Penolakan Ankara itu dilaporkan surat kabar pro-pemerintah Turki, Yeni Safak.
"Tawaran rudal terbaru Patriot AS gagal untuk tidak memasukkan klausa berbagi teknologi yang diminta oleh Ankara maupun diskon pada kesepakatan USD3,5 miliar yang diusulkan," tulis surat kabar itu, yang dikutip Arutz Sheva7, Senin (7/1/2018).
Ankara telah menuntut kesepakatan dari AS yang mencakup diskon dan ketentuan berbagi teknologi sistem rudal Patriot. Namun, pemerintah Presiden Tayyip Erdogan lebih condong untuk mempertahankan kesepakatan pembelian S-400 Rusia karena harganya lebih murah dari sistem Patriot.
Tekanan Washington itu muncul pekan lalu ketika delegasi AS bertemu dengan para pejabat otoritas Turki di Ankara. Delegasi itu meminta pemerintah Erdogan membatalkan pembelian sistem rudal S-400 Rusia dengan imbalan diizinkan membeli sistem rudal Patriot buatan AS.
Ankara telah menandatangani kontrak dengan Moskow senilai USD2,5 miliar pada bulan Desember 2017 untuk pembelian S-400 meskipun ada reaksi keberatan dari sekutu-sekutunya di NATO. Para sekutu Ankara khawatir senjata pertahanan Moskow itu dapat membahayakan keamanan jet-jet tempur NATO termasuk jet tempur siluman F-35 dan merusak sistem pertahanan mereka.
Kongres AS mengeluarkan undang-undang tahun ini yang memerintahkan pemblokiran pengiriman jet tempur F-35 ke Turki jika pemerintah Ankara menerima pengiriman sistem rudal Rusia.
"Proses penjualan Patriot AS tidak memengaruhi proses S-400. Kami tidak melihat satu sebagai alternatif untuk yang lain," kata Kalin.
Ankara sendiri akan menerima pasokan S-400 Rusia sekitar Oktober tahun ini.
Credit sindonews.com