Jumat, 06 April 2018

Rusia Prihatin AS Turunkan Ambang Batas Penggunaan Senjata Nuklir


Rusia Prihatin AS Turunkan Ambang Batas Penggunaan Senjata Nuklir
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


MOSKOW - Rusia mengaku prihatin dengan kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

“Di bidang stabilitas strategis, memastikan superioritas militer menjadi prioritas Washington dan merusak keseimbangan dalam kebijakannya. Upaya sedang dilakukan untuk menyebarkan sistem pertahanan rudal global, kapasitas dengan dibangun dan kegiatan militer NATO mendekati perbatasan Rusia," tutur Lavrov.

"Perhatian terdalam adalah kebijakan AS untuk menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (5/4/2018).

Moskow pun menyerukan kepada Washington untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang terkait dengan konversi kapal induk AS di bawah perjanjian START. START atai Strategic Arms Reduction Treaty adalah perjanjian pelucutan senjata nuklir antara AS dan Rusia.

"Kami telah menyelesaikan proses penghapusan stok senjata kimia Rusia, telah memenuhi semua kewajiban di bawah perjanjian pengurangan lebih lanjut senjata strategis, dan kami mendesak Amerika Serikat, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian ini, untuk bersama-sama mengatur masalah melengkapi kembali beberapa operator strategis AS," Lavrov menekankan.

"Negosiasi Amerika Serikat telah menciptakan lebih banyak pertanyaan, terutama di tengah upaya untuk menjatuhkan perjanjian-perjanjian internasional utama - seperti rencana aksi komprehensif bersama mengenai program nuklir Iran, keputusan PBB tentang regulasi Timur Tengah, Deklarasi Konferensi Iklim Paris, dan prinsip-prinsip dasar Organisasi Perdagangan Dunia," kata Lavrov pada Konferensi Moskow tentang Keamanan Internasional (MCIS).

"Ada kecenderungan terhadap revisionisme dalam urusan dunia," tambah Lavrov.

"Pada saat yang sama, seruan gigih kami untuk memulai percakapan profesional pada langkah-langkah membangun kepercayaan dan melawan ancaman di bidang ini tidak menemukan respon positif baik di Washington atau di Brussels," kata Menteri Luar Negeri Rusia. 






Credit  sindonews.com





Dapat Ancaman Bom, Pesawat Singapura Dikawal Jet Tempur Putar Balik



Dapat Ancaman Bom, Pesawat Singapura Dikawal Jet Tempur Putar Balik
Pesawat Scoot milik Singapore Airlines. Foto/REUTERS


SINGAPURA - Sebuah pesawat milik Singapore Airlines yang terbang dari Bandara Changi, Singapura, ke Hat Yai, Thialand, putar balik setelah diduga mendapat ancaman bom. Pesawat tersebut dikawal jet tempur militer Singapura kembali ke Bandara Changi pada Kamis (5/4/2018).

Pesawat yang putar balik itu adalah pesawat Scoot. Menurut polisi dan pihak maskapai, ancaman bom diterima seorang penumpang.

Pesawat Scoot mendarat dengan selamat di Bandara Changi pada pukul 15.23 siang.

Mengutip laporan The Straits Times, pengawalan jet tempur untuk pesawat komersial ini adalah prosedur biasa untuk insiden semacam itu.

"Penerbangan Scoot TR634 yang menuju Hat Yai telah kembali ke Bandara Changi karena diduga mendapat ancaman bom di pesawat," kata pihak maskapai dalam sebuah pernyataan.

"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang untuk tindak lanjut yang diperlukan guna memastikan keamanan pelanggan kami," lanjut pihak maskapai.

Polisi Singapura dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi perihal ancaman tersebut."Sebuah laporan telah diterima mengenai dugaan ancaman bom yang dibuat oleh penumpang di atas pesawat TR634," kata pihak kepolisian.

"Polisi saat ini sedang melakukan pemeriksaan." 





Credit  sindonews.com





Serangan Udara Israel Tewaskan Warga Palestina di Gaza


Serangan Udara Israel Tewaskan Warga Palestina di Gaza
Ilustrasi serangan udara Israel di Gaza. (AFP Photo/Mohamed Abed)


Jakarta, CB -- Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan seorang warganya tewas dalam serangan udara Israel di perbatasan Gaza, Kamis (5/4), sementara ketegangan meningkat jelang protes baru di wilayah tersebut.

Kementerian menyebut korban bernama Mujahid al-Khudari (23), meninggal dunia di Rumah Sakit Shifa, Gaza City, setelah jadi incaran serangan Israel dekat perbatasan.

Militer Israel sebelumnya menyatakan sebuah pesawat "mengincar teroris bersenjata dekat pagar perbatasan," tanpa menjelaskan apakah serangan dilakukan dengan pesawat nirawak atau lainnya.


Angkatan bersenjata juga menyatakan "tidak akan membiarkan keamanan warga sipil Israel terusik."

Secara terpisah di hari yang sama, Kementerian Kesehatan mengumumkan seorang korban lainnya tewas akibat bentrokan dalam protes puluhan ribu orang Jumat lalu.

Shadi al-Kashif (34) ditembak di bagian kepala dekat perbatasan di selatan Gaza dan sejak saat itu berada dalam keadaan kritis sebelum akhirnya tewas.

Kematian ini membuat jumlah korban jiwa meningkat jadi 18 warga Palestina.

Tidak ada laporan korban dari pihak Israel hingga berita ini diturunkan.

Israel dihadapkan pada seruan investigasi independen dari Uni Eropa dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres atas kekerasan yang terjadi antara warga dan pasukan Israel itu.

Pihak Palestina menyatakan demonstran ditembaki meski tidak membuat ancaman pada para tentara.

Ribuan orang diperkirakan akan kembali melakukan demonstrasi Jumat (6/4).




Credit  cnnindonesia.com



Usai Sniper dan Tank, Kini Pesawat Israel Bunuh Demonstran Palestina


Usai Sniper dan Tank, Kini Pesawat Israel Bunuh Demonstran Palestina
Sebuah tank tempur Israel disiagakan di perbatasan Gaza. Foto/REUTERS/Amir Cohen


GAZA - Militer Israel mulai menggunakan pesawat tempur untuk membunuh demonstran Palestina yang mendekati pagar perbatasan di Gaza. Demonstran yang dibunuh dengan serangan udara ini dilabeli Israel sebagai "teroris bersenjata".

Militer negara Yahudi tersebut dalam pernyataan tertanggal 4 April 2018 membuat pengakuan soal penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran di wilayah Gaza.

"Semalam, pesawat IAF (Angkatan Udara Israel) menargetkan teroris bersenjata yang berada di dekat pagar keamanan di Gaza utara," bunyi pernyataan militer Israel.

Menurut pernyataan itu, operasi dilakukan terhadap "teroris". "Tidak akan dibiarkan untuk membahayakan keamanan warga sipil Israel," lanjut pernyataan tersebut.

Tidak jelas pesawat tempur apa yang digunakan dan berapa banyak serangan yang dilancarkan dalam operasi tersebut.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan seorang warga Palestina yang sekarat akibat tembakan Israel telah meninggal di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza.

Penggunaan pesawat tempur untuk membunuh demonstran Palestina merupakan kasus terbaru dalam penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan pertahanan Israel (IDF).

Sebelumnya, IDF mengerahkan sniper untuk menembak mati belasan demonstran yang menggelar aksi "The Great Return march" sejak Jumat pekan lalu. Selain sniper dan pesawat tempur, IDF juga menggunakan tank saat membunuh sorang demonstran Palestina yang mendekati pagar perbatasan beberapa hari lalu.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan mereka yang ditargetkan IDF sebenarnya hanya petani.

Sebelum demonstrasi besar-besaran yang dimulai sepekan lalu, IDF memperingatkan warga Palestina bahwa IDF siap menggunakan amunisi tajam terhadap siapa pun yang mencoba menerobos pagar perbatasan. 







Credit  sindonews.com




Ratusan demonstran berunjuk rasa di Yerusalem


Ratusan demonstran berunjuk rasa di Yerusalem
Seorang pria membentuk siluet saat meniupkan Shofar, tanduk biri-biri, dengan latar belakang Masjidil Aqsa (kanan) yang berlokasi di kota tua Yerusalem yang dikenal dengan Baitul Maqdis, Minggu (10/12/2017). (REUTERS/Ammar Awad )



Yerusalem (CB) – Ratusan orang, Rabu (04/04), berunjuk rasa di Yerusalem untuk menentang pembatalan kesepakatan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan PBB yang ditujukan untuk menghindari deportasi imigran Afrika secara paksa.

Sembari membawa spanduk bertuliskan “Hentikan pengusiran,” demonstran tersebut meliputi para imigran yang mengecam keputusan Netanyahu yang mengejutkan untuk membatalkan kesepakatan itu pada Selasa, beberapa jam setelah dia mengumumkannya, AFP.

Perubahan itu terjadi saat sang perdana menteri menghadapi lonjakan tekanan dari basis sayap kanannya atas kesepakatan itu dengan badan pengungsi PBB, yang akan memungkinkan ribuan imigran untuk tetap di Israel, sedikitnya sementara waktu.

