Jumat, 07 Oktober 2016

Indonesia Jadi Rujukan Pengelolaan Limbah Radioaktif Di Asean

 
Indonesia Jadi Rujukan Pengelolaan Limbah Radioaktif di Asean
Radioaktif
Ilustrasi/Radioaktifisme.1989.blogspot.com 
 
CB, JAKARTA – Indonesia menjadi rujukan bagi negara-negara di kawasan Asean untuk pengelolaan limbah radioaktif. Pasalnya, Indonesia telah berhasil mengembangkan teknologi pengolahan limbah radioaktif yang secara fasilitas lebih unggul di tingkat Asean.
Teknologi tersebut dikembangkan oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTLR Batan). Sesuai fungsinya, PTLR Batan, diberi amanat melalui UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran untuk mengolah dan menyimpan limbah radioaktif yang dihasilkan dari aktivitas industri, rumah sakit, dan penelitian dan pengembangan (litbang) se-Indonesia.
Bahkan, PTLR Batan menjadi tujuan belajar dari 5 negara yang akan memanfaatkan tenaga nuklir, yaitu Palestina, Myanmar, Mongolia, Nepal, dan Kamboja.
PTLR Batan memiliki instalasi pengolahan limbah radioaktif yang berfungsi untuk menyimpan limbah radioaktif dengan aktivitas rendah dan sedang, dan fasilitas kanal hubung instalasi penyimpanan sementara bahan bakar nuklir bekas yang berfungsi untuk menyimpan limbah radioaktif dengan aktivitas tinggi.
Kepala PTLR Suryantoro mengungkapkan saat ini jumlah pemegang izin penggunaan sumber radioaktif dan pengoperasian instalasi nuklir di Indonesia mencapai lebih dari 15.000 pemegang izin. Seluruh pemegang izin tersebut berpotensi menghasilkan limbah radioaktif.
“BATAN mengolah limbah radioaktif se-Indonesia dan kemampuan penyimpanannya masih 20 hingga 30 tahun lagi. Jika kelak Indonesia punya PLTN, tentu kemampuan itu harus di upgrade lagi,” katanya seperti dikutip dari laman Batan, Kamis (6/10/2016).
Syahrir, Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) mengungkapkan tugas dan fungsi Batan didukung oleh Bapeten yang yang memiliki fungsi sebagai badan regulasi dan pengawasan terhadap penggunaan bahan nuklir di Indoneisa.
“Kami (BAPETEN) menyiapkan infrastrukturnya berupa peraturan, pemberian izin, dan inspeksi. Kami harus memastikan tidak ada limbah yang tidak punya izin di suatu fasilitas,” katanya.
Sementara Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan stakeholders nuklir hendaknya tidak hanya dimonopoli oleh Batan dan Bapeten saja. Dengan menggelar Seminar Nasional dengan topik inovasi pengelolaan limbah berwawasan lingkungan, diharapkan membantu sosialisasi dan kompetisi inovasi pemanfaaan teknologi nuklir lebih terbuka.
“Inovasi itu identik dengan kreativitas. Sayangnya, usia rata-rata pegawai Batan menginjak 48 tahun. Semoga dengan interaksi dengan universitas, kreativitas akan terus berjalan,” ujarnya.
Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Tri Edhi Budhi Soesilo menambahkan pengelolaan lingkungan memegang prinsip kehati-hatian sehingga limbah radiaoaktif tidak boleh dibuang sembarangan karena dapat membahayakan lingkungan baik tumbuhan, hewan maupun kesehatan manusia.
Dia mengungkapkan UI sebagai perguruan tinggi berperan mendidik, meneliti dan mengabdi untuk menjelaskan ke masyarakat mengenai pengeloaan limbah khususnya limbah radioaktif.
“Yang paling penting adalah socially acceptable, bagaimana masyarakat menerima adanya energi nuklir dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan,” katanya.






Credit  Bisnis.com



Kemenperin Siapkan 3 Titik Untuk Megaproyek Manufaktur Petrokimia

 
Kemenperin Siapkan 3 Titik untuk Megaproyek Manufaktur Petrokimia
Pabrik petrokimia
Ilustrasi/Antara 
 
CB, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyiapkan tiga titik untuk pembangunan kawasan industri petrokimia yang diharapkan dapat menarik minat baik penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya memang tengah menyiapkan tiga titik yang bakal dijadikan pusat industri petrokimia di dalam negeri, yakni Bintuni Papua Barat, Donggi-Sonoro Sulawesi Tengah dan Masela Maluku.
Menurutnya, dipilihnya ketiga lokasi tersebut karena dekat dengan sumber bahan baku industri petrokimia yakni gas. Hanya saja khusus untuk lokasi Masela, lanjutnya, masih dalam kajian dan masih lama.
“Kami harapkan investor bisa dari dalam negeri maupun dari luar negeri,” katanya di Kantor Staf Presiden, Kamis (6/10/2016).
Pada kesempatan terpisah, wacana penurunan harga gas mulai awal Januari 2017 bagi 10 sektor industri dan satu kawasan industri dinilai akan mampu memicu minat investasi di sektor petrokimia dan amonia.
Staf Ahli Sumber Daya Industri Kementerian Perindustrian Dyah Winani Poedjiwati mengatakan sejak bergulirnya rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas tiga proyek petrokimia dan amonia direncanakan dibangun di beberapa lokasi.
Menurutnya, paling tidak terdapat tiga industri yang siap terbangun. Pertama, industri petrokimia dan olefin di Teluk Bintuni, Papua; industri amonia di Banggai, Sulawesi Tengah serta petrokimia di Masela, Maluku meski pasokan gasnya belum diketahui berasal dari mana.
"Pabrik amonia dan petrokimia berbasis gas di Teluk Bintuni, Banggai dan Masela," ujarnya dalam acara seminar Penurunan Harga Gas Industri untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Nasional di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Pelaku usaha seperti PT Pupuk Indonesia dan Ferostaal siap membangun industri petrokimia dan olefin di Teluk Bintuni dengan nilai investasi sebesar US$4,12 miliar.
Sementara itu, di Banggai, Sulawesi Tengah, industri amonia yang saat ini memasuki tahap kontruksi membutuhkan investasi sebesar US$744 juta dan diharapkan selesai pada 2017. Selain itu, industri petrokimia siap terbangun di Masela dengan investasi sebesar US$3,9 miliar.
Menurutnya, pembangunan industri berbasis gas diharapkan bisa mendorong pertumbuhan industri di Indonesia Timur. Sebagai imbasnya, bisa memberi tambahan pendapatan daerah sebesar Rp590 miliar.
"Menambah pendapatan daerah Rp590 miliar. Diharapkan mendorong persebaran industri di Indonesia Timur."




Credit  Bisnis.com




Kemenperin Bakal Standardisasi Industri Kapal Tangkap Ikan

 
Kemenperin Bakal Standardisasi Industri Kapal Tangkap Ikan
Kapal tangkap ikan
Ilustrasi/kurniamarina.com 
 
