Senin, 04 September 2017
Tsar Bomba, Raja Bom yang Hasilkan Ledakan Nuklir Terdahsyat
Uji nuklir pertama dilakukan AS di padang pasir New Meksiko pada 1945. (AFP)
Pyongyang - Bom hidrogen yang diledakkan Korea Utara di bawah tanah, Minggu (03/09), diduga sebagai ledakan nuklir terbesar sejauh ini.
Sebagian orang memperkirakan besarnya 100 kiloton, atau lima kali lebih besar dibandingkan Fat Boy, bom yang dijatuhkan di Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 1945 dan menewaskan 70.000 orang secara langsung.
Namun kekuatan ini tak seberapa dibandingkan dengan ledakan Tsar Bomba -Raja Bom- yang dijatuhkan Uni Soviet pada 1961 di puncak perlombaan senjata nuklir.
Bom hidrogen itu memiliki kekuatan 50.000 kiloton atau 50 megaton.
Sejumlah laporan menyebutkan Tsar Bomba menghancurkan semua gedung dalam jarak 55 km di tempat ledakan di Sukhoy Nos, di kawasan Arktika Novaya Zemlya.
Gedung-gedung hancur dan kaca jendela gedung yang berjarak ratusan kilometer hancur. Sejumlah laporan menyebutkan jendela-jendela di Finlandia dan Norwegia juga pecah dan getaran gelombang akibat ledakan itu mengitari bumi tiga kali.
Bom ini memang besar dengan berat 27 ton, panjang 8 meter dan diterjunkan dengan parasut dari pesawat berawak. Awak pesawat disebutkan selamat walaupun sulit dipastikan.
AS negara yang gunakan nuklir pada perang
Bom besar ini diketahui kemudian lebih kuat dan dirancang dengan ledakan sebesar 100 megaton namun diturunkan untuk mencegah dampak nuklir yang mempengaruhi lebih banyak orang.
BBC
Uni Soviet melakukan beberapa kali uji coba senjata nuklir besar pada tahun 1960-an di Novaya Zemlya dengan kekuatan ledakan antara 20-24 megaton.
Namun lebih dari setengah dari 2.000 ledakan nuklir sejak dimulainya uji nuklir pada Juli 1945, dilakukan oleh Amerika Serikat, yang merupakan satu-satunya negara yang menggunakan senjata nuklir dalam perang.
Pada November 1952, Amerika meledakkan bom hidrogen -senjata nuklir yang jauh lebih kuat dibandingkan bom atom. Dengan nama sandi Ivy Mike, senjata seberat 82 ton ini diledakkan di Kepulauan Marshall di Samudra Pasifik.
Bom hidrogen AS pada 1952. (AFP)
Kekuatan ledakannya 10 megaton dan tayangan arsip menunjukkan para pengamat menyaksikannya dari kapal militer yang berjarak sekitar 50 km.
Harold Agnew, pakar fisika dan tokoh program nuklir AS, berada di kapal itu dan mengatakan, "Sesuatu yang tak pernah saya lupa adalah panas. Bukan ledakan... panasnya tetap dirasakan, terus dan terus. Pengalaman yang cukup menakutkan."
Beton penutup di Pulau Runit, Kepulauan Marshall, tempat dilakukannya tes senjata nuklir berulang kali. (AFP)
Kepulan asap akibat ledakan dengan ketinggian 50 km dan luas 100 km dan menghancurkan total pulau Elugelab.
Namun senjata nuklir terbesar yang pernah diledakkan AS adalah Castle Bravo pada 1954 di pulau karang Bikii di Kepulauan Marshall.
Uji nuklir pada 1956, salah satu yang dilakukan di Pulau Karang Bikini pada tahun 1950an. (Science Photo Library)
Castle Bravo paling diingat karena dampaknya yang tidak diperkirakan sebelumnya. Awalnya ledakannya diperkirakan sekitar 5.000 kiloton namun para ilmuwan salah hitung dan getarannya tiga kali lipat lebih kuat.
Kepulan akibat ledakan ini lebih dari tujuh kilometer luasnya dan radiasinya menyebar 11.000 kilometer persegi.
Penduduk di seputar diungsikan dan banyak yang tak pernah kembali karena dampaknya lebih luas dari yang diperkirakan.
Pada hari-hari berikutnya, ratusan orang di seputar pulau karang terkena dampak radiasi, termasuk awak kapal ikan Jepang.
Pada 1997, Badan Atom International mengatakan Pulau Karang Bikini 'tak boleh dihuni lagi karena kondisi radiologi yang terjadi'.
Credit detik.com
Misteri Antariksa: 3 Planet Mirip Bumi Layak Huni
CB, California - Ilmuwan kembali menguak misteri antariksa. Tiga di antara tujuh planet di luar tata surya (eksoplanet) yang mengorbit pada bintang Trappist-1 yang ditemukan pada Maret 2017 layak huni lantaran memiliki kandungan gas hidrogen pada astmosfer dan air.
Ketujuh planet tersebut adalah Trappist-1 b, c, d, e, f, g, dan h. Tiga planet yang memiliki bumi ialah planet Trappist-1 e, f, dan g. Bahkan, menurut studi yang dilakukan oleh tim dari University of Birmingham itu, jumlah airnya sama dengan bumi.
"Dan mungkin saja kandungan airnya akan bertahan dalam jangka waktu hingga miliaran tahun," kata Amaury Triaud, peneliti astrofisika yang menjadi anggota studi, seperti dikutip dari laman kampus mereka, 3 September 2017.
Triaud menjelaskan, ketujuh planet ini berada di zona goldilocks alias berada di posisi yang memungkinkan suhu planet tidak terlalu panas atau dingin. Dampaknya, gas hidrogen dari dalam planet yang dimuntahkan ke lapisan atmosfer bisa menghangatkan permukaan.
Namun, untuk sementara, Triaud dan tim belum bisa mengungkap berapa jumlah kandungan gas dan air tersebut hingga benar-benar bisa mendukung kehidupan.
Selain sistem Trappist-1, ada planet mirip bumi lain. Pada Juni 2017, misalnya, ditemukan 219 eksoplanet lain yang 10 di antaranya punya ciri khas mirip bumi. Dengan ditemukannya 219 planet tersebut, total ada 4.034 eksoplanet yang siap untuk diteliti.
"Penemuan ini semakin membuat kita bertanya, benarkah kita sendirian di alam semesta ini?" kata Susan Thompson, ilmuwan Teleskop Antariksa Kepler dari SETI Institute.
Credit tempo.co
Ilmuwan Temukan Teks Bahasa yang Sudah Punah
CB, California - Ilmuwan dari Early Manuscripts Electronic Library, Amerika Serikat, menemukan beberapa teks bahasa yang telah punah di Kapel Saint Catherine, Mesir. Seperti dilansir dari laman Ancient Origins, Ahad, 3 September 2017, teks-teks tersebut ditulis dalam bahasa Arab, Yunani, Ethiopia, Koptik, Armenia, dan Siriak.
Ada juga bahasa Kaukasia Albania yang ditemukan dari ukiran-ukiran terpisah. Juga, bahasa Aram Palestina Kristen yang punah setelah abad ke-12. Selain itu, teks berbahasa Latin yang belum terungkap isinya. Tulisan ini, menurut laman Sinai Palimpset Project, termasuk ke dalam golongan tulisan Latin awal.
Tim pula menemukan tiga teks medis dari era Yunani kuno yang isinya belum pernah diungkap. Salinan tulisan Hippocrates juga ditemukan bersamaan dengan teks medis tersebut.
"Naskah-naskah kuno ini ditemukan di dalam gua dekat Kapel pada Abad ke-20, tersembunyi di bawah teks lain," kata Michael Phelps, peneliti dari Early Manuscripts Electronic Library di California. Koleksi tersebut, menurut dia, tak kalah dengan koleksi perkamen dari punya Perpustakaan Vatikan.
Ribuan teks tersebut terungkap menggunakan metode pencitraan terbaru. Cara ini bisa mengungkap teks-teks yang terhapus dan tertimpa di atas teks lain, yakni menggunakan spektrum cahaya yang berbeda. "Teks yang terhapus itu meninggalkan sisa-sisa yang jelas jika diungkap dengan teknik yang tepat," ujar Phelps.
Kapel Saint Cahtherine dibangun antara 548-565 M. Kapel ini menjadi salah satu tujuan ziarah Kristen Ortodoks. Namun, ditutup untuk umum pada 2015 atas alasan keamanan. Kini, hanya biarawan dan yang ada di sana.
Kementerian Kepurbakalaan mengumumkan temuan teks tersebut diumumkan pada Agustus lalu. Laman berita The Independent menyebut temuan ini terungkap tepat waktu, mengingat ancaman serius dari ISIS atau kelompok ekstremis sejenis lainnya yang kerap menghancurkan situs sejarah
Credit TEMPO.CO
Rudal Hyunmoo Korsel Mulai Ditembakan
Jakarta CB - Korea Selatan menggelar latihan militer dengan menembakan rudal Hyunmoo. Langkah ini diambil setelah Korut melakukan uji coba bom nuklir.
Korea Selatan menembakan rudal Hyunmoo dalam latihan militer, Senin (4/9). Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS.
Misiil ini ditembakan ke laut timur. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS.
Tampak api membakar area peluncuran rudal. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS.
Latihan militer ini sebagai respon atas uji coba bom nuklir yang dilakukan Korea Utara. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS.
Sebelumnya, Korea Utara mengklaim telah sukses menggelar uji coba bom nuklir. Uji coba ini semakin mendekatkan tujuan Korea Utara untuk mencapai tujuannya terkait rudal balistik antarbenua. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS.
Credit detik.comn
Ini Hwasong-14, Rudal yang Bisa Gendong Bom Hidrogen Korut
Pyongyang CB - Bom Hidrogen Korea Utara (Korut) telah
beberapa kali diuji coba dan diklaim sukses. Rencananya, bom itu akan
diangkut oleh rudal ballistik antarbenua.
Foto 1 dari 6
Ini rudal Hwasong-14. Foto ini dirilis pada 4 Juli 2017. Namun tak diketahui tanggal uji coba rudal tersebut. Foto: Reuters
Hwasong-14 ini termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Foto: KCNA/via REUTERS
Rudal ini bisa membawa bom hidrogen. Foto: KCNA/via REUTERS
Rudal ini sempat diuji coba pada 29 Agustus 2017 lalu. Uji coba rudal ini sempat membuat Jepang marah, karena jatuhnya di perairan dekat Laut Hokkaido. Foto: Reuters
Dunia tak berhenti mengecam manuver Korut menguji coba rudal dam bom nuklir. Foto: KCNA/via REUTERS
Ini bom hidrogen yang bisa digendong rudal Hwasong-14. Foto: KCNA via REUTERS
Credit detik.com
Catatan Uji Coba Bom Hidrogen Korut yag Sempat Jadi Lelucon
Rudal Balistik Korut yang melintasi Jepang. Foto: KCNA/via REUTERS
Jakarta - Uji coba bom hidrogen yang dilakukan oleh Korea Utara pada 3 September kemarin bukanlah yang pertama. Satu setengah tahun yang lalu, Korut pertama kali menguji coba bom yang diklaim berkali-kali lebih dahsyat dari bom Hiroshima itu.
Pemerintah Korea Utara mengumumkan keberhasilan uji coba bom hidrogen pertamanya pada 6 Januari 2016 silam. Saat itu, Korut mengumumkan keberhasilannya dengan bangga.
"Uji coba bom hidrogen pertama Republik ini telah berhasil dilakukan pada pukul 10.00, 6 Januari 2016, berdasarkan tekad strategis Partai Pekerja (partai berkuasa di Korut-red). Dengan keberhasilan sempurna bom-H bersejarah kami, kami telah sejajar dengan negara-negara nuklir canggih," demikian diumumkan seorang pembaca berita di stasiun televisi pemerintah Korut seperti dilansir AFP, Rabu (6/1/2016).
Di hari yang sama Korut menegaskan akan terus mengembangkan kemampuan nuklir canggihnya. Hal tersebut dilakukan sebagai protes kepada Amerika Serikat.
"Selama kebijakan anti-Korut yang kejam dari Amerika Serikat terus berlangsung, kami tak akan pernah menghentikan pengembangan program nuklir kami," demikian disampaikan Korut.
Kim Jong-Un memantau peluncuran rudal Korut. Foto: KCNA/via REUTERS
|
Uji coba pertama itu diperintahkan langsung oleh pemimpin Korut, Kim Jong-Un, dua hari sebelum ulang tahunnya. Sebelum ada pengumuman itu, ada gempa bumi yang melanda Korut dan sekitarnya pada sekitar pukul 10 pagi hari Rabu waktu setempat.
