credit cnnindonesia.com
Singapura Kerahkan Polisi Gurkha untuk Pertemuan Kim dan Trump
CB, Jakarta - Untuk menjaga keamanan peristiwa diplomatik bersejarah abad ini, Singapura
telah meminta bantuan para pejuang Nepal Gurkha yang menakutkan, dengan
pisau melengkungnya yang besar, dan sesuai tradisi harus "mencicipi
darah" kapan pun mereka ditarik.
Dengan mengenakan baret coklat dan dilengkapi dengan pelindung tubuh dan senapan serbu, polisi elit Gurkha adalah bagian yang mencolok dari pasukan keamanan Singapura yang dikerahkan untuk pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pertemuan penting ini membuat Singapura mesti menyiapkan keamanan yang lebih. Trump dan Kim telah membawa personil keamanan pribadi mereka sendiri dan limusin berat berlapis baja. Pengawal Kim Jong Un terlihat berjalan dalam formasi bersama Mercedesnya.
Pasukan Gurkha berjaga di pos pemeriksaan Hotel Shangri-La di Singapura, 1 Juni 2018. Guna ikut mengamankan pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un, Singapura mengutus pasukan Gurkha untuk berjaga di sejumlah titik. REUTERS/Edgar Su
Dipilih di antara pria muda dari Nepal yang miskin, Gurkha telah menjadi bagian dari kepolisian Singapura sejak 1949. Dilaporkan sekitar 1.800 perwira Gurkha di Singapura, dan mereka hadir secara teratur di acara-acara keamanan tinggi. Pada hari Senin, mereka terlihat berjaga-jaga di St. Regis Singapore, di mana Kim tiba Minggu sore.
"Ini adalah momen kebanggaan untuk melihat Gurkha bertanggung jawab untuk menjaga peristiwa penting seperti itu," kata Krishna Kumar Ale, yang mengabdi selama 37 tahun di tentara Inggris sebelum kembali ke rumah di Nepal. "Itu menunjukkan bahwa kami Gurkha telah mencapai titik di mana kami dipercaya dengan keamanan dua orang paling penting di dunia," ujar Krishna, seperti dilaporkan Associated Press, 11 Juni 2018.
Pada tahun 2015, selama Dialog Shangri-la, KTT Singapura yang dihadiri menteri pertahanan dan pejabat keamanan tingkat tinggi dari seluruh dunia, seorang perwira Gurkha menembak dan membunuh seorang pengemudi setelah mobilnya menerobos serangkaian penghadang jalan di luar tempat KTT. Meskipun insiden itu ternyata terkait dengan narkoba, bukan serangan terhadap acara.
Pasukan Gurkha berjaga di dekat Hotel Shangri-La di Singapura, 10 Juni 2018. Gurkha merupakan pasukan yang selalu membawa pisau Kurki. Bila pisau tersebut terhunus, wajib ada darah yang tumpah. (AP Photo/Yong Teck Lim)
Ketika ditanya tentang skala operasi keamanan untuk KTT tersebut, Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengatakan lebih dari 5.000 polisi telah dikerahkan. The Gurkha Contingent adalah unit polisi khusus di dalam pasukan.
Singapura bukan merupakan tempat baru untuk menyelenggarakan acara-acara penting, termasuk Dana Moneter Internasional dan pertemuan Kelompok Bank Dunia, serta pertemuan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2007 dan 2018. Inilah yang menjadikan otoritas Singapura memprioritaskan keamanannya dengan mengerahkan Gurkha.
Gurkha, yang direkrut oleh polisi Singapura dari perbukitan Nepal, dilengkapi dengan pelindung tubuh, senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia dan pistol di sarung kaki selama konferensi, seperti dilansir Reuters.
Gurkha, yang namanya berasal dari kota bukit Gorkha di Nepal, telah dikerahkan dalam berbagai konflik besar dan perang sejak menjadi bagian dari tentara Inggris pada abad ke-19. Lebih dari 200.000 Gurkha bertempur di dua perang dunia, di mana mereka dikagumi karena keterampilan tempur dan keberanian mereka, hidup sesuai dengan semboyan tradisional mereka "Lebih baik mati daripada menjadi pengecut." Gurkha juga bertempur dalam konflik Falklands, Perang Teluk, Bosnia, Kosovo, dan Afghanistan.
Pasukan Gurkha berasal dari Nepal namun bertempur untuk Inggris, pernah mengalahkan TNI saat konflik Dwikora. 2nd Gurkha Rifles berhasil menyerang Batalyon 428 Raiders dari Divisi Diponegoro, di Gunung Tepoi, Kalimantan pada tanggal 21 November 1965. Serangan tersebut menewaskan 24 prajurit TNI, Gurkha kehilangan 3 personil dalam serangan itu. Dailymail.co.uk
Inggris sendiri mengalami keganasan Gurkha secara langsung setelah mengalami kerugian besar selama invasi mereka ke Nepal. Kesepakatan damai yang ditandatangani oleh British East India Company pada tahun 1815 memungkinkan Inggris untuk merekrut pasukan dari Nepal.
Setelah kemerdekaan India pada tahun 1947, Inggris, Nepal dan India mencapai kesepakatan untuk mentransfer empat resimen Gurkha kepada tentara India. Mantan koloni Inggris Singapura dan Malaysia juga telah mempekerjakan Gurkha untuk polisi dan tentara mereka masing-masing. Menurut laporan Angkatan Darat Nepal, lebih dari 10.000 pelamar mencoba setiap tahun untuk 260 tempat di unit Gurkha tentara Inggris.
Meskipun sudah ada senjata modern yang melengkapi persenjataan mereka selama menjaga keamanan pertemuan Trump dan Kim di Singapura, Gurkha masih membawa "kukri" tradisional, pisau panjang melengkung yang menurut tradisi disebut "ragat khaikana" atau mengecap rasa darah begitu pisau ini ditarik.
Dengan mengenakan baret coklat dan dilengkapi dengan pelindung tubuh dan senapan serbu, polisi elit Gurkha adalah bagian yang mencolok dari pasukan keamanan Singapura yang dikerahkan untuk pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pertemuan penting ini membuat Singapura mesti menyiapkan keamanan yang lebih. Trump dan Kim telah membawa personil keamanan pribadi mereka sendiri dan limusin berat berlapis baja. Pengawal Kim Jong Un terlihat berjalan dalam formasi bersama Mercedesnya.
Pasukan Gurkha berjaga di pos pemeriksaan Hotel Shangri-La di Singapura, 1 Juni 2018. Guna ikut mengamankan pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un, Singapura mengutus pasukan Gurkha untuk berjaga di sejumlah titik. REUTERS/Edgar Su
Dipilih di antara pria muda dari Nepal yang miskin, Gurkha telah menjadi bagian dari kepolisian Singapura sejak 1949. Dilaporkan sekitar 1.800 perwira Gurkha di Singapura, dan mereka hadir secara teratur di acara-acara keamanan tinggi. Pada hari Senin, mereka terlihat berjaga-jaga di St. Regis Singapore, di mana Kim tiba Minggu sore.
"Ini adalah momen kebanggaan untuk melihat Gurkha bertanggung jawab untuk menjaga peristiwa penting seperti itu," kata Krishna Kumar Ale, yang mengabdi selama 37 tahun di tentara Inggris sebelum kembali ke rumah di Nepal. "Itu menunjukkan bahwa kami Gurkha telah mencapai titik di mana kami dipercaya dengan keamanan dua orang paling penting di dunia," ujar Krishna, seperti dilaporkan Associated Press, 11 Juni 2018.
Pada tahun 2015, selama Dialog Shangri-la, KTT Singapura yang dihadiri menteri pertahanan dan pejabat keamanan tingkat tinggi dari seluruh dunia, seorang perwira Gurkha menembak dan membunuh seorang pengemudi setelah mobilnya menerobos serangkaian penghadang jalan di luar tempat KTT. Meskipun insiden itu ternyata terkait dengan narkoba, bukan serangan terhadap acara.
Pasukan Gurkha berjaga di dekat Hotel Shangri-La di Singapura, 10 Juni 2018. Gurkha merupakan pasukan yang selalu membawa pisau Kurki. Bila pisau tersebut terhunus, wajib ada darah yang tumpah. (AP Photo/Yong Teck Lim)
Ketika ditanya tentang skala operasi keamanan untuk KTT tersebut, Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengatakan lebih dari 5.000 polisi telah dikerahkan. The Gurkha Contingent adalah unit polisi khusus di dalam pasukan.
Singapura bukan merupakan tempat baru untuk menyelenggarakan acara-acara penting, termasuk Dana Moneter Internasional dan pertemuan Kelompok Bank Dunia, serta pertemuan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2007 dan 2018. Inilah yang menjadikan otoritas Singapura memprioritaskan keamanannya dengan mengerahkan Gurkha.
Gurkha, yang direkrut oleh polisi Singapura dari perbukitan Nepal, dilengkapi dengan pelindung tubuh, senapan serbu tempur FN SCAR buatan Belgia dan pistol di sarung kaki selama konferensi, seperti dilansir Reuters.
Gurkha, yang namanya berasal dari kota bukit Gorkha di Nepal, telah dikerahkan dalam berbagai konflik besar dan perang sejak menjadi bagian dari tentara Inggris pada abad ke-19. Lebih dari 200.000 Gurkha bertempur di dua perang dunia, di mana mereka dikagumi karena keterampilan tempur dan keberanian mereka, hidup sesuai dengan semboyan tradisional mereka "Lebih baik mati daripada menjadi pengecut." Gurkha juga bertempur dalam konflik Falklands, Perang Teluk, Bosnia, Kosovo, dan Afghanistan.
Pasukan Gurkha berasal dari Nepal namun bertempur untuk Inggris, pernah mengalahkan TNI saat konflik Dwikora. 2nd Gurkha Rifles berhasil menyerang Batalyon 428 Raiders dari Divisi Diponegoro, di Gunung Tepoi, Kalimantan pada tanggal 21 November 1965. Serangan tersebut menewaskan 24 prajurit TNI, Gurkha kehilangan 3 personil dalam serangan itu. Dailymail.co.uk
Inggris sendiri mengalami keganasan Gurkha secara langsung setelah mengalami kerugian besar selama invasi mereka ke Nepal. Kesepakatan damai yang ditandatangani oleh British East India Company pada tahun 1815 memungkinkan Inggris untuk merekrut pasukan dari Nepal.
Setelah kemerdekaan India pada tahun 1947, Inggris, Nepal dan India mencapai kesepakatan untuk mentransfer empat resimen Gurkha kepada tentara India. Mantan koloni Inggris Singapura dan Malaysia juga telah mempekerjakan Gurkha untuk polisi dan tentara mereka masing-masing. Menurut laporan Angkatan Darat Nepal, lebih dari 10.000 pelamar mencoba setiap tahun untuk 260 tempat di unit Gurkha tentara Inggris.
Meskipun sudah ada senjata modern yang melengkapi persenjataan mereka selama menjaga keamanan pertemuan Trump dan Kim di Singapura, Gurkha masih membawa "kukri" tradisional, pisau panjang melengkung yang menurut tradisi disebut "ragat khaikana" atau mengecap rasa darah begitu pisau ini ditarik.
Credit tempo.co
Air China Pembawa Kim Jong Un Ternyata Pesawat PM Cina Li Keqiang
CB, Jakarta - Pesawat Air China Boeing 747 yang membawa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un,
menuju Singapura pada Minggu adalah jet pribadi dari Perdana Menteri
Cina, Li Keqiang, seperti dilaporkan Korea Herald mengutip Hong Kong
Apple Daily, pada Senin 11 Juni 2018.
Moda transportasi yang biasa digunakan Kim adalah pesawat terbangnya sendiri, Chammae 1, tetapi Kim Jong Un meminta bantuan dari Cina karena alasan keamanan terkait kondisi jet-nya. Chammae 1 adalah Ilyushin Il-62 yang direkonstruksi, pesawat jet jarak jauh Soviet yang telah berhenti produksi pada 1995.
Meskipun pesawat jet jarak jauh Il-62 dapat terbang hingga 10.000 kilometer dan mampu menempuh jarak 4.600 kilometer antara Pyongyang dan Singapura, usia jet itu dapat menghalangi pemimpin Korea Utara untuk perjalanan luar negerinya selain Cina.
Kim Jong Un dikabarkan mendapat pinjaman pesawat oleh Presiden Cina Xi Jinping selama kunjungannya ke Dalian, China, pada Mei lalu. Dilaporkan sebelumnya oleh Korea Times, Cina menawarkan penerbangan untuk Kim Jong Un. Pesawat Air China tiba di Pyongyang pada Minggu pagi sebelum kembali ke Beijing dua jam setelahnya. Namun tiba-tiba rute berubah langsung ke Bandara Changi, Singapura.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Kedatangan Kim untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura/AP
Empat pesawat Boeing yang digunakan oleh pemimpin politik Cina yakni B-2443, B-2445, B-2447, B-2472. Pesawat Xi Jinping adalah B-2472, sedangkan pesawat perdana menteri Li Keqiang adalah B-2447, sama dengan yang ditumpangi Kim Jong Un.
B-2447 adalah pesawat berusia 23 tahun yang berfungsi sebagai pembawa penumpang sipil ketika tidak digunakan oleh Li. Setiap kali hendak digunakan sebagai jet pribadi, interior pesawat dimodifikasi menjadi pesawat pribadi, lengkap dengan kantor, ruang tunggu dan kamar tidur. Namun tidak seperti US Air Force One milik Amerika Serikat, B-2447 tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan.
Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un tiba di Singapura pada Minggu 10 Juni, menjelang pertemuan puncak yang dijadwalkan Selasa 12 Juni. Kim Jong Un tiba pada pukul 2:36 pm waktu setempat, sementara Donald Trump tiba melalui Air Force One pukul 8:22 pm waktu Singapura.
Moda transportasi yang biasa digunakan Kim adalah pesawat terbangnya sendiri, Chammae 1, tetapi Kim Jong Un meminta bantuan dari Cina karena alasan keamanan terkait kondisi jet-nya. Chammae 1 adalah Ilyushin Il-62 yang direkonstruksi, pesawat jet jarak jauh Soviet yang telah berhenti produksi pada 1995.
Meskipun pesawat jet jarak jauh Il-62 dapat terbang hingga 10.000 kilometer dan mampu menempuh jarak 4.600 kilometer antara Pyongyang dan Singapura, usia jet itu dapat menghalangi pemimpin Korea Utara untuk perjalanan luar negerinya selain Cina.
Kim Jong Un dikabarkan mendapat pinjaman pesawat oleh Presiden Cina Xi Jinping selama kunjungannya ke Dalian, China, pada Mei lalu. Dilaporkan sebelumnya oleh Korea Times, Cina menawarkan penerbangan untuk Kim Jong Un. Pesawat Air China tiba di Pyongyang pada Minggu pagi sebelum kembali ke Beijing dua jam setelahnya. Namun tiba-tiba rute berubah langsung ke Bandara Changi, Singapura.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Kedatangan Kim untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Kementerian Komunikasi dan Informasi Singapura/AP
Empat pesawat Boeing yang digunakan oleh pemimpin politik Cina yakni B-2443, B-2445, B-2447, B-2472. Pesawat Xi Jinping adalah B-2472, sedangkan pesawat perdana menteri Li Keqiang adalah B-2447, sama dengan yang ditumpangi Kim Jong Un.
B-2447 adalah pesawat berusia 23 tahun yang berfungsi sebagai pembawa penumpang sipil ketika tidak digunakan oleh Li. Setiap kali hendak digunakan sebagai jet pribadi, interior pesawat dimodifikasi menjadi pesawat pribadi, lengkap dengan kantor, ruang tunggu dan kamar tidur. Namun tidak seperti US Air Force One milik Amerika Serikat, B-2447 tidak dilengkapi dengan sistem pertahanan.
Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un tiba di Singapura pada Minggu 10 Juni, menjelang pertemuan puncak yang dijadwalkan Selasa 12 Juni. Kim Jong Un tiba pada pukul 2:36 pm waktu setempat, sementara Donald Trump tiba melalui Air Force One pukul 8:22 pm waktu Singapura.
Credit tempo.co
Menlu Korut: Netanyahu 'Zionis Busuk' Pembunuh Warga Gaza
PYONGYANG
- Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Utara (Korut) Ri Yong-ho mengecam
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (11/6/2018)
pagi. Dia menyebut pemimpin negara Yahudi itu sebagai seorang "Zinois
busuk" yang membunuh warga Gaza.
Serangan verbal itu disampaikan melalui Twitter. Komentar Menlu Ri sebagai respons atas video Netanyahu yang menawarkan bantuan Israel kepada penduduk Iran dengan teknologi air.
Netanyahu mengklaim teknologi air yang dikembangkan negaranya dapat membantu menyelamatkan nyawa orang-orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Menurutnya, rakyat Iran tidak terlayani kebutuhan air yang vital oleh rezim Teheran.
"Hari ini saya akan membuat penawaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Iran. Itu berhubungan dengan air. Israel berdiri bersama rakyat Iran dan itulah mengapa saya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Begini caranya," kata Netanyahu dalam video penawaran bantuan tersebut.
Ri yang mengomentari video itu di Twitter mempertanyakan mengapa Netanyahu tidak membantu memberikan air ke Gaza. "Zionis busuk Netanyahu menawarkan air ke Iran; dia seorang kriminal/pembohong. Sementara itu, dia tidak bisa repot-repot memberikan air ke Gaza; dia membunuh mereka (warga Gaza) sebagai gantinya," tulis Ri, yang dikutip Ynet.
Komentar keras Menlu Korut itu muncul di saat pemimpinnya Kim Jong-un sedang bersiap-siap melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura. Pertemuan untuk menentukan nasib krisis nuklir Pyongyang itu akan berlangsung Selasa (12/6/2018) besok.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon telah membalas tweet Menlu Ri. "Sisi baiknya Anda mengikuti kami di Twitter dan bereaksi. Di sisi negatifnya, Anda menghina kami tanpa alasan. Israel adalah negara yang mencari perdamaian, membela diri terhadap rezim Iran yang penuh kebencian dan kebencian yang mencari penghancuran kami," tulis Nahshon.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga berbicara tentang Netanyahu di Twitter. Dia tidak merespons tawaran bantuan teknologi air Israel untuk warga Iran.
Sebaliknya, Khamenei menganggap Netanyahu sebagai penjahat yang berpura-pura sebagai korban."PM dari rezim Zionis mengunjungi Eropa untuk memainkan (peran sebagai) korban, mengklaim, Iran ingin menghilangkan populasi beberapa juta. Penonton Eropa mendengarkan, mengangguk, dan menolak untuk mengatakan, 'Anda (rezim Zionis) melakukan kejahatan di Gaza dan Quds (Yerusalem)," tulis Khamenei.
Serangan verbal itu disampaikan melalui Twitter. Komentar Menlu Ri sebagai respons atas video Netanyahu yang menawarkan bantuan Israel kepada penduduk Iran dengan teknologi air.
Netanyahu mengklaim teknologi air yang dikembangkan negaranya dapat membantu menyelamatkan nyawa orang-orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Menurutnya, rakyat Iran tidak terlayani kebutuhan air yang vital oleh rezim Teheran.
"Hari ini saya akan membuat penawaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Iran. Itu berhubungan dengan air. Israel berdiri bersama rakyat Iran dan itulah mengapa saya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang Iran yang tak terhitung jumlahnya. Begini caranya," kata Netanyahu dalam video penawaran bantuan tersebut.
Ri yang mengomentari video itu di Twitter mempertanyakan mengapa Netanyahu tidak membantu memberikan air ke Gaza. "Zionis busuk Netanyahu menawarkan air ke Iran; dia seorang kriminal/pembohong. Sementara itu, dia tidak bisa repot-repot memberikan air ke Gaza; dia membunuh mereka (warga Gaza) sebagai gantinya," tulis Ri, yang dikutip Ynet.
Komentar keras Menlu Korut itu muncul di saat pemimpinnya Kim Jong-un sedang bersiap-siap melakukan pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura. Pertemuan untuk menentukan nasib krisis nuklir Pyongyang itu akan berlangsung Selasa (12/6/2018) besok.
Juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon telah membalas tweet Menlu Ri. "Sisi baiknya Anda mengikuti kami di Twitter dan bereaksi. Di sisi negatifnya, Anda menghina kami tanpa alasan. Israel adalah negara yang mencari perdamaian, membela diri terhadap rezim Iran yang penuh kebencian dan kebencian yang mencari penghancuran kami," tulis Nahshon.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei juga berbicara tentang Netanyahu di Twitter. Dia tidak merespons tawaran bantuan teknologi air Israel untuk warga Iran.
Sebaliknya, Khamenei menganggap Netanyahu sebagai penjahat yang berpura-pura sebagai korban."PM dari rezim Zionis mengunjungi Eropa untuk memainkan (peran sebagai) korban, mengklaim, Iran ingin menghilangkan populasi beberapa juta. Penonton Eropa mendengarkan, mengangguk, dan menolak untuk mengatakan, 'Anda (rezim Zionis) melakukan kejahatan di Gaza dan Quds (Yerusalem)," tulis Khamenei.
Credit sindonews.com
Isi Pidato Yahya Staquf di Yerusalem soal Israel-Palestina
Dalam pidatonya di Yerusalem, Yahya Cholil Staquf menyerukan agar Palestina dan Israel berdamai. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Dalam pidatonya yang diterima CNNIndonesia.com, Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan konflik.
Berikut pidato Yahya di Yerusalem:
Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR (Israel Council on Foreign relations) yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih baik.
Saya tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah (troubles). Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.
Izinkan saya bertanya: apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?
Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?
Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita?
Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti ini.
Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.
Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Korban kekerasan di Jalur Gaza |
Guru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk diwujudkan.
Di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan saja.
Bukan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya: Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi lainnya.
إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".
Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?
Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada ujungnya.
Izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh iman.
Tidakkah Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti mereka.
Foto: REUTERS/Ammar Awad
Ramadan di Yerusalem |
Apakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?
Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?
Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.
O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?
إلى الله المشتكى وهو المستعان ولا حول ولا قوة إلا يالله العلي العظيم
Tuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya.
Credit cnnindonesia.com
Ketua PBNU: Kehadiran Gus Yahya di Israel Bukan Mewakili PBNU
Yahya Cholil Staquf diundang Israel. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
"Kehadiran Gus Yahya Staquf di Israel adalah selaku pribadi, bukan mewakili PBNU," kata Robikin lewat keterangan tertulis, Sabtu (9/6).
Robikin menegaskan tidak pernah ada kerja sama yang terjalin antara PBNU dan Israel baik berupa program ataupun kelembagaan. Kehadiran beberapa tokoh NU yang pernah hadir ke Israel murni urusan pribadi.
Lebih lanjut, ia yakin bahwa kehadiran Gus Yahya, yang saat ini juga duduk sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya.
"Setiap insan yang mencintai perdamaian pasti mendambakan penyelesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina," ujarnya.
Menurut Robikin, konflik Israel-Palestina tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Untuk itu, "diperlukan semacam gagasan out of the book" yang memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil.
"Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya," katanya.
Sebelumnya, rencana kunjungan PBNU ke Israel mendapat banyak cibiran netizen. Beberapa diantara mereka mengaku kecewa atas sikap PBNU yang malah mendatangi Israel di tengah umat Islam yang sedang terluka akibat beragam serangan yang dilakukan Israel.
Undangan dari Universitas Tel Aviv untuk PBNU viral di media sosial. Acara yang diselenggaran The Israel Council of Foreign Relation itu menyebut Gus Yahya akan menjadi pembicara untuk tema "Shifting the Geopolitical Calculus: From Conflict to Cooperation" pada hari Rabu, 13 Juni 2018.
Salah seorang wartawan Israel dengan nama Simon Arann mengunggah status di akun twitternya jika ulama senior di Indonesia yang juga Sekretaris Jenderal Forum Keagamaan NU, Yahya Cholil Staquf akan memberikan kuliah di Isntitut Mendelin pekan depan meskipun tidak ada hubungan diplomatik Israel dan Indonesia.
Credit cnnindonesia.com
Demi Keamanan, Turki Bangun Tembok Perbatasan dengan Suriah
CB, Jakarta - Turki
telah menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan dengan Suriah
sepanjang 764 kilometer atau setara dengan jarak Jakarta-Surabaya. Kata
pejabat Turki, pembangunan tembok tersebut demi keamanan negaranya.
Middle East Monitor dalam laporannya mengatakan, sebuah perusahaan BUMN Turki, TOKI, mendapat tugas membangun tembok sepanjang 563 kilometer.
Tentara bejaga-jaga di tembok Turki. dailysabah.com
"Sementara sisanya 201 kilometer dikerjakan oleh beberapa
pemerintahan provinsi yang dilintasi oleh tembok tersebut," kata pejabat
Turki yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Anadolu.
Turki berbagi perbatasan darat 764 kilometer dengan Suriah melintasi Provinsi Sanliurfa, Gaziantep, Kilis, Hatay, Mardin dan Sirnak. "Seluruh provinsi tersebut berbatasan dengan Suriah yang kini dibekap perang saudara sejak 2011," tulis Middle East Monitor.
Tembok Turki. istimewa
Pembangunan tembok yang dimulai pada 2015 tersebut bukanlah proyek main-main karena selain dibangun dengan material pilihan, Turki melengkapi juga dengan peralatan canggih demi keamanan.
Tembok yang berdiri kokoh dengan tinggi tiga meter itu dilengkapi sistem pengintaian modern, kamera suhu, radar pengintai, sistem senjata pengendali jarak jauh, sistem getaran dan sensor suara. Turki sengaja membangun tembok ini untuk pengamanan negara dari para penyelundup atau imigran gelap.
Middle East Monitor dalam laporannya mengatakan, sebuah perusahaan BUMN Turki, TOKI, mendapat tugas membangun tembok sepanjang 563 kilometer.
Tentara bejaga-jaga di tembok Turki. dailysabah.com
Turki berbagi perbatasan darat 764 kilometer dengan Suriah melintasi Provinsi Sanliurfa, Gaziantep, Kilis, Hatay, Mardin dan Sirnak. "Seluruh provinsi tersebut berbatasan dengan Suriah yang kini dibekap perang saudara sejak 2011," tulis Middle East Monitor.
Tembok Turki. istimewa
Pembangunan tembok yang dimulai pada 2015 tersebut bukanlah proyek main-main karena selain dibangun dengan material pilihan, Turki melengkapi juga dengan peralatan canggih demi keamanan.
Tembok yang berdiri kokoh dengan tinggi tiga meter itu dilengkapi sistem pengintaian modern, kamera suhu, radar pengintai, sistem senjata pengendali jarak jauh, sistem getaran dan sensor suara. Turki sengaja membangun tembok ini untuk pengamanan negara dari para penyelundup atau imigran gelap.
Credit tempo.co
Filipina Kecam Cina Karena Sita Ikan Nelayan di Laut Cina Selatan
Kebijakan
lunak Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Cina mendapat ujian
pertama setelah Manila menuding Beijing menyita ikan yang ditangkap
nelayan Filipina di kawasan perairan di dekat Gosong Scarborough, Laut
Cina Selatan. Pemerintah Filipina menilai langkah tersebut "tidak dapat
diterima," kata jurubicara kepresidenan Harry Roque.
"Sebab itu kami telah menegaskan kepada Cina bahwa kami tidak mengizinkan pihak asing menyita ikan dari nelayan kami," ujarnya. "Kami meminta Cina mengambil langkah untuk menghentikan aksi pasukan penjaga pantai itu," imbuhnya lagi.
Roque mengklaim dirinya dan Menteri Luar Negeri Alan Peter Cayetano telah membahas masalah ini dengan duta besar Cina di Manila. Duta Besar Zhao Jianhua menjamin pemerintah Cina akan menghukum petugas penjaga pantai yang ketahuan menyita hasil tangkapan nelayan Filipina jika tuduhan tersebut terbukti.
"Saya mendapat jaminan dari duta besar bahwa hal ini bukan kebijakan pemerintah dan Beijing akan melakukan investigasi," kata Roque. "Kami tidak akan berdiam diri. Karena ada perjanjian antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Duterte bahwa tidak akan ada gangguan terhadap nelayan," imbuhnya lagi.
Ketegangan diplomasi teranyar antara Manila dan Beijing terjadi setelah sebuah stasiun televisi lokal mewawancarai sejumlah nelayan yang menjadi korban dan menampilkan video ketika pasukan penjaga pantai Cina menyita hasil tangkapan. Tiga nelayan yang menjadi korban saat ini telah diundang ke Istana Malacañang untuk memberikan kesaksian.
"Mereka naik ke kapal, mencari tempat penyimpanan ikan dan menyita tangkapan terbaik kami. Kami tidak bisa melakukan apapun karena kapal-kapal besar mereka ada di sana," kata Romel Cejuela, seorang nelayan yang diikutsertakan dalam jumpa pers di istana.
Meski begitu Roque memastikan insiden tersebut tidak akan membebani "persahabatan" antara Cina dan Filipina. "Hal ini terlalu kecil untuk bisa berdampak pada hubungan dengan Cina. Kami toh sudah mendapat jaminan bahwa pemerintah Cina akan mengambil langkah sesuai," imbuhnya seperti dilansir Rappler.
Cina yang menganeksasi Gosong Scarborough pada 2012 silam mendapat lampu hijau dari Manila untuk memperkuat posisinya di Laut Cina selatan sejak era kepresidenan Duterte.
Manila yang membidik aliran dana investasi dari Cina dikritik lantaran bersikap lunak saat Cina menempatkan rudal dan pesawat pembom di Kepulauan Spratly dan Paracel baru-baru ini. Namun kritik tersebut ditepis pemerintah Filipina.
"Sebab itu kami telah menegaskan kepada Cina bahwa kami tidak mengizinkan pihak asing menyita ikan dari nelayan kami," ujarnya. "Kami meminta Cina mengambil langkah untuk menghentikan aksi pasukan penjaga pantai itu," imbuhnya lagi.
Roque mengklaim dirinya dan Menteri Luar Negeri Alan Peter Cayetano telah membahas masalah ini dengan duta besar Cina di Manila. Duta Besar Zhao Jianhua menjamin pemerintah Cina akan menghukum petugas penjaga pantai yang ketahuan menyita hasil tangkapan nelayan Filipina jika tuduhan tersebut terbukti.
"Saya mendapat jaminan dari duta besar bahwa hal ini bukan kebijakan pemerintah dan Beijing akan melakukan investigasi," kata Roque. "Kami tidak akan berdiam diri. Karena ada perjanjian antara Presiden Xi Jinping dan Presiden Duterte bahwa tidak akan ada gangguan terhadap nelayan," imbuhnya lagi.
Ketegangan diplomasi teranyar antara Manila dan Beijing terjadi setelah sebuah stasiun televisi lokal mewawancarai sejumlah nelayan yang menjadi korban dan menampilkan video ketika pasukan penjaga pantai Cina menyita hasil tangkapan. Tiga nelayan yang menjadi korban saat ini telah diundang ke Istana Malacañang untuk memberikan kesaksian.
"Mereka naik ke kapal, mencari tempat penyimpanan ikan dan menyita tangkapan terbaik kami. Kami tidak bisa melakukan apapun karena kapal-kapal besar mereka ada di sana," kata Romel Cejuela, seorang nelayan yang diikutsertakan dalam jumpa pers di istana.
Meski begitu Roque memastikan insiden tersebut tidak akan membebani "persahabatan" antara Cina dan Filipina. "Hal ini terlalu kecil untuk bisa berdampak pada hubungan dengan Cina. Kami toh sudah mendapat jaminan bahwa pemerintah Cina akan mengambil langkah sesuai," imbuhnya seperti dilansir Rappler.
Cina yang menganeksasi Gosong Scarborough pada 2012 silam mendapat lampu hijau dari Manila untuk memperkuat posisinya di Laut Cina selatan sejak era kepresidenan Duterte.
Manila yang membidik aliran dana investasi dari Cina dikritik lantaran bersikap lunak saat Cina menempatkan rudal dan pesawat pembom di Kepulauan Spratly dan Paracel baru-baru ini. Namun kritik tersebut ditepis pemerintah Filipina.
Credit sindonews.com/dw
Lika Liku Pertemuan Donald Trump-Kim Jong-un
SINGAPURA
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memastikan bahwa ia akan
bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un pada bulan Juni
mendatang di Singapura. Kepastian itu ditegaskan Trump setelah bertemu
dengan tangan kanan Kim Jong-un, Kim Yong-chol, di Gedung Putih.
Rencana pertemuan bersejarah dua pemimpin yang sempat berseteru hebat itu bukan tanpa hambatan. Pertemuan bahkan terancam gagal setelah Trump secara mendadak membatalkan pertemuan itu sebelum sehari kemudian menariknya kembali.
Berikut sejumlah kejadian penting, perkembangan dan lika liku diplomatik yang menyelimuti pertemuan Trump dengan Kim Jong-un yang dirangkum Sindonews.
1 Januari 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un membuka kemungkinan terjadinya dialog dalam pidato Tahun Barunya dengan Korea Selatan (Korsel).
9 Januari 2018: Para pejabat dua Korea bertemu di Panmunjom dan menyepakati Korut akan mengirim atlet dan delegasi ke Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel.
Adik dari pemimpin Korut, Kim Yo-jong, menyambangi Korsel. Selain menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin, Yo-jong juga melakukan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Dalam pertemuan itu, Yo-jong menyampaikan surat dari kakaknya Kim Jong-un yang berisi ingin bertemu dengan Moon Jae-in.
5 Maret 2018: Dua pejabat senior Korsel Kepala Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong, yang memiliki kontak dekat di Amerika Serikat (AS), dan Kepala Badan Intelijen Nasional Suh Hoon, yang dikenal sebagai juru runding utama Korsel, menyambangi Pyongyang dan bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un.
7 Maret 2018: Setelah bertemu dengan Kim Jong-un, Chung Eui-yong terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk melaporkan hasil pertemuannya dengan Kim Jong-un kepada Presiden Donald Trump. Ia mengatakan Diktator Muda Korut itu bersedia membahas program nuklirnya dengan AS. Kim Jong-un bahkan berjanji akan menangguhkan uji coba nuklir.
9 Maret 2018: Trump menerima undangan Kim Jong-un untuk bertemu setelah melakukan pembicaraan dengan pejabat Korsel.
27 Maret 2018: Kim Jong-un melakukan kunjungan mendadak ke Beijing untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
18 April 2018: Trump mengonfirmasi bahwa Mike Pompeo, yang saat itu masih menjadi kepala CIA, telah mengunjungi Korut dan bertemu dengan Kim Jong-un.
21 April 2018: Kim Jong-un mengumumkan penangguhan uji coba nuklir Korut.
27 April 2018: Sejarah tercipta. Pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Kim Jong-un menjadi presiden pertama yang menyebrang ke Korsel. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama menuju denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea.
7 Mei 2018: Kim Jong-un kembali bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
9 Mei 2018: Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kembali melakukan kunjungan ke Korsel untuk membahas persiapan pertemuan Kim Jong-un dengan Trump. Disaat bersamaan, rezim Kim Jong-un membebaskan tiga warga AS keturunan Korea dan menyerahkannya kepada Pompeo.
10 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump mengumumkan ia akan bertemu dengan Kim Jong-un di Singapura pada tanggal 12 Juni.
12 Mei 2018: Korut mengumumkan akan membongkar tempat uji coba nuklirnya Punggye-ri pada 23 dan 25 Mei. Korut akan mengundang wartawan luar negeri untuk menyaksikan peristiwa tersebut.
16 Mei 2018: Korut membatalkan pembicaraan dengan Korsel dan mengancam akan membatalkan pertemuan bersejarah Trum-Kim Jong-un. Tindakan ini sebagai aksi protes atas latihan militer AS-Korsel dan menyatakan tidak bisa ditekan secara sepihak untuk melepaskan program nuklirnya.
22 Mei 2018: Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.
23 Mei 2018: Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan bahwa opsi militer terhadap Korut masih terbuka. Menurutnya Washington sampai saat ini belum menarik opsi militer dari atas meja untuk menghadapi Korut.
24 Mei 2018: Wakil Menteri Luar Negeri Korut, Choe Son-hui, mengecam pernyataan Pence dan menyebutnya sebagai "Boneka Politik". Ia bahkan mengatakan terserah kepada AS akan bertemu dengan Korut di meja perundingan atau medan tempur nuklir.
Lewat sepucuk surat, Trump membatalkan pertemuannya dengan Kim Jong-un. Ini tidak lepas dari reaksi yang ditunjukkan Korut kepada pernyataan Wakil Presiden Mike Pence.
25 Mei 2018: Korut menghancurkan situs uji coba nuklir Punggye Ri. Korut juga mengatakan pintu dialog dengan Trump masih terbuka.
Presiden AS, Donald Trump, mengatakan bahwa pemerintahannya kembali berhubungan dengan Korut dan kedua belah pihak dapat menjadwal ulang pertemuannya dengan Kim Jong-un. Pertemuan ini mungkin bisa terjadi sesuai jadwal.
26 Mei 2018: Dua pemimpin Korea, Kim Jong-un dan Moon Jae-in, menggelar pertemuan mendadak di desa gencatan senjata Panmunjom. Pertemuan mendadak ini dilakukan dalam upaya untuk memastikan pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung dengan sukses. Dalam pertemuan tersebut, Kim Jong-un juga menegaskan komitmennya melakukan denuklirisasi dan siap untuk bertemu Trump.
28 Mei 2018: Para pejabat AS dan Korut bertemu sebagai persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un. Pertemuan antara pejabat Washington dengan Pyongyang itu terjadi di perbatasan Korut dengan Korea Selatan
Selang beberapa jam kemudian, Presiden AS Donald Trump mengatakan tim AS telah tiba di Korut untuk mempersiapkan konferensi tingkat tinggi (KTT) yang diusulkan antara dirinya dan Kim Jong-un.
31 Mei 2018: Menlu AS Mike Pompeo akan bertemu dengan tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol di New York. Pertemuan ini untuk membicarakan persiapan konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un.
1 Juni 2018: Tangan kanan pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yong-chol, dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk menyampaikan surat dari Kim Jong-un.
2 Juni 2018: Setelah bertemu dengan Kim Yong-chol dan menerima surat dari Kim Jong-un, Trump memastikan jika pertemuan puncak dengan pemimpin Korut itu tetap dilaksanakan pada 12 Juni.
3 Juni 2018: Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Jim Mattis angkat bicara mengenai sanksi AS terhadap Korea Utara (Korut). Mattis menuturkan, pihaknya akan mencabut sanski tersebut jika proses denuklirisasi telah dilakukan.
Sementara Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen menyatakan, pihaknya berusaha untuk memastikan bahwa pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump berlangsung aman dan berhasil.
6 Juni 2018: Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders menyatakan, pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un akan digelar di salah hotel mewah yang berada di satu resort terbesar di Singapura, yakni di Pulau Sentosa.
Pemerintah Singapura menyatakan Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan akan mengunjungi Korea Utara (Korut) dari Kamis hingga Jumat. Kunjungan itu dilakukan beberapa hari sebelum negara itu menjadi tuan rumah bagi pertemuan bersejarah pemimpin Korut dan Amerika Serikat (AS).
8 Juni 2018: Trump menyatakan pertemuan dengan Kim Jong-un siap digelar. Ia juga menyatakan perjanjian damai Semenanjung Korea mungkin bisa dicapai saat dia melakukan pertemuan dengan pemimpin Kim Jong-un.
10 Juni 2018: Pemimpin Korut Kim Jong-un tiba di Singapura untuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump. Selang beberapa jam kemudian, pesawat Air Force One yang membawa Presiden AS Donald Trump mendarat di bandara Singapura.
Credit sindonews.com
Pompeo: AS Akan Tawarkan Jaminan 'Unik' ke Korut
SINGAPURA
- Amerika Serikat (AS) menuntut perlucutan senjata nuklir Korea Utara
(Korut) secara menyeluruh dan dapat diverifikasi. Senbagai balasan, AS
bersedia menawarkan jaminan keamanan "unik" kepada Korut.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
"Kami siap untuk mengambil tindakan yang akan memberikan (Korea Utara) kepastian bahwa mereka denuklirisasi bukanlah sesuatu yang berakhir buruk bagi mereka," kata Pompeo pada konferensi pers.
"Justru sebaliknya, itu mengarah ke masa depan yang lebih cerah dan lebih baik untuk orang Korea Utara," imbuhnya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (12/6/2018).
Meski begitu, Pompeo tidak akan menjelaskan secara detail tentang apa yang mungkin ditawarkan AS sebagai imbalan Kim Jong-un menyerahkan gudang persenjataan nuklirnya.
"Kami siap memberikan jaminan keamanan yang berbeda, unik, untuk apa yang Amerika telah bersedia berikan sebelumnya," katanya.
"Kami pikir ini perlu dan tepat," sambungnya.
Ia mengatakan bahwa bantuan ekonomi tidak akan diberikan sampai AS memiliki bukti bahwa tuntutannya telah dipenuhi.
"Tujuan akhir dari usaha diplomasi kami dengan Korea Utara tidak berubah," katanya kepada wartawan.
"Denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan yang tidak dapat diubah adalah satu-satunya hasil yang akan diterima Amerika Serikat," tegasnya.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
"Kami siap untuk mengambil tindakan yang akan memberikan (Korea Utara) kepastian bahwa mereka denuklirisasi bukanlah sesuatu yang berakhir buruk bagi mereka," kata Pompeo pada konferensi pers.
"Justru sebaliknya, itu mengarah ke masa depan yang lebih cerah dan lebih baik untuk orang Korea Utara," imbuhnya seperti dikutip dari CNBC, Selasa (12/6/2018).
Meski begitu, Pompeo tidak akan menjelaskan secara detail tentang apa yang mungkin ditawarkan AS sebagai imbalan Kim Jong-un menyerahkan gudang persenjataan nuklirnya.
"Kami siap memberikan jaminan keamanan yang berbeda, unik, untuk apa yang Amerika telah bersedia berikan sebelumnya," katanya.
"Kami pikir ini perlu dan tepat," sambungnya.
Ia mengatakan bahwa bantuan ekonomi tidak akan diberikan sampai AS memiliki bukti bahwa tuntutannya telah dipenuhi.
"Tujuan akhir dari usaha diplomasi kami dengan Korea Utara tidak berubah," katanya kepada wartawan.
"Denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan yang tidak dapat diubah adalah satu-satunya hasil yang akan diterima Amerika Serikat," tegasnya.
Credit sindonews.com
Donald Trump dan Kim Jong Un akhirnya berjabat tangan
Singapura (CB) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saling berjabat tangan dan saling
bertukar senyuman ketika mereka mengawali pertemuan bersejarah di
Singapura, padahal beberapa bulan lalu keduanya saling mengancam
meletuskan perang nuklir.
Untuk kedua tokoh ini, pertemuanyang merupakan pertama kali terjadi seorang pemimpin Korea Utara bertemu dengan seorang pemimpin Amerika Serikat, pertemuan tersebut adalah momen paling berarti dalam karir mereka.
Setahun lalu pertemuan ini tidak pernah terlintas sedikit pun dari pikiran orang setelah ketegangan memuncak akibat rangkaian uji coba program nuklir dan peluru kendali Utara di mana Pyongyang berhasil mengembangkan rudal jarak jauh berhulu ledak nuklir yang bisa mencapai daratan AS, demikian Reuters.
Untuk kedua tokoh ini, pertemuanyang merupakan pertama kali terjadi seorang pemimpin Korea Utara bertemu dengan seorang pemimpin Amerika Serikat, pertemuan tersebut adalah momen paling berarti dalam karir mereka.
Setahun lalu pertemuan ini tidak pernah terlintas sedikit pun dari pikiran orang setelah ketegangan memuncak akibat rangkaian uji coba program nuklir dan peluru kendali Utara di mana Pyongyang berhasil mengembangkan rudal jarak jauh berhulu ledak nuklir yang bisa mencapai daratan AS, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Tiba di tempat sekitar 07.30 WIB, Trump dan Kim akhirnya bertemu
Singapura (CB - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah berada di venue pertemuan
bersejarah di antara nmereka di Singapura, hari ini, setelah kedua belah
pihak berupaya menyempitkan perbedaan di antara mereka mengenai cara
mengakhiri perselisihan nuklir. Beberapa menit kemudian mereka menggelar
pertemuan empat mata.
Trump optimistis terhadap prospek hasil positif dari pertemuan pertama antara seorang presiden Amerika dengan seorang pemimpin Korea Utara, namun Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tetap mempertannyakan kejujuran Kim mengenai niatnya untuk denuklirisasi.