CB, JAKARTA – Kementerian Perindustrian berencana melakukan standarisasi kapal tangkap ikan skala kecil dan skala besar sebagai bagian dari Instruksi Presiden No. 7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional.
Dalam Inpres yang diteken akhir Agustus tersebut, Kemenperin diminta untuk mengevaluasi peraturan perundang-undangan yang menghambat, mempercepat pembangunan industri nonproduk pangan berbahan baku ikan dan rumput laut serta mempercepat pembangunan industri bahan penolong untuk kebutuhan industri perikanan nasional.
Dirjen Jenderal Industri Agro Panggah Susanto mengatakan standarisasi kapal tangkap masuk pada upaya percepatan pembangunan industri penolong. Rencananya, dia mengatakan nantinya kapal skala kecil dan skala besar akan ditetapkan dengan standarisasi tertentu.
“Jadi nanti mana dilihat mana yang skala kecil dan skala besar. Biar lebih sesuai dengan skala yang diperuntukkan,” katanya, saat ditemui di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (6/10/2016).
Menurut Panggah, dalam standarisasi tersebut akan diatur mengenai gross ton kapal skala kecil dan besar sesuai dengan patokan yang diacu. Selain itu, dalam pengklasifikasian skala, juga akan diatur mengenai navigasi dan ketentuan cold storage kapal.
“Karena untuk kapal ini kan ada kelompok ukm dan ada yang kelompok industri besar. Ini kan perlakukannya beda, jenis ikan beda, cara bisnis beda. Sehingga memang tidak bisa disamakan perlakuannya,” jelasnya.
Selain itu, Panggah mengatakan bahwa pihaknya tengah menginterverisir sejumlah peraturan yang dinilai menghambat, sesuai dengan instruksi presiden itu.
Adapun, dia mengatakan bahwa pihaknya masih menyusun roadmap industrialisasi perikanan sampai saat ini. Upaya prioritas yang akan dilakukan dalam roadmap adalah menyusun sejumlah rencana untuk menggerakkan utilisasi industri pengolahan, pemindangan dan pengalengan.
Saat ini, dia mengatakan utilisasi industri pengolahan baru mencapai 40%, pemindangan 40% dan pengalengan sudah dibawah 30%. “Ini kita telusuri supaya ini bisa dinaikkan utilisasinya,” ujarnya.
Menteri Perindustrian Airlangga Sutarto mengatakan pihaknya juga tengah mendorong peningkatan demand produk ikan, utamanya di Pulau Jawa yang saat ini masih rendah.
Peningkatan permintaan produk tersebut merupakan topik yang dibicarakan oleh Airlangga dengan Kantor Staf Kepresidenan, di kantor KSP hari ini, Kamis (6/10/2016).
Saat ini, konsumsi ikan di Pulau Jawa baru mencapai 20 kg/kapita/tahun padahal di wilayah Indonesia bagian Timur telah mencapai 40 kg/kapita/tahun. “Kita akan dorong dengan industri makanan, pindang, dan higienisnya. Potensi ikan ini kan sebetulnya masih tinggi, tidak hanya dari ayam dan daging saja.”




Credit  Bisnis.com





Pengusaha Smelter Tolak Rencana Luhut Buka Ekspor Mineral Mentah


Pengusaha Smelter Tolak Rencana Luhut Buka Ekspor Mineral Mentah
Ilustrasi Foto: Grandyos Zafna

Jakarta - Para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menolak rencana Kementerian ESDM membuka kembali ekspor beberapa jenis mineral mentah, misalnya biji nikel dengan kadar di bawah 1,8%.

Wakil Ketua AP3I, Jonatan Handojo, membantah argumen Kementerian ESDM bahwa nikel berkadar rendah tersebut belum dapat diolah di dalam negeri sehingga lebih baik diekspor saja daripada terbuang percuma.

Jonatan menyatakan, sudah banyak smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral) nikel di dalam negeri yang memiliki tungku blast furnace untuk mengolah nikel (Ni) dengan kandungan 1,8% menjadi nickel pig iron (NPI) kadar Ni 2,% dan Fe 85%.

"Kami menentang keinginan tersebut. Nickel ore kadar Ni di bawah 1,8% masih dapat diproses menjadi NPI dengan menggunakan tungku blast furnace. NPI jenis ini sangat dibutuhkan industri stainless steel tipe 200 di India dan Taiwan. Smelter di Indonesia banyak yang menggunakan tungku blast furnace," papar Jonatan kepada detikFinance di Jakarta, Jumat (7/10/2016).

Jonatan menambahkan, pembukaan kembali ekspor mineral mentah yang telah dilarang sejak 1 Januari 2014 juga akan membuat investor ragu dengan kepastian hukum di Indonesia. Banyak investor yang sudah membangun smelter nikel, mereka butuh konsistensi kebijakan dari pemerintah.

"Para pembeli nickel ore di Tiongkok sudah berdatangan ke Indonesia untuk membangun smelter. Pembukaan kembali ekspor ore akan merusak nama Indonesia di luar negeri dan merusak nama Presiden yang sudah berulang kali menyatakan tidak setuju dengan usulan membuka kembali ekspor nickel ore," ujarnya.

"Kalau pemerintah ingin menolong satu perusahaan BUMN pertambangan, apakah harus mengorbankan perusahaan tambang lain yang sudah membangun smelter? Jumlah smelter masih terus bertambah, sudah di atas 20," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam rapat di Kementerian ESDM pada 4 Oktober 2016 lalu, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan telah memfinalisasi revisi Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara (PP 1/2014).

Dalam PP 1/2014, relaksasi ekspor konsentrat dibatasi sampai 11 Januari 2017 dan setelah itu hanya mineral yang telah melalui proses pemurnian yang bisa diekspor, tidak ada lagi ekspor konsentrat alias mineral setengah jadi yang masih terhitung mentah juga. Tujuannya ialah memastikan hilirisasi mineral yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri.

Tapi aturan ini direvisi karena Luhut ingin memperpanjang relaksasi ekspor konsentrat antara 3 sampai 5 tahun sejak PP baru diberlakukan. Tak hanya konsentrat saja, Luhut juga ingin membuka keran ekspor beberapa jenis mineral mentah yang belum diolah sama sekali, misalnya biji nikel dengan kadar di bawah 1,8%.



Credit  detikFinance








RI Jajaki Kerja Sama Industri Senjata dan Alat Tempur dengan Ceko


RI Jajaki Kerja Sama Industri Senjata dan Alat Tempur dengan Ceko
Foto: Eduardo Simorangkir

Jakarta - Indonesia berupaya memperkuat industri pertahanan. Salah satunya, menjajaki kerja sama dengan Ceko yang terkenal kuat di industri pertahanan.

"Karena mereka kuat di industri permesinan dan pertahanan," kata Airlangga, menjelaskan hasil pertemuan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko, Aulia Rahman, dalam keterangannya, Jumat (7/10/2016).

Menurut Airlangga, pada awal November 2016, Menteri Pertahanan RI akan melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ceko. Pertemuan tersebut juga akan dihadiri Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan kedua negara.

"Kedatangan mereka juga dalam rangka menghadiri pameran Indo Defence Expo & Forum. Nanti di pertemuan bilateral akan dibahas lebih dalam lagi," tuturnya.

Airlangga mengatakan, Kemenperin akan mengkaji apa saja kebutuhan kerja sama industri pertahanan yang berpotensi dilakukan kedua negara. Kebutuhan tersebut misalnya alat persenjataan, alat tempur, dan amunisi.

"Alat pertahanan kan banyak, seperti alat persenjataan, alat tempur, dan amunisi. Tapi nanti kita lihat, apa yang juga bisa dikerjasamakan dengan PT Pindad," ujarnya.

Industri pertahanan dalam negeri di bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista) memiliki prospek cukup baik. Misalnya, PT Pindad (Persero) telah mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian meminta kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kementrian Pertahanan, dan lembaga negara lainnya agar lebih banyak membeli produk dari industri nasional.

Berkembangnya industri pertahanan diyakini bakal memacu industri terkait lainnya seperti industri komponen dan baja. Begitu pula dengan industri baja dari bagian hulu hingga hilir termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi.

Di samping itu, penguatan alutsista pertahanan nasional semakin dipacu melalui penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) melalui kerja sama antara Kementerian Perindustrian dan Tentara Nasional Indonesia.

Langkah tersebut diharapkan semakin membuka peluang kerja sama antara TNI dengan lembaga litbang di lingkungan Kemenperin. Termasuk, pemanfaatan unit-unit Balai Besar dan unit-unit Balai Riset Standardisasi yang tersebar di berbagai provinsi, sehingga program litbang ini mendukung kemandirian pertahanan nasional.




