Jumat, 02 Februari 2018

Netanyahu Keukeuh Pertahankan Kontrol Atas Tepi Barat


Netanyahu Keukeuh Pertahankan Kontrol Atas Tepi Barat
Perdana Menteri Israel Benjanmin Netanyahu. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Israel bersumpah untuk mempertahankan kontrol atas Tapi Barat yang diduduki sebagai bagian dari kesepakatan damai masa depan dengan Palestina. Hal itu ditegaskan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabriel.

Dalam kesempatannya, Gabriel menegaskan bahwa Berlin sangat mendukung solusi dua negara.


"Saya sangat bersyukur mendengarnya tentu juga pemerintah Israel ingin memiliki dua negara, tapi perbatasan yang aman," kata Netanyahu seperti dikutip dari Al Araby, Jumat (2/2/2018).

Netanyahu menjelaskan bahwa kondisi pertama adalah Israel mengendalikan keamanan di sebelah barat sungai Yordan - sebuah wilayah yang mencakup seluruh Tepi Barat.

"Apakah hal itu didefinisikan atau tidak sebagai sebuah negara ketika kita memiliki kontrol militer adalah masalah lain," katanya. "Saya lebih suka tidak membahas label, tapi substansi."

Komentar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tersebut tidak mengurangi kekhawatiran Palestina tentang status Tepi Barat.

Nabil Abu Rdeneh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan bahwa warga Palestina tidak akan menerima kehadiran satu tentara Israel di tanah Palestina yang berdaulat.

"Entah akan ada kedaulatan Palestina penuh atau tidak akan ada keamanan, tidak ada perdamaian dan tidak ada stabilitas," katanya.

Pernyataan ini mengikuti ketegangan yang telah meningkat setelah keputusan Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada bulan Desember lalu.

Warga Palestina mengharapkan agar negaranya mengklaim semua wilayah Tepi Barat, Yerusalem timur dan Jalur Gaza, daerah-daerah yang direbut oleh Israel pada tahun 1967. Pada tahun 2005, Israel mengundurkan diri dari Gaza, namun menempatkannya di bawah pengepungan yang berat dan menampung lebih dari 600 ribu orang di Tepi Barat dan Yerusalem timur, sehingga semakin sulit untuk membagi wilayah.

Warga Palestina telah mewaspadai upaya perdamaian AS yang dipimpin oleh menantu Presiden Trump, Jared Kushner. Keputusan Trump pada tanggal 6 Desember tidak melakukan apapun untuk meringankan ketakutan tersebut, dan orang-orang Palestina membekukan ikatan akhir tahun lalu.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengatakan, AS telah mendiskualifikasi dirinya sebagai mediator. "Kami tidak akan lagi menerima perannya dalam proses politik," katanya saat itu. 

"Yerusalem adalah ibukota abadi negara Palestina, dan tidak dijual untuk emas atau miliaran orang," bunyi pernyataan kantor Abbas dengan pejabat senior lainnya menambahkan bahwa mereka tidak akan "diperas" oleh ancaman pemotongan bantuan Trump.

Pejabat Palestina sekarang mengklaim bahwa rencana Trump akan melihat mereka memiliki negara mini di sekitar setengah ukuran Tepi Barat sementara Israel mempertahankan semua kontrol keamanan, serta kontrol atas Yerusalem dan tempat-tempat sucinya.

Baik wilayah Palestina maupun Jalur Gaza telah melihat demonstrasi harian dan orang-orang Palestina bentrok dengan tentara Israel di Tepi Barat dan di sepanjang perbatasan Gaza. Delapan belas warga Palestina telah terbunuh sejak pengumuman Trump pada 6 Desember.

Israel menganggap Yerusalem sebagai Ibu Kota "tak terbagi", sebuah posisi yang hampir seluruh dunia menolak mengatakan bahwa statusnya harus ditentukan dalam perundingan damai dengan Palestina.

Di bawah hukum internasional, Yerusalem Timur dianggap menduduki wilayah Palestina.




Credit  sindonews.com





Usai Tentara Darat, Turki Hendak Kerahkan AL dan AU ke Qatar


Usai Tentara Darat, Turki Hendak Kerahkan AL dan AU ke Qatar
Para perwira militer Turki saat upacara hari ulang tahun berdirinya Republik Turki, 29 Oktober 2015. Foto/REUTERS/Umit Bektas


ANKARA - Turki berencana untuk mengerahkan angkatan udara (AU) dan angkatan laut (AL) militernya ke Qatar. Rencana ini muncul setelah Ankara mengerahkan banyak tentara darat ke negara tersebut.

Rencana itu diungkap Duta Besar Turki untuk Qatar Fikret Ozer. Meski demikian, diplomat Ankara itu menolak menyebutkan waktu pengerahan AU dan AL Turki.

”Menurut kesepakatan yang ditandatangani antara Qatar dan Turki pada 2014, semua pasukan darat, udara, dan angkatan laut akan dikirim ke Qatar,” katanya kepada wartawan di Doha pada hari Rabu.

“Ankara dan Doha akan menentukan batas waktu pembangunan infrastruktur yang diperlukan dan kapan pasukan ini akan dikirim melalui perundingan,” ujar Ozer.

Penyebaran pasukan yang direncanakan merupakan bagian dari kesepakatan yang mencakup pembangunan kamp militer Turki di Qatar.

Pasukan pertama tentara Turki tiba di pangkalan militer Tariq Bin Ziyad pada tahun 2015. Kamp yang terletak di selatan Doha tersebut merupakan instalasi pertama Turki di Timur Tengah dan dapat menampung 5.000 tentara.

Ozer juga menolak untuk mengungkapkan jumlah pasukan Turki yang saat ini ditempatkan di Qatar.

”Informasi itu akan diungkapkan jika saudara Qatar kami setuju untuk membagikannya,” katanya. ”Kami adalah tamu di sini, mereka adalah tuan rumah,” ujarnya, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (1/2/2018).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menjadi pendukung utama Doha sejak Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni 2017.

Keempat negara Arab tersebut menuduh Doha mendukung terorisme dan menjalin hubungan dengan rival regional mereka, Iran. Qatar membantah tudingan tersebut.

Tak lama setelah krisis diplomatik pecah, parlemen Turki dengan cepat mengejar kesepakatan Qatar-Turki yang memungkinkan militer Turki melatih pasukan keamanan Qatar.

Ankara juga telah berusaha menengahi konflik antarnegara Teluk Arab itu untuk menemukan solusi. 




Credit  sindonews.com





Blokade Qatar Dinilai Diskriminatif dan Tanpa Dasar Hukum



Kota Doha, Qatar.

Kota Doha, Qatar.
Foto: EPA

Komisi HAM Qatar meminta PBB terapkan temuan OHNCR.




CB, DOHA -- Komite Hak Asasi Manusia Qatar meminta PBB  menerapkan temuan sebuah laporan yang menyimpulkan bahwa blokade yang diberlakukan oleh negara-negara tetangga terhadap Doha tanpa dasar hukum.

Seperti  dilansir Aljazirah, Jumat (2/2), Komite Nasional untuk Hak Asasi Manusia (NHRC) meminta Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) untuk melaksanakan temuan-temuan dari laporan November 2017 yang menemukan tindakan  Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir terhadap Qatar bersikap diskriminatif, tanpa dasar hukum, dan merupakan bentuk perang ekonomi.








Menurut laporan OHCHR, langkah-langkah yang diambil oleh keempat negara tersebut bersifat unilateral, koersif dan sewenang-wenang serta memiliki efek permanen pada penyatuan keluarga dan struktur sosial kawasan secara keseluruhan.

