Rabu, 16 Agustus 2017

Diberi Sanksi, Iran Ancam Keluar dari Kesepakatan Nuklir


Diberi Sanksi, Iran Ancam Keluar dari Kesepakatan Nuklir 
Presiden Rouhani juga menyerang Presiden Donald Trump yang dianggapnya semakin menunjukkan dunia bahwa Washington "bukan teman yang baik". (REUTERS/Carlo Allegri)


Jakarta, CB -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengancam akan menarik Iran keluar dari kesepakatan nuklir 2015 jika Amerika Serikat terus menjatuhkan sanksi terhadap negaranya.

"Pengalaman gagalnya penerapan sanksi bagi Iran mendorong pemerintah AS sebelumnya berunding dan membentuk perjanjian. Jika AS ingin kembali ke masa [kegagalan] itu, dalam waktu singkat kami akan membuat krisis jauh lebih kuat dari semula," tutur Rouhani di hadapan parlemen, Selasa (15/8).

Dalam pidatonya tersebut, Rouhani juga menyerang Presiden Donald Trump yang dianggapnya semakin menunjukkan dunia bahwa Washington "bukan teman yang baik".

Kecaman Rouhani terhadap AS itu datang menyusul penjatuhan sanksi baru bagi Teheran oleh Washington sekitar awal Agustus lalu.

"Beberapa bulan terakhir, dunia menyaksikan sikap AS yang tidak konsisten secara berulang atas janjinya dalam kesepakatan nuklir 2015. Kita juga selama ini menyaksikan AS secara berulang kali mengabaikan beberapa kesepakatan internasional lainnya," kata Rouhani.


"Ini menunjukkan sekutu-sekutunya bahwa AS bukan mitra yang baik dann bisa diandalkan dalam bernegosiasi," papar presiden yang kembali terpilih dalam pemilu Mei lalu.

Melansir AFP, AS berkeras menjatuhkkan sanksi baru karena menganggap Teheran melanggar perjanjian nuklir 2015, menuding Iran terus mengembangkan program rudal dan nuklirnya.

Pada akhir pekan lalu, parlemen Iran menyetujui proposal undang-undang peningkatan anggaran pengembangan program rudal dan militer negara sebagai balasan atas sanksi baru tersebut.

Dalam draf konstitusi tersebut, Iran berencana mengalokasikan lebih dari US$260 juta untuk program rudal balistiknya dan Pasukan Bersenjata Kuds--perpanjangan militer Iran yang dikenal dengan Korps Garda Revolusioner Islam.

Namun, RUU tersebut masih harus lolos voting tahap dua di parlemen dan mendapat persetujuan akhir dari badan ulama sebelum bisa diimplementasikan.






Credit  cnnindonesia.com






Jet Tempur China Mendekat, Taiwan Siaga Penuh


Jet Tempur China Mendekat, Taiwan Siaga Penuh Pesawat militr CHina seperti jet tempur dan pesawat pengebom China berlatih selama tiga hari di dekat Taiwan. (Reuters/Ministry of National Defense)


Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan negaranya berada dalam status siaga penuh setelah angkatan udara China menggelar latihan dekat wilayahnya.

Sejumlah pesawat militer China seperti pesawat pengebom dan jet tempurnya dilaporkan melakukan latihan selama tiga hari di sekitar jalur perairan Bashi hingga ke bagian utara Taiwan, dekat Pulau Miyako, Jepang.

Juru bicara Kemhan Taiwan, Chen Chung-ji, mengatakan pesawat-pesawat tempur itu bahkan sesekali memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan selama latihan berlangsung.

"Karena itu angkatan udara dan laut kami akan tetap waspada tingkat tinggi untuk mencegah mereka [China] mengganggu teritorial perairan dan udara Taiwan," tutur Chen, Selasa (15/8).

"Kami sudah berpengalaman dan telah lama melakukan ini. Kami meminta warga Taiwan untuk tenang. Kami tentu saja akan mengambil tindakan untuk menghindari konflik," katanya menambahkan.

Diberitakan The Strait Times, China sering melakukan latihan militer di dekat wilayah Taiwan atau Jepang dalam beberapa minggu terakhir.

Namun, Beijing belum mengomentari latihan militer terbaru itu, yang selama ini memang rutin dilakukan angkatan bersenjata negaranya tersebut.

Latihan militer ini juga dilakukan di tengah modernisasi militer dan pertahanan China, termasuk membangun kapal induk dan pesawat siluman sebagai proyeksi pertahanan jarak jauh negaranya.

Di saat bersamaan, Beijing juga semakin agresif menegaskan sikapnya menghadapi sengketa teritorial dengan negara lain, seperti dalam konflik Laut China Selatan dan Laut China Timur.

Selama ini, China mengklaim Taiwan--yang dianggapnya sebagai wilayah pemberontak--sebagai wilayah kedaulatannya, meski Taipei berusaha keras untuk terlepas dari konstitusi Negeri Tirai Bambu itu.

China bahkan tidak pernah menutup kemungkinan penggunaan kekuatan paksa untuk mengendalikan Taiwan.

Beijing pun kerap memprotes negara-negara asing yang memiliki hubungan dekat dengan Taiwan dan disaat bersamaan memiliki hubungan diplomatik juga dengan Beijing.




Credit  cnnindonesia.com









Filipina: China tak akan tingkatkan kegiatan di Laut China Selatan


Filipina: China tak akan tingkatkan kegiatan di Laut China Selatan
Ilustrasi (Wikimedia Commons)


Manila (CB) - China telah meyakinkan Filipina bahwa pihaknya tidak akan menduduki bagian atau wilayah baru di Laut China Selatan, di bawah "ketentuan" baru yang diperantarai Manila pada saat kedua negara berupaya memperkuat hubungan, kata menteri pertahanan Filipina.

Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano juga mengatakan Filipina sedang menggarap "kesepakatan dagang" dengan China untuk menjajaki dan mendayagunakan sumber daya minyak dan gas di wilayah-wilayah Laut China Selatan yang disengketakan agar mulai bisa melakukan pengeboran dalam waktu satu tahun.

Menteri pertahanan, Delfin Lorenzana, mengatakan saat sidang kongres bahwa Filipina dan China telah mencapai kesepakatan untuk berupaya menjalankan pertemanan di Laut China Selatan. Kesepakatan itu melarang ada pendudukan baru di wilayah kepulauan tersebut.

"Pihak China tidak akan menduduki bagian-bagian baru di Laut China Selatan ataupun melakukan pembangunan di Dangkalan Scarborough," kata Lorenzana kepada parlemen pada Senin malam. Ia mengacu Dangkalan itu sebagai wilayah penangkapan ikan utama yang dekat dengan Filipina dan diblokade China dari tahun 2012 hingga 2016.

China menyatakan negaranya sebagai pemilik seluruh Laut China Selatan, yaitu wilayah transportasi laut yang setiap tahunnya menjadi jalur perdagangan senilai 3 triliun dolar AS.

Selain oleh China, wilayah itu dinyatakan kepemilikannya oleh Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.

China telah membangun tujuh pulau di atas karang-karang di wilayah yang disengketakan. Para pakar mengatakan bahwa tiga dari pulau-pulau tersebut dapat dilandasi pesawat-pesawat jet tempur. Pulau-pulau itu memiliki landasan pacu, radar serta peluru-peluru kendali dari darat ke udara, yang dikatakan China untuk kekuatan pertahanan.

Lorenzana tidak berkomentar ketika para anggota parlemen, yang mengutip keterangan dari militer, mengatakan kepadanya bahwa lima kapal China muncul di sekitar 5 kilometer dari perairan Pulau Thitu milik Filipina di kepulauan Spratly pada Sabtu.

Kepala bidang hubungan masyarakat militer Filipina, Kolonel Edgard Arevalo, tidak bersedia memberikan komentar sampai angkatan bersenjata mendapatkan "gambaran penuh soal situasi saat ini".

Kementerian luar negeri China belum menanggapi permintaan untuk berkomentar, demikian Reuters.






Credit  antaranews.com




Perempuan pilot keturunan Afghanistan keliling dunia mendarat di Bali


Perempuan pilot keturunan Afghanistan keliling dunia mendarat di Bali
Shaesta Waiz. Menurut ICAO, hingga saat ini jumlah perempuan pilot baru lima persen dari keseluruhan pilot sedunia. (ShaestaWaiz(@ShaestaWaiz)|twitter)
... mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pada pukul 20.17 WITA setelah menjelajahi angkasa selama sekitar tujuh jam dari Singapura...

Denpasar (CB) - Setelah menempuh penerbangan sepanjang 12.861 mil laut sejak meninggalkan Bandar Udara Internasional Daytona Beach, Florida, Amerika Serikat, pada 13 Mei 2017, tibalah Shaesta Waiz di Pulau Dewata Bali, Selasa malam.

Pesawat Beechcraft A36 Bonanza yang dipiloti Waiz untuk mengelilingi dunia seorang diri itu mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai pada pukul 20.17 WITA setelah menjelajahi angkasa selama sekitar tujuh jam dari Singapura.

Waiz (29 tahun) berdarah Afghanistan namun telah menjadi warga negara Amerika Serikat. Dia lahir di kamp pengungsian setelah orangtuanya melarikan diri dari peperangan rezim Kabul dengan Uni Soviet. Pada 1987 dia dan keluarganya beremigrasi ke Amerika Serikat hingga meraih kewarganegaraan di negara itu.

Kedatangan perempuan berusia 29 tahun yang terbang solo untuk mengampanyekan pentingnya kaum perempuan menguasai sains, teknologi, teknik dan matematika serta dunia penerbangan ini disambut sejumlah pejabat dari instansi terkait.

Tidak ada acara penyambutan resmi terhadap Waiz guna membuat dia merasa nyaman setelah melakukan penerbangan solo yang relatif panjang dan melelahkan dari Singapura.

Dari Bandara Ngurai Rai, Waiz diantar menuju Hotel Discovery Kartika Plaza di kawasan Kuta yang menjadi tempatnya menginap selama tiga hari di Bali.