Credit  detikFinance





Pakistan Ketuk Palu Setujui UU Pelarangan 'Honour Killing'

 
CB, Islamabad - Akhirnya, setelah perjuangan sekian lama pemerintah Pakistan menyetujui Undang-Undang (UU) pelarangan honour killing atau pembunuhan atas nama kehormatan. Pemerintah akan menutup celah hukum bagi pelaku untuk bebas.
UU terbaru itu berarti para pembunuh akan diganjar setidaknya hukuman seumur hidup. Demikian dilansir BBC, Jumat (7/10/2016).
Sebelumnya, para pembunuh bisa diampuni oleh keluarga korban untuk menghindari hukuman penjara.
Namun, dalam UU terbaru, maaf diberikan untuk menghindari dari hukuman mati.
Menurut Human Rights Commission of Pakistan (HRCP), setidaknya 1.100 perempuan tewas dibunuh oleh kerabatnya terkait dengan honor killing. Namun, banyak yang tidak dilaporkan.
Adanya 'loophole' dalam UU mengenai pembunuhan oleh kerabat di Pakistan membuat para pembunuh dapat bebas dari hukuman karena mereka bisa meminta maaf dari anggota keluarga lainnya.
Langkah Besar
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pembunuhan atas nama kehormatan itu terjadi di Paksitan dan luar negeri. Termasuk kematian warga negara Inggris Samia Shahid pada Juli lalu oleh si ayah dan mantan suaminya.
Di bulan yang sama, bintang media sosial Qandeel Baloch yang dijuluki 'Kim Kardashian dari Pakistan' tewas dicekik hingga mati oleh kakaknya di Provinsi Punjab.
UU ini sempat menimbulkan perdebatan selama berjam-jam di National Assembly Pakistan pada Kamis lalu. Sebelum akhirnya secara diam-diam disetujui.
Para pembuat UU dan mereka yang terlibat dalam proses itu berjuang untuk melindung perempuan Pakistan yang selama ini mengalami kekerasan.
UU ini awalnya berupa RUU yang telah lama 'diacuhkan' selama bertahun-tahun. Dengan ketuk palu oleh baik majelis tinggi dan rendah di parlemen, itu berarti akan diterapkan secepatnya.
Namun, belum terbukti apakah akan menghentikan honor killing yang sudah menjadi darah daging di Pakistan.



Credit  Liputan6.com



Reptil Aneh Ini Ternyata 'Nenek Moyang' Manusia

 
CB, Rio de Janeiro - Dua reptil aneh yang tampak seperti mamalia berkeliaran di era Brasil purba, sekitar 235 juta tahun lalu. Hewan-hewan ini mirip seperti tikus bersisik. Memiliki gigi-gigi tajam dan diduga pemakan serangga.
Hewan itu disebut berasal dari spesies cynodont. Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE pada 5 Oktober 2016.
Menurut para peneliti, analisis terhadap dua spesies cynodont yang baru ditemukan ini mengungkap bagaimana mamalia dari spesies akhir Periode Trias berkembang.
Dikutip dari LiveScience pada Kamis (6/10/2016), Agustín Martinelli, seorang ahli paleoantologi dari Federal University, Rio Grande do Sul, Brasil, menjelaskan hal tersebut.
"Fosil-fosil ini membantu kita mengerti lebih jelas tentang evolusi dari bentuk-bentuk pra-mamalia yang membuka jalan kepada terbentuknya kelompok mamalia, termasuk manusia (Homo sapiens) seperti kita," ujar Martinelli.
Hewan-hewan cynodont ada sebelum dinosaurus. Mereka pertama kali muncul dalam catatan fosil dari 260 juta tahun lalu, dalam masa Permian.
Para peneliti mengatakan bahwa keturunan mereka mencakup marsupial, mamalia yang memiliki rahim dan juga monotrem, yaitu mamalia yang bertelur untuk meneruskan keturunan, semisal platypus dan echidna.
Namun demikian, seperti dijelaskan lebih lanjut oleh para peneliti, cynodont yang hidup di akhir masa Permian dan awal Triassic (Periode Trias) bukanlah mamalia. Mereka adalah reptil yang memiliki tengkorak dan rahang mirip mamalia.
Spesimen salah satu spesies cynodont yang baru ditemukan itu disimpan sebagai koleksi di Museum Ilmu Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, sejak 1946.
Saat itulah seorang ahli paleoantologi Brasil bernama L.I. Price menemukan 2 tengkorak dan 2 rahang dalam bebatuan yang bertarikh antara 237 dan 235 juta tahun lalu.
Bebatuan itu ditemukan di Santa Cruz do Sul, di negara bagian Rio Grande do Sul yang terletak di selatan Brasil.
Spesimen-spesimen itu berasal dari hewan kecil berukuran panjang sekitar 30 cm dengan gigi-gigi taring atas yang mencuat sehingga diduga sebagai pemakan serangga.
Anatomi mahluk itu menandakan bahwa ia termasuk dalam bagian keluarga cynodont pemakan daging yang sudah punah, yaitu Probainognathidae.
Kenyataannya, spesies yang baru ditemukan itu kemungkinan memiliki kaitan dengan Probainognathus jenseni, suatu spesies yang ditemukan pada bebatuan zaman Triassic di La Rioja, Argentina bagian barat.
Para peneliti mengatakan bahwa makhluk yang baru ditemukan itu cukup berbeda sehingga layak memiliki genus dan spesies sendiri, yaitu Bonacynodon schultzi.
Nama itu diberikan untuk menghormati dua ahli paleoantologi ternama, Jose Bonaparte dari Argentina dan Cesar Schultz dari Brasil. Keduanya membaktikan hidup mereka untuk meneliti fosil-fosil Triassic di Amerika Selatan.
Spesies cynodont yang lainnya juga ditemukan di Rio Grande do Sul. Ia dikenali melalui peninggalan yang lebih sedikit, yaitu sebuah rahang dengan beberapa gigi.
Para peneliti menyebutnya Santacruzgnathus abdalai untuk menghormati Fernando Abdala, seorang ahli paleoantologi yang meneliti cynodont Amerika Selatan dan Afrika.
Ukuran S. abdalai kira-kira setengah ukuran B. schultzi. Hanya kira-kira 15 cm. Bentuk dan susunan gigi-gigi S. abdalai "menyerupai yang ada pada mamalia mula-mula," demikian menurut Martinelli.
Namun demikian, dua cynodont itu hidup jutaan tahun sebelum kemunculan mamalia pertama yang diketahui, yaitu makhluk mirip cecurut. Makhluk ini hidup sekitar 160 juta tahun di wilayah yang sekarang masuk otoritas China. Demikian menurut para ahli kepada LiveScience pada 2011.

Teori Nenek Moyang Manusia dari Ikan Aneh

Asal-usul manusia memiliki banyak versi. Salah satu yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2010 lalu menyebut, manusia harus 'berterima kasih' pada nenek moyangnya -- ikan prasejarah -- yang membuka jalan evolusi manusia.
Disebutkan dalam jurnal itu, sekitar 360 juta tahun lalu, terjadi peristiwa kepunahan massal hingga memutar ulang kehidupan di Bumi. Peristiwa itu melontarkan vertebrata atau mahluk bertulang belakang, dari air ke tanah, termasuk ikan-ikan purba. Spesies yang beruntung selamat dari tahapan ini menjadi pioner menuju tahapan evolusi vertebrata modern.
Dan pada 2014 lalu, para ilmuwan menemukan, ikan yang diduga jadi nenek moyang makhluk yang memiliki anggota tubuh, seperti manusia, diduga mengalami proses evolusi dengan pembentukan kaki belakang sebelum mereka pindah ke tanah. Leluhur ini mungkin bahkan telah mampu berjalan di bawah air.
Temuan ini menunjukkan, langkah kunci dalam evolusi kaki belakang terjadi pada ikan, sekaligus menentang teori sebelumnya yang menyebut anggota tubuh pelengkap tumbuh hanya saat mereka pindah ke tanah.
Para ilmuwan pun menyelidiki fosil ikan berusia 375 juta tahun yang dikenal sebagai Tiktaalik roseae. Ikan ini ditemukan pada 2004 lalu di Ellesmere Island di utara Kanada.
Punya kepala datar yang lebar dan gigi tajam, Tiktaalik mirip campuran ikan dan buaya. Ia bisa tumbuh hingga sepanjang 2,7 meter.
Tak ada keraguan bahwa Tiktaalik roseae adalah ikan. Ia memiliki insang, sisik, dan sirip. Namun, ia juga memiliki tampilan tetrapoda yang modern -- makhluk berkaki 4 seperti amfibi, reptil, burung, dan mamalia -- seperti leher yang bisa bergerak dan tulang rusuk kuat.
Ikan yang sudah lama punah itu juga memiliki bahu, siku, dan pergelangan tangan parsial yang memungkinkan ia bergerak di tanah. Membuatnya menjadi contoh hewan perantara terbaik dari hewan bersirip dan hewan beranggota badan. Menandai lompatan evolusioner dari air ke darat untuk vertebrata.
Analisis awal dari fosil lain yang berasal dari masa transisi air ke tanah, ditemukan bahwa anggota badan mereka bagian belakang lebih kecil dan lemah dibandingkan bagian depan. Hal tersebut membuat para ilmuwan berpendapat nenek moyang awal tetrapoda mungkin lebih bergantung pada kaki belakang mereka. Sementara, makhluk berkaki 4 dengan pinggul dan kaki belakang kuat mungkin berkembang setelah evolusi tetrapoda.
Sejauh ini, satu-satunya spesimen Tiktaalik yang diteliti para ilmuwan, baru mengungkap bagian depan ikan aneh tersebut. Blok batu berisi fosil hewan itu kali pertama diekskavasi pada 2004.
Para peneliti mengaku terkejut saat menemukan Tiktaalik memiliki tulang panggul yang kuat dan besar, mirip dengan tetrapoda awal.
"Saya awalnya mengira menemukan sirip belakang kecil dan panggul," kata penulis utama studi, Neil Shubin, ahli paleontologi di University of Chicago seperti dimuat LiveScience. "Namun, saya melihat panggul itu kembali, saya cukup terkejut."
Namun, Shubin memperingatkan bahwa Tiktaalik bukanlah nenek moyang dari semua vertebrata berkaki. Setidaknya ia merupakan kerabat terdekat yang dikenal. "Tapi bukan satu-satunya nenek moyang langsung," kata dia. "Seperti sepupu terdekat kita."
Dan masih belum jelas bagaimana anggota badan pelengkap bagian belakang milik vertebrata berkaki awal digunakan. "Apakah mereka digunakan untuk berjalan, berenang, atau keduanya?" tanya Shubin.
Para ilmuwan menjelaskan temuan mereka secara rinci dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences 13 Januari 2014.



Credit  Liputan6.com







Komet 'Pemicu Perang dan Rusuh' Akan Dekati Bumi pada 2017?


 
CB, Kairo - Pada 30 September tahun ini, pesawat antariksa pertama yang pernah mengorbit sebuah komet, Rosetta, secara 'heroik' menabrakkan diri ke 67P demi mendapatkan gambar benda angkasa luar itu dari jarak dekat.
Itu merupakan akhir dari misi Rosetta yang diluncurkan dari Bumi 12 tahun lalu. Selama dua tahun terakhir, probe milik Badan Antariksa Eropa (ESA) tersebut telah mengelilingi komet 67P yang berjarak jutaan kilometer dari Bumi.

Salah satu pencapaian signifikan dari pesawat antariksa itu adalah diperolehnya data yang mengungkap bahwa susunan komet mengandung sejumlah dasar kehidupan. Menurut ilmuwan, tabrakan dengan komet membantu mengawali kehidupan di Bumi.
Di balik kabar baik itu, ternyata komet juga diyakini menjadi ancaman keberlangsungan Bumi.
67P diperkirakan berukuran 4 kilometer. Jika komet tersebut menghantam Bumi, diprediksi akan mengakhiri peradaban yang ada saat ini.
Sebuah komet yang hanya berdiameter 152 meter diyakini telah menyebabkan peristiwa Tunguska di Siberia pada 1908. Dalam kejadian itu, 2.589 kilometer persegi hutan rata akibat ledakan yang setara dengan kekuatan 15 megaton bom.
Namun komet Tunguska belum seberapa jika dibandingkan dengan komet berukuran 16 kilometer yang hampir bertabrakan dengan Bumi sekitar tiga setengah ribu tahun lalu.
Komet Terbesar Hampir Menabrak Bumi
Komet berukuran 16 kilometer itu direkam oleh bangsa Mesir pada tahun ke-22 Pemerintahan Firaun Tuthmosis III. Benda antariksa itu digambarkan sebagai piringan yang lebih besar dari Bulan purnama.
Seorang astronom China yang secara cermat mencatat kejadian langit untuk tujuan astrologi, turut mencatat peristiwa tersebut. Mawangdui Silk Almanac yang disimpan di Hunan Provincial Museum menggambarkannya sebagai salah satu komet terbesar yang pernah diamati.
Tak hanya mengisi sebagian besar langit, komet tersebut memiliki 10 ekor. Sebagai perbandingan, komet terbesar yang diamati sejak kelahiran astronomi modern, De Cheseaux (1744), hanya punya tujuh ekor.
Catatan Mesir bernama Tulli Papyrus itu ditemukan dalam sebuah naskah yang sekarang berada di Perpustakaan Vatikan. Sejumlah penulis pun telah mengutip manuskrip itu sebagai bukti adanya penampakan UFO kuno, sehingga beberapa ilmuwan mempertanyakan keasliannya.
Namun sejumlah peneliti meyakini keaslian peristiwa itu. Tahun ke-22 pemerintahan Tuthmosis III diperkirakan terjadi sekitar 1486 SM, sama ketika astronom China mengamati komet berekor 10.
Komet yang melintas dekat dengan Bumi itu tampaknya memiliki penampilan spektakuler sehingga memiliki pengaruh besar pada agama-agama di seluruh dunia. Pada saat itu, peradaban kontemporer di seluruh dunia mulai menyembah dewa baru yang digambarkan sebagai cakram bersayap di langit.
Di China, dewa Lao-Tien-Yeh yang muncul pada masa Dinasti Sang digambarkan sebagai sebuah lingkaran dengan serangkaian garis lurus memancar dalam bentuk kipas, tampak mirip dengan gambaran komet.
Secara menakjubkan, gambar tersebut hampir identik dengan simbol dewa baru yang muncul di Mesir pada masa pemerintahan Tuthmosis III, yakni Aten. Dewa tersebut digambarkan sebagai lingkaran dengan serangkaian garis lurus, hampir serupa dengan simbol Lao-Tien-Yeh.
Seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (7/10/2016), para ahli Mesir Kuno berasumsi bahwa simbol Aten merepresentasikan Matahari. Namun, tidak ada tulisan khusus yang mengaitkannya dengan Dewa Matahari.
Kemunculan agama baru bukan satu-satunya peristiwa yang terjadi saat komet besar itu mendekati Bumi. Di seluruh dunia, terdapat periode kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Bangsa Mesir mulai melakukan operasi militer nan ganas dan menaklukkan wilayah yang sekarang merupakan Israel, Lebanon, dan Libya; Di Suriah, Kerajaan Mitanni menyerang Asyur (Irak); Peradaban Harappa di India diserang oleh suku perampok dari Afghanistan.
Para ahli umumnya meyakini, perang intens dan kerusuhan sosial di seluruh dunia disebabkan karena perubahan iklim jangka pendek akibat penurunan suhu secara global. Hal tersebut menyebabkan kegagalan panen dan menimbulkan ketakutan akan kelangkaan sumber daya sehingga memicu konflik.
Lalu, apa yang menyebabkan Bumi mengalami penurunan suhu hingga satu dekade lamanya?