Di situs Google Maps, para penggguna memposting review perjalanan bernada satire pada titik lokasi uji coba bom hidrogen Korut, lengkap dengan peringkat bintang.
Meski tampak dahsyat, tapi klaim Korut soal kesuksesan uji coba bom hidrogen itu memicu keraguan. Bahkan klaim itu sempat menjadi bahan lelucon di media sosial.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (7/1/2016), klaim uji coba bom hidrogen ini diragukan oleh sejumlah pakar dan juga pemerintah negara lain, termasuk Amerika Serikat. Gedung Putih bahkan menyebut analisis awal dan bukti-bukti yang ada tidak sesuai dengan klaim Korut.
Salah satunya pengguna Twitter dengan nama @PaulJElliott yang menuliskan pesan menyindir yang berbunyi: "Kim Jong Un baru saja menonton film Star Wars yang baru, dan merasa perlu menciptakan senjata mutakhir."
Sedangkan pengguna Twitter lainnya dengan nama @datfunkykream memposting foto palsu senjata Korut yang diklaim bocor ke publik, dengan menggunakan hashtag #NorthKoreaNuclearTest. Foto yang diposting ialah foto sekotak kembang api.
"Sudah ada di sini selama seminggu, belum ada pengembangan kekuatan super spider man dan incredible hulk seperti yang dijanjikan," tulis pengguna bernama David Day dengan nada menyindir. Dia memberikan satu bintang untuk lokasi di Korut itu.
Rudal Korut. Foto: KCNA/via REUTERS
|
Korut kini kembali mengklaim telah melakukan uji coba bom hidrogen. Uji coba yang kembali diperintahkan oleh Kim Jong-Un itu diklaim berlangsung dengan sukses. Seperti uji coba tahun lalu, ada gempa misterius sebelum klaim uji bom hidrogen diumumkan.
Uji coba ini juga disebut sebagai langkah 'penuh makna' dalam menyempurnakan program senjata nuklir Korut. Bom buatan Korut ini dirancang untuk bisa dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru milik Korut.
Beragam reaksi keras pun bermunculan usai uji coba nuklir Korut tersebut. Korea Selatan, Jepang, China hingga Prancis kompak memberikan kecaman terhadap tindakan Korut tersebut. Apalagi Korut sebelumnya menguji coba rudal ICBM itu hingga melintasi wilayah udara Jepang.
Credit detik.com
Setelah Bom Hidrogen Korut, Apakah Urusannya Masih Seperti Biasa?
Washington - Lewat uji coba nuklir keenamnya, Kim Jong-un 'menyampaikan pesan' tidak akan menghentikan program kegiatan nuklirnya walaupun dikecam dunia internasional. (EPA)
Amerika Serikat bergabung dengan Korea Utara, Jepang, Cina, dan Rusia untuk mengecam uji coba senjata nuklir yang canggih oleh Korea Utara.
Pemerintah Pyongyang mengatakan sudah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang bisa dipasangkan ke rudal jarak jauh.
Menanggapinya, Presiden Donald Trump bahwa 'kata dan tindakan' Korea Utara itu 'amat bermusuhan dan berbahaya'.
Uji coba yang diakui sebagai bom hidrogen ini tak sampai seminggu setelah Korut meluncurkan rudal yang melewati wilayah angkasa Jepang sebelum jatuh di lepas pantai Pulau Hokkaido.
Rangkaian uji coba rudal Korea Utara dalam beberapa waktu belakangan memicu kecaman dari dunia internasional, namun apakah uji coba bom hidrogen yang diumumkan ini akan memicu kecaman yang sama dengan sebelumnya atau memiliki konsekuensi yang lebih serius.
Berita TV Korea Utara tentang uji coba nuklir bom hidrogen disiarkan di Tokyo, Jepang. (Reuters)
Bagaimana reaksi sejauh ini?
Dengan mengecam uji coba bom terbaru sebagai 'bermusuhan' dan 'berbahaya', Presiden Trump menyebut Korea Utara adalah 'bangsa nakal' yang menjadi 'ancaman besar dan memalukan' bagi Cina, yang merupakan sekutu utama Korea Utara.
Dia menambahkan 'pembicaraan yang menenangkan' dari Korea Selatan tidak bekerja karena negara komunis yang tertutup tersebut 'hanya mengerti satu hal'.
Gedung Putih belakangan menjelaskan Presiden Amerika Serikat akan menggelar pertemuan keamanan nasional sementara Menteri Keuangan, Steven Mnuchin. mengatakan akan mengajukan sanksi baru untuk mencegah negara apapun yang melakukan perdangan dengan Korea Utara untuk menjalin bisnis dengan AS.
Apa yang bisa dilakukan?
Jonathan Marcus - wartawan urusan pertahanan dan diplomatik BBC
Lewat uji coba nuklir-nya yang keeman, yang kemungkinan merupakan terbesar sejauh ini, Korea Utara juga mengirim pesan politik yang jelas.
Terlepas dari 'gertakan dan ancaman' yang disampaikan pemerintahan Donald Trump di Washington dan kecaman yang meluas dari dunia internasional, Pyongyang tidak akan menghentikan atau mengendalikan kegiatan nuklirnya.
Tank Korea Selatan saat latihan militer di Paju, Minggu (03/09), di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea. (Getty Images)
Yang mengkawatirkan adalah bahwa program tersebut berkembang di semua sektor dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang.
Sejauh ini semua upaya untuk menekan Korea Utara -baik itu sanksi, pengucilan, dan ancaman militer- gagal untuk menggerakkan Pyongyang.
Jadi bisakah ditempuh langkah lebih lanjut?
Jelas namun sanksi ekonomi yang lebih keras akan berpotensi melumpuhkan rezim dan mendorong ke arah bencana, yang tidak ingin dilakukan Cina.
Pengendalian dan pencegahan kini akan mengedepan karena dunia menyesuaikan kebijakannya dari upaya untuk menghentikan program nuklir Pyongyang menjadi hidup bersama Korea Utara yang memiliki senjata nuklir.
Sementara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menyerukan tanggapan 'yang paling kuat yang memungkinkan', termasuk sanksi PBB untuk mengasingkan total pemerintah Pyongyang.
"Saya tidak bisa tidak kecewa dan marah," tegas Moon dan menambahkan program senjata Korea Utara merupakan 'ancaman atas perdamaian dunia' dan hanya akan 'mengucilkan negara itu lebih lanjut'.
Cina juga mengungkapkan 'kecaman keras' karena negara itu telah mengabaikan penentangan yang meluas atas program senjatanya oleh komunitas internasional.
Sedangkan Rusia mendesak semua pihak untuk melakukan perundingan dengan mengatakannya sebagai satu-satunya jalan untuk memecahkan masalah Semenanjung Korea.
Apa arti uji coba terbaru ini?
Korea Selatan mengatakan uji coba terbaru berlangsung di kawasan Kilju, tempat lokasi uji coba nuklir Punggye-ri. 'Gempa buatan' mencapai 9,8 kali lebih kuat dari gempa saat uji coba kelima Korea Utara pada September 2016, menurut badan meteorologi negara itu.
Walapun para ahli menyarankan untuk tidak menerima pernyataan Korea Utara begitu saja, uji coba terbaru ini merupakan yang terbesar dan yang paling berhasil sejauh ini dan pesannya jelas: Korea Utara ingin memperlihatkan mereka tahu membuat hulu ledak nuklir.
Apakah Cina akan melarang?
Robin Brant - BBC News di Shanghai, Cina
Uji coba nuklir Korea Utara yang keenam ini merupakan penolakan terang-terangan atas semua yang diminta oleh satu-satunya sekutunya.
Tanggapan Beijing bisa diduga: kecaman dan desakan untuk menghentikan provokasi serta berdialog, namun juga mendesak Korea Utara untuk menerima 'keinginan keras' dari komunitas internasional atas denuklirisasi Semenanjung Korea.
Uji coba nuklir terbaru Korut juga menjadi pertanda bahda Kim Jong-un mengabaikan seruan Cina, yang merupakan sekutu utamanya. (Getty Images)
Bagaimanapun tidak ada tanda bahwa Cina bersedia jika 'keinginan keras' tersebut melampaui sanksi PBB, yang baru-baru ini melarang ekspor makanan laut dan bijih besi, sebagai tambahan atas larangan sebelumnya atas batu bara dan mineral.
Perlu pula dicatat bahwa uji coba yang disebut bom hidrogen ini berlangsung pada saat Presiden Cina, Xi Jinping, akan menyambut beberapa pemimpin dunia dalam pertemuan puncak negara-negara perekonomian baru, Brics, di Xiamen, Cina timur.
Bahkan media pemerintah tidak bisa mengabaikan begitu saja bahwa pemimpin mereka diperlakukan dengan kasar -dan juga dipermalukan- oleh sekutu yang juga tetangganya yang dikucilkan oleh dunia internasional.
Seorang ahli senjata nuklir, Catherine Dill, mengatakan kepada BBC masih belum jelas persisnya senjata nuklir yang diuji coba oleh Korea Utara tersebut.
"Namun berdasarkan seismik-nya (berkenaan dengan gempa bumi), hasil uji coba ini jelas dalam urutan kekuatannya lebih tinggi dari hasil uji coba sebelumnya."
Dia menambahkan informasi yang tersedia saat ini tidak memastikan bahwa senjata thermonuclear sudah diuji-coba namun tampaknya ada kemungkinan itu.
Bom hidrogen jauh lebih kuat dari bom atom, dengan menggunakan fusi, penyatuan atom-atom, untuk melepaskan sejumlah besar energi sedangkan bom atom menggunakan fisi nuklir atau pemisahan atom.
Credit detik.com
Bom Terbaru Korea Utara 8 Kali Lebih Besar dari Bom Hiroshima
CB, Pyongyang—Korea Utara mengumumkan keberhasilan menggelar uji coba bom hidrogen pada Ahad tengah hari waktu setempat. Uji coba ini semakin mendekatkan tujuan Korea Utara untuk mencapai tujuannya terkait rudal balistik antarbenua.
Seperti dilansir CNN, Senin 4 September 2017, stasiun televisi resmi Korea Utara mengabarkan bahwa negara yang dipimpin Kim Jong-un itu telah berhasil membuat bom H (hidrogen) yang dapat dimasukkan ke dalam rudal balistik antarbenua.
Televisi Korut juga menampilkan gambar-gambar yang memperlihatkan bagaimana Kim yang memerintahkan uji coba senjata nuklir ini. Kim terlihat menandatangani langsung perintah tes senjata nuklir yang semakin meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Timur.
Bom H merupakan senjata nuklir terkuat dan lebih mematikan yang pernah diciptakan. Bom hidrogen ini memiliki hasil yang yang jauh lebih besar dibanding dari senjata tradisional. Artinya, perangkat bisa lebih kecil namun memberikan efek kehancuran yang lebih besar.
Kekuatan ledakan belum dapat dipastikan, Namun, berdasarkan guncangan seismik yang ditimbulkan, NORSAR--kelompok dari Norwegia yang memantau uji coba nuklir--menilai uji coba kali ini menghasilkan daya ledak sekitar 120 kiloton TNT.
Angka ini delapan kali lipat dari bom atom dashyat yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II, yang berdaya ledak 15 kiloton TNT.
Vipin Narang, profesor ilmu politik di Massachusetts Institute of Technology (MIT), mengatakan bahwa bom dengan daya ledak 100 kiloton TNT dapat menghancurkan satu kota dalam sekejap
Penilaian berbeda diungkapkan pejabat Korea Selatan yang menyebut bom itu memiliki daya ledak 50 kiloton. Terlepas dari hal itu, uji coba kali ini disebut jauh lebih besar dari semua uji coba sebelumnya dan menunjukkan peningkatan ambisi dalam program nuklir Korea Utara.
Beragam kecaman pun muncul atas tindakan Korea Utara itu. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam embargo negara mana pun yang melakukan bisnis perdagangan dengan negara Korea Utara menyusul uji coba nuklir.
Trump menyerukan ancaman tersebut melalui akun twitter @realDonaldTrump. Dia juga mencuitkan sejumlah poin lainnya terkait Korut.
"Amerika Serikat sedang mempertimbangkan, selain pilihan lain, menghentikan semua perdagangan dengan negara mana pun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara.”
Uji coba yang digelar ini menunjukkan bagaimana hanya dalam waktu satu dekade Korut telah mampu meningkatkan kekuatan ledakan nuklir mereka.
Pada 2006, negara tersebut mengujicobakan bom nuklir yang menghasilkan guncangan bermagnitudo 4,3.
Kemarin, United States Geological Survey mencatat getaran seismik bermagnitudo 6.3 pada kedalaman nol kilometer di lokasi berjarak 22 kilometer dari Sungjibaegam, Korut.
