Ilustrasi peretas. (Reuters/Kacper Pempel)
Jakarta, CB -- Peretas Korea Utara
disebut telah mencuri ratusan dokumen rahasia militer milik Korea
Selatan, termasuk rencana operasional perang yang melibatkan sekutu
seperti Amerika Serikat.
Menurut laporan surat kabar Chosun Ilbo yang dikutip AFP,
seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat yang berkuasa di Korsel
mengatakan para peretas tersebut membobol jaringan militer sekitar akhir
September lalu dan berhasil memperoleh akses ke ratusan dokumen
sensitif berkukuran 235 gigabyte.
Menurut pejabat bernama Rhee
Cheol-hee itu dokumen yang bocor termasuk strategi Korsel jika berperang
dengan Korut dan rencana eksekusi Kim Jong-un.
"Dan di antara ratusan dokumen yang bocor itu adalah Rencana
Operasional 5015 yang digunakan jika mesti berperang dengan Korut,
termasuk serangan 'pemenggalan' bagi pemimpin Korut, Kim Jong-un," bunyi
laporan koran tersebut mengutip Rhee, Selasa (10/10).
Selain
itu, Anggota komite pertahanan itu menuturkan para peretas turut mencuri
dokumen berisikan sejumlah rincian mengenai latihan gabungan tahunan
AS-Korsel dan informasi mengenai fasilitas utama militer serta
pembangkit listrik.
Meski begitu, mengutip kementerian
pertahanan, Rhee mengatakan 80 persen dari dokumen yang bocor itu sampai
saat ini belum sepenuhnya teridentifikasi.
Rhee tidak bisa segera dikonfirmasi mengenai pernyataannya dalam artikel
tersebut. Namun, kantor Rhee mengatakan pernyataan pria tersebut telah
dikutip dengan benar.
Sementara itu, kementerian pertahanan menolak mengonfirmasi laporan tersebut dengan alasan keamanan intelijen.
Laporan
peretasan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung
Korea yang dipicu oleh memanasnya hubungan AS dan Korut terkait ambisi
senjata nuklir Pyongyang yang dinilai kian mengkhawatirkan.
Dalam
sebulan terakhir, Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un bahkan saling
melontarkan ancaman perang terhadap satu sama lain di tengah dorongan
dunia internasional untuk mengutamakan jalur dialog dalam penyelesaian
konflik.
Melalui retorika terbarunya, Trump bahkan menekankan bahwa upaya
diplomatik dengan Korut selama puluhan tahun ini gagal membuahkan hasil
dan mengisyaratkan opsi militer atau perang menjadi satu-satunya jalan
keluar.
Ini bukan pertama kalinya Korut diduga meluncurkan
serangan siber terhadap Korsel. Pada Mei lalu, kemhan Korsel mengatakan
Pyongyang telah meretas jaringan intranet militer Seoul meski tak
menjelaskan dokumen-dokumen yang bocor.
Selama ini, Korut selalu
dikaitkan dengan serangkaian serangan siber yang kebanyakan menyerang
sistem keuangan di belasan negara termasuk peretasan Sony Pictures pada
2014 lalu. Korsel menyebut Pyongyang memiliki sebuah unit perang siber
yang terdiri dari 6.800 spesialis terlatih.
Credit
cnnindonesia.com