Ancaman Bagi Kehidupan dan Peradaban

Pada 1985, astronom bernama Carl Sagan mengidentifikasi komet raksasa yang melintas pada 1486 SM itu sebagai Komet 12P/Pons-Brooks.
Menurutnya, terdapat patahan dari benda antariksa itu yang meledak dan melemparkan puing-puing ke atmosfer Bumi. Hal tersebut menghalangi sinar Matahari selama bertahun-tahun dan menyebabkan suhu global turun drastis.
Namun peristiwa itu tak hanya dapat terjadi akibat ledakan serpihan komet. Pada Konferensi Internasional tentang Bencana dan Kepunahan Massal yang diselenggarakan di Wina pada Juli 2000, para ilmuwan berkumpul untuk membahas kemungkinan ancaman kehidupan di Bumi yang ditimbulkan oleh dampak asteroid dan komet.
Para peneliti tertarik pada beberapa bahan kimia berbahaya yang terkandung dalam komet. Salah satunya adalah vasopresin yang dapat membuat perilaku manusia menjadi keras dan agresif.
Hingga kini belum diketahui apakah 12P/Pons-Brooks mengandung vasopresin. Namun jika itu terjadi, maka substansi yang memasuki atmosfer mencemari rantai makanan dan bertanggung jawab atas periode peperangan yang terjadi pada 1400-an SM.
Setelah misi Rosetta berakhir, para astronom mengungkap bahwa sebuah fragmen Komet 12P/Pons-Brooks akan mendekati Bumi pada 11 Februari 2017.
Komet tersebut telah pecah menjadi beberapa bagian setelah melintas dekat dengan Yupiter. Benda antariksa itu berukuran sekitar 1,6 km dan diprediksi tak akan menabrak Bumi.
Namun terdapat kemungkinan bahwa Orbit bumi akan membawa kita melalui jejak komet. Meski demikian, belum diketahui apakah terdapat dampak dari hal tersebut atau tidak.
Komet utama 12P/Pons-Brooks yang memiliki lebar lebih dari 8 km diprediksi akan kembali ke tata surya bagian dalam pada 2024. Namun hingga kini belum diketahui seberapa dekat benda antariksa itu akan melintasi Bumi.





Credit  Liputan6.com





Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Media militer terkenal, IHS Janes edisi 5 Oktober menulis bahwa militer Korea Selatan berencana membeli tambahan 90 rudal jelajah Taurus KEPD 350K (Kinetic Energy Penetration Destroyer) karena meningkatnya ancaman dari Korea Utara. Korea Selatan telah membeli 170 rudal Taurus KEPD 350K, pada 2013. Rudal jelajah udara ke perrmukaan tersebut dijadwalkan tiba di Korea Selatan, pada akhir 2106 dan awal 2017. club.china.com

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Rudal jelajah Taurus KEPD-350K akan menjadi senjata andalan pesawat tempur F-15K Slam Eagle Angkatan Udara Korea Selatan. Negara ini akan menjadi negara pertama di Asia yang mengoperasikan pesawat tempur bersenjata rudal jelajah canggih buatan Jerman. Taurus KEPD 350K mampu menghancurkan target sejauh 500 km lebih. mbda-systems.com

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Rudal jelajah Taurus KEPD 350K dibuat oleh Taurus Systems, perusahaan patungan LFK-Lenkflugkörpersysteme (EADS/MBDA) dan Saab-Bofors Dynamics. Rudal jelajah ini dirancang untuk menghancurkan target-target, seperti fasilitas pangkalan udara, bunker, fasilitas pelabuhan, pusat kendali dan komunikasi, gudang amunisi, jembatan, kapal-kapal di pelabuhan, dan jalan raya. mbda-systems.com

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Rudal Taurus KEPD- 350K didesain untuk digotong oleh pesawat tempur Tornado, F/A-18, Eurofighter, dan JAS 39 Gripen. Korea Selatan telah mendapatkan izin untuk membeli sistem Penerima GPS dari pemerintah Amerika Serikat. Sistem Penerima GPS diperlukan untuk mengintegerasikan rudal buatan Jerman dengan pesawat tempur buatan Amerika Serikat, seperti F-15K Slam Eagle Korea Selatan. mbda-systems.com

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Rudal Taurus KEPD 350K terbuat dari beberapa bagian modular yang dapat disesuaikan dengan misinya. Rudal jelajah ini mampu ditembakkan pada segala cuaca, siang maupun malam. Taurus KEPD 350K mampu terbang rendah sehingga sulit dideteksi radar lawan. Rudal ini membawa hulu ledak seberat 481 kg dengan kemampuan penetrasi yang tinggi sehingga dapat menembus dinding target yang tebal dan kuat. Taurus melaju dengan kecepatan subsonik 0,6 - 0,95 Mach atau 741 km/jam - 1173 km/jam. mbda-systems.com

 Korea Utara Kian Mengancam, Korea Selatan Tambah Rudal Taurus
Rudal jelajah Taurus KEPD 350K menggunakan sistem navigasi Tri-Tec, kombinasi data dari inertial navigation system (INS), MIL-global positioning system (GPS), terrain reference navigation (TRN), dan sensor navigasi infra-merah berdasarkan gambar (image based navigation-IBN). Rudal ini juga dapat terbang jauh tanpa sistem GPS, tetapi dengan sistem perencanaan misi yang terintegrasi untuk menentukan jalur penerbangan. mbda-systems.com






Credit  Tempo.co



Korban Tewas Akibat Badai Matthew di Haiti Mencapai 264 Orang

Rumah-rumah di Les Cayes, Haiti yang rusak akibat dihantam angin kuat yang dibawa badai Matthew (Foto: Associated Press)
Rumah-rumah di Les Cayes, Haiti yang rusak akibat dihantam angin kuat yang dibawa badai Matthew (Foto: Associated Press)

LES CAYES – Korban tewas akibat badai Matthew yang menghantam Haiti terus bertambah. Dilaporkan, saat ini setidaknya terhitung sudah ada 264 orang yang tewas akibat badai Matthew.
Sebelumnya diwartakan, otoritas berwenang di Haiti menyebut korban tewas akibat badai Matthew berjumlah 98 orang. Namun, ketika regu penyelamat terus berusaha mencari para korban, ternyata jumlah dari korban tewas terus bertambah.

“Hal yang paling mengkhawatirkan kami adalah kami tidak memiliki gambaran besarnya. Kami tidak memiliki semua informasi yang kami butuhkan untuk mengetahui seberapa parah dampaknya (akibat Matthew di Haiti),” tutur Christy Delafield, bagian komunikasi di organisasi non-pemerintah, Mercy Corps, sebagaimana dikutip dari CNN, Jumat (7/10/2016).
Badai Matthew sendiri menghantam wilayah Haiti ketika badai tersebut berstatus topan kategori 4. Usai badai tersebut bergerak menuju Amerika Serikat (AS), regu penyelamat dari Haiti terus bekerja untuk membantu para korban luka serta warga yang kehilangan rumahnya.
Badai Matthew juga telah menyebabkan Haiti menunda pemilihan presiden mengingat dampak yang disebabkan oleh badai tersebut fatal, baik terhadap ekonomi serta warga di Haiti. Selain itu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan diberlakukannya keadaan darurat di Florida akibat mendekatnya badai Matthew.




Credit  Okezone





Jenderal Washington Sesumbar Bakal Hentikan dan Kalahkan Musuh AS

 
Jenderal Washington Sesumbar Bakal Hentikan dan Kalahkan Musuh AS
Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley

WASHINGTON - Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, memperingatkan kepada musuh-musuh AS bahwa dia akan menghentikan dan mengalahkan mereka. Meski tidak merinci nama musuh-musuh AS, namun selama ini Rusia, China dan Iran masuk daftar rival kuat Washington.

“Kami akan mengalahkan Anda lebih keras ketimbang pukulan yang pernah Anda alami sebelumnya,” kata jenderal Washington itu, mengacu pada musuh-musuh AS. Dia mengklaim ada kesiapan Angkatan Darat AS untuk memerangi musuh-musuh Washington.

Pernyataan Jenderal Milley itu disampaikan dalam sambutannya di depan para tentara AS di Washington DC pada hari Selasa waktu setempat.”Tujuan militer untuk mencegah perang, tetapi jika pencegahan gagal, kita sebagai tentara, kita sebagai bangsa harus siap untuk melawan,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (7/10/2016).

Menurut Milley, biaya pencegahan memang mahal, tapi lebih mahal berjuang untuk perang. ”Kesiapan kami berperang melawan (musuh) adalah paling mutakhir, musuh dekat telah terkikis dalam 15 tahun terakhir karena kami berjuang dan terus berjuang melawan teroris dan gerilyawan di Afghanistan, Irak dan di tempat lain,” ujar Jenderal Milley.

”Kami sangat sukses merobek militer Saddam (Hussein) pada tahun 1991, mendepak dia dari Kuwait dan kami hancurkan pasukannya pada tahun 2003. Demikian pula, kami menghancurkan Taliban dan Al-Qaeda di Afghanistan dalam waktu sangat pendek,” imbuh dia.

Meski demikian, dia mengakui bahwa masa depan tentara AS sedang terancam oleh pemotongan anggaran. ”Negara-negara lain—Rusia, China, Iran, Korea Utara—belajar pada kami. Mereka mengawasi ketat bagaimana kami berjuang pada '91 dan '03 (1991 dan 2003),” katanya.

“Mereka mempelajari doktrin, taktik, peralatan, organisasi dan pelatihan dan kepemimpinan kami dan pada gilirannya mereka merevisi doktrin mereka sendiri dan mereka dengan cepat modernisasi militer mereka saat untuk menghindari kekuatan dan harapan dikalahkan kami kami di beberapa titik di masa depan,” paparnya.




Credit  Sindonews






S-300 dan S-400 Siaga, Rusia Peringatkan AS Jangan Serang Tentara Suriah

 
S-300 dan S-400 Siaga, Rusia Peringatkan AS Jangan Serang Tentara Suriah
Jet-jet tempur F-22 Amerika Serikat beroperasi di Suriah. Rusia peringatkan koalisi yang dipimpin AS jangan serang tentara Suriah karena sistem rudal S-300 dan S-400 Rusia siaga. Foto/REUTERS/Kim Hong-ji
 
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia telah memperingatkan Amerika Serikat (AS) dan koalisinya untuk tidak menyerang posisi-posisi militer Suriah. Sebab, ada banyak sistem rudal pertahanan S-300 dan S-400 yang siaga.

Rusia saat ini menyiagakan sistem rudal pertahanan S-400 dan S-300 di basis militer Tartus dan pangkalan udara Khmeimim, Suriah. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Jenderal Igor Konashenkov, mengatakan S-300 dan S-400 Rusia bisa menjadi “kejutan” untuk semua objek terbang termasuk jet tempur tak dikenal di wilayah udara Suriah.

Jenderal Konashenkov melanjutkan, setiap serangan udara atau rudal yang menargetkan tentara Suriah loyalis Presiden Bashar al-Assad atau di wilayah yang dikuasai Pemerintah Suriah akan menempatkan tentara Rusia dalam bahaya.

”Awak sistem pertahanan udara Rusia tidak mungkin memiliki waktu untuk menentukan dalam 'garis lurus' jalur penerbangan yang tepat dari rudal dan kemudian menentukan siapa pemilik hulu ledaknya. Dan semua ilusi amatir tentang keberadaan jet 'tak terlihat' akan menghadapi kenyataan yang mengecewakan,” kata Konashenkov.

Dia juga mencatat bahwa Suriah sendiri memiliki sistem rudal S-200 dan sistem rudal BUK. Kedua senjata itu telah diperbarui selama tahun lalu.

Komentar Jenderal Rusia ini muncul setelah ada bocoran dri media-media Barat bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk meluncurkan serangan udara terhadap pasukan Pemerintah Suriah.

”Perhatian khusus adalah informasi bahwa penggagas provokasi tersebut adalah perwakilan dari CIA dan Pentagon, yang pada bulan September melaporkan ke Presiden (AS) soal pengendalian pasukan oposisi, tapi saat ini melobi untuk skenario ‘kinetik’ di Suriah,” ujar Konashenkov, seperti dikutip Russia Today, semalam (6/10/2016).

Dia memperingatkan Washington untuk melakukan perhitungan menyeluruh dari kemungkinan konsekuensi akibat rencana untuk menyerang pasukan Suriah.

Pada 17 September 2016, jet-jet tempur koalisi yang dipimpin AS membombardir posisi pasukan Pemerintah Suriah. Serangan yang diklaim koalisi AS sebagai hal ketidaksengajaan itu menewaskan 83 tentara Assad. Damaskus mengecamnya sebagai agresi terang-terangan.





Credit  Sindonews




Rusia Kembali Kirim Kapal Perang dengan Rudal Jelajah ke Mediterania

 
Rusia Kembali Kirim Kapal Perang dengan Rudal Jelajah ke Mediterania
Moskow disebut akan mengirimkan kapal perang Mirazh dari pangakalan militer di Sevastopol. Foto/Sputnik
 
MOSKOW -
Rusia dikabarkan akan kembali mengirimkan kapal perang yang dilengkapi dengan rudal-rudal jelajah ke Laut Mediterania. Moskow disebut akan mengirimkan kapal perang Mirazh dari pangakalan militer di Sevastopol.

Mirazh, seperti dilansir Reuters pada Kamis (6/10), adalah kapal perang yang dilengkapi dengan rudal jelajah Malakhit. Mirazh akan menyusul dua kapal lainnya, yakni Serpukhov dan Zelyony Dol, yang sudah terlebih dahulu dikerahkan ke Mediterania.

Ketiganya akan bergabung dengan armada Angkatan Laut permanen Rusia. Ketiga kapal perang itu akan membantu dalam operasi militer terhadap ISIS di Suriah.

Berbeda dengan Mirazh, kapal perang Serpukhov dan Zeleny Dol sudah pernah berpartisipasi dalam operasi militer di Suriah pada pertengahan Agustus lalu. Kedua kapal itu pernah menembakkan tiga rudal jelajah Kalibr terhadap basis kelompok  teror Al-Nusra sebelum kembali ke Crimea pada bulan September.

Penggunaan rudal jelajah Kalibr oleh kapal-kapal perang Rusia telah diwaspadai Amerika Serikat (AS). ”Dampaknya mengubah kemampuannya untuk menghalangi, mengancam atau menghancurkan target musuh,” bunyi laporan Kantor Intelijen Angkatan Laut AS beberapa waktu lalu.

Saat ini ada enam kapal perang Rusia dan tigal kapal pendukungnya sudah siaga di Mediterania timur. ”Kelompok Angkatan Laut Rusia di Mediterania timur meliputi sedikitnya enam kapal perang dan tiga atau empat kapal dukungan dari semua armada. Untuk meningkatkan kemampuan tempur kelompok, (kami) berencana untuk menyertakan kapal cruiser Admiral Kuznetsov ke jajarannya,” kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu.


Credit  Sindonews







Petinggi Militer AS Sebut Perang Dunia III Hampir Pasti Terjadi

 
Petinggi Militer AS Sebut Perang Dunia III Hampir Pasti Terjadi
Pejabat militer AS sebut ancaman Perang Dunia III sudah di depan mata seiring China dan Rusia meningkatkan kemampuan militernya. Foto/Istimewa
 
WASHINGTON - Para pejabat militer Amerika Serikat (AS) menyatakan sebuah perang skala penuh antara negara-negara hampir pasti terjadi dan akan sangat mematikan. Peringatan ini muncul seiriing kebijakan China dan Rusia meningkatkan kemampuan militernya.

Mayor Jenderal William Hix memperingatkan bahwa kecerdasan buatan dan senjata canggih akan mempercepat laju perang. Peringatan ini datang setelah Rusia dan China mengerahkan pasukan militer konvesional dalam jumlah besar, sementara Korea Utara (Korut) melakukan uji coba nuklir meskipun telah dijatuhi sanksi oleh PBB.

"Konflik konvesional di masa depan akan sangat mematikan serta cepat, dan kita tidak memiliki stopwatch. Kecepatan di mana mesin dapat membuat keputusan di masa depan akan menantang kemampuan kita untuk mengatasinya, menuntut hubungan baru antara manusia dan mesin," katanya seperti dikutip dari laman Express, Kamis (6/10/2016).

Hix merujuk pada kemajuan teknologi China dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun memperingatkan bahwa perkembangan tersebut harus memaksa Gedung Putih untuk mempersiapkan diri dalam skala yang belum pernah dilihat militer AS sejak perang Korea.

Sementara petinggi militer AS lainnya, Letnan Jenderal Joseph Anderson, mengatakan AS menghadapi ancaman dari sebuah negara bangsa yang modern yang bertindak agresig dalam persaingan militer. Sedangkan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mark Milley mengatakan ancaman itu hampir pasti dan tentara AS harus bersedia untuk terlibat dalam perang cyber dan siap untuk bertarung di perkotaan yang kompleks. Dia menambahkan: "Meskipun kami sudah siap sekarang, kita akan ditantang."

Katharina McFarland, bertindak asisten sekretaris militer untuk akuisisi, logistik, dan teknologi senjata mengklaim masa depan perlu dirancang lebih baik. "Sebagai seorang insinyur, saya pikir dalam hal antarmuka yang sederhana - tidak peduli apa helikopter, Anda bisa masuk dan mengoperasikannya."




Credit  Sindonews





Jenderal Iran: Rebut Takhta, Raja Saudi Mungkin Akan Dibunuh Putranya

 
Jenderal Iran: Rebut Takhta, Raja Saudi Mungkin Akan Dibunuh Putranya
Kepala Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, mengatakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mungkin akan dibunuh putranya untuk merebut takhta. Foto/ISNA
 
TEHERAN - Kepala Garda Revolusi Iran, Jenderal Qassem Soleimani, menyebut sosok Wakil Putra Mahkota Kerjaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai sosok yang tidak sabar untuk berkuasa. Jenderal Iran ini mengatakan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mungkin akan dibunuh putranya tersebut untuk merebut takhta.

Pangeran Mohammed bin Salman saat ini selain menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi. Posisi Putra Mahkota Saudi saat ini ditempati Pangeran Nayef bin Abdulaziz.

Komentar Jenderal Soleimani ini muncul di saat militer Saudi menggelar latihan perang di Selat Hormuz. Latihan perang digelar di saat Saudi sedang bersitegang dengan Iran.

Sosok Pangeran Mohammed bin Salman dibahas Jenderal Iran itu ketika membicarakan perang Suriah dalam sebuah pertemuan yang dihadiri pejabat Suriah dan Rusia.

“Jika Anda tidak memiliki hubungan dengan Iran, semuanya akan berakhir,” ujar Jenderal Soleimani. “Wakil Putra Mahkota Mohammed sangat tidak sabar dan mungkin akan membunuh rajanya,” ujarnya mengacu pada prediksi perebutan takhta Kerajaan Arab Saudi, seperti dikutip AP, Kamis (6/10/2016).

Sosok Pangeran Mohammed bin Salman memang menonjol di lingkaran Istana Kerajaan Saudi. Menduduki posisi ketiga garis takhta sejak bulan April 2015, Mohammed muncul dengan ambisi besar, salah satunya mengusulkan kebijakan inisiatif ekonomi di Kerajaan Saudi. Dia juga memimpin perang yang sedang berlangsung di Yaman.




Credit  Sindonews











Militer Unjuk Kekuatan di Natuna, Indonesia Butuh "Payung"

 
Militer Unjuk Kekuatan di Natuna, Indonesia Butuh Payung
Militer Indonesia menggelar manuver besar-besaran di Natuna kawasan Laut China Selatan pada hari Kamis (6/10/2016). Foto/REUTERS/Beawiharta
 
JAKARTA - Militer Indonesia unjuk kekuatan, di mana sekitar 73 pesawat tempurnya melakukan manuver besar-besaran di Natuna, kawasan Laut China Selatan pada hari Kamis (6/10/2016). Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo, mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan “payung”.

”Presiden memiliki kebijakan bahwa semua pulau-pulau terluar yang strategis akan diperkuat, baik itu udara, laut atau darat,” kata Jenderal Gatot Nurmantyo, kepada wartawan. ”Negara kita perlu memiliki ‘payung’. Dari sudut ke sudut, kita harus menjaganya,” katanya lagi.

Unjuk kekuatan militer Indonesia di kawasan Laut China Selatan ini berlangsung di tengah kondisi ketidakpastian di kawasan, di mana Filipina di bawah kepemimpinan Presiden Rodrigo Duterte memberi isyarat menjaga jarak dengan Amerika Serikat (AS). Filipina justru mencoba dekat dengan China dan Rusia yang selama ini jadi rival utama AS.

Latihan tempur besar-besaran Indonesia di Natuna disaksikan langsung Presiden Joko Widodo berserta ratusan pejabat militer. Puluhan jet tempur Indonesia melakukan berbagai manuver, termasuk menjatuhkan bom pada target di lepas pantai.

 

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi kepada wartawan di Ranai mengatakan bahwa latihan tempur kali ini merupakan yang terbesar sebagai tindak lanjut perintah Presiden Jokowi dalam rapat kabinet di kapal perang di Natuna bulan Juni lalu.

Indonesia sejatinya tidak terlibat sengketa klaim kawasan Laut China Selatan. Sengketa itu melibatkan China dengan negara-negara Asia seperti Filipina, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Taiwan.

Namun, Indonesia dan China sempat terlibat ketegangan beberapa waktu lalu ketika kapal-kapal nelayan China ditembaki militer Indonesia karena masuk ke Natuna. Beijing saat itu memprotes aksi militer Indonesia.

Pakar Asia Tenggara di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Ian Storey, berpendapat, manuver besar-besaran Indonesia di Natuna dipantau China. “Latihan ini memiliki satu tujuan dan dua penonton,” kata Ian Storey, seperti dikutip Reuters.

”Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa angkatan bersenjata Indonesia siap untuk membela sumber daya alam negaranya di sekitar Natuna. Dua penonton adalah orang-orang Indonesia dan Pemerintah China.”



Credit  Sindonews







Pakar Sebut Manuver Besar-besaran Indonesia di Natuna Dipantau China

 
Pakar Sebut Manuver Besar-besaran Indonesia di Natuna Dipantau China
Jet-jet tempur Indonesia ambil bagian dalam manuver besar-besaran di Natuna kawasan Laut China Selatan pada Kamis (6/10/2016). Foto/REUTERS/Beawiharta
 
JAKARTA - Manuver militer besar-besaran yang digelar Indonesia di Natuna kawasan Laut China Selatan tak hanya jadi tontonan warga Indonesia, tapi juga dipantau Pemerintah China. Demikian pendapat pakar Asia Tenggara di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Ian Storey, Kamis (6/10/2016).

Sekitar 73 pesawat tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) ambil bagian dalam latihan perang besar-besaran di Natuna, termasuk bermanuver menjatuhkan bom pada target di lepas pantai. Manuver akbar ini disaksikan langsung Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, serta Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi.

“Latihan ini memiliki satu tujuan dan dua penonton,” kata Ian Storey. ”Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa angkatan bersenjata Indonesia siap untuk membela sumber daya alam negaranya di sekitar Natuna. Dua penonton adalah orang-orang Indonesia dan Pemerintah China,” katanya lagi.

Indonesia sejatinya tidak terlibat sengketa klaim kepulauan Laut China Selatan. Namun, China yang mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan pernah bersitegang dengan Indonesia di kawasan Natuna. Beberapa waktu lalu, militer Indonesia mengumbar tembakan terhadap kapal-kapal nelayan China yang masuk ke Natuna dan sempat diprotes Beijing.

Sengketa kawasan Laut China Selatan melibatkan China dengan sejumlah negara di Asia, seperti Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam dan Taiwan. Meski posisi Indonesia netral dalam konflik klaim Laut China Selatan, namun Indonesia dianggap sebagai pemegang kunci kekuatan ASEAN.

”Kekuatan keseluruhan ASEAN sebagian besar tergantung pada kemauan Indonesia untuk memainkan peran broker diplomatik dan di sanalah saya pikir kita melihat beberapa wobbliness ini,” kata Euan Graham, Direktur Keamanan Internasional di Lowy Institute, sebuah think-tank yang berbasis di Sydney, seperti dikutip Reuters.




Credit  Sindonews







Menlu: RI Tak Ada Masalah Laut China Selatan dengan RRC

Yang berbatasan dengan Indonesia adalah Malaysia dan Vietnam.
Menlu: RI Tak Ada Masalah Laut China Selatan dengan RRC

Menlu Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mendampingi Presiden Jokowi di Natuna (Agus Rahmat/VIVA.co.id)
 
CB – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, persoalan laut China selatan, yang selalu dikaitkan ada ketegangan dengan Indonesia setelah beberapa kali kapal mereka ditangkap keamanan Indonesia, sebenarnya tidak ada.
"Kita tidak memiliki over lapping di bidang maritim dengan China," kata Retno saat mendampingi Presiden Joko Widodo, dalam Latihan Puncak Angkasa Yudha TNI Angkatan Udara, di Lanud Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis 6 Oktober 2016.
Menurutnya, latihan tempur Angkasa Yudha 2016 oleh TNI Angkatan Udara yang disaksikan Jokowi, bukan untuk unjuk kekuatan saja. "Ini adalah bagian dari latihan rutin yang dilakukan oleh TNI," ujar Retno.
Latihan TNI ini, adalah rutin dilakukan. Seperti pada 2013 pernah juga dilakukan di Natuna. Lalu, lanjut Retno, pada 2015 lalu dilakukan di Cilegon. Di Natuna juga, katanya, tidak hanya kekuatan militer yang dibangun. Tapi juga, perekonomian seperti pembangunan cold storage untuk industri perikanan.
Mengenai Laut China Selatan, Retno mengatakan justru yang berbatasan dengan Indonesia adalah Malaysia dan Vietnam. Saat ini, sedang dilakukan negosiasi. "Proses negosiasi perbatasan bukan hal yang mudah ya, untuk itu kita lakukan dalam beberapa hal sudah lama kita tidak lakukan dalam beberapa hal, sudah lama tidak kita lakukan. Tetapi dalam dua tahun ini kita intensifkan jadi proses negosiasinya masih jalan terus," ujarnya menjelaskan.
Persoalan dengan China, terkait dengan penangkapan nelayan negara itu yang mengambil ikan di perairan Natuna. China mengklaim, itu adalah tradisional fishing mereka. Namun bagi Indonesia, harus menggunakan kesepakatan internasional yakni UNCLOS 1 sebagai dasarnya.
"Buat Indonesia saya kira jelas. Kata-kata yang kita sampaikan adalah mengenai masalah penghormatan terhadap hukum internasional termasuk Unclos 1 (United Nation Convention on the Law of the Sea of December 1982)," katanya.




Credit  VIVA.co.id





Lima Negara Akan Kumpul di Yogyakarta, Ada Apa?

Tiga agenda dibahas dalam pertemuan dua hari tersebut.
Lima Negara Akan Kumpul di Yogyakarta, Ada Apa?

Korban Intoleransi Beragama Gelar Demo (VIVAnews/Fernando Randy)
 
CB – Lima negara ekonomi berkembang yakni Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia atau disingkat MIKTA, rencananya akan menggelar pertemuan untuk membahas toleransi dan pluralisme di Yogyakarta, Indonesia, pada 18-19 Oktober 2016.
"Indonesia sebagai negara multietnis harus mengerti bahwa pluralisme adalah bagian dari DNA dan aset bagi Indonesia. Kita memiliki kewajiban untuk berbagi pengalaman dan menerapkan toleransi," ujar Pelaksana Tugas Direktur Pengembangan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kemlu RI, Muchsin Shihab, di Gedung Kemlu Jakarta, Kamis, 6 Oktober 2016.
Menurutnya, pertemuan ini juga penting bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman dari terorisme, radikalisme dan ekstrimisme. Dalam acara yang mengambil tema "Strengthening Solidarity Friendship through Interfaith and Interculture Dialog" ini, akan ada tiga agenda yang dibahas.
Pertama, komitmen terhadap permasalahan global yang saat ini semakin marak akan ekstrimisme. Kedua, mempromosikan kehidupan harmonis, kedamaian dan kehidupan yang sangat toleran. Ketiga, berbagi pengalaman yang bisa berkontribusi bagi masyarakat global," ujarnya menjelaskan.
Saat ini, kata Muchsin, Indonesia sudah memiliki kelebihan di bidang ini. "Kita telah memiliki interfaith dialog dengan 25 negara di kawasan. Usulan pertemuan ini juga telah diajukan oleh Indonesia sejak tahun lalu, dan ditanggapi dengan sangat antusias oleh seluruh negara," ujarnya menambahkan.
Ia pun berharap, hasil dari pertemuan ini adalah "Yogyakarta Message", yang kemudian di-follow up dengan pemberian beasiswa seni dan budaya kepada pemuda Indonesia.
"Seluruh delegasi akan mengikuti site visit ke Candi Prambanan dan Candi Borobudur, juga gereja dan pesantren, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada peserta bahwa Indonesia punya kehidupan yang nyata untuk keharmonisan."





Credit  VIVA.co.id




Indonesia Angkat Isu Terorisme di Pertemuan ASEAN-Uni Eropa

 
Indonesia Angkat Isu Terorisme di Pertemuan ASEAN-Uni Eropa  
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) Arrmanatha Nasir. (Detikcom/Ari Saputra)
 
Jakarta, CB -- Indonesia akan menjadi pembicara pada Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri negara ASEAN-Uni Eropa di Bangkok, Thailand pada 13 hingga 14 Oktober mendatang.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan, dalam sidang dua tahunan ini Indonesia akan mengangkat isu terorisme dan radikalisasi sebagai fokus utama yang sedang dihadapi kedua kawasan.

"Kami telah diminta untuk menjadi speaker dalam pertemuan ini dengan tema ASEAN-EU cooperation on Global Security Challenge. Isu-isu regional seperti counter-terrorism, deradikalisasi, dan juga perdagangan manusia," tutur Arrmanatha di Gedung Kemlu, Kamis (6/10).

Menurut Direktur Politik dan Keamanan ASEAN Kemlu Mochamad Chandra Widya Yudha, pertemuan ini merupakan pertemuan penting guna memperkuat negara-negara ASEAN dan Uni Eropa. Khususnya kerja sama kemitraan terkait politik keamanan intrakawasan.

Pertemuan ini, tutur Chandra, akan membahas empat agenda pokok di antaranya isu-isu regional ASEAN-Uni Eropa, pembahasan arah kerja sama kedua kawasan ke depan, peningkatan hubungan ASEAN dan Uni Eropa, dan pembahasan penanganan isu-isu internasional khususnya keamanan.

Selain itu, kata Chandra, pertemuan negara-negara kedua kawasan ini dilakukan untuk merealisasikan peningkatan hubungan negara ASEAN-EU menjadi kemitraan strategis yang akan berlangsur mulai tahun 2017 mendatang.

Indonesia, tutur Chandra, akan diwakili langsung oleh Menteri Luar negeri RI Retno LP Marsudi dalam pertemuan ke-21 ini. Pertemuan tingkat menteri ini terakhir digelar pada Juli 2014 lalu di Brussels, Belgia

"Bagi Indonesia ini adalah kerja sama strategis yang diharapkan mampu memperbesar peran Uni Eropa di kawasan dalam memanfaatkan peluang di ASEAN," kata Chandra.



Credit  CNN Indonesia