Setelah Bali, pada Kamis pukul 07.00 WITA, perempuan berparas ayu dengan rambut lurus melebihi bahu ini dijadwalkan melanjutkan penerbangannya sepanjang 953 mil laut menuju Darwin, Australia Utara.



Dari Darwin, sesuai jadwal rute penerbangannya yang dipublikasi situs resmi Dreams Soar Inc, organisasi yang dia dirikan, dia akan menyinggahi Kota Cairns, Australia, sebelum bertolak ke Bandara Magenta, Kaledonia Baru, yang berjarak 1.215 mil laut.

Sebelumnya pada akhir Juli 2017, saat masih berada di Singapura, Waiz menyempatkan diri ke Batam guna mengisi seminar bertajuk perempuan dan profesi pilot di depan ratusan pelajar perempuan dari akademi sekolah penerbangan.

Perempuan pilot lulusan Embry-Riddle Aeronautical University di Amerika Serikat ini sebelumnya berencana memulai misi terbang solonya itu dari Bandara Internasional Daytona Beach, Florida, pada musim gugur 2016. Di bandara itu pula, dia akan mengakhiri penerbangan panjangnya ini.

Total jarak penerbangan solo Waiz untuk mengelilingi lima benua seorang diri dengan menyinggahi 18 negara selama 90 hari itu mencapai sekitar 25.000 mil laut.

Selain Amerika Serikat, dia singgah di Kanada, Portugal, Spanyol, Italia, Yunani, Mesir, Bahrain, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Thailand, Singapura, Bali, Australia, Kaledonia Baru, Samoa Amerika, dan Kiribati.

Ada pun kota-kota Amerika Serikat yang dia darati dalam misi penerbangannya itu antara lain Columbus (Ohio), Grand Rapids (Michigan), Hilo (Hawaii), El Cajon (California), Phoenix (Arizona), Kansas (Cincinnati), Washington DC, Atlanta (Georgia), dan Mobile (Alabama).           




Credit  antaranews.com






Ukraina bantah jual teknologi peluru kendali ke Korea Utara


Ukraina bantah jual teknologi peluru kendali ke Korea Utara
Dokumentasi pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, saat memeriksa roket balistik strategis jarak jauh Hwasong-12 (Mars-12) dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan kantor berita Korea Utara, (KCNA, Senin (15/5/2017). (KCNA via REUTERS)
... Ukraina tidak pernah memasok mesin roket atau teknologi lain peluru kendali kepada Korea Utara...

Kiev, Ukraina (CB) - Ukraina, Senin, membantah pernah memasok teknologi pertahanan kepada Korea Utara, dalam menanggapi tulisan di koran New York Times" yang mengatakan Korea Utara kemungkinan membeli mesin roket dari pabrik Yuzhmash di Ukraina.

Korea Utara memiliki sejumlah arsenal peluru kendali lintas benua, di antaranya Hwasong-12, yang diklaim mampu mencapai Alaska dan Guam di Pasifik.

Perhatian terhadap pengembangan senjata nuklir Korea Utara, yang hampir menjangkau daratan Amerika Serikat, meningkatkan ketegangan dunia dalam beberapa minggu belakangan. Amerika Serikat adalah negara pendukung utama Ukraina.

"Ukraina tidak pernah memasok mesin roket atau teknologi lain peluru kendali kepada Korea Utara," kata Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Oleksandr Turchynov.

Yuzhmash, perusahaan teknologi milik negara itu, mengatakan tidak membuat peluru kendali balistik kelas militer sejak kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet pada 1991.

"Pada tahun-tahun setelah kemerdekaan, Yuzhmash belum pernah membuat, dan sedang tidak membuat peluru kendali serta sistem peluru kendali militer," kata perusahaan itu dalam pernyataan yang diumumkan di laman perusahaan mereka.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperingatkan pada akhir pekan lalu, bahwa militer AS telah "mengunci dan mengisi" senjata jika Korea Utara bertindak gegabah, setelah pada pekan lalu mengancam untuk menembakkan peluru kendali di dekat Guam, wilayah Pasifik Amerika Serikat.

Pada Minggu, kepala Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) tidak akan terkejut jika Korea Utara melakukan uji peluru kendali lain, setelah mereka melakukan dua percobaan pada Juli.





Credit  antaranews.com







Uni Emirat Arab Borong 100 Juta Amunisi Buatan Pindad



Uni Emirat Arab Borong 100 Juta Amunisi Buatan Pindad
Senjata laras panjang yang merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan buatan PT Pindad. Foto/Ilustrasi/SINDOnews



BANDUNG - Uni Emirat Arab memborong 100 juta amunisi kaliber kecil kepada PT Pindad (Persero). Saat ini Pindad berencana meningkatkan kapasitas produksi amunisi untuk memenuhi kebutuhan ekspor.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan) Laksamana Madya TNI Widodo mengaku, beberapa negara telah memercayakan pembelian peralatan pertahanan ke Indonesia. Seperti Uni Emirat Arab yang memesan 100 juta amunisi kaliber kecil.

Kemudian, kata dia, negara-negara di Timur Tengah yang berencana membeli tank. “Saat ini Pindad belum memungkinkan memenuhi kebutuhan itu, karena harus beli beberapa mesin lagi agar mencapai produksi yang diharapkan. Ini tantangan ke depan,” kata Widodo di Bandung, Selasa (15/8/2017).

Widodo berharap Pindad mampu memproduksi mandiri medium tank dan dijual secara massal pada 2019. Termasuk rencana Pindad memproduksi tank amfibi dan penyempurnaan senjata khusus bawah air.

“Pindad sudah produksi senjata bawah air berpeluru panjang untuk pasukan katak, tapi itu masih perlu penyempurnaan agar nyaman dipakai,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose mengatakan, saat ini pihaknya terus memperkuat kemampuan produksi dengan melakukan penambahan mesin.

Konsep yang dilakukan melalui penyertaan modal negara (PMN) dan strategi partnership. Tahun ini, kata dia, investasi PMN melalui konsep Munisi Kaliber Besar (MKB) dikucurkan Rp135 miliar dan konsep Munisi Kaliber Kecil (MKK) Rp130 miliar.

“Strategi partnership dilakukan melalui sistem BOT (build operate transfer) dan JO (joint operation) agar kebutuhan dalam negeri dan ekspor terpenuhi. Misalnya untuk pengadaan 290 juta butir amunisi per tahun, hanya cukup untuk kebutuhan TNI. Sehingga perlu strategi partnership ini,” ungkapnya.

Sedangkan untuk beberapa produk, Pindad sudah menyatakan kesiapannya. Misalnya tank amfibi dan selesainya prototipe tank boat. 





Credit  sindonews.com








Selasa, 15 Agustus 2017

Situasi Memanas, Dubes Korut Dipanggil Pulang


Situasi Memanas, Dubes Korut Dipanggil Pulang 
Sejumlah dubes Korut untuk negara kunci seperti China, PBB, dan Rusia dilaporkan hadir dalam rapat tersebut. (REUTERS/KCNA)



Jakarta, CB -- Pejabat Korea Selatan melaporkan bahwa sejumlah duta besar Korea Utara di luar negeri telah kembali ke Pyongyang untuk menggelar sebuah rapat gabungan pada awal pekan ini.

Pertemuan itu diselenggarakan di tengah silih ancam perang antara Korut dan Amerika Serikat yang kian memanas dan puncaknya ketika rezim Kim Jong-un mengancam akan menyerang Guam, salah satu wilayah Amerika Serikat di Pasifik.

"Korut nampaknya menggelar sebuah pertemuan dengan kepala misi diplomatiknya di negara asing dengan memanggil para dubes itu kembali ke Pyongyang," ucap seorang pejabat Korsel yang tak diungkap identitasnya, Selasa (15/8).

Melansir Yonhap, jumlah dubes yang berpartisipasi dalam pertemuan itu tidak diketahui secara pasti.


Namun, sejumlah kepala misi diplomatik Korut di negara-negara kunci seperti Dubes Korut untuk China Ji Jae-ryong, Dubes Korut untuk PBB Kim Hyong-jun, dan Dubes Korut untuk Rusia Kim Hyong-jun dilaporkan hadir dalam acara tersebut.

Beberapa pihak menganggap pertemuan tersebut dilakukan guna mendiskusikan situasi internasional yang kian mengisolasi Korut, khususnya setelah Pyongyang menggencarkan pengembangan program dan nuklirnya.

Pertemuan itu pun dianggap mungkin dilakukan untuk mempersiapkan recana terbaru provokasi militer Korut, seperti uji coba nuklir atau peluncuran rudal.
Situasi Memanas, Dubes Korut Dipanggil Pulang
Para diplomat tertinggi Korea untuk negara penting dipanggil ke Pyongyang untuk membicarakan strategi menghadapi situasi yang semakin memanas. (KCNA/via REUTERS)
Sejumlah pengamat juga meyakini bahwa Korut tengah mempersiapkan peluncuran rudal balistik terbarunya. Pyongyang terakhir kali melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) sekitar akhir Juli lalu yang diklaim memiliki kapabilitas hulu ledak nuklir.

Namun, juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Baek Tae-hyun, mengatakan pertemuan tersebut mungkin hanya sebuah acara rutin para dubes Korut di negaranya.

"Sebab, Korut terakhir kali mengadakan pertemuan para dubesnya yang ke-43 pada Juli 2015 lalu. Dan tampaknya pertemuan awal pekan ini ditujukan untuk acara yang sama," papar Baek.





Credit  cnnindonesia.com





Diancam Korut, Jepang Minta Kepastian Payung Nuklir AS


Diancam Korut, Jepang Minta Kepastian Payung Nuklir AS 
Menhan Jepang Itsunori Onodera akan bertemu dengan Menhan James Mattis di AS untuk mendiskusikan strategi membendung ancaman rudal Korut. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)



Jakarta, CB -- Jepang akan meminta penegasan Amerika Serikat terkait komitmen pertahanan dan keamanannya bagi Tokyo yang kini terancam oleh rudal Korea Utara yang semakin mengkhawatirkan.

Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera bersama Menlu Taro Kono akan bertolak ke Amerika Serikat pada pekan ini untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menhan James Mattis dan Menlu Rex Tillerson.

Pertemuan menteri ini akan berpusat pada diskusi tentang situasi keamanan di Asia Timur yang kian memanas, terutama setelah Korut mengancam akan menyerang Guam, salah satu wilayah AS di Pasifik, dengan rudalnya.

"Lingkungan strategis di kawasan semakin kejam dan kami perlu mendiskusikan bagaimana menanggapi hal tersebut. Kami ingin penegasan AS dan komitmen pertahanannya, termasuk payung nuklir Amerika, bagi Jepang," tutur seorang pejabat Kemlu Jepang di Tokyo, Selasa (15/8).


Jepang khawatir keamanan negaranya akan terancam jika Korut benar-benar melaksanakan rencana serangan ke Guam yang dikemukakan sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sebelum mencapai Guam, rudal Pyongyang akan melewati wilayah udara Jepang.

Tokyo khawatir negaranya bisa terkena hulu ledak dan reruntuhan bom tersebut jika serangan itu benar-benar terjadi sehingga meminta kepastian perlindungan AS dari ancaman rudal dan nuklir Korut.
Korea Utara terus menjalankan uji coba rudal termasuk rudal balistik antara benua ini.
Korea Utara terus menjalankan uji coba rudal termasuk rudal balistik antara benua ini. (KCNA/via REUTERS)
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Tokyo dan Washington memiliki perjanjian aliansi pertahanan yang disepakati sejak 1960 lalu.

Dalam pakta tersebut, AS berjanji akan membela dan menjamin pertahanan serta keamanan Jepang jika Negeri Matahari Terbit itu terancam.

Kesepakatan ini pun membuat Jepang berada di bawah payung nuklir AS, yang berarti Washington bisa menggunakan bom atom untuk melawan pihak yang menyerang Tokyo, termasuk Korut.



Credit  cnnindonesia.com








Program Rudal Maju Pesat, Korut Diduga Beli Roket Ukraina


Program Rudal Maju Pesat, Korut Diduga Beli Roket Ukraina Mesin roket pada rudal Korea Utara diduga dibeli dari pabrik yang ada di Ukraina. (KCNA/via Reuters)


Jakarta, CB -- Korea Utara dilaporkan diduga menggunakan jaringan pasar gelap untuk membeli mesin roket berkekuatan tinggi yang dibuat oleh pabrik di Ukraina.

Laporan analisis International Institute for Strategic Studies itu bisa jadi penjelasan soal kemajuan pesat pada program peluru kendali Pyongyang dalam beberapa bulan belakangan.

Kemajuan program pengembangan rudal balistik antarbenua alias ICBM Korut yang misterius terjadi setelah uji coba sejumlah senjata jarak menengahnya gagal pada 2016 lalu.

Setelah serangkaian kegagalan itu, badan-badan intelijen Amerika Serikat tidak ada yang memperkirakan Korea Utara bisa mencapai banyak keberhasilan dalam waktu singkat.

Penulis laporan tersebut mengatakan sejumlah bukti menunjukkan bahwa Korut mungkin membeli teknologi roket canggih untuk digunakan pada rudal Hwasong-14 dan Hwasong-12 dari pasar gelap rusia atau Ukraina.

"Tampaknya, mereka telah mendapatkan mesin dari entitas asing dan mereka telah berhasil menginkorporasikan mesin itu pada beberapa badan rudal dan berhasil menguji coba baik rudal jarak menengah dan antarbenua pada Mei dan Juli," kata penulis, Michael Elleman, Senin (15/8).

Analisis Elleman mengindikasikan bahwa mesin performa tinggi berbahan bakar cair yang dimodifikasi digunakan beberapa bulan belakangan berhasil berkat teknologi roket Uni Soviet.


"Bisa jadi dari sumber di Ukraina," kata Elleman. "Bisa juga dari entitas Rusia; mesin-mesin ini diketahui disimpan di sejumlah situs."

"Kami tahu versi yang sudah dimodifikasinya, yang kami lihat ada pada rudal Korea Utara, pernah benar-benar terlihat di Ukraina," ia menambahkan.

"Itu bukan berarti rudal tersebut tidak ada di Rusia, hanya saja kami belum melihatnya ada di sana--jadi Ukraina kemungkinan besar adalah sumbernya."

Perusahaan dirgantara milik pemerintah Ukraina, Yuzhmash, menampik klaim laporan yang menyebut salah satu pabriknya kemungkinan besar jadi sumber mesin rudal Korea Utara.


"Fakta-fakta, yang dinyatakan dalam laporan itu, tidak sesuai dengan kenyataan. Khususnya, Yuzhmash bukan pembuat rudal utama untuk Federasi Rusia, tidak memasok rudal, maupun bagian-bagiannya, termasuk mesin roket."

Kantor Kepresidenan Ukraina juga menampik laporan tersebut. Kepada CNN, disebutkan bahwa klaim itu merupakan upaya Rusia untuk mencegah AS memasok roket anti-tank javelin kepada Ukraina.

Elleman mengatakan bahwa dirinya tidak berpikir pemerintahan Rusia terlibat dalam hal ini. Selain itu, sulit juga untuk menghubungkan kemungkinan aktivitas ilegal tersebut dengan para eksekutif Yuzhmas.

"Banyak jaringan orang korup" yang punya akses pada fasilitas-fasilitas penyimpanan roket itu, kata Elleman. 




Credit  cnnindonesia.com






Elon Musk Bandingkan Kecerdasan Buatan dan Korea Utara



Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY
Elon Musk, miliarder yang menjadi CEO dua perusahaan, yaitu mobil listrik dan pembuat roket SpaceX, menegaskan ia membeli mobil di lelang bulan lalu. Maxine Park USA TODAY.

CB, Jakarta - Bos SpaceX, Elon Musk, menyebut kecerdasan buatan lebih berbahaya ketimbang Korea Utara dan nuklirnya. Industrialis 40 tahun yang juga pendiri Tesla Motor itu menuliskan hal tersebut dalam akun Twitternya.

"Kalau saat Anda tidak berpikir soal betapa berbahayanya kecerdasan buatan, lebih baik cepatlah berubah pikiran. Mereka lebih berbahaya ketimbang Korea Utara," demikian Musk mencuit pada, Sabtu, 12 Agustus 2017. Elon Musk mencuitkan pesan tersebut di bawah foto perempuan dengan keterangan "Akhirnya, mesinlah yang menang".



Negara di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un itu belakangan sedang ramai "adu mulut" dengan Amerika Serikat. Korea Utama mengancam akan meluncurkan rudal balistik ke markas militer Amerika di Guam.

Meski begitu, Musk tidak sepenuhnya benci terhadap kecerdasan buatan. Dia bahkan mendanai startup kecerdasan buatan, OpenAI, dan mendorong penggunaan program berbasis machine learning itu secara bertanggungjawab.



Akhir pekan lalu, kecerdasan buatan besutan OpenAI juga baru saja mengalahkan gamer profesional DOTA 2 di sela-sela kompetisi internasional yang digelar di Key Arena, Seattle, Washington, Amerika Serikat.

"Kita harus prokatif soal kecerdasan buatan. Bukannya reaktif, setelah semuanya terlambat," kata Musk.





Credit  tempo.co






Jaringan 4G Akan Hadir di Bulan



4G LTE
4G LTE.

CB, California - Laman berita teknologi dan sains, Space, mengabarkan startup asal Jerman Part Time Scientist (PTS) akan membuat infrastruktur telekomunikasi di bulan. Cara ini, nantinya, akan memudahkan astronot melakukan panggilan telepon dari satelit alami itu ke stasiun darat di bumi.

Rencananya, PTS akan mulai membangun jaringan tersebut pada 2019. Perusahaan yang membuat wahan Moon Rover dalam ajang Google Lunar XPrize ini akan menggunakan teknologi 4G LTE dan bekerjasama dengan Vodafone.

"Tujuan kami tak lain adalah membangun layanan komersial antara tim astronot dan bumi," ujar Karsten Becker, kepala pengembangan perangkat elektronika PTS, seperti dilansir laman Space, Selasa, 15 Agustus 2017.



PTS akan melakukan uji coba peluncuran dua wahana dengan menggunakan roket Falcon 9. Lalu, Becker menjelaskan, wahana tersebut akan mendarat ke bulan dan akan melakukan panggilan pertama ke bumi.


Wahana dan stasiun telekomunikasi di bulan tersebut hidup dari daya sebesar 90 watt yang berasal dari solar panel. Karena itu, wahana akan beroperasi di sisi permukaan yang terkena cahaya matahari.

"Pada 2019 baru uji coba, baru beroperasi pada 2020," kata Becker. Saat itulah PTS akan membangun terminal LTE khusus yang bisa bertahan di bulan dalam jangka waktu lama.




Credit  tempo.co







SpaceX Berhasil Luncurkan Superkomputer ke ISS



Peluncuran Roket Falcon 9 SpaceX yang membawa satelit Iridium, Sabtu 14 Januari 2017. forbes.com
Peluncuran Roket Falcon 9 SpaceX yang membawa satelit Iridium, Sabtu 14 Januari 2017. forbes.com.

CB, Florida - SpaceX, perusahaan antariksa swasta besutan Elon Musk, berhasil meluncurkan superkomputer yang dibuat Hewlett Packard Enterprise (HSE) ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Superkomputer yang disebut Spaceborne Computer ini melucur bersama wahana kargo Dragon dan peralatan lainnya dengan total berat mencapai 2.900 kilogram.

Roket diluncurkan dari landasan di Cape Canaveral, Florida, pada 12.31 waktu setempat, atau 19.30 WIB. Peluncuran ini juga menandai misi ke-12 SpaceX dengan nilai proyek sebesar US$ 1,6 miliar, atau setara dengan Rp 21,3 triliun.



Setelah 10 menit peluncuran, Falcon 9 berhasil melakukan pendaratan kembali di Cape Canevaral. "Roket ini sudah dirancang agar bisa kembali dan dapat digunakan dalam misi berikutnya," demikian dilansir laman berita Space, Selasa, 15 Agustus 2017.