Pada 5 Juni, empat negara Arab memutuskan hubungan diplomatik, perdagangan dan perjalanan dengan Qatar. Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme. Doha telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.

"NHRC meminta OHCHR untuk melanjutkan upayanya dan segera pindah sesuai dengan fondasi laporan misi untuk memastikan segera berakhirnya blokade dan penderitaan para korban," ujar pernyataan NHRC.

Awal bulan ini, Ketua NHRC Ali bin Smaikh al-Marri mengatakan laporan tersebut membuktikan bahwa blokade bersifat sewenang-wenang dan rasis. "Laporan ini menunjukkan tanpa keraguan bahwa prosedur yang dilakukan oleh negara-negara yang memblokade ini bukan sekadar hubungan diplomatik dan bukan hanya pemboikotan ekonomi," katanya.

Perwakilan OHCHR melakukan wawancara dengan 20 organisasi pemerintah dan non-pemerintah, dan 40 korban selama evaluasi mereka.

Sebelum krisis, warga GCC menikmati banyak kebebasan bergerak antara enam negara anggota, dan menutup ikatan kesukuan, yang berarti bahwa dari generasi ke generasi, ribuan perkawinan silang telah dilakukan antara warga Qatar dan warga GCC lainnya





Credit  republika.co.id





Turki Nilai Komentar Macron Sebuah Penghinaan


Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat berbicara di Konferensi Keamanan di Muenchen, Jerman, Ahad (19/2).


Menlu Turki mengatakan perundingan damai Suriah di Jenewa perlu digagas kembali.


CB, ANKARA -- Otoritas Turki angkat bicara terkait pernyataan Pemerintah Prancis akan operasi militer mereka di Afrin. Turki menilai komentar yang dilontarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan sebuah penghinaan.


"Turki menganggap ucapan Prancis mengenai operasinya ke wilayah Afrin di Suriah utara sebagai sebuah penghinaan," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Kamis (1/2).

Cavusoglu mengatakan, perundingan damai Suriah di Jenewa perlu digagas kembali. Dia menambahkan, pemerintah Suriah juga perlu memulai perundingan untuk melakukannya setelah sebuah konferensi di Sochi yang diprakarsai Rusia pada Selasa (30/1).

Sebelumnya, Presiden Emmanuel Macron memperingatkan Turki jika operasi militer terhadap milisi Kurdi di Suriah utara seharusnya tidak menjadi alasan bagi mereka untuk menyerang Suriah. Dia mengatakan, Ankara harus mengkoordinasikan tindakan dengan sekutu-sekutunya.

"Jika ternyata operasi ini selain untuk melawan ancaman teroris potensial ke perbatasan Turki dan menjadi operasi invasi, maka hal ini menjadi masalah bagi kami," kata Macron.

Kongres Dialog Nasional Suriah di Sochi, Rusia telah membuahkan 12 poin pernyataan. Poin-poin ini menguraikan pandangan orang-orang Suriah tentang masa depan negara mereka.

Menurut dokumen pernyataan kongres tersebut, Suriah harus menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya. Masa depan negara itu hanya dapat ditentukan oleh rakyat Suriah dalam pemilihan.


Suriah juga akan meminta Sekjen PBB membantu pengorganisasian panitia konstitusi, yang mandatnya akan digariskan sebagai bagian dari proses rekonsiliasi Jenewa. Mor Selwanos Boutros Al-Nehmeh, Uskup Agung Homs, Hama, dan Environs, yang menjadi peserta kongres mengatakan pernyataan ini telah disepakati semua peserta.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID





Suriah anggap serangan Turki di Afrin sebagai "pendudukan"


Suriah anggap serangan Turki di Afrin sebagai "pendudukan"
Arsip: Seorang pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berdiri diantara reruntuhan gedung yang hancur di Raqqa, Suriah, Senin (25/9/2017). (REUTERS/Rodi Said)




Beirut (CB) - Pemerintah Suriah, Kamis, menggambarkan serangan Turki di wilayah Afrin di Suriah sebagai "agresi" ilegal dan mengatakan pihaknya akan menanggapi serangan itu dengan tindakan setimpal.

"Operasi militer Turki di Suriah utara adalah agresi yang mencolok," kata kementerian luar negeri Suriah dalam pernyataan yang disebarkan di media pemerintah.

"Keberadaan pasukan asing tanpa izin merupakan `pendudukan dan akan ditindak dengan semestinya`," demikian bunyi pernyataan itu.

Turki bulan lalu melancarkan serangan udara dan darat terhadap para petempur Kurdi yang menguasai wilayah barat laut Suriah, Afrin, di perbatasan Turki.

Serangan itu membuka permusuhan baru dalam perang antara banyak pihak di Suriah, demikian Reuters.




Credit  antaranews.com





Serangan udara Turki tewaskan 49 gerilyawan Kurdi di Irak


Serangan udara Turki tewaskan 49 gerilyawan Kurdi di Irak
Pesawat tempur F-16 Turki (REUTERS)



Istanbul (CB) - Sejumlah pesawat tempur Turki membombardir 19 tempat persembunyian kelompok Partai Buruh Kurdistan (PKK) di kawasan utara Irak pada Senin sehingga menewaskan 49 gerilyawan PKK, kata angkatan bersenjata Turki pada Kamis.

Dua serangan udara dilancarkan di wilayah Asos/Qandil, Avasin/Basyan, dan Karkurk pada Senin, demikian pernyataan tertulis dari militer Turki.

Serangan udara itu berhasil menghancurkan tempat-tempat persembunyian, pemukiman sementara, dan gudang penyimpanan senjata kelompok PKK--yang menurut pihak militer pemerintah tengah menyiapkan serangan kejutan di sejumlah pos penjagaan perbatasan Turki.

PKK mengangkat senjata melawan pemerintah di kawasan tenggara Turki sejak tahun 1980an. Mereka masuk dalam daftar hitam terorisme oleh pemerintah Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

Konflik antara PKK dengan pemerintah pusat di Ankara telah menewaskan lebih dari 40.000 orang.





Credit  antaranews.com






Namibia larang pejabatnya ke luar negeri


Namibia larang pejabatnya ke luar negeri
Bendera Namibia. (Wikimedia Commons)



Windhoek (CB) - Presiden Namibia Hage Geingob melarang para politikus dan pegawai negeri melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri untuk menghemat uang setelah memilih meninggalkan jet pribadi untuk menggunakan penerbangan komersial.

Negara Afrika selatan itu kesulitan untuk mengendalikan keuangannya dengan tingkat utang pemerintah yang melonjak dalam beberapa tahun terakhir, yang memicu peringatan kepada para investor mengenai prospek ekonomi mereka.

"Demi membatasi belanja publik, tidak ada permintaan untuk perjalanan keluar (negeri) ... yang akan dipertimbangkan sampai akhir Februari 2018," kata juru bicara kepresidenan Albertus Aochamub pada Rabu (31/1) sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Aochamub mengatakan bahwa Geinob menolak menggunakan jet kepresidenannya untuk liburan pada Desember dan Konferensi Tingkat Tinggi Uni Afrika baru-baru ini di Ethiopia.

"Presiden alih-alih memilih menggunakan penerbangan komersial," katanya, menambahkan bahwa Geingob hanya melakukan kunjungan luar negeri yang penting dengan delegasi yang lebih kecil.

