Jumat, 10 April 2015

Kemenhan Dukung PT TES Pasok Kebutuhan Industri Pertahanan Dalam Negeri


  
Perwakilan atase pertahanan mencoba simulator pesawat terbang dengan visual data di Lanud Halim Perdanakusuma.
Perwakilan atase pertahanan mencoba simulator pesawat terbang dengan visual data di Lanud Halim Perdanakusuma.

CB , JAKARTA -- PT Technology and Engineering Simulation (TES) di Lembang, Bandung, sanggup membuat simulator beberapa alutsista, termasuk kendaraan tempur (ranpur) dan pesawat tempur. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) megapresiasi kemampuan PT TES yang sanggup membuat simulator canggih, yang bisa bersaing dengan perusahaan luar negeri.

Kasubdit Athan Direktorat Kerjasama Internasional Kemenhan Kolonel Iskandar menyatakan, pemerintah mendukung penuh berkembangnya perusahaan swasta yang sanggup menyediakan produk alutsista dalam negeri. Salah satu langkah konkret yang dilakukan Kemenhan adalah ikut mempromosikan produk lokal dengan mengajak 27 orang atase pertahanan dari 25 negara untuk berkunjung ke kantor PT PES.

Menurut Iskandar, langkah itu ditujukan agar perkembangan perusahaan alutsista swasta bisa lebih maju. Apalagi, berdasarkan UU Industri Pertahanan, setiap komponen alutsista yang sudah bisa dibuat di Indonesia, wajib dibeli TNI. Pun kalau memiliki kualitas bagus, pihaknya juga turut mempromosikan agar negara tetangga bisa memahami bahwa Indonesia sudah bisa menciptakan produk simulator canggih.

"Kita berpatokan pada aturan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Peluang kita lebih bagus lagi," kata Iskandar kepada wartawan, kemarin. "Ini kesempatan kita untuk memperkenalkan industri kita. Termasuk kerjasama."

Iskandar melanjutkan, salah satu kendala mengapa perusahaan dalam negeri kurang bisa bersaing bukan karena produk yang dihasilkan, melainkan lebih kepada pengenalan kepada user. Karena itu, Kemenhan terus berupaya agar produk yang dikeluarkan PT TES dapat digunakan TNI maupun militer negara lain.
Pasalnya, kalau industri pertahanan Indonesia maju, hal itu juga ikut memberikan sumbangsih kemajuan ekonomi negara. "Keunggulan dari skill perorangan bagus. Kurang promosi dan pemasaran. Step by Step buka hubungan kunjungan," ujar Iskandar.

Hingga kini, pencapaian PT TES memang sungguh menakjubkan. Selain sudah menjalin kerjasama dengan beberapa militer di luar negeri, produk perusahaan yang berdiri sejak 2004 tersebut juga digunakan TNI. Di antaranya meningkatkan kemampuan simulator pesawat Hawk/100-200 TNI AU di Pekanbaru, helikopter Super Puma NAS 332 TNI AU di Lanud Atang Sendjaja, dan simulator helikopter Bell 412 Pusat Penerbangan TNI AD (Penerbad) di Semarang, serta pesawat CN235 yang dikirim ke Korea Selatan.

Tidak hanya itu, simulator Fight FMS (Full Mission Simulator), simulator multiranpur yang bisa digunakan untuk tank FV101 Scorpion, AMX 13, dan panser Anoa. Kita, PT PES juga mengerjakan simulator pesawat tempur F-16 dan menjajaki pembuatan konten lokal untuk pesawat Sukhoi.
Business Development Manager PT TES Iqbal Tirtosudiro menyatakan, perusahaannya ikut terlibat dalam pengingkatan kemampuan sistem deteksi dini radar di Indonesia. Dari yang semula masih memakai teknologi analog kini sudah didigitalisasi.
Dalam meningkatkan kemampuan radar, tentu saja pihaknya harus berkonsultasi dengan pengguna agar memiliki visi sama. "Itu sesuai dengan perkembangan doktrin militer TNI," ujar Iqbal.
PT PES juga ikut terlibat dalam pemasangan air traffic control (ATC) di bandara di Timor Leste. Kepercayaan itu didapat setelah pengelola bandara Timor Leste mengakui bahwa produk PT TES memiliki kualitas dunia, namun harga yang ditawarkan sangat bersaing.
Di luar bidang militer, PT TES melakukan rehabilitasi terhadap instrumen pembangkit milik PLN yang sudah tidak diproduksi perusahaan asalnya. Tujuannya agar pembangkit itu bisa lebih berdaya dan berumur lebih panjang.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Atase Pertahanan asing kagumi simulator alutsista Indonesia


