Rabu, 08 November 2017

Didakwa Korupsi, Pangeran Arab Saudi Kehilangan Rp 13 Triliun



Didakwa Korupsi, Pangeran Arab Saudi Kehilangan Rp 13 Triliun

Pangeran Alwaleed bin Talal, milioner kaya yang ditangkap Komisi Anti Korupsi Arab Saudi, memiliki dua pesawat pribadi, yaitu Boeing 747-400 dan Airbus A380. Pesawat 747-400 miliknya dirancang ulang dengan sebuah kursi tahta megah dan mewah terletak di tengah ruang tamu. news.gr






CB, Jakarta - Pangeran Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, masih sangat kaya. Namun sejak tudingan korupsi dialamatkan kepadanya, Sabtu, 4 November 2017, dia telah kehilangan setidaknya US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 13,5 triliun dalam waktu 48 jam.
Menurut hitungan, kekayaan bersih Alwaleed turun menjadi US$ 17,8 miliar atau sekitar Rp 240 tiliun setelah nilai saham perusahaan investasi Saudi yang didirikan merosot hingga Rp 13,5 triliun.

Pangeran Alwaleed bin Talal akhirnya menjual pesawat ini dengan harga yang tidak diungkapkandan menggunakan uang tersebut untuk berinvestasi di bisnis di Arab Saudi dan Timur Tengah. ausbt.com.au
Pada sesi perdagangan saham yang ditutup Senin, 6 November 2017, nilai sahamnya terjun bebas. Ini merupakan penurunan saham terendah Kingdom Holding Co. sejak Desember 2011.
Alwaleed salah satu di antara pangeran, menteri dan bekas pejabat Arab Saudi yang ditangkap pada Sabtu, 4 November 2017, oleh Komite Antikorupsi karena tudingan pencurian uang negara.

Airbus A380 ini dipesan Pangeran asal Arab Saudi, Alwaleed bin Talal al-Saud, untuk dijadikan pesawat pribadinya seharga 300 juta pound sterling. Di dalamnya tersedia ruang spa, arena pertunjukan musik, dan garasi khusus mobil Rolls Royce milik Sang Pangeran. planespotters.net
Komite ini dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dari sejumlah orang yang ditahan oleh lembaga ini, tiga di antaranya orang paling kaya di Arab Saudi.

Credit  TEMPO.CO


Arab Saudi Bekukan Rekening Tersangka Korupsi, Alwaleed bin Talal 


CB, Jakarta - Otoritas Arab Saudi mengumumkan bahwa mereka akan membekukan rekening bank para tersangka korupsi yang kini ditahan Kerajaan.
"Kami tidak akan memberikan keistimewaan dalam menangani kasus ini," ujar pejabat Saudi yang tak bersedia disebutkan namanya.
Menurut informasi dari Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi, jumlah uang yang dikorup akan diganti oleh Badan Keuangan Saudi.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman memimpin lembaga anti korupsi yang baru dibentuk. Kampanye antikorupsi inimerupakan bagian dari upaya konsolidasi Mohammed bin Salman, yang merupakan penasihat utama Raja Salman. AFP/FAYEZ NURELDINE
Hingga saat ini belum ada informasi mengenai jumlah uang yang diduga ditilap oleh para tersangka, salah satunya adalah Pangeran Alwaleed bin Talal.
Pangeran Alwaleed, pemilik kekayaan senilai Rp 243 triliun, pernah mengecam Donald Trump sebelum menjadi Presiden Amerika Serikat karena melarang umat Islam dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika.
Dalam kampanye pemilihan presiden 2015, Trump pernah mengumbar janji di depan pendukungnya bahwa dia akan melarang pendatang dari tujuh negara Islam.
"Sebaiknya Anda menarik diri dari Republik sebagai calon presiden," ucap Alwaleed seperti dikutip ABS-CBN, Desember 2015. Dia menambahkan, "Anda tidak akan pernah memenangkan pemilihan presiden."

Pangeran Alwaleed bin Talal. REUTERS/Luke MacGregor
Komite Antikorupsi Arab Saudi, lembaga yang dibentuk pada Sabtu 4 November 2017 dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menahan sejumlah pangeran dan menteri dengan sangkaan korupsi.

Kementerian Informasi menjelaskan, seluruh rekening dan dana yang dimiliki oleh para tersangka segera dibekukan. "Termasuk aset atau properti yang diduga hasil dari korupsi akan disita untuk negara."
Berikut aset mereka yang bakal dibekukan:
Pengeran Alwaleed bin Talal, pemilik Kingdom Holding Group
Pangeran Mitaab bin Abdullah, Komandan Pengawal Nasional
Pangeran Turki bin Abdullah, Bekas Gubernur Riyadh
Pangeran Turki bin Nasser, Bekas Kepala Meteorologi dan Lingkungan
Waleed al-Ibrahim, Ketua MBC Media Group
Khaled al-Tuwaijri, Bekas Presiden Pengadilan Kerajaan
Adel Faqih, Menteri Ekonomi dan Perencanaan
Amr al-Dabbagh, Bekas Presiden Otoritas Investasi
Saleh Abdullah Kamel, Ketua Dallah al Baraka Group
Saud al-Tobaishi, Pimpinan Protokol Kerajaan
Ibrahim al-Assaf, Pimpinan Saudi Aramco
Bakr Binladin, Pemilik Perusahaan Konstruksi Saudi Binladin Group
Saud al-Dawish, Bekas CEO Perusahan Telekomunikasi Saudi
Khaled al-Mulhem, Bekas Direktur Jenderal Saudi Arabian Airlines



Credit  TEMPO.CO

Arab Saudi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Rp 240 Triliun
Arab Saudi, Kekayaan Pangeran Alwaleed Rp 240 Triliun
Pangeran Alwaleed bin Talal saat diwawancarai di Hotel Beijing, Cina, 5 April 2007. Pria 62 tahun ini memliki saham di banyak perusahaan kelas dunia seperti News Corp, Time Warner, Citigroup, Twitter, Apple, Motorola, dan banyak perusahaan ternama lainnya. REUTERS/Claro Cortes IV


CB, Jakarta - Kekayaan salah seorang anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi yang disangka korupsi, Pangeran Alwaleed bin Talal, sebesar US$ 18 miliar atau setara dengan Rp 243 triliun.
Pria yang memiliki sejumlah perusahaan di bawah bendera King Holding tersebut kekayaannya sekitar 10 persen dari APBN 2017 Indonesia yang mencapai Rp 2.080 triliun.

Menurut catatan Forbes, Alwaleed bin Talal, salah satu dari 11 pangeran di Arab Saudi dan puluhan pejabat tinggi lainya yang ditangkap, mengembangkan usahanya di sejumlah negara Barat.
Interior mewah di dalam pesawat milik pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, pesawat tersebut mampu terbang hingga jarak 15.000 km. Pangeran Alwaleed bin Talal al-Saud, menempatkan sebuah kursi mewah di tengah pesawat tersebut. Pesawat pribadi tersebut pantas dinobatkan sebagai salah satu pesawat termewah di dunia. Dailymail.co.uk
"Dia ditangkap oleh Komite Antikorupsi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman lantaran diduga korupsi," tulis The Independent.
Pangeran Alwaleed adalah keponakan Raja Salman dan pemilik kerajaan bisnis di bawah bendera Kingdom Holding Company yang menanamkan sahamnya Citigroup dan Twitter.
Selain Pangeran Alwaleed, Komite Antikorupsi Arab Saudi juga menahan Pangeran Miteb bin Abdullah yang menjabat sebagai Komandan Pengawal Nasional. Dia digantikan oleh Pangeran Khaled bin Ayyaf.
"Penunjukan ini sekaligus untuk konsolidasi Pangeran Mohammed mengontrol lembaga keamanan yang sebelumnya dikepalai oleh sejumlah keluarga kerajaan," The Week melaporkan.
Menurut laporan Reuters, penangkapan tersebut merupakan tindakan pre-emptive yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed untuk menyingkirkan tokoh-tokoh kuat saat dia mengontrol negara pengekspor minyak terkemuka di dunia
.
Menurut rumor, yacht mewah ini dipesan oleh salah satu anggota kerajaan Arab Saudi, Alwaleed Bin Tala Alsaud.Superyachtphoto.com
Seorang pengamat ekonomi dari salah satu negara Teluk yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan, tidak ada seorang pun di Arab Saudi yang percaya bahwa korupsi adalah akar dari penangkapan keluarga kerajaan tersebut.
"Akar masalah sesungguhnya adalah konsolidasi kekuatan dan rasa frustasi atas reformasi yang tidak berjalan," katanya.
Baca: Skandal Korupsi Arab Saudi : Pangeran dan Menteri yang Ditahan...
Kristian Coates Ulrichsen, seorang ahli Arab Saudi dari Universitas Rice, mengatakan kepada Associated Press, penahanan ini dirancang untuk memuluskan jalan Putra Mahkota Mohammed menduduki posisi puncak di kerajaan.





Credit  tempo.co









Pangeran dan Menteri Arab Saudi yang Terlibat Korupsi Bakal Diadili


Pangeran dan Menteri Arab Saudi yang Terlibat Korupsi Bakal Diadili
Foto/Ilustrasi/Sindonews


RIYADH - Puluhan tokoh politik dan bisnis terkemuka di Arab Saudi yang ditangkap dalam sengketa anti-korupsi akan diadili. Hal itu ditegaskan Jaksa Agung Arab Saudi.

Pangeran dan menteri menjadi target penangkapan pada akhir pekan lalu dalam sebuah langkah yang dipimpin oleh komisi anti-korupsi baru dibentuk yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

"Semua yang dicurigai akan memiliki akses penuh terhadap sumber hukum, dan persidangan akan dilakukan secara tepat waktu dan terbuka," kata Jaksa Agung Sheikh Saud al-Mojeb dalam sebuah pernyataan.

"Banyak bukti telah dikumpulkan, dan pertanyaan rinci telah dibuat," imbuhnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (8/11/2017).

Mojeb mengatakan pihak berwenang dipaksa untuk melakukan penyelidikan mereka secara diam-diam untuk memastikan bahwa tidak ada yang lolos dari keadilan.

"Komisi anti-korupsi telah menemukan bukti yang menunjukkan korupsi yang meluas", presiden Khalid bin Abdulmohsen al-Mehaisen mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.

"Otoritas anti-korupsi Saudi telah bekerja dengan susah payah selama tiga tahun untuk menyelidiki kejahatan yang dimaksud," tambahnya.

Kementerian informasi pada hari Minggu mengatakan bahwa rekening bank dari mereka yang ditangkap akan "dibekukan" dan aset apa pun yang terkait dengan kasus korupsi akan terdaftar sebagai milik negara.

Terbaru, bank-bank di Arab Saudi telah membekukan 1.200 rekening yang terkait dengan penyelidikan kasus korupsi.Operasi penangkapan terhadap sejumlah elit kerajaan yang makmur terus berlangsung. Ini adalah pembersihan anti korupsi terbesar yang dilakukan Arab Saudi dalam sejarah modernnya. 




Credit  sindonews.com


Bank-bank Arab Saudi Bekukan 1.200 Rekening


Bank-bank Arab Saudi Bekukan 1.200 Rekening
Bank-bank Arab Saudi membekukan rekening mereka yang diduga terlibat dalam kasus korupsi. Foto/Ilustrasi/Istimewa


RIYADH - Bank-bank Arab Saudi telah membekukan lebih dari 1.200 rekening milik individu dan perusahaan di kerajaan tersebut. Hal itu sebagai bagian dari pembersihan, penjahat, dan pengacara anti korupsi pemerintah. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat.

Puluhan anggota keluarga kerajaan, pejabat dan eksekutif bisnis telah ditahan dalam tindakan keras tersebut. Mereka menghadapi tuduhan pencucian uang, penyuapan, memeras pejabat dan memanfaatkan jabatan publik untuk keuntungan pribadi.

"Sejak hari Minggu, bank sentral telah memperluas daftar rekening sehingga mengharuskan kreditur membekukannya setiap jam," seorang bankir regional mengatakan, menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan media seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/11/2017).

Bankir tersebut tidak menyebutkan perusahaan yang terkena dampak, namun mengatakan bahwa mereka termasuk perusahaan yang terdaftar dan tidak terdaftar di banyak sektor.

Dia menambahkan bahwa jika pembekuan ini bertahan lama, mereka bisa mulai menyakiti aktivitas bisnis sehari-hari seperti membayar staf dan kreditur atau melakukan transaksi lainnya.

Seorang bankir kedua mengatakan, bagaimanapun, bahwa sebagian besar rekening yang dibekukan milik individu daripada perusahaan, dan bahwa bank diizinkan oleh regulator untuk terus mendanai komitmen yang ada.

Juru bicara bank sentral tidak bersedia memberikan komentar terkait hal ini.

Di antara eksekutif bisnis teratas yang ditahan dalam penyelidikan tersebut adalah miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, ketua perusahaan investasi Kingdom Holding (4280.SE); Nasser bin Aqeel al-Tayyar, pendiri Al Tayyar Travel (1810.SE); dan Amr al-Dabbagh, ketua pembangun Red Sea International (4230.SE).

Saham ketiga perusahaan tersebut, yang telah mengeluarkan pernyataan terus beroperasi seperti biasa, anjlok antara 9 dan 10 persen pada hari Selasa.

Salah satu bankir yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa bank sentral telah bertemu dengan beberapa bank asing minggu ini untuk meyakinkan mereka bahwa pembekuan rekening menargetkan individu, dan perusahaan yang terkait dengan orang-orang tersebut tidak akan mengalami kerugian. 





Credit  sindonews.com








Stasiun Peluncuran Satelit akan Dibangun di Pedalaman NT


 Sebuah stasiun peluncuran roket akan dibangun di pedalaman NT berlokasi di dekat Nhulunbuy.
Sebuah stasiun peluncuran roket akan dibangun di pedalaman NT berlokasi di dekat Nhulunbuy.



CB, MELBOURNE --  Sebuah rencana ambisius meluncurkan roket ke luar angkasa dari lokasi terpencil di dekat Nhulunbuy, di Teluk Carpentaria, ujung utara Australia, telah mendapatkan lampu hijau.
Otoritas tanah adat Aborigin di Arnhem Land telah memberikan izin kepada Gumatj Corporation untuk mengoperasikan fasilitas peluncuran roket komersial dari Dataran Tinggi Dhumpuma, di tebing Gulkula.
CEO Gumatj Corporation, Klaus Helms mengatakan kepada ABC, korporasinya berencana untuk menyewakan lokasi tersebut ke Equatorial Launch Australia (ELA), entitas komersil yang akan mengelola Arnhem Space Center. Helms mengatakan Gumatj sangat antusias dengan peluang pekerjaan dan pariwisata yang akan diciptakan dari industri baru di kawasan ini.
"Kegembiraan di antara [pemilik tradisional] terbukti, mereka melihat ini sebagai batu loncatan untuk menjauh dari pertambangan dan melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri yang tidak pernah dilakukan di Australia utara," katanya.
"Bagi kami, ini lebih merupakan kesempatan kerja, dan kami selalu mencari peluang jangka panjang itu, bukan hanya untuk jangka pendek."
ELA menolak berkomentar mengenai rencana ini hingga penerbitan izin selesai.

Masyarakat Gumatj mendukung sejak wacana awal mencuat

Namun, Northern Land Council (NLC) melaporkan dalam publikasi mereka sendiri, Land Rights News, bahwa ELA pada awalnya akan memfasilitasi peluncuran roket untuk tujuan ilmiah yang disebut sounding rockets.
Tujuan roket biasanya untuk mengumpulkan data ilmiah untuk entitas swasta dan komersial, kata Michael Davis, ketua Industri Antariksa Australia.
“Tujuan dari jenis penerbangan ini biasanya untuk pengukuran ilmiah, pengukuran atmosfer bagian atas, dan berbagai instrumen akan dibawa di atas roket yang cukup kecil ini untuk klien yang terlibat dalam sains dan sains atmosfer," katanya.
"Ada peningkatan permintaan untuk peluncuran satelit-satelit kecil di seluruh dunia, dan sejumlah operator peluncuran baru memposisikan diri mereka untuk memanfaatkan permintaan itu, dan ini adalah satu contoh di Australia."
Joe Morrison, CEO NLC, mengatakan bahwa kesepakatan tersebut telah dilakukan dengan berkonsultasi dengan pemilik tanah tradisional dan penduduk di sekitar lokasi peluncuran. "[Konsultasi] yang dilakukan sangat luas, mereka melanjutkannya selama beberapa minggu," katanya.
"Ada banyak upaya untuk memastikan masyarakat memahami sifat dari proposal tersebut dengan menggunakan juru bahasa, dan juga secara jelas membeberkan dan memahami sifat dasar teknis peluncuran roket."
Dia menambahkan orang-orang Gumatj tertarik pada kesempatan tersebut sejak pertama kali wacana itu disebutkan.
"Orang-orang Gumatj memiliki jika kewiraswastaan yang besar, jadi ini dipandang sebagai peluang usaha lain bagi mereka sehingga mereka ingin berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang lebih luas di utara Arnhem Land Timur," kata Morrison.

Ini akan menjadi fasilitas peluncuran terbaik di dunia

Menteri Utama NT, Michael Gunner mengatakan bahwa situs tersebut sangat tepat untuk meluncurkan roket ke luar angkasa karena perusahaan tersebut menawarkan keunggulan kompetitif dan geografis karena kedekatannya dengan khatulistiwa.
"Kami dapat mengakses orbit ruang angkasa dengan biaya yang jauh lebih murah untuk muatan yang lebih besar, dan itu sulit untuk dikalahkan," kata Gunner.
"Pelanggan potensial yang pernah saya ajak bicara, mereka mengatakan saat proyek ini dibuka, pada dasarnya akan menjadi fasilitas peluncuran terbaik di dunia."
Sebelum pembangunan Pusat Antariksa Arnhem dimulai, Michael Gunner mengatakan masih ada sejumlah rintangan administratif yang harus diatasi.
"Masih ada langkah penting yang harus dilakukan, yang pertama adalah proses persetujuan lingkungan yang harus mereka selesaikan," katanya.
Pemerintah NT mengharapkan pembangunan landasan peluncuran roket dimulai tahun depan.




Credit  republika.co.id/australiaplus.com






Bantu PM Spanyol 'Kudeta' Catalonia, Uni Eropa DIkecam


Bantu PM Spanyol 'Kudeta' Catalonia, Uni Eropa DIkecam
Carles Puigdemont kecam Uni Eropa karena membantu PM Spanyol. (Reuters/Yves Herman)


Jakarta, CB -- Mantan Presiden Regional Catalonia Carles Puigdemont mengecam Uni Eropa karena mendukung “kudeta” yang dilakukan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy.

Pernyataan ini terkait dengan upaya merdeka Catalonia yang ditentang oleh pemerintah pusat Spanyol. Madrid membubarkan pemeirntahan wilayah otonom itu menyusu deklarasi merdeka oleh parlemen regional, belum lama ini.

Pada 1 Oktober, Catalonia menggelar referendum kemerdekaan dan mendapati kemenangan telak pihak yang mendukung pemisahan wilayah. Namun, pemungutan suara yang sempat diblokade oleh polisi nasional itu hanya dihadiri tak sampai separuh pemilih terdaftar.

“Apakah Anda akan menerima hasil referendum Catalan atau akan terus membantu Rajoy melakukan kudeta?” kata Puigdemot sebagaimana dikutip AFP, Selasa (8/11).

Puigdemont kini berada di Belgia untuk melarikan diri dari kejaran aparat Spanyol. Dia menyatakan baru akan kembali ke negara asanya jika pemerintah pusat memberikan jaminan akan sesuatu yang tak ia sebutkan dengan rinci.

Menyusul surat perintah penangkapan yang dikeluarkan pengadilan Madrid, Puigdemont dan empat orang bekas menterinya yang bersama-sama pergi ke Belgia akhirnya menyerahkan diri kepada otoritas setempat.

Namun, pengadilan menyatakan mereka tidak perlu ditahan dan bisa melenggang bebas untuk berkampanye, jelang pemilu sela 21 Desember ini.


Mereka akan disidang pada 17 November dalam rangka membahas perintah penangkapan tersebut, kata jaksa di Brussel yang dikutip Reuters.

Upaya merdeka Catalonia telah menarik Spanyol ke dalam krisis politik terparah sejak pemberlakuan kembali demokrasi empat dekade lalu. 

Krisis ini telah memecah belah negara, memicu sentimen anti-Spanyol di Catalonia dan kecenderungan nasionalis di tempat-tempat lain. 



Credit  cnnindonesia.com







Trump Sukses Jual Peralatan Militer ke Korea Selatan


Trump Sukses Jual Peralatan Militer ke Korea Selatan

THAAD merupakan sistem pertahanan udara paling canggih yang dikembangkan Amerika Serikat. rudal THAAD tidak menghancurkan rudal balistik hulu ledak, tapi dengan energi kinetik pada fase terminal. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency. U.S. Department of Defense, Missile Defense Agency/Handout via Reuters



CB, Jakarta -Korea Selatan sepakat untuk membeli sejumlah peralatan militer strategis Amerika Serikat dengan harga miliar dollar Amerika Serikat. Istana presiden Korea Selatan, Cheong Wa Dae menjelaskan, kesepakatan itu dihasilkan dalam pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Moon Jae-in dan Presiden Donald Trump pada hari Selasa, 7 November 2017.

Peralatan militer yang akan dibeli Korea Selatan dari Amerika Serikat tidak disebutkan secara rinci. Dalam pernyataannya, Cheong Wa Dae  hanya menyebut peralatan yang akan dibeli itu adalah aset untuk mengamati dan kapal selam nuklir.
"Ini perlu untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Korea Selatan dan kemampuan pertahanan dua negara," kata Moon kepada wartawan setelah bertemu Trump, seperti dikutip dari Korea Times.
Baca: Batal Kunjungi DMZ Perbatasan Korea Selatan, Trump Dikritik
Menurut Trump, Amerika memiliki banyak peralatan militer yang sangat bagus. Ia pun mengungkapkan rencana Seoul untuk membeli peralatan militer dari Amerika dengan harga miliar dolar Amerika.
"Korea Selatan akan memesan peralatan senilai miliaran dolar, terus terang saja bagi mereka itu punya banyak makna, dan bagi kami itu artinya pekerjaan, itu artinya mengurangi defisit perdagangan kami dengan Korea Selatan," kata Trump.

Trump dan Moon juga sepakat untuk meluaskan dan memperkuat penempatan aset Amerika Serikat di Semenanjung Korea dan sekitarnya.
Kunjungan Trump ke Korea Selatan merupakan yang pertama kali dan kunjungan pertama presiden Amerika Serikat sejak 25 tahun terakhir.



Credit  TEMPO.CO

Trump ke Korea Selatan, katakan solusi harus ditemukan pada kebuntuan nuklir


Trump ke Korea Selatan, katakan solusi harus ditemukan pada kebuntuan nuklir
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Ibu Negara Amerika Serikat, Melania Trump, menaiki Air Force One saat mereka berangkat menuju Seoul dari Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat Yokota berlokasi di Fussa, pinggiran kota Tokyo, Jepang, Selasa (7/11/2017). (REUTERS/Toru Hanai)
... semuanya akan berhasil, hal itu selalu berhasil, dan harus berhasil...

Kamp Humphreys, Korea Selatan (CB) - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Selasa, mendarat di Korea Selatan, tempat terdekat dengan garis depan kebuntuan nuklir dengan Korea Utara, dan dia mengatakan, solusi harus ditemukan pada ancaman keamanan oleh Pyongyang.

Ketika mendarat di Pangkalan Udara Osan di luar Seoul, Trump dan istrinya, Melania Trump, turun dari Air Force One dan berjalan di atas karpet merah, saat Trump memulai kunjungan 24 jam yang dapat memperparah ketegangan dengan Korea Utara.

Trump kemudian terbang dengan helikopter ke Kamp Humphreys, pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di sana dan bertemu dengan tentara Amerika Serikat serta tentara Korea Selatan, bersama dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Gedung Putih mengatakan, perjalanan Trump dimaksudkan untuk menunjukkan tekad Amerika Serikat atas pendekatan garis kerasnya terhadap ancaman nuklir dan misil Korea Utara.

Namun banyak di wilayah itu muncul kekhawatiran retorika Trump yang lebih lanjut dapat meningkatkan potensi konflik militer yang menghancurkan di Semenanjung Korea.

Saat bertemu dengan komandan militer tentang masalah Korea Utara, Trump mengatakan kepada wartawan: "Akhirnya semuanya akan berhasil, hal itu selalu berhasil, dan harus berhasil." Dia tidak menjelaskan maksudnya lebih jauh.

Trump memuji Moon, mengelu-elukan dia atas "kerja sama yang hebat," meski terdapat perbedaan mengenai bagaimana menghadapi Korea Utara dan pada perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Uji coba nuklir dan misil Pyongyang baru-baru ini, yang bertentangan dengan resolusi PBB dan menyebabkan Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bertukar hinaan, telah meningkatkan taruhannya dalam tantangan internasional yang paling penting dalam kepresidenan Trump.

Tiga kelompok penyerang kapal induk Amerika Serikat akan mengadakan latihan militer bersama di Pasifik Barat dalam beberapa hari mendatang pada demonstrasi yang jarang terlihat di wilayah itu, menurut keterangan pejabat Amerika Serikat.

Pada perjalanan keduanya di lima negara, Trump mengunjungi Garnisun Kamp Humphreys yang luas, yang terletak sekitar 100 kilometer dari perbatasan dengan Korea Utara yang tertutup.

Trump disambut tepuk tangan dan beberapa sorak sorai saat dia dan Moon memasuki aula asrama saat jam makan siang.

Trump berusaha meningkatkan tekanan pada Pyongyang setelah kunjungannya ke Tokyo, di mana dia menyatakan, Jepang akan menembak misil Korea Utara -dari atas langit- jika mereka membeli persenjataan Amerika Serikat yang dibutuhkan untuk melakukannya, dan menyarankan pemerintah Jepang mengambil sikap yang telah dihindarinya hingga kini.


Credit  antaranews.com

Ribuan Warga Korea Selatan Tolak Kunjungan Trump



CB, Seoul - Ribuan warga Korea Selatan berunjuk rasa menolak kunjungan Donald Trump. Pada unjuk rasa tersebut, mereka menyerukan perdamaian.
Trump, yang tiba di Tokyo pada Ahad, 5 November 2017, akan mengunjungi Korea Selatan dari Selasa, 7 November 2017 sampai Rabu, 8 November 2017 sebagai bagian dari lawatan pertamanya ke Asia sebagai kepala negara, termasuk ke Vietnam, Cina dan Filipina.

Kim Jong Un mengunjungi sebuah pabrik di Pyongyang, 4 November 2017. Kantor berita Korea Utara (KCNA) merilis foto ini dirilis menjelang kedatangan presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Asia. KCNA via Reuters
Dia dijadwalkan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Moon Jae-In dan mengunjungi sebuah pangkalan militer Amerika, sekaligus membahas masalah Korea Utara dan pemimpinnya Kim Jong-un.
Ketegangan meningkat setelah Pyongyang melakukan uji coba atom keenam pada September 2017 dan uji coba beberapa rudal yang mampu mencapai daratan Amerika. Selain itu terjadi perang kata-kata kasar antara Trump dan Kim yang terus digencarkan dalam beberapa waktu terakhir.
Korea Selatan adalah sekutu utama Amerika dan menjadi rumah bagi 28.500 tentara Amerika. Banyak kritikus melihat bahwa ketegangan di Semenanjun Korea itu akibat ulah Trump sehingga berujung perang kata dengan Pyongyang.
"Kami menentang perang! Negosiasikan perdamaian! " kata demonstran di Seoul sambil melambaikan spanduk dan balon-balon yang bertuliskan damai.
Banyak yang menyalahkan Trump dan Kim karena perang kata-katanya telah meningkatkan risiko konflik. Seorang ibu yang anaknya bertugas wajib militer menuduh pemimpin Amerika Serikat itu membahayakan nyawa anaknya.
"Hatiku bergerak setiap Trump berkomentar tentang Korea Utara," katanya, seperti dilansir The Star pada 6 November 2017.
Jumlah massa yang hadir dalam aksi itu diperkirakan mencapai lebih dari 5 ribu orang.


Sejumlah warga Jepang menyambut kedatangan Presiden AS Donald Trump di Kawagoe, Jepang, 5 November 2017. REUTERS/Issei Kato
Secara terpisah, sekelompok aktivis konservatif mengadakan demonstrasi menyambut Trump, mendesak Washington menggunakan senjata nuklir taktis di Korea Selatan untuk mencegah ancaman dari Korea Utara.


Kebuntuan terakhir antara Trump dan Kim telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Korea Selatan, yang selama beberapa dekade tumbuh acuh tak acuh terhadap ancaman serangan reguler dari Pyongyang.
Tetapi pilihan opsi militer Trump di Semenanjung Korea untuk menghentikan program nuklir Korea Utara, diperkirakan akan menyebabkan korban jiwa besar.




Credit  tempo.co







Korut: Kami Akan Bangun Nuklir Hingga AS Meninggalkan Kami



Korut: Kami Akan Bangun Nuklir Hingga AS Meninggalkan Kami
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian



PYONGYANG - Menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Korea Selatan (Korsel), Korea Utara (Korut) menegaskan kembali tekad mereka untuk memperkuat persenjataan nuklirnya dan menentang AS serta sekutu-sekutunya. Ketegangan di langit Semenanjung Korea telah memasuki bulan ketujuh, tanpa ada tanda-tanda akan pecah.

Surat kabar resmi Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, mengkritik AS karena provokasi militer sembrono yang memfasilitasi penghancuran diri sendiri. Secara khusus, pernyataan tersebut menunjuk pada rencana latihan militer AS yang akan melibatkan kapal induk yang melintasi perairan teritorial Korut.

Kapal induk USS Nimitz, USS Ronald Reagan, USS Theodore Roosevelt, dan semua pengiring pendamping mereka diharapkan untuk berpartisipasi dalam latihan gabungan di Pasifik akhir pekan ini. Pengumuman latihan, yang terjadi pada hari Selasa pagi, telah ditafsirkan sebagai pertunjukan kekuatan semata-mata Angkatan Laut AS: tidak ada militer di Bumi selain AS yang memiliki lebih dari dua kapal induk yang beroperasi. AS memiliki 10 kapal induk.

"Hasutan perang AS meningkatkan ketegangan yang ekstrem di sini dengan mengadakan latihan militer gabungan di perairan dekat semenanjung tersebut dengan tiga kelompok kapal induk," tulis Rodong Sinmun seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (8/11/2017).

Koran ini mencatat bahwa mereka mengharapkan "provokasi" selama kunjungan Trump ke Asia.

"Selama AS dan boneka-bonekanya terlibat dalam tindakan bermusuhan dan usaha invasif terhadap kita, dan selama imperialisme, akar kejahatan dan ketidakadilan, ditinggalkan di Bumi, kita selanjutnya akan membangun kekuatan nuklir kita," tegas Rodong Sinmun.

Yang mengejutkan banyak orang, Trump mengambil nada mendamaikan saat konferensi pers di Korsel. Meskipun dia terlibat dalam retorika biasa yang berkaitan dengan Korut, mengklaim bahwa Pyongyang mengancam jutaan dan jutaan nyawa lainya sangat tidak perlu.

Trump juga menyebut bahwa program rudal Korut adalah ancaman, tidak hanya bagi rakyat Korsel, tetapi juga bagi semua orang di seluruh dunia. Ia juga mengisyaratkan bahwa dia tertarik dengan solusi diplomatik.

Atau "kesepakatan", dalam bahasa taipan AS yang kini jadi Presiden AS itu. Trump mengatakan bahwa dia dan Presiden Korsel Moon Jae-in sangat mendesak Korut untuk datang ke meja dan membuat kesepakatan dengan AS dan Korsel.

"Masuk akal bagi Korea Utara untuk melakukan hal yang benar," kata Trump. "Sangat masuk akal bagi Korea Utara untuk datang ke meja dan membuat kesepakatan." Dia juga dengan samar mengatakan bahwa dia melihat gerakan tertentu yang berasal dari Pyongyang.

Presiden Korsel, Moon Jae-in menambahkan bahwa dia dan Trump setuju untuk memaksimalkan tekanan militer, ekonomi dan diplomatik sampai Korut kembali ke perundingan dengan tulus mengenai diakhirinya program rudal dan nuklir mereka. Jika Korut bekerja sama, kata Moon, mereka bisa menghadapi masa depan yang cerah. 

Retorika masa lalu Trump jauh lebih menakjubkan. Pada bulan Agustus, Trump men-tweet bahwa "dialog bukanlah jawabannya" pada saat ini, dan Sekretaris Negara AS Rex Tillerson membuang-buang waktu untuk bernegosiasi dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.

Dia juga bersumpah untuk melepaskan "api dan kemarahan" terhadap Korut jika mereka terus mengancam AS pada bulan Agustus, dan menghancurkan secara total negara Asia yang tidak waras jika menyerang AS atau sekutu-sekutunya.

Sebelumnya, Kim Jong-un telah mengklaim bahwa dia tidak akan bernegosiasi kecuali jika dia bisa melakukannya dari posisi yang kuat, yang berarti rudal balistik antarbenua nuklir (ICBM) yang bisa menyerang di manapun di AS. Pada 2017 Korut telah dua kali melakukan uji coba ICBM Hwasong-14 mereka, yang mungkin bisa menyerang AS.






Credit  sindonews.com





Peringatkan Korut, Trump Bilang 3 Kapal Induk AS Sudah Disiagakan



Peringatkan Korut, Trump Bilang 3 Kapal Induk AS Sudah Disiagakan
Kapal induk Amerika Serikat, USS Ronald Reagan. Foto/ABC News


SEOUL - Presiden Donald Trump kembali memperingatkan Korea Utara (Korut) untuk duduk berunding membahas solusi krisis senjata nuklir Pyongyang. Berbicara di Seoul, Trump blak-blakan bahwa tiga kapal induk terbesar dan kapal-kapal selam Amerika Serikat sudah disiagakan di sekitar Semenanjung Korea.

Trump berharap Washington tidak menggunakan kekuatan penuh untuk mengatasi Korut. Retorika Trump ini sensitif bagi Korea Selatan yang sejak awal menolak perang antara Washington dan Pyongyang karena Seoul akan menjadi korban.

”Saya pikir kami menunjukkan kekuatan yang besar,” kata Trump dalam konferensi pers di Seoul, Selasa (7/11/2017). ”Kami mengirim tiga kapal induk terbesar di dunia (ke Semenanjung Korea) dan kapal selam nuklir juga disiagakan,” lanjut dia.

“Kami berharap kepada Tuhan, kita tidak perlu menggunakan kekuatan militer yang dimiliki AS di Semenanjung Korea,” imbuh Trump. ”Dengan mengatakan bahwa, saya benar-benar percaya, masuk akal bagi Korea Utara untuk datang ke meja (perundingan) dan membuat kesepakatan yang baik untuk rakyat Korea Utara.”

Tiga kapal induk terbesar di dunia yang dimaksud Trump adalah kapal USS Nimitz, USS Ronald Reagan dan USS Theodore Roosevelt. Beberapa kapal raksasa ini sebelumnya telah menjalani simulasi perang dalam latihan gabungan antara angkatan laut AS, Australia dan Korea Selatan.

Trump tetap merahasiakan posisi kapal selam AS. Namun, kapal selam USS Michigan yang dipersenjatai dengan rudal jelajah Tomahawk pernah singgah di pelabuhan di Busan, Korea Selatan, pada bulan lalu.

Seorang pejabat pemerintah Korea Utara mengatakan kepada CNN di Pyongyang pada hari Senin bahwa AS semakin mengambil tindakan yang bisa ”memicu Perang Korea yang lain”.

”Tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana 'maniak perang’  Trump akan menyalakan 'sumbu perang',” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu merujuk pada kehadiran kapal induk di dekat semenanjung Korea. 



Credit  sindonews.com







Panel Keuangan Senat AS Dukung Sanksi Baru untuk Korut




Panel Keuangan Senat AS Dukung Sanksi Baru untuk Korut
Panel Keuangan Senat AS menyetujui penjatuhan sanksi terhadap Korut. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Komite Keuangan Senat Amerika Serikat (AS) dengan suara bulat mendukung sanksi baru terhadap Korea Utara (Korut). Keputusan ini seolah mengirim pesan kekuatan saat Presiden Donald Trump mengunjungi Asia untuk pertama kalinya sejak menjabat.

Selain memperkuat sanksi yang ada dan pengawasan Kongres, tindakan tersebut akan menargetkan lembaga keuangan asing - di China dan tempat lain - yang memberikan layanan kepada mereka yang ditargetkan untuk sanksi terkait Korut oleh Kongres AS, sebuah keputusan kepresidenan atau resolusi Dewan Keamanan U.N.

Semua 12 anggota Partai Republik dan 11 anggota Partai Demokrat di panel tersebut memilih "Pembatasan Perbankan Otto Warmbier yang Melibatkan Korea Utara (BRINK) Act," membersihkan jalan untuk dipertimbangkan oleh Senat penuh.

RUU tersebut dinamai sesuai dengan nama siswa AS yang meninggal awal tahun ini setelah dia dipenjara di Korut. Insiden yang semakin memperburuk hubungan antara Washington dan Pyongyang.

"Sudah lama, kami telah puas dengan ancaman yang tumbuh dan dikumpulkan oleh rezim Korea Utara," kata Pat Toomey dari Partai Republik, salah satu sponsor utama undang-undang tersebut, setelah komite tersebut memberikan suara seperti dilansir dari Reuters, Rabu (8/11/2017).

Senator Demokrat Chris Van Hollen, pendukung lain, mengatakan bahwa, di samping bank-bank China, institusi keuangan Malaysia mungkin akan turut diawasi.

Trump dijadwalkan untuk menyelesaikan kunjungan ke Seoul pada hari Rabu dengan pidato utama terkait Korut, dan kemudian mengalihkan fokus ke China, di mana dia diharapkan untuk mendesak Presiden Xi Jinping yang enggan untuk memperketat sanksi lebih lanjut terhadap Pyongyang.

Beberapa rekan Republikan Trump, serta banyak Demokrat, mengkritik retorika Trump tentang Korut, menyerukan penggunaan alat ekonomi seperti sanksi atau negosiasi lebih banyak sebelum membicarakan perang.

Van Hollen mengatakan ia berharap Trump akan mengikuti model mantan Presiden Theodore Roosevelt dan berbicara dengan lembut dan membawa tongkat besar. "Kami mencoba memberinya tongkat yang lebih besar dengan sanksinya."

Anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah mencapai kesepakatan bipartisan mengenai RUU tersebut. Undang-undang pendamping juga telah diperkenalkan di Dewan Perwakilan Rakyat.

Para pemimpin Senat yang dipimpin oleh Partai Republik belum mengatakan kapan majelis tersebut dapat memberikan suara pada undang-undang tersebut. 



Credit  sindonews.com







Assad Indikasikan Perang Lawan Milisi Kubu AS


Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.


CB, DAMASKUS -- Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan, tentara Suriah dan sekutunya akan terus berperang meski pertempuran telah dinyatakan berakhir di Provinsi Deir al-Zor. Wilayah ini merupakan kubu penting terakhir yang dikuasai militan ISIS.

Dia juga mengindikasikan akan berperang melawan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, yang mengendalikan lebih dari seperempat wilayah Suriah. Menurutnya perang kali ini menargetkan pihak yang berusaha memecah belah dan melemahkan negara.

"Kemenangan melawan organisasi teroris, yang dimulai di Aleppo dan tidak berakhir di Deir al-Zor, membentuk sebuah serangan yang akan menggagalkan proyek partisi dan menggagalkan tujuan teroris," ujar kantor Assad mengutipnya.

Pernyataannya ini disampaikan setelah ia melakukan pertemuan dengan penasihat kebijakan luar negeri untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, pada Selasa (7/11). Assad menganggap semua kelompok yang berperang melawan negara Suriah sebagai kelompok teroris.

Pada Jumat (3/11), Velayati mengatakan pasukan tentara Suriah akan segera maju untuk merebut Kota Raqqa dari SDF. Ia menuduh AS berusaha membagi Suriah dengan menempatkan pasukannya di timur Sungai Efrat.

"Kami akan menyaksikan dalam waktu dekat kemajuan pemerintah dan pasukan populer di Suriah dan di timur sungai Efrat, serta pembebasan Kota Raqqa," kata Velayati.

Tentara Suriah, dengan bantuan Rusia dan Iran, telah melancarkan serangan terhadap ISIS di Provinsi Deir al-Zor bagian timur. Serangan sebagian besar dilakukan di tepi barat Sungai Efrat.

SDF, aliansi milisi Kurdi dan Arab, juga memerangi militan ISIS di Deir al-Zor. Didukung oleh serangan udara dan pasukan khusus yang dipimpin AS, SDF berfokus pada wilayah timur sungai, yang membelah dua provinsi kaya minyak itu.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Usai Rebut Deir al-Zor, Assad Ancam Perangi Pasukan Kurdi


Usai Rebut Deir al-Zor, Assad Ancam Perangi Pasukan Kurdi
Presiden Suriah Bashar al-Assad. Foto/Istimewa


DAMASKUS - Tentara Suriah dan sekutunya akan terus berperang di Suriah setelah pertempuran berakhir di provinsi Deir al-Zor, di mana markas penting terakhir ISIS berada. Hal itu ditegaskan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Assad juga mengindikasikan bahwa dia mungkin akan memerangi Pasukan Demokratik Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) yang mengendalikan lebih dari seperempat wilayah Suriah. Assad mengatakan bahwa perang tersebut menargetkan mereka yang berusaha untuk membagi dan melemahkan negara.

Komentarnya muncul setelah pertemuan dengan Ali Akbar Velayati, penasihat kebijakan luar negeri untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

"Kemenangan melawan organisasi teroris, yang dimulai di Aleppo dan tidak berakhir di Deir al-Zor, membentuk sebuah serangan kritis yang menggagalkan proyek partisi dan sasaran teroris," kata kantor Assad seperti disitir dari Reuters, Rabu (8/11/2017).

Assad menganggap semua kelompok yang berperang melawan negara Suriah sebagai kelompok teroris.

Tentara Suriah, dengan kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung Iran, melancarkan serangan terhadap ISIS di provinsi Deir al-Zor, sebelah timur, sebagian besar di tepi barat Sungai Eufrat.

SDF, sebuah aliansi milisi Kurdi dan Arab, juga memerangi militan ISIS di Deir al-Zor. Didukung oleh serangan udara yang dipimpin AS dan pasukan khusus, SDF telah berfokus pada wilayah timur sungai, yang memisahkah provinsi kaya minyak ini.

Velayati pada hari Jumat mengatakan pasukan tentara Suriah akan segera maju untuk merebut kota Raqqa dari SDF. Velayati juga menuduh AS berusaha untuk membagi Suriah dengan menempatkan pasukannya di timur Sungai Efrat.

"Kami akan menyaksikan dalam waktu dekat kemajuan pemerintah dan pasukan populer di Suriah dan timur sungai Efrat, dan pembebasan kota Raqqa," katanya dalam komentar di televisi mengenai kunjungan ke Beirut.



Credit  sindonews.com


Penasehat Assad Sebut Tentara AS dan Turki Pasukan Ilegal


Penasehat Assad Sebut Tentara AS dan Turki Pasukan Ilegal
Suriah menyebut pasukan Turki ilegal. Foto/Istimewa


DAMASKUS - Pasukan Amerika Serikat (AS) dan Turki adalah pasukan penyerbu ilegal di wilayah Suriah dan Suriah akan berurusan dengan mereka. Hal tersebut dikatakan oleh penasihat utama Presiden Bashar al-Assad.

Bouthaina Shaaban juga mengatakan dalam bahwa Damaskus tidak akan menyerah di kota Raqqa di utara. Kota tersebut dibebaskan dari ISIS bulan lalu oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung oleh Kurdi (SDF).

"Turki saat ini adalah negara penjajah, pasukannya di tanah kita ilegal, sama seperti pasukan Amerika berada di tanah kita secara tidak sah," katanya seperti dinukil dari Reuters, Rabu (8/11/2017).

"Kami akan menangani masalah ini karena kita berurusan dengan kekuatan penyerbuan ilegal di tanah kita," sambungnya, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Pasukan Assad, dibantu oleh kekuatan udara Rusia dan milisi yang didukung oleh Iran, telah berhasil membangun kembali kendali atas sebagian besar Suriah selama dua tahun terakhir.

AS dan Turki mendukung berbagai kelompok pejuang yang menentang Assad dan ISIS. Turki bahkan telah mulai mendirikan titik pengamatan di provinsi Idlib di Suriah barat laut di bawah kesepakatan dengan sekutu Assad, Rusia dan Iran.

Sedangkan koalisi yang dipimpin AS yang berjuang melawan ISIS di Suriah telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya tidak berusaha untuk melawan pasukan Assad, meskipun Washington dan Ankara sama-sama menginginkan presiden tersebut untuk mengundurkan diri.

SDF mengatakan Raqqa akan menjadi bagian dari "Suriah federal" yang terdesentralisasi dan berharap untuk sebuah fase baru perundingan yang akan menopang otonomi Kurdi di Suriah utara. Namun Jumat lalu seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah akan segera bertindak untuk mengambil kota.

"Semuanya terserah orang-orang Suriah dan diskusi antara orang-orang Suriah, dan tidak ada diskusi mengenai pembagian atau pemotongan bagian dari negara atau federalisme," tegas Shaaban.

Ia menambahkan bahwa apa yang terjadi di Kurdistan Irak harus menjadi pelajaran bagi SDF, merujuk pada pemimpin Kurdi Irak yang mendapat pukulan besar ketika pemerintah pusat di Baghdad - yang didukung oleh Iran dan Turki - membalas tindakan mereka karena mengadakan referendum kemerdekaan.

Shaaban juga mengatakan komentar oleh menteri luar negeri Suriah pada bulan September, ketika dia mengatakan bahwa Damaskus terbuka untuk negosiasi dengan Kurdi atas permintaan otonomi mereka di dalam perbatasan Suriah, telah disalahartikan. 

"Saya tidak berpikir ada pemerintah yang bisa berdiskusi dengan kelompok mana pun mengenai topik persatuan negara tersebut," katanya.

Sebelumnya pada hari Selasa, Assad mengatakan bahwa tentara dan sekutu-sekutunya akan terus berperang di Suriah setelah negara tersebut telah mendorong militan ISIS dari markas penting terakhir mereka di negara tersebut, di provinsi Deir al-Zor.

Dia juga mengindikasikan bahwa dia mungkin akan membawa perang ke SDF, yang menguasai lebih dari seperempat wilayah Suriah, dengan mengatakan perang harus menargetkan mereka yang berusaha untuk "membagi dan melemahkan negara".




Credit  sindonews.com







Dukungan AS untuk Koalisi Arab, Pentagon dan Kongres Beda Pendapat


Dukungan AS untuk Koalisi Arab, Pentagon dan Kongres Beda Pendapat
Foto/Ilustrasi/Sindonews/Ian


WASHINGTON - Dukungan Amerika Serikat (AS) untuk Arab Saudi yang tengah memerangi pemberontak Houthi di Yaman terpecah. Pentagon mengkonfirmasi jika dukungannya akan terus berlanjut. Namun, di satu sisi, Kongres AS sepakat untuk membahas sebuah rancangan resolusi yang menuntut penghentian dukungan untuk koalisi Arab.

Pernyataan tersebut menunjukkan perbedaan dan kontradiksi dalam visi Amerika antara Pentagon dan Kongres mengenai apakah akan mendukung kekuatan Koalisi Arab atau tidak.

Pentagon menyambut baik pernyataan Saudi yang mengungkapkan peran Iran di Yaman dan "keterlibatannya" dalam mendukung militan Houthi serta memasok rudal balistik. Hal itu terungkap dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara Adrian Rankin-Galloway.

"Amerika Serikat dan Arab Saudi bekerja sama untuk memerangi terorisme dan menghadapi peran destabilisasi Iran di wilayah tersebut," kata Pentagon, menekankan bahwa pihaknya berusaha untuk mempertahankan hubungan pertahanan yang kuat dengan Riyadh seperti disitat dari Middle East Monitor, Rabu (8/11/2017).

Pernyataan ini terjadi setelah koalisi Arab mengeluarkan sebuah pernyataan yang menjelaskan "keterlibatan" Teheran dalam memasok Houthi dengan rudal balistik yang menargetkan Arab Saudi. Dikatakan bahwa ini adalah agresi militer yang berbahaya dan langsung oleh rezim Iran, yang mungkin dianggap sebagai tindakan perang melawan Kerajaan.

"Arab Saudi berhak untuk menanggapi Iran, yang dijamin oleh hukum internasional, pada waktu dan bentuk yang tepat," pernyataan tersebut menambahkan.

Ini terjadi dua hari setelah pencegatan sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh militan Houthi yang menargetkan bandara Riyadh, dalam sebuah insiden yang dipenuhi dengan kecaman dari dunia Arab dan Islam.

Pada bagian lain, Dewan Perwakilan AS menyetujui pembahasan rancangan resolusi yang menuntut penghentian dukungan AS untuk koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dalam perang melawan milisi dan kekuatan Presiden Yaman yang digulingkan Ali Abdullah Saleh.

Rancangan resolusi tersebut menyerukan penghentian dukungan militer dan intelijen AS ke Arab Saudi dan sekutu-sekutunya dalam perang tersebut. Draf tersebut juga mensyaratkan persetujuan Kongres untuk setiap keterlibatan AS dalam operasi militer di Yaman.

Surat kabar AS melaporkan bulan lalu bahwa deputi kongres telah memperkenalkan sebuah undang-undang yang didukung oleh deputi bipartisan (Republikan dan Demokrat) untuk menghentikan dukungan AS terhadap kampanye militer pimpinan-Arab.

Pejabat PBB mengatakan koalisi pimpinan Saudi di Yaman telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. 




Credit  sindonews.com









Presiden Yaman Jadi Tahanan Rumah Riyadh


Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi

CB, RIYADH -- Arab Saudi telah melarang presiden Yaman bersama dengan anak-anaknya, serta menteri dan pejabat militer untuk kembali ke Yaman. Larangan tersebut didorong oleh permusuhan antara Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Uni Emirat Arab, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan Saudi melawan pemberontak Houthi.

Pejabat Yaman mengatakan kepada The Associated Press, Hadi dan sebagian besar pemerintahannya telah berada diibukota Saudi Riyadh. Dilansir dari Aljazirah, Selasa (7/11), ketidakmampuan Hadi untuk kembali ke Yaman selatan menggarisbawahi hilangnya otoritas presiden bahkan di selatan yang secara nominal berada di bawah pemerintahannya.

Sejak Hadi meninggalkan Yaman pada Februari, dia telah berulangkali mengirim permintaan tertulis kepada Raja Saudi Salman untuk meminta kembali ke negaranya. Menurut seorang komandan keamanan Yaman, permintaan tersebut tidak ada yang diproses.

Pada Agustus, Hadi bahkan pergi ke Bandara Riyadh, berencana untuk kembali ke ibukota sementara, Aden, di Yaman selatan. Namun, dia kembali dari bandara.

Saudi telah memberlakukan suatu bentuk tahanan rumah terhadap Hadi, anak-anaknya, dan menteri. "Ketika Hadi meminta untuk pergi, mereka merespons bahwa tidak aman baginya untuk kembali karena ada komplotan yang ingin mengambil nyawanya dan orang Saudi takut akan hidupnya," kata komandan tersebut.

Juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malaki sempat mempertanyakan nasib Hadi dan beberapa pejabat pemerintahannya. Namun, upaya untuk mencapai menteri luar negeri Yaman dan juru bicara pemerintah tidak berhasil.

Awalnya, paspor beberapa pejabat Hadi ditangkap. Namun paspor mereka dikembalikan lagi tetapi tetap tidak bisa meninggalkan Riyadh.

Situasi Hadi mencerminkan pendahulunya, Ali Abdullah Saleh, mantan presiden yang berkuasa yang telah dipindahkan pada 2011 dan kemudian bergabung dengan barisan Houthi untuk mengambil alih ibukota Sanaa pada 2014. Aliansi mereka tampak berantakan tahun ini, di tengah laporan bahwa Houthi telah menempatkan Saleh di bawah tahanan rumah.

Pelemahan Hadi telah berjalan seiring dengan kekuatan UEAyang berkembang di Yaman selatan.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Saudi Larang Presiden Yaman Pulang


Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi

CB, RIYADH -- Arab Saudi melarang presiden Yaman bersama dengan anak-anaknya, menteri dan pejabat militer kembali ke rumah dalam beberapa bulan.

Pejabat Yaman mengatakan larangan tersebut didorong permusuhan antara Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan Uni Emirat Arab, yang merupakan bagian dari koalisi pimpinan Saudi melawan pemberontak Houthi dan telah mendominasi Yaman selatan. Yaman Selatan merupakan bagian negara yang tidak berada di bawah kontrol pemberontak, dilansir dari Aljazirah, Selasa (7/11).

Hadi dan sebagian besar pejabat pemerintahan Yaman telah berada di ibu kota Saudi, Riyadh selama sebagian besar perang. Arab Saudi dan UEA adalah dua pilar utama koalisi, yang seolah-olah membela pemerintahan Hadi dan memerangi pemberontak Syiah yang dikenal dengan Houthi.

Koalisi tersebut telah melancarkan kampanye udara melawan pemberontak sejak 2015, dan UEA memiliki kehadiran militer yang kuat di Yaman selatan, namun Houthi masih menguasai wilayah utara.

Arab Saudi pada Ahad mengintensifkan blokadenya di Yaman, menutup semua lalu lintas ke pelabuhan udara dan laut Yaman dan penutupan penyeberangan darat. Badan PBB memperingatkan kapal untuk meninggalkan pelabuhan yang dikuasai Houthi, dan penerbangan ke satu-satunya bandara yang berfungsi di Yaman selatan dibatalkan.

Saat malam, harga bahan bakar naik di Sanaa dengan beberapa SPBU ditutup dan sopir antre mengisi tangki mereka karena khawatir semakin kekurangan bahan bakar. Langkah koalisi terjadi setelah Houthi menembakkan rudal ke arah Riyadh.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID












Yaman Ancam Serang Arab Saudi dan Uni Emirat Arab


Yaman Ancam Serang Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Kondisi sebuah pasar yang hancur usai dilanda serangan udara di Saada, Yaman, 1 November 2017. REUTERS/Naif Rahma

CB, Jakarta - Angkatan bersenjata Houthi Yaman mengancam akan melakukan serangan terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
"Lapangan terbang kedua negara akan menjadi sasaran serangan udara kami," ujar juru bicara Houthi Yaman, Kolonel Aziz Rashed, seperti dikutip FoxNews, Selasa, 7 November 2017.

Warga mengevakuasi jenazah korban serangan udara di Saada, Yaman, 1 November 2017. Serangan udara ini menewaskan 26 orang. REUTERS/Naif Rahma
Rashed mengatakan kepada wartawan di Sanaa, Senin malam, 6 November 2017, waktu setempat, para ahli militernya sanggup mengembangkan misil dengan jarak jelajah hingga 1.500 kilometer.
Ancaman itu disampaikan sebagai bagian dari kian meningkatnya ketegangan antara Houthi Yaman yang menguasai bagian utara negara dengan tetangganya, negeri kaya minyak sejak 2015.
Rashed mengatakan, "Kami meminta kepada seluruh perusahaan penerbangan dan pelancong menghindari lapangan terbang di kedua negara, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sebab kedua lokasi tersebut menjadi sasaran serangan milil kami."

Sejumlah jenazah korban tewas tergeletak di halaman rumah sakit usai serangan udara di Saada, Yaman, 1 November 2017. Serangan udara Arab Saudi menghancurkan sebuah pasar yang berdampingan dengan hotel. REUTERS/Naif Rahma

Sabtu pekan lalu, Houthi Yaman mengklaim berhasil menembakkan misil balistiknya ke Ryadh sehingga menimbulkan kerusakan besar. Namun kabar tersebut dibantah Saudi.
Pejabat militer Saudi mengatakan mereka telah menembak dan menghancurkan misil Yaman di langit dengan Scud dari permukaan ke udara di sebelah timur Ryadh.


Credit  tempo.co







Perbatasan ditutup, pesawat PBB tak dapat kirim bantuan ke Yaman


Perbatasan ditutup, pesawat PBB tak dapat kirim bantuan ke Yaman
Sejumlah perempuan mengambil air minum dari keran umum saat terjadi wabah kolera di Sanaa, Yaman, Jumat (13/10/2017). (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi/djo/17)




PBB (CB) - Keputusan koalisi pimpinan Saudi untuk menutup perbatasan udara, laut dan darat Yaman membatasi upaya PBB untuk mengirimkan dua pesawat bantuan kemanusiaan ke negara itu, ungkap juru bicara PBB pada Senin (6/11).

Pejabat PBB sedang berunding dengan koalisi untuk mendapatkan izin menerbangkan pesawat bantuan ke Yaman, tempat sekitar tujuh juta orang berada di ambang kelaparan.

"Tidak ada izin terbang untuk mengerahkan pesawat kami hari ini," ujar juru bicara PBB Farhan Haq, seperti dikutip AFP.

"Kami berharap ada dua penerbangan, tetapi sekarang masih menunggu izin."

Koalisi tersebut menutup perbatasan Yaman menyusul serangan rudal pada akhir pekan dari pemberontak Huthi Yaman yang dicegat di dekat bandara Riyadh.

Koalisi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 untuk mendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi setelah pemberontak Huthi memaksanya pergi ke pengasingan.

Koalisi tersebut dan pemberontak sudah sering dikritik oleh PBB karena memblokir bantuan untuk warga sipil.

PBB sudah mendata Yaman sebagai negara yang didera krisis kemanusiaan nomor satu di dunia, dengan 17 juta warga yang membutuhkan makanan dan tujuh juta di antaranya berisiko kelaparan serta menderita kolera yang menyebabkan lebih dari 2.000 kematian.



Credit  antaranews.com



Yaman Kecam Aksi Saudi Tutup Jalur Masuk


 Tentara Arab Saudi berjaga di pos perbatasan dengan Yaman, Senin (6/4).
Tentara Arab Saudi berjaga di pos perbatasan dengan Yaman, Senin (6/4).



CB, ADEN -- Warga Yaman mengecam keputusan Arab Saudi menutup jalur masuk darat, udara, dan laut di negara itu. Mereka menyebutnya sebagai tindakan penghukuman kolektif yang berbahaya karena akan berisiko terhadap jutaan warga sipil dan memperburuk keadaan negara.
Khaled Abdallah, seorang warga Sanaa berusia 24 tahun, mengatakan kepada Aljazirah, keputusan Riyadh tersebut merupakan sebuah taktik intimidasi. Menurutnya, keputusan ini akan gagal dilakukan untuk melawan Houthi, yang telah mengendalikan Sanaa.
 
"Arab Saudi ingin melihat kami turun ke jalan-jalan untuk memprotes Houthi. Meskipun ini mungkin akan terjadi seiring berjalannya waktu, mereka lupa mereka adalah orang-orang yang telah meneror kami selama 24 jam terakhir, menjatuhkan bom di jam-jam paling gelap di malam hari," kata Abdallah.
 
"Arab Saudi tidak peduli dengan orang-orang Yaman. Mereka hanya bermain politik dengan kehidupan orang-orang yang tidak bersalah. Jika mereka peduli, mereka tidak akan membuat pengumuman yang tidak perlu dan berbahaya ini. Orang-orang Yaman sekarang secara kolektif telah dihukum karena tindakan beberapa militan Houthi," tambahnya.
 
Penutupan jalur masuk ke Yaman dapat membatasi akses pengiriman bantuan kemanusiaan ke negara paling miskin di dunia Arab itu. Yaman telah hancur oleh konflik yang telah terjadi selama lebih dari dua tahun.
 
Dokter Lintas Batas atau Mdecins Sans Frontires (MSF) mengatakan penutupan ini telah membatalkan pengiriman bantuan kemanusiaan dari Djibouti ke Sanaa pada Senin (5/11). "Akses untuk penerbangan kemanusiaan ke Yaman sangat penting untuk operasi medis kami, dan juga untuk organisasi lain yang bekerja demi penduduk Yaman. Kami akan terus mengejar izin untuk penerbangan besok," ujar Kepala Misi MSF di Yaman, Ghassan Abou Chaar.
 
 
Arab Saudi yang saat ini memimpin koalisi negara-negara Arab Sunni dalam konflik Yaman, mengatakan segera menutup akses ke semua jalur masuk ke Yaman setelah pemberontak Houthi menembakkan sebuah rudal balistik ke ibu kota Arab Saudi, Riyadh.
 
"Untuk menghadapi situasi yang rentan ini, telah diputuskan untuk sementara semua pintu masuk darat, udara, dan laut Yaman ditutup," ujar koalisi tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan melalui kantor berita Saudi Press Agency (SPA), koalisi itu juga mendesak warga Yaman dan kelompok kemanusiaan untuk menghindari daerah-daerah operasi militer dan daerah-daerah yang dikuasai oleh Houthi. Mereka juga harus menjauhi jalur-jalur masuk yang telah dieksploitasi oleh milisi yang didukung Iran ini untuk menyelundupkan senjata, serta daerah-daerah tempat milisi ini melancarkan serangannya terhadap Arab Saudi.
 
Maskapai penerbangan nasional Yaman, Yemenia, yang dimiliki bersama dengan Arab Saudi, mengatakan mereka tidak akan menyediakan penerbangan lagi dari Aden dan Seiyoun di Yaman selatan, yang berada di bawah kendali koalisi.
 
Koalisi pimpinan Arab Saudi sebelumnya juga telah memberlakukan blokade udara dan laut di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Yaman. Mereka hanya mengizinkan pengiriman bantuan PBB, sebagian besar melalui Aden dan kota pelabuhan di Laut Merah, Hudaida.
 
Namun setelah serangan udara koalisi menghancurkan derek di pelabuhan Hudaida pada Agustus 2015, intensitas pengiriman semakin menurun. Menurut Program Pangan Dunia PBB, Yaman mengimpor lebih dari 85 persen makanan dan obat-obatan melalui laut sebelum dimulainya perang.
 
"Setiap penduduk Yaman sekarang akan menderita. Orang-orang miskin akan menjadi pihak yang paling menderita. Mereka yang memiliki penyakit kronis, tidak akan mendapatkan obat, dan akan menjadi korban terburuk," ujar Habib al-Maqtari, penduduk kota Taiz yang dikuasai Houthi.
 
"Dan dengan mata uang yang terus anjlok, serta tidak adanya bahan pokok, yang akan terjadi adalah lonjakan harga," tambah dia.
 
Ia mengatakan, sebagian besar supermarket dan toko telah tutup. Sebelum perang, ia biasa menghabiskan biaya 45 dolar AS untuk belanja mingguan, tapi sekarang ia harus menghabiskan 180 dolar AS.






Credit  REPUBLIKA.CO.ID




Ini Klarifikasi Iran Soal Rudal Mengarah ke Riyadh


Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)


CB, TEHERAN -- Iran membantah telah terlibat dalam serangan sebuah rudal ke Kota Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (4/11) malam. Rudal tersebut berhasil digagalkan sebelumnya sampai ke target.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (6/11), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qassemi mengatakan tuduhan itu sangat jahat dan provokatif. Tembakan rudal tersebut telah diklaim dilakukan oleh kelompok Houthi dari arah Yaman.
"Orang-orang Saudi, yang telah gagal mencapai tujuan jahat mereka selama agresi militer jangka panjang di Yaman, membuat lebih banyak masalah dengan serangan psikologis, yaitu membuat tuduhan tanpa dasar dan benar-benar palsu," ujar Qassemi.
Sebelumnya koalisi pimpinan Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Houthi di Yaman menuding Iran terlibat dalam upaya serangan ke Riyadh.
 Ia kemudian menyerukan perundingan antara faksi-faksi Yaman yang bersaing untuk mengakhiri konflik. Komentar Qassemi disampaikan tak lama setelah Arab Saudi menyatakan mengutuk agresi militer milisi Houthi yang didukung Iran dan mengklaim memiliki bukti keterlibatan Iran dalam serangan rudal tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga menolak tuduhan Arab Saudi itu. Dia bahkan mengatakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump adalah penyebab ketegangan regional baru-baru ini di Timur Tengah. "Riyadh terlibat dalam perang agresi, intimidasi regional, perilaku yang tidak stabil, dan provokasi yang berisiko," ungkap Zarif, dikutip Aljazirah.
Seorang pejabat Arab Saudi menyebut serangan itu berpotensi menjadi perang. "Peran Iran dan komando langsungnya terhadap Houthi dalam hal ini merupakan tindakan agresi yang jelas," ujar dia, yang berbicara secara anonim.
Arab Saudi mengatakan akan menutup semua pintu masuk darat, udara, dan laut ke Yaman, saat melakukan penyelidikan mengenai bagaimana rudal tersebut bisa diselundupkan ke pemberontak Houthi.
Arab Saudi memasuki konflik Yaman pada 2015, setelah pemberontak Houthi mengambil alih ibu kota Sanaa dan memaksa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri.
Bersama koalisi negara-negara Arab lainnya dan dengan dukungan logistik dari AS, Arab Saudi berhasil mendorong Houthi dari kota pelabuhan Aden, namun gagal mengusir mereka dari Sanaa. Riyadh telah lama menyalahkan Iran karena diduga mempersenjatai Houthi.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID

Saudi Tuduh Iran Perintahkan Houthi Kirim Rudal ke Riyadh


Bandara Internasional Riyadh
Bandara Internasional Riyadh


CB, RIYADH -- Arab Saudi menuduh Iran sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peluncuran rudal balistik di Yaman yang menargetkan Bandara Riyadh pada Sabtu (5/11). Saudi memperingatkan peluncuran rudal bisa dianggap sebagai tindakan perang. 

Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal yang menargetkan bandara Riyadh.  Mereka mengklaim hal itu tidak akan terjadi jika Iran tidak mendukung pemberontak Houthi di Yaman.

"Peran Iran dan komando langsungnya terhadap Houthi jelas merupakan tindakan agresi yang menargetkan negara-negara tetangga. Sikap Iran ini mengancam perdamaian dan keamanan di wilayah dan secara global," kata Saudi dalam pernyataannya seperti dilansir RT, Senin, (6/11).

Tindakan terang-terangan atas agresi militer oleh rezim Iran, kata pejabat Saudi itu, dapat dianggap sebagai tindakan perang melawan Kerajaan Arab Saudi. Koalisi pimpinan Saudi segera menutup semua perbatasan dengan Yaman, dari laut, udara, darat.

Saudi mengatakan, pihaknya berhak untuk menanggapi Iran dalam waktu dan cara yang tepat. Koalisi militer yang dipimpin oleh Saudi memerangi pemberontak Syiah Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada awal 2015.

Saudi mendukung Presiden Yaman Abdrabbuh Mansur Hadi yang telah digulingkan. Pada Sabtu, sebuah rudal balistik diluncurkan dari wilayah Yaman, yang diduga menargetkan Bandara Internasional Khalid Raja dekat Ibu Kota Saudi, Riyadh.

Rudal itu dicegat dan mendarat di lapangan bandara namun  tidak menimbulkan kerusakan. juga, tidak ada penerbangan yang terganggu oleh serangan tersebut.

Pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan, rudal balistik Volcano-1 diproduksi di dalam negeri.

Arab Saudi bersikeras menuduh Iran memasok senjata tersebut ke Houthi sehingga memungkinkan serangan tersebut. Iran sebagai pendukung pemberontak Houthi membantah mempersenjatai mereka.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Iran Pasok Rudal untuk Houthi, AS Minta PBB Bertindak



Iran Pasok Rudal untuk Houthi, AS Minta PBB Bertindak
AS menyebut Iran memasok rudal Qiam kepada pemberontak Houthi Yaman. Foto/Istimewa



NEW YORK - Amerika Serikat (AS) menuduh Iran memasok rudal untuk pemberontak Houthi di Yaman yang ditembakkan ke Arab Saudi pada bulan Juli lalu. AS pun mendesak PBB untuk meminta pertanggungjawaban Teheran karena telah melanggar dua resolusi Dewan Keamanan PBB.

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan bahwa informasi yang dikeluarkan oleh Arab Saudi menunjukkan rudal yang ditembakkan pada bulan Juli adalah rudal Qiam milik Iran. Haley menyebutnya sebagai sejenis senjata yang belum pernah ada di Yaman sebelum konflik.

Pasukan yang dipimpin Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, telah menargetkan Houthi yang bersekutu dengan Iran dalam sebuah perang yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang. Perang Yaman juga memicu bencana kemanusiaan di salah satu negara termiskin di kawasan itu.

Haley mengatakan bahwa dengan memberikan senjata ke Houthi, Garda Revolusi Iran telah melanggar dua resolusi PBB di Yaman dan Iran. Dia mengatakan sebuah rudal yang ditembak jatuh Arab Saudi pada hari Sabtu kemungkinan juga berasal dari Iran.



"Kami mendorong Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mitra internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk meminta pertanggungjawaban rezim Iran atas pelanggaran ini," kata Haley seperti dilansir dari Reuters, Selasa (7/11/2017).

Pangeran mahkota Arab Saudi mengatakan bahwa pasokan roket Iran kepada milisi di Yaman adalah tindakan agresi militer langsung yang bisa menjadi tindakan perang, media pemerintah melaporkan pada hari Selasa. Pernyataan tersebut mencerminkan ketegangan yang meningkat tajam antara Riyadh dan Teheran.




Credit  sindonews.com



Arab Saudi Tuding Iran Lakukan Agresi Militer Langsung


Arab Saudi - Iran diminta Berdamai
Arab Saudi - Iran diminta Berdamai



CB, RIYADH -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menuding Iran telah melakukan sebuah tindakan agresi militer secara langsung. Tuduhan itu didasarkan dengan adanya pasokan rudal yang didapatkan oleh kelompok pemberontak di Yaman.
"Ini adalah apa yang bisa kami anggap sebagai tindakan perang terhadap negara ini," ujar Mohammed dalam percakapan dengan Menteri Luar Negeri Inggirs Boris Johnson, dilansir BBC News, Selasa (7/11) lalu.
Sebelumnya kelompok pemberontak di Yaman, yang dikenal sebagai Houthi dilaporkan telah menembakan rudal balistik Burkan H2 di Bandara Internasional King Khaled. Bandara ini terletak sekitar 850 kilometer dari perbatasan Yaman dan 11 kilometer dari arah timur laut Ibu Kota Riyadh.
Menyusul kejadian itu, putra mahkota Arab Saudi mengeluarkan kecaman terhadap Houthi dan Iran, yang dianggap sebagai negara utama pendukung kelompok tersebut. Human Rights Watch juga mengatakan bahwa pelucuran rudal di tempat yang didominasi warga sipil adalah kejahatan perang yang nyata.
Sementara itu, Iran membantah pernyataan Mohammed bahwa negara itu mendukung Houthi dengan memberikan persenjataan. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarid juga mengatakan bahwa Arab Saudi telah bertindak provokatif dengan menyampaikan tuduhan tak berdasar.
"Terlebih Arab Saudi melakukan pembicaraan dengan Inggris, di mana klaim palsu diucapkan dan ini sangat berbahaya karena kami sekalipun tidak melakukan kejahatan seperti yang dikatakan," ujar Zarif.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID










Kelalaian Angkatan Udara AS buat penyerang Texas bisa beli senjata


Kelalaian Angkatan Udara AS buat penyerang Texas bisa beli senjata
Seorang wanita dan kedua anaknya mengikuti malam nyala lilin mengenang korban penembakan masal di Sutherland Springs, Texas, Minggu (5/11/2017). (REUTERS/Mohammad Khursheed)



Sutherland Springs, Texas (CB) - Pria yang melakukan salah satu penembakan massal paling maut di Amerika Serikat bisa membeli senjata api secara legal karena kelalaian Angkatan Udara AS, menurut sejumlah pejabat.

Kelalaian yang dimaksud adalah Angkatan Udara Amerika Serikat tidak pernah memasukkan informasi soal hukuman yang sebelumnya pernah diterima Devin Kelley ke dalam bank data Biro Investigasi Federal (FBI), yang digunakan untuk memeriksa latar belakang calon pembeli senjata.

Devin Kelly adalah pelaku penembakan massal di sebuah gereja di daerah pedesaan Texas bagian tenggara hingga menewaskan 26 orang pada Minggu.

Saat berdinas di Angkatan Udara pada 2012, Kelly dijatuhi hukuman oleh mahkamah militer karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yaitu menyerang istri pertamanya dan putra tirinya, menurut Pentagon.

Penembakan oleh Kelly pada Minggu merupakan serangan paling maut kelima dalam sejarah AS yang dilakukan oleh penembak tunggal.

Pihak berwenang mengatakan korban tewas dalam serangan di gereja itu mencapai 26 orang, termasuk satu bayi dalam kandungan seorang perempuan, yang juga terbunuh.

Angkatan Udara Amerika Serikat mengatakan pihaknya telah gagal menyampaikan informasi soal hukuman yang diterima Kelly ke sistem Pusat Informasi Kejahatan Nasional.

Sistem tersebut merupakan suatu bank data milik pemerintah AS yang digunakan oleh para pedagang senjata api berizin untuk memeriksa latar belakang kejahatan para calon pembeli senjata.

Para korban yang tewas dalam serangan Minggu berusia antara 19 bulan hingga 77 tahun. Sebanyak 20 orang lainnya mengalami luka, yang 10 di antaranya hingga Senin malam masih berada dalam kondisi kritis, kata sejumlah pejabat.

Kelly tewas akibat terluka karena tembakan sendiri dalam mobilnya saat ia kabur.

Di dalam kendaraan itu, pihak berwenang menemukan dua pistol, kata Freeman Martin, juru bicara Departemen Keselamatan Masyarakat, pada jumpa pers, Senin.

Kelly juga mengalami luka karena tembakan yang dikeluarkan oleh seorang warga. Ketika mendengar suara tembakan, warga tersebut langsung mengambil senjata miliknya, lari menuju gereja dan menembak Kelly ketika pria berusia 26 tahun itu berusaha kabur.

Dalam lawatannya di Asia, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan kepada para wartawan bahwa ia yakin peninjauan lebih ketat atas pembelian senjata tidak akan berdampak pada penembakan massal di Texas itu. 




Credit  antaranews.com





Pelaku Teror di Gereja di Texas Pernah Jadi Guru Relawan Alkitab


CB, Jakarta -Pelaku teror mematikan di Gereja First Baptist di Sutherland Springs, Texas, Devin Patrick Kelley, pernah menjadi guru relawan pelajaran Alkitab  setelah dipecat dari Angkatan Udara Amerika Serikat.

Ia menjalani profesinya sebagai guru sukarelawan pelajaran Alkitab di Gereja Kingsville First Baptist.  Seperti dikutip dari Daily Mail, di akun Linkedln miliknya, Kellin menulis status tentang profesinya sebagai guru relawan di Gereja Kingsville First Baptist dan menayangkan fotonya dengan seorang anak kecil.

Devin Patrick Kelley. dailymail.co.uk
Sebelumnya, Kelley menyebut profesinya sebagai prajurit di Angkatan Udara Amerika Serikat dan ia lulusan SMA Braunfels High School tahun 2009.

Sebagai prajurit di Angkatan Udara Amerika, Kelley bertugas di bagian logistik dan penyediaan kebutuhan pasukan, hingga ia kemudian dipecat tidak hormat pada tahun 2014. Ia sempat membela diri dalam persidangan pada Mei 2014 seperti dilaporkan oleh CBS News.
Kelley dilaporkan saat ini berusia 26 tahun, menikah, tinggal di New Braunfels, San Antonio.
Kelley menggemparkan kota kecil di Texas itu pada Minggu pagi, 5 November 2017 saat umat sedang beribadah di gereja First Baptist di Sutherland Springs, Texas.

Berpakaian serba hitam lengkap dengan peralatan ala militer siap tempur, Kelley menembaki gereja dan umat gereja. Sedikitnya 26 orang tewas dan puluhan terluka.
Ia kemudian ditemukan tewas di dalam mobilnya terluka bekas tembakan saat melarikan diri usia menembaki umat yang sedang beribadah di gereja First Baptist di Sutherland Springs. Polisi belum memastikan luka yang mengakhiri hidupnya berasal dari tembakan warga atau bunuh diri.


Credit  tempo.co



Pelaku Teror di Texas Eks Tentara Angkatan Udara Amerika


CB, Jakarta - Pelaku teror berdarah di Gereja First Baptist, Sutherland Springs, Texas, diketahui dulunya tentara di Angkatan Udara Amerika Serikat yang bertugas di bagian kesiapan logistik.
Menurut juru bicara Angkatan Udara Amerika, Ann Stefanek, Devin Patrick Kelley bekerja di pangkalan Angkatan Udara Amerika di Holloman, New Mexico dari tahun 2010 hingga akhirnya dia dipecat.

Anggota FBI berada dilokasi kejadian penembakan untuk melakukan olah TKP di First Baptist Church, Sutherland Springs, Texas, 5 November 2017. Akibat insiden penembakan tersebut sekitar 27 orang tewas dan 24 lainnya luka-luka. AP
Kelley menembaki umat yang sedang beribadah di Gereja First Baptist di kota kecil Sutherland Springs, Texas dengan menggunakan senjata semi otomatis Ruger AR, mengutip CNN.

Seorang warga lokal dengan menggunakan senjata model senapan (rifle) menembak Kelley saat melarikan diri meninggalkan gereja dengan mobilnya.
Polisi yang berada di lokasi tempat mobil berhenti menemukan Kelley sudah tewas di dalam mobilnya dengan luka tembakan.

"Saat ini kami belum tahu apakah dia menembak dirinya sendiri atau terkena tembakan warga setempat," kata Freeman Martin, Direktur Departemen Keamanan Publik Texas.
Sebanyak 26 orang tewas ditembak oleh mantan prajurit Angkatan Udara Amerika ini. Dan sedikitnya 20 orang terluka termasuk anak-anak dan lanjut usia.



Credit  tempo.co



Pelaku Pembantaian Texas Pernah Melarikan Diri dari RSJ


Pelaku Pembantaian Texas Pernah Melarikan Diri dari RSJ
Devin Kelley, pelaku pembantaian Texas pernah masuk rumah sakit jiwa pada 2012. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Pria pelaku penembakan massal di gereja Texas pada akhir pekan ini sebelumnya telah melarikan diri dari rumah sakit jiwa (RSJ). Devin Kelley masuk ke rumah sakit jiwa pada 2012 lalu setelah menganiaya istri dan anaknya.

Kelley masuk rumah sakit jiwa saat ditempatkan di Pangkalan Angkatan Udara Holloman. Pengadilan militer memvonisnya pada tahun 2012 karena telah menganiaya istri dan anak laki-lakinya, menjatuhkan hukuman penjara setahun sebelum memecatnya karena perilaku buruk.

Kelley terbukti mematahkan tengkorak anaknya yang lahir pada 2010 lalu. Menurut para pejabat penganiayaan itu dimulai kira-kira satu tahun setelah anak tersebut lahir.

Istrinya kemudian mengajukan cerai saat mantan suaminya dipenjara.

Namun ia berhasil melarikan diri dan keluar dari negara bagian Texas pada lima tahun lalu, begitu keterangan yang diperoleh media lokal dari sejumlah dokumen.

Dalam laporan orang hilang yang diajukan setelah berhasil melarikan diri, penembak itu digambarkan sebagai sosok yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Pasalnya, ia telah tertangkap basah menyelundupkan senjata api ke Pangkalan Angkatan Udara Hollomon di mana dia mencoba melakukan ancaman pembunuhan untuk rantai komando.

Angkatan Udara AS menolak untuk mengkonfirmasi bahwa penembak tersebut telah melarikan diri dari institusi mental pada tahun 2012. Angkatan Udara AS mengutip peraturan privasi berdasarkan Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan tahun 1996 seperti dikutip dari Independent, Rabu (8/11/2017).

Devin Kelley (26) membantai 26 orang jemaat Gereja First Baptist Church di Sutherland Springs, Texas. Ia juga melukai setidaknya 20 jemaat lainnya.

Korban serangan termuda adalah bayi berusia 18 bulan, sedangkan yang tertua berusia 77 tahun. Hampir tidak seorang pun di gereja tersebut muncul tanpa cedera akibat serangan tersebut.

Kelley ditemukan tewas di truknya yang hancur. Ia terluka setelah terlibat baku tembak dengan seorang tetangga gereja, yang telah menembaknya saat dia keluar dari gedung. Tetangga tersebut dilaporkan telah melukai Kelley, namun tampaknya tembakan tersebut berasal dari senapannya sendiri. 





Credit  sindonews.com





Seorang diplomat Pakistan ditembak di Afghanistan



Seorang diplomat Pakistan ditembak di Afghanistan
ILUSTRASI (ANTARA News / Aldo Lucky)


Jalalabad, Afghanistan (CB) - Seorang diplomat Pakistan ditembak oleh kelompok bersenjata tak dikenal di dekat tempat tinggalnya di Kota Jalalabad, Afghanistan timur pada Senin, kata beberapa pejabat setempat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Mohammad Faisal mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kuasa hukum Afghanistan di Islamabad telah dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kejadian tersebut.

Dia mengutuk peristiwa pembunuhan tersebut dan menuntut pihak berwenang Afghanistan untuk meningkatkan keamanan bagi para pekerja diplomatik Pakistan.

Hubungan antara Afghanistan dan Pakistan mengalami masa-masa ketegangan, terkait rencana strategis terkini Amerika Serikat terhadap kawasan itu dan perselisihan mengenai perbatasan Torkham yang ditutup secara berkala oleh Pakistan.

Duta Besar Afghanistan untuk Pakistan, Omar Zakhilwal mengutuk peristiwa pembunuhan tersebut dalam sebuah pesan di akun Twitter pribadinya dan mengatakan bahwa ia telah menyampaikan simpati pemerintahnya kepada Kementerian Luar Negeri di Islamabad.

Insiden tersebut terjadi sekitar seminggu setelah wakil gubernur Provinsi Kunar, Afghanistan timur diculik di dekat kota Peshawar, Pakistan, meski tidak ada pertanda langsung keterkaitan antara dua kejadian tersebut, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com





Kelompok bersenjata serang stasiun TV Kabul


Kelompok bersenjata serang stasiun TV Kabul
Ilustrasi (ANTARA News)



Kabul (CB) - Kelompok bersenjata menyerbu stasiun televisi di Kabul pada Selasa dan banyak staf yang masih ada di dalam gedung itu, kata seorang pegawai kepada AFP, menggambarkan bahwa serangan masih berlangsung.

"Saya melihat tiga penyerang di kamera keamanan sedang memasuki gedung stasiun TV ini. Mereka pertama-tama menembak penjaga dan kemudian memasuki gedung. Mereka mulai melemparkan granat dan menembak," kata reporter Shamshad TV Faisal Zaland, yang melarikan diri melalui pintu belakang.

Shamshad TV, sebuah stasiun berbahasa Pashto yang menyiarkan secara nasional, mentransmisikan sebuah gambar, alih-alih program yang biasanya.

Zaland mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan berada di area kompleks Shamshad di ibu kota Afghanistan "mencoba melumpuhkan para pelaku".

"Banyak rekan saya masih berada di dalam gedung," tambahnya.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid membantah bahwa kelompok militan tersebut terlibat dalam serangan itu dalam sebuah pesan di Twitter.

Kementerian dalam negeri mengatakan kepada AFP bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut namun tidak memiliki rincian lebih lanjut.

Kabul telah diguncang oleh serangkaian serangan mematikan dalam beberapa pekan terakhir saat gerilyawan Taliban dan ISIS meningkatkan serangan terhadap instalasi keamanan dan masjid. 




Credit  antaranews.com


Sempat Tunda Siarannya, Shamshad TV Kembali Tayang


Sempat Tunda Siarannya, Shamshad TV Kembali Tayang
Sempat Tunda Siarannya Shamshad TV Kembali Tayang. (AFP).


KABUL - Kekerasan terhadap wartawan terus terjadi di Afghanistan. Teranyar, stasiun televisi lokal Shamshad TV diserang sekelompok pria bersenjata, kemarin. Sedikitnya tiga orang tewas dan 20 lainnya luka-luka. Kelompok negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab dalam serangan brutal itu.

Berdasarkan keterangan polisi, satu pelaku menyamar sebagai seorang polisi. Dia membunuh petugas keamanan Shamshad TV sebelum melepaskan tembakan kepada para karyawan di dalam sebuah gedung. Shamshad TV merupakan broadcaster berbahasa Pashto yang dikenal anti-kelompok militan seperti ISIS.

Pasukan khusus Afghanistan langsung diterjunkan. Mereka terlibat kontak senjata selama dua jam. “Lelaki berpakaian polisi datang masuk dan melempar granat tangan yang menewaskan satu petugas keamanan dan melukai yang lainnya,” kata direktor berita Shamshad Abed Ehsas kepada Tolo News TV, dikutip Reuters.

“Setelah itu, yang lainnya masuk ke dalam kantor dan mulai melepaskan tembakan. Beberapa kolega kami tertembak, meski alhamdulillah banyak yang berhasil selamat. Beberapa orang ada yang terluka, baik akibat tertembak, terkena pecahan kaca, ataupun akibat melompat dari lantai atas,” sambung Ehsas.

Selama serangan berlangsung, pasukan khusus Afghanistan meledakkan dinding beton kantor Shamshad TV agar bisa masuk. Sedikitnya seorang pelaku tewas dalam operasi di dalam gedung, sedangkan yang lainnya tewas di luar gedung. Serangan seperti ini sudah menjadi peristiwa sehari-hari di Kabul, kota paling berbahaya.

Berdasarkan laporan Kantor Berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab, meski hal ini tidak dapat diverifikasi. ISIS dilaporkan memiliki markas di Provinsi Nangarhar. ISIS juga sebelumnya mengklaim sejumlah serangan di Afghanistan. Sebaliknya, Juru Bicara (Jubir) Taliban Zabihullah Mujahid menepis keterlibatan.

Shamshad TV sempat menunda layanan siaran. Namun, dua jam kemudian, Shamshad TV memulihkan operasi.



Credit  sindonews.com

ISIS Klaim Serangan di Stasiun TV Afghanistan



KABUL - Kelompok militan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah stasiun televisi di Kabul. Sekelompok orang bersenjata menyamar menjadi polisi dan membunuh seorang satpam serta melepaskan tembakan ke arah staf. Ini merupakan serangan terbaru terhadap pekerja media di Afghanistan.

Pasukan khusus Afghanistan berhasil melibas serangan terhadap Shamshad TV, sebuah stasiun televisi swasta berbahasa Pashto yang berbasis di dekat stadion nasional, setelah sekitar dua jam. Namun polisi mengatakan setidaknya dua orang telah terbunuh dan 20 terluka.

"Orang-orang berpakaian dengan pakaian polisi masuk dan awalnya melemparkan granat tangan, yang membunuh salah satu penjaga kami dan melukai yang lain," ujar Abed Ehsas, direktur berita Shamshad.

"Setelah itu, yang lainnya masuk ke gedung kami dan mulai menembaki. Beberapa rekan kami dipukul, terima kasih, Tuhan, banyak yang berhasil keluar. Beberapa terluka oleh tembakan, kaca jatuh dan saat mereka melompat dari lantai tinggi," sambungnya seperti dinukil dari Reuters, Rabu (8/11/2017).



Selama serangan tersebut, sebuah unit pasukan khusus meledakkan dinding beton di sekitar kompleks tersebut dan memasuki lokasi di tengah tembakan. Setidaknya satu penyerang tewas dalam operasi tersebut, sementara yang lain tewas di pintu masuk kompleks.

Dalam sebuah pernyataan yang di muat kantor berita Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab, tanpa memberikan bukti. Kelompok tersebut, yang berbasis di provinsi Nangarhar timur, telah mengklaim sejumlah serangan terhadap sasaran sipil di ibukota Afghanistan.

Tak lama setelah permulaan serangan tersebut, juru bicara utama Taliban, Zabihullah Mujahid mengeluarkan pernyataan yang menolak keterlibatan kelompoknya.

Serangan bunuh diri telah menjadi bagian yang sangat familier dalam kehidupan sehari-hari di Kabul, sekarang dianggap sebagai salah satu tempat paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil. Tapi itu juga yang terbaru dalam rangkaian yang menargetkan wartawan Afghanistan dan pekerja media.

Tahun lalu seorang pembom bunuh diri Taliban membunuh tujuh anggota stasiun televisi swasta terbesar Afghanistan, Tolo. Pada bulan Mei, Negara Islam mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri terhadap penyiar negara bagian RTA di kota timur Jalalabad.

Serangan hari Selasa, yang menggarisbawahi kesan ketidakamanan kronis di Kabul, terjadi sekitar tiga minggu setelah serangkaian serangan termasuk satu di sebuah masjid Syiah di kota tersebut dimana lebih dari 50 orang terbunuh. 

Shamshad TV menghentikan pemrograman normal selama serangan, mentransmisikan hanya gambar diam. Tapi siaran dilanjutkan setelah sekitar dua jam, mengatakan bahwa insiden tersebut telah berakhir dan staf terjebak dalam bangunan yang diselamatkan oleh polisi.



Credit  sindonews.com