Kesepakatan itu dirancang untuk mengakhiri kemungkinan deportasi paksa ribuan imigran ke Rwanda, di bawah rencana kontroversial yang didorong Netanyahu pada Januari.

Kehadiran para imigran terutama Sudan dan Eritrea di Israel telah menjadi isu politik utama.

Di bawah kesepakatan dengan PBB, minimum 16.250 imigran akan ditempatkan kembali di beberapa negara Barat.

Sebagai imbalannya, Israel akan memberikan izin tinggal sementara bagi imigran.




Credit  antaranews.com






Diplomat AS yang Diusir Mulai Angkat Kaki dari Rusia


Diplomat AS yang Diusir Mulai Angkat Kaki dari Rusia
Ilustrasi. (Anthony DELANOIX via Unsplash)


Jakarta, CB -- Kloter pertama dari 60 diplomat Amerika Serikat yang diusir oleh Rusia mulai angkat kaki dari Moskow pada Kamis (5/4).

AFP melaporkan bahwa puluhan diplomat dan keluarganya itu meninggalkan kompleks kedutaan besar menggunakan tiga bus dan sebuah minibus sekitar pukul 06.30 menuju bandara.

Pemulangan ini dilakukan tepat pada batas akhir yang ditetapkan oleh Presiden Vladimir Putin.


Tindakan ini adalah wujud balas dendam Putin terhadap AS yang mengusir diplomat Rusia, mengikuti langkah Inggris dalam menanggapi insiden peracunan agen ganda, Sergei Skripal, di Salisbury pada Maret lalu.


Skripal dan putrinya, Yulia, ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di dekat pusat perbelanjaan di Salisbury.

Di tubuh Skripal ditemukan Novichok, racun kimia yang dikembangkan Soviet pada masa Perang Dingin.

London menuding Inggris sebagai dalang di balik peracunan mantan agen Rusia, tindakan yang dianggap membahayakan warganya.

Inggris pun mengusir diplomat Rusia di negaranya. Langkah ini diikuti oleh sejumlah negara anggota Uni Eropa dan NATO, hingga total ada 150 diplomat Rusia diusir dari berbagai penjuru.






Credit  cnnindonesia.com






Partai Mahathir Dibubarkan Sementara Jelang Pemilu Malaysia


Partai Mahathir Dibubarkan Sementara Jelang Pemilu Malaysia
Partai Mahathir Mohamad dibubarkan jelang pemilu karena kurang dokumen persyaratan. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)


Jakarta, CB -- Malaysia memerintahkan partai baru mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada Kamis (5/4), sementara negara tersebut bersiap menghadapi pemilihan umum yang bisa digelar dalam waktu dekat.

Pencoretan partai ini merupakan pukulan telah bagi lelaki berusia 92 tahun yang memimpin kampanye oposisi federal melawan Perdana Menteri Najib Razak.

Dalam surat tertanggal 5 April, Panitera Pendaftaran (Jabatan Pendaftaran Pertubuhan) menyatakan Parti Pribumi Bersatu Malaysia tidak memenuhi tenggat waktu 30 hari untuk menyerahkan dokumen yang diperlukan untuk membuktikan partai telah memenuhi syarat-syarat pendaftaran.


"Dengan demikian memutuskan sementara untuk kelompok tersebut untuk dibubarkan mulai diterbitkannya surat ini," kata panitera Surayati Ibrahim dalam surat yang dikutip Reuters.

Partai Mahathir bisa mengajukan banding atas putusan itu atau membatalkannya dengan menyediakan dokumen yang diperlukan dalam tenggat waktu 30 hari. Jika gagal, maka pembubaran partai akan berlaku secara permanen, kata Surayati dikutip sejumlah media.

Keputusan untuk mencoret partai Mahathir diambil sehari sebelum Najib diperkirakan akan membubarkan parlemen untuk menjelang pemilu.

Dengan keikutsertaan Mahathir dalam kelompok oposisi, koalisi tak terkalahkan Najib yang Dipimpin oleh Organisasi Nasional Malay Bersatu menghadapi salah satu tantangan terkuatnya sejak Malaysia merdeka pada 1957.

Mahathir berbalik melawan Najib setelah terungkap pada 2015 lalu bahwa $681 juta dana dari yayasan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) diduga mengalir ke rekening pribadi sang kepala negara.

Lebih dari enam negara turut menyelidiki kemungkinan penyelewengan dana terkait 1MDB.

Sementara itu, Najib terus menampik semua tudingan tersebut.

Mahathir yang sempat menjabat perdana menteri selama 22 tahun telah memperbaiki hubungan dengan tokoh oposisi yang dipenjara, Anwar Ibrahim, dalam rangka membentuk koalisi kuat menggulingkan Najib.





Credit  cnnindonesia.com




Sidang kasus Kim Jong-nam berakhir


Sidang kasus Kim Jong-nam berakhir
Pasukan bersenjata Polis Diraja Malaysia (PDRM) atau Special Task Force On Organised Crime (STAFOC) mengawal ketat terdakwa pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-nam, Siti Aisyah (tengah) usai menjalani sidang di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Kualalumpur, Malaysia, Selasa (23/1/2018). Dalam persidangan tersebut pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng mempersoalkan beredarnya CCTV lokasi kejadian peristiwa di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 ke publik beberapa saat setelah kejadian. (ANTARA FOTO/Agus Setiawan)



Kuala Lumpur (CB) - Sidang kasus pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-nam, Kamis ini berakhir, setelah jaksa selesai memanggil 34 saksi untuk memberi keterangan di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Kuala Lumpur, Malaysia.

Wakil Jaksa Penuntut Umum yang juga Ketua Jaksa Negeri Selangor, Muhamad Iskandar Ahmad, memberitahukan kepada mahkamah, mereka selesai memanggil saksi dan menutup kasus mereka.

Pihaknya menawarkan 34 saksi dipanggil pihak pengacara termasuk rekan satu kamar tertuduh pertama Siti Aisyah (26), sopir pribadi dan rekan baik kepada Kim Jong Nam selama berada di Malaysia, sopir ambulans ketika kejadian serta pekerja hotel tempat menginap tertuduh kedua warga Vietnam, Doan Thi Huong (29).

Sidang yang dimulai pada 2 Oktober 2017 tersebut telah berlangsung selama 39 hari.

Hakim Datuk Azmi Ariffin memutuskan semua pihak mengajukan tanggapan bertulis pada 11 Juni 2018 dan menetapkan tanggapan lisan dibuat mulai 27 Juni 2018 hingga 29 Juni 2018.

Sepanjang persidangan sebanyak 236 bahan bukti dikemukakan kepada mahkamah termasuk pakaian yang dipakai ketika hari kejadian milik kedua-dua tertuduh dan korban serta rekaman CCTV saat kejadian.

Sejumlah saksi yang dipanggil diantaranya Ketua Unit Alkohol dan Toksikologi Klinikal, Jawatan Kimia, Dr K Sharmilah (38), dan Ketua Makmal Pusat Analisis Senjata Kimia, Jawatan Kimia Malaysia, Dr S Raja.

Sepanjang persidangan Mahkamah Tinggi telah diberitahu Dr Raja bahwa insiden kematian Jong Nam disebabkan agen saraf VX adalah insiden kedua di dunia dan pertama di negara ini.

Sebelum persidangan ditutup Pegawai Investigasi Asisten Superintendan Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz (40) dipanggil sekali lagi menjawab pertanyaan pengacara Doan, Hisyam Teh Poh Teik.

Wan Azirul Nizam mengakui paspor Doan dirampas pada 15 Februari 2017 dan keterangan diambil pada 18 Februari 2017 tanpa bertanya berhubung kepergian wanita tersebut ke Jeju, Korea Selatan.

Pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng, kepada wartawan mengatakan jaksa telah menutup kasus tersebut setelah menghubungi 34 saksi.

"Kami memperbaiki 11 Juni 2018 untuk tanggapan tertulis. Dan tiga hari telah ditetapkan untuk pengiriman lisan pada 27, 28 dan 29 Juni 2018. Setelah pengajuan, hakim akan memutuskan apakah akan membebaskan dua terdakwa atau untuk meminta pembelaan," katanya.

Dia mengatakan seperti yang telah dia nyatakan sebelumnya seluruh kasus untuk penuntutan didasarkan pada bukti tidak langsung.

"Sejauh menyangkut Siti, rekaman CCTV tidak menunjukkan dia melakukan apa pun pada siapa pun. Jadi itu adalah tugas jaksa untuk membuktikan bahwa sebenarnya dia melakukan apa pada Kim Jong-nam. Sejauh di CCTV tidak ada bukti. Kami tidak bisa melihat di CCTV. Dan itu akan menjadi pengajuan yang akan kita ambil," katanya.

Pada 1 Maret 2017 di Mahkamah Majistret Sepang Siti Aisyah dan Doan didakwa bersama empat lagi yang masih bebas membunuh Kim Chol, atau Kim Jong-nam di Balai Keberangkatan KLIA2 pada jam 09.00 pagi, 13 Februari 2017.

Empat lelaki itu adalah empat warga Korea Utara yaitu Hong Song Sac atau Mr Chang (34), Ri Ji Hyon atau Mr Y (33), Ri Jae Nam atau Hanomori (57) dan O Jong Dil atau James (55).






Credit  antaranews.com



Ahli perkirakan Trump pertimbangkan opsi militer pada Korea Utara


Ahli perkirakan Trump pertimbangkan opsi militer pada Korea Utara
Dokumentasi President America Serikat, Donald Trump. Foto dibuat pada 2016. (REUTERS/David Becker/Files)

... bisa dilihat dari sejumlah pernyataan Trump di akun Tweeter-nya...



Jakarta, 5/4 (CB) - Pakar Ilmu Hubungan Internasional UGM Yogyakarta, Nur Yuliantoro, menilai opsi militer masih menjadi pertimbangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada Korea Utara jika pertemuan puncak kedua pemimpin negara pada akhir Mei tidak berakhir positif.

"Pandangan ini bisa dilihat dari sejumlah pernyataan Trump di akun Tweeter-nya, dari situ tampak bahwa dia masih melihat opsi militer sebagai kebijakan yang mungkin dilakukan," ujar Yuliantoro, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Trump, yang dilantik pada Januari 2018, merupakan presiden yang kerap menjelaskan berbagai kebijakan pemerintahannya melalui akun Tweeter yang dia miliki, termasuk kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Lebih lanjut dia menjelaskan, meski opsi militer bukan "solusi terbaik" bagi Korea Utara, namun pilihan itu bisa dipertimbangkan oleh Presiden Trump apabila rezim di Korea Utara tetap menjalankan program peluru kendali dan senjata nuklirnya.

"Jadi sekali pun Trump menyambut baik ajakan Kim Jong-un untuk bertemu di bulan Mei mendatang, tapi itu tidak akan menghilangkan kemungkinan AS untuk tetap menggunakan opsi militer jika pembicaraan tidak menghasilkan sesuatu yang positif," kata dia.

Namun dia menekankan, opsi militer juga bukan sebuah kecenderungan pilihan yang akan dipilih Amerika Serikat, melainkan masih sebatas pertimbangan-pertimbangan dari para penasehatnya.

Trump, kata dia, mungkin akan lebih mendengarkan masukan-masukan dari mereka yang ingin opsi tersebut.

Contohnya adalah pada saat pemecatan Rex Tillerson dari jabatannya sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat, yang kemudian diajukan penggantinya ialah Mike Pompeo yang merupakan Direktur Badan Intelijen AS atau CIA.

"Tillerson ini tipe orang yang suka dialog dan negosiasi, tapi Trump tidak mendengarkan masukan dari Tillerson. Dia mungkin lebih mendengarkan masukan dari para jenderal militer, menantunya Jared Kushner, atau Pompeo, yang menegaskan Korea Utara harus diancam dengan kekuatan militer," kata dia.

Secara umum, situasi di Semenanjung Korea berkembang signifikan usai ada rencana untuk pertemuan tingkat tinggi antar kepala negara kedua Korea dan Korea Utara dengan Amerika Serikat, yang masing-masing akan berlangsung pada akhir bulan April dan akhir bulan Mei.

Situasi ini berkembang pasca dilaksanakannya Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang Korea Selatan bulan Maret, dengan dikirimkannya sejumlah atlet dan delegasi dari Korea Utara ke Selatan, yang dibalas dengan kunjungan pejabat tinggi serta perwakilan budaya dari Selatan ke Utara.

Meski sempat terlibat saling adu ancaman dan melontarkan kalimat permusuhan pada tahun lalu, namun Trump menyambut baik rencana pertemuan dengan Kim.




Credit  antaranews.com




Kamis, 05 April 2018

Lockheed Martin Raih Kontrak Pesawat Supersonik NASA Rp 3,4 T


Lockheed Martin memenangkan kontrak dari NASA untuk membangun Pesawat-X tanpa ledakan sonik. Kredit: Lockheed Martin/CNET
Lockheed Martin memenangkan kontrak dari NASA untuk membangun Pesawat-X tanpa ledakan sonik. Kredit: Lockheed Martin/CNET

CB, Washington - Badan antariksa dan aeronautika NASA pada hari Selasa, 3 April 2018, memberi Lockheed Martin kontrak US$ 247,5 juta (Rp 3,4 triliun) untuk membangun Low-Boom Flight Demonstrator, Pesawat-X, dengan desain yang meminimalkan ledakan sonik.

Dalam rilisnya pada 3 April, NASA mengatakan Lockheed Martin akan bekerja di bawah kontrak mulai 2 April dan berlangsung hingga 31 Desember 2021.


Pesawat eksperimental itu bakal terbang di ketinggian sekitar 55.000 kaki (16,7 km) dan mencapai kecepatan sekitar 940 mil per jam. Suara yang dihasilkannya, kata NASA, harus berada pada 75 desibel atau "kira-kira sama kerasnya dengan penutupan pintu mobil."
Setelah Lockheed Martin menyelesaikan pekerjaannya, termasuk tes penerbangan, NASA akan menerbangkan pesawat demonstrasi itu ke kota-kota AS yang tidak ditentukan mulai pertengahan 2022.
NASA akan mengumpulkan data tentang "tanggapan masyarakat" terhadap penerbangan Pesawat-X. NASA akan menyampaikan informasi itu kepada regulator di AS dan luar negeri untuk membantu membentuk aturan penerbangan supersonik.
Penerbangan penumpang supersonik pernah hadir selama beberapa dekade. British Airways dan Air France melakukan penerbangan reguler melintasi Atlantik ke AS hingga mereka menghentikan  pesawat Concorde mereka, yang terbang di sekitar Mach 2 (dua kali kecepatan suara), pada tahun 2003. Penerbangan transatlantik itu hanya memakan waktu tiga setengah jam.
"Sangat menarik untuk kembali merancang dan menerbangkan Pesawat-X pada skala ini," kata Jaiwon Shin, administrator untuk aeronautika NASA, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip CNET.
Beberapa perusahaan swasta juga berbicara tentang kembalinya pesawat penumpang yang lebih cepat dari suara. Sebuah perusahaan bernama Boom Supersonic memiliki target layanan komersial itu dapat dimulai lagi pada 2023. Pada Paris Air Show tahun lalu perusahaan itu mengatakan telah memesan 76 pesawat supersonik dari lima maskapai penerbangan.
Pengembangan Pesawat-X terbaru NASA akan berlangsung di Lockheed Martin Skunk Works yang terkenal di Palmdale, California, yang telah mengembangkan pesawat mata-mata U-2 dan SR-71.
Jika semuanya berhasil, kata NASA, kita bisa melihat ke depan menuju era baru pesawat supersonik yang membawa penumpang dan kargo.





Credit  TEMPO.CO





Ilmuwan: Alam Semesta Berakhir Tiba-tiba dengan Sebuah Big Bang


Boson Higgs. Kredit: ATLAS Experiment/CERN
Boson Higgs. Kredit: ATLAS Experiment/CERN

CB, Cambridge - Para ilmuwan mengatakan dunia bisa berakhir secara tiba-tiba seperti saat awal terbentuk.
Secara teoritis hal itu terjadi karena partikel fundamental – boson Higgs - menjadi tidak stabil, melepaskan gelembung energi besar yang akan menelan segala sesuatu, tidak meninggalkan apapun.

Dalam sebuah studi baru oleh Harvard, sebagaimana dilaporkan New York Post, 3 April 2018, para fisikawan menyebutkan akhir dari alam semesta kita akan datang dengan ledakan tiba-tiba, bukan kematian yang lambat. Gelombang kejut itu akan sangat mengganggu fisika, kimia, dan kehidupan.
Namun, para ilmuwan mengatakan gangguan yang menghancurkan Bumi itu mungkin tidak akan terjadi untuk waktu yang dekat. Secara khusus, itu bisa terjadi 10 quinquadragintillion tahun (satu dengan 139 nol) dari saat ini.
Para ahli memperkirakan tanggal kedaluwarsa alam semesta kita berdasarkan ukuran dan kecepatan kehancurannya. Tetapi mereka meninggalkan catatan kaki yang mengkhawatirkan: prosesnya mungkin sudah dimulai.
Kenyataannya, kita tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah boson Higgs belum runtuh atau sudah runtuh. Dan pada saat kita mengetahuinya, itu mungkin sudah terlambat.
Live Science melaporkan, dalam makalah yang diterbitkan pada 12 Maret di jurnal Physical Review D itu, saat terakhir bagi alam semesta akan dipicu oleh konsekuensi aneh dari fisika subatom yang disebut instanton.
Instanton ini akan menciptakan gelembung kecil yang akan meluas dengan kecepatan cahaya, menelan segala sesuatu di jalannya. Dan itu hanya masalah waktu saja.
"Pada titik tertentu Anda akan menciptakan salah satu gelembung ini," kata pemimpin penulis studi Anders Andreassen, seorang fisikawan di Universitas Harvard, kepada Live Science.  Hal itu akan menjadi akhir dari semua kehidupan.
Sangat sedikit yang diketahui tentang instanton, yang merupakan solusi untuk persamaan yang mengatur gerakan partikel subatomik kecil, tetapi Andreassen secara longgar membandingkannya dengan fenomena terowongan kuantum, di mana sebuah partikel tampaknya berupaya melewati penghalang yang tak tertembus.
Tapi bukannya melintasi penghalang, instanton membentuk gelembung di dalam bidang Higgs, medan yang memberi semua massa dan membangkitkan boson Higgs.




Credit  TEMPO.CO







Ilmuwan NASA Usulkan Mengecat Asteroid yang Mengancam Bumi


Para ilmuwan memperingatkan bahwa NASA tidak bisa menangkal Asteroid Bennu pada 2135. Kredit: NASA/Daily Mail
Para ilmuwan memperingatkan bahwa NASA tidak bisa menangkal Asteroid Bennu pada 2135. Kredit: NASA/Daily Mail

CB, Washington - Seorang ilmuwan senior NASA mengatakan badan antariksa itu dapat menggunakan cat untuk mempertahankan planet kita dari asteroid berbahaya yang mungkin menghapus kehidupan di Bumi, sebagaimana dilaporkan Daily Mail akhir pekan ini.

Baru-baru ini terungkap bahwa batu luar angkasa berbahaya 101955 Bennu, yang lebih besar dari Empire State Building, bisa bertabrakan dengan planet kita pada tahun 2135.


Dr Michael Moreau, seorang ilmuwan untuk misi OSIRIS-REx NASA, yang mengirimkan penyelidik untuk mempelajari batu itu, mengatakan sebuah pesawat ruang angkasa dapat dikirim untuk mengecat Bennu untuk mengalihkannya.
Mengubah warna bagian dari asteroid itu, diklaimnya, akan memaparkannya ke radiasi matahari, yang bisa memanaskan objek itu dan cukup untuk mengubah orbitnya sehingga luput menabrak planet kita.
Berbicara kepada Gizmodo, Dr Moreau mengatakan: "Bahkan hanya mengecat permukaan dengan warna yang berbeda pada sebagian asteroid akan mengubah sifat termal dan mengubah orbitnya."
Bennu adalah obyek berpotensi bahaya yang ditemukan pada tahun 1999 yang berukuran diameter 492 meter (1.614 kaki), menurut perkiraan Nasa.
Ada peluang kecil, sekitar 1 dalam 2,700, bahwa Bennu akan menyerang Bumi pada 2135 berdasarkan jalur orbitnya saat ini, dan beberapa ilmuwan telah menyarankan untuk menghantamnya dengan senjata nuklir untuk menghindari tabrakan yang menghancurkan.
Menurut Dr Moreau, misi untuk melukis asteroid menghadirkan solusi yang jauh lebih sederhana jika Bennu menimbulkan ancaman bagi planet kita dalam 120 tahun mendatang.
Matahari secara konstan melelehkan benda-benda di tata surya dengan partikel-partikel kecil dari radiasi matahari. Karena Bennu lebih kecil dibandingkan dengan planet atau bintang, dengan berat sekitar 13 kali massa Piramida Besar Giza, partikel-partikel ini dapat secara bertahap mengubah orbitnya.
Jika para ilmuwan bisa membuat bagian dari batu ini lebih rentan terhadap radiasi matahari dengan mengecatnya menjadi warna gelap, hal itu diperkirakan akan mengubah jalurnya untuk menghindari hantaman ke Bumi.
Para ilmuwan harus terlebih dahulu mempelajari komposisinya dengan lebih baik dan mengorbit mengelilingi matahari untuk menentukan tindakan terbaik.

Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA akan mempelajari Bennu lebih lanjut ketika mencapai asteroid itu pada bulan Desember, dengan penyelidik itu dijadwalkan kembali ke Bumi dengan berbagai sampel pada tahun 2023.





Credit  TEMPO.CO




Bangladesh Akan Relokasi 100 Ribu Rohingya ke Pulau Terpencil


Bangladesh Akan Relokasi 100 Ribu Rohingya ke Pulau Terpencil
Ilustrasi pengungsi Rohingya. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)




Jakarta, CB -- Bangladesh akan mulai memindahkan sekitar 100 ribu pengungsi Rohingya ke Thengar Car, pulau terpencil di pesisir selatan negaranya pada Juni mendatang.

"Proses akan dimulai pada pekan pertama Juni. Kami membangun akomodasi untuk 100 ribu orang," ujar Menteri Manajemen Bencana Bangladesh, Shah Kamal, kepada perwakilan sejumlah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rabu (4/4).

Kamal mengatakan bahwa saat ini Bangladesh sudah membangun tempat tinggal yang dapat menampung 50 ribu pengungsi, sisanya akan dirampungkan dalam waktu dua bulan ke depan.


Ia juga memastikan Bangladesh bakal meninggikan tanah di pulau tersebut untuk menghindari banjir.


Rencana relokasi yang sebenarnya sudah diajukan sejak 2015 ini sempat tertunda karena banyak kritik, terutama mengenai kelayakan pulau tersebut.

Pulau Thengar Car pertama kali muncul ke permukaan air di lepas pantai Bangladesh sekitar 12 tahun lalu. Daratan ini biasanya terendam banjir pada Juni hingga September.


Ketika air tenang, pulau ini kerap digunakan para pembajak untuk menyandera orang demi mendapatkan tebusan.

Bangladesh kembali mengajukan usulan ini tahun lalu, setelah gelombang pengungsi Rohingya yang menghindari kekerasan di Rakhine membanjiri negara itu sejak Agustus.

Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bangladesh sudah menampung 700 ribu pengungsi Rohingya hanya dari gelombang kekerasan terakhir ini.


Pada November, Bangladesh pun mengalokasikan dana sekitar US$280 juta untuk membangun pulau tersebut.

Awalnya, Bangladesh menargetkan relokasi dimulai pada akhir tahun ini, tapi proses ini dipercepat karena PBB khawatir kamp pengungsi di Bangladesh tersapu banjir saat angin muson bertiup pada pertengahan 2018.





Credit  cnnindonesia.com



Minim Bukti, Penyidik Terus Selidiki Kolusi Trump-Rusia


Minim Bukti, Penyidik Terus Selidiki Kolusi Trump-Rusia
Presiden Donald Trump terus diselidiki atas dugaan keterlibatannya dalam intervensi Rusia di pilpres AS 2016 lalu. (REUTERS/Leah Millis)



Jakarta, CB -- Jaksa independen Robert Mueller disebut masih menyelidiki dugaan keterlibatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di balik intervensi Rusia di pemilihan umum 2016 lalu.

Dalam laporan The Washington Post yang dikutip AFP, tiga sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan Mueller belum bisa mengincar Trump karena belum ada bukti cukup untuk mendakwanya.

Sementara itu, CNN melaporkan tim Mueller saat ini tengah mengumpulkan laporan terkait aktivitas Trump yang dianggap berpotensi menghambat proses hukum dan keadilan tentang kasus ini.


Selain itu, Mueller hingga kini juga disebut masih berupaya mencari peluang untuk mendengar kesaksian dari mulut Presiden sendiri. Dia dikabarkan telah bertatap muka dengan pengacara Trump dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang hendak ia tanyakan.

Januari lalu, tim Mueller telah memberi topik umum pertanyaan yang hendak diajukan, termasuk penjelasan mengenai permintaan Trump kepada mantan direktur Biro Investigasi Federal (FBI) James Comey untuk menyetop penyelidikan eks penasihat keamanannya, Michael Flynn.

Tim penyidik juga mempertanyakan respons Trump terkait kesaksian Comey di Kongres pada Mei 2017 lalu. Selain itu, Mueller juga ingin meminta penjelasan Trump terkait komunikasinya dengan pejabat intelijen terkait kasus ini.

Skandal dugaan kolusi dengan Rusia terus menghantui Trump sejak menjabat di Gedung Putih pada Januari 2017 lalu.

Mueller, mantan direktur FBI dan jaksa federal, ditunjuk memimpin penyelidikan independen mengenai kasus ini pada Mei 2017.

Sejauh ini, komunitas intelijen AS membenarkan intervensi Rusia dalam pemilu 2016. Sejumlah lembaga bahkan menuduh Presiden Vladimir Putin berada di balik peretasan dan campur tangan Rusia demi memenangkan Trump dalam pemilu.

Trump berkeras membantah seluruh tudingan tersebut dengan menyebut penyelidikan itu sebagai "pembunuhan karakter."

Meski Dewan Perwakilan AS telah menutup investigasi ini dengan alasan tak menemukan bukti kuat, Mueller tetap melanjutkan penyelidikannya.

Komite Intelijen Senat juga menyatakan akan tetap melanjutkan investigasi terpisah terkait dugaan kolusi Rusia ini.





Credit  cnnindonesia.com






Austria Ancang-ancang Melarang Jilbab untuk Siswi SD


Austria Ancang-ancang Melarang Jilbab untuk Siswi SD
Wakil Kanselir Austria Heinz-Christian Strache. Foto/REUTERS/Leonhard Foeger


WINA - Pemerintah Austria mengumumkan rencananya untuk melarang jilbab dikenakan anak perempuan di taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD). Para kritikus menilai rencana larangan jilbab ini menargetkan komunitas Muslim di negara tersebut.

Menteri Pendidikan Austria Heinz Fassmann mengatakan bahwa rancangan undang-undang (RUU) tentang jilbab akan siap pada musim panas.

Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache, seorang anggota Partai Kebebasan Austria (FPO), mengusulkan larangan tersebut. Alasannya, untuk "melindungi" gadis-gadis di bawah usia 10 tahun dan memungkinkan mereka untuk "berintegrasi" ke dalam masyarakat Austria.

Pada bulan Desember 2017, FPO dan Partai Rakyat Austria (OVP) mencapai kesepakatan untuk membentuk koalisi. Dua kekuatan politik itu sama-sama partai sayap kanan.

Pada bulan Januari, koalisi OVP-FPO memperkenalkan program politik yang menargetkan komunitas Muslim, di mana fokus dalam program itu adalah membatasi jumlah umat Islam yang tinggal di negara tersebut.

Pada bulan yang sama, Menteri Dalam Negeri Austria Herbert Kickl dari FPO, mengatakan pemerintah harus memusatkan perhatian kepada para pengungsi dan migran di satu tempat. Komentar itu memicu kecaman yang meluas karena dianggap mirip dengan ide pembentukan kamp konsentrasi seperti di era Perang Dunia II.

Dari 8,75 juta penduduk di negara itu, diperkirakan 700.000 orang di antaranya diidentifikasi sebagai warga Muslim.

Pada bulan Oktober 2017, pemerintah di negara Eropa ii memperkenalkan UU larangan cadar. Undang-undang itu mengizinkan otoritas terkait untuk menindak pelanggar dengan denda USD180.

Partai Sosial Demokratik (SPO) Austia, yang merupakan oposisi, menuduh FPO dan koalisinya mengobarkan rasisme anti-Muslim. Juru bicara SPO, Sabine Schatz, mengatakan bahwa FPO menggerakkan dukungan populis dengan memfokuskan kemarahannya pada pengungsi, migran dan komunitas Muslim pada umumnya.

"Dalam oposisi, FPO menggabungkan isu-isu sosial dengan rasisme, khususnya rasisme anti-Muslim," katanya kepada Al Jazeera. "Ini membuat partai sukses," ujarnya, Kamis (5/4/2018).

Farid Hafez, seorang pakar senior di Bridge Initiative Georgetown University, menjelaskan bahwa FPO telah berusaha menjauhkan diri dari anti-Semitisme untuk melegitimasi rasisme anti-Muslim.

"Dengan Islamophobia yang jauh lebih populer, FPO berkonsentrasi pada bentuk rasisme ini, yang secara terbuka (digarap)," ujarnya. 





Credit  sindonews.com





Jet F-16 AS Jatuh usai Tragedi Helikopter Renggut 4 Awak



Jet F-16 AS Jatuh usai Tragedi Helikopter Renggut 4 Awak
Pesawat jet tempur F-16 Amerika Serikat. Foto/Fox News


WASHINGTON - Sebuah pesawat jet tempur F-16 Amerika Serikat (AS) jatuh di Pangkalan Angkatan Udara Nellis di pinggiran Las Vegas, Nevada. Kecelakaan ini menyusul insiden serupa yang dialami helikopter Super Stallion yang menewaskan empat awaknya.

Seorang pejabat Pentagon kepada Fox News, Kamis (5/4/2018) mengatakan, pesawat F-16 Angkatan Udara AS jatuh pada Rabu pagi waktu Nevada. Sedangkan kecelakaan helikopter terjadi hari Selasa.

"Sebuah F-16 Angkatan Udara yang ditugaskan ke Pangkalan Angkatan Udara Nellis, Nevada, jatuh sekitar pukul 10.30 pagi selama pelatihan rutin di Nevada Test and Training Range. Kondisi pilot tidak diketahui saat ini. Tim tanggap darurat ada di tempat," tulis pihak pangkalan Nellis di Twitter melalui akun @NellisAFB.

Angkatan Udara AS juga telah mengonfirmasi jatuhnya jet tempur Amerika tersebut. "Kecelakaan sedang diselidiki," bunyi pernyataan singkat Angkatan Udara AS tanpa menjelaskan nasib pilotnya.

Insiden ini menandai kecelakaan ketiga pesawat militer AS sejak Selasa lalu. Dua kecelakaan di antaranya dialami helikopter Super Stallion Marine Corps CH-53E saat latihan di sepanjang perbatasan AS-Meksiko di California. Empat awak helikopter tersebut tewas.

Selanjutnya, sebuah pesawat AV-8B Harrier Korps Marinir AS juga jatuh di negara Djibouti di Afrika Timur selama latihan. Pilot berhasil mengeluarkan diri dan saat ini dalam kondisi stabil.

Ketua Komite Angkatan Bersenjata Parlemen dari Partai Republik, Mac Thornberry, dalam sebuah wawancara mengkritik pemerintah Presiden Donald Trump atas rentetan kecelakaan pesawat militer AS.

"Saya sepenuhnya mendukung tindakan lebih banyak di perbatasan, tetapi kita tidak perlu merampok militer," kritik Thornberry. 




Credit  sindonews.com





Trump: Ingin Pasukan AS Tetap di Suriah, Saudi Harus Bayar


Trump: Ingin Pasukan AS Tetap di Suriah, Saudi Harus Bayar
Presiden Amerika Serikat Donald John Trump kembali tegaskan rencananya untuk menarik pasukan Washington dari Suriah. Foto/REUTERS/Carlos Barria


WASHINGTON - Presiden Donald John Trump mengatakan Arab Saudi harus membayar jika ingin pasukan Amerika Serikat (AS) tetap tinggal di Suriah. Komentar tersebut muncul setelah Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman keberatan dengan rencana penarikan pasukan Washington dengan alasan untuk membendung pengaruh Iran di Timur Tengah.

"Kami hampir menyelesaikan tugas itu (mengalahkan ISIS) dan kami akan membuat tekad sangat cepat, berkoordinasi dengan orang lain di daerah itu, seperti apa yang akan kami lakukan," kata Trump saat konferensi pers bersama tiga pemimpin negara Baltik di Gedung Putih pada hari Selasa waktu Washington.

"Arab Saudi sangat tertarik dengan keputusan kami, dan saya berkata, 'Ya, Anda tahu, Anda ingin kami tinggal, mungkin Anda harus membayar'," ujar Trump.

Sebelumnya, pemimpin Amerika ini berbicara dengan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, melalui telepon untuk membahas berbagai masalah regional, termasuk rencana perdamaian antara Israel dan Palestina dan peluang untuk memperkuat kemitraan strategis Amerika-Saudi.

Meski Trump meminta Riyadh mendanai operasional pasukan AS di Suriah, Gedung Putih dalam sebuah pernyataan tidak menyinggung masalah pendanaan tersebut.

Ketika melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota Saudi pada 20 Maret 2018 lalu, pemimpin Gedung Putih itu juga tidak membahas rencananya untuk menarikan pasukan Amerika dari wilayah Suriah.

Rencana Trump sejatinya juga bertentangan dengan retorika para pejabat top AS lainnya. Menteri Pertahanan James Norman Mattis dan mantan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson pernah menjanjikan kehadiran abadi pasukan AS di Suriah pada tahun lalu.

Tapi Trump menegaskan kembali seruannya untuk mengakhiri kehadiran pasukan Pentagon di negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut, setelah dia membuat pernyataan serupa di sebuah acara di Ohio pekan lalu.

"Saya ingin keluar. Saya ingin membawa pasukan kami kembali ke rumah," kata Trump.

"Kami melakukan banyak hal di negara ini, kami melakukannya untuk banyak alasan, tetapi itu sangat mahal untuk negara kami, dan itu membantu negara-negara lain lebih banyak daripada membantu kami," ujarnya.

Trump juga mencerca soal intervensi AS yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan biayanya yang terus meningkat.

"Anggap saja, USD7 triliun selama periode 17 tahun. Kita tidak punya apa-apa. Tidak ada apa-apa kecuali kematian dan kehancuran. Ini hal yang mengerikan. Jadi ini sudah waktunya. Ini saatnya," imbuh Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip Al Jazeera, semalam (4/4/2018).

"Kami sangat sukses melawan ISIS. Kami akan berhasil melawan siapa pun secara militer. Tapi kadang-kadang sudah waktunya untuk pulang. Dan kami memikirkan hal itu dengan sangat serius." 


Perang Amerika melawan ISIS di Suriah dimulai pada tahun 2014 atau di era pemerintahan Presiden Barack Obama. Operasi Washington bersama koalisi internasional tersebut meluas hingga ke Irak




Credit  sindonews.com




Pentagon: Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir Rusia Gagal



Pentagon: Uji Rudal Jelajah Bertenaga Nuklir Rusia Gagal
Cuplikan video tes rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia yang dipamerkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan 1 Maret 2018 lalu. Foto/RU-RTR Russian Television


WASHINGTON - Dua tes rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia mengalami kegagalan. Demikian klaim Pentagon yang disampaikan pejabatnya pada hari Rabu.

Pejabat Pentagon yang berbicara dengan kondisi anonim tersebut mengungkapkan kegagalan tes senjata Moskow kepada The Washington Free Beacon, yang dilansir Kamis (5/4/2018).

Dua tes tembak rudal dilakukan di Arktik, Rusia, dan dipantau oleh badan-badan intelijen Amerika.

Rudal-rudal  yang diuji tembak itu itu termasuk senjata strategis baru yang diumumkan untuk pertama kalinya pada 1 Maret 2018 dalam pidato kenegaraan Presiden Vladimir Putin.

Dalam pidato kenegaraan tahunannya, Putin menggunakan presentasi video untuk memamerkan perkembangan dua sistem senjata pengiriman nuklir baru yang diklaim dapat menghindari deteksi radar.

Menurut Putin, rudal jelajah seperti itu berhasil diuji coba pada akhir 2017 lalu.

"Selama penerbangan, pembangkit listrik mencapai output yang ditentukan dan memberikan dorongan yang diperlukan," kata Putin. "Peluncuran rudal dan tes di lapangan memungkinkan untuk pindah ke penciptaan jenis senjata yang benar-benar baru, sistem senjata nuklir strategis dengan rudal bertenaga nuklir."

Pejabat pertahanan Amerika, bagaimanapun, mengatakan klaim Putin adalah salah, karena selama kedua uji coba, pembangkit listrik rudal itu gagal menyala.

Pejabat Pentagon tersebut menambahkan bahwa tes-tes itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Moskow menimbulkan dampak dari senjata bertenaga nuklir tersebut.

Beberapa rincian tersedia terkait informasi kegagalan tes rudal jelajah Rusia itu telah diketahui oleh kedua badan intelijen Amerika selama setidaknya satu tahun dan telah disampaikan kepada militer Washington.

Informasi itulah yang dijadukan acuan dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) pemerintah Presiden Trump beberapa waktu lalu. Dokumen itu mengungkap senjata strategis baru yang sedang dikembangkan Moskow. 





Credit  sindonews.com





Berani Pamer ke Amerika, Siapakah Menhan Cina Wei Fenghe?


Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong
Presiden Xi Jinping menyerahkan bendera militer Pasukan Pembebasan Rakyat Cina kepada Komandan Pasukan Roket, Wei Fenghe, pada Januari 2016. The Standard - Hongkong

CB, Jakarta - Nama Menteri Pertahanan Cina Jenderal Wei Fenghe menghiasi media massa global setelah membuat pernyataan berani mengenai posisi negaranya terhadap Amerika Serikat.
Pernyataan itu makin menarik karena dilontarkan saat dia berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan mitranya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, pada Selasa, 3 April 2018. Cina dan Rusia mengumumkan kerja sama strategis untuk menghadapi dominasi unipolar, yang menurut mereka dilakukan Amerika Serikat.

Ads by Kiosked
Saat keduanya bertemu, Wei, 63 tahun, mengatakan kepada Shoigu, "Cina datang ke Moskow untuk menunjukkan kepada AS dekatnya hubungan militer antara negara Cina dan Rusia. Kami datang untuk mendukung Anda.”
Lalu siapakah Wei yang baru menempati posisinya sebagai Menteri Pertahanan Cina pada pertengahan Maret 2018?

Menurut media India Times, Wei merupakan orang dekat Presiden Cina Xi Jinping, yang juga baru terpilih sebagai Presiden Cina seumur hidup.
Wei sebelumnya menjabat Komandan Unit Rudal, yang merupakan bagian dari Korps Artileri Kedua dari PLA. Unit ini kemudian dikembangkan menjadi Pasukan Roket PLA dan Pasukan Pendukung Strategis PLA.
Sebagai Menteri Pertahanan, seperti dilansir media The Standard asal Hong Kong, Wei berada di bawah Presiden Xi, yang juga Ketua Komite Pusat Militer, dan dua wakilnya. Namun Wei menjadi tokoh sentral yang langsung membawahi dua juta pasukan Cina.
Sejak sepuluh tahun terakhir, Cina melakukan modernisasi besar-besaran semua teknologi militernya dengan produksi domestik atau melakukan kerja sama manufaktur dengan perusahaan dari negara lain, seperti Rusia.
Pada 2018, Cina menaikkan anggaran militer 8,1 persen menjadi US$ 173 miliar atau sekitar Rp 2.400 triliun. Hal itu membuatnya sebagai negara dengan anggaran militer tahunan kedua terbesar di bawah Amerika.
Menurut Komando Strategis Amerika, Pasukan Rudal Cina merupakan pasukan rudal paling aktif dan beragam kemampuan. Pasukan ini memiliki berbagai jenis rudal terpandu buatan domestik untuk jarak pendek dan menengah yang bisa digunakan untuk menyasar Taiwan, yang dianggap sebagai provinsi pembangkang.
Namun Pasukan Rudal Cina juga memiliki sejumlah rudal terpandu andalan jarak jauh, seperti rudal antarbenua, yang bisa menarget Amerika dan negara sekutu, yang berjarak ribuan kilometer.





Credit  tempo.co





Hamas Desak Liga Arab Gugat Israel ke Mahkamah Internasional



Sejumlah warga Palestina menggendong rekannya yang terluka akibat bentrok dengan tentara Israel saat melakukan protes yang menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. Sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.400 lainnya luka dalam bentrokan itu. REUTERS/Mohammed Salem
Sejumlah warga Palestina menggendong rekannya yang terluka akibat bentrok dengan tentara Israel saat melakukan protes yang menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. Sedikitnya 16 orang Palestina tewas dan lebih dari 1.400 lainnya luka dalam bentrokan itu. REUTERS/Mohammed Salem

CB, Jakarta - Hamas mendesak Liga Arab menggugat Israel ke Mahkamah Kejahatan Internasional atas pembunuhan sejumlah demonstran Palestina tak bersenjata di dekat perbatasan Jalur Gaza, Jumat pekan lalu.
Desakan itu disampaikan pada Senin, 1 April 2018, melalui percakapan telepon antara pemimpin politik Hamas, Ismail Haniya, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Abul-Gheit.

Ads by Kiosked

Petugas medis wanita Palestina Razan Al-Najar memberikan pengobatan kepada para pendemo saat terjadinya bentrokan di perbatasan Israel-Gaza, di Jalur Gaza selatan 1 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
"Liga Arab telah menggelar pertemuan darurat pada Selasa, 3 April 2018, guna membahas serangan mematikan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza," kata salah seorang pejabat Liga Arab kepada Al Jazeera.
Duta Besar Palestina Diab al-Louh mengatakan negaranya mengajukan memorandum kepada Liga Arab untuk mengadakan pertemuan di tingkat perwakilan tetap. Sebab, pasukan Israel telah membunuhi pengunjuk rasa damai pada peringatan Hari Tanah, Jumat lalu.
Sejumlah petugas medis Palestina dari Razan Al-Najar memberikan pertolongan pada seorang korban yang terluka akibat bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Israel-Gaza, 1 April 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sementara itu, Saeed Abu Ali, asisten Sekretaris Jenderal untuk Bangsa Palestina dan Daerah Pendudukan Arab, menuturkan Arab Saudi hadir pada pertemuan tersebut.

Liga Arab juga meminta komunitas internasional bertanggung jawab menghentikan kekerasan Israel dan membentuk komisi penyelidikan atas serangan yang menewaskan 17 orang dan melukai lebih dari 1.500 warga Palestina. "Israel melakukan kejahatan terhadap peserta unjuk rasa damai," kata Abull-Gheit.






Credit  tempo.co





Trump: Saya Mau Keluar dari Suriah


Rob Porter dan Donald Trump. Reuters
Rob Porter dan Donald Trump. Reuters

CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan dukungannya untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Ini merupakan pernyataan publiknya yang kedua setelah pernyataan sama diucapkan Trump pada pidato di Ohio pada pekan lalu.
“Saya ingin keluar. Saya ingin membawa pasukan kami pulang,” kata Trump pada saat jumpa pers bersama para pemimpin Latvia, Lithuania, dan Estonia seperti dilansir media Politico, Selasa, 3 April 2018.

Pada pernyataan serupa pada pekan lalu di Ohio, seperti dilansir Russia Today, Trump mengatakan operasi militer di Timur Tengah menghabiskan banyak biaya. Dia menghitung totalnya mencapai sekitar US$7 triliun atau sekitar Rp96 ribu triliun selama beberapa tahun terakhir.

Setelah tujuh tahun perang sipil Suriah, ibukota Damaskus, dari sisi politik dan keamanan relatif aman. Sumber: Muhammad Ramdhan/PWNI Kemenlu
Lewat cuitannya di akun @realdonaldtrump, Trump juga mengutip rencananya untuk menggunakan uang ini pada proyek perbaikan infrastruktur AS, yang menurutnya mengalami banyak kerusakan di berbagai daerah.

“Terkadang, sudah saatnya untuk pulang. Dan kami memikirkan ini dengan sangat serius,” kata dia masih dalam jumpa pers tadi.
Trump mengatakan tujuan utama pasukan AS di Suriah adalah untuk mengalahkan ISIS. Karena tujuan in nyaris selesai, maka status pasukan di wilayah ini bakal segera di putuskan.
Sikap Trump ini berbeda dengan Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, yang baru saja diberhentikan, dan Menteri Pertahanan, James Mattis, yang menyuarakan penempatan pasukan permanen di wilayah itu. Mereka ingin AS terlibat dalam pergantian rezim di Suriah, yang menurut keduanya adalah rezim tiran dan melanggar hukum.