Sebelumnya, ramalan cuaca memungkinkan untuk peluncuran. Kalau saja peluncuran kali ini tidak berhasil, misi akan ditunda sampai pekan depan. Sebab, Rusia, pada Kamis mendatang, sudah menjadwalkan akan melakukan peluncuran satelit.


Credit  tempo.co













Manusia Purba Diduga Kanibal, Simak Buktinya




Foto: stayfitbug.com
Foto: stayfitbug.com.

CB, London - Mungkinkah manusia purba menjalani praktik kanibalisme? Menurut ilmuwan dari The Natural History Museum di London, Inggris, hal tersebut sangat mungkin. Salah satu bukti mereka temukan dari goresan yang tidak biasa pada fosil lengan manusia yang ditemukan di Gua Gough, Somerset, Inggris.

Dalam jurnal PLOS ONE Edisi 9 Agustus 2017, tim ilmuwan yang dipimpin Silvia Bello, peneliti arkeologi kultural, mengungkap fragmen fosil manusia purba disinyalir menjadi bagian praktik kanibalisme selama periode Paleolitik. Zaman ini merupakan era batu tua yang berlangsung pada 50-100 ribu tahun yang lalu.

"Fosil ini seumuran dengan fosil lain yang ditemukan di Situs Magdalenian European," demikian tulis tim dalam studi berjudul "An Upper Palaeolithic engraved human bone associated with ritualistic cannibalism".



Sebelumnya, goresan-goresan tersebut diperdebatkan oleh kalangan arkeolog. Ada yang percaya bahwa guratan tersebut terbentuk secara alami. Ada pula yang percaya bahwa itu ada karena disengaja dan menjadi bukti penyembelihan.


Bello dan tim, dalam jurnal, menulis, fosil yang ditemukan pada 1987 itu memiliki banyak goresan. Di antaranya, yaitu kerusakan akibat hantaman benda keras, tanda gigitan manusia, dan guratan zig-zag yang tidak biasa.

"Kami menyelidikinya menggunakan analisis makro dan miro-morfometrik dan membandingkannya dengan artefak lain dari periode yang sama," tulis tim.



Kesimpulan tim, semua guratan dibuat dengan sengaja. Namun, untuk sementara ini, tim hanya bisa memiiki hipotesis bahwa guratan tersebut bermakna simbolik.

"Temuan ini mewakili praktik kanibalisme awal pada periode Paleolitik," kata Bello, seperti dikutip dari laman berita Science Daily, Selasa, 15 Agustus 2017.


Credit  tempo.co







Ilmuwan Temukan 91 Gunung Berapi di Bawah Lapisan Es Antartika


Ilmuwan Temukan 91 Gunung Berapi di Bawah Lapisan Es Antartika
Ilmuwan menemukan hampir 100 gunung berapi di bawah es Antartika. Foto/Ilustrasi/Istimewa


LONDON - Sejumlah ilmuwan menemukan wilayah vulkanik terbesar di Bumi. Letaknya dua kilometer di bawah permukaan lapisan es yang luas yang menutupi Antartika barat.

Proyek tersebut, oleh para periset Edinburgh University, telah menemukan hampir 100 gunung berapi setinggi Gunung Eiger, yang menjulang hampir 4.000 meter di Swiss. Meski begitu, para ahli geologi menyebut wilayah ini masih kecil dibandingkan dengan wilayah pegunungan vulkanik Afrika timur, yang saat ini memiliki konsentrasi gunung berapi terpadat di dunia.

Mereka pun memperingatkan aktifitas dari wilayah yang terbentang ini bisa menimbulak konsekuensi yang mengkhawatirkan.

"Jika salah satu gunung berapi ini meletus, hal itu selanjutnya dapat mengacaukan lapisan es Antartika di barat," kata ahli es gletser Robert Bingham, salah satu penulis makalah tersebut.

"Apa pun yang menyebabkan pencairan es, yang pasti akan terjadi letusan, kemungkinan akan mempercepat aliran es ke laut. Pertanyaan besarnya adalah: seberapa aktif gunung berapi ini? Itu adalah sesuatu yang perlu kita tentukan secepat mungkin," ujarnya seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (13/8/2017).

Survei gunung berapi Edinburgh, yang dilaporkan dalam serial publikasi khusus Geologi Society, turut mempelajari bagian bawah lapisan es Antartika barat untuk puncak batu basal tersembunyi yang serupa dengan gunung berapi di wilayah tersebut. Ujung mereka benar-benar terletak di atas es dan telah terlihat oleh penjelajah kutub selama beberapa abad yang lalu.

Tapi ada berapa banyak gunung di bawah es? Pertanyaan ini awalnya ditanyakan oleh anggota termuda tim, Max Van Wyk de Vries, seorang sarjana di sekolah geosains universitas dan seorang fanatik gunung berapi. Dia mendirikan proyek ini dengan bantuan Bingham. Studi mereka melibatkan analisis pengukuran yang dilakukan oleh survei sebelumnya, yang melibatkan penggunaan radar penetrasi es, yang dibawa oleh pesawat terbang atau kendaraan darat, untuk mensurvei strip es Antartika barat.

Hasilnya kemudian dibandingkan dengan catatan satelit dan database dan informasi geologi dari survei udara lainnya. "Intinya, kami mencari bukti kerucut vulkanik yang menempel di es," kata Bingham.

Setelah tim telah mengumpulkan hasilnya, dilaporkan ada 91 gunung berapi yang sebelumnya tidak diketahui, menambahkan ke 47 lainnya yang telah ditemukan pada abad sebelumnya untuk menjelajahi wilayah ini.

Gunung berapi yang baru ditemukan ini berkisar dari 100 sampai 3.850 meter. Semua tertutup es, yang terkadang terletak pada lapisan yang tebalnya lebih dari 4 km di kawasan ini. Puncak aktif ini terkonsentrasi di wilayah yang dikenal sebagai sistem keretakan Antartika barat, yang membentang 3.500 km dari rak es Antartika Ross ke semenanjung Antartika.

"Kami takjub. Kami tidak menduga akan menemukan hal seperti itu. Kita sudah hampir tiga kali lipat jumlah gunung berapi yang diketahui ada di Antartika barat," kata Bingham. 

"Kami juga menduga ada lebih banyak lagi di dasar laut yang berada di bawah rak es Ross, sehingga saya pikir sangat mungkin wilayah ini akan berubah menjadi wilayah gunung berapi terpadat di dunia, lebih besar daripada di timur Afrika di mana gunung Nyiragongo, Kilimanjaro, Longonot dan semua gunung berapi aktif lainnya terkonsentrasi," imbuhnya.

Penemuan ini sangat penting karena aktivitas gunung berapi ini bisa memiliki implikasi penting bagi bagian planet lainnya. Jika salah satunya meletus, hal itu selanjutnya dapat mengacaukan beberapa lapisan es di kawasan ini, yang telah terkena dampak pemanasan global. Es yang mencair keluar ke lautan Antartika bisa memicu kenaikan permukaan air laut.

"Kami hanya tidak tahu seberapa aktif gunung berapi ini dulu," kata Bingham.

Namun, dia menunjuk pada satu tren yang mengkhawatirkan: "Paling banyak vulkanisme yang terjadi di dunia saat ini ada di wilayah yang baru saja kehilangan penutup gletser mereka - setelah akhir zaman es terakhir. Tempat-tempat ini meliputi Islandia dan Alaska."

"Teori menunjukkan bahwa ini terjadi karena, tanpa lapisan es di atasnya, ada pelepasan tekanan pada gunung berapi daerah dan mereka menjadi lebih aktif," terangnya.

Dan ini bisa terjadi di Antartika barat, di mana pemanasan yang signifikan di wilayah yang disebabkan oleh perubahan iklim mulai mempengaruhi lapisan esnya. Jika berkurang secara signifikan, ini bisa melepaskan tekanan pada gunung berapi yang berada di bawah dan menyebabkan letusan yang selanjutnya dapat mengacaukan lapisan es dan meningkatkan permukaan air laut yang telah mempengaruhi samudra kita.

"Ini adalah sesuatu yang harus kita awasi," kata Bingham.






Credit  sindonews.com



Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih


Ada Rencana Gulingkan Trump di Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci mengatakan ada rencana untuk menggulingkan Presiden AS Donald Trump di dalam Gedung Putih. Dia menyebut banyak pihak yang tidak suka dengan kebijakan yang diambil Trump.

"Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan Presiden atau agendanya," kata Scaramucci, seperti dilansir Russia Today pada Senin (14/8).


"Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan milyarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington. Anggota kelas politik itu tidak menyukainya," sambungnya.


Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan AS saat ini. Scaramucci menjelaskan, ia berpikir Trump mengatahui fakta bahwa jika dia ingin tetap pada agendanya, dia harus membawa para tokoh yang loyak ked alam pemerintahannya.


"Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai Presiden yang ditampilkan secara mencolok," tukas pria yang hanya menjabat selama 10 hari sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih itu.





Credit  sindonews.com


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih


Scaramucci Ungkap Rencana Mengeluarkan Trump dari Gedung Putih
Mantan Direktur Komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci, ungkap rencana mengeluarkan Donald Trump dari Gedung Putih. Foto/REUTERS/Jonathan Ernst


WASHINGTON - Anthony Scaramucci, yang dipecat Presiden Donald Trump sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih mengungkap rencana mengeluarkan Trump oleh para pejabat Washington. Menurutnya, pejabat yang ingin mengeluarkan Trump dari kantornya itu termasuk orang-orang dalam Gedung Putih.

Scaramucci juga menyarankan Presiden Trump bertindak jauh lebih keras terhadap kelompok supremasi kulit putih yang melakukan demonstrasi di Charlottesville, Virginia.

”Saya pikir ada elemen di dalam Washington, termasuk di dalam Gedung Putih, yang tidak bersabar atas kepentingan presiden atau agendanya,” kata Scaramucci kepada George Stephanopoulos dari ABC dalam penampilan publik pertamanya sejak dipecat Trump.

Scaramucci hanya menjabat 10 hari sebagai Direktur Komunikasi. Sosoknya tenar karena melawan Reince Priebus saat menjabat sebagai Kepala Staf Gedung Putih. Dia menuduh Priebus sebagai pembocor rahasia internal Gedung Putih kepada media hingga akhirnya Priebus tersingkir.

”Untuk alasan apapun, orang telah membuat keputusan yang ingin mereka keluarkan. Ini hampir seperti dia telah membuka pintu bagi CEO Amerika dan miliarder Amerika untuk memasuki sistem politik Washington,” kata mantan eksekutif Wall Street itu mengacu pada perjalanan politik Trump ke Gedung Putih.

”Anggota kelas politik itu tidak menyukainya,” papar Scaramucci. Pengungkapan Scaramucci ini semakin menguatkan dugaan bahwa ada perpecahan di Gedung Putih, meski dugaan itu telah disangkal Presiden Trump.

Scaramucci juga menyebut pengaruh mantan petinggi media Breibart, Steve Bannon di dalam Gedung Putih yang dia sebut tidak masuk akal. Pengaruh Bannon, menurutnya, telah menghambat kemajuan presiden.

Dia memperkirakan akan ada perubahan staf lebih lanjut dalam pemerintahan Trump. Presiden Donald Trump dilaporkan menghabiskan banyak waktu di klub golfnya karena Gedung Putih menjadi “tempat pembuangan yang nyata”.

”Dia telah melakukan banyak hal, saya pikir dia telah berhasil jauh lebih baik dalam hal kemajuan sebagai presiden yang ditampilkan secara mencolok,” ujar Scaramucci, yang dilansir Senin (14/8/2017).

Terkait dengan kerusuhan di Charlottesville, Virginia, yang melibatkan kelompok supremasi kulit putih, Scaramucci memuji Penasihat Keamanan Nasional Jenderal H.R. McMaster yang membuat pernyataan tegas.

McMaster menyatakan serangan mobil terhadap demonstran penentang kelompok supremasi kulit putih yang menewaskan satu orang dan melukai 19 orang lainnya, sebagai aksi teroris. 




Credit  sindonews.com











Menhan Mattis: Jika Korut Tembakkan Rudal ke AS, Berarti Perang


Menhan Mattis: Jika Korut Tembakkan Rudal ke AS, Berarti Perang
Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat James Norman Mattis. Foto/REUTERS/Eric Vidal
 

WASHINGTON - Menteri Pertahanan (Menhan) James Norman Mattis mengatakan, jika Korea Utara (Korut) menembakkan rudal ke wilayah AS, artinya “permainan dimulai”. Menurutnya, hal itu bisa diartikan perang.

Komentar Kepala Pentagon ini muncul hari Senin waktu AS sebagai respons persiapan renacana militer Pyongyang untuk menyerang Guam, wilayah AS di Pasifik yang merupakan lokasi pangkalan militer Andersen.

Mattis kepada wartawan mengatakan, militer Amerika akan “mengambil” rudal Korea Utara yang dideteksinya ketika menuju ke tanah Amerika, termasuk Guam. Dia memastikan bahwa Pentagon secara alami akan mendeteksi rudal yang menuju Guam.

“Jika Korea Utara menembakkan (rudal) di AS, itu bisa meningkat dalam (skala) perang dengan sangat cepat, ya, itu disebut perang, jika mereka menembak kita,” kata Mattis, seperti dikutip dari Fox News, Selasa (15/8/2017).

 

Mattis awalnya menolak untuk mengungkap respons Pentagon jika pada akhirnya Korut meluncurkan rudal ke wilayah AS. Namun, saat didesak wartawan, dia mengatakan, jika radar AS, sistem deteksi dan pelacak lainnya menentukan bahwa rudal akan jatuh ke laut, tidak jauh dari Guam, maka masalah tersebut akan dibawa ke Presiden Donald Trump untuk diambil keputusan tentang bagaimana meresponsnya.

Trump sebelumnya telah berjanji akan menanggapi serangan dari Korea Utara dengan ”api dan amarah”. Dia bahkan memastikan opsi militer untuk Pyongyang sudah “terkunci dan tersaji” jika rezim Kim Jong-un nekat menyerang Guam.

 

Sementara itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk menyerang Guam dengan rudal balistik jarak menengah. Namun, Kim menunda sedikit waktu untuk serangan tersebut sambil mengawasi perilaku Washington.

Militer Pyongyang pada pekan lalu mengancam akan meluncurkan empat rudal ke perairan dekat wilayah Guam. Rencana itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Kim Jong-un dan militer hanya tinggal menunggu perintahnya.

Atas laporan itulah, Kim Jong-un pada hari Senin menyimak presentasi rencana serangan tersebut. Menurut laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim memeriksa rencana itu cukup lama dan mendiskusikannya dengan para perwira militer. 


”Dia mengatakan bahwa jika orang-orang Yankee (AS) bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya di semenanjung Korea dan di sekitarnya, menguji kesabaran DPRK, keputusan tersebut akan dibuat menjadi penting karena telah diumumkan,” bunyi laporan media pemerintah Korea Utara itu, yang dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017).






Credit  sindonews.com




Beda dengan CIA, Rusia Nilai AS-Korut Dekati Perang


Beda dengan CIA, Rusia Nilai AS-Korut Dekati Perang
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. Foto/Sputnik/Valeriy Melnikov


MOSKOW - Rusia melalui Kementerian Luar Negeri-nya memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) bergerak mendekati konfrontasi atau perang. Peringatan dari Rusia ini berbeda dengan argumen CIA bahwa perang nuklir antara Washington dan Pyongyang tak akan segera terjadi.

Penilaian Rusia itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri-nya, Maria Zakharova, dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Russia-1.

”Seberapa dekat kita sampai pada situasi ini? Ya, sangat dekat dengan kemungkinan konflik bersenjata,” kata Zakharova.

”Jika benar-benar ada skenario angkatan bersenjata dan jika semuanya benar-benar terjadi seperti pendirian Washington berusaha menakut-nakuti kita semua, situasinya akan (menjadi) bencana,” ujarnya.

Zakharova mengatakan, AS tidak mempertimbangkan dampak penuh dari konflik bersenjata di wilayah Semenanjung Korea.

”Perwakilan dari lembaga, para senator, mereka mencoba mengatakan kepada publik bahwa mereka bahkan tidak perlu khawatir tentang hal itu, karena orang tidak akan mati di AS, tapi di negara lain, meski tidak hanya di Korea Utara,” papar Zakharova.

“Saya pikir mereka juga memikirkan Korea Selatan,” sambung diplomat Moskow itu, yang dilansir Russia Today, Senin (14/8/2017).



Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur CIA Mike Pompeo menyatakan, perang nuklir antara AS dan Korut tak akan segera terjadi. Menurutnya, ancaman Presiden Donald Trump terhadap Pyongyang hanya menggambarkan kemungkinan respons terhadap tindakan tertentu.

”Tidak ada yang akan terjadi hari ini,” kata Pompeo kepada Fox News. ”Tapi jangan salah, kelanjutannya, kemungkinan yang meningkat bahwa akan ada rudal nuklir di Denver, ancaman yang sangat serius dan penyelidikan akan memperlakukannya seperti itu.”

”Yang saya bicarakan adalah saya pernah mendengar orang berbicara tentang (stiuasi) berada di puncak perang nuklir,” ujar Pompeo. ”Tidak ada (data) intelijen yang menunjukkan bahwa kita berada di posisi itu pada hari ini.” 


Alih-alih mendukung laporan tentang eskalasi perang nuklir, Pompeo justru berpendapat bahwa retorika Trump yang memanas terhadap Pyongyang adalah untuk mengirim sebuah pesan bahwa tindakan yang terus mengejar teknologi persenjataan nuklir dan rudal balistik tidak akan dapat ditoleransi.

”Presiden telah membuat sangat jelas untuk rezim Korea Utara bagaimana Amerika akan merespons jika tindakan tertentu diambil,” kata Pompeo.

”Kami berharap bahwa pemimpin negara tersebut akan memahaminya persis seperti yang mereka inginkan, untuk mendapatkan senjata nuklir,” papar bos intelijen Amerika itu.





Credit  sindonews.com





Sokong AS Jika Perang dengan Korut, PM Australia Dikecam


Sokong AS Jika Perang dengan Korut, PM Australia Dikecam
Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull dukung AS jika perang dengan Korea Utara. Foto/APP/Paul Miller/via REUTERS


CANBERRA - Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull dikecam pendahulunya, Kevin Rudd, karena akan menyokong Amerika Serikat (AS) jika berperang dengan Korea Utara (Korut). PM Turnbull dianggap membuat keputusan yang tidak bertanggung jawab.

Rudd mengatakan, kaum konservatif (kubu politik Turnbull) tidak tahu apa-apa tentang dampak perang di Irak setelah PM Turnbull memastikan bahwa Australia akan menindaklanjuti perjanjian ANZUS jika perang tersebut terjadi.



ANZUS adalah Pakta Pertahanan yang beranggotakan Australia, Selandia Baru dan AS. ”Tanggapan saya terhadap pernyataan itu ketika saya pertama kali melihatnya pada akhir pekan hanyalah 'Ya Tuhan, kaum konservatif tidak belajar apapun dari pengalaman Irak’,” kata Rudd kepada radio ABC pagi ini (15/8/2017) dari New York.

”John Howard memberi cek kosong kepada Presiden Bush ke Irak,” lanjut Rudd mengacu pada PM Australia sebelum dirinya.

Seperti diketahui, mantan PM John Howard mengaku malu atas keterlibatan Australia dalam Perang Irak tahun 2003. Sebab, dalih alasan perang yang diprakarsai AS saa itu bersumber dari data intelijen yang tidak akurat, yakni tuduhan kepemilikan senjata pemusnah massal rezim Saddam Hussein yang ternyata tidak terbukti.

”Anda tidak pernah sebagai perdana menteri Australia, sebagai sekutu AS, memberi Amerika, sebelum peristiwa tersebut, cek kosong,” ujarnya.

Rudd mengatakan bahwa ada risiko konflik yang dahsyat di semenanjung Korea. ”Tapi untuk seorang perdana menteri Australia mengatakan bahwa kita secara otomatis akan terlibat secara militer jika terjadi serangan Korea Utara, menurut saya, itu tidak bertanggung jawab atas kepentingan keamanan nasional kita,” kecam Rudd.



Menteri Perindustrian dan Pertahanan Christopher Pyne membalas komentar Rudd. Menurutnya, Pemerintah Turnbull tidak ”memberi seseorang cek kosong”.

”Apa yang saya pikir Perdana Menteri lakukan adalah membuat sangat jelas bahwa jika terjadi konflik di semenanjung Korea, perjanjian ANZUS akan segera ikut bermain,” ujar Pyne kepada radio ABC.

"Aspek pertama dari perjanjian ANZUS adalah bahwa Australia perlu berkonsultasi dengan AS atau sebaliknya mengenai bantuan yang dapat kami berikan dan jika bantuan itu untuk kepentingan terbaik kami,” lanjut Pyne. 

”Tapi jelas bahwa kepentingan terbaik AS agar tidak diserang oleh Korea Utara, adalah kepentingan terbaik AS untuk tetap menjadi fondasi negara-negara di dunia yang mendukung kebebasan dan demokrasi, tapi kami tidak memberi seseorang cek kosong,” imbuh Pyne.



Pyne mengatakan situasi di Semenanjung Korea sejatinya masih jauh dari perang. ”Kami menghadapi kemungkinan perang, kami saat ini menggunakan semua upaya diplomatik untuk memastikan bahwa kita tidak pernah mencapai titik tersebut karena hasil perang, terutama jika diprakarsai oleh Korea Utara, jelas terlalu mengerikan untuk dipikirkan,” katanya.

Menteri Luar Negeri Julie Bishop mendukung komentar PM Turnbull. Bishop kepada Sky News mengatakan bahwa pemerintah akan dipaksa untuk bertindak cepat jika Korea Utara menyerang AS.







Credit  sindonews.com


Kewarganegaraan Ganda, Jabatan Wakil PM Australia Terancam


Kewarganegaraan Ganda, Jabatan Wakil PM Australia Terancam 
Barnaby Joyce mengaku dirinya mungkin memiliki status warga negara Selandia Baru yang didapat berdasarkan keturunan. (AFP PHOTO/WILLIAM WEST)


Jakarta, CB -- Karir politik Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce tengah berada dalam krisis setelah kabar dirinya memiliki status kewarganegaraan ganda mencuat ke publik, menempatkan pemerintahan konservatif dalam risiko di hadapan parlemen.

Sebab, konstitusi Australia tidak mengizinkan seseorang dengan kewarganegaraan ganda mengemban jabatan di parlemen maupun pemerintahan.

"Saya terkejut menerima informasi ini. Saya selalu menjadi warga Australia yang lahir di Tamworth. Baik saya maupun orang tua saya tak percaya bahwa saya memiliki status kewarganegaraan lain," tutur Joyce di hadapan parlemen, Senin (14/8).

Meski begitu, Joyce mengaku dirinya mungkin memiliki status warga negara Selandia Baru. Namun, tuturnya, status kewarganegaraan itu didapatnya berdasarkan keturunan.


"Komisi Tinggi Selanda Baru menghubungi saya untuk memberi sejumlah saran dari kementerian dalam negeri yang menganggap bahwa saya mungkin memiliki status kewarganegaraan Selandia Baru berdasarkan keturunan," paparnya.

Joyce, pemimpin Partai Nasional, lahir di Australia 50 tahun lalu. Namun, sang ayah lahir di Selandia Baru dan hijrah ke Australia pada 1947.

Sementara itu, hukum kewarganegaraan Selandia Baru menganut dua sistem kewarganegaraan yakni ius sanguinis--status warga negara yang didapat berdasarkan keturunan--dan ius soil--status warga negara yang didapat karena lahir di negara itu.

Joyce pun meminta Pengadilan Tinggi memutuskan apakah dirinya tetap layak berada di pemerintahan dengan alasan kewarganegaraan ganda.

Isu kewarganegaraan ganda ini jelas memiliki implikasi besar terhadap jabatan Joyce dan pemerintahan Perdana Menteri Malcolm Turnbull secara keseluruhan.



Sebab, selain Joyce, sejumlah pejabat Negeri Kanguru belakangan dirundung masalah serupa. Pada Juli lalu, wakil pemimpin Partai Hijau, Scott Ludlam mengundurkan diri setelah terungkap bahwa dirinya memiliki status kewarganegaraan Australia dan Selandia Baru.

Senator Partai Hijau Larissa Waters dan Menteri Sumber Daya Matt Canavan juga di hadapkan pada isu yang sama ketika keduanya terungkap memiliki status kewarganegaraan ganda yakni Australia-Kanada dan Australia-Italia.

Diberitakan AFP, sejak itu, sejumlah pejabat pemerintah berbondong-bondong mengklarifikasi status kewarganegaraan berdasarkan silsilah leluhur mereka.

Menurut sensus 2016 lalu, hampir setengah dari 24 juta penduduk Australia terdiri dari orang-orang yang lahir di luar negeri atau setidaknya memiliki salah satu orang tua yang lahir di luar negeri.

Sementara masyarakat asli dan adat Australia seperti suku Aborigin hanya terhitung sekitar tiga persen dari total populasi negara tersebut.






Credit  cnnindonesia.com




Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan



Unjuk Kekuatan Militer di Hari Kemerdekaan Pakistan Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan dengan parade militer dan pesta kembang api. (AFP PHOTO / FAROOQ NAEEM)


Jakarta, CB -- Pakistan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-70 dari India Britania dengan parade militer besar-besaran, selain pesta meriah dan pertunjukkan kembang api.

Parade militer itu dihelat pemerintah sebagai pernyataan tegas bahwa Pakistan akan membungkam segala aksi teroris di negaranya, menyusul serangan mematikan di Balochistan beberapa waktu lalu.

Perayaan dimulai sejak tengah malam dengan pesta kembang api di berbagai kota besar di Pakistan. Di Islamabad, warga bersuka cita menonton pertunjukkan angkatan udara, dimana jet tempur dan pesawat pengebom melakukan manuver di udara.

Sementara di Waqah, kota perbatasan dengan India, pasukan yang dipimpin Jenderal Qamar Javed Bajwa mengibarkan bendera di tiang setinggi 120 meter diiringi lagu kebangsaan yang dinyanyikan ribuan tentara.



“Kami telah membuat beberapa kesalahan di masa lalu, namun kini kami sudah berada di jalan yang benar dengan arahan konstitusi yang baru,” kata Jenderal Bajwa yang bersumpah pasukannya akan “mengejar dan menangkap seluruh teroris di Pakistan”.

Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.Warga Pakistan merayakan 70 tahun kemerdekaan negara mereka dari tangan India Britania.(REUTERS/Akhtar Soomro)
Sebelumnya, mengutip AFP, sebuah bom yang menargetkan kendaraan militer meledak di Provinsi Balochistan, Sabtu (12/8) dan menewaskan 14 orang, termasuk sejumlah tentara.

Kelompok militan ISIS mengklaim serangan tersebut. Sementara pihak militer menyatakan serangan itu ditujukan guna mencoreng perayaan kemerdekaan Pakistan.

Di sisi lain, Pakistan juga masih diguncang gonjang-ganjing pemerintahan menyusul dilengserkannya Perdana Menteri Nawaz Sharif oleh Mahkamah Agung, atas tuduhan korupsi.



Mayoritas Parlemen menunjuk mantan menteri energi Shahid Khaqan Abbasi sebagai pengganti Sharif. Namun oposisi menyebut Abbasi, yang merupakan tangan kanan Sharif, tidak akan membawa kemajuan apapun bagi negara dan hanya menjadi boneka yang dikendalikan Sharif di belakang layar.

Pada Agustus 1947, British Raj, perwakilan Inggris di India, memisahkan wilayah di Asia Selatan itu menjadi dua, India yang mayoritas penduduknya menganut agama Hindu dan Pakistan yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Namun pemisahan itu juga menjadi pemicu kematian terbesar dalam sejarah kedua negara. Ahli sejarah setidaknya satu juta orang tewas akibat kekerasan komunal yang terjadi menyusul terpisahnya India dan Pakistan.





Credit  cnnindonesia.com






Trump Ancam Opsi Militer, Venezuela Latih Tentara


Trump Ancam Opsi Militer, Venezuela Latih Tentara 
Presiden Nicolas Maduro meminta pasukannya berlatih menghadapi Amerika. (Miraflores Palace/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro meminta tentaranya mengadakan latihan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan melakukan intervensi bersenjata.

Maduro yang tengah kesulitan menghadapi kejatuhan ekonomi dan isolasi diplomatik menggunakan komentar Trump itu untuk menegaskan tudingan-tudingan selama ini bahwa Washington tengah mempersiapkan serangan militer.

"Semua mesti ikut dalam rencana pertahanan, jutaan perempuan dan laki-laki, mari kita lihat apa kata para imperialis Amerika itu," kata Maduro, dikutip Reuters, Selasa (15/8).

Dia meminta para pendukungnya untuk mengkutip operasi sipil-militer pada 26 dan 27 Agustus.

Ribuan pendukung pemerintah berunjuk rasa di Caracas di mana dia mengecam pernyataan Trump yang menyiratkan "opsi militer" untuk menyelesaikan krisis Venezuela.

Lebih dari 120 orang tewas sejak protes anti-pemerintah dimulai April lalu, didorong kelangkaan makanan dan obat-obatan, diperparah pembentukan badan super legislatif yang dinilai membuatnya menjadi diktator.

Maduro mengatakan Trump dibuat bingung oleh para penasihatnya soal situasi di Venezuela.


"Saya ingin berbicara lewat telepon dengan Trump, mengatakan kepadanya 'mereka telah membodohi Anda, Trump, semua yang mereka katakan soal Venezuela adalah kebohongan. Mereka menjatuhkan Anda dari jurang."

Gedung Putih pada pekan lalu menolak permintaan Maduro untuk berbicara dengan Trump. Washington menyatakan baru mau berbicara dengan pemimpin Venezuela setelah negara itu kembali kepada demokrasi.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mencoba untuk menenangkan kekhawatiran di kawasan soal pernyataan Trump dan menjanjikan solusi damai.



Credit  cnnindonesia.com







Moon Jae-in: Jangan Ada Lagi Perang di Korea


Moon Jae-in: Jangan Ada Lagi Perang di Korea 
Presiden Korsel Moon Jae-in berharap jangan sampai Korut berperang dengan Amerika Serikat. (Reuters/Kim Hong-Ji)


Jakarta, CB -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta Korea Utara untuk menghentikan ancaman-ancaman di tengah ketegangan terbaru dengan Amerika Serikat menyusul silih ancam antara kedua negara belakangan ini.

"Jangan ada lagi perang di Semenanjung Korea. Apapun kemajuan dan kemunduran yang kita hadapi, masalah nuklir Korea Utara mesti diselesaikan dengan damai," kata Moon dalam pidato yang dikutip Reuters, Senin (14/8).

Amerika Serikat dan Korea Utara sama-sama mengisyaratkan opsi militer dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberikan "api dan kemarahan" untuk Korea Utara, sementara pemerintahan Kim Jong-un merespons dengan rencana untuk meluncurkan empat rudal ke Guam, wilayah AS di Pasifik.

"Saya yakin Amerika Serikat akan merepons situasi terbaru ini dengan tenang dan bertanggung jawab dengan sikap yang sama dengan kita," kata Moon.

Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS Joseph Dunford mengatakan opsi militer AS tengah disiapkan untuk dilakukan sewaktu-waktu jika sanksi atas peluncuran rudal dan uji coba nuklir Korut gagal.

Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan selama 50 menit dengan Moon untuk mendiskusikan isu-isu terbaru terkait provokasi Korea Utara, kata juru bicara kepresidenan Korsel, Park Su-Hyun.

Dunford berada di Seoul untuk berbicara dengan pejabat-pejabat militer setempat, termasuk Menteri Pertahanan Song Young-moo. Selanjutnya, dia akan mengunjungi China dan Jepang. 


Di tempat berbeda, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis memperingatkan bahwa pasukan militernya sudah siap mencegat peluru kendali Korea Utara jika ditembakkan ke arah Guam. Sementara, Kim Jong-un meminta tentaranya untuk menyiagakan rudal tersebut agar selalu siap diluncurkan.

Kantor berita pemerintah KCNA menyebut Kim telah menerima laporan dari tentaranya terkait rencana untuk meluncurkan rudal ke daerah di sekitar Guam. Namun, disebutkan pula bahwa pemimpin negara terisolasi itu akan terlebih dulu melihat tindakan AS sebelum memutuskan langkah selanjutnya.





Credit  cnnindonesia.com




Kim Jong-un Siagakan Tentara, Amerika Siapkan Pencegat Rudal


Kim Jong-un Siagakan Tentara, Amerika Siapkan Pencegat Rudal 
Kim Jong-un meminta tentara untuk menyiagakan rudal agar siap ditembakkan kapan saja. (KCNA/via Reuters)


Jakarta, CB -- Menteri Pertahanan Jim Mattis menyatakan militer Amerika Serikat sudah siap mencegat peluru kendali Korea Utara jika ditembakkan ke arah Guam. Sementara itu pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, meminta tentaranya untuk menyiagakan rudal tersebut agar selalu siap diluncurkan.

Kepada wartawan, Mattis mengatakan bahwa militer AS pasti langsung mengetahui jalur rudal Korea Utara segera setelah diluncurkan. Ia juga mengatakan pasukannya akan segera menghancurkan rudal tersebut jika kelihatan akan mengarah ke pulau milik Amerika di kawasan Pasifik itu.

"Garis bawahnya adalah, kami akan mempertahankan negara ini dari serangan; untuk kami (militer AS) itu adalah perang," kata Mattis sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (15/8).

Kantor berita pemerintah KCNA mengatakan Kim telah menerima laporan dari tentaranya terkait rencana untuk meluncurkan rudal ke sekitar Guam. Namun, disebutkan pula bahwa pemimpin negara terisolasi itu akan terlebih dulu melihat tindakan AS sebelum memutuskan langkah selanjutnya.

"Amerika Serikat, negara yang pertama kali membawa sejumlah peralatan nuklir strategis di sekitar kita, harus jadi pihak yang pertama mengambil keputusan tepat dan menunjukkannya lewat tindakan jika ingin meredakan ketegangan di semenanjung Korea dan mencegah pertikaian militer yang berbahaya," kata Kim dalam laporan KCNA yang dikutip Reuters.

Sementara itu, diplomat teratas Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan pihaknya akan mengintensifikasi upaya diplomatik dengan Korea Utara, Amerika Serikat, Korea Selatan, China, Rusia dan Jepang.

Mogherini meminta Korea Utara untuk "menahan diri dari tindakan provokatif lebih jauh yang hanya akan meningkatkan ketegangan regional dan global."


Di saat yang sama, sejumlah pejabat AS dan Presiden Korea Selatan belakangan ini mulai menepikan kemungkinan konflik dalam waktu dekat, menyusul retorika Presiden AS Donald Trump yang berapi-api dan mengancam, pekan lalu.

Namun, Mattis mengatakan perang mungkin saja pecah jika Korea Utara jadi menembakkan rudal ke Amerika Serikat.

"Jika mereka menembak Amerika Serikat, situasi akan tereskalasi menjadi peperangan dalam waktu singkat," kata Mattis.





Credit  cnnindonesia.com



Rudal Korut dalam Posisi Siap Meluncur, Pasukan AS Siaga Tinggi


Rudal Korut dalam Posisi Siap Meluncur, Pasukan AS Siaga Tinggi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Foto/REUTERS


WASHINGTON - Satelit mata-mata Amerika Serikat (AS) memantau pemindahan sebuah rudal Korea Utara ke posisi siap meluncur. Situasi itu membuat pasukan Pentagon siaga tinggi.

Para pejabat Washington mengatakan kepada media AS bahwa satelit mata-mata telah mengamati pergerakan peluncur rudal Pyongyang, yang mengindikasikan sebuah rudal balistik jarak menengah sedang dipersiapkan untuk diluncurkan.

Laporan tersebut disampaikan saat Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat dengan cepat menyebabkan perang. ”Ya itu berarti bagi banyak tentara muda mereka akan berada dalam situasi masa perang,” kata Mattis, yang membenarkan posisi pasukan AS dalam siaga tinggi,  sebagaimana dilansir news.com.au, Selasa (15/8/2017).



Kantor berita negara Korut, KCNA, merilis foto yang menunjukkan pemimpin Pyongyang Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk meluncurkan rudal balistik ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Foto itu menyuguhkan peta jalur penerbangan rudal ke selatan Jepang yang mengarah ke pangkalan angkatan udara Andersen di Guam.

Dalam laporannya, media pemerintah Pyongyang itu menyatakan bahwa Kim Jong-un memuji Pasukan strategisnya dalam menyusun rencana yang hati-hati untuk sebuah ”demonstrasi kekuatan” untuk menyelimuti Guam dengan api.

”Kekuatan nuklir DPRK dalam keberaniannya dan tidak ada yang bisa menebak ototnya lintasan penerbangan roket balistik jarak menengah ke atas, Hwasong-12, data tembakan dan titik serangan yang benar dipublikasikan di dalam dan di luar negeri,” tulis KCNA mengutip pernyataan Kim.

Kim mengatakan bahwa dia akan melihat lebih sedikit perilaku Washington. Dia akan membuat keputusan penting jika AS melanjutkan ”tindakan sembrono yang sangat berbahaya”.



”Imperialis AS menangkap tali di sekitar leher mereka karena keributan konfrontasi militer mereka yang sembrono, (tapi) dia akan sedikit melihat perilaku bodoh dan bodoh dari orang-orang Yankee yang menghabiskan waktu yang sulit setiap menit dari penderitaan mereka yang menyedihkan,” imbuh laporan media negara Korut itu.

”Jika demonstrasi api yang direncanakan dilakukan saat AS semakin ceroboh, ini akan menjadi momen bersejarah yang paling menyenangkan ketika (rudal) Hwasong merobek baskom Yankee dan mengarahkan belati ke leher mereka.” 


Rudal yang sedang dipersiapkan Korut seperti terpantau satelit mata-mata AS itu kemungkinan adalah rudal Hwasong HS-12. Rudal balistik jarak menengah tersebut tidak memiliki kapasitas untuk mencapai daratan AS, namun dapat mencapai pangkalan militer AS di Guam dan Jepang.








Credit  sindonews.com




Kim Jong-un sudah dibriefing, serangan rudal ke Guam sudah siap


Kim Jong-un sudah dibriefing, serangan rudal ke Guam sudah siap
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. (REUTERS/KCNA/Files)


Jakarta (CB) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah dibriefing soal rencana menembakan peluru kendali jarak menengah ke Guam, wilayah Amerika Serikat di Pasifik, lapor kantor berita KCNA seperti dikutip BBC.

Namun menurut KCNA Kim akan melihat dulu apa yang dilakukan Amerika Serikat sebelum mengeluarkan perintah menembak Guam.

Pekan lalu, Korea Utara mengungkapkan rencana menembakkan empat peluru kendali ke lepas pantai Guam di mana skuadron pesawat pembomb strategis AS berpangkalan.

Ancaman itu dikeluarkan seiring dengan semakin panasnya perang kata-kata antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Menurut KCNA, Kim Jong-un "sudah mempelajari rencana itu sejak lama" dan sudah membahasnya dengan para perwira militer seniornya.

Panglima komando pasukan strategis Korea Utara tengah menunggu perintah setelah menggelar berbagai persiapan untuk menembakkan rudal ke Guam, kata KCNA.

"Amerika Serikat yang menjadi pihak pertama yang membawa wahana nuklir strategis ke dekat kita, mesti terlebih dahulu membuat keputusan yang benar dan membuktikan lewat tindakan seandainya mereka ingin meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya," kata Kim Jong-un, hari ini.




Credit  antaranews.com


Kim Jong-un Simak Presentasi Rencana Korut Merudal Guam


Kim Jong-un Simak Presentasi Rencana Korut Merudal Guam
Kepulauan Guam, wilayah AS di Pasifik yang diancam Korea Utara dengan serangan rudal. Foto/ABC News


SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyimak presentasi rencana militernya untuk menyerang Guam, wilayah Amerika Serikat (AS) di Pasifik, dengan rudal balistik jarak menengah. Namun, Kim menunda sedikit waktu untuk serangan tersebut sambil mengawasi perilaku Washington.

Militer Pyongyang pada pekan lalu mengancam akan meluncurkan empat rudal ke perairan dekat wilayah Guam. Rencana itu selanjutnya akan dilaporkan kepada Kim Jong-un dan militer hanya tinggal menunggu perintahnya.

Atas laporan itulah, Kim Jong-un pada hari Senin menyimak presentasi rencana serangan tersebut. Menurut laporan kantor berita negara Korut, KCNA, Kim memeriksa rencana itu cukup lama dan mendiskusikannya dengan para perwira militer.

”Dia mengatakan bahwa jika orang-orang Yankee (AS) bertahan dalam tindakan sembrono mereka yang sangat berbahaya di semenanjung Korea dan di sekitarnya, menguji kesabaran DPRK, keputusan tersebut akan dibuat menjadi penting karena telah diumumkan,” bunyi laporan media pemerintah Korea Utara itu, yang dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017).



DPRK adalah nama resmi Korea Utara, yakni Democratic People's Republic of Korea.

Kim mengatakan, AS harus membuat pilihan yang tepat. ”Untuk meredakan ketegangan dan mencegah konflik militer yang berbahaya di semenanjung Korea,” katanya seperti dirilis KCNA.

Kunjungan diktator muda Pyongyang ke Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk menyimak rencana serangan rudal ke Guam itu merupakan penampilan publik pertamanya dalam kurun dua minggu terakhir.



Rencana rinci Pyongyang untuk menyerang wilayah di sekitar Guam kembali memanaskan ketegangan dengan AS setelah Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu memperingatkan bahwa dia merespons Korut dengan “api dan amarah” jika Kim Jong-un mengancam wilayah AS dan sekutunya.

Para pejabat Korea Selatan dan AS pada hari Senin kemarin berusaha mengurangi risiko konflik yang akan segera terjadi dan membantu menenangkan kekhawatiran global atas ketegangan di Semenanjung Korea. 








Credit  sindonews.com






Gawat, Korea Utara sudah arahkan rudalnya ke Guam


Gawat, Korea Utara sudah arahkan rudalnya ke Guam
Hwasong-14, peluru kendali antarbenua atau ICBM milik Korea Utara. (Reuters)



Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Korea Utara telah menerima laporan dari angkatan bersenjatanya mengenai rencana menyerang area sekitar Guam, lapor kantor berita negara itu KCNA seperti dikutip Sidney Morning Herald.

Menurut KCNA, Kim akan melihat dulu aksi yang dilakukan AS sebelum mengeluarkan keputusan memerintahkan peluncuran peluru kendali ke Guam.

Sacara terpisah, muncul laporan bahwa satelit mata-mata menangkap citra Korea Utara tengah memindahkan peluru kendalinya dalam posisi tembak.

CNN juga melaporkan bahwa pejabat militer AS telah diberi tahu bahwa Korea Utara sedang memobilisasi peluncur peluru kendali.

Kim Jong-un telah memerintahkan tentaranya untuk selalu siaga menembak sebelum dia mengambil keputusan untuk aksi militer.

"Amerika Serikat yang menjadi pihak pertama yang membawa wahana nuklir strategis ke dekat kita, mesti terlebih dahulu membuat keputusan yang benar dan membuktikan lewat tindakan seandainya mereka ingin meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan mencegah bentrokan militer yang berbahaya," kata Kim seperti dilaporkan KCNA, hari ini.

Pernyataan Kim disampaikan setelah Menteri Pertahanan AS Jim Mattis menyatakan bahwa negaranya akan dengan cepat mengetahui arah peluru kendali Korea Utara ditembakkan dan akan mencegatnya jika rudal-rudal itu bakal menerjang Guam.

"Jika mereka menembak Amerika Serikat, maka itu akan dengan sangat cepat memicu perang," kata Mattis.






Credit  antaranews.com






Kim Jong-un puji pasukan militer strategis atas rencana serang Guam


Kim Jong-un puji pasukan militer strategis atas rencana serang Guam
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri perjamuan untuk para kontributor peluncuran roket baru-baru ini, dalam foto tidak bertanggal yang dirilis oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Senin (15/2). (REUTERS/KCNA )


Pyongyang, Korea Utara (CB) - Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korea Utara pada Senin (14/8) memuji pasukan strategis negerinya karena membuat rencana terperinci untuk melancarakan serangan rudal ke wilayah AS, Guam.

Kantor Berita Sentral Korea (KCNA) pada Selasa menyatakan Kim Jong-un memeriksa Komando Pasukan Strategis Tentara Rakyat Korea (KPA) pada Senin dan mendengarkan laporan dari pasukan tersebut mengenai persiapannya guna melaksanakan rencana untuk "menyelimuti Guam dengan api".

Kim memuji Pasukan Strategis KPA karena menyusun "rencana yang seksama dan lengkap" dan "memeriksa persiapan penembakan untuk pamer kekuatan" di pos komandonya, kata KCNA, sebagaimana dikutip Xinhua.

Pemimpin tertinggi DPRK tersebut juga mengatakan untuk meredam ketegangan, AS harus segera menghentikan semua perbuatan provokasi dan membuat "tuntutan sepihak" terhadap Korea Utara.

"Jika para Yankee berkeras dalam aksi sembrono mereka, yang sangat berbahaya, terhadap Semenanjung Korea dan sekitarnya, menguji kesabaran Republik Rakyat Demokratik Korea, Pyongyang akan membuat keputusan penting sebagaimana yang sudah diumumkannya," kata laporan KCNA, yang mengutip pernyataan Kim.

Ia merujuk kepada pengumuman Korea Utara pekan lalu untuk menyerang wilayah AS di Pasifik, Guam, kalau AS terus mengeluarkan provokasi seperti mengirim pesawat pembom strategis ke Semenanjung Korea.

Presiden AS Donald Trump juga telah mengancam Korea Utara dengan "tembakan dan kemarahan seperti yang tak pernah disaksikan dunia sebelumnya" jika Korut tak berhentikan mengeluarkan semua provokasi terhadap AS dan sekutunya.




Credit  antaranews.com





Panglima angkatan bersenjata AS peringatkan Korea Utara


Panglima angkatan bersenjata AS peringatkan Korea Utara
Jenderal Marinir Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (Reuters)


Jakarta (CB) - Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Marinir Joseph Dunford memperingatkan Korea Utara bahwa Amerika Serikat siap menggunakan kapabilitas militernya dalam skala penuh demi mempertahanan diri dan membela sekutu-sekutunya melawan Korea Utara.

Joseph Dunford tiba di Korea Selatan kemarin dan dia berkata kepada mitranya di Korea Selatan bahwa peluru kendali dan senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman untuk dunia.

China, sekutu paling penting Korea Utara, menyatakan hari ini akan menghentikan impor barang-barang dari Korea Utara termasuk bijih besi, tembaga dan ikan, mulai tengah malam 15 September sebagai bagian dari sanksi PBB kepada Pyongyang atas program senjata nuklir dan rudalnya.

Belum lama ini Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi kepada Korea Utara sehingga mengamputasi sepertiga kemampuan ekspor tahunan negara itu yang total mencapai 3 miliar dolar AS.

Penasihat Kemanan Nasional H.R. McMaster dan Direktur CIA Mike Pompeo mengecilkan kemungkinan terjadinya serangan Korea Utara yang pekan lalu berencana meluncurkan empat peluru kendali jarak menengah ke Guam pada 15 September esok.

Dunford bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan akan melawat ke Jepang dan China, demikian laman USA Today.





Credit  antaranews.com




AS: Opsi Militer Dipakai Jika Sanksi Gagal Hentikan Korut


AS: Opsi Militer Dipakai Jika Sanksi Gagal Hentikan Korut
Kepala Staf Gabungan AS Joseph Dunford mengatakan, opsi militer akan diambil pihaknya terhadap Korut jika sanksi dan tekanan diplomatik tidak berdampak apapun pada Korut. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Joseph Dunford mengatakan, opsi militer akan diambil pihaknya terhadap Korea Utara (Korut) jika sanksi dan tekanan diplomatik tidak berdampak apapun pada Korut.

"Pilihan militer AS dipersiapkan melawan Korut akan terjadi ketika sanksi diplomatik dan ekonomi gagal," kata Dunford saat melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan (Korsel), seperti dilansir Reuters pada Senin (14/8).

Pernyataan Dunford sendiri muncul setalah dia bertemu dengan Presiden Korsel Moon Jae-in. Keduanya bertemu selama 50 menit untuk membahas isu-isu terkini termasuk provokasi Korut.

Selain bertemu Jae-in, Dunford juga dijadwalkan akan bertemu pejabat militer Korsel, termasuk Menteri Pertahanan Song Young-moo. Setelah dari Korsel, Dunford diketahui akan bertolak ke China, dan juga Jepang.

Sementara itu, sebelumnya Jae-in menyatakan menyatakan tidak boleh ada perang lagi di semenanjung Korea. Dia juga meminta Korut untuk menghentikan perilaku mengancamnya.

"Tidak boleh ada lagi perang di Semenanjung Korea. Apapun pasang surut yang kita hadapi, sitaution nuklir Korut harus diselesaikan dengan damai. Saya yakin AS akan menanggapi situasi saat ini dengan tenangm dan bertanggung jawab dalam sikap yang sama dengan kita," ucap Jae-in.




Credit  sindonews.com