Sebelumnya, pemerintahan Namibia sudah memotong anggaran untuk pendidikan, kesehatan dan pertahanan. Surat kabar Namibia mewartakan pada Rabu bahwa ribuan tentara akan dipaksa mengambil cuti demi menghemat biaya makanan dan listrik di pangkalan militer.




Credit  antaranews.com






Lima Kuburan Massal Rohingya Ditemukan di Myanmar


Lima Kuburan Massal Rohingya Ditemukan di Myanmar
Gambar satelit dari tanggal 26 Mei 2017 (kiri) dan 20 Desember 2017 (kanan) menunjukkan penghancuran Desa Gu Dar Pyin. Foto/AP


YANGON - Sejumlah penduduk desa Rohingya di Myanmar telah dibantai dan dimakamkan di lima kuburan massal. Demikian penyelidikan eksklusif oleh kantor berita Associated Press (AP).

Laporan oleh kantor berita tersebut pada hari Kamis termasuk kesaksian saksi dari dua lusin korban selamat dan kerabat korban, serta rekaman ponsel yang mencatat waktu setelah serangan tersebut.

Diperkirakan 400 anggota etnis minoritas yang teraniaya itu dibunuh oleh tentara Myanmar. Dalam satu pembantaian, sekelompok pria berada dalam satu tim untuk pertandingan sepak bola lokal yang disebut 'chinlone' di desa Gu Dar Pyin, saat tentara mulai menembaki mereka.

Seorang korban bernama Noor Kadir kemudian menemukan enam temannya dikubur di dua kuburan massal terpisah. Dia mengatakan bahwa mayat korban hanya dapat dikenali melalui warna celana pendek mereka.

Pembunuhan massal tersebut diyakini terjadi pada 27 Agustus dan korban selamat mengatakan kepada AP bahwa tentara telah mencoba untuk menutupi bukti kekejaman tersebut. Video yang didapat oleh kantor berita tersebut mengindikasikan usaha menggunakan asam untuk menghancurkan mayat.

Sisa-sisa yang terkandung di dalam kuburan dangkal naik ke permukaan setelah hujan deras dan korban selamat dapat memfilmkan bukti.

Phil Robertson dari Human Rights mengatakan bahwa laporan tersebut meningkatkan dukungan bagi masyarakat internasional untuk menuntut pertanggungjawaban dari Myanmar dan menggarisbawahi perlunya embargo senjata yang dipimpin oleh PBB ke negara tersebut.

"Laporan AP bahwa (tentara) membawa asam ke Gu Dyar Pin untuk mengubah bentuk tubuh dan membuat identifikasi lebih sulit sangat memberatkan karena menunjukkan tingkat pra-perencanaan dari kekejaman ini," kata Robertson.

"Ini saatnya Uni Eropa dan AS untuk serius mengidentifikasi dan meratakan sanksi yang ditargetkan terhadap komandan militer dan tentara Myanamr yang bertanggung jawab atas kejahatan hak asasi manusia ini," imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (1/2/2018).

Utusan khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Yanghee Lee mengatakan kepada wartawan bahwa pembunuhan dan pembuangan mayat tersebut mengandung "ciri genosida".

Ketika ditanya tentang kekerasan terhadap minoritas Rohingya di tangan militer Myanmar, Lee menanggapi bahwa "Anda dapat melihatnya sebagai sebuah pola".

Namun, utusan hak asasi PBB tersebut mengatakan bahwa dia tidak dapat membuat sebuah pernyataan mengenai "genosida" sampai pengadilan internasional dapat mempertimbangkan bukti tersebut.

Myanmar sebelumnya mengaku bertanggung jawab atas satu kuburan massal yang berisi 10 jenazah di desa Inn Din. 

Pembunuhan tersebut terjadi pada bulan September namun pihak berwenang hanya mengakui mereka setelah ditemukannya kuburan massal tersebut pada bulan Desember, mengklaim bahwa mereka yang telah meninggal adalah "teroris".


Amnesty International menggambarkan penemuan pada bulan Desember itu sebagai "puncak gunung es".

Sejak Agustus 2017, lebih dari 655 ribu orang Rohingya telah meninggalkan Myanmar ke negara tetangga Bangladesh untuk melarikan diri dari apa yang PBB sebut sebagai "genosida teks book".

Militer Myanmar mengklaim bahwa mereka memerangi apa yang mereka sebut "teroris", namun korban selamat yang menyeberang ke Bangladesh membawa serta laporan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan pembakaran rumah.

Bangladesh dan Myanmar telah menyetujui kesepakatan untuk mengirim pengungsi Rohingya kembali. Sebagai bagian dari kesepakatan repatriasi, Rohingya akan ditahan di pusat penahanan, yang oleh aktivis Rohingya sebut sebagai "kamp konsentrasi".

Secara luas dianggap sebagai salah satu minoritas paling teraniaya di dunia, orang-orang Rohingya yang kebanyakan Muslim, ditolak kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar. Pemerintah Myanmar yang mengklaim bahwa mereka bukan penduduk asli negara itu.




Credit  sindonews.com



Kediaman Suu Kyi dilempari bom Molotov


Kediaman Suu Kyi dilempari bom Molotov

Arsip Foto. Pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi saat menghadiri KTT ASEAN-Korea disela-sela KTT ASEAN ke-31 di Philippine International Convention Center (PICC) di Manila, Filipina, Senin (13/11/2017). (REUTERS/Noel Celis/Pool)



Yangon (CB) - Satu bom Molotov dilemparkan ke kompleks kediaman pinggir danau pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi di Yangon pada Kamis, saat dia sedang tidak berada di rumahnya, kata seorang juru bicara pemerintah.

Suu Kyi sedang berada di Naypyidaw pada saat kejadian dan dijadwalkan bertemu parlemen untuk memperingati tahun kedua partai National League for Democracy (NLD) yang menaunginya mulai berkuasa.

"Itu adalah bom Molotov," kata juru bicara Zaw Htay kepada AFP, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang kemungkinan motif serangan kecil tetapi jarang terhadap pahlawan demokrasi Myanmar itu.

Bom molotov tersebut menyebabkan kerusakan ringan. Namun, serangan terhadap vila tempat Suu Kyi menjadi tahanan rumah selama bertahun-tahun oleh bekas junta itu adalah serangan yang sangat simbolis.

Suu Kyi semakin menjadi sasaran kemarahan komunitas internasional karena kegagalannya berbicara atas nama komunitas muslim Rohingya di Myanmar.

Hampir 700.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari tindakan militer brutal di negara bagian Rakhine utara menuju ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus tahun lalu, membawa kabar tentang pembunuhan, pemerkosaan dan pembakaran terhadap para pengungsi oleh pasukan Myanmar. Banyak warga Myanmar menganggap orang Rohingya sebagai imigran gelap "Bengali."




Credit  antaranews.com




Menlu Kamboja ke Indonesia Bahas Penguatan Kerja Sama Militer


Menlu Kamboja ke Indonesia Bahas Penguatan Kerja Sama Militer
Kamboja berniat meningkatkan kerja sama pertahanan, farmasi dan pengelolaan produk halal lewat lawatan Menlu Prak Sokhonn ke Jakarta, Jumat (2/2) (REUTERS/Samrang Pring)


Jakarta, CB -- Kamboja berniat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dengan Indonesia. Niatan tersebut akan disampaikan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn dalam lawatan ke  Indonesia 1-3 Februari. Menlu Sokhonn dijadwalkan bertemu Menlu RI Retno Marsudi, Jumat (2/2).

“Menlu Sokhonn rencananya tiba di Jakarta malam ini dan bertemu Menlu Retno bsk pagi. Salah satu fokus pertemuan keduanya adalah peningkatan kapasitas dalam bidang pertahanan seperti pertukaran pendidikan militer,”  kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir kepada wartawan di Jakarta, Kamis (1/2).