Atase Pertahanan asing kagumi simulator alutsista Indonesia
ilustrasi Helikopter Tempur TNI AD Helikopter tempur Mabes TNI AD jenis Bell dilengkapi dua senjata mini terbang rendah di sekitar Komando Latihan (kolat) Bandara Kasiguncu, Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (29/3). (ANTARA FOTO/Zainuddin MN) ()
 
 
Jakarta (CB) - Sebanyak 25 Atase Pertahanan dari luar negeri mengunjungi ke kawasan industri pertahanan, PT Technologi and Engineering Simulation (TES), bahkan mereka pun merasa kagum dengan simulator yang dibuat oleh orang Indonesia itu.

Kunjungan Atase Pertahanan dari 25 negara ke PT TES, pembuat simulator pesawat tempur, helikopter dan kendaraan tempur difasilitasi oleh Kementerian Pertahanan yang sedang berusaha membesarkan industri alat pertahanan dalam negeri, salah satunya PT TES yang berlokasi di Desa Mekarwangi, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis.

"Kita berpatokan pada aturan pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri. Peluang kita lebih bagus lagi. Dari Malaysia sudah beli simulator ini. Keunggulan dari skill perorangan bagus. Kurang promosi dan pemasaran. Makanya step by step buka hubungan kunjungan," Kasubdit Athan Direktorat Kerja Sama Internasional Kemhan, Kolonel (Kav) Iskandar.

Salah satu atase pertahanan yang cukup tertarik dengan simulator TES adalah atase pertahanan Meksiko Brigadir Jenderal Alexandro Iturria. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dengan Meksiko bisa terjalin dalam hal simulator ini.

"Tentu saja sangat tertarik, terutama flight simulatornya. Saya akan melaporkan ke negara saya, tapi untuk keputusan (membeli) saya tidak tahu. Saya hanya memberikan laporan. Yang jelas kita bisa menjalin kerja sama," tutur Iturria.

Hal senada diungkapkan oleh atase pertahanan Singapura Col Lawrance The Yew Kiat yang optimis bisa bekerja sama dengan PT TES, baik G to G (goverment to goverment), ataupun B to B (business to business).

"Respon dari perwakilan-perwakilan atase pertahanan yang hadir, tak hanya negara Asia, tapi perwakilan negara Eropa sangat positif. Kita berharap hubungan antara bisnis ke bisnis antara Indonesia dan negara yang hadir bisa baik. Singapura juga optimis bisa meningkatkan kerja sama yang lebih dalam bidang pertahanan dengan Indonesia," paparnya.

Meski menyambut positif, tidak semua negara bisa dengan mudah melakukan kerja sama dengan Indonesia, seperti negara Jerman yang menurut atasenya tidak dengan mudah bisa saling bekerja sama dalam hal teknologi militer.

"Saya tidak bisa ungkapkan, tapi mungkin kita bisa saling sharing. Kami punya expert di negara kami, mungkin bisa sharing pengalaman dengan Indonesia," kata atase pertahanan Jerman Colonel Joachim Sproll.

Sebelum mengunjungi tempat workshop pembuatan simulator, para atase mendapat pemaparan dari Direktur Utama PT TES M. Mulia Tirtusudiro. Saat berkeliling, atase-atase melihat perancangan simulator Fight FMS (Full Mission Simulator), simulator helikopter, dan juga simulator tank.

"Perusahaan kami merupakan perusahaan simulator terbesar di Indonesia. Pekerjaan kami based on project. Saya sebelumnya 20 tahun lebih di PT Dirgantara Indonesia (dulu IPTN). Pak Habibie mengajarkan kami mengenai teknologi dan kami berpikir teknologi harus tumbuh di Indonesia," jelas Mulia kepada para atase.

Dari berbagai simulator yang disaksikan perancangannya, atase-atase ini paling tertarik melihat simulator Xtra 330 untuk pesawat aerobatic. Salah satu staf staf TES, Handy, menunjukkan demo simulator dengan visual Bandara Halim Perdanakusuma.