Uji coba ini merupakan yang keenam bagi Korea Utara. Sebelumnya pernah dilakukan pada 2009 dan 2013 serta dua kali pada tahun lalu, yakni pada Januari dan September 2016.
Credit tempo.co
Bisnis Migas di Myanmar Jadi Salah Satu Pemicu Konflik Rohingya?
Puluhan pengungsi Rohingya berdoa usia melaksanakan salat Idul Adha di kamp pengungsian Kutupalang, Cox’s Bazar, Bangladesh, 2 September 2017. Sebanyak 400 orang telah tewas dalam kekerasan yang terjadi di Myanmar sebelah barat. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
CB,Yangon—Selama lima tahun terakhir, warga minoritas Rohingya menghadapi peningkatan persekusi baik dari pemerintah, militer Myanmar hingga warga lokal di Negara Bagian Rakhine—tempat mereka bermukim selama ratusan tahun.
Dalam operasi militer Myanmar selama sepekan terakhir, PBB melaporkan sedikitnya 400 warga Rohingya tewas dan 60 ribu lainnya melarikan diri ke perbatasan Bangaldesh.
Operasi militer mematikan ini dipicu oleh serangan gerilyawan Rohingya terhadap puluhan pos polisi dan pangkalan militer di negara bagian Rakhine, yang memicu bentrokan dan serangan balik dari militer.
Tentara mengatakan melancarkan pembersihan terhadap teroris garis keras dan pasukan keamanan diberi pengarahan untuk melindungi warga.
Namun, warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa serangan dengan pembakaran dan pembunuhan bertujuan untuk memaksa mereka keluar.
Penanganan terhadap sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya menjadi sebuah tantangan terbesar bagi Aung San Suu Kyi, yang telah mengutuk serangan tersebut dan memuji pasukan keamanan.
Selain pertarungan antaretnis dan agama antara warga Rohingya yang dianggap sebagai pendatang ilegal dengan warga lokal Budha sejak sebelum kemerdekaan Burma dari Inggris, konflik geopolitik seperti dilansir media Inggris, Guardian, diduga juga menjadi pemantik konflik yang kini berujung pada penderitaan warga Rohingya.
Myanmar, sebagaimana dilaporkan Forbes, diperkirakan memiliki cadangan minyak dan gas sebesar 11 triliun dan 23 triliun kaki kubik, hal tersebut membuat perusahaan multinasional asing berebut mendapatkan kesepakatan mengeksplorasinya.
Selain itu Myanmar juga berada dalam posisi geo-politik yang menguntungkan, terutama bagi Cina, karena merupakan akses pada laut India dan Laut Andaman.
Sejak Myanmar membuka diri pada 2011, ekspansi Cina tak lagi tertahankan. Myanmar juga berada dalam posisi geo-politik yang penting dan strategis bagi kepentingan Cina, seiring dengan pembangunan Shwe Pipeline (Jalur Pipa Shwe) di Negara Bagian Rakhine yang telah menghubungkan distribusi migas dari Afrika dan Timur Tengah ke Negara Tirai Bambu itu.
Pipa gas (mulai beroperasi 1 Juli 2013, dengan kapasitas 193,6 juta kubik kaki per hari) dan pipa minyak (mulai beroperasi 1 Desember 2013 dengan kapasitas 400 ribu barrels per hari) dari Kyauk Phyu ke perbatasan Cina sepanjang 803 kilometer.
Cina sangat berkepentingan dengan jalur pipa ini untuk membawa migas ke negaranya dengan total investasi mencapai US $29 miliar selama 3 dekade. Hal tersebut membuat rezim Junta Militer di Myanmar yang perusahaannya menjadi mitra dalam proyek ini, harus memastikan wilayah jalur pipa aman.
Namun, proyek gas dan Jalur Pipa Shwe yang mengeksplorasi gas alam bawah laut di lepas pantai barat Myanmar dan dual pipa gas yang dibangun melewati negara bagian Rakhine, Shan dan Burma Tengah telah menghancurkan kehidupan nelayan, merampas ribuan hektar tanah dan membuat puluhan ribu warga lokal Budha menganggur.
Meski belum terbukti, Guardian menyiratkan ada dugaan bahwa persekusi terhadap Rohingya yang digalang sejumlah biksu ultranasional seperti Wirathu sejak 2011 dinilai sebagai operasi terselubung junta militer yang saat itu berkuasa.
Junta menggunakan para biksu yang sangat dihormati warga lokal untuk mengalihkan kemarahan warga lokal Rakhine terhadap pemerintah Myanmar akibat proyek minyak dan gas dan menjadikan warga minoritas Rohingya sebagai musuh bersama karena perbedaan agama dan budaya.
Credit tempo.co
Cina Minta Indonesia Batalkan Ubah Nama Perairan Natuna, atau...
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menko Polhukam Luhut Panjaitan di atas kapal perang KRI Imam Bonjol 383 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, 23 Juni 2016. Berikut sejumlah penampilan Jokowi menggunakan jaket. Setpres.
CB, Jakarta - Cina telah mengirim surat resmi ke pemerintah Indonesia untuk membatalkan keputusan mengganti nama kawasan perairan yang berada di barat daya Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna Utara.
Kementerian Luar Negeri Cina mengirimkan surat itu ke Kedutaan Indonesia di Beijing yang isinya menolak langkah Indonesia pada 14 Juli 2017, saat menunjukkan peta resmi kepulauan Indonesia yang mengubah nama wilayah barat daya Laut Cina Selatan.
Dalam surat bertanggal 25 Agustus 2017, mengutip Channel News Asia, Cina mengatakan langkah Indonesia mengganti nama yang diakui internasional membuat sengketa jadi rumit dan meluas, dan berdampak pada perdamaian dan stabilitas.
"Hubungan Cina dan Indonesia berkembang dengan cara yang sehat dan stabil, dan sengketa Laut Cina Selatan membaik. Tindakan Indonesia secara sepihak mengganti nama jadi tidak kondusif untuk merawat situasi yang sangat baik ini," kata Kementerian Luar Negeri Cina dalam pernyataannya.
Beijing juga mengatakan Cina dan Indonesia memiliki klaim maritim yang tumpang-tindih di barat daya Laut Cina Selatan, dan mengubah nama kawasan itu tidak akan mengubah fakta.
Langkah Indonesia mengubah nama kawasan Natuna itu terjadi setelah Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag pada 2016 membuat keputusan tentang sengketa Laut Cina Selatan antara Cina dan Filipina. Pengadilan memutuskan tidak ada dasar hukum atau sejarah Cina memiliki perairan di kawasan itu.
Selama ini, Indonesia tidak terlibat sengketa klaim atas kawasan di Laut Cina Selatan. Namun, perairan yang diberi nama Laut Natuna Utara tumpang-tindih dengan deklarasi sepihak Cina tentang sembilan garis putus-putus atau Nine-Dash Line, sehingga Cina memprotesnya.
Credit tempo.co
PTDI Punya Dirut Baru
Foto: dok. Kementerian BUMN
Jakarta - Elfien Guntoro yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelni (Persero) kini resmi menggantikan Budi Santoso menjadi Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero). Pergantian direksi perseroan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: SK-177/MBU/08/2017 tanggal 31 Agustus 2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dirgantara Indonesia.
Penyerahan Salinan SK Menteri BUMN dilakukan oleh Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno,
pukul 15.00 WIB. Acara ini juga dihadiri oleh Direksi, Dewan Komisaris PT Dirgantara Indonesia serta Pejabat/Pegawai Kementerian BUMN.
Demikian dikutip detikFinance dari keterangan resmi Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Melalui SK-177/MBU/08/2017, Rini memberhentikan Budi Santoso sebagai Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-362/MBU/2012 tanggal 1 Oktober 2012 dengan ucapan terima kasih atas segala sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatan tersebut.
Melalui SK-177/MBU/08/2017 pula, Menteri Badan Usaha Milik Negara, mengangkat Elfien Goentoro sebagai Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Selanjutnya, juga diserahkan Salinan SK Menteri BUMN Nomor: SK-178/MBU/08/2017 tanggal 31 Agustus 2017 tentang Pemberhentian Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelayaran Nasional Indonesia.
Melalui SK-178/MBU/08/2017, Rini memberhentikan Elfien Goentoro sebagai Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-111/MBU/2014 tanggal 21 Mei 2014 jo Nomor: SK-99/MBU/06/2015 tanggal 22 Juni 2015 dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikirannya selama memangku jabatan tersebut.
Melalui SK-178/MBU/08/2017 pula, Rini menugaskan Harry Boediarto Soemarto, Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) untuk sementara menjalankan tugas sebagai Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) selain menjalankan tugas sesuai jabatannya, dengan kekuasaan dan wewenang yang sama sampai dengan diangkatnya Direktur Utama yang definitif.
Credit finance.detik.com
Pembantaian Rohingya dan Jejak Senjata Israel di Myanmar
TEL AVIV
- Israel ikut dikritik karena diketahui terus mengekspor senjatanya
Myanmar di saat junta militer negara itu membantai kelompok minoritas
Muslim Rohingya di Rakhine. Meski belum ada kepastian senjata Israel
digunakan dalam kekerasan di Rakhine, tapi parlemen Tel Aviv melawan
untuk menghentikan ekspor senjata tersebut.
Kekerasan terbaru pecah di Rakhine pada Kamis malam atau Jumat, 25 Agustus dini hari lalu ketika sebuah kelompok gerilyawan menyerang pos-pos polisi yang menewaskan 12 petugas. Kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dengan dalih sebagai sikap pembelaan terhadap warga Rohingya.
Sebagai respons, militer Myanmar menggelar operasi yang menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil Rohingya. Data resmi yang diakui militer dan pemerintah Myanmar menyatakan, ada 399 orang yang tewas dalam seminggu ini. Mereka adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.
Tapi, data dari para aktivis di Rakhine menyebutkan, sekitar 130 orang, termasuk wanita dan anak-anak Rohingya dibunuh dalam operasi militer. Pembantaian massal dilaporkan terjadi di Desa Chut Pyin, dekat Kota Rathedaung, Myanmar barat.
Pelapor khusus PBB masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di Rakhine, termasuk asal-usul senjata junta militer yang digunakan untuk menindas kelompok minoritas Rohingya. Tapi, para periset Universitas Harvard mengatakan bahwa kejahatan terus berlanjut karena pemerintah Israel tetap menyediakan senjata ke rezim Myanmar.
Melansir laporan Haaretz, Senin (4/9/2017), salah satu petinggi junta militer, Jenderal Min Aung Hlaing, diketahui mengunjungi Israel pada bulan September 2015 dalam sebuah ”perjalanan belanja” dari produsen militer Israel. Delegasinya bertemu dengan Presiden Reuven Rivlin serta pejabat militer termasuk kepala staf tentara Israel. Dia mengunjungi pangkalan militer dan kontraktor pertahanan Elbit Systems dan Elta Systems.
Kepala Direktorat Kerja Sama Pertahanan Internasional Kementerian Pertahanan Israel—yang lebih dikenal dengan akronim berbahasa Ibrani SIBAT—Michel Ben-Baruch juga berkunjung ke Myanmar pada musim panas 2015. Dalam kunjungan yang nyaris tak terendus media itu, pihak junta militer Myanmar mengaku membeli kapal patroli Super Dvora dari Israel dan ada pembicaraan tentang pembelian senjata tambahan.
Pada bulan Agustus 2016, foto dipublikasikan di situs TAR Ideal Concepts, sebuah perusahaan Israel yang mengkhususkan diri dalam memberikan pelatihan dan peralatan militer, menunjukkan pelatihan dengan senapan Corner Shot buatan Israel. Bersamaan dengan itu, muncul pernyataan bahwa Myanmar telah mulai menggunakan senjata tersebut untuk operasional.
Situs tersebut mengatakan bahwa perusahaan tersebut dipimpin oleh mantan Komisaris Polisi Israel Shlomo Aharonishki. Saat ini situs tersebut tidak membuat referensi khusus ke Myanmar, namun yang hanya merujuk secara umum ke Asia.
Pengadilan Tinggi Israel dijadwalkan untuk mendengar tuntutan pada akhir September dari sebuah petisi para aktivis hak asasi manusia yang melawan penjualan senjata lanjutan ke Myanmar.
Dalam tanggapan awal Maret lalu, Kementerian Pertahanan Israel berpendapat bahwa pengadilan tersebut tidak memiliki hak terkait masalah yang menurut kementerian itu “jelas-jelas urusan diplomatis”.
Kekerasan terbaru pecah di Rakhine pada Kamis malam atau Jumat, 25 Agustus dini hari lalu ketika sebuah kelompok gerilyawan menyerang pos-pos polisi yang menewaskan 12 petugas. Kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu dengan dalih sebagai sikap pembelaan terhadap warga Rohingya.
