Petugas kepolisian berlari menuju ke
arah gedung Sarinah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku
penyerangan yang dilakukan sejumlah teroris ke beberapa gedung dan pos
polisi di Jakarta, Kamis, 14 Januari 2016. (CNN Indonesia/Adhi
Wicaksono)
Jakarta, CB --
“Sangat besar kemungkinan (itu ISIS)"
Kalimat
itu meluncur dari Bos Intelijen Indonesia, Sutiyoso, di Kompleks Istana
Kepresidenan, Kamis, tak lama berselang setelah sebuah serangan teror
menghentak kawasan MH Thamrin, Jakarta.
Menurut Sutiyoso,
kelompok yang hingga saat ini diyakini berjumlah lima orang itu
terafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Ucapan
Sutiyoso lantas diamini oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro DKI Jakarta,
Inspektur Jenderal Tito Karnavian. Menurut Tito ada satu nama yang
diyakini sebagai otak dari serangan mematikan pada siang tadi. Bahrun
Naim.
“Jaringan pelakunya sebetulnya berhubungan dengan kelompok ISIS di Raqqa,” kata Tito.
CNNIndonesia.com
mencari dan menelisik ihwal sebuah nama yang dilontarkan dengan terang
oleh sang jenderal. Berdasarkan penelusuran, kuat dugaan memang kelompok
teror itu dikuasai Bahrun, seorang sarjana Teknik Informatika.
Berdasarkan sumber CNNIndonesia.com, Bahrun Naim mengepalai sedikitnya
dua kelompok teror. Pertama, kelompok Solo yang diduga pimpinan Abu
Jundi, yang sudah tertangkap, dan kelompok Bekasi.
Sumber
CNNIndonesia.com juga mengatakan, sebenarnya upaya teror hendak
dilakukan pada Desember lalu. Namun baru terlaksana hari ini. Informasi
itu selaras dengan ucapan Wakil Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal
Budi Gunawan.
Menurut Budi, pihaknya sudah mendeteksi ada
komunikasi kelompok Suriah dan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi.
Kelompok ini disebut sudah membuat persiapan dengan anak-anak sel untuk
melakukan serangkaian peledakan bom.
“Yang seharusnya dimainkan pada malam Tahun Baru. Tapi karena kami bisa antisipasi, kami bisa tangkap lebih dulu,” kata dia.
Terpantau Lewat Aplikasi TelegramSumber
CNNIndonesia.com bercerita soal adanya hubungan komunikasi yang
dimaksud Budi Gunawan. Komunikasi itu, terpantau pada medio Agustus
2015. Media komunikasi yang mereka lakukan melalui aplikasi Telegram.
“Intinya sudah ada persiapan,” kata sang sumber.
Pihak
kepolisian belum memberikan konfirmasi soal detail informasi ini. Saat
CNNIndonesia.com bertanya soal itu, kepolisian hanya menyatakan semua
masih dalam pengejaran.
Kamis menjelang siang, sebuah rentetan
serangan berupa ledakan dan tembakan meletus di kawasan Thamrin, Jakarta
Pusat. Puluhan orang menjadi korban, sebanyak tujuh orang meninggal.
Lima orang pelaku tewas di tempat karena bom bunuh diri dan ditembak
peluru polisi. Serangan teror melanda Jakarta.
Credit
CNN Indonesia
Bahrum Naim: Peretas Piawai di Balik Teror Jakarta
Polisi berlari menyerbu gedung yang menjadi lokasi ledakan. (Getty Images/Oscar Siagian)
Jakarta, CB
--
Berbekal ilmu komputer yang ia dapatkan dari bangku
kuliah, dilanjutkan dengan profesinya sebagai teknisi komputer di sebuah
warung internet, Bahrun Naim --orang yang diduga sebagai dalang aksi
teror di Jakarta-- diakui piawai sebagai peretas.
Nama Bahrun
Naim disebut oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal
Tito Karnavian. Dia disebut sebagai sosok di balik serangan teror
Jakarta, kemarin. Dia juga, kata Tito, yang mengancam akan menggelar
"konser" akhir tahun. Bahrun disebut terkait jaringan teroris di Jawa
Tengah, dan memiliki pengaruh di Jawa dan Sulawesi.
Markas Besar Kepolisian RI menyatakan Bahrun Naim sebagai pentolan ISIS. "Dia petinggi ISIS yang pernah memberikan
warning (kepada Indonesia)," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan.
Soal
kepiawaian Bahrun Naim sebagai peretas terlontar dari mulut pengamat
terorisme yang juga mantan aktivis Islam, Muhammad Jibriel, saat
berbincang dengan CNNIndonesia.com Jibriel mengaku mengenal baik sosok
Bahrun. Perkenalan antara mereka terjalin delapan tahun lalu.
“Ia sangat menguasai hal yang berbau
cyber, terutama peretasan,” kata Jibriel.
Jauh sebelum Bahrun Naim bergabung dengan ISIS, Jibriel tahu bahwa
Bahrun adalah pemuda yang loyal kepada sosok Imam Samudra --pelaku teror
bom di Bali. “Namun setelah Imam Samudra tak ada, saya tak tahu lagi
Bahrun seperti apa,” kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun
CNNIndonesia.com, Bahrun Naim memang tercatat dalam rekaman kepolisian
sebagai sosok yang akrab dengan ilmu komputer. Lelaki kelahiran
Pekalongan, Jawa Tengah, 6 September 1983, ini berniat menjadi pemimpin
ISIS Asia Tenggara dengan kemampuan teknik informatika dari Universitas
Negeri Sebelas Maret.
Pola komunikasi Bahrun mencirikan sosok
yang akrab dengan teknologi. Hal itu didapat dari sumber
CNNIndonesia.com yang bercerita soal adanya hubungan komunikasi terkait
rencana teror. Komunikasi itu terpantau pada medio Agustus 2015. Media
komunikasi melalui aplikasi telegram. “Intinya sudah ada persiapan,”
kata sang sumber.
Kamis siang, rentetan serangan berupa ledakan dan tembakan meletus di
kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Puluhan orang menjadi korban, dua di
antaranya meninggal. Sementara lima orang pelaku tewas di tempat.
Credit
CNN Indonesia
Tentang Bahrun Naim yang Diduga Sosok Pengendali
Petugas kepolisian mengamankan sebuah
mobil yang dicurigai digunakan pelaku penyerangan yang dilakukan
sejumlah teroris ke
beberapa gedung dan pos polisi di Jakarta, Kamis, 14
Januari 2016. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CB
--
Bahrun Naim bukan nama baru. Berdasarkan catatan dan
informasi yang dimiliki CNNIndonesia.com, Bahrun sempat tercatat
bergabung dengan Jamaah Anshorut Tauhid. Itu terjadi sekitar September
2008.
Namun ada yang lain dengan sosok kelahiran Pekalongan, 6
September 1983 ini. Sebab beragam informasi menyebutkan ia adalah bagian
dari jaringan atau terafiliasi dengan Abdullah Sunata, lelaki kelahiran
Jakarta yang ditangkap Detasemen Khusus 88 di Klaten Jawa Tengah, 2011.
Saat itu dia diduga ikut mnyembunyikan buronan Noordin M Top serta
terlibat dalam beberapa aktivitas teror.
Sumber CNNIndonesia.com
mengatakan, Bahrun Naim berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 2014. Awalnya ia bergabung
dalam sebuah kelompok pendukung ISIS di Solo.
Bahrun memiliki
nama lengkap Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Dalam kelompoknya
dulu, menurut sumber CNNIndonesia.com, ia memiliki nama panggilan Nai’m
atau Abu Rayyan atau Abu Aisyah.
Orang yang diduga kepolisian sebagai pengendali aksi teror di kawasan MH
Thamrin, Jakarta hari ini, Kamis (14/1) itu, menurut sumber
CNNIndonesia.com, merupakan lulusan Teknik Informatika Univeritas Negeri
Solo. Tak heran, lanjut si sumber, ia tercatat pernah bekerja di sebuah
warung internet sebagai teknisi komputer.
“Sebagai sambilan ia berjualan pernak pernik bernafaskan agama,” katanya.
Petang
tadi, nama Bahrun disebut oleh Kepala Kepolisian Daerah Metro DKI
Jakarta Inspektur Jenderal Tito Karnavian. Sebagai satu nama yang
diyakini sebagai otak dari serangan mematikan di pusat Jakarta.
Penguatan
lain dilontarkan Wakil Kepala Kepolisian Komisaris Jenderal Budi
Gunawan. Menurut Budi, pihaknya sudah mendeteksi ada komunikasi kelompok
Suriah dan kelompok Solo yang dipimpin Abu Jundi. Kelompok ini katanya
sudah membuat persiapan dengan anak-anak sel untuk melakukan serangkaian
peledakan bom.
“Yang seharusnya dimainkan pada malam Tahun Baru. Tapi karena kita bisa antisipasi, kami bisa tangkap lebih dulu,” kata dia.
Kamis
menjelang siang, sebuah rentetan serangan berupa ledakan dan tembakan
meletus di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Puluhan orang menjadi korban,
dan dua di antaranya meninggal. Lima orang pelaku tewas di tempat.
Credit CNN Indonesia