"Kemhan sangat dukung kita ambil contoh event ini. Sering bawa kami ke luar negeri untuk buka stand di pameran, terakhir di Brunei."Kita juga sering ikut pameran Indo Defense. Setelah itu ikut rentetan company dengan Perancis, Inggris, Amerika. Business to business. Di mata mereka orang Indonesia sudah bisa," ujar Business Development Manager PT TES, M Iqbal pada kesempatan yang sama.

Tentara Jerman dan Swedia telah mencoba simulator dan menyatakan kekagumannya.

"Dari situ kita menjajakan kerja sama. Swedia, Perancis dan Amerika. Kerja sama on project based, kalau ada project kita support. Pertama soal visual data based. Taiwan negosiasi untuk simulator helikopter dan tank multi-ranpur," ucapnya.

Credit  ANTARA News

Wah di Pinggiran Bandung ada Pabrik Simulator Militer Kelas Dunia


Wah di Pinggiran Bandung ada Pabrik Simulator Militer Kelas Dunia 
 
 
Jakarta  (CB) - Industri pertahanan dalam negeri semakin berkembang dan dapat diandalkan untuk TNI. Tak kalah dengan BUMN seperti PT Pindad dan PT Dirgantara Indonesia, sebuah Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) di pinggiran Kota Bandung tak bisa dilihat sebelah mata.

Terletak di atas bukit yang berada di Lembang tepatnya di Desa Mekar Wangi, Bandung Barat, PT Technology and Engineering Simulation (TES) berhasil menciptakan berbagai simulator untuk kendaraan militer. Seperti simulator pesawat, kendaraan tempur, maupun helikopter.

"Dari komponen sampai doktrin militer semua kita bangun sendiri. Kita semua kerjakan di sini," ungkap Direktur Utama TES Muhammad Mulia Tirtosudiro saat ditemui di kantornya, Kamis (9/4/2015).

Industri pertahanan milik TES ini tak bisa dibilang kecil. Mulia mendirikan sebuah kawasan di atas bukit 6 hektar untuk menghasilkan simulator-simulator yang berguna bagi dunia militer. Simulator yang telah berhasil dibuat oleh perusahaan ini seperti fight full mission simulator.

Simulator dibuat sedemikian rupa agar dapat merepresentasikan bentuk pesawat ataupun kendaraan militer. Dengan demikian pilot tidak harus selalu terbang saat latihan. Komponen dari FMS terdiri dari software seperti navigasi radio, visual database, termasuk intruktur sistem operasi pesawat.

Mulai dari perancangan hingga pembangunan simulator dilakukan di kawasan PT TES. Simulator juga dilengkapi dengan sistem motion sehingga siapapun yang menggunakan simulator tersebut akan merasakan seperti benar-benar sedang menerbangkan pesawat.

Menurut Mulia yang merupakan jebolan PT Dirgantara Indonesia itu, TES sudah berdiri sejak 2004. Pasalnya masuk dalam industri pertahanan dalam negeri tidaklah mudah



"Kita nggak bisa langsung jual di Indonesia, bangsa kita sudah terbiasa lihat barang luar, karena barang bule dianggapnya keren. Yg lokal susah diapresiasi. Awal-awal kita menjual product kita ke Kemhan untuk TNI lewat Taipei-taipei dulu lah, nggak langsung atas nama kita. Nggak apa-apa, yang penting bisa menunjukkan kemampuan kami dulu," jelas Mulia.

Di tahun 2007, TES di bawah sub-contract berhasil mengerjakan upgrade Fighter FMS untuk militer Pesawat Hawk Malaysia. Setelah itu barulah kemudian pemerintah melirik hasil karya TES untuk digunakan bagi militer Indonesia.

"Saya ingin berterima kasih kepada pemerintah sejak era Pak SBY dan berlanjut ke pak Jokowi, Kemenhan memberikan dorongan terhadap industri pertahanan lokal. Ada UU nya kan kalau produk bisa dibuat di dalam negeri itu bisa dibuat oleh industri lokal. Itu kami rasakan," ucap Mulia.

"Untuk Malaysia kita upgrade simulator Hawk di Penang, perbaikan simulator CN-235 di Kuching, dan meneruskan design dan manufacturing simulator Tank ACV 300 Tank, ada 1 set 5 buah di Kuantan," jelas Project Engineer TES M Taufik Tirtosudiro di lokasi yang sama.