Sebagai respons, militer Myanmar menggelar operasi yang menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil Rohingya. Data resmi yang diakui militer dan pemerintah Myanmar menyatakan, ada 399 orang yang tewas dalam seminggu ini. Mereka adalah 370 gerilyawan Rohingya, 13 aparat keamanan, dua pejabat pemerintah dan 14 warga sipil.
Tapi, data dari para aktivis di Rakhine menyebutkan, sekitar 130 orang, termasuk wanita dan anak-anak Rohingya dibunuh dalam operasi militer. Pembantaian massal dilaporkan terjadi di Desa Chut Pyin, dekat Kota Rathedaung, Myanmar barat.
Pelapor khusus PBB masih menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di Rakhine, termasuk asal-usul senjata junta militer yang digunakan untuk menindas kelompok minoritas Rohingya. Tapi, para periset Universitas Harvard mengatakan bahwa kejahatan terus berlanjut karena pemerintah Israel tetap menyediakan senjata ke rezim Myanmar.
Melansir laporan Haaretz, Senin (4/9/2017), salah satu petinggi junta militer, Jenderal Min Aung Hlaing, diketahui mengunjungi Israel pada bulan September 2015 dalam sebuah ”perjalanan belanja” dari produsen militer Israel. Delegasinya bertemu dengan Presiden Reuven Rivlin serta pejabat militer termasuk kepala staf tentara Israel. Dia mengunjungi pangkalan militer dan kontraktor pertahanan Elbit Systems dan Elta Systems.
Kepala Direktorat Kerja Sama Pertahanan Internasional Kementerian Pertahanan Israel—yang lebih dikenal dengan akronim berbahasa Ibrani SIBAT—Michel Ben-Baruch juga berkunjung ke Myanmar pada musim panas 2015. Dalam kunjungan yang nyaris tak terendus media itu, pihak junta militer Myanmar mengaku membeli kapal patroli Super Dvora dari Israel dan ada pembicaraan tentang pembelian senjata tambahan.
Pada bulan Agustus 2016, foto dipublikasikan di situs TAR Ideal Concepts, sebuah perusahaan Israel yang mengkhususkan diri dalam memberikan pelatihan dan peralatan militer, menunjukkan pelatihan dengan senapan Corner Shot buatan Israel. Bersamaan dengan itu, muncul pernyataan bahwa Myanmar telah mulai menggunakan senjata tersebut untuk operasional.
Situs tersebut mengatakan bahwa perusahaan tersebut dipimpin oleh mantan Komisaris Polisi Israel Shlomo Aharonishki. Saat ini situs tersebut tidak membuat referensi khusus ke Myanmar, namun yang hanya merujuk secara umum ke Asia.
Pengadilan Tinggi Israel dijadwalkan untuk mendengar tuntutan pada akhir September dari sebuah petisi para aktivis hak asasi manusia yang melawan penjualan senjata lanjutan ke Myanmar.
Dalam tanggapan awal Maret lalu, Kementerian Pertahanan Israel berpendapat bahwa pengadilan tersebut tidak memiliki hak terkait masalah yang menurut kementerian itu “jelas-jelas urusan diplomatis”.
Pada tanggal 5 Juni, anggota Knesset (parlemen Israel) Tamar Zandberg menanyakan ekspor senjata ke Myanmar. Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman menjawab bahwa Israel merupakan negara yang tunduk pada negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat terkait sebagai eksportir senjata terbesar di dunia. ”Kami tunduk pada mereka dan mempertahankan kebijakan yang sama,” katanya.
Tapi, pernyataan Lieberman salah. AS dan Uni Eropa sejatinya telah memberlakukan embargo senjata ke Myanmar. Tidak jelas apakah hal itu sebagai ketidaktahuan Lieberman atau upayanya untuk membela diri dalam kebijakan ekspor senjata ke Myanmar.
Credit sindonews.com
Korut Tes Bom Hidrogen, AS Ancam Gunakan Nuklir
WASHINGTON
- Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengancam akan menggunakan senjata
nuklir untuk melawan Korea Utara (Korut) setelah negara itu mengklaim
berhasil menguji coba bom hidrogen (H-bomb). Senjata nuklir Pentagon
akan menyerang Pyongyang jika rezim Kim Jong-un terus mengancam
Washington dan sekutu-sekutunya.
Ancaman AS disampaikan Gedung Putih setelah Presiden Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menegaskan komitmen Washington kepada sekutunya di Asia.
”Presiden Trump menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk membela Tanah Air, wilayah, dan sekutu kami, menggunakan berbagai kemampuan diplomatik, konvensional, dan nuklir yang kami miliki,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Trump dan Abe mengecam uji coba senjata nuklir Korea Utara jenis bom hidrogen. Mereka menilai perilaku Pyongyang sebagai tindakan yang tidak stabil dan provokatif.
“Trump juga telah mengonfirmasi komitmen pertahanan timbal balik kedua negara, dan berjanji untuk melanjutkan kerja sama yang erat,” lanjut pernyataan Gedung Putih pada hari Minggu yang dikutip Senin (4/9/2017).
Presiden Trump melalui Twitter menyatakan, kemampun senjata nuklir rezim Kim Jong-un sangat berbahaya bagi AS. ”Korea Utara adalah negara nakal yang telah menjadi ancaman dan malu besar bagi China, yang berusaha membantu namun dengan sedikit keberhasilan,” tulis Trump via akun @realDonaldTrump.
“Perkembangan terakhir kemampuan nuklir Pyongyang sangat bermusuhan dan berbahaya bagi Amerika Serikat,” lanjut Trump.
Tak hanya itu, presiden AS ini juga mengancam semua negara yang masih berbisnis dengan Korea Utara. “Amerika Serikat sedang mempertimbangkan, selain pilihan lainnya, untuk menghentikan semua perdagangan dengan negara manapun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara,” imbuh Trump.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korea Utara mengklaim berhasil menguji coba bom hidrogen yang dirancang untuk dipasang pada rudal balistik antarbenua (ICBM). Tes bom pemusnah massal ini menghasilkan gempa yang geterannya terasa hingga ke wilayah Sumatra, Indonesia.
”Uji bom hidrogen yang diperintahkan oleh pemimpin Kim Jong-un adalah kesuksesan sempurna dan merupakan langkah bermakna dalam menyelesaikan program senjata nuklir negara,” kata pemerintah Korut dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Ancaman AS disampaikan Gedung Putih setelah Presiden Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk menegaskan komitmen Washington kepada sekutunya di Asia.
”Presiden Trump menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk membela Tanah Air, wilayah, dan sekutu kami, menggunakan berbagai kemampuan diplomatik, konvensional, dan nuklir yang kami miliki,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Trump dan Abe mengecam uji coba senjata nuklir Korea Utara jenis bom hidrogen. Mereka menilai perilaku Pyongyang sebagai tindakan yang tidak stabil dan provokatif.
“Trump juga telah mengonfirmasi komitmen pertahanan timbal balik kedua negara, dan berjanji untuk melanjutkan kerja sama yang erat,” lanjut pernyataan Gedung Putih pada hari Minggu yang dikutip Senin (4/9/2017).
Presiden Trump melalui Twitter menyatakan, kemampun senjata nuklir rezim Kim Jong-un sangat berbahaya bagi AS. ”Korea Utara adalah negara nakal yang telah menjadi ancaman dan malu besar bagi China, yang berusaha membantu namun dengan sedikit keberhasilan,” tulis Trump via akun @realDonaldTrump.
“Perkembangan terakhir kemampuan nuklir Pyongyang sangat bermusuhan dan berbahaya bagi Amerika Serikat,” lanjut Trump.
Tak hanya itu, presiden AS ini juga mengancam semua negara yang masih berbisnis dengan Korea Utara. “Amerika Serikat sedang mempertimbangkan, selain pilihan lainnya, untuk menghentikan semua perdagangan dengan negara manapun yang melakukan bisnis dengan Korea Utara,” imbuh Trump.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korea Utara mengklaim berhasil menguji coba bom hidrogen yang dirancang untuk dipasang pada rudal balistik antarbenua (ICBM). Tes bom pemusnah massal ini menghasilkan gempa yang geterannya terasa hingga ke wilayah Sumatra, Indonesia.
”Uji bom hidrogen yang diperintahkan oleh pemimpin Kim Jong-un adalah kesuksesan sempurna dan merupakan langkah bermakna dalam menyelesaikan program senjata nuklir negara,” kata pemerintah Korut dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters.
Uji coba bom hidrogen ini merupakan tes senjata nuklir keenam kalinya yang dilakukan Korut sejak mengembangkan senjata berbahaya tersebut.
Credit sindonews.com
Pentagon: Korut akan Disambut Respons Militer Besar-besaran AS
WASHINGTON
- Kepala Pentagon James Norman Mattis mengatakan, Korea Utara (Korut)
akan disambut dengan respons militer besar-besaran Amerika Serikat (AS)
jika masih nekat mengancam Washington dan para sekutunya.
Peringatan Menteri Pertahanan AS ini muncul setelah Pyongyang mengklaim berhasil menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un mengaku telah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang bisa dimasukkan ke rudal balistik antarbenua atau ICBM. Tes bom pemusnah massal Korut yang memicu gempa buatan ini telah memicu kecaman masyarakat internasional.
”Setiap ancaman terhadap Amerika Serikat atau wilayahnya—termasuk Guam—atau sekutu kami akan disambut dengan respons militer yang besar, sebuah respons yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis, seperti dikutip BBC, Senin (4/9/2017).
Namun, kepala Pentagon ini masih berharap teciptanya denuklirisasi di Semenanjung Korea. ”Karena kami tidak ingin melihat penghancuran total sebuah negara, yaitu Korea Utara,” ujarnya.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin untuk membahas tanggapan internasional.
Sementara itu, Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Amerika akan menghentikan perdagangan dengan negara manapun yang masih melakukan bisnis dengan Korea Utara.
Uji coba bom hidrogen telah memicu gempa buatan yang kekuatannya tercatat oleh Survei Geologi AS (USGS) sebesar 6,3 SR.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan, tidak ada keraguan bahwa getaran gempa kemarin merupakan uji coba senjata nuklir keenam Korea Utara. Menurutnya, langkah Korut sebagai tindakan tak termaafkan.
Peringatan Menteri Pertahanan AS ini muncul setelah Pyongyang mengklaim berhasil menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen.
Pyongyang yang dipimpin Kim Jong-un mengaku telah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen yang bisa dimasukkan ke rudal balistik antarbenua atau ICBM. Tes bom pemusnah massal Korut yang memicu gempa buatan ini telah memicu kecaman masyarakat internasional.
”Setiap ancaman terhadap Amerika Serikat atau wilayahnya—termasuk Guam—atau sekutu kami akan disambut dengan respons militer yang besar, sebuah respons yang efektif dan luar biasa,” kata Mattis, seperti dikutip BBC, Senin (4/9/2017).
Namun, kepala Pentagon ini masih berharap teciptanya denuklirisasi di Semenanjung Korea. ”Karena kami tidak ingin melihat penghancuran total sebuah negara, yaitu Korea Utara,” ujarnya.
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Senin untuk membahas tanggapan internasional.
Sementara itu, Presiden Donald Trump telah memperingatkan bahwa Amerika akan menghentikan perdagangan dengan negara manapun yang masih melakukan bisnis dengan Korea Utara.
Uji coba bom hidrogen telah memicu gempa buatan yang kekuatannya tercatat oleh Survei Geologi AS (USGS) sebesar 6,3 SR.
Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono mengatakan, tidak ada keraguan bahwa getaran gempa kemarin merupakan uji coba senjata nuklir keenam Korea Utara. Menurutnya, langkah Korut sebagai tindakan tak termaafkan.
Credit sindonews.com
Rp2.400 triliun, jumlah kerugian akibat Badai Harvey
Houston (CB) - Gubernur Texas Greg Abbott memperkirakan
kerugian akibat Badai Harvey mencapai 150 miliar-180 miliar dolar AS
(Rp2.000-Rp2.400 triliun) sehingga melebihi kerugian bencana akibat
Badai Katrina dan Badai Sandy yang sekaligus menimbulkan pertanyaan
bagaimana negara membayar kerugian bencana itu.
Badai Harvey yang pertama kali mencapai pantai 25 Agustus lalu ketika badai paling kuat dalam 50 tahun terakhir itu menerjang Texas untuk menewaskan sekitar 47 orang, memaksa satu juta orang meninggalkan rumahnya dan merusakkan sekitar 200.000 rumah setelah menghantam apa pun dalam sepanjang 480 km perjalanan badai maut ini.
Abbott yang meminta bantuan pemerintah pusat menyatakan, kerugian akibat Badai Harvey melebihi dampak Badai Katrina yang meluluhlantakkan New Orleans dan daerah sekitarnya pada 2005, dan Badai Sandy yang menyapu Kota New York dan AS timur laut pada 2012.