Selain peningkatan kerja sama pertahanan, kedua menlu juga akan mendiskusikan penguatan kerja sama ekonomi seperti investasi, pertanian, pariwisata, dan teknologi.



Arrmanatha mengungkapkan Kamboja juga tertarik mempelajari produk farmasi dan pengelolaan produk halal. 

Berdasarkan data Kemlu RI, nilai perdagangan RI-Kamboja selama periode Januari hingga Oktober 2017 mencapai US$441,5 juta

Dia mengatakan banyak investor asal Indonesia yang juga menanamkan modalnya di Kamboja. Nilai investasi Indonesia di negara itu bahkan mencapai US$350 juta pada 2016 lalu.

Selain isu bilateral, masalah ASEAN juga akan menjadi perhatian dalam pertemuan kedua menlu. Juga rencana peringatan 60 tahun hubungan RI-Kamboja pada 2019.



Credit  cnnindonesia.com





Menlu RI terima kunjungan delegasi MILF dari Filipina


Menlu RI terima kunjungan delegasi MILF dari Filipina
Arsip Foto. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/1/2018). (ANTARA/Sigid Kurniawan)




Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan delegasi Front Pembebasan Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front/MILF) dari Filipina selatan di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, saat menerima kunjungan delegasi MILF, Menteri Luar Negeri menyampaikan dukungan Indonesia terhadap berbagai upaya untuk mencapai perdamaian di bagian selatan Filipina.

"Menlu RI menekankan bahwa semua pihak di Filipina selatan harus berkontribusi dalam upaya perdamaian," katanya.

Indonesia secara aktif mendorong dan membantu rekonsiliasi dan perdamaian di Filipina. Sejak 2012 hingga 2018 Indonesia telah mengirimkan 84 personel, baik militer mau pun sipil, untuk membantu proses rekonsiliasi dan perdamaian di Filipina selatan.

Dalam pertemuan dengan delegasi MILF, Menteri Luar Negeri Retno juga bicara tentang tiga warga Indonesia yang masih disandera kelompok bersenjata di wilayah Filipina Selatan.

"Menlu juga menyampaikan kekhawatiran soal penyanderaan WNI. Kita meminta bantuan apabila MILF bisa menolong untuk proses pembebasan WNI yang masih disandera," ucap Arrmanatha.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, delegasi MILF juga bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan perwakilan dari organisasi Islam di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.



Credit  antaranews.com


Ke RI, Eks Separatis Filipina Ingin Belajar Rekonsiliasi Aceh

 
Ke RI, Eks Separatis Filipina Ingin Belajar Rekonsiliasi Aceh
Al Hajj Murad Ebrahim, pemimpin eks kelompok separatis terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), menemui Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Jakarta. (Dok. Marconi Navales)


Jakarta, CB -- Al Hajj Murad Ebrahim, pemimpin eks kelompok separatis terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), menemui Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Jakarta untuk belajar mengenai proses rekonsiliasi, seperti yang terjadi di Aceh.

“MILF dalam kunjungannya ke sini untuk belajar proses perdamaian yang berhasil dilakukan seperti rekonsiliasi di Aceh,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, setelah pertemuan tersebut berlangsung di Jakarta, Kamis (1/2).

Lebih dari satu dekade MILF melakukan pemberontakan terhadap pemerintah demi mendirikan negara sendiri.


Namun, pertumpahan darah berangsur berubah menjadi dialog politik hingga akhirnya MILF dan pemerintah mencapai kesepakatan damai pada 2014 lalu di Kuala Lumpur.


Tuntutan mendapatkan negara merdeka pun sudah berubah menjadi keinginan memiliki otonomi di daerahnya sendiri, meski tetap di bawah naungan pemerintah.

Meski MILF telah berdamai, wilayah di selatan Filipina masih bergejolak lantaran masih ada sejumlah separatis, pemberontak, hingga kelompok militan lainnya yang memiliki kepentingan di negara Asia Tenggara itu.


Karena itu, dalam pertemuannya dengan delegasi MILF, Retno juga mengungkapkan dukungan pemerintah RI kepada seluruh pihak di Filipina untuk berkontribusi lebih banyak terhdap perdamaian.

“Menlu Retno juga ungkapkan dukungan pemerintah terhadap kontribusi yang telah dilakukan seluruh pihak di Filipina Selatan untuk capai perdamaian," kata Arrmanatha.

Arrmanatha mengatakan, dalam kunjungannya hari ini, para perwakilan MILF juga bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

“Mereka [delegasi MILF] juga akan bertemu beberapa wakil organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah,” ucapnya.


Lebih lanjut, Arrmanatha mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang berkontribusi secara aktif menciptakan perdamaian di Filipina Selatan, bahkan sejak 1990-an.

Dia mengatakan, kontribusi itu bisa dilihat dari keikutsertaan RI dalam tim pemantau internasional di Filipina selatan.

Arrmanatha juga mengatakan hingga kini Indonesia telah mengirimkan 84 personel yang terdiri dari Kontingen Garuda dan warga sipil, untuk terlibat dalam proses perdamaian di Filipina Selatan.

“Awal tahun, Bu Menlu juga pergi ke Mindanao, Filipina Selatan, untuk memperkuat kerja sama pendidikan Islam seperti pertukaran pelajar dan sebagainya. Ini menunjukkan komitmen RI dalam mendukung perdamaian di Filipina dan bahkan di kawasan secara umum,” kata Arrmanatha.




Credit  cnnindonesia.com







Pertemuan Menlu ASEAN Bahas Ekstradisi, LCS dan Indo-Pasifik


Pertemuan Menlu ASEAN  Bahas Ekstradisi, LCS dan Indo-Pasifik
Menlu Retno Marsudi mendorong pembahasan perjanjian ekstradisi ASEAN untuk menangkal kejahatan lintas negara di kawasan. ( CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)


Jakarta, CB -- Rencana perjanjian ekstradisi ASEAN, isi Kode Etik Laut China Selatan dan Indo-Pasifik bakal menjadi pembahasan dalam pertemuan para menteri luar negeri Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) di Singapura, 4-6 Februari pekan depan.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan mendorong pembentukan instrumen perjanjian ekstradisi ASEAN dalam pertemuan tersebut.

Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN Kemlu RI, Mochamad Chandra Widya Yudha, memastikan bahwa topik itu akan menjadi salah satu fokus Indonesia dalam rapat perdana para menlu negara ASEAN tersebut.


“Beberapa fokus akan dibahas dalam ASEAN Retreat nanti, salah satu yang akan diangkat Indonesia adalah pembentukan segera instrumen ekstradisi di ASEAN,” kata Chandra kepada wartawan di Jakarta, Kamis (1/2).

Chandra mengatakan instrumen ekstradisi menjadi penting karena bisa menjadi jembatan penguatan kerja sama hukum antara negara anggota ASEAN.
̢۬Selain itu, instrumen ekstradisi, paparnya, juga bisa menjadi upaya bersama antara negara anggota menangani kejahatan lintas negara seperti perdagangan narkoba, terorisme, perdagangan orang, penangkapan ikan ilegal, hingga pencucian uang di kawasan.


“Instrumen ini tidak hanya penting bagi Indonesia, tapi juga bagi kawasan di tengah semakin berkembangnya tantangan transnational crime dan berbagai isu lainnya,” kata Chandra tanpa menjelaskan rincian rencana perjanjian ekstradisi ASEAN tersebut.