Para pejabat kedua belah pihak telah bertemu selama beberapa menit untuk menyusun landasan bagi pertemuan puncak hari ini. Pertemuan ini nyaris tak terbayangkan oleh siapa pun karena beberapa bulan Trump dan Kim saling mengeluarkan ancaman sehingga menimbulkan kekhawatiran pecahnya perang.
KTT ini dijadwalkan mulai pukul 9.00 waktu setempat atau pukul 08.00 WIB ini.
Trump adalah pihak pertama yang tiba di Hotel Capella di Pulay Sentosa, yang merupakan pulau liburan di lepas pantai Singapura yang dipenuhi hotel-hotel mewah, taman tema Universal Studios dan pantai-pantai buatan manusia.
Tayangan televisi menunjukkan iring-iringan pembawa Kim tiba di situs itu setelah Trump.
Kim dijadwalkan kembali ke Korea Utara sore nanti.
Pemimpin jebolan Swiss yang berusia 34 tahun itu tidak pernah meninggalkan negaranya sejak berkuasa pada 2011, selain dua kali ke Tiongkok dan sekali ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Presiden Moon Jae-in.
Kim terus mengumbar senyum selama di Singapura yang seolah memupus gambaran beberapa bulan sebulannya sebagai pemimpin bengis yang memerintahkan eksekusi pamannya sendiri, abang tirinya dan beberapa pejabat Korea Utara yang dianggap tidak loyal, demikian Reuters.
Trump optimistis terhadap prospek hasil positif dari pertemuan pertama antara seorang presiden Amerika dengan seorang pemimpin Korea Utara, namun Menteri Luar Negeri Mike Pompeo tetap mempertannyakan kejujuran Kim mengenai niatnya untuk denuklirisasi.
Para pejabat kedua belah pihak telah bertemu selama beberapa menit untuk menyusun landasan bagi pertemuan puncak hari ini. Pertemuan ini nyaris tak terbayangkan oleh siapa pun karena beberapa bulan Trump dan Kim saling mengeluarkan ancaman sehingga menimbulkan kekhawatiran pecahnya perang.
KTT ini dijadwalkan mulai pukul 9.00 waktu setempat atau pukul 08.00 WIB ini.
Trump adalah pihak pertama yang tiba di Hotel Capella di Pulay Sentosa, yang merupakan pulau liburan di lepas pantai Singapura yang dipenuhi hotel-hotel mewah, taman tema Universal Studios dan pantai-pantai buatan manusia.
Tayangan televisi menunjukkan iring-iringan pembawa Kim tiba di situs itu setelah Trump.
Kim dijadwalkan kembali ke Korea Utara sore nanti.
Pemimpin jebolan Swiss yang berusia 34 tahun itu tidak pernah meninggalkan negaranya sejak berkuasa pada 2011, selain dua kali ke Tiongkok dan sekali ke Korea Selatan untuk bertemu dengan Presiden Moon Jae-in.
Kim terus mengumbar senyum selama di Singapura yang seolah memupus gambaran beberapa bulan sebulannya sebagai pemimpin bengis yang memerintahkan eksekusi pamannya sendiri, abang tirinya dan beberapa pejabat Korea Utara yang dianggap tidak loyal, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Kim Jong-un, Misteri Sang Pemimpin Negara Terisolasi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters)
Pernyataan itu terlontar dari mulut Kenji Fujimoto ketika bercerita mengenai pengalamannya menjadi koki sushi bagi keluarga pemimpin tertinggi Korea Utara dua dekade silam, Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.
Berani bersuara, pria Jepang ini pun langsung menjadi "buronan" berbagai media dan lembaga intelijen yang ingin mengungkap kisah hidup rezim penguasa di negara paling tertutup tersebut, termasuk mengenai sang pewaris takhta, Kim Jong-un.
Begitu misterius negara tersebut, tanggal pasti kelahiran Kim saja masih menjadi perdebatan.
|
Hanya satu hal pasti, Kim lahir dari rahim istri ketiga Kim Jong-il, Ko Yong-hi, yang meninggal dunia akibat kanker payudara pada 2004 lalu.
Kenji sendiri meyakini bahwa Kim dilahirkan pada 1983. Direkrut sebagai koki sekitar lima tahun setelah itu, Kenji mengaku sudah mengenal dan mengetahui karakter Kim sejak sang pewaris takhta masih berusia tujuh tahun.
Kenji ingat betul Kim pernah mencoba membuatnya terkejut saat sedang di dalam bilik toilet. Kim memang dianggap sebagai anak yang ceria sejak kecil.
|
Surat kabar harian Swiss, L'Hebdo, melaporkan bahwa Kim belajar di Sekolah Internasional Berne dengan nama samaran Pak Chol.
Menurut Washington Post, Kim berteman dengan sejumlah anak diplomat Amerika Serikat selama di sana. Ia pun sempat belajar bahasa Perancis dan Jerman.
L'Hebdo meberitakan bahwa saat itu, para petugas sekolah dan teman sekelas Kim, "mengira dia adalah putra dari sopir kedutaan besar."
|
"Teman-teman dan staf di sekolahnya mengingat dia sebagai bocah pemalu yang suka ski, Asosiasi Basket Nasional (NBA), dan memuja aktor film aksi Jean-Claude Van Damme," tulis Washington Post.
Sepulangnya ke kampung halaman, ia dilaporkan bersekolah di Universitas Kim Il-sung pada 2002 hingga 2007.
Hidup Kim berubah sekitar dua tahun kemudian, tepatnya pada 15 Januari 2009, ketika kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Kim Jong-il memilihnya menjadi pewaris takhtanya kelak.
Dua bulan kemudian, Kim dilaporkan ikut serta dalam pemilihan umum untuk mengisi posisi di parlemen Korut. Sejumlah laporan kemudian menunjukkan Kim tak ada dalam daftar anggota parlemen, tapi langsung mengisi posisi di Komisi Pertahanan Nasional.
Sejak saat itu, karier Kim langsung melesat. Ia bahkan dinobatkan menjadi ketua Partai Pekerja Korut, partai berkuasa di Korut. Ia lantas menjadi pemimpin defacto negara itu dengan gelar "Kamerad Brilian."
Sejumlah analis pun mengaku mendapatkan bukti kuat bahwa Kim sudah direstui untuk menjadi pengganti ayahnya.
"Pengunjung yang kembali ke Jepang dari negara Stalinis itu mengatakan bahwa warga Korea Utara diperintahkan menyanyikan lagu baru untuk memuji Kim Jong-un, seperti yang mereka lakukan bagi ayah dan kakeknya," bunyi laporan ABC.
Setelah berbagai manuver politik, Kim Jong-il akhirnya wafat pada 17 Desember 2011 dan menyerahkan takhtanya kepada Kim Jong-un.
Foto: SINGAPORE'S MINISTRY OF COMMUNICATIONS AND INFORMATION/via REUTERS
Kim Jong-un dengan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan |
Pada 11 April 2012, Kim Jong-un secara formal diberi jabatan Sekretaris Pertama Partai Pekerja Korea, menggantikan posisi ayahnya yang sudah menyandang titel abadi sebagai sekretaris jenderal.
Selama menjabat, Kim juga mewarisi kebijakan yang diterapkan oleh sang ayah, mulai dari ekonomi hingga senjata nuklir. Ia bertekad terus mengembangkan program senjata itu sebagai pertahanan diri dari provokasi AS dan Korsel.
Meski terus bersikap keras dengan meluncurkan rudal dan menguji coba bom nuklir sepanjang 2017, Kim melunak pada awal tahun ini.
Pertengahan tahun ini, sejarah tertoreh ketika Kim akhirnya bertemu dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in. Dengan pertemuan itu, Kim juga menjadi pemimpin Korut pertama yang menginjakkan kaki di Korsel.
|
Dalam perjumpaan tersebut, kedua pemimpin sepakat bakal menandatangani perjanjian damai kedua negara yang selama ini sebenarnya masih berstatus berperang karena Perang Korea 1950-1953 hanya berakhir dengan gencatan senjata.
Kim pun dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, pada 12 Juni mendatang di Singapura untuk membahas perdamaian di kawasan.
Media barat memang selalu menggambarkan Kim sebagai sosok yang bengis dengan berbagai pemberitaan kejam, seperti mengeksekusi mati pamannya sendiri.
Namun, orang yang pernah bertemu langsung menganggap Kim sebagai sosok yang misterius, tapi ramah dan mudah bergaul.
Kenji, misalnya, sempat takut diburu oleh Korut karena membocorkan kisahnya selama di negara itu.
Jantungnya berdegup kencang ketika pada 2012, seorang agen Korut menghampirinya dan berkata, "Pemimpin tertinggi Kim Jong-un ingin Anda memenuhi janji yang Anda buat pada 2001."
Kenji bernafas lega ketika mengingat bahwa ia pernah berjanji akan berkuda dengan Kim sebelum kabur dari Korut. Ia pun sepakat untuk terbang menemui Kim.
"Saat pintu terbuka perlahan, orang pertama yang saya lihat adalah Kim Jong-un, yang berkata, 'Lama tidak berjumpa, Fujimoto.'"
Mengingat kembali momen itu, Kenji kemudian berkata, "Saya bilang kepada Kim Jong-un dalam bahasa Korea, 'Saya, Fujimoto sang pengkhianat, sekarang kembali,' dan dia membalas, 'Tidak apa-apa. Tidak apa-apa,' sambil menepuk pundak saya. Saya menangis sangat kencang."
Foto: The Presidential Blue House /Handout via REUTERS
Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in |
Pemain basket NBA yang dua kali bertemu dengan Kim, Dennis Rodman, pun mengatakan bahwa pemimpin Korut itu sangat ramah dan baik.
"Dia berkata, 'Saya tidak mau mengebom siapa pun. Namun, kami mempertahankan bom nuklir kami karena kami negara kecil. Itu satu-satunya cara kami mempertahankan diri,'" ucap Rodman menirukan perkataan Kim.
Melanjutkan kisahnya, Rodman berkata, "Mereka hanya ingin orang di Amerika dan pemerintahannya tahu bahwa mereka tidak benci orang Amerika. Mereka ingin kerja sama dengan orang Amerika."
Credit cnnindonesia.com
Menhan AS: Militer Korut 'Hening' Jelang Pertemuan Kim-Trump
Menhan AS, Jim Mattis, mengatakan bahwa
militer Korut tak melakukan pergerakan mencurigakan menjelang pertemuan
Kim Jong-un dan Donald Trump, Selasa (12/6). (Reuters/Jonathan Ernst)
"Semuanya hening," ujar Mattis kepada para wartawan di Kementerian Pertahanan ketika ditanya mengenai pemantauan terhadap militer Korut, Senin (11/6).
Pernyataan ini sekaligus meredam kekhawatiran Korut akan melakukan provokasi militer menjelang pertemuan antara Kim dan Trump yang mengusung agenda utama perlucutan senjata nuklir.
|
Isu ini sangat sensitif karena Korut sempat berkeras mempertahankan program senjata nuklirnya demi melindungi diri dari AS dan Korea Selatan yang kerap melakukan latihan militer bersama.
Pyongyang bahkan sempat mengancam membatalkan pertemuan dengan Trump ini karena AS masih melakukan latihan militer dengan Korsel yang dianggap mengancam kedaulatan Korut.
Namun kini, Mattis memastikan bahwa kehadiran sekitar 28.500 tentara AS di Korsel tidak akan menjadi bahan pembicaraan dalam pertemuan antara Trump dan Kim.
|
Mattis menegaskan bahwa latihan militer gabungan itu adalah isu bilateral antara AS dan Korsel sehingga keputusan apa pun terkait isu tersebut hanya bisa diputuskan oleh Washington dan Seoul.
Kim dan Trump sendiri dijadwalkan bertemu di Hotel Capella, Sentosa Island, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Jika pembicaraan berjalan lancar, Kim dilaporkan bakal mengundang Trump ke Korut pada Juli mendatang, ditindaklanjuti dengan dialog berikutnya di Washington dua bulan kemudian.
Credit cnnindonesia.com
Demo Besar Anti-Cina di Vietnam, Beijing Minta Warganya Waspada
CB, Jakarta - Cina memperingatkan warganya di Vietnam agar waspada menyusul demo besar anti-Cina di negara itu membesar akhir-akhir ini.
Dalam beberapa hari terakhir pengunjuk rasa di Vietnam bentrok dengan polisi saat memprotes rencana pemerintah untuk menciptakan zona ekonomi baru bagi investasi asing yang telah memicu sentimen anti-Cina di negara itu.
Kedutaan Cina di Hanoi mengunggah pemberitahuan di situs resmi kedutaan berisi peringatan terkait maraknya aksi protes di negeri itu.
"Kedutaan Cina di Vietnam sangat memperhatikan perkembangan yang
relevan dan mengingatkan warga Cina di Vietnam untuk memperhatikan
keamanan saat bepergian," demikian isi dari peringatan tersebut, seperti
dilansir Reuters pada 11 Juni 2018.
Peringatan dikeluarkan setelah lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam unjuk rasa di Vietnam tengah pada Ahad, 10 Juni 2018. Demonstrasi yang berlansung di hampir seluruh Vietnam itu dilakukan untuk menentang zona ekonomi khusus yang ditakutkan akan didominasi oleh investor Cina.
Menanggapi demo yang menyuarakan sentimen pada Cina, Majelis Nasional Vietnam pada Senin, 11 Juni 2018 setuju untuk menunda pemungutan suara terkait rancangan undang-undang baru yang akan memungkinkan investor asing untuk menyewa tanah hingga 99 tahun. Selain itu, Vietnam akan memberikan insentif yang lebih besar kepada investor asing dan mengurangi berbagai pembatasan.
Dalam beberapa hari terakhir pengunjuk rasa di Vietnam bentrok dengan polisi saat memprotes rencana pemerintah untuk menciptakan zona ekonomi baru bagi investasi asing yang telah memicu sentimen anti-Cina di negara itu.
Kedutaan Cina di Hanoi mengunggah pemberitahuan di situs resmi kedutaan berisi peringatan terkait maraknya aksi protes di negeri itu.
Peringatan dikeluarkan setelah lebih dari 100 pengunjuk rasa ditangkap dan puluhan polisi terluka dalam unjuk rasa di Vietnam tengah pada Ahad, 10 Juni 2018. Demonstrasi yang berlansung di hampir seluruh Vietnam itu dilakukan untuk menentang zona ekonomi khusus yang ditakutkan akan didominasi oleh investor Cina.
Menanggapi demo yang menyuarakan sentimen pada Cina, Majelis Nasional Vietnam pada Senin, 11 Juni 2018 setuju untuk menunda pemungutan suara terkait rancangan undang-undang baru yang akan memungkinkan investor asing untuk menyewa tanah hingga 99 tahun. Selain itu, Vietnam akan memberikan insentif yang lebih besar kepada investor asing dan mengurangi berbagai pembatasan.
Credit tempo.co
Langganan:
Postingan (Atom)