"Katrina menyebabkan kerugian yang saya ingat jumlahnya sekitar 120 miliar dolar AS, tetapi jika Anda melihat jumlah rumah dan usaha yang terkena Badai Harvey saya kira akan mencapai 120 miliar dolar AS, mungkin juga 150 juta sampai 180 juta dolar," kata Abbott kepada Fox News.
"Badai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Badai Sandy," sambung dia.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah meminta Kongres untuk menyetujui dana awal 7,85 miliar dolar AS untuk upaya pemulihan yang disebut Abbott sebagai down payment.
Bahkan dana sebesar itu bisa tertunda kecuali Kongres cepat-cepat menaikkan batas utang pemerintah pusat, kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Tanpa menaikkan pagu utang. saya tidak nyaman bahwa kita akan mendapatkan uang untuk rehabilitasi Texas bulan ini," kata Mnuchin kepada Fox News seperti dikutip Reuters.
Badai Harvey yang pertama kali mencapai pantai 25 Agustus lalu ketika badai paling kuat dalam 50 tahun terakhir itu menerjang Texas untuk menewaskan sekitar 47 orang, memaksa satu juta orang meninggalkan rumahnya dan merusakkan sekitar 200.000 rumah setelah menghantam apa pun dalam sepanjang 480 km perjalanan badai maut ini.
Abbott yang meminta bantuan pemerintah pusat menyatakan, kerugian akibat Badai Harvey melebihi dampak Badai Katrina yang meluluhlantakkan New Orleans dan daerah sekitarnya pada 2005, dan Badai Sandy yang menyapu Kota New York dan AS timur laut pada 2012.
"Katrina menyebabkan kerugian yang saya ingat jumlahnya sekitar 120 miliar dolar AS, tetapi jika Anda melihat jumlah rumah dan usaha yang terkena Badai Harvey saya kira akan mencapai 120 miliar dolar AS, mungkin juga 150 juta sampai 180 juta dolar," kata Abbott kepada Fox News.
"Badai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan Badai Sandy," sambung dia.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah meminta Kongres untuk menyetujui dana awal 7,85 miliar dolar AS untuk upaya pemulihan yang disebut Abbott sebagai down payment.
Bahkan dana sebesar itu bisa tertunda kecuali Kongres cepat-cepat menaikkan batas utang pemerintah pusat, kata Menteri Keuangan Steven Mnuchin.
"Tanpa menaikkan pagu utang. saya tidak nyaman bahwa kita akan mendapatkan uang untuk rehabilitasi Texas bulan ini," kata Mnuchin kepada Fox News seperti dikutip Reuters.
Credit antaranews.com
Dituding Berkhianat, Ketua Partai Oposisi Kamboja Ditahan
Pimpinan oposisi Kamboja, Kem Sokha
ditangkap polisi di kediamannya pada Minggu (3/9) pagi. Perdana Menteri
Hun Sen menuduhnya berkhianat dengan AS. (Foto: ANTARA
FOTO/AACC2015/Wahyu Putro A)
Jakarta, CB --
Pimpinan partai oposisi Kamboja, Kem Sokha ditangkap polisi di
kediamannya pada Minggu (3/9) pagi. Perdana Menteri Hun Sen menuduhnya
berkhianat dengan dukungan Amerika Serikat.
Penangkapan ini menambah daftar tindakan antikritik, dan potensi ancaman terhadap kekuasan Hun Sen dalam pemilihan kepemimpinan Kamboja yang akan berlangsung tahun depan. Kem Sokha merupakan penantang utama bagi Hun Sen.
"Ada aksi pengkhianatan dengan konspirasi bersama negara asing, berkhianat terhadap negaranya sendiri. Oleh karenanya ia ditangkap," ungkap Hun Sen pada sekelompok pekerja menurut situs pro pemerintah Fresh News, seperti dilansir dari Reuters, pada Minggu (3/9).
Hun Sen mengatakan negara yang dituding sebagai pihak ketiga itu yakni Amerika Serikat.
Hun Sen, berusia 65 tahun telah memimpin negara di Asia Tenggara itu lebih dari tiga dekade. Mantan kader Khmer Merah itu menjalin kedekatan dengan China dan turut menunjukkan sikap berseberangan dengan AS secara terang-terangan.
Sementara, Kem Sokha, berusia 64 tahun, merupakan ketua partai oposisi Cambodia National Rescue Party atau CNRP. Ia ditunjuk sebagai ketua menggantikan pendahulunya pada Februari lalu.
Sejumlah media Kamboja menunjukkan Sokha menjadi penantang utama buat Hun Sen dalam memimpin negara tersebut.
Pemerintah merilis video pada laman Facebook resminya di mana Kem Sokha berpidato pada pendukungnya tentang strategi memenangkan perebutan kekuasaan di mana ia mendapat dukungan dari 'orang Amerika'.
Dalam video tersebut, yang diduga disyuting di Australia, Kem Sokha mengatakan Amerika menyewa akademisi untuk menjadi penasihat strategi dalam mengubah arah kepemimpinan negara Kamboja.
"Dan jika saya mengikuti taktik dan strategi, saya mungkin dapat memenangkannya, saya tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan," ujarnya.
Partai oposisi belum merespons beredarnya konten video tersebut. Baru-baru ini, dilaporkan penahanan Kem Sokha melanggar aturan atau undang-undang. Partai oposisi mendesak pelepasan dan komunitas internasional untuk mengintervensi. Mereka menginginkan pendekatan antikekerasan.
Jika Kem Sokha terbukti bersalah terhadap tudingan yang ditujukan padanya, pemerintah berkesempatan melarang partai karena pimpinannya terbukti bersalah.
Putri Kem Sokha, Monovithya Kem, yang juga anggota resmi partai mengatakan lewat akun Twitter, bahwa ayahnya dibawa dengan keadaan tangan diborgol dan dikawal oleh sekitar 100 hingga 200 polisi, yang datang tanpa ada surat penangkapan resmi.
Ia mengatakan keberadaan ayahnya kini tidak diketahui.
Kem Sokha tidak memberikan komentar akan hal ini, dan belum diketahui juga dengan pasti apakah ia punya perwakilan resmi hingga saat ini.
Sementara, terkait tudingan terhadap AS, baik Kementerian Luar Negeri AS dan Pihak Gedung Putih belum memberi respons.
Penangkapan Kem Sokha menambah daftar tindak pembungkaman atau antikritik pemerintah Hun Sen. Sebelumnya pada bulan lalu pemerintah mengancam menutup koran independen The Cambodia Daily.
Penangkapan ini menambah daftar tindakan antikritik, dan potensi ancaman terhadap kekuasan Hun Sen dalam pemilihan kepemimpinan Kamboja yang akan berlangsung tahun depan. Kem Sokha merupakan penantang utama bagi Hun Sen.
"Ada aksi pengkhianatan dengan konspirasi bersama negara asing, berkhianat terhadap negaranya sendiri. Oleh karenanya ia ditangkap," ungkap Hun Sen pada sekelompok pekerja menurut situs pro pemerintah Fresh News, seperti dilansir dari Reuters, pada Minggu (3/9).
Hun Sen mengatakan negara yang dituding sebagai pihak ketiga itu yakni Amerika Serikat.
Hun Sen, berusia 65 tahun telah memimpin negara di Asia Tenggara itu lebih dari tiga dekade. Mantan kader Khmer Merah itu menjalin kedekatan dengan China dan turut menunjukkan sikap berseberangan dengan AS secara terang-terangan.
Sementara, Kem Sokha, berusia 64 tahun, merupakan ketua partai oposisi Cambodia National Rescue Party atau CNRP. Ia ditunjuk sebagai ketua menggantikan pendahulunya pada Februari lalu.
Sejumlah media Kamboja menunjukkan Sokha menjadi penantang utama buat Hun Sen dalam memimpin negara tersebut.
Pemerintah merilis video pada laman Facebook resminya di mana Kem Sokha berpidato pada pendukungnya tentang strategi memenangkan perebutan kekuasaan di mana ia mendapat dukungan dari 'orang Amerika'.
Dalam video tersebut, yang diduga disyuting di Australia, Kem Sokha mengatakan Amerika menyewa akademisi untuk menjadi penasihat strategi dalam mengubah arah kepemimpinan negara Kamboja.
"Dan jika saya mengikuti taktik dan strategi, saya mungkin dapat memenangkannya, saya tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan," ujarnya.
Partai oposisi belum merespons beredarnya konten video tersebut. Baru-baru ini, dilaporkan penahanan Kem Sokha melanggar aturan atau undang-undang. Partai oposisi mendesak pelepasan dan komunitas internasional untuk mengintervensi. Mereka menginginkan pendekatan antikekerasan.
Jika Kem Sokha terbukti bersalah terhadap tudingan yang ditujukan padanya, pemerintah berkesempatan melarang partai karena pimpinannya terbukti bersalah.
Putri Kem Sokha, Monovithya Kem, yang juga anggota resmi partai mengatakan lewat akun Twitter, bahwa ayahnya dibawa dengan keadaan tangan diborgol dan dikawal oleh sekitar 100 hingga 200 polisi, yang datang tanpa ada surat penangkapan resmi.
Ia mengatakan keberadaan ayahnya kini tidak diketahui.
Kem Sokha tidak memberikan komentar akan hal ini, dan belum diketahui juga dengan pasti apakah ia punya perwakilan resmi hingga saat ini.
Sementara, terkait tudingan terhadap AS, baik Kementerian Luar Negeri AS dan Pihak Gedung Putih belum memberi respons.
Penangkapan Kem Sokha menambah daftar tindak pembungkaman atau antikritik pemerintah Hun Sen. Sebelumnya pada bulan lalu pemerintah mengancam menutup koran independen The Cambodia Daily.
Credit cnnindonesia.com
Jenderal AS: Kami Akan Bunuh al-Baghdadi
Pria yang diyakini sebagai Abu Bakr
al-Baghdadi. Pemimpin ISIS ini dikabarkan tewas karena serangan udara
Rusia. (REUTERS/Social Media Website via Reuters TV)
Jakarta, CB --
Pemimpin kelompok teror ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi, diyakini
masih hidup dan saat ini bersembunyi di lembah sungai Efrat, demikian
dinyatakan jenderal Amerika Serikat yang memimpin koalisi perlawanan
pada ISIS di Irak dan Suriah, Stephen Townsend.
"Kami mencarinya setiap hari. Saya kira ia belum mati," ujar Townsend yang berpangkat Letnan Jenderal, lewat konferensi pers jarak jauh.
Townsend mengakui tak mengetahui lokasi pasti persembunyian al-Baghdadi, tapi meyakini bahwa Baghdadi kabur bersama banyak pejuang ISIS lainnya ke area Efrat Tengah yang membentang dari Suriah hingga ke Irak.
Para pejuang ISIS ini kabur setelah pasukan keamanan merebut benteng pertahanan ISIS di kota Mosul, Raqa, dan Tal Afar.
"Persembuyian terakhir ISIS akan berada di lembah sungai Efrat," kata Townsend.
"Ketika kami menemukan dia, saya kira kami akan langsung coba membunuhnya. Saya kira upaya besar untuk menangkapnya hidup-hidup tidak sebanding."
Selama enam tahun terakhir, Baghdadi telah berkali-kali sukses menghindari upaya pembunuhan. Pemerintah AS sendiri menyediakan US$25 juta bagi mereka yang bisa membunuh pria asal Irak tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Baghdadi pernah diberitakan tewas dalam pertempuran. Lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, pada pertengahan Juni lalu menyebut sudah mendapat kabar dari pemimpin ISIS di Provinsi Deir Ezzor, Suriah, bahwa Baghdadi tewas.
Pasukan Rusia juga menyatakan sedang mencari bukti verifikasi bahwa Baghdadi terbunuh dalam serangan udara yang dilancarkan Rusia pada Mei lalu.
"Saya belum melihat bukti, laporan intelejen, atau kabar atau rumor meyakinkan bahwa dia sudah mati... Dalam laporan intelejen kami, ada beberapa indikasi lain bahwa dia masih hidup," kata Townsend.
"Kami mencarinya setiap hari. Saya kira ia belum mati," ujar Townsend yang berpangkat Letnan Jenderal, lewat konferensi pers jarak jauh.
Townsend mengakui tak mengetahui lokasi pasti persembunyian al-Baghdadi, tapi meyakini bahwa Baghdadi kabur bersama banyak pejuang ISIS lainnya ke area Efrat Tengah yang membentang dari Suriah hingga ke Irak.
Para pejuang ISIS ini kabur setelah pasukan keamanan merebut benteng pertahanan ISIS di kota Mosul, Raqa, dan Tal Afar.
"Persembuyian terakhir ISIS akan berada di lembah sungai Efrat," kata Townsend.
"Ketika kami menemukan dia, saya kira kami akan langsung coba membunuhnya. Saya kira upaya besar untuk menangkapnya hidup-hidup tidak sebanding."
Selama enam tahun terakhir, Baghdadi telah berkali-kali sukses menghindari upaya pembunuhan. Pemerintah AS sendiri menyediakan US$25 juta bagi mereka yang bisa membunuh pria asal Irak tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Baghdadi pernah diberitakan tewas dalam pertempuran. Lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, pada pertengahan Juni lalu menyebut sudah mendapat kabar dari pemimpin ISIS di Provinsi Deir Ezzor, Suriah, bahwa Baghdadi tewas.
Pasukan Rusia juga menyatakan sedang mencari bukti verifikasi bahwa Baghdadi terbunuh dalam serangan udara yang dilancarkan Rusia pada Mei lalu.
"Saya belum melihat bukti, laporan intelejen, atau kabar atau rumor meyakinkan bahwa dia sudah mati... Dalam laporan intelejen kami, ada beberapa indikasi lain bahwa dia masih hidup," kata Townsend.
Credit cnnindonesia.com
Hizbullah dan Suriah Cari Rute Baru Selamatkan ISIS
Ilustrasi tentara Suriah. (AFP Photo/Ayham al-Mohammad)
Jakarta, CB --
Hizbullah Libanon dan militer Suriah mencari rute baru untuk
konvoy militan ISIS dan para anggota keluarga untuk menuju ke pusat
pertahanan mereka di timur Suriah.
Konvoy yang terdiri dari 17 bus berisi 300 pasukan bersenjata ringan beserta 300 warga sipil itu terdampar di padang pasir timur Suriah sejak Selasa setelah diblokade oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
"Kami sedang berupaya mengubah jalur konvoy untuk yang kedua kalinya," kata seorang komandan di aliansi militer pendukung pemerintah Suriah, dikutip Reuters, Sabtu (2/9).
Militan ISIS itu pergi menggunakan bus setelah menyerahkan wilayahnya yang terjepit di perbatasan Suriah-Libanon pada Senin lalu, di bawah kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan mereka untuk kembali bergabung dengan pasukan lain di sisi lain negara tersebut.
Kesepakatan itu membuat koalisi pimpinan AS dan Irak marah.
Koalisi Barat tidak mau melihat militan dengan kemampuan perang di area tempatnya beroperas, sementara Baghdad memandang pergerakan itu sebagai ancaman karena wilayah yang dituju para anggota ISIS berdekatan dengan perbatasan dengan negara tersebut.
Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad, dibantu Rusia dan milisi pro-Iran, bertempur melawan ISIS dan terus bergerak ke arah timur melintasi gurun pasir.
Konvoy yang terdiri dari 17 bus berisi 300 pasukan bersenjata ringan beserta 300 warga sipil itu terdampar di padang pasir timur Suriah sejak Selasa setelah diblokade oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.
"Kami sedang berupaya mengubah jalur konvoy untuk yang kedua kalinya," kata seorang komandan di aliansi militer pendukung pemerintah Suriah, dikutip Reuters, Sabtu (2/9).
Militan ISIS itu pergi menggunakan bus setelah menyerahkan wilayahnya yang terjepit di perbatasan Suriah-Libanon pada Senin lalu, di bawah kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan mereka untuk kembali bergabung dengan pasukan lain di sisi lain negara tersebut.
Kesepakatan itu membuat koalisi pimpinan AS dan Irak marah.
Koalisi Barat tidak mau melihat militan dengan kemampuan perang di area tempatnya beroperas, sementara Baghdad memandang pergerakan itu sebagai ancaman karena wilayah yang dituju para anggota ISIS berdekatan dengan perbatasan dengan negara tersebut.
Pemerintah Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad, dibantu Rusia dan milisi pro-Iran, bertempur melawan ISIS dan terus bergerak ke arah timur melintasi gurun pasir.
Pemantau peperangan yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for
Human Rights, menyatakan puluhan pasukan ISIS sudah meninggalkan konvoy
tersebut untuk berjalan sendiri ke Deir al-Zor, wilayah yang mereka
kuasai.
Komandan aliansi pro-Assad menampik laporan yang menyebut ratusan jihadis telah sampai di wilayah ISIS tersebut.
Koalisi telah bersumpah akan terus memantau konvoy tersebut dan mengganggu upaya apapun yang dilakukan untuk mereka kembali ke daerah rekan-rekannya. Namun, mereka menyatakan tidak akan menyerang secara langsung karena ada warga sipil.
Komandan aliansi pro-Assad menampik laporan yang menyebut ratusan jihadis telah sampai di wilayah ISIS tersebut.
Koalisi telah bersumpah akan terus memantau konvoy tersebut dan mengganggu upaya apapun yang dilakukan untuk mereka kembali ke daerah rekan-rekannya. Namun, mereka menyatakan tidak akan menyerang secara langsung karena ada warga sipil.
Credit cnnindonesia.com
Jet Tempur AS Blokir Evakuasi ISIS yang Diizinkan Suriah
Ilustrasi jet tempur Amerika Serikat. (Dok. US Navy)
Jakarta, CB --
Sejumlah jet tempur yang dipimpin Amerika Serikat menghentikan
konvoy evakuasi militan ISIS dan keluarga yang tengah bergerak ke
wilayah kekuasaannya di Suriah bagian timur, Rabu (30/8). Menurut juru
bicara koalisi AS, serangan itu juga mengenai beberapa pasukan yang
menjemput mereka.
Serangan itu bertujuan untuk menghentikan kesepakatan evakuasi militan ISIS yang memperbolehkan mereka meninggalkan daerah terjepit di perbatasan Suriah-Libanon menuju wilayah kekuasaan jihadis di timur Suriah. Kesepakatan itu diatur oleh Hizbullah Libanon dan militer suriah.
Proses evakuasi itu merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati setelah serangan Hizbullah dan tentara Suriah pekan lalu mendesak militan ISIS ke satu bagian kecil yang terjepit di perbatasan.
Kesepakatan itu dikritik oleh koalisi Amerika Serikat dan Irak yang juga bertempur melawan ISIS di daerah-daerah yang berdekatan dengan Suriah timur, tempat yang menjadi tujuan konvoy tersebut.
Konvoy yang menurut Hizbullah membawa 308 militan dan 331 warga sipil itu kini secara efektif terdampar dan tidak bisa bergerak menuju wilayah kekuasaan ISIS.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana upaya evakuasi semacam itu dapat dengan mudah digagalkan dalam konflik yang melibatkan banyak pihak. Kesepakatan gencatan senjata semacam ini belakangan kerap digunakan pemerintahan Bashar al-Assad untuk mendesak pemberontak agar menyerah.
Serangan itu bertujuan untuk menghentikan kesepakatan evakuasi militan ISIS yang memperbolehkan mereka meninggalkan daerah terjepit di perbatasan Suriah-Libanon menuju wilayah kekuasaan jihadis di timur Suriah. Kesepakatan itu diatur oleh Hizbullah Libanon dan militer suriah.
Proses evakuasi itu merupakan bagian dari gencatan senjata yang disepakati setelah serangan Hizbullah dan tentara Suriah pekan lalu mendesak militan ISIS ke satu bagian kecil yang terjepit di perbatasan.
Kesepakatan itu dikritik oleh koalisi Amerika Serikat dan Irak yang juga bertempur melawan ISIS di daerah-daerah yang berdekatan dengan Suriah timur, tempat yang menjadi tujuan konvoy tersebut.
Konvoy yang menurut Hizbullah membawa 308 militan dan 331 warga sipil itu kini secara efektif terdampar dan tidak bisa bergerak menuju wilayah kekuasaan ISIS.
Peristiwa ini menunjukkan bagaimana upaya evakuasi semacam itu dapat dengan mudah digagalkan dalam konflik yang melibatkan banyak pihak. Kesepakatan gencatan senjata semacam ini belakangan kerap digunakan pemerintahan Bashar al-Assad untuk mendesak pemberontak agar menyerah.
Komandan aliansi militer pendukung Presiden Assad mengatakan koalisi AS telah mengontak Bulan Sabit Merah Arab Suriah yang mendampingi konvoy tersebut. Koalisi juga telah memeringatkan bakal menyerang jika konvoy itu bergerak memasuki kawasan kekuasaan ISIS.
ISIS di Suriah dan Irak semakin terdesak belakangan ini. Mereka telah kehilangan banyak wilayah kekuasaan dan kota-kota terpentingnya setelah sempat sukses memanfaatkan kekacauan di kedua negara, termasuk perang sipil enam tahun di Suriah.
Di Suriah, koalisi dukungan AS membela aliansi milisi Kurdi dan Arab di bagian utara yang tengah menyerang Raqqa, ibu kota de facto ISIS.
Sementara itu, pasukan Suriah yang didukung Rusia dan milisi Syiah dari Irak dan Libanon, termasuk Hizbullah, telah menguasai sebagian besar gurun pasir pusat yang sempat dikuasai ISIS. Mereka terus bergerak ke arah timur untuk membebaskan Deir al-Zor.
Serangan koalisi untuk memblokade konvoy itu terjadi di timur HUmeima, dekat perbatasan daerah yang dikuasai pemerintah Suriah, kata juru biacara koalisi, Ryan Dillon.
"Kami melubangi jalan dan menghancurkan jembatan kecil untuk mencegah konvoy ini bergerak lebih jauh ke arah timur," ujarnya kepada Reuters lewat telepon.
Dia kemudian mengatakan koalisi sempat menyerang kendaraan berisi militan ISIS yang bergerak dari daerah kekuasaannya menuju konvoy tersebut.
Namun, ia tidak tahu apakah konvoy evakuasi yang terdiri dari sejumlah bus berisi militan dan anggota keluarganya itu berada di daerah kekuasaan ISIS atau pemerintah Suriah.
Credit cnnindonesia.com
Indonesia Diminta Intervensi 'Genosida' Rohingya
Pemerintah Indonesia didesak mengintervensi ancaman genosida terhadap Rohingya. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CB --
Pemerintah Indonesia diminta untuk mengintervensi "tragedi
kemanusiaan" yang terjadi terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya di
Rakhine, Myanmar.
"Krisis Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang secara etis dan politik menuntut dunia internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan," kata Hendardi, Ketua organisasi pemerhati Hak Asasi Manusia Setara Institute dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (2/9).
Hendardi mengatakan negara-negara ASEAN tidak bisa berlindung di balik prinsip menghormati kedaulatan Myanmar atas tragedi yang dia sebut sebagai "ancaman genosida" ini.
"Pembiaran dunia internasional atas Rohingya diduga kuat memiliki motivasi politik ekonomi kawasan, sehingga Aung San Su Kyi terus memperoleh proteksi politik" karena belum ada rezim pengganti yang bisa mendukung kepentingan negara-negara kuat di ASEAN, kata Hendardi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 50 ribu warga Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan yang kembali meningkat sejak akhir pekan lalu.
Para pengungsi mengatakan tentara Myanmar menyerang mereka, sementara pemerintah menyalahkan "teroris Rohingya" yang memicu kekerasan.
Sekitar 27 ribu pengungsi telah melintasi perbatasan Bangladesh sejak
Jumat, sementara 20 ribu lainnya terjebak di daerah tak bertuan yang
memisahkan kedua negara tersebut.
Pemerintah menyatakan setidaknya 400 orang tewas dalam bentrokan sejak saat itu. Di antaranya, kata pemerintah, adalah 370 "teroris." Namun, sejumlah pegiat hak asasi manusia menyebut militer juga membunuhi perempuan, anak-anak dan orang tak bersalah.
Kedua pihak juga saling menyalahkan soal siapa yang membakari
rumah-rumah di pedesaan. Pemerintah menyebut kelompok bersenjata telah
membakar lebih dari 2.300 rumah, sementara para Rohingya menuding
militer yang menyerang tempat tinggal mereka.
"Selain secara etis pemerintah Indonesia harus bersikap, secara politik, pemerintah juga harus mengantisipasi kelompok-kelompok masyarakat yang mengkapitalisasi isu ini untuk kepentingan politik dalam negeri," kata Hendardi.
Dia menyoroti masalah populisme agama yang bakal mendapat "tempat kokoh
di tengah krisisi kemanusiaan semacam ini." Karena itu, masalah ini
sangat mungkin digunakan untuk menghimpun solidaritas dan dukungan
publik.
"Jika pemerintah tidak mengambil langkah politik, potensi ketegangan di dalam negeri juga cukup tinggi."
Hendardi menegaskan krisis Rohingya adalah masalah yang lebih banyak didorong oleh dinamika politik dalam negeri Myanmar. Karena itu, potensi gangguan keamanan terhadap kawasan tidak akan menyebar seperti penyebaran ideologi kelompok teror ISIS.
Gangguan keamanan dalam negeri dan kawasan yang mungkin terjadi lebih berupa peningkatan pencari suaka ke Indonesia dan negara-negara kawasan. Itu adalah masalah kemanusiaan dan merupakan "kewajiban negara-negara untuk mencari resolusi terbaik bagi Rohingya."
"Indikasi keterlibatan tentara Myanmar merupakan bukti bahwa kekerasan
tersebut dipelopori oleh negara," kata Hendardi yang juga mengatakan
advokasi pemerintah setempat terhadap kekerasan ini dapat dalam kerangka
universal.
"Karena genosida merupakan salah satu kejahatan internasional yang termasuk kompetensi absolut International Criminal Court (ICC) dengan yurisdiksi internasional. Atas nama kemanusiaan, pemerintah Indonesia harus menjadi pelopor penanganan Rohingya."
"Krisis Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang secara etis dan politik menuntut dunia internasional untuk melakukan intervensi kemanusiaan," kata Hendardi, Ketua organisasi pemerhati Hak Asasi Manusia Setara Institute dalam pernyataan yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (2/9).
Hendardi mengatakan negara-negara ASEAN tidak bisa berlindung di balik prinsip menghormati kedaulatan Myanmar atas tragedi yang dia sebut sebagai "ancaman genosida" ini.
"Pembiaran dunia internasional atas Rohingya diduga kuat memiliki motivasi politik ekonomi kawasan, sehingga Aung San Su Kyi terus memperoleh proteksi politik" karena belum ada rezim pengganti yang bisa mendukung kepentingan negara-negara kuat di ASEAN, kata Hendardi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 50 ribu warga Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan yang kembali meningkat sejak akhir pekan lalu.
Para pengungsi mengatakan tentara Myanmar menyerang mereka, sementara pemerintah menyalahkan "teroris Rohingya" yang memicu kekerasan.
|
Pemerintah menyatakan setidaknya 400 orang tewas dalam bentrokan sejak saat itu. Di antaranya, kata pemerintah, adalah 370 "teroris." Namun, sejumlah pegiat hak asasi manusia menyebut militer juga membunuhi perempuan, anak-anak dan orang tak bersalah.
Pengungsi
Rohingya terpaksa berjalan melalui sawah dan rawa untuk menyelamatkan
nyawa ke Bangladesh. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
|
"Selain secara etis pemerintah Indonesia harus bersikap, secara politik, pemerintah juga harus mengantisipasi kelompok-kelompok masyarakat yang mengkapitalisasi isu ini untuk kepentingan politik dalam negeri," kata Hendardi.
|
"Jika pemerintah tidak mengambil langkah politik, potensi ketegangan di dalam negeri juga cukup tinggi."
Hendardi menegaskan krisis Rohingya adalah masalah yang lebih banyak didorong oleh dinamika politik dalam negeri Myanmar. Karena itu, potensi gangguan keamanan terhadap kawasan tidak akan menyebar seperti penyebaran ideologi kelompok teror ISIS.
Gangguan keamanan dalam negeri dan kawasan yang mungkin terjadi lebih berupa peningkatan pencari suaka ke Indonesia dan negara-negara kawasan. Itu adalah masalah kemanusiaan dan merupakan "kewajiban negara-negara untuk mencari resolusi terbaik bagi Rohingya."
|
"Karena genosida merupakan salah satu kejahatan internasional yang termasuk kompetensi absolut International Criminal Court (ICC) dengan yurisdiksi internasional. Atas nama kemanusiaan, pemerintah Indonesia harus menjadi pelopor penanganan Rohingya."
Credit cnnindonesia.com
Rohingya: Terjadi Genosida di Rakhine
Tentara Myanmar disebut melakukan genosida terhadap etnis Rohingya di Rakhine. (Reuters/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CB --
Ribuan orang tampak berbondong-bondong melewati bukit dan sungai,
rawa dan sawah, menuju perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh. Para
pengungsi Rohingya itu berharap bisa menghindari pembunuhan massal
terhadap etnisnya yang merupakan minoritas Muslim di Myanmar.
Pengakuan para pengungsi di kamp pengungsi penuh sesak di seberang perbatasan sangatlah menyedihkan. "Mereka memukuli, menembaki dan membacoki kami," kata Hamida Begum, salah satu pengungsi yang telah meninggalkan semua barang berharga demi nyawanya.
"Banyak orang dibunuh. Banyak perempuan diperkosa dan dibunuh. Kami sangat miskin. Suami saya bekerja sebagai buruh harian," ujarnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 50 ribu warga Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan yang kembali meningkat sejak akhir pekan lalu.
Para pengungsi mengatakan tentara Myanmar menyerang mereka, sementara pemerintah menyalahkan "teroris Rohingya" yang memicu kekerasan.
Sekitar 27 ribu pengungsi telah melintasi perbatasan Bangladesh sejak Jumat, sementara 20 ribu lainnya terjebak di daerah tak bertuan yang memisahkan kedua negara tersebut.
Pada Kamis, 20 jenazah warga Rohingya ditemukan di sungai Naf yang terbentang di antara Myanmar dan Bangladesh. Sebanyak 12 orang yang tewas masih anak-anak.
"Kami biasanya bisa makan sehat dalam dua kali dalam sehari. Tapi kami
kini kehilangan semuanya setelah perang dimulai," ujar Begum, merujuk
pada kekerasan yang pecah pada Jumat pekan lalu, ketika kelompok
bersenjata Rohingya melancarkan serangan terhadap sejumlah pos polisi
dan sebuah pangkalan militer pemerintah.
Sebagai balasan, tentara meningkatkan "operasi pembersihan" yang memaksa ribuan orang mengungsi dari tempat tinggalnya.
Pemerintah menyatakan setidaknya 400 orang tewas dalam bentrokan sejak saat itu. Di antaranya, kata pemerintah, adalah 370 "teroris." Namun, sejumlah pegiat hak asasi manusia menyebut militer juga membunuhi perempuan, anak-anak dan orang tak bersalah.
Kedua pihak juga saling menyalahkan soal siapa yang membakari
rumah-rumah di pedesaan. Pemerintah menyebut kelompok bersenjata telah
membakar lebih dari 2.300 rumah, sementara para Rohingya menuding
militer yang menyerang tempat tinggal mereka.
Begum menduga keluarganya disiksa oleh anggota militer beserta kaki tangannya, dan orang-orang yang dibunuh adalah mereka yang tidak membayar tebusan kepada para tentara.
"Kami harus melarikan diri menyelamatkan nyawa kami. Mereka tidak
membiarkan kami bergerak bebas. Kami kekurangan segala hal ... Mereka
menculik orang-orang dari rumah dan meminta tebusan. Kebanyakan dari
mereka ditembak mati."
CNN tidak bisa memverifikasi pengakuan tersebut secara independen dan pemerintah Myanmar tidak menjawab ketika dimintai komentar.
Kelompok bantuan kemanusiaan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah
mengecam Myanmar atas perlakuannya terhadap para minoritas Muslim.
"Pelanggaran HAM terus-menerus dan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, termasuk respons keamanan yang disertai kekerasan menyusul serangan Oktober 2016, hampir pasti berkontribusi pada perkembangan ekstremisme dengan kekerasan, dan semua orang pada akhirnya akan merugi," kata Zeid Raad Hussein, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM.
Hanya Rohingya yang Dibenci
Ada banyak kelompok etnis di Myanmar "tapi hanya Rohingya yang dibenci pemerintah," kata Mohammad Harun, seorang pengungsi lainnya.
Rohingya adalah bagian dari populasi minoritas Muslim di Myanmar, tapi mereka tidak diakui sebagai warga negara meski sudah tinggal di sana selama beberapa generasi.
Seorang pengungsi lain mengatakan pasukan militer memerintahkan mereka untuk tinggal di rumah masing-masing.
"Jika kami tinggal di dalam rumah, maka mereka akan menembaki kami atau membantai kami," kata Nobin Shuna. "Umat Muslim tidak mempunyai hak."
Pengakuan para pengungsi di kamp pengungsi penuh sesak di seberang perbatasan sangatlah menyedihkan. "Mereka memukuli, menembaki dan membacoki kami," kata Hamida Begum, salah satu pengungsi yang telah meninggalkan semua barang berharga demi nyawanya.
"Banyak orang dibunuh. Banyak perempuan diperkosa dan dibunuh. Kami sangat miskin. Suami saya bekerja sebagai buruh harian," ujarnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan hampir 50 ribu warga Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan yang kembali meningkat sejak akhir pekan lalu.
Para pengungsi mengatakan tentara Myanmar menyerang mereka, sementara pemerintah menyalahkan "teroris Rohingya" yang memicu kekerasan.
Sekitar 27 ribu pengungsi telah melintasi perbatasan Bangladesh sejak Jumat, sementara 20 ribu lainnya terjebak di daerah tak bertuan yang memisahkan kedua negara tersebut.
Pada Kamis, 20 jenazah warga Rohingya ditemukan di sungai Naf yang terbentang di antara Myanmar dan Bangladesh. Sebanyak 12 orang yang tewas masih anak-anak.
Peta kekerasan di Rakhine. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)
|
Sebagai balasan, tentara meningkatkan "operasi pembersihan" yang memaksa ribuan orang mengungsi dari tempat tinggalnya.
Pemerintah menyatakan setidaknya 400 orang tewas dalam bentrokan sejak saat itu. Di antaranya, kata pemerintah, adalah 370 "teroris." Namun, sejumlah pegiat hak asasi manusia menyebut militer juga membunuhi perempuan, anak-anak dan orang tak bersalah.
|
Begum menduga keluarganya disiksa oleh anggota militer beserta kaki tangannya, dan orang-orang yang dibunuh adalah mereka yang tidak membayar tebusan kepada para tentara.
Mereka menculik orang-orang dari rumah dan meminta tebusan. Kebanyakan dari mereka ditembak mati."Hamida Begum, pengungsi |
CNN tidak bisa memverifikasi pengakuan tersebut secara independen dan pemerintah Myanmar tidak menjawab ketika dimintai komentar.
|
"Pelanggaran HAM terus-menerus dan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, termasuk respons keamanan yang disertai kekerasan menyusul serangan Oktober 2016, hampir pasti berkontribusi pada perkembangan ekstremisme dengan kekerasan, dan semua orang pada akhirnya akan merugi," kata Zeid Raad Hussein, Komisioner Tinggi PBB untuk HAM.
Hanya Rohingya yang Dibenci
Ada banyak kelompok etnis di Myanmar "tapi hanya Rohingya yang dibenci pemerintah," kata Mohammad Harun, seorang pengungsi lainnya.
Rohingya adalah bagian dari populasi minoritas Muslim di Myanmar, tapi mereka tidak diakui sebagai warga negara meski sudah tinggal di sana selama beberapa generasi.
Seorang pengungsi lain mengatakan pasukan militer memerintahkan mereka untuk tinggal di rumah masing-masing.
"Jika kami tinggal di dalam rumah, maka mereka akan menembaki kami atau membantai kami," kata Nobin Shuna. "Umat Muslim tidak mempunyai hak."
Untuk menghindari itu, mereka kemudian menempuh perjalanan yang berat ke Bangladesh.
"Kami menempuh perjalanan panjang. Kami harus melintasi bukit, rawa dan sawah untuk berjalan menuju ke perbatasan Bangladesh," kata Rabeya Khatun dari kamp tak terdaftar di sisi Bangladesh, Kutupalong.
"Saya meninggalkan rumah delapan hari yang lalu. Baru sampai di sini hari ini."
Saat ini mereka sudah aman dari persekusi militer tapi masih harus menjalani kehidupan yang penuh risiko.
"Kami tidak punya makanan dan pakaian. Kami tidak punya rumah," kata Mohammad Harun.
Dia mengatakan dirinya tidak bisa kembali lagi karena militer sudah menghancurkan pasokan makanan dan meruntuhkan tempat tinggal keluarganya.
"Semuanya, dihancurkan oleh militer. Sekarang kami tidak punya makanan atau selimut.
"Terjadi genosida di Rakhine."
"Kami menempuh perjalanan panjang. Kami harus melintasi bukit, rawa dan sawah untuk berjalan menuju ke perbatasan Bangladesh," kata Rabeya Khatun dari kamp tak terdaftar di sisi Bangladesh, Kutupalong.
"Saya meninggalkan rumah delapan hari yang lalu. Baru sampai di sini hari ini."
Saat ini mereka sudah aman dari persekusi militer tapi masih harus menjalani kehidupan yang penuh risiko.
|
Dia mengatakan dirinya tidak bisa kembali lagi karena militer sudah menghancurkan pasokan makanan dan meruntuhkan tempat tinggal keluarganya.
"Semuanya, dihancurkan oleh militer. Sekarang kami tidak punya makanan atau selimut.
"Terjadi genosida di Rakhine."
Credit cnnindonesia.com
Diplomat Rusia 'Angkat Kaki' dari Amerika Serikat
Pemerintah AS mengaku 'pengusiran' itu
sebagai bentuk 'balas dendam' atas Moskow yang memotong kehadiran
Diplomat AS di Rusia. (REUTERS/Stephen Lam).
Jakarta, CB --
Para diplomat Rusia mengosongkan tiga properti, termasuk gedung
konsulat enam lantai, di San Fransisco, Amerika Serikat (AS). Pemerintah
AS mengaku 'pengusiran' itu sebagai bentuk 'balas dendam' atas Moskow
yang memotong kehadiran Diplomat AS di Rusia.
Dalam sebuah foto yang diunggah media setempat, tampak staf konsultan San Fransisco memindahkan peralatan, perabotan, hingga barang-barang kecil dari bangunan tersebut ke dalam minivan. Sekelompok pria terlihat di atap gedung konsulat melihat sekeliling, beberapa bagian mengenakan sarung tangan karet.
Penutupan yang diperintahkan oleh pemerintahan Donald Trump merupakan tindakan terbaru antara kedua negara yang tengah bersitegang. Aksi ini membantu menjerumuskan hubungan kedua negara dalam sebuah perang dingin lebih dalam lagi.
"Tuduhan yang dibuat oleh pemerintah Rusia, termasuk bahwa pejabat AS
mengancam untuk mendobrak pintu properti atau FBI membersihkan tempat
tersebut, tidak benar," ujar seorang pejabat senior Departemen Luar
Negeri AS dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters, Minggu (3/9).
Departemen Luar Negeri AS menyatakan Pemerintah Rusia telah mematuhi perintah untuk menghentikan operasi tersebut pada hari Sabtu, (2/9) dan mengatakan tidak ada diplomat yang dikeluarkan akibat penutupan tersebut.
"Rusia tidak lagi diizinkan menggunakan fasilitas ini untuk tujuan diplomatik atau konsuler," tegas pejabat departemen tersebut.
Juli lalu, Kremlin memerintahkan AS untuk memangkas jumlah staf diplomatik dan tekniknya di Rusia sampai setengahnya atau menjadi 455 orang. Pemangkasan ditujukan untuk menyamakan jumlah diplomat Rusia yang berada di AS.
Pada Sabtu pagi, awal bulan ini, bendera Rusia masih terlihat di atas
konsulat di San Fransisco. Seseorang membuka jendela di atas pintu masuk
utama dan menjepit bendera Rusia kecil di sana. Sebuah kontingen kecil
media berita dan orang-orang yang ingin tahu berkumpul di bawah bangunan
itu.
Gambar yang diposkan di media sosial pada hari Jumat, (1/9), menunjukkan asap hitam mengepul dari cerobong asap konsulat pada hari terpanas dalam sejarah yang tercatat di San Francisco. Asap tersebut memicu spekulasi bahwa staf diplomatik di dalam konsulat membakar dokumen sensitif.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia mengatakan, kebakaran tersebut merupakan bagian dari 'mothballing'.
Dalam sebuah foto yang diunggah media setempat, tampak staf konsultan San Fransisco memindahkan peralatan, perabotan, hingga barang-barang kecil dari bangunan tersebut ke dalam minivan. Sekelompok pria terlihat di atap gedung konsulat melihat sekeliling, beberapa bagian mengenakan sarung tangan karet.
Penutupan yang diperintahkan oleh pemerintahan Donald Trump merupakan tindakan terbaru antara kedua negara yang tengah bersitegang. Aksi ini membantu menjerumuskan hubungan kedua negara dalam sebuah perang dingin lebih dalam lagi.
Departemen Luar Negeri AS menyatakan Pemerintah Rusia telah mematuhi perintah untuk menghentikan operasi tersebut pada hari Sabtu, (2/9) dan mengatakan tidak ada diplomat yang dikeluarkan akibat penutupan tersebut.
"Rusia tidak lagi diizinkan menggunakan fasilitas ini untuk tujuan diplomatik atau konsuler," tegas pejabat departemen tersebut.
Juli lalu, Kremlin memerintahkan AS untuk memangkas jumlah staf diplomatik dan tekniknya di Rusia sampai setengahnya atau menjadi 455 orang. Pemangkasan ditujukan untuk menyamakan jumlah diplomat Rusia yang berada di AS.
Gambar yang diposkan di media sosial pada hari Jumat, (1/9), menunjukkan asap hitam mengepul dari cerobong asap konsulat pada hari terpanas dalam sejarah yang tercatat di San Francisco. Asap tersebut memicu spekulasi bahwa staf diplomatik di dalam konsulat membakar dokumen sensitif.
Maria Zakharova, juru bicara kementerian luar negeri Rusia mengatakan, kebakaran tersebut merupakan bagian dari 'mothballing'.
Credit cnnindonesia.com
Diplomat Rusia kosongkan gedung perwakilan atas perintah AS
San Francisco (CB) - Para diplomat Rusia pada Sabtu
bekerja mengosongkan tiga bangunan di Amerika Serikat, termasuk gedung
konsulatnya yang berlantai enam di San Francisco, atas perintah Amerika
Serikat.
Pemerintah AS mengeluarkan aturan itu sebagai balasan terhadap Moskow, yang memerintahkan pemangkasan jumlah diplomat AS di Rusia.
Staf konsulat Rusia di San Franscisco terlihat mengeluarkan peralatan, perabotan dan barang-barang kecil dari gedung, lalu memasukkannya ke mobil-mobil angkutan dengan bak tertutup. Kendaraan-kendaraan pergi meninggalkan lokasi itu dan kembali lagi 20 hingga 30 menit kemudian.
Perintah pengosongan dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump atas gedung konsulat Rusia di San Francisco serta dua gedung kediaman misi perdagangan Rusia di Washington dan New York.
Perintah tersebut merupakan langkah pembalasan terbaru yang dilancarkan kedua negara hingga membawa hubungan keduanya jatuh ke titik rendah baru pasca-Perang Dingin.
Amerika Serikat memerintahkan Rusia untuk menghentikan kegiatan mereka di bangunan-bangunan tersebut mulai Sabtu.
Pada Juli, Kremlin memerintahkan Amerika Serikat untuk memangkas jumlah staf diplomatik dan tekniknya di Rusia sampai setengahnya, menjadi 455 orang, setelah Kongres AS menyetujui pemberian sanksi baru terhadap Rusia. Pemangkasan ditujukan untuk menyamakan jumlah diplomat Rusia yang berada di AS.
Sanksi-sanksi dijatuhkan AS sebagai hukuman, yang didasarkan pada kesimpulan badan-badan intelijen AS, atas campur tangan yang dilakukan Moskow saat pemilihan presiden AS 2016.
Hukuman juga dikenakan atas pencaplokan oleh Rusia terhadap wilayah milik Ukraina, Krimea.
Hingga Sabtu siang, bendera Rusia masih terlihat berkibar di atas gedung konsulat negara itu di San Francisco.
Sementara itu, kementerian luar negeri Rusia mengatakan, Sabtu, pihaknya telah memanggil seorang diplomat AS di Moskow untuk menyampaikan protes Rusia terhadap rencana AS melakukan penggeledahan di kompleks misi perdagangan Rusia di Washington. Gedung misi itu termasuk yang diperintahkan AS untuk ditutup. Demikian laporan Reuters.
Pemerintah AS mengeluarkan aturan itu sebagai balasan terhadap Moskow, yang memerintahkan pemangkasan jumlah diplomat AS di Rusia.
Staf konsulat Rusia di San Franscisco terlihat mengeluarkan peralatan, perabotan dan barang-barang kecil dari gedung, lalu memasukkannya ke mobil-mobil angkutan dengan bak tertutup. Kendaraan-kendaraan pergi meninggalkan lokasi itu dan kembali lagi 20 hingga 30 menit kemudian.
Perintah pengosongan dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump atas gedung konsulat Rusia di San Francisco serta dua gedung kediaman misi perdagangan Rusia di Washington dan New York.
Perintah tersebut merupakan langkah pembalasan terbaru yang dilancarkan kedua negara hingga membawa hubungan keduanya jatuh ke titik rendah baru pasca-Perang Dingin.
Amerika Serikat memerintahkan Rusia untuk menghentikan kegiatan mereka di bangunan-bangunan tersebut mulai Sabtu.
Pada Juli, Kremlin memerintahkan Amerika Serikat untuk memangkas jumlah staf diplomatik dan tekniknya di Rusia sampai setengahnya, menjadi 455 orang, setelah Kongres AS menyetujui pemberian sanksi baru terhadap Rusia. Pemangkasan ditujukan untuk menyamakan jumlah diplomat Rusia yang berada di AS.
Sanksi-sanksi dijatuhkan AS sebagai hukuman, yang didasarkan pada kesimpulan badan-badan intelijen AS, atas campur tangan yang dilakukan Moskow saat pemilihan presiden AS 2016.
Hukuman juga dikenakan atas pencaplokan oleh Rusia terhadap wilayah milik Ukraina, Krimea.
Hingga Sabtu siang, bendera Rusia masih terlihat berkibar di atas gedung konsulat negara itu di San Francisco.
Sementara itu, kementerian luar negeri Rusia mengatakan, Sabtu, pihaknya telah memanggil seorang diplomat AS di Moskow untuk menyampaikan protes Rusia terhadap rencana AS melakukan penggeledahan di kompleks misi perdagangan Rusia di Washington. Gedung misi itu termasuk yang diperintahkan AS untuk ditutup. Demikian laporan Reuters.
Credit antaranews.com
Kremlin Sebut Penggeledahan Konsulat Rusia di AS sebagai Tindakan Bodoh
MOSKOW
- Rusia menyatakan penggeledahan yang dilakukan oleh otoritas Amerika
Serikat (AS) terhadap kantor perwakilan Rusia di AS adalah sebuah
tindakan bodoh, dan ilegal. Sebelumnya, aparat AS menggeledah kantor
misi perdagangan Rusia di Washington.
"Melihat rekaman pencarian di misi diplomatik Rusia, saya menyadari bahwa ini adalah semacam tindakan jahat, bodoh, ilegal dan tidak masuk akal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sepeti dilansir Tass pada Minggu (3/9).
"Mungkin mereka ingin menghina kita. Tentunya mereka melakukannya, tidak ada keraguan tentang hal itu. Namun, penegak hukum AS lah yang martabatnya dihina, yang harus mencelupkan ke sudut orang lain, memasukan diri mereka dalam lemari, dan menampilan senyum palsu saat melihat kamera. Saya merasa kasihan pada mereka," sambungnya.
Sebelumnya, Kemlu Rusia mengatakan telah memanggil Anthony Godfrey, seorang wakil kepala misi di kedutaan AS di Moskow. Mereka memberikan sebuah catatan untuk memprotes penggeledahan tersebut.
Dikatakan bahwa mereka khawatir dinas intelijen AS dapat menggunakan penggeledahan tersebut untuk mengatur provokasi anti-Rusia dengan menanam barang-barang yang mencurigakan.
"Kami mempertimbangkan rencana penggeledahan ilegal lokasi diplomatik Rusia tanpa adanya pejabat Rusia dan ancaman yang telah kami terima untuk menghancurkan pintu bangunan sebagai tindakan agresif yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kemlu Rusia beberapa waktu lalu.
"Melihat rekaman pencarian di misi diplomatik Rusia, saya menyadari bahwa ini adalah semacam tindakan jahat, bodoh, ilegal dan tidak masuk akal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, sepeti dilansir Tass pada Minggu (3/9).
"Mungkin mereka ingin menghina kita. Tentunya mereka melakukannya, tidak ada keraguan tentang hal itu. Namun, penegak hukum AS lah yang martabatnya dihina, yang harus mencelupkan ke sudut orang lain, memasukan diri mereka dalam lemari, dan menampilan senyum palsu saat melihat kamera. Saya merasa kasihan pada mereka," sambungnya.
Sebelumnya, Kemlu Rusia mengatakan telah memanggil Anthony Godfrey, seorang wakil kepala misi di kedutaan AS di Moskow. Mereka memberikan sebuah catatan untuk memprotes penggeledahan tersebut.
Dikatakan bahwa mereka khawatir dinas intelijen AS dapat menggunakan penggeledahan tersebut untuk mengatur provokasi anti-Rusia dengan menanam barang-barang yang mencurigakan.
"Kami mempertimbangkan rencana penggeledahan ilegal lokasi diplomatik Rusia tanpa adanya pejabat Rusia dan ancaman yang telah kami terima untuk menghancurkan pintu bangunan sebagai tindakan agresif yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Kemlu Rusia beberapa waktu lalu.
Credit sindonews.com
Langganan:
Postingan (Atom)