 


Untuk dalam negeri sendiri, TES telah mengupgrade simulator Pesawat Hawk TNI AU yang ada di Pekanbaru. Selain itu, TES bekerja sama dengan perusahan lain membantu pembuatan software, visual, dan audio untuk Helikopter Super Puma TNI AU di Bogor. Selain itu, TNI AD kini menggunakan simulator Heli Bell bagi Pusat pendidikan Penerbad di Semarang.

"Kita sekarang sedang garap simulator untuk (pesawat tempur) F-16 dan Penjajakan local content untuk Sukhoi," tutur Taufik.

Untuk TNI AL, TES juga sedang mengerjakan simulator bagi pesawat anti kapal selam. Di luar simulator, di bawah payung Technology and Engineering System, perusahaan ini banyak memberikan sumbangsih kepada negara.

TES telah melakukan upgrade hampir di semua early warning radar di Indonesia dari yang sebelumnya hanya analog, kini sudah beralih ke digital. Itu sesuai dengan perkembangan doktrin militer TNI. Di luar bidang militer, TES melakukan rehabilitasi terhadap instrumen pembangkit listrik milik PLN yang sudah tua agar bisa berumur lebih panjang lagi.





Credit  Detiknews

Mungkinkah TNI AU bisa jadi Macan Asia lagi seperti era Soekarno?



CB - Era 1960an, raungan mesin jet seri MiG Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) menggetarkan nyali Malaysia. Pesawat pengebom jarak jauh TU-16 membuat tidur Australia tak nyenyak.

AURI menjadi salah satu yang terkuat di era Soekarno. Negara tetangga menyebut AURI sebagai macan Asia. AS dan Blok Barat selalu memantau perkembangan kekuatan AURI.

Lalu, apakah kini Indonesia bisa mengulangi lagi masa-masa keemasan itu?

Pengamat militer dan intelijen, Wawan Hari Purwanto mengatakan dulu TNI membangun kekuatan militer karena menghadapi konfrontasi dengan Belanda untuk merebut Irian Barat. Selanjutnya, Indonesia juga menghadapi konfrontasi dengan Malaysia yang dibantu Inggris.

Pembelian persenjataan itu dilakukan jor-joran. Apalagi kredit persenjataan yang diberikan Rusia sangat ringan.

Tentu hal ini berbeda dengan sekarang. Saat ini pesawat-pesawat jet TNI AU lebih berfungsi sebagai alat pertahanan negara.

"Kalau dulu kita jadi Macan Asia dan kemudahan-kemudahan membeli alat itu dengan sistem pembayaran sangat ringan dan tidak langsung, juga untuk kepentingan Irian Barat. Kalau sekarang ini, tidak ada posisi seperti itu dan hanya untuk tujuan ketahanan nasional," papar Wawan saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (8/4) kemarin.

Wawan memandang, Indonesia lebih baik melengkapi kebutuhannya hingga mencapai minimum essential forces agar tidak dipandang sebelah mata oleh negara tetangga. Apalagi, Singapura dan Malaysia terus memperkuat armada tempurnya dengan melakukan berbagai peningkatan teknologi.

Untuk merebut kembali gelar Macan Asia pun dirasa cukup sulit bagi Indonesia, mengingat anggaran yang digunakan demi memperbaharui peralatan tempur sangat sulit. Apalagi, dana untuk membeli armada baru pun harus dibagi kepada tiga matra lainnya, yakni darat, laut dan Mabes TNI.

"Kalau untuk bertahan mungkin masih bisa dilakukan. Tergantung bagaimana kemauan pemerintah, terutama penerimaan keuangan. Tapi kalau penerimaan masih seperti ini, bahkan defisit, rasanya masih harus bersabar."

Hal yang sama juga diungkap Kadispenau Marsma Hadi Tjahjanto. Saat ini, TNI AU tengah berupaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitasnya agar mampu disegani di kawasan Asia Tenggara. Peningkatan tersebut akan dilakukan dengan pembelian senjata atau pesawat baru.

"Kuantitas nanti kalau timbul serangan, kalau tidak ada kita masih menggunakan kekuatan minimun. Itu tentu tergantung kebijakan pemerintah yang tentunya akan menambah kuantitasnya," pungkas dia.


