Militer AS dan Korsel lakukan latihan bersama. Foto/Istimewa
WASHINGTON
- Amerika Serikat (AS) dapat memberikan Korea Selatan (Korsel)
membangun hulu ledak dan rudal lebih besar karena meningkatnya
ketegangan dengan Korea Utara (Korut). Hal itu dikatakan oleh juru
bicara Pentagon, Jeff Davis.
"Saat ini ada batas ukuran hulu
ledak dan rudal yang bisa dimiliki Korsel dan ya, ini adalah topik yang
sedang dipertimbangkan di sini," ujar Davis.
"Saya akan
mengatakan kepada Anda bahwa kami akan cenderung melakukan sesuatu yang
dapat meningkatkan kemampuan pertahanan Korsel dan kami pasti telah
melihat perubahan aliansi serta menyesuaikan diri dari waktu ke waktu
sebelumnya," sambungnya seperti dikutip dari Express, Rabu (9/8/2017).
Saat
ini Korsel hanya diizinkan untuk mengembangkan rudal dengan muatan
1.102 pon dan kisaran 497 mil di bawah pedoman yang belum dimodifikasi
sejak 2012.
Menurut Pentagon, Pyongyang telah berulang kali
mengancam akan melenyapkan tetangganya di selatan karena "menari sesuai
irama psikopat seperti Donald Trump" dan Seoul meminta peninjauan
kembali pedoman saat ini.
Langkah-langkah yang harus diambil setelah peninjauan akan ditentukan oleh Departemen Luar Negeri AS dan militernya.
Berita
tersebut muncul saat Korut mengumumkan bahwa pihaknya dapat meluncurkan
serangan rudal ke pangkalan militer AS di Guam kapan saja.
Sebelum
ancaman terbaru Pyongyang, Presiden Trump memperingatkan Kim Jong-un
bahwa Korut akan bertemu dengan "api dan kemarahan" jika negara nakal
tersebut terus mengancam AS.
Dokumentasi:
Seorang perempuan mengangkat tangannya saat ia berjalan kembali ke arah
pengunjuk rasa setelah berselisih dengan polisi, dalam mogok protes
terhadap pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro di Caracas,
Venezuela, Kamis (20/7/2017). (REUTERS/Andres Martinez Casares)
Carakas (CB) - Venezuela melancarkan perburuan di seantero
negara itu pada Senin untuk menangkap orang-orang yang menyerang sebuah
pangkalan angkatan darat yang terjadi sehari sebelumnya.
TV negara menyiarkan gambar-gambar para tertuduh yang meloloskan
diri dengan membawa senjata setelah terjadi baku tembak dengan tentara.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah sidang pertama sebuah
lembaga legislatif baru yang dibentuk Presiden Nicolas Maduro, yang
para penentangnya mengatakan lembaga superbody itu akan memperkuat
kediktatoran setelah aksi-aksi protes berlangsung berbulan-bulan di
negara kaya minyak itu tetapi mengalami kesulitan secara ekonomi.
Mereka yang menyerang pangkalan dekat kota Valencia itu mengatakan
bahwa operasi mereka bertujuan untuk memulai pemberontakan terhadap
Maduro yang berhaluan kiri.
Dilaporkan tak ada lagi serangan-serangan, dan protes-protes anti
Maduro di Valencia segera surut, tetapi para peretas menyerang puluhan
laman negara untuk menunjukkan dukungan mereka atas serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Vladimir Padrino mengatakan dalam pidato yang
disiarkan televisi bahwa dua di antara para pemberontak yang menyerang
pangkalan tersebut telah ditembak mati dan delapan orang ditangkap.
Sekitar 10 orang masih buron.
"Kelompok ini melakukan tindakan seperti penjahat atau tak sesuai
dengan prinsip-prinsip patriotik. Mereka beroperasi seperti tentara
bayaran yang memperoleh uang dari kelompok-kelompok sayap kanan ekstrem
di Miami," kata dia.
Pemimpin serangan itu ialah Juan Carlos Caguaripano, mantan seorang
kapten Garda Nasional. Juga terlibat dalam serangan itu ialah seorang
letnan satu angkatan darat, yang ditangkap, dan sekelompok warga sipil
yang meloloskan diri bersama Caguaripano.
"Mereka berusaha kabur. Sebuah operasi khusus telah dimulai untuk
memburu dan menangkap mereka," kata Padrino, dengan menambahkan tiga
personel tentara cedera dalam baku tembak menjelang fajar pada Ahad.
Sekitar 2.000 pendukung pemerintah berpawai di Caracas untuk
menunjukkan dukungan mereka bagi majelis konstituen yang dipilih delapan
hari lalu kendati pembentukannya dikritik oleh negara-negara di kawasan
dan internasional.
Lebih 120 orang telah meninggal dalam protes-protes anti pemerintah
sejak April. Maduro menyatakan majelis itu merupakan harapan perdamaian
satu-satunya bagi negara tapi banyak orang Venezuela mengatakan tak
memiliki pilihan demokratis untuk menentang presiden itu, demikian
Reuters.
Pangkalan militer Venezuela diserang, dua orang tewas
Arsip
foto - Presiden Venezuela Nicolas Maduro membawa salinan konstitusi
Venezuela saat berbicara dalam acara resmi di Istana Miraflores di
Karakas, Venezuela, Senin (1/5/2017). (Miraflores Palace/Handout via
REUTERS )
Caracas (CB) - Dua pelaku penyerangan tewas dan delapan
orang ditangkap pada Minggu (6/8) dalam sebuah serangan bersenjata di
sebuah pangkalan militer Venezuela, ujar Presiden Nicolas Maduro di
televisi negara.
Dia merevisi jumlah penghitungan korban oleh
panglima militer Jenderal Jesus Suarez Chourio yang mengatakan bahwa
satu orang tewas dan seorang lainnya terluka parah dalam serangan di
pangkalan di kota barat laut Valencia itu, yang menurut militer dapat
dengan cepat diatasi.
Maduro mengatakan 10 dari pelaku serangan
tersebut -- termasuk dua orang yang tewas -- berhasil diidentifikasi
sebagai satu orang letnan yang ditinggalkan dan sembilan warga sipil.
Letnan
tersebut ditangkap dan "secara aktif memberikan informasi dan kami
memiliki kesaksian dari tujuh warga sipil," katanya, sebagaimana
dilansir AFP.
Dokumentasi
pengunjuk rasa bentrok dengan polisi huru-hara di atas kendaraan
bersenjata dalam sebuah reli protes terhadap Presiden Venezuela Nicolas
Maduro di Caracas, Venezuela, Senin (1/5/2017). (REUTERS/Carlos Garcia
Rawlins)
Karakas (CB) - Keadaan di Venezuela semakin genting
setelah kelompok anti-pemerintah menjarah senjata di pangkalan militer
pada akhir pekan lalu, di tengah semakin tingginya keputus-asaan umum
atas kelemahan kepemimpinan oposisi.
Pembentukan lembaga legislatif baru oleh pengikut Partai Sosialis
dari kubu "status quo", meski mendapat tentangan besar dari dalam dan
luar negeri, membuat banyak warga Venezuela putus asa terhadap cara
demokratis untuk menentang pemerintah Presiden Nicolas Maduro, lapor
Reuters.
Perasaan itu memicu penjarahan di pangkalan militer di dekat kota
Valencia oleh sejumlah tentara dan warga bersenjata. Peristiwa tersebut
menewaskan dua orang dan pemerintah memburu 10 pelaku, yang kabur
membawa persenjataan militer.
Dalam rekaman video, belasan orang berpakaian seperti militer
mengatakan bahwa mereka berupaya mengembalikan ketertiban konstitusional
dan meminta Maduro mundur dari jabatannya.
Video dan penjarahan itu memunculkan kekhawatiran akan adanya upaya
kudeta serta melonjaknya tingkat kekerasan di negara yang 30 juta
penduduknya tengah merasakan hantaman krisis ekonomi tersebut.
Sebelum penjarahan itu, banyak pengunjuk rasa penentang pemerintah
kecewa dengan elit oposisi, yang mereka anggap hanya mengejar
kepentingan pribadi di tengah penggalangan kekuasaan Maduro.
Lebih dari 120 orang tewas dan ribuan lainnya ditangkap dalam unjuk
rasa selama empat bulan terakhir yang gagal menghentikan pemilihan umum
Dewan Konstituante baru.
Pengunjuk rasa itu merasa dikhianati oleh elit oposisi yang ragu
dalam memutuskan strategi dan menunda unjuk rasa lanjutan pada pekan
lalu. Elit oposisi yang berasal dari partai-partai berbeda itu juga
berbeda pandangan terkait keikutsertaan dalam pemilihan gubernur pada
Desember mendatang.
"Kami sudah tidak percaya dengan koalisi oposisi. Kami hanya percaya
dengan diri sendiri," kata seorang pemuda dari negara bagian Tachira,
yang berhenti kuliah untuk bergabung dengan demonstran di Caracas.
Pemuda 20 tahun itu menolak menyebut namanya karena khawatir akan
diringkus oleh polisi, mengingat Dewan Konstituante baru pada Sabtu
kemarin sudah menyatakan akan bersikap keras terhadap pengunjuk rasa.
Ancaman represi pemerintah itu pada gilirannya berpotensi memaksa
pengunjuk rasa untuk membentuk organisasi paramiliter atau kelompok
bersenjata di negara yang mudah mendapatkan senjata, kata pengulas
politik Luis Vicente Leon.
"Saat pemerintah bersikap radikal, kelompok-kelompok ini akan tumbuh
dan masa depan terancam penuh dengan konflik," kata Leon kepada
Reuters.
Leon tidak menjelaskan lebih jauh mengenai hal ini, namun sejumlah
pengamat lain juga menyuarakan kekhawatiran dan Maduro menyatakan
menghadapi pemberontakan bersenjata untuk mengakhiri sosialisme di
Amerika Latin.
Belum ada tanda akan kudeta militer untuk menggulingkan Maduro. Tokoh militer secara terbuka masih mendukung presiden.
Namun, tokoh yang diduga memimpin penjarahan di pangkalan militer
pada Ahad, mantan kapten Garda Nasional, Juan Carlos Caguaripano, sudah
menyerukan pada sesama tentara untuk memberontak terhadap perintah dari
para jenderal.
Oscar Perez, pilot dari satuan kepolisian, yang menyerang sejumlah
gedung pemerintah dengan helikopter pada Juni, mengatakan akan terus
melawan.
"Kami mendukung kudeta militer. Kami warga tidak bisa melakukan itu
sendiri," kata Maria Rodriguez, penjual keju, yang turut berunjuk rasa
dengan menutup jalan di distrik Altamira, pada Senin.
Ilustrasi bendera negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). (aseansec.org)
London (CB) - Indonesia didaulat oleh empat perwakilan
negara anggota ASEAN yang berada di Hongaria untuk menjadi tuan rumah
pengibaran bendera ASEAN pada hari jadi perhimpunan negara-negara Asia
Tenggara itu yang ke-50, yang dilaksanakan di Wisma Duta Republik
Indonesia, Selasa.
Acara tersebut dihadiri oleh Deputy State
Secretary, Kementerian Luar negeri dan Perdagangan Hongaria, Szilvester
Bus, Direktur Jenderal Asia Pasifik, Sandor Sipos, para Duta Besar
Negara Sahabat, tokoh masyarakat juga para Duta Besar Negara anggota
ASEAN, demikian Pensosbud KBRI Budapest kepada Antara London, Rabu,
Di Hongaria terdapat lima perwakilan negara anggota ASEAN yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam,
Dalam sambutannya, Dubes RI selaku tuan rumah menyambut baik
pengibaran bendera ASEAN di Wisma Duta RI dan mengajak hadirin untuk
lebih mengenal ASEAN dan the ASEAN Way yakni ikatan persaudaraan yang
terjalin kuat.
Pada kesempatan yang sama, Dubes Filipina untuk Hongaria, Maria Fe
T. Pangilinan, dalam pidatonya menyampaikan tantangan ASEAN menuju 2025
membutuhkan kerja sama yang solid antara negara anggotanya, untuk
menyelesaikan permasalah dengan musyawarah dan lebih terlibat dalam
masalah-masalah dunia untuk masa depan yang lebih baik.
Sementara, Deputy State Secretary, Kementerian Luar negeri dan
Perdagangan Hongaria, Szilvester Bus sebagai perwakilan pemerintah
Hongaria menyampaikan ASEAN merupakan partner penting Hongaria dan
negara Eropa Tengah lainnya.
Hongaria sebagai negara dengan perkembangan paling pesat di Eropa
Tengah merupakan mitra tepat bagi negara-negara ASEAN untuk
mengembangkan kerja sama baik dalam bidang ekonomi dan perdagangan
maupun bidang politik. Disampaikan pula oleh Bus, bahwa ASEAN memiliki
dinamika positif yang dapat menginspirasi baik Hongaria maupun UE.
Acara peringatan 50 tahun ASEAN berlangsung sukses dan banyak
dihadiri kalangan pemerintahan, pejabat diplomatik, tokoh masyarakat
dan media merupakan sinyal positif mengenai kedudukan ASEAN dimata
counterparts-nya. Kuatnya kerja sama antara negara-negara ASEAN juga
semakin mempertegas kekuatan ASEAN di Eropa.
Sengketa Laut China Selatan antara
China dan negara-negara ASEAN tak kunjung selesai setelah 15 tahun.
(Trevor Hammond/Planet Labs/Handout via Reuters)
Jakarta, CB --Menteri Luar Negeri China dan negara-negara anggota ASEAN
telah mengadopsi kerangka kode etik (CoC) negosiasi sengketa Laut China
Selatan. Meski mereka menilai langkah ini sebagai kemajuan, sejumlah
pengkritik justru memandangnya sebagai taktik Beijing untuk mengulur
waktu.
Kerangka itu tidak diumumkan secara publik, tapi bocoran cetak biru setebal dua halaman yang dilaporkan Reuters, Selasa (8/8), tampak masih bersifat umum dan bisa banyak diperdebatkan.
Misalnya, kerangka itu mendorong komitmen terhadap "tujuan dan
prinsip" Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Lautan
(UNCLOS) tapi tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana pihak-pihak
terkait mesti menaatinya.
Dokumen ASEAN terpisah yang dikeluarkan pada Mei lalu menunjukkan
bahwa Vietnam mendorong ketentuan yang lebih kuat dan spesifik dalam
kerangka tersebut. Negara itu juga menginginkan mekanisme resolusi
sengketa dan penghormatan atas "kedaulatan, hak berdaulat dan
yurisdiksi."
Hak berdaulat yang dimaksud termasuk pada pencarian ikan dan sumber daya alam.
Semua pihak terkait menyebut kerangka itu hanya garis besar untuk menentukan bagaimana kode etik tersebut akan ditetapkan.
Sementara itu, para pengkritik mengatakan ketiadaan ikatan dan
penegakan hukum maupun mekanisme resolusi sengketa dalam garis besar itu
membuat efektivitasnya diragukan.
Negara-negara pengklaim yang tergabung dengan ASEAN telah lama
ingin membuat China menyepakati kode yang mengikat dan dapat ditegakkan
secara hukum. Beberapa di antara negara itu telah berdebat selama
bertahun-tahun soal tindakan Beijing yang dianggap melanggar kedaulatan.
Selama ini, China telah membangun sejumlah pulau buatan di perairan
tersebut dan melarang nelayan untuk memasukinya. Di antara pulau-pulau
itu, beberapa bahkan dilengkapi fasilitas militer, termasuk landasan
udara.
Beijing berkeras aktivitas di perairan yang mereka klaim dilakukan
untuk tujuan pertahanan. Namun, Malaysia, Taiwan, Brunei, Vietnam dan
Filipina, juga mengklaim sebagian atau seluruh Laut China selatan
beserta semua pulau dan terumbu karangnya.
Beberapa pengkritik dan diplomat meyakini ketertarikan mendadak
China pada kode etik yang baru datang setelah 15 tahun ini hanya cara
untuk mengulur proses negosiasi agar mempunyai cukup waktu menyelesaikan
objektif strategisnya di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan pengadopsian kerangka
ini menjadi dasar kuat bagi negosiasi yang mungkin bisa dimulai tahun
ini, jika "situasi di Laut China Selatan secara umum stabil dan dengan
syarat tidak ada ikut campur besar dari pihak luar."
Kepada wartawan, dia mengatakan bahwa sempat ada "perkembangan konkret" sehingga momentum ini perlu dihargai.
Sejumlah negara, termasuk Vietnam dan Filipina, sebelumnya
menyatakan masih ingin membuat kode etik yang mengikat secara hukum.
Sementara para pakar menyebut China kemungkinan besar tidak akan
sepakat.
Korut menyatakan serius
mempertimbangkan menembakkan rudal Hwasong-12 ke Guam, salah satu
wilayah kekuasaan AS di Pasifik. (KCNA via Reuters)
Jakarta, CB --
Tak lama setelah Presiden Donald Trump mengeluarkan ultimatum,
Korea Utara langsung menyatakan secara serius mempertimbangkan rencana
untuk menembakkan rudal ke Guam, salah satu wilayah kekuasaan Amerika
Serikat di Pasifik.
"KPA [Tentara Rakyat Korea] sedang menimbang
secara teliti rencana operasional untuk melepaskan tembakkan ke daerah
sekitar Guam dengan rudal balistik strategis jarak menengah hingga jauh
Hwasong-12 untuk menyerang markas militer AS di Guam, termasuk Pangkalan
Udara Anderson," ujar juru bicara KPA, Rabu (9/8).
Jubir itu
kemudian mengatakan, rencana selanutnya akan dilaporkan ke Komando Utama
Korut dalam waktu dekat, tanpa menjelaskan waktu pastinya. Ia
mengatakan, rencana ini dapat langsung diwujudkan jika pemimpin
tertinggi Korut, Kim Jong-un, sudah menghendaki.
Pengamanan di
Guam sendiri sudah diperketat sejak Senin (7/8). Dua pesawat pengebom
B-1 terpantau mengitari langit Guam sebagai bagian dari operasi
"kehadiran pengebom" yang menjadi simbol kepentingan strategis untuk
mempertahankan wilayah tersebut.
Dalam pemberitaan lain, seorang juru bicara tentara Korut juga menuding
AS tengah mempersiapkan "perang preventif". Jika perang ini benar
terwujud, Korut akan "perang mati-matian untuk menyapu semua wilayah
musuh, termasuk wilayah utama AS."
Diberitakan Reuters,
jubir itu mengatakan, AS harus menghentikan provokasi militernya
terhadap Korut untuk menghindari tindakan militer balasan dari
Pyongyang.
Ancaman ini dilontarkan tak berapa lama setelah Trump
mengultimatum Korut agar tidak lagi mengeluarkan ancaman terhadap AS.
Ultimatum ini disampaikan setelah intelijen AS melaporkan, Korut dapat
membentuk miniatur hulu ledak nuklir sebagai bagian dari program
rudalnya.
"Korea Utara sebaiknya tidak melakukan ancaman lagi
terhadap Amerika Serikat, atau mereka akan disambut dengan kemarahan
yang belum pernah dilihat dunia," ujar Trump, dikutip dari CNN, Rabu (9/8).
Ultimatum ini merupakan salah satu pernyataan paling keras dari AS.
Sebelumnya, AS sudah berulang kali mendesak Korut untuk menghentikan
program rudal dan nuklirnya.
Desakan semakin kuat setelah Kim
pada awal tahun mengatakan bahwa Korut akan mengembangkan program rudal
balistik antarbenua (ICBM) mereka, kemudian melakukan sejumlah uji coba
rudal.
Hingga akhirnya, Korut melakukan uji coba ICBM yang
dianggap sukses dan diakui intelijen AS dapat mencapai wilayah
negaranya. AS pun mengusulkan resolusi yang akhirnya disepakati
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan lalu.
Melalui resolusi yang disusun oleh AS itu, PBB akan memangkas nilai ekspor Korut hingga US$1 miliar atau setara Rp13,3 triliun.
PBB
juga melarang seluruh ekspor batu bara, besi dan bijih besi, timah dan
bijih timah, serta ikan dan makanan laut dari Korut. Secara keseluruhan,
sanksi PBB akan memangkas sepertiga nilai ekspor tahunan Korut.
Balas Ancaman Trump, Korut Bakal Merudal Pangkalan Militer AS di Guam
Wilayah Guam di Pasifik, tempat pangkalan militer AS yang diincar rudal Korea Utara. Foto/US Air Force
SEOUL
- Militer Korea Utara (Korut) mengklaim serius mempertimbangkan rencana
serangan rudal terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Guam.
Reaksi Pyongyang ini sebagai balasan atas ancaman Presiden Donald Trump
yang memastikan akan merespons senjata nuklir rezim Kim Jong-un dengan
api dan amarah.
Negara komunis itu tidak merahasiakan rencana
untuk mengembangkan rudal dengan hulu ledak nuklir yang mampu untuk
menyerang wilayah AS. Rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korut telah
mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan program nuklir dan
misilnya.
Tentara Rakyat Korea (KPA) melalui seorang juru bicara yang diumumkan kantor berita negara, KCNA, mengatakan, rencana serangan terhadap Guam akan dipraktikkan kapanpun bila diperintah Kim Jong-un.
”Pasukan
Strategis KPA sekarang dengan hati-hati memeriksa rencana operasional
untuk membuat tembakan di daerah sekitar Guam dengan rudal balistik
strategis jarak menengah Hwasong-12 terhadap pangkalan militer utama AS
di Guam termasuk Pangkalan Angkatan Udara Anderson,” kata juru bicara
KPA, yang juga dilansir Reuters, Rabu (9/8/2017).
Juru bicara KPA yang tidak disebutkan namanya oleh KCNA, melanjutkan, rencana serangan tersebut akan dilaporkan ke Komando Tertinggi Korut sesegera mungkin.
Pada
hari Senin, dua pesawat pengebom B-1 AS terbang dari Guam melewati
semenanjung Korea. Pejabat AS mengklaim manuver pesawat pengebom itu
sebagai bagian dari kehadirannya secara terus-menerus sesuai kepentingan
strategis pangkalan di Guam.
Juru bicara militer Korut lainnya,
dalam sebuah pernyataan yang berbeda, menuduh AS merancang sebuah
”perang preventif”. Menurutnya, setiap rencana untuk itu akan diwarnai
dengan sebuah perang habis-habisan yang melenyapka semua benteng musuh,
termasuk daratan AS.
“Amerika Serikat harus menghentikan
provokasi militer secara sembarangan terhadap Korea Utara untuk
menghindari tindakan militer,” kata juru bicara yang juga tidak
disebutkan namanya tersebut.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Presiden Donald Trump melontarkan ancaman
langsung kepada Korut setelah laporan komunitas intelijen Amerika
Serikat (AS) menyimpulkan rezim Kim Jong-un berhasil memproduksi hulu
ledak nuklir.
“Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain
terhadap Amerika Serikat,” kata Presiden Trump kepada wartawan di Trump
National Golf Club di Bedminster, New Jersey, hari Selasa waktu
setempat.
”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia,” lanjut Trump.
Trump membuat statment kasar dan
mengancam pada Korea Utara setelah mendengar, Korea Utara mampu membuat
miniatur hulu ledak nuklir. (REUTERS/Kevin Lamarque
Jakarta, CB --
Presiden Donald Trump mengultimatum Korea Utara agar tidak lagi
melakukan ancaman terhadap Amerika Serikat. Ultimatum diberikan setelah
intelejen AS menyebut, Korea Utara dapat membentuk miniatur hulu ledak
nuklir yang merupakan bagian dari program rudal dan nuklir Korea Utara.
"Korea
Utara sebaiknya tidak melakukan ancaman lagi terhadap Amerika Serikat,
atau mereka akan disambut dengan kemarahan yang belum pernah dilihat
dunia," ujar Trump dikutip dari CNN, Rabu (9/8).
Korea Utara
disebut telah mengancam di luar batas normal. Hal tersebut dapat memicu
tindakan keras yang bahkan belum pernah dilihat dunia dan dapat
dilakukan pihaknya.
Konsensus ini sebenarnya bukan datang dari intelejen AS, semata. The
Washington Post telah terlebih dahulu mempublikasikan secara detail dan
melaporkan analisis badan intelejen AS.
Jika Korea Utara dapat
membentuk hulu ledak nuklir dalam ukuran kecil, maka negara tersebut
diperkirakan dapat memasang senjata nuklir pada rudalnya. Ini menjadi
langkah penting bagi korea utara untuk menjadi kekuatan nuklir terbesar
di dunia.
Pegawai intelejen AS yang terbiasa menganalisis
program rudal dan nuklir negara tersebut menilai, Presiden Kim Jong Un's
tengah memberikan dorongan yang besar pada prgram tersebut. Namun,
penilaian sendiri hingga kini masih terus berlanjut. Kapasitas yang
dilakukan saat pengujian pun belum dapat dipastikan.
CNN sebelumnya melaporkan bahwa Intelejen AS memperkirakan, Pyongyang
memiliki kemampuan untuk mengirimkan senjata nuklir ke daratan AS pada
awal tahun depan. Hal ini seiring, program rudalnya yang menunjukkan
kemajuan yang signifikan pada dua uji coba rudal balastik antar dua
benua pada Juli.
Korea Utara sebelumnya menyalahkan Amerika
Serikat atas langkah yang menghasut Perserikatan Bangsa-Bangsa menilai
Korut merupakan ancaman terhadap stabilitas dunia. Dewan Keamanan PBB un
kemudian sepakat untuk menjatuhkan sanksi tambahan atas Korut karena
program rudal dan nuklirnya. Melalui resolusi yang disusun oleh AS itu,
PBB akan memangkas nilai ekspor Korut hingga US$1 miliar atau setara
Rp13,3 triliun.
Kendati demikian, Korea Utara bertekad mengembangkan program rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat mencapai wilayah AS.
Trump: AS Bakal Respons Nuklir Korut dengan Api dan Amarah
Rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-14 yang berhasil diuji coba Korea Utara beberapa waktu lalu. Foto/REUTERS/KCNA
BEDMINSTER
- Presiden Donald Trump melontarkan ancaman langsung kepada Korea Utara
(Korut) setelah laporan komunitas intelijen Amerika Serikat (AS)
menyimpulkan rezim Kim Jong-un berhasil memproduksi hulu ledak nuklir.
Menurut Trump, senjata nuklir Pyongyang akan direspons Washington dengan
“api dan amarah”.
“Korea Utara tidak akan melakukan ancaman lain
terhadap Amerika Serikat,” kata Presiden Trump kepada wartawan di Trump
National Golf Club di Bedminster, New Jersey, hari Selasa waktu
setempat.
”Mereka akan disambut dengan api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia,” lanjut Trump, seperti dilansir IB Times, Rabu (9/8/2017).
Komentar
Trump itu sebagai respons atas sebuah laporan rahasia dari Badan
Intelijen Pertahanan (DIA) AS tertanggal 28 Juli 2017. Laporan itu
menyimpulkan bahwa Pyongyang berhasil memproduksi miniatur hulu ledak
nuklir yang bisa dipasang di rudal balistik antarbenua (ICBM).
Dokumen yang tergolong rahasia itu dikutip The Washington Post,
Selasa (8/8/2017). ”IC (komunitas intelijen) menilai Korea Utara telah
menghasilkan senjata nuklir untuk pengiriman rudal balistik, untuk
dikirim oleh rudal jenis ICBM (rudal balistik antarbenua),” bunyi
laporan tersebut.
Kesimpulan umum penilaian itu telah
diverifikasi oleh dua pejabat AS yang mengetahui dokumen tersebut. Belum
diketahui apakah rezim komunis terisolasi tersebut telah berhasil
menguji miniatur senjata nuklir atau belum, meskipun Korut pada tahun
lalu secara resmi mengklaim telah berhasil melakukannya.
DIA dan
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS enggan berkomentar terkait laporan
penilaian komunitas intelijen tentang kemampuan produksi senjata nuklir
rezim Kim Jong-un.
Jakarta, CB --
Serangan udara yang dipimpin oleh koalisi Amerika Serikat untuk
memerangi ISIS membunuh setidaknya 29 warga sipil, termasuk 14 anak-anak
di daerah Raqqa, Ibu kota Suriah.
Dikutip dari Reuters, Lembaga
Observasi Hak Asasi Manusia menyebut, korban tewas tersebut termasuk
sebuah keluarkan dengan 14 orang anggotanya yang telah melarikan diri
dari Gurun Palmyra ke Raqqa.
Sementara itu, Juru Bicara koalisi
pimpinan AS tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar
tersebut. Namun, koalisi tersebut sebelumnya mengatakan akan berusaha
keras untuk menghindari korban siil dan menyeldiki semua laporan
serangan yang mengakibatkan terbunuhnya warga sipil.
Koalisi tersebut mengatakan, pada Juli, bahwa telah terdapat sedikitnya
600 warga sipil baik dari Iraq maupun Suriah, sejak dimulainya operasi
tersebut pada 2014 lalu. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan data
yang diberikan oleh lembaga independen.
Pasukan Demokratik
Suriah (SDF), sebuah aliansi kelompok pendukung koalisi, mulai menyerang
Raqqa pada Juni lalu, setelah melakukan kampanye selama sebulan untuk
mengisolasi kota tersebut.
Koalisi yang dipimpin AS membantu
kelompok tersebut dengan serangan udara dan sejumlah persenjataan dari
pasukan khusus dan juga dengan mempersenjatai SDF yang dipimpin orang
Kurdi. Bantuan diberikan Koalisi AS guna mengusuir ISIS dari Raqqa yang
sudah dimulai sejak 2014 lalu, tanpa izin pemerintah Suriah maupun
mandat PBB.
ISIS dalam 18 bulan terakhir, telah mundur dari sebagian besar wilayah
di Suriah, setelah diserang oleg tiga kekuatan saingan, yakni SDF,
tentara Suriah, dan geriliawan yang didukung Turki.
Filipina menyebut belum ada diskusi terkait serangan udara AS di Marawi. (REUTERS/Erik De Castro)
Jakarta, CB --
Pemerintah Filipina menyebut belum ada diskusi dengan pemerintah
Amerika Serikat soal kemungkinan serangan udara militer AS guna
menggempur ISIS di Marawi.
“Ini tidak didiskusikan dalam
pertemuan antara Presiden Rodrigo Duterte dan Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat Rex Tillerson,” ujar juru bicara kepresidenan Filipina
Ernesto Abella, Selasa (8/8) dilansir Inquirer.
Saat
ini, Tillerson berada di Manila menghadiri Asean Regional Forum, yang
merupakan pertemuan keamanan terbesar di kawasan. Diplomat tertinggi AS
itu juga mengadakan pertemuan dengan Duterte di Malacañang pada Senin.
Sebelumnya, NBC News melaporkan Pentagon mempertimbangkan menggempur ISIS di Marawi menggunakan serangan udara.
Namun, melalui pernyataan tertulis Kementerian Pertahaan Filipina membantah adanya diskusi mengenai serangan udara AS tersebut.
“Menteri
Pertahanan Delfin Lorenzana menekankan bahwa tidak ada pembicaraan
mengenai serangan udara dari pihak manapun terhadap target lokal [di
Marawi],” sebut juru bicara kementerian pertahanan Arsenio Andolong.
Sementara
itu Panglima Angkatan Darat Filipina Jenderal Eduardo Año, dalam
pernyataan terpisah, mengatakan tidak ada pemberitahuan formal ataupun
tawaran dari militer AS terkait bantuan serangan udara. Dia juga
menambahkan, tawaran itu harus melalui proses diplomatik yang cukup
panjang.
“Harus ada perjanjian antara komandan pasukan dari kedua negara sebelum pilihan [serangan udara] itu diadopsi,” ujar Año.
Selain
itu juga tidak ada kesepakatan pendahuluan dari Perjanjian Pertahanan
Mutual kedua negara, untuk situasi tersebut. "Tindakan militer langsung
hanya diperbolehkan saat Filipina diinvasi negara lain,” tambahnya.
Meskipun
begitu, baik Lorenzana dan Año menunjukkan apreasiasi atas keinginan AS
membantu Filipina, sembari menambahkan bantuan AS dalam pertempuran
yang tengah berlangsung antara pasukan pemerintah dan militan ISIS,
terbatas pada bantuan teknis, berbagi informasi dan pelatihan.
Ilustrasi serangan udara di Marawi.
Amerika Serikat dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk melakukan
langkah tersebut. (Reuters/Jorge Silva/File Photo)
Jakarta, CB --
Pentagon dilaporkan tengah mempertimbangkan rencana yang
memungkinkan milter Amerika Serikat untuk melakukan serangan udara
terhadap militan ISIS di Marawi, Filipina.
Kewenangan untuk
menyerang sasaran ISIS dalam rangka pertahanan diri kolektif bisa
dikabulkan sebagai operasi militer resmi yang mungkin diumumkan hari
ini, Selasa (8/8), kata dua orang sumber di pemerintahan AS.
Serangan udara tersebut kemungkinan dilakukan menggunakan pesawat nirawak.
Jika
disetujui, militer AS bisa melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran
ISIS di Filipina yang mungkin mengancam sekutu di kawasan, termasuk
negara itu sendiri.
Hingga saat ini, pasukan pemerintahan Rodrigo
Duterte masih belum bisa menangani sepenuhnya keberadaan para militan
yang telah menguasai Marawi sejak Mei lalu.
Kedua sumber anonim mengungkapkan rencana serangan udara itu kepada NBC.
Dalam
laporan yang sama, juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan
militer AS telah berbagi informasi intelijen dengan Filipina selama
bertahun-tahun.
"Kami punya keberadaan kontra-terorisme yang konsisten di Filipina
selama 15 tahun," ujarnya. Dia menyebut kerja sama dengan salah satu
negara sekutunya itu dalam "keadaan mantap."
Sementara itu, dalam laporan Manila Bulletin, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Eduardo Ano mengatakan rencana itu memang sedang dipertimbangkan.
"Sebagaimana
dilaporkan media, ini adalah 'rencana' yang sedang dipertimbangkan.
Kami di angkatan bersenjata Filipina masih belum menerima pemberitahuan
apa-apa atau tawaran untuk pengerahan kemampuan udara semacam itu," kata
Ano dalam pernyataan pers.
Ano mengatakan perjanjian kedua
negara hanya memungkinkan bantuan teknis dan pelatihan dari Amerika. Dia
mengatakan aksi militer langsung hanya diperbolehkan jika terjadi
invasi oleh negara lain.
"Kami menghargai keinginan pentagon yang dilaporkan ingin membantu
Filipina memerangi kelompok Maute terinspirasi ISIS karena terorisme
adalah kejahatan global yang harus dihadapi bersama oleh negara-negara,"
kata Ano.
Perusahaan memprediksi ore timah
nantinya hanya bisa digali di dalam batuan inti (primary rock), namun
dengan kadar timah yang lebih rendah. (AFP PHOTO / GOH Chai Hin)
Jakarta, CB --
PT Timah (Persero) Tbk berencana mengembangkan teknologi baru di
dalam fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) demi mengolah
ore timah kadar rendah. Langkah ini diambil demi mengolah cadangan
tambang perusahaan di masa depan.
Direktur Keuangan Timah Emil
Ermindra menuturkan, cadangan timah dari tanah endapan (alluvial)
diperkirakan habis dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dengan sumber
daya yang diperkirakan berumur 20 tahun. Sehingga, ore timah nantinya
hanya bisa digali di dalam batuan inti (primary rock), namun dengan kadar timah yang lebih rendah.
Jika
menggunakan teknologi yang ada, perusahaan khawatir bahwa produksi
bijih timah nantinya jadi tidak ekonomis. Oleh karenanya, perusahaan
siap berinvestasi lebih jauh untuk menggunakan teknologi yang bisa
mengutilisasi timah kadar rendah di smelternya.
“Kami masih belum ke timah low grade, namun memang ke depan kadar ore semakin rendah sehingga kami antisipasi. Sehingga, ketika produksi timah low grade sudah ada, fasilitasnya sudah siap,” ungkap Emil di Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/8).
Dalam
jangka panjang, perusahaan siap menginstalasi teknologi peleburan
Ausmelt yang rencananya akan rampung tahun 2020 mendatang. Untuk
memasang teknologi ini, Timah siap berinvestasi sebesar Rp500 miliar, di
mana fasilitas ini bisa memiliki kapasitas seebsar 45 ribu ton per
tahun.
Namun, sebelum menginstalasi teknologi tersebut, perusahaan juga akan memasang pabrik fuming
yang bisa mengolah residu timah dengan kapasitas 85 ton per tahun.
Karena kapasitasnya kecil, maka perusahaan hanya menggelontorkan belanja
modal senilai Rp55 miliar saja.
“Sebelum menuju ke teknologi Ausmelt, kami jembatani dulu dengan fuming plant yang rencananya mulai masuk fase konstruksi pada April 2018,” jelasnya.
Meski mulai beralih ke teknologi pengolahan kadar rendah, perusahaan
masih berniat untuk mengeksplorasi cadangan timah alluvial. Bahkan,
perusahaan kini tengah mencari potensi alluvial ore di lokasi selain
tambang perusahaan di Bangka Belitung.
"Langkah masa depan ada di luar Bangka Belitung, tapi kami belum bisa expose," paparnya.
Hingga
kuartal I 2017, produksi bijih timah perusahaan tercatat 7.675 ton atau
meningkat 125,4 persen dibanding tahun lalu sebesar 3.405 ton. Angka
tersebut masih tercatat 25,58 persen dari target produksi bijih timah
sebesar 30 ribu ton tahun ini.
Pengeboran ini merupakan bagian dari investasi perusahaan sebelum mengelola blok mulai 1 Januari 2018 mendatang. (www.total.id)
Jakarta, CB --
PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu
Mahakam (PHM) memulai pengeboran sumur pertama di lapangan Tunu Wilayah
Kerja (WK) Mahakam. Pengeboran ini merupakan bagian dari investasi
perusahaan sebelum mengelola blok mulai 1 Januari 2018 mendatang.
Vice
President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito
mengatakan, pengeboran sumur ini masih tetap dilakukan operator saat
ini, Total E&P Indonesie meski biayanya dikeluarkan perusahaan.
Sumur pertama yang diberi nama TN-N74 dan TN-N75 memiliki kedalaman
1.078 meter.
"Diperkirakan pengerjaan sumur tersebut akan memakan
waktu sekitar 13 hari," jelas Adiatma melalui siaran pers dikutip
Selasa (8/8).
Adapun rencananya, PHM akan mengebor 14 hingga 15 sumur di blok
Mahakam selama tahun 2017 di lapangan Tunu, Tambora, dan Handil.
Aktivitas
ini, lanjutnya, sudah mendapat persetujuan pemerintah berdasarkan
kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) yang
ditandatangani Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usah
Hulu Migas (SKK Migas) tanggal 29 Desember 2015 silam.
"PHM
berhak untuk melakukan pembiayaan atas kegiatan operasi minyak dan gas
bumi yang diperlukan sejak tanggal ditandatanganinya kontrak sampai
dengan tanggal efektif kontrak 1 Januari 2018, yang pelaksanaannya
dilakukan oleh Total," ungkapnya.
Sebagai informasi, Pertamina
akan mengambil alih pengelolan blok Mahakam dari Total mulai 1 Januari
2018 mendatang dari Total E&P Indonesie yang telah mengelola blok
Mahakam dalam kurun waktu 50 tahun terakhir.
Agar produksi blok
Mahakam tak menurun pasca peralihan operator, Pertamina bisa melakukan
investasi di WK migas yang terletak di sisi timur Kalimantan itu
sepanjang masa transisi pengelolaan di tahun ini.
Perseroan
sendiri telah menganggarkan US$160 juta demi mengebor di Mahakan. Namun,
meski Pertamina sudah bisa investasi, pengelolaannya (operatorship) tetap dilakukan oleh Total.
Pasalnya, kontrak bagi hasil produksi perusahaan asal Perancis itu
baru akan habis 31 Desember 2017 nanti. Kepastian aktivitas Pertamina
ini dijamin di dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Nomor 30 tahun 2016.
Hingga semester I 2017, produksi
minyak blok Mahakam terbilang 55.100 barel per hari dan gas sebesar
1.504 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
Teleskop raksasa milik China hingga kini terbengkalai. (Foto: AFP PHOTO / STR / China OUT)
Jakarta, CB --
Sebuah teleskop raksasa di China terancam tak terurus. Berstatus
yang terbesar di dunia tak membuatnya jadi rebutan para astronom untuk
mempraktikkan ilmunya di sana. Bahkan dengan iming-iming gaji selangit,
teleskop ini masih belum bertuan.
Five hundred-meter Aperture
Spherical Telescope (FAST) adalah nama teleskop raksasa China itu. FAST
merupakan teleskop radio berbentuk parabola dengan diameter 500 meter.
Tujuan
teleskop raksasa ini untuk menangkap gelombang radio dari sumber yang
sangat jauh seperti pulsar, lubang hitam, atau bahkan kehidupan alien.
Kendati
demikian, FAST nampak tidak begitu diminati oleh para astronom kelas
dunia. Operasional yang seharusnya sudah berjalan sejak September lalu,
hingga kini belum ada ilmuwan yang mengepalai pengoperasian teleskop
tersebut.
Menurut South China Morning Post, FAST sudah menawarkan
gaji hingga US$1,2 juta atau sekitar Rp17,3 miliar bagi ilmuwan dari
negara mana pun untuk mengawasi operasional harian teleskop. Insentif
lainnya adalah rumah gratis, dana riset jutaan yuan, dan sejumlah
subsidi lain. Namun selama berbulan-bulan tak ada satu pun yang mengisi
posisi yang ditawarkan.
Ada beberapa alasan teleskop FAST tak
laku di kalangan ilmuwan, meski berstatus teleskop terbesar di dunia.
Pertama adalah letaknya yang berada di daerah terpencil.
FAST
terletak di daerah pegunungan di provinsi Guizhou, China. Bekerja di
sana berarti menghabiskan waktu di daerah yang jauh dari peradaban. Hal
ini menjadi pertimbangan para astronom asing.
Sebab kedua adalah
persyaratan yang tinggi. Astronom yang dicari oleh FAST wajib punya
pengalaman 20 tahun hingga pernah menduduki posisi di perguruan tinggi
dengan budaya riset yang mendunia.
"Persyaratannya sangat tinggi. Sangat sedikit astronom yang bisa
mendaftar. Saya bisa menghitung dengan jari siapa saja yang memenuhi
syarat, ujar Wang, seorang direktur akademi laboratorium kosmologi
galaksi di China.
Jabatan yang ditawarkan oleh FAST juga
dikabarkan sangat riskan. Jam kerja yang panjang dan tak beraturan
sehingga bisa memaksa sang ilmuwan mengabaikan risetnya sendrii juga
turut menyebabkan sepinya peminat.
"Yang bisa kami katakan sekarang adalah kami menemui banyak rintangan," kata pejabat China yang mengelol FAST.
Alasan
lowongan kerja ini hanya diperuntukkan ilmuwan asing adalah tak adanya
warga lokal yang berpengalaman mengoperasikan fasilitas pengamatan
sebesar dan sekompleks FAST. Namun yang menyedihkan, astronom radio yang
kebanyakan ada di AS, tak berminat mengoperasikan FAST.
Jakarta - Salah satu isu yang saat ini sedang dinegosiasikan
pemerintah dengan PT Freeport Indonesia adalah divestasi saham.
Pemerintah ingin Freeport mendivestasikan 51% sahamnya ke pihak nasional
Indonesia.
Sementara Freeport menyatakan sudah setuju menjual
30% saham kepada pemerintah, sesuai dengan Memorandum of Understanding
(MoU) antara Freeport dengan pemerintah tanggal 25 Juli 2014.
"Kami sudah setuju divestasi sebesar 30%," kata VP Corporate Communication PT Freeport Indonesia, Riza Pratama, kepada detikFinance, Selasa (8/8/2017).
Ia
menambahkan, Freeport ingin divestasi dilakukan secara bertahap.
Perusahaan tambang yang berpusat di Arizona, Amerika Serikat (AS), ini
berjanji segera melakukan divestasi setelah mendapat kepastian dari
pemerintah.
Kepastian itu terkait dengan kelanjutan operasi
pasca 2021 dan jaminan stabilitas investasi jangka panjang, yang juga
sedang dirundingkan dengan pemerintah.
"Divestasi bertahap akan dilakukan setelah mendapatkan kepastian perpanjangan izin usaha jangka panjang," ujar Riza.
Sampai
saat ini Freeport bersama pemerintah masih terus berunding mengenai 4
isu, termasuk divestasi saham. Diharapkan kesepakatan soal divestasi dan
3 isu lainnya dapat segera tercapai. "Selanjutnya masih dalam
perundingan dengan pemerintah," ucapnya.
Sementara itu dari sisi
pemerintah, ada rencana menugaskan BUMN membeli sekaligus 41% saham
Freeport. Ditambah dengan 9,36% saham PT Freeport Indonesia yang sudah
dimiliki pemerintah, maka nantinya 51% saham dikuasai negara.
Demikian
wacana yang sementara berkembang dalam perundingan antara PT Freeport
Indonesia dengan pemerintah. Hal ini diungkapkan oleh Sekjen Kementerian
ESDM, Teguh Pamudji, akhir Juli lalu.
Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah
merampungkan kajian aerodinamik jembatan di Kalimantan Selatan. Jembatan
ini nantinya menghubungkan pulau utama Kalimantan di Kabupaten Tanah
Bumbu dengan Pulau Laut, Kabupaten Kota Baru.
Jembatan ini nantinya memiliki panjang 6.475 meter dan diperkirakan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.
"Ini
jembatan penghubung kalimantan sama Pulau Laut di Kalimantan Selatan
6.475 meter. Mulai sekarang udah mulai (pembangunan) karena tempat kita
uji aerodinamik," kata Engineer BPPT, Novan saat berbincang dengan detikFinance dalam acara Bekraf Habibie Festival 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (8/8/2017).
Calon Jembatan Terpanjang RI Foto: Ardan Adhi Chandra
Uji
aerodinamik yang dilakukan BPPT memperhitungkan kecepatan angin yang
mempengaruhi getaran jembatan yang membentang di atas laut tersebut. Ada
beberapa titik yang dilakukan uji coba dengan getaran maksimum dengan
memperhitungkan kondisi angin di wilayah tersebut.
"Ini simulasi
terowongan angin dikasih dengan kecepatan udara maksimum 30 meter per
sekon. Dari awal disesuaikan dengan kondisi di sini," tutur Novan.
Calon Jembatan Terpanjang di Indonesia Foto: Ardan Adhi Chandra
Dalam
miniatur yang ditampilkan pada booth BPPT, jembatan penghubung antar
pulau di Kalimantan Selatan ini sepintas sama dengan jembatan pada
umumnya. Jembatan ini nantinya memiliki 4 lajur, dengan rincian 2 lajur
untuk motor dan 2 lajur untuk mobil.
Ada dua tiang pancang
berdiri kokoh yang juga dieratkan dengan tali baja ke badan jembatan.
"Sementara ini nanti jadi yang terpanjang dan juga tahan gempa," ujar
Novan.
Calon Jembatan Terpanjang di RI Foto: Ardan Adhi Chandra
Novan
menambahkan, uji coba aerodinamik di BPPT hanya berlangsung kurang dari
satu bulan. Setelah uji coba aerodinamik selesai, maka uji coba
material jembatan dilakukan di unit berbeda.
"Enggak sampai satu bulan untuk pengujiannya cuma persiapan alat-alat instrumentasi macam-macam," tutur Novan.
Jakarta - PT Pindad ikut meramaikan Bekraf Habibie Festival 2017. Salah satu yang dipamerkan Pindad adalah Panser Badak.
Panser Badak merupakan jenis panser canon kaliber 90 mm hasil kerja sama dengan perusahaan Belgia, CMI Defence.
Badan Panser Badak terbuat dari lapisan baja yang mampu menahan
tembakan amunisi kaliber 12,7 mm. Selain dilengkapi canon, Panser Badak
juga dipasang machine gun kaliber 7,62 mm untuk mendukung operasi.
Saat dipakai dalam bertugas, panser dikendalikan oleh 3 orang
crew. Dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, panser
ini mampu melesat hingga 90 kilometer (km) per jam dan mampu menempuh
jarak operasi 600 km.
Spesfikasi lain, Panser Badak memiliki panjang 6 meter, lebar
2,5 meter, tinggi 2,9 meter serta bobot 11 ton. Dibuat pertama tahun
2016.
Dewan
Keamanan PBB sepakat dengan suara bulat untuk menjatuhkan sanksi kepada
Korut atas uji coba rudal balistik antar benua beberapa waktu lalu.
Foto/Istimewa
BEIJING
- China akan membayar dengan harga yang cukup besar atas sanksi baru
terhadap Korea Utara (Korut) yang dijatuhi PBB karena punya hubungan
ekonomi yang erat. Meski begitu, Beijing berkomitmen untuk selalu
menerapkan resolusi tersebut.
Demikian yang dikatakan oleh
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Menurut Yi, resolusi baru tersebut
menunjukkan bahwa China dan masyarakat internasional bersikap oposisi
terhadap uji coba rudal Korut.
"Karena hubungan ekonomi
tradisional China dengan Korut, China akan membayar harganya untuk
menerapkan resolusi tersebut," bunyi pernyataan yang dirilis oleh
Kementerian Luar Negeri China dikutip dari Reuters, Selasa (8/8/2017)
"Tapi
untuk melindungi sistem non-proliferasi internasional dan perdamaian
dan stabilitas regional, China akan seperti sebelum sepenuhnya dan
benar-benar menerapkan seluruh isi resolusi yang relevan," sambung
pernyataan itu mengutip pernyataan Yi dalam forum regional di Manila,
Filipina.
China telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya
berkomitmen untuk memberlakukan resolusi PBB yang semakin sulit terhadap
Korut, meskipun juga mengatakan apa yang dikatakannya sebagai
perdagangan "normal" dan warga Korut biasa tidak akan terpengaruh.
Yi
mengatakan bahwa terlepas dari sanksi baru tersebut, resolusi tersebut
juga menjelaskan bahwa proses perundingan enam pihak, mekanisme dialog
yang macet dengan Korut yang juga mencakup Rusia dan Jepang, harus
dimulai kembali.
"Itu adalah janji bahwa semua anggota Dewan
Keamanan akan membuat, termasuk China, Rusia dan Amerika Serikat, dan
yang seharusnya dilakukan," kata Yi menambahkan.
Ia mengatakan
China sepenuhnya menghargai komentar awal bulan ini oleh Sekretaris
Negara Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, bahwa AStidak berusaha untuk
menggulingkan pemerintah Korut dan ingin berdialog dengan Pyongyang di
beberapa titik.
Yi mengatakan janji Tillerson "Four Nos" adalah
sinyal positif. "China berharap Korut dapat menggemakan sinyal ini dari
AS", Yi menambahkan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa
dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara pada
hari Sabtu yang dapat memangkas pendapatan ekspor tahunannya sebesar $ 3
miliar sampai sepertiga.
Dewan Keamanan (DK) PBB resmi menjatuhkan sanksi baru terhadap Korut. Foto/REUTERS
NEW YORK
- Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB) dengan suara bulat
memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara (Korut) atas uji coba
rudal terbarunya. Sanksi terbaru itu dapat memangkas sepertiga dari
pendapatan ekspor tahunan sebesar USD3 miliar.
Resolusi yang
dirancang oleh Amerika Serikat (AS) melarang ekspor batu bara, besi,
bijih besi, timah hitam, bijih besi, dan makanan laut Korut. Sanksi ini
juga melarang negara-negara meningkatkan jumlah pekerja Korut yang
bekerja di luar negeri, melarang usaha patungan baru dengan Korut dan
investasi baru dalam usaha patungan saat ini.
"Kita seharusnya
tidak membodohi diri kita sendiri dengan berpikir bahwa kita telah
memecahkan masalah ini. Bahkan belum berakhir. Ancaman Korut tidak
meninggalkan kita, bahkan cepat tumbuh lebih berbahaya," kata Duta Besar
AS untuk PBB Nikki Haley.
"Tindakan lebih lanjut diperlukan, AS
akan mengambil dan akan terus mengambil tindakan defensif yang bijaksana
untuk melindungi diri dan sekutu kita," katanya seperti disitat dari Reuters, Minggu (6/8/2017).
Ia
menambahkan bahwa Washington akan melanjutkan latihan militer gabungan
tahunan dengan Korea Selatan (Korsel). Korut telah menuduh AS dan Korsel
meningkatkan ketegangan dengan melakukan latihan militer.
Sekutu
Korut, China dan Rusia, sama-sama mengecam penerapan sistem pertahanan
anti-rudal THAAD di Korea Selatan. China meminta penghentian penempatan
dan peralatan yang sudah ada untuk dibongkar.
"Penyebaran sistem
THAAD tidak akan membawa solusi untuk masalah uji coba nuklir dan rudal
Korut," kata Duta Besar China untuk PBB, Liu Jieyi, setelah pemungutan
suara.
Pyongyang
menyatakan, mereka akan merespon dengan keras sanksi tersebut, dengan
target utama adalah AS yang merupakan inisiator sanksi. Foto/Istimewa
PYONGYANG - Korea
Utara (Korut) mengecam keras sanksi baru yang dijatuhkan oleh Dewan
Keamanan (DK) PBB. Pyongyang menyatakan, mereka akan merespon dengan
keras sanksi tersebut, dengan target utama adalah Amerika Serikat (AS)
yang merupakan inisiator sanksi.
Dalam sebuah pernyataan
yang dirilis oleh kantor berita Korut, KCNA, disebutkan bahwa sanksi
tersebut melanggar kedaulatan mereka, dan Korut nberjanji untuk
melakukan "tindakan benar" terhadap hal ini.
Pernyataan
pemerintah tersebut menegaskan kembali sikap Pyongyang sebelumnya, bahwa
pihaknya tidak akan pernah menempatkan program nuklirnya di meja
perundingan selama AS mempertahankan sebuah kebijakan yang tidak
bersahabat melawan Korut. Mereka tidak merinci tindakan apa yang akan
dilakukan.
"Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada
AS yang percaya bahwa lahannya aman di seberang lautan," bunyi
pernyataan tersebut tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti
dilansir Reuters pada Senin (7/8).
Resolusi yang
dirancang oleh AS itu berisi larangan ekspor batu bara, besi, bijih
besi, timah hitam, bijih besi, dan makanan laut Korut. Sanksi ini juga
melarang negara-negara meningkatkan jumlah pekerja Korut yang bekerja di
luar negeri, melarang usaha patungan baru dengan Korut dan investasi
baru dalam usaha patungan saat ini.
DK PBB dengan suara
bulat menyetujui sanksi baru tersebut. Sanksi terbaru itu dapat
memangkas sepertiga dari pendapatan ekspor tahunan Korut sebesar USD 3
miliar.
Menlu Korut, Ri Yong-ho, menyalahkan
Presiden AS, Donald Trump, dengan kebijakan Amerika yang Utama dan upaya
Washington untuk menginternasionalisasi isu nuklir. (AFP Photo/Juan
Barreto)
Jakarta, CB --
Tak hanya Amerika Serikat, Korea Utara juga mengancam akan
menggunakan senjata nuklir untuk menyerang negara yang bekerja sama
militer dengan Washington untuk melawan Pyongyang.
"Kami tidak
ingin menggunakan senjata nuklir atau mengancam dengan senjata nuklir ke
negara selain AS, kecuali mereka bergabung dengan aksi militer AS
melawan Korut," ujar Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho, di tengah
pertemuan ASEAN di Manila, Senin (7/8).
Ri kemudian menyalahkan
Presiden AS, Donald Trump, dengan kebijakan "Amerika yang Utama" dan
upaya Washington untuk "menginternasionalisasi" isu nuklir dengan
mengatakan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Korut merupakan
ancaman terhadap stabilitas dunia.
Hingga akhirnya, Dewan
Keamanan PBB sepakat untuk menjatuhkan sanksi tambahan atas Korut karena
program rudal dan nuklirnya. Melalui resolusi yang disusun oleh AS itu,
PBB akan memangkas nilai ekspor Korut hingga US$1 miliar atau setara
Rp13,3 triliun.
Menurut Ri, AS begitu ingin menghentikan program nuklir Korut hingga
mengirimkan menlu mereka, Rex Tillerson, hanya demi menekan
negara-negara ASEAN untuk mengeluarkan Pyongyang dari konferensi
tersebut.
"Karena kelemahan 'resolusi sanksi' dari Dewan Keamanan
PBB ini, AS sangat khawatir hingga bahkan mengirimkan presiden dan
menteri luar negeri juga duta besar mereka untuk menekan negara lain,"
ucap Ri sebagaimana dikutip Inquirer.
Hubungan
kedua negara memang kian tegang sejak awal tahun ini Kim Jong-un
menyatakan tekad Pyongyang untuk mengembangkan program rudal balistik
antarbenua (ICBM) yang dapat mencapai wilayah AS.
Ketegangan
memuncak ketika Korut melakukan uji coba nuklir yang dianggap berhasil
dan diakui oleh intelijen AS dapat mencapai wilayah negaranya pada dua
pekan lalu.
Korut Siap Beri AS 'Pelajaran' Jika Washington Kerahkan Kekuatan Militer
Menteri
Luar Negeri Korut Ri Yong-ho menyatakan pihaknya siap memberikan AS
sebuah pelajaran berat dengan kekuatan nuklir strategisnya. Foto/Reuters
MANILA - Korea
Utara (Korut) menyatakan siap memberikan Amerika Serikat (AS) sebuah
"pelajaran berat" dengan kekuatan nuklir strategisnya. Korut menyebut
"pelajaran" ini akan diberikan jika AS memutuskan untuk menggunakan
jalur militer dalam mengatasi masalah di Semenanjung Korea.
Dalam
sebuah transkrip pernyataan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho yang
dibagikan delegasi Korut di Manila, Filipina, disebutkan Korut tidak
akan pernah menempatkan program nuklir atau rudal mereka di meja
perundingan.
Yong-ho dalam pernyataanya juga turut
menyinggung masalah sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan
(DK) PBB. Dia mengatakan, sanksi itu terlalu dibuat-buat dan Korut tidak
akan tinggal diam.
"Resolusi tersebut menunjukkan PBB
telah menyalahgunakan kewenangannya," kata Yong-ho, seperti dilansir
Reuters pada Senin (7/8).
Dikatakannya, uji coba rudal
balistik antar benua pada bulan Juli membuktikan bahwa seluruh wilayah
AS berada dalam jangkauan tembak, dan rudal tersebut merupakan alat
pembelaan diri yang sah.
Namun, sejauh ini belum jelas
apakah pernyataan tersebut dibacakan Yong-ho dalam forum regional ASEAN
yang saat ini berlangsung di Manila. AS, Rusia, Jepang, Korea Selatan,
Turki, dan Kanada turut terlibat dalam rangkaian pertemuan tahunan
tingkat Menteri ASEAN tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional AS, HR
McMaster, mengatakan perang pencegahan perlu dilakukan karena AS tak
mentoleransi ancaman nuklir Korut terhadap negaranya. (REUTERS/Jonathan
Ernst)
Jakarta, CB --
Amerika Serikat menyatakan tengah mempersiapkan perang preventif
menghadapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus
membayangi keamanan negara.
Dalam wawancara di televisi,
Penasihat Keamanan Nasional AS HR McMaster mengatakan perang
preventif perlu dilakukan sebab Presiden Donald Trump tidak
menolerir segala bentuk ancaman Korut terhadap negaranya, termasuk
ancaman Pyongyang yang ingin menyerang AS dengan senjata nuklir.
"Yang
Anda ingin tahu adalah apakah kami mempersiapkan rencana untuk perang
preventif dalam menghadapi Korut, kan?" ujarnya, seperti dikutip Yonhap,Senin
(7/8). "Jika Korut memiliki senjata nuklir yang bisa mengancam AS, ini
tidak bisa ditoleransi lagi berdasarkan perspektif Presiden. Tentu saja
kami punya opsi untuk melakukan itu, termasuk opsi militer [perang]."
Opsi militer memang sudah cukup lama dipertimbangkan oleh pemerintahan Trump dalam menghadapi Korut.
Sekitar
awal Agustus lalu, senator Partai Republik, Lindsey Graham, mengatakan
Trump memberitahunya bahwa AS lebih memilih berperang daripada
membiarkan Korut mengembangkan rudal nuklir jarak jauh.
Graham
mengatakan perang akan terjadi antara Washington dan Pyongyang jika
rezim Kim Jong-un terus mengembangkan program senjatanya itu.
Sejak
awal 2017, Korut semakin membuat ketar-ketir AS dan sejumlah negara
sekutunya dengan perkembangan program rudal balistik nuklirnya.
Pada akhir Juli lalu, Pyongyang kembali meluncurkan rudal antarbenua
(ICBM) yang diklaim memiliki kapabilitas nuklir serta mampu menjangkau
sejumlah wilayah di AS, seperti Alaska, Los Angeles, dan Chicago.
Melihat
ancaman Korut yang kian nyata, AS beserta negara besar lainnya terus
memutar otak mencari cara menghentikan ambisi nuklir negara paling
terisolasi itu, termasuk mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar
menerapkan sanksi baru yang lebih berat lagi pada Pyongyang.
Akhirnya, pada Minggu (6/8) lalu, Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru terhadap rezim paling terisolasi itu.
Dalam
sanksi itu, PBB melarang seluruh ekspor batu bara, besi dan bijih besi,
timah dan bijih timah, serta ikan dan makanan laut dari Korut. Secara
total, sanksi yang diberikan PBB akan memangkas sepertiga nilai ekspor
tahunan Korut hingga US$1 miliar atau setara Rp 13,3 triliun.
Tidak hanya itu, sanksi tersebut juga melarang Pyongyang menambah jumlah
pekerja di luar negeri, salah satu devisa terbesar bagi rezim Jong-un
selama ini.
Sanksi PBB ini bahkan dianggap sebagai hukuman paling
berat dan besar yang pernah dijatuhkan organisasi itu kepada suatu
negara selama satu dekade ini.
Kerap melakukan uji coba nuklir, Jepang khawator jika Korut telah mengakuisisi hulu ledak nuklir. Foto/Istimewa
TOKYO
- Jepang memperingatkan bahwa ancaman akut program senjata Korea Utara
(Korut) dengan serangkaian uji coba rudal dan nuklir akan terus
berlanjut. Meski bertentangan dengan sanksi PBB, hal itu menunjukkan
kemajuan teknologi negara tertutup tersebut.
Kementerian
Pertahanan Jepang meluncurkan buku putih pertahanan tahunan Jepang yang
dirilis setelah Korut menembakkan dua rudal balistik antar benua (ICBM)
bulan lalu. Rudal tersebut mendarat di pantai barat Jepang.
"Sejak
tahun lalu, ketika menerapkan secara paksa dua uji coba nuklir dan
lebih dari 20 rudal balistik diluncurkan, ancaman keamanan telah
memasuki tahap baru," kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam dokumen
setebal 563 halaman tersebut.
"Bisa dibayangkan bahwa program
senjata nuklir Korut sudah cukup maju dan ada kemungkinan bahwa Korut
telah mencapai miniaturisasi senjata nuklir dan telah mengakuisisi hulu
ledak nuklir," katanya lagi seperti dinukil dari Reuters, Selasa (8/8/2017).
Uji
ICBM terbaru Korut menunjukkan bahwa Pyongyang sekarang dapat
menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat (AS). Ancaman yang
telah berkembang itu mendorong pemerintah di kota-kota Jepang untuk
mengadakan latihan evakuasi jika terjadi serangan rudal, dan mendorong
permintaan untuk membangun tempat perlindungan serangan nuklir.
Buku putih tersebut mengatakan bahwa rudal yang diluncurkan sulit dicegat.
Dengan
Korut yang terus maju dengan uji coba rudal, sekelompok anggota
parlemen partai berkuasa yang dipimpin oleh Itunori Onodera, mendesak
Perdana Menteri Shinzo Abe untuk mempertimbangkan memperoleh kemampuan
untuk mencapai basis musuh.
Jika disadari, akan menjadi perubahan
drastis dalam postur pertahanan Jepang. Sejauh ini, Tokyo menghindari
langkah kontroversial dan mahal untuk mengakuisisi pembom atau rudal
jelajah dengan jangkauan yang cukup untuk menyerang negara lain.