Setelah tujuh tahun perang sipil Suriah, ibukota Damaskus, dari sisi politik dan keamanan relatif aman. Sumber: Muhammad Ramdhan/PWNI Kemenlu
Pejabat Kementerian Luar Negeri, Brett McGurck, mengatakan,”Kita berada di Suriah untuk mengalahkan ISIS. Itu misi kita. Misi kita belum kelar. Kita harus menyelesaikan misi ini.”
Menurut Trump, jika pasukan masih ada di Suriah, seperti juga diminta Arab Saudi, maka biaya besar harus ditanggung negar itu. “Mungkin kamu juga harus membayar biayanya,” kata Trump.




Credit  TEMPO.CO




AS akan Beri Sanksi Tambahan untuk Rusia


Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci


Sanksi tambahan ini akan membidik kolega Presiden Vladimir Putin.


CB, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan memberlakukan sanksi tambahan terhadap Rusia pada Jumat (6/4). Sanksi tersebut bersifat ekonomi dan dirancang untuk menargetkan oligarki yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Para pejabat AS mengatakan, sanksi terakhir yang diberikan kepada sejumlah individu dan entitas tetap berlaku. Namun akan ada lagi sekitar setengah lusin individu yang akan menerima sanksi, yang nama-namanya telah diberikan kepada presiden oleh Kongres.

Dalam beberapa pekan terakhir, penasihat keamanan nasional AS telah mendorong dikeluarkannya lebih banyak sanksi terhadap Rusia. Hal ini dilakukan setelah terjadi insiden serangan terhadap mantan agen intelijen militer Rusia di Inggris, serta dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.

Pada Selasa (3/4) malam, mantan Penasehat Keamanan Nasional AS, H.R. McMaster, menyerukan agar pemerintah dapat mengambil tindakan keras terhadap Moskow. "Kami telah gagal untuk menerapkan sanksi yang setimpal," ujar McMaster, seperti dilaporkan laman The Washington Post.

Pernyataannya disampaikan beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, bahwa tidak ada yang lebih tangguh dalam melawan Rusia daripada dirinya.

Sementara itu, pejabat Rusia telah menyatakan kekesalannya terhadap AS. Duta Besar Moskow untuk AS, Anatoly Antonov, mengatakan atmosfer di Washington adalah racun. "Ini atmosfir beracun," katanya kepada NBC News.

AS diperkirakan akan menargetkan orang-orang yang ada di dalam daftar pemimpin politik dan pebisnis Rusia yang berpengaruh, yang telah dirilis Departemen Keuangan AS pada Januari lalu. AS juga dapat menerapkan sanksi berdasarkan kekuatan yang diberikan oleh Kongres untuk menargetkan siapa pun yang menjalin kerja sama signifikan dengan intelijen dan sektor pertahanan Rusia.

"Jika mereka melakukan sesuatu yang sulit seperti ini, mungkin hanya akan sedikit meyakinkan anggota Kongres dan masyarakat yang bertanya-tanya apakah pemerintah fokus pada ancaman Rusia dan mengambil langkah untuk mengatasinya," kata Liz. Rosenberg, mantan pejabat Departemen Keuangan AS di Center for a New American Security.

Juru bicara Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menolak untuk berkomentar. Pekan lalu, AS mengusir 60 mata-mata dan diplomat Rusia sebagai tanggapan atas serangan terhadap Sergei Skripal. Pengusiran diplomat kali ini merupakan yang terbesar dalam sejarah AS terhadap Rusia.

Pada awal Maret, Pemerintah AS juga memberikan sanksi baru pada sejumlah peretas dan agen mata-mata Pemerintah Rusia karena diduga ikut campur dalam pemilu 2016 dan melakukan serangan siber. Dalam beberapa hari terakhir, pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan tindakan tambahan untuk mengecam agresi Rusia secara terbuka.

Jumat (30/4) lalu, Duta Besar AS untuk Rusia, Jon Huntsman Jr., mengatakan kepada pejabat pemerintah ia ingin mengadakan konferensi pers di Moskow tentang pengusiran Rusia atas para diplomat AS dari negara itu.

Namun pada akhirnya, ia memilih untuk tidak mengadakan konferensi pers karena alasan yang masih belum jelas, tetapi Huntsman muncul di dalam sebuah rekaman video YouTube yang menjelaskan keputusan Washington.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID




NATO tidak Bertujuan Mengisolasi Rusia


Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg
Foto: EPA


NATO berusaha membangun hubungan yang lebih baik dengan Rusia.


CB, OTTAWA -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan NATO tidak bertujuan mengisolasi Rusia setelah serangan pada mantan agen Rusia dan putrinya di Inggris bulan lalu. Namun, NATO harus menindak Rusia untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap kasus ini.


"Kami terus berusaha untuk hubungan yang lebih baik dengan Rusia karena Rusia adalah tetangga kami, Rusia ada di sana untuk tinggal. Kami tidak bertujuan mengisolasi Rusia," kata Stoltenberg dalam sambutannya di Universitas Ottawa, dikutip dari Reuters, Kamis (5/4).

Stoltenberg mengatakan NATO prihatin dengan Rusia, yang disebutnya telah mencaplok Krimea, membuat tidak stabil Ukraina Timur, mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan ikut campur dalam urusan negara lain.

"Itulah alasan mengapa sekutu NATO dan mitra bereaksi dengan cara mereka bereaksi setelah serangan di Salisbury. Karena itu bukan satu peristiwa. Ini adalah serangan yang telah terjadi (melawan) latar belakang pola perilaku yang telah kita lihat selama bertahun-tahun," ujarnya.

Lebih dari 100 diplomat Rusia telah diusir dari negara-negara Barat karena serangan di Salisbury pada 4 Maret lalu. Pekan lalu, Aliansi mengusir tujuh diplomat dari Rusia ke NATO dan memotong jumlah maksimum delegasi menjadi 20 dari 30 setelah serangan itu.






Credit  republika.co.id





Seteru dengan Inggris Memanas, Rusia Klaim Didukung 13 Negara


Seteru dengan Inggris Memanas, Rusia Klaim Didukung 13 Negara
Kedutaan Besar Rusia di Belanda merilis daftar 1 3 negara pendukung Moskow dalam kasus Skripal. Foto/Twitter @rusembassyNL


MOSKOW - Perseteruan antara Rusia dengan Inggris terkait kasus serangan racun terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal semakin memanas. Kini, Moskow mengklaim didukung 13 negara.

Klaim itu bersamaan dengan pertemuan darurat Organiasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag atas permintaan Moskow.

Moskow menyatakan ingin mengatasi tuduhan ketidakpatuhannya terhadap konvensi senjata kimia seperti yang dituduhkan oleh Inggris.

Seperti diketahui, mantan agen ganda Kremlin Sergei Skripal yang berkhianat ke Inggris ditemukan tak berdaya bersama putrinya, Yulia Skripal, di Salisbury, Inggris selatan, 4 Maret 2018.

London menyatakan, Skripal dan putrinya diserang racun saraf Novichok yang didalangi Moskow. Namun, Kremlin membantah tuduhan itu dan menuntut London menunjukkan bukti yang hingga kini tak disodorkan.

Kedutaan Rusia di Belanda melalui Twitter merilis daftar 13 negara yang mendukung Rusia dalam kasus Skripal. Menurut kedutaan tersebut, ke-13 negara mendukung Rusia dalam pernyataan bersama yang ditujukan kepada OPCW.

Ke-13 negara itu antara lain Iran, Suriah, Pakistan, Kuba, Belarus, Kazakhstan, Armenia, Azerbaijan, Venezuela, Kyrgyzstan, Tajikistan, Uzbekistan dan Nikaragua.

Namun Pemerintah Inggris menuduh Rusia berusaha merusak OPCW, serta terlibat dalam taktik pengalihan isu. Para ilmuwan di Porton Down yang meneliti sampel racun penyerang Skripal mengaku tidak bisa memverifikasi bahwa racun saraf tersebut berasal dari Rusia.

"Rusia telah menyerukan pertemuan ini untuk melemahkan pekerjaan OPCW," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan melalui seorang juru bicaranya.

"Tentu saja, tidak ada persyaratan dalam konvensi senjata kimia bagi korban serangan senjata kimia untuk terlibat dalam penyelidikan bersama dengan terduga pelaku," lanjut kementerian tersebut, seperti dikutip Daily Star, Kamis (5/4/2018).

Pertemuan dewan eksekutif OPCW di Den Haag digelar tertutup. Moskow berharap OPCW bekerja independen.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat kunjungan ke Turki menyerukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus Skripal. Dia mengecam sikap Inggris yang mengumbar tuduhan tanpa bukti.

"Kecepatan di mana kampanye anti-Rusia telah diluncurkan menyebabkan kebingungan," katanya. 


Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan seorang kerabat Skripal bernama Viktoria Skripal telah melakukan kontak dengan Kedutaan Rusia di London untuk menjenguk mantan agen ganda Kremli tersebut.

"Viktoria Skripal berencana untuk mengunjungi kerabatnya di Inggris untuk memberikan dukungan moral dan psikologis," kata kementerian tersebut melalui seorang juru bicara.

"Kami menganggap ini sebagai keinginan yang benar-benar tulus, dan terutama penting sekarang, saat kondisi Yulia Skripal dilaporkan membaik," lanjut kementerian itu.





Credit  sindonews.com



OPCW Gelar Pertemuan Bahas Serangan Zat Saraf Pembelot Rusia



OPCW Gelar Pertemuan Bahas Serangan Zat Saraf Pembelot Rusia
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/Ian


DEN HAAG - Organisasi Anti Senjata Kimia, OPCW, menggelar pertemuan tertutup terkait serangan zat saraf terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal. Pertemuan ini dilakukan setelah laboratorium Inggris mengatakan tidak dapat membuktikan bahwa Rusia adalah sumber zat saraf yang meracuni Skripal.

Pertemuan di OPCW ini diinisaisi yleh Moskow yang ingin mengatasi situasi sehubungan dengan insidien di Salisbury tersebut.

"Kami berharap untuk membahas seluruh masalah dan menyerukan kepada Inggris untuk menyediakan setiap elemen bukti yang mungkin mereka miliki di tangan mereka," kata duta besar Rusia untuk Irlandia, Yury Filatov, seperti dikutip dari AFP, Rabu (4/4/2018).

Pada hari Selasa, fasilitas militer Inggris menganalisis agen saraf yang digunakan pada mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Mereka mengatakan tidak dalam posisi untuk mengatakan dari mana zat itu berasal.


Skripal, yang telah tinggal di Inggris sejak pertukaran mata-mata pada tahun 2010, dan putrinya telah dirawat di rumah sakit sejak 4 Maret. London dan sekutu Baratnya telah menyalahkan Rusia atas serangan tersebut.

Sebanyak 41 negara anggota dewan eksekutif OPCW akan bersidang pada pukul 10:00 waktu setempat di kantor pusat organisasi di Den Haag. Pertemuan ini digelar setelah Moskow juga menerima dan menganalisis sampel dari zat Novichok yang digunakan dalam serangan itu.

"Rusia tertarik untuk membangun seluruh kebenaran masalah ini," kata Filatov.

Namun Kementerian Luar Negeri Inggris menuduh Rusia meminta pertemuan itu untuk melemahkan investigasi OPCW.

"Inisiatif Rusia ini sekali lagi merupakan taktik pengalihan lain, yang dimaksudkan untuk melemahkan pekerjaan OPCW dalam mencapai sebuah kesimpulan," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.

"Tentu saja, tidak ada persyaratan dalam Konvensi Senjata Kimia untuk korban serangan senjata kimia untuk terlibat dalam penyelidikan bersama dengan kemungkinan pelaku," demikian bunyi pernyataan itu. 







Credit  sindonews.com






Para Ilmuwan Inggris Tak Bisa Buktikan Racun Novichok dari Rusia


Para Ilmuwan Inggris Tak Bisa Buktikan Racun Novichok dari Rusia
Para ilmuwan di Porton Down, Inggris tak bisa buktikan racun Novichok yang menyerang mantan agen ganda Sergei Skripal berasal dari Rusia. Foto/REUTERS


LONDON - Para ilmuwan Inggris tidak bisa membuktikan Rusia sebagai sumber racun Novichok yang digunakan terhadap mantan agen ganda Moskow Sergei Skripal di Salisbury, Inggris. Moskow sebelumnya mengancam akan menolak hasil penyelidikan yang tidak melibatkan ilmuwan Rusia.

Penyelidikan itu dilakukan para ilmuwan di Laboratorium Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan Inggris di Porton Down.

Skripal—mantan intelijen Moskow yang berkhianat ke London—dan putrinya, Yulia Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di sebuah bangku di kawasan Salisbury, 4 Maret 2018. Pemerintah Inggris menyatakan Skripal dan putrinya diserang racun saraf Novichok yang didalangi Moskow.

Kepala eksekutif dari Laboratorium Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertahanan (DSTL) di Porton Down, Gary Aitkenhead, mengatakan bahwa belum racun saraf yang ganas itu terbukti dibuat di Rusia.

Aitkenhead menegaskan pembuatan racun itu diperlukan metode yang sangat canggih dan kemampuan hanya dimiliki seorang aktor negara.

"Kami dapat mengidentifikasi itu sebagai Novichok, untuk mengidentifikasi bahwa itu adalah agen saraf kelas militer," katanya kepada Sky News.
"Kami belum mengidentifikasi sumber yang tepat, tetapi kami telah memberikan informasi ilmiah kepada pemerintah yang kemudian menggunakan sejumlah sumber lain untuk mengumpulkan kesimpulan yang mereka peroleh," ujarnya, yang dilansir Rabu (4/4/2018).

Menurutnya, untuk menentukan asal-usul racun saraf itu membutuhkan "input lain", beberapa di antaranya input berbasis intelijen yang dapat diakses oleh pemerintah.

"Ini adalah tugas kami untuk memberikan bukti ilmiah tentang apa agen saraf khusus ini. Kami mengidentifikasi bahwa itu berasal dari keluarga khusus (racun) ini dan ini adalah (racun) kelas militer, tetapi bukan tugas kami untuk mengatakan di mana itu diproduksi," kata Aikenhead.

Ilmuwan tersebut menolak berkomentar apakah laboratorium di Porton Down telah mengembangkan atau menyimpan stok Novichok. Dia juga menolak tudingan dari Rusia bahwa agen saraf yang digunakan untuk meracuni Skripal kemungkinan berasal dari Porton Down.

"Tidak mungkin hal seperti itu bisa datang dari kami atau meninggalkan empat dinding fasilitas kami," kata Aitkenhead.

Sebelumnya, Pemerintah Inggris menuding insiden di Salisbury sebagai contoh perilaku yang semakin agresif dari Rusia. Moskow sendiri telah berulang kali membantah terlibat atau pun mendalangi serangan terhadap Skripal.

Seorang juru bicara nomor 10 Downing Street tetap menyalahkan Moskow atas serangan terhadap mantan agen ganda Kremlin yang telah membelot tersebut.

"Ketika perdana menteri telah memperjelas, Inggris akan lebih suka memiliki Rusia (sebagai) mitra konstruktif yang siap untuk bermain sesuai aturan. Namun serangan di Salisbury ini adalah bagian dari pola perilaku Rusia yang semakin agresif, serta fase baru dan berbahaya dalam aktivitas Rusia di benua itu dan di luarnya," katanya.

"Seperti yang dikatakan perdana menteri, kita harus menghadapi fakta, dan tantangan Rusia adalah salah satu yang akan bertahan selama bertahun-tahun yang akan datang," ujarnya. 


Duta besar Rusia untuk Irlandia, Yury Filatov, menjadi diplomat terbaru yang ikut mengecam Inggris karena menuduh Moskow tanpa bukti.

"Kami tentu saja menolak setiap gagasan atau klaim keterlibatan Rusia dalam insiden Salisbury. Kami tidak akan mentoleransi perilaku tidak bertanggung jawab dan pada dasarnya tidak senonoh dari pihak Inggris," katanya.




Credit  sindonews.com





Rusia Uji Coba Rudal, Latvia Terpaksa Tutup Jalur Udara


Rusia Uji Coba Rudal, Latvia Terpaksa Tutup Jalur Udara
Ilustrasi latihan militer Rusia di Laut Baltik. (Reuters/Alexei Druzhinin/RIA Novosti/Kremlin/File Photo)




Jakarta, CB -- Rusia memulai uji coba nuklir di Laut Baltik pada Rabu (4/4), membuat Latvia terpaksa menutup sebagian jalur udara komersialnya selama tiga hari.

"Ini adalah bentuk pamer kekuatan. Sulit dipercaya ini terjadi sangat dekat dengan negara kami," ujar Perdana Menteri Latvia, Maris Kucinskis, kepada Reuters.

Sejumlah pejabat Latvia kemudian mengatakan bahwa uji coba itu dilakukan di dalam zona ekonomi eksklusif negaranya.


Duta Besar Latvia untuk Rusia, Maris Riekstins, lantas menyatakan bahwa latihan ini adalah tindakan provokatif Moskow di tengah ketegangan hubungan dengan negara-negara Eropa akibat insiden peracunan agen ganda di Inggris.


Tak hanya Latvia, Swedia juga terkena dampak uji coba rudal Rusia. Mereka merilis peringatan kepada badan pengatur lalu lintas sipil, mengingatkan bahwa ada kemungkinan penundaan perjalanan udara.

Uji coba rudal ini adalah bagian dari latihan perang Rusia yang sudah digelar sejak September lalu, mulai dari Baltik hingga Laut Hitam.

Rangkaian latihan ini meresahkan negara Barat yang menganggap Rusia tak transparan terkait skala dan jangkauan dari program tersebut.


Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga khawatir latihan ini dapat memicu konflik lebih luas jika terjadi kecelakaan yang melibatkan senjata militer dan kapal atau pesawat sipil.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa aliansi tersebut akan memantau uji coba ini dengan ketat, tapi tetap mengakui hak setiap negara untuk melakukan latihan militer.

"Kami tetap waspada dan meningkatkan kesiagaan pasukan kami, terutama di kawasan Baltik," ucap Stoltenberg.

Menanggapi pernyataan ini, Moskow menuding NATO ingin menggaungkan propaganda anti-Rusia.





Credit  cnnindonesia.com