Credit  Merdeka.com

Wirasaba pangkalan udara TNI AU tipe C terbaik


... baru tadi pagi kabar tersebut kami terima...
Purbalingga, Jawa Tengah (CB) - Pangkalan TNI AU Wirasaba, Purbalingga, Jawa Tengah, meraih penghargaan sebagai pangkalan udara TNI AU tipe C terbaik di jajaran Komando Operasi TNI AU I.

"Ini kejutan buat kami karena baru tadi pagi kabar tersebut kami terima. Nanti malam, penghargaan itu akan diserahkan langsung oleh kepala staf TNI AU dalam acara resepsi di Jakarta," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba, Letnan Kolonel Penerbang Andreas Dhewo, usai upacara HUT Ke-69 TNI AU, di alun-alun Purbalingga, Kamis.

Menurut dia, penghargaan yang sangat membanggakan itu merupakan hasil kerja keras seluruh personel Lanud Wirasaba meskipun hanya berada di tingkat kabupaten, yang menjadi salah satu kriteria pangkalan udara TNI AU tipe C.

Selain kinerja satuan yang ada, kata dia, penghargaan diraih karena selama ini Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat melalui berbagai kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat.

"Alhamdulillah anggota saya selama dua tahun ini mendapatkan sertifikat bebas dari narkoba. Tahun ini belum kita cek," katanya.

Pangkalan Udara TNI AU Wirasaba baru ditingkatkan statusnya, dari tipe D menjadi tipe C, pada 24 Maret 2015. Adalah Panglima Komando Operasi TNI AU I, Marsekal Muda TNI Agus Dwi Putranto, yang meresmikan peningkatan status itu.

Upacara HUT ke-69 TNI AU di alun-alun Purbalingga dihadiri Bupati Purbalingga, Sukento Marhaendrianto, Komandan Pangkalan TNI AL Cilacap, Kolonel Pelaut Toto Suharyanto, dan sejumlah pejabat lain dari Purbalingga, Banyumas, dan Banjarnegara.

Kegiatan tersebut juga dimeriahkan dengan atraksi terjun payung oleh delapan penerjun, dua di antaranya penerjun sipil, yang terjun bebas dari pesawat C-212 CASA TNI AU.

Credit  ANTARA News

Dikuasai Arab Saudi, Pesawat TNI AU Terkendala Izin Terbang ke Yaman


Pesawat TNI AU Boeing 737-400 akan melakukan misi evakuasi WNI di Yaman.
Pesawat TNI AU Boeing 737-400 akan melakukan misi evakuasi WNI di Yaman.

CB, OMAN -- Setelah lima hari melaksanakan misi percepatan pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman, tim Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berkekuatan 22 personel terus melakukan berbagai upaya untuk dapat memasuki wilayah tersebut dengan menggunakan pesawat miliki TNI jenis Boeing 737-400 bermuatan 110 penumpang.
Tim satgas penyelamatan untuk pengangkutan WNI yang berjumlah 22 personel, terdiri 12 orang kru pesawat, empat prajurit satuan Bravo Paskhas, dua pegawai dinas penerangan, tiga perwakilan Kemenlu, dan satu supervisi dari Mabes TNI, dipimpin Letkol Penerbang I.G. Putu Setia Dharma, demikian siaran pers Puspen TNI, kemarin.

 Hanya saja, pesawat milik TNI hingga saat ini masih mengalami hambatan untuk melakukan penerbangan di Yaman. Hal itu lebih disebabkan adanya kendala izin terbang saat hendak memasuki wilayah udara Yaman, yang  saat ini sudah dikuasai otoritas Arab Saudi.
Selain izin clearance, kendala lain adalah lokasi landasan terbang terpaksa dipindah akibat situasi yang tidak kondusif. Alhasil, seluruh WNI yang akan dievakuasi terpaksa melalui perjalanan darat sebelum diterbangkan ke lokasi aman.
Salah satu upaya yang dilakukan Tim Percepatan Pemulangan WNI, antara lain melaksanakan pertemuan dengan Duta Besar (Dubes) RI untuk Yaman Wajid Fauzi di Salalah, Oman. Dalam pertemuan tersebut, Dubes RI menyampaikan tentang situasi dan kondisi terkini yang terjadi di Yaman.
Keadaan terbaru, di wilayah Tarim, terdapat kurang lebih 1.000 WNI dan saat ini terdapat 45 WNI sedang melakukan perjalanan darat menuju ke Salalah, Oman. Kedua, untuk wilayah Aden, masih terjadi pertempuran darat dan terdapat sejumlah WNI belum dapat melakukan perjalanan menuju Pelabuhan Aden.
Kapal laut yang telah di charter pemerintah Indonesia masih berlabuh di Jibouti. Sementara itu, Bandara Aden juga belum dapat digunakan untuk pendaratan pesawat. Ketiga, di lokasi Al Mukalla, saat ini 100 WNI dengan menggunakan kendaraan bus menuju Salalah.