Meski begitu, sejauh ini, menurut Chandra, seluruh negara anggota menyambut positif rencana pembentukan mekanisme tersebut. Perjanjian ekstradisi ASEAN nantinya diharapkan bersifat mengikat secara hukum (legally binding).

“Secara teknis ini masih dibahas termasuk beberapa pendekatan lainnya. Sudah ada kelompok kerja gabungan juga dari pejabat negara ASEAN membahas ini. Pembahasan ini sudah berlangsung cukup lama dan harapannya bisa segera selesai. Nanti pada saatnya, teknis isntrumen akan dijelaskan,” kata Chandra.

Selain rencana perjanjian ekstradisi ASEAN, sejumlah topik lain yang dibahas adalah negosiasi isi Kode Etik (CoC) Laut China Selatan, arsitektur Indo-Pasifik sebagai upaya menjaga stabilitas perdamaian, penguatan kerja sama e-commerce, dan dan penguatan implementasi Konsensus ASEAN tentang Perlindungan Hak-hak Pekerja Migran.

“Terkait CoC Indonesia ingin menekankan pentingnya menapai kemajuan substantif dan signifikan dalam perundingan CoC. Kita tahu bahwa kerangka CoC sudah disepakati ASEAN dan China November lalu, kami berharap negosiasi isi CoC-juga bisa disegerakan,” kata Chandra.




Credit  cnnindonesia.com






Kamis, 01 Februari 2018

6 Catatan dari Pidato Kenegaraan Perdana Trump


6 Catatan dari Pidato Kenegaraan Perdana Trump
Ada enam catatan dari pidato kenegaraan tahunan perdana Trump di hadapan Kongres. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Presiden Donald Trump menyampaikan pidato kenegaraan tahunan perdananya pada Selasa malam (30/1) waktu setempat.

Dalam pidato itu, ia terus mengumbar capaian selama menjabat dan hanya sesekali mengungkap rencana kerjanya untuk setahun ke depan.

CNN merangkum pidato sepanjang 80 menit itu dan membuat enam catatan sebagai berikut.


1. America First

Trump bertarung dalam pemilihan presiden dan memenangkannya dengan ide mengedepankan kepentingan negara. America First, kata dia, dalam beberapa kesempatan.

Pidato kenegaraan ini sangat mencerminkan ide tersebut. Dalam satu jam pertama, Trump berbicara soal kebijakan domestik: pemangkasan pajak, perekonomian, perdagangan, reformasi regulasi, imigrasi.
Sejak kampanye, Trump selalu mengedepankan kepentingan nasional.
Sejak kampanye, Trump selalu mengedepankan kepentingan nasional. (REUTERS/Brian Snyder)
Dia baru menyinggung posisi Amerika di dunia setelah waktu setempat lewat 22.00.

Sinyal yang ia sampaikan jelas. Trump tidak hanya menggunakan "America First" sebagai retorika. Dia juga sangat berfokus merealisasikan kebijakannya.

2. Tak Kompak

Di awal pidatonya, Trump beberapa kali menyerukan persatuan negara dan Kongres.

"Malam ini, saya meminta kita semua mengesampingkan perbedaan, mencari kesamaan, dan memanggil persatuan yang kita butuhkan agar orang yang kita pilih bisa bertugas," kata Trump.

"Jika Anda bekerja keras, jika Anda percaya diri, jika Anda percaya pada Amerika, maka Anda bisa memimpikan apa saja, Anda bisa jadi apa saja, dan bersama, kita bisa mencapai semuanya."

Namun, pemimpin Partai Demokrat di Dewan Perwakilan, Nancy Pelosi, menunjukkan hal itu mungkin tak akan terjadi.

Saat Trump menyebutkan perlunya persatuan Amerika, dia hanya duduk dengan ekspresi datar sementara para politikus Republik berdiri dan bertepuk tangan.

3. Umbar Pencapaian

Kebanyakan pidato tahunan biasanya terbagi secara merata, antara mengumbar pencapaian dan memaparkan rencana dan visi ke depan.

Pidato Trump dapat dikatakan terbagi menjadi 80 persen klaim keberhasilan dan 20 persen perencanaan.

Hampir satu jam setelah pidato berjalan, Trump baru menyinggung pengajuan rencananya yang pertama, yakni undang-undang besar terkait infrastruktur.

Trump cukup berapi-api menyampaikan tuntutan kepada Kongres, seperti saat dia mendesak Kongres menerima komprominya terkait kebijakan imigrasi.

Namun, rencana dan harapan bukan fokus utama Trump dalam pidatonya. Dia lebih banyak memastikan pencapaiannya diketahui publik.

4. Penghapus Obama

Sebagian besar bahan kampanye Trump berputar di sekitar ide anti-Obama. Tahun pertamanya sebagai presiden pun mencerminkan hal tersebut.

Dia membuang perlindungan anak-anak imigran ilegal atau DACA, mendorong pembatalan kewajiban individu, memangkas satu per satu regulasi yang diterapkan Obama.
Jejak Barack Obama sedikit demi sedikit dihapus oleh Trump.
Jejak Barack Obama sedikit demi sedikit dihapus oleh Trump. (REUTERS/Jonathan Ernst)
Kemudian, dalam pidato, dia mengumumkan rencananya untuk mempertahankan penjara Teluk Guantanamo di Kuba--penolakan langsung atas wacana Obama yang telah lama diupayakan dan berakhir dengan kegagalan.

Sebelum menjadi calon presiden dan di masa kampanye, Trump jarang sekali menunjukkan rencana kebijakan dan hanya mengedepankan wacana kontra-Obama. Selasa malam ini, dia kembali melakukannya.

5. Yang Tak Disebut

Dalam pidatonya, Trump sama sekali tidak menyinggung penyelidikan jaksa khusus terkait upaya Rusia ikut campur dalam pemilihan umum 2016 dan kemungkinan kolusi dengan tim kampanyenya.

Faktanya, Trump hanya sekali menyebut nama Rusia. "Di seluruh dunia, kita menghadapi rezim jahat, kelompok teroris, dan saingan seperti China dan Rusia yang menantang kepentingan, ekonomi dan nilai kita," ujarnya.

Bukan suatu kejutan ketika Trump yang tengah berupaya meraih kerja sama dengan Partai Demokrat tidak menyebutkan investigasi yang memecah-belah perpolitikan Washington.

Namun tetap, tidak disebutkannya masalah itu patut menjadi catatan, terutama karena Trump berbicara selama 80 menit dan membahas semua hal kecuali masalah tersebut.

6. Penampilan Panggung Luar Biasa

Mungkin bukan sesuatu yang aneh bagi seseorang yang telah hidup dalam sorotan dan bergantung pada pencitraan, tapi penampilan panggung Trump dapat dikatakan luar biasa.

Mulai dari keluarga yang kehilangan orang terdekatnya hingga orang tua Otto Warmbier yang disebut sebagai korban kekejaman Korea Utara dan pembelot Korut dan tongkat berjalannya, pemandangan dari penampilan Trump berkesan dan tak mudah dilupakan.





Credit  cnnindonesia.com





Lewat Pidato Kenegaraan, Trump Minta Perkuat Senjata Nuklir


Lewat Pidato Kenegaraan, Trump Minta Perkuat Senjata Nuklir
Dalam pidato kenegaraan perdananya, Donald Trump meminta AS memperkuat senjata nuklir. (REUTERS/Jonathan Ernst)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta senjata nuklir negaranya diperkuat. Hal tersebut dia sampaikan dalam pidato kenegaraan pertamanya di hadapan Kongres, Selasa malam waktu setempat (31/1).

"Kita mesti memodernisasi dan membangun ulang persediaan senjata nuklir kita, berharap tak perlu menggunakannya, tapi membuatnya begitu kuat dan bertenaga sehingga bisa menangkal agresi apapun," ujarnya.

Pernyataan ini diungkapkan di tengah ancaman nuklir Korea Utara yang mengklaim telah berhasil membangun rudal balistik antarbenua (ICBM) dengan jangkauan hingga daratan utama AS.


Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un setahun terakhir ini kerap bertukar ancaman perang. Kepala Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Mike Pompeo pun baru-baru ini menyatakan Korut bisa menembakkan nuklir ke Amerika dalam hitungan bulan.

Trump mengatakan "mungkin suatu hari nanti akan ada momen ajabi di mana negara-negara dunia akan bersatu dan mengeliminasi senjata nuklirnya."

"Sayangnya, kita belum sampai di saat itu."

Dalam pidato, Trump juga menyinggung soal kematian Otto Warmbier, warga AS yang meninggal dunia setelah ditahan di Korut selama 17 bulan. Keluarga Warmbier turut hadir dalam acara tersebut.

"Anda adalah saksi kuat yang menyaksikan kejahatan yang mengancam dunia kita, dan kekuatan Anda menginspirasi kita semua. Malam ini, kita bersumpah akan menghormati kenangan Otto dengan ketetapan hati Amerika."

Program nuklir Korea Utara menunjukkan kemajuan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, wakil kepala staf gabungan AS menyebut negara tersebut belum menunjukkan semua komponen ICBM, termasuk proyektil yang bisa masuk kembali ke atmosfer bumi dengan utuh.

Pernyataan Jenderal Angkatan Udara Paul Selva mengonfirmasi peninjauan Menteri Pertahanan James Mattis pada Desember lalu, yang menyimpulkan ICBM Korea Utara tidak akan mengancam Amerika Serikat dalam waktu dekat.

"Apa yang belum dia tunjukkan adalah fusi dan teknologi penentuan sasaran dan proyektil yang bisa masuk kembali ke atmosfer bumi dengan utuh," kata Selva, merujuk kepada Kim.

"Bisa jadi dia sudah mencapai titik tersebut, jadi kita harus menganggap dia sudah mencapainya, tapi dia belum menunjukkannya," kata jenderal tertinggi keduda di Amerika itu.





Credit  cnnindonesia.com







Pidato Kenegaraan Perdana, Trump Serukan Persatuan


Pidato Kenegaraan Perdana, Trump Serukan Persatuan
Ilustrasi pidato Donald Trump. (REUTERS/Kevin Lamarque)


Jakarta, CB -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerukan persatuan dalam pidato kenegaraan tahunan perdananya di Kongres, Selasa malam waktu setempat (30/1).

Pertama, dia membuka pidatonya dengan memberi penghormatan kepada para petugas yang menanggulangi serangkaian bencana alam dalam setahun terakhir.

Dia berbicara soal "tantangan yang sudah kita perkirakan, dan masalah lain yang tak pernah terbayangkan."


Trump memberi penghormatan bagi relawan di "Cajun Navy," orang-orang yang saling melindungi di tengah penembakan Las Vegas, tim penanggap pertama dalam Badai Harvey, dan petugas pemadam kebakaran yang bertugas di California.

"Tapi tidak cukup bagi kita untuk bersatu hanya di saat ada tragedi. malam ini, saya menyerukan kita semua untuk mengesampingkan perbedaan, mencari kesamaan, dan memanggil persatuan yang kita butuhkan agar orang-orang yang kita pilih bisa bertugas," kata Trump.

Ketua Dewan Perwakilan AS Nancy Pelosi tampak tidak ikut berdiri menanggapi seruan Trump.


Trump sebelumnya memang sudah menyatakan ingin mengangkat tema persatuan dalam pidatonya.

Di tengah-tengah pidato, dia mengatakan "tidak pernah ada waktu yang lebih baik untuk menghidupkan mimpi Amerika."

"Ini adalah momen Amerika kita," ujarnya.

"Jadi, bagi semua warga yang menyaksikan ini di rumah--tak peduli di mana, atau dari mana Anda datang, ini adalah waktu bagi Anda semua. Jika Anda bekerja keras, jika Anda percaya diri, jika Anda percaya pada Amerika, kita bisa melakukan apapun."




Credit  cnnindonesia.com





Malaysia Tolak Sabah Dijadikan Negara Bagian ke-13 Filipina


Wilayah Filipina ditunjukkan dengan warna biru di peta.

Wilayah Filipina ditunjukkan dengan warna biru di peta.
Foto: Reuters


Filipina tengah menjajal sistem negara federal, memasukkan Sabah sebagai bagiannya.



CB, KUALA LUMPUR -- Malaysia menolak sebuah proposal yang diajukan oleh seorang anggota komite pemerintah Filipina untuk mengamandemen Konstitusi Filipina dengan tujuan memasukkan Sabah sebagai "negara bagian federal" ke-13 di Filipina. Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengatakan negaranya menyadari ada pernyataan yang dilontarkan oleh Aquilino Pimentel Jr, anggota Komite Konsultatif Filipina, itu melalui pemberitaan media.


"Pemerintah Malaysia menegaskan posisinya bahwa Malaysia tidak akan mengakui dan tak akan meladeni klaim dari pihak manapun terhadap Sabah," ujar Anifah seperti dilansir Channel News Asia,  Rabu (31/1).

Anifah menjelaskan Sabah telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional sebagai bagian dari Malaysia sejak terbentuknya Federasi pada tanggal 16 September 1963. Pernyataan seperti yang diucapkan Aquilino hanya akan mengungkapkan ketidaktahuannya akan sejarah dan hukum internasional. "Pernyataan itu berpotensi membahayakan hubungan bilateral yang sangat baik yang sudah terjalin antara Malaysia dan Filipina," kata Anifah.


Aquilino merupakan satu dari 25 orang anggota Komite Konsultasi Pemerintah Filipina. Tugasnya meninjau dan mengajukan amandemen Konstitusi Filipina tahun 1987. Ia mengatakan, proposal utama yang diajukan adalah peralihan dari model kekuasaan yang tersentralisasi ke pemerintahan federal.


"Seharusnya ada cara yang dapat diterima berdasarkan hukum internasional untuk membenarkan klaim kita terhadap Sabah," kata Aquilino kepada jaringan ABS-CBN News setempat dalam sebuah wawancara, Selasa (29/1).


Proposal Aquilino untuk pemerintah federal yang baru mencakup 12 negara bagian, yakni Luzon Utara, LuzonTengah, Luzon Selatan, Bicol, Visayas Timur, Visayas Tengah, Visayas Barat, Minparom, Mindanao Utara, Mindanao Selatan, Bangsamoro, dan Metro Manila.  Aquilino mengatakan pemerintah Filipina dapat menambahkan Sabah sebagai negara bagian ke-13 di kemudian hari.


Pada 2013 lalu, sekitar 200 orang dari Filipina Selatan mendarat di Sabah dan memerangi pasukan keamanan Malaysia selama lebih dari sebulan dalam upaya untuk mengajukan klaim kuno wilayah Kesultanan Sulu. Sedikitnya dua petugas polisi Malaysia dipenggal oleh kawanan penyerbu tersebut.


Sabah di pulau Kalimantan bergabung dengan Malaya, Sarawak dan Singapura untuk membentuk Malaysia pada tahun 1963.




Credit  Credit  REPUBLIKA.CO.ID








Menlu Sebut RI selalu Dukung Timor Leste Jadi Anggota ASEAN


Menlu Sebut RI selalu Dukung Timor Leste Jadi Anggota ASEAN
Indonesia selalu mendukung Timor Leste menjadi anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)


Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan proses keanggotaan Timor Leste di ASEAN masih terus dibahas. Dimana Indonesia selalu mendukung negara itu menjadi bagian dari blok di Asia Tenggara tersebut.

“Posisi Indonesia cukup jelas bahwa kita mendukung aplikasi Timor-Leste menjadi negara anggota ASEAN. Kita sudah melewati proses dan studi panjang, nanti kita tinggal lihat hasilnya seperti apa,” kata Retno seusai bertemu dengan Menlu Timor-Leste, Aurelio Sergio Guterres, di kantornya, Rabu (31/1).

Timor Leste sudah mengajukan niat menjadi anggota ASEAN sejak 2011 lalu. Dili juga telah melayangkan surat permohonan kepada Sekretariat ASEAN untuk menjadi anggota ke-11 ASEAN.


Walau telah mendapat sambutan yang cukup positif, belum tercapainya suara konsensus dari 10 negara anggota menjadikan hingga kini ASEAN belum juga menerima secara resmi Timor-Leste sebagai anggota resminya.

Retno mengatakan Timor Leste sampai saat ini terus berupaya menyesuaikan agar bisa secara resmi menjadi bagian dari ASEAN. Meski begitu Retno tak memberikan tenggat waktu kapan ASEAN akan menerima permintaan keanggotaan itu.


“Soal keanggotaan ini, Menlu Guterres juga baru kembali dari Singapura. Karena keketuaan ASEAN tahun ini adalah Singapura, isu [keanggotan] ini juga dibahas mereka. Nanti sore juga akan dibahas dengan Sekretaris Jenderal ASEAN,” kata Retno.

Indonesia merupakan negara pertama yang menyatakan setuju untuk menerima Timor Leste ke dalam anggota ASEAN. Indonesia juga menjadi negara yang mendorong negara anggota ASEAN lainnya untuk turut menyetujui hal ini.

Selain Indonesia, negara anggota ASEAN yang menyetujui Timor Leste masuk ke dalam ASEAN adalah Malaysia, Thailand dan Filipina. Sementara sejumlah negara lain masih meragukan Timor Leste, mengingat kekhawatiran mengenai masa lalu dan stabilitas negara yang baru merdeka pada 2002 lalu itu.

Meski status Timor Leste hingga kini belum sebagai anggota, namun negeri Bumi Loro Sae itu kerap diikutsertakan dalam berbagai kegiatan ASEAN yang tidak bersifat politik seperti dalam ajang SEA Games sejak 2003 lalu.

Selain Timor Leste, sejumlah negara lainnya di sekitar kawasan Asia Tenggara pernah mengungkapkan keinginannya menjadi anggota ASEAN seperti Papua Nugini, Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan. Meskipun secara geografis, keempat negara itu tidak berada di Asia Tenggara.

Credit  cnnindonesia.com


Perundingan Perbatasan Darat RI-Timor Leste Tuntas Tahun Ini


Perundingan Perbatasan Darat RI-Timor Leste Tuntas Tahun Ini
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi sepakat mempercepat perundingan perbatasan darat dalam pertemuan bilateral dengan Menlu Timor-Leste Aurelio Sergio Guterres di Jakarta, Rabu (31/1). (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)


Jakarta, CB -- Indonesia bersama Timor Leste sepakat mempercepat perundingan perbatasan darat yang ditargetkan selesai tahun ini.

“Sengketa perbatasan darat dengan Timor-Leste tinggal sedikit, hanya tinggal  dua segmen. Kami harapkan tahun ini perundingan itu bisa selesai,” kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi seusai pertemuan bilateral dengan Menlu Timor-Leste Aurelio Sergio Guterres di Jakarta,  Rabu (31/1).

Retno mengatakan kedua wilayah masih dinegosiasikan itu adalah Noel Besi-Citrana yang terletak di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Bidjael Suna-Oben yang berada di Kabupaten Ambeno, Timor Timur.


Dia mengatakan selama ini perundingan batas wilayah negara Indonesia dan Timor-Leste terus dilakukan, meski sempat tertunda karena kondisi Timor-Leste yang pada tahun lalu menghadapi pemilihan umum.




“Perundingan dan komunikasi terus kami akukan secara intensif tapi sempat tertunda karena Timor-Leste hadapi pemilu. Sekarang kami ingin negosiasi segera dilakukan kembali,” kata Retno.

Di saat bersamaan, Retno juga mengatakan, kedua negara sepakat memulai perundingan batas maritim khususnya di wilayah utara dan selatan.

“Perundingan wilayah maritim di bagian selatan belum mulai karena mereka [Timor-Leste] juga sedang berunding dengan Australia sehingga kami ingin agar perundingan mereka dengan Australia diselesaikan dulu baru kemudian mulai bernegosiasi dengan Indonesia,” ujar Retno.


Credit  cnnindonesia.com



Menlu Jerman: Israel Bikin Eropa Frustasi



TEL AVIV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Sigmar Gabriel, memperingatkan Israel bahwa Tel Aviv menghadapi rasa frustasi yang terus berlanjut di Eropa. Situasi ini terjadi di tengah kekhawatiran akan masa depan solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina.

Gabriel mengadopsi nada yang sangat berbeda dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence, yang dalam sebuah kunjungan ke Israel minggu lalu mendukung pengumuman Presiden Donald Trump pada 6 Desember bahwa pemerintahannya mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Kota.

"Sehubungan dengan pertanyaan orang-orang Palestina dan Iran, orang-orang Amerika menganggap Anda lebih jelas dari sebelumnya. Tapi apakah ini benar-benar hal yang baik?" tanya Gabriel di Tel Aviv seperti dilansir dari Reuters, Kamis (1/2/2018).

Mengutip kesuksesan diplomasi AS di wilayah tersebut, ia kemudian bertanya: "Mungkinkah orang Amerika masih memainkan peran seperti itu jika mereka berpihak begitu terbuka? Akankah orang lain mencoba masuk ke sepatu mereka?"

Dalam sebuah ancaman terselubung tipis tentang memotong bantuan, ia mengatakan beberapa anggota kabinet Israel secara eksplisit menentang solusi dua negara namun solusi seperti itu selalu menjadi dasar hubungan kedua negara untuk perdamaian Israel-Palestina dan untuk yang besaran jumlah dana dari Jerman dan Eropa.

"Ini - sinyal campuran terbaik tidak luput dari perhatian di Eropa, di mana ada ketegangan yang jelas dengan tindakan Israel," katanya kepada sebuah konferensi keamanan Israel. Gabriel mengutip perselisihan pendapat bahkan di dalam Partai Sosial Demokratnya sendiri tentang apa yang beberapa orang anggap sebagai perlakuan "tidak adil" terhadap orang-orang Palestina.

"Hal ini semakin sulit bagi orang-orang seperti saya untuk menjelaskan kepada mereka alasan mengapa dukungan kita untuk Israel harus bertahan," katanya.

Gabriel menunjuk kekhawatiran tentang kekerasan, kebencian, dan pembangunan permukiman Israel di wilayah yang diduduki Palestina yang mencari negara merdeka di masa depan.

"Jerman menantikan hari ketika kapal tersebut bisa memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem. Tapi saya menambahkan: di dua negara bagian dengan Yerusalem sebagai Ibu Kota mereka. Tidak ada jalan pintas di sini," tegasnya.

Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang dikuasai oleh Israel dalam perang 1967, untuk Ibu Kota masa depan mereka. Sementara Israel menganggap Yerusalem sebagai Ibu Kota abadi dan tak dapat dibagi.

Gabriel berbicara setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Sebelumnya pada hari itu Netanyahu memperbaiki pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi pers bersama yang diadakan dengan kolega Jermannya setelah Gabriel mengatakan bahwa dia didorong agar pemerintah Netanyahu mendukung solusi dua negara dengan perbatasan Israel yang aman.

"Bahwa kita akan mengendalikan keamanan sebelah barat sungai Yordan (sungai). Itu adalah kondisi pertama," Netanyahu merasa keberatan, memotong Gabriel dan menambahkan, "Apakah itu didefinisikan sebagai sebuah keadaan ketika kita memiliki kontrol militer adalah masalah lain. Saya lebih suka tidak membahas label, tapi substansi." 

Gabriel menyarankan agar diskusi ditinjau ulang di lain waktu.

Gabriel telah menjadi pendukung vokal upaya-upaya lebih besar untuk memerangi anti-Semitisme di Jerman, termasuk pembentukan sebuah pos komisaris pemerintah baru untuk mengawasi inisiatif semacam itu.

Pada saat yang sama, dia berada di bawah tekanan di dalam negeri untuk mengambil garis keras pada pembangunan permukiman Israel yang terus berlanjut yang melanggar hukum internasional.


Credit  sindonews.com







Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus

Turki menganggap YPG merupakan organisasi teroris.



CB, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan Turki bahwa operasinya terhadap milisi Kurdi di Suriah utara seharusnya tidak menjadi alasan bagi Turki untuk menyerang Suriah. Ia mengatakan Ankara harus mengkoordinasikan tindakannya dengan sekutu-sekutunya.

Turki pekan lalu meluncurkan serangan udara dan darat di Suriah barat laut, yang menargetkan milisi YPG Kurdi di wilayah Afrin. Tindakan itu telah membuka front baru dalam perang yang telah berlangsung tujuh tahun dan mengikat hubungan dengan sekutu NATO di Turki.

"Jika ternyata operasi ini selain untuk melawan ancaman teroris potensial ke perbatasan Turki dan menjadi operasi invasi, maka hal ini menjadi masalah bagi kami," kata Macon dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Figaro.

Turki menganggap YPG sebagai organisasi teroris dan perpanjangan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melakukan pemberontakan selama tiga dekade di tenggara Turki yang sebagian besar Kurdi.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim membela operasi militer tersebut dengan mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mengamankan keamanan negara dan melindungi orang-orang Arab, Kurdi dan Turkemens dari organisasi teroris.

"Jika Prancis menafsirkan masalah ini sebagai operasi invasi, kita perlu menilai apa yang telah mereka lakukan di Suriah," kata Yildirum pada sebuah konferensi pers di samping Perdana Menteri Libanon Saad al-Hariri di Ankara.








Ia mengatakan Turki tidak bertindak dengan pikiran invasif. Amerika Serikat dan Prancis telah mempersenjatai dan melatih milisi yang dipimpin YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah.

Macron mengatakan akan membawa masalah ini ke Presiden Turki Tayyip Erdogan dan meminta diskusi antara orang-orang Eropa serta negara-negara sekutu.



Credit  republika.co.id




Uni Eropa Desak AS tak Paksakan Kehendak di Palestina


Yerusalem.

Yerusalem.
Foto: al jazeera.com


Proses perdamaian di Palestina harus melibatkan banyak pihak.



CB, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) menegaskan perlunya solusi yang adil bagi Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik kedua negara. Proses perdamaian yang dirumuskan juga harus melibatkan kedua negara.

Hal itu diungkapkan saat pertemuan UE dengan Palestina guna membahas proses perundingan damai di kawasan. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini mengatakan, proses perdamaian harus melibatkan banyak pihak dan harus memasukkan semua negara tetangga serta mitra negara.

Dia menambhakan, proses perdamian tanpa melibatkan satu pihak tidak akan berjalan dengan maksimal dan tidak akan menciptakan hasil yang realistik. "Tidak akan berjalan tanpa Amerika dan tidak akan jika hanya Amerka sendiri," kata Federica Mogherini seperti dikutip RT, Rabu (31/1).

Pertemuan tersebut digelar menyusul pemotongan dana bantuan kepada para pengungsi Palestina. Rapat itu juga dihadiri sejumlah menteri dari Palestina, Israel, Mesir dan pejabat senior Amerika Serikat (AS). Pertemuan itu dimediasi oleh Norwegia.

Rapat darurat itu merupakan pertemuan kali pertama yang diadakan setelah keputusan sepihak AS yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump itu dinilai banyak pihak sudah merusak konsesus internasional terkait perundingan damai Palesinta-Israel.

Pertemuan fokus membahas solusi terbaik untuk mengakhiri konflik yang terjadi di kawasan dan menciptakan solusi dua negara. Mogherini mengatakan, keputusan AS tersebut menambah berat situasi yang terjadi di Timur Tengah. Dia berharap, pertemuan kali ini dapat memfasilitasi pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kedua negara.

Dalam pertemuan tersebut, UE juga sepakat untuk memberikan dana bantuan sebesar 52 juta dolar Amerika untuk membantu Palestina membangun negara mereka. Mogherini mengatakan, kucuran finansial itu diberikan untuk mendukung aktifitas di Yerusalem Timur.

Dana yang diberikan juga akan dipakai untuk mengurangi hutang negara hingga dukungan sektor bisnis. Uang tersebut juga akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sipil Palestina serta akses terhadap air dan energi. "Dibutuhkan kembali komitmen internasional yang pada akhirnya berujung pada solusi kedua negara," kata Federica Mogherini.

Pertemuan tersebut juga membahas cara guna mengakomodasi Badan Bantuan PBB untuk Palestina atau UNRWA (United Nations Relief and Works Agency). AS akan menarik 65 juta dolar dari 125 juta dolar sumbangan yang telah direncanakan kepada UNRWA.

AS diketahui merupakan negara terbesar penyumbang dana bantuan tersebut hingga saat ini. Paman Sam memberikan uang sebesar satu pertiga dari total keseluruhan dana yang diberikan kepada badan bantuan PBB tersebut.

Penangguhan dana tersebut membuat UNWRA meganali krisis finansial terbesar sepanjang sejarah. Bebepara negara yang sepakat untuk memberikan bantan dana diminta secepatnya untuk mengalirkan bantuan finansial mereka kepada organisasi tersebut.

UNWRA mengaku membutuhkan dana sekitar 800 juta dolar AS untuk membiayai operasional para pengungsi yang tersebar di Suria, Tepi Barat dan Jalur Gaza tahun ini. Sejumlah negara yang akan memantu UNWRA keluar dari masalah finansial itu antara lain Swiss, Finlandia, Denmark, Swedia, Norwagia, Jerman, Rusia, Belgia, Kuwait, Belanda dan Irlandia.

Sementara, Slovenia memutuskan untuk menunda proses pemberian bantuan atau pengakuan terhadap negara Palestina. Hal itu lantaran mereka mendapatkan tekanan dari AS dan Israel.

Komite Kebijakan Luar Negeri Parlemen Slovenia menunda sidang untuk memberikan finalisasi keputsan tersebut. Negara asal Ibu Negara AS, Melania Trump itu bisa menjadi negara Uni Eropa kedua setelah Swedia yang mengakui negara Palestina.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID