Hollande menjabarkan bahwa dari 66
orang yang ada di dalam pesawat, 15 di antaranya merupakan warga
Perancis. (Reuters/Thibault Camus)
Jakarta, CB
--
Presiden Perancis, Francois Hollande, mengonfirmasi
bahwa pesawat EgyptAir yang menghilang dari radar pada Kamis (19/5)
jatuh.
Dalam sebuah konferensi pers, Hollande juga menawarkan
bantuan kepada Mesir untuk mencari puing pesawat yang hilang dalam
perjalanan dari Paris menuju Kairo ini.
"Dikhawatrikan pesawat
itu jatuh. Informasi yang kami himpun mengonfirmasi bahwa pesawat ini
jatuh dan hilang," ujar Hollande seperti dikutip
The Guardian.
Hollande
kemudian menjabarkan bahwa dari 66 orang yang ada di dalam pesawat, 15
di antaranya merupakan warga Perancis. Sel krisis untuk memantau
perkembangan insiden inipun langsung diaktifkan di Kedutaan Besar
Perancis di Kairo.
"Kami memiliki kewajiban untuk mengetahui penyebab apa yang terjadi.
Tidak ada kemungkinan yang tidak dipertimbangkan," tutur Hollande.
Ia
juga menegaskan bahwa Perancis akan terus bekerja sama dengan otoritas
Yunani dan Mesir untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Perancis
juga sudah menerjunkan beberapa armada militernya, seperti pesawat dan
kapal, untuk membantu proses pencarian EgyptAir itu.
"Kami harus
mengirimkan pesawat dan kapal untuk menemukan di mana pesawat itu jatuh
dan melakukan apapun untuk mengumpulkan puingnya. Itu akan membantu kami
menemukan kebenaran," katanya.
Senada dengan Hollande, Kepala
Badan Kontrol Lalu Lintas Udara Yunani, Serafeim Petrou, juga mengatakan
bahwa kini kemungkinan pesawat itu masih berada di udara sudah tidak
diperhitungkan.
"Saya mengira pesawat itu jatuh. Tidak mungkin
masih di udara. Kemungkinan besar, dan sangat disayangkan, pesawat itu
sekarang berada di dasar laut," ujar Petrou seperti dikutip The
Guardian.
Kepastian
ini didapatkan setelah beberapa jam proses investigasi. Pesawat dengan
nomor penerbangan MS804 ini berangkat dari bandara Paris Charles de
Gaulle pada 23.09, Rabu malam. Dijadwalkan tiba pukul 03.15, pesawat itu
hilang dari pantauan radar sekitar 15 menit sebelum mendarat di Kairo.
Armada
Airbus A320 itu tengah berada di ketinggian 37 ribu kaki dan baru
memasuki wilayah Mesir sejauh 16 kilometer saat hilang dari radar.
Menurut Ihab Raslan, juru bicara badan penerbangan sipil Mesir, pesawat
Airbus A320 itu kemungkinan jatuh di laut.
Banyak spekulasi
berkembang terkait hilangnya pesawat, termasuk kemungkinan adanya
serangan teroris yang menanam bom di dalam pesawat.
"Ledakan
mungkin saja terjadi, tapi kemudian, mungkin juga ada kerusakan di badan
pesawat. Saya pikir sekarang ini, kami harus menemukan puingnya di
dasar laut dan menelisik penyebabnya pasti membutuhkan waktu," tutur
Petrou.
Hollande pun tak menutup kemungkinan bahwa ini merupakan
serangan teror. Namun menurutnya, sekarang ini yang penting adalah
menemukan penyebab sebenarnya dari kecelakaan ini.
"Mungkin ada
hipotesis teroris, tapi saat ini, kita harus menunjukkan solidaritas
kepada keluarga dan menemukan penyebab bencana ini," katanya.
Credit
CNN Indonesia
Pesawat EgyptAir Berbelok Tajam Lalu Menukik Jatuh
Ilustrasi (Wikipedia)
Jakarta, CB
--
Pesawat EgyptAir nomor penerbangan MS804 telah
dikonfirmasi mengalami kecelakaan setelah hilang kontak dalam
penerbangan dari Paris ke Kairo, Kamis dini hari.
Menurut Menteri Pertahanan Yunani, Panos Kammenos, dikutip
CNN,
pesawat Airbus A320 itu berbelok tajam sebelum menukik jatuh di laut
Mediterania wilayah Mesir, sesaat sebelum sinyal tidak tertangkap menara
pengawas. Seluruh kejadian berlangsung sangat cepat, sekitar dua menit.
"Pada pukul 3.37 waktu setempat, sesaat setelah memasuki wilayah udara
Kairo di 37.000 kaki, pesawat berbelot 90 derajat ke kiri lalu 360
derajat ke kanan dan ketinggiannya menurun dari 37.000 kaki menjadi
15.000 kaki dan kemudian 10.000 kaki, kemudian kami kehilangan sinyal,"
kata Kammenos di Athena.
Pencarian puing pesawat masih terus dilakukan oleh pasukan pencari gabungan dari Yunani, Mesir dan Perancis.
Sebelumnya Presiden Perancis Francois Hollande mengonfirmasi pesawat berisikan 66 penumpang dan kru itu jatuh dan hilang.
Hollande
menjabarkan bahwa dari 66 orang yang ada di dalam pesawat, 15 di
antaranya merupakan warga Perancis. Sel krisis untuk memantau
perkembangan insiden inipun langsung diaktifkan di Kedutaan Besar
Perancis di Kairo.
"Kami memiliki kewajiban untuk mengetahui
penyebab apa yang terjadi. Tidak ada kemungkinan yang tidak
dipertimbangkan," tutur Hollande.
Belum diketahui penyebab
jatuhnya pesawat itu. Namun ada dugaan pesawat jatuh akibat bom, karena
tidak adanya keganjilan dalam penerbangan tersebut. Pemerintah setempat
tidak menampik seluruh opsi penyebab kecelakaan.
"Jika kru tidak
mengirimkan sinyal darurat, itu karena sesuatu terjadi dengan sangat
tiba-tiba. Jika ada masalah dengan mesin atau kesalahan teknis, tidak
akan menyebabkan kecelakaan yang segera. Dalam hal ini, kru tidak bisa
bereaksi, membuat kita berpikir ada bom," presiden biro penyidik
kecelakaan udara Perancis, BEA, Jean-Paul Troadec, dalam wawancara
dengan media Europe 1.
Credit
CNN Indonesia