Prioritas evakuasi WNI di Yaman saat ini adalah melalui jalur darat menuju Salalah untuk WNI yang berasal dari Tarim dan Mukalla, sedangkan yang menuju Jizan untuk WNI yang berasal Hudaidah dan Sana’a. Di samping itu, terdapat 47 WNI dari Tariim saat ini sudah memasuki wilayah Oman dan siap diterbangkan menuju Indonesia.
Hingga saat ini, operasi penerbangan untuk mengevakuasi WNI di Yaman melalui jalur udara telah dilaksanakan sebanyak tiga kali dengan mengangkut 300 WNI. Setidaknya, terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mereka terdiri 2.626 mahasiswa dan pelajar serta 1.488 pekerja profesional bidang minyak dan gas bumi. Sisanya ialah diplomat serta pegawai Kedutaan Besar RI dan keluarga.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID


ISIS Meretas Stasiun TV5Monde Prancis

ISIS Meretas Stasiun TV5Monde Prancis
Laman situs TV5 Monde. Tv5monde.com

CB, Paris - Jaringan televisi Prancis TV5MONDE mengatakan jika saluran televisi tersebut telah diretas oleh seorang yang mengaku sebagai anggota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ia mengaku telah membajak bukan hanya saluran televisi, tapi juga situs dan halaman Facebook stasiun televisi tersebut.

"Kami tidak lagi mampu menyiarkan saluran kami. Situs kami dan situs media sosial tidak lagi di bawah kendali kami dan semua yang akan ditampilkan adalah tanggung jawab ISIS," kata Yves Bigot, Direktur Penyiaran TV5Monde.

Serangan tersebut dimulai pada pukul 10.00 malam waktu setempat, tetapi lembaga penyiar global berbahasa Prancis tersebut tampaknya kembali memiliki kontrol pada halaman Facebook-nya saat tengah malam. Tetapi jaringan stasiun televisi masih berada di bawah kendali peretas.

Dalam serangan dan terornya, para pembajak (hacker) mengunggah dokumen-dokumen pada halaman Facebook TV5MONDE, yang berisikan kartu identitas dan CV dari kerabat tentara-tentara Prancis yang terlibat dalam operasi anti-ISIS.

Posting-an itu juga menuduh Presiden Prancis Francois Hollande telah melakukan kesalahan tak termaafkan dengan terlibat dalam perang yang tidak memiliki tujuan apa pun. Prancis adalah bagian dari koalisi militer pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah.

"Khaliffa Cyber akan terus melakukan upaya 'Jihad Cyber' terhadap musuh-musuh ISIS," bunyi pesan yang di-posting oleh hacker di akun Facebook TV5MONDE.

Kabar tentang hal ini muncul setelah pada Selasa, 7 April 2015, beberapa situs swasta di Israel juga diretas oleh kelompok bernama Anonymous yang mengklaim sebagai peretas pro-Palestina. Sampai saat ini belum diketahui apakah kedua kelompok ini memiliki hubungan atau tidak.


Credit  TEMPO.CO

Pengadilan Pakistan Perintahkan Pengusutan Eks Kepala CIA

Pengadilan Pakistan Perintahkan Pengusutan Eks Kepala CIA
Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov

CB, Islamabad - Sebuah pengadilan di Pakistan telah memerintahkan polisi untuk menyelidiki dua mantan dan pejabat tingkat tinggi Badan Intelijen Amerika Serikat, Central Intelligence Agency (CIA), atas kematian dua orang dalam serangan pesawat tak berawak (drone).

Perintah yang dikeluarkan hari Selasa, 7 April 2015 oleh Pengadilan Tinggi Islamabad adalah langkah terbaru terkait kasus yang diajukan oleh Karim Khan. Pria dari daerah suku Waziristan Utara ini menggugat karena anak dan saudaranya tewas akibat serangan drone pada malam tahun baru 2009.

Gugatan ke pengadilan oleh Karim Khan ini pula yang memaksa pengungkapan identitas kepala CIA di Pakistan, Jonathan Banks. Terbukanya identitas Jonathan membuat ia mendapatkan ancaman mati dan kemudian ditarik ke Amerika Serikat.

Perintah pengadilan hari Selasa itu, seperti dilansir NBC News, 9 April 2015, meminta polisi untuk menyelidiki Jonathan Bank dan John A. Rizzo, mantan penasihat umum CIA, yang mengawasi program pesawat tak berawak AS di wilayah tersebut. Rizzo pensiun pada 2010.

Namun kasus ini tidak mungkin berlanjut, kecuali pejabat AS bekerja sama dengan penyelidikan polisi Pakistan. Menurut NBC News, AS sepertinya tak menunjukkan tanda untuk bekerja sama dalam soal ini.

CIA tidak berkomentar atas perkembangan terbaru ini, kata juru bicara CIA Chris White kepada Associated Press.

"Hakim tidak mempertimbangkan argumen polisi yang mengatakan bahwa menyelidiki kasus ini akan menimbulkan dampak diplomatis bagi Pakistan," kata pengacara Khan, Shahzad Akbar.

Program serangan pesawat tak berawak CIA telah membunuh pemimpin Al-Qaeda, Taliban Pakistan, dan militan lainnya yang bersembunyi di wilayah Waziristan. Namun, serangan itu juga membangkitkan kemarahan di seluruh Pakistan karena adanya tudingan bahwa warga sipil yang menjadi korban juga banyak.

Menurut data New America Foundation, sejak tahun 2004 AS telah melakukan hampir 400 serangan pesawat tak berawak di Pakistan. New America Foundation memonitor perang drone Amerika di luar negeri. Lembaga ini juga menyatakan serangan terbaru drone di Pakistan terjadi 29 Januari lalu dan menewaskan sedikitnya enam orang yang diduga kelompok militan.

New America Foundation juga menambahkan bahwa jumlah serangan drone di Pakistan telah mengalami penurunan drastis, dari 122 serangan pada 2010 menjadi 22 serangan pada 2014 lalu.


Credit  TEMPO.CO

Sejarah Terpilihnya Indonesia Jadi Tuan Rumah KAA

Sejarah Terpilihnya Indonesia Jadi Tuan Rumah KAA
Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)

  CB, Jakarta: Konferensi Asia Afrika tidak terjadi dengan mudah. Ada perjuangan diplomasi dan proses lobi menjadi kemenangan ditetapkannya Indonesia menjadi penyelenggaran KAA 1955. Tempo mencoba merunut proses diplomasi para pejabat Indonesia kala itu.

Semangat persatuan Asia Afrika semakin mengemuka ketika Kabinet Ali Sastroamidjojo di hadapan parlemen pada Agustus 1953 mengutarakan perlu dirintis kerja sama antar negara Asia Afrika. Tujuannya sudah pasti untuk perdamaian.

Jalan menuju persatuan Asia Afrika itu semakin terbuka setelah Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo diundang ke Kolombo memenuhi undangan PM Sri Lanka Sir John Kotelawal. Acara di Kolombo itu dinamai Sidang Panca Perdana Menteri membahas kemelut Indocina. Selain Indonesia hadir pula pemimpin Burma, India, dan Pakistan.

Indonesia waktu itu menginginkan tidak hanya sekedar Sidang Panca Perdana Menteri. Pada April 1954, Bung Karno mengingatkan PM Ali Sastroamidjojo untuk meluaskan pertemuan Kolombo menjadi kerja sama regional Asia Afrika.

"Ingat Ali, ini adalah cita-cita bersama. Hampir 30 tahun yang lalu kita dalam pergerakan nasional melawan penjajahan, kita sudah mendengungkan solidaritas Asia Afrika", kata Bung Karno, seperti diutarakan Ruslan Abdulgani dalam buku Bandung Connection.

Pada tahapan selanjutnya, Menteri Luar Negeri Sunario mengumpulkan para duta besar Indonesia di Asia Afrika. Para pejabat itu diminta merumuskan gagasan yang akan diperjuangkan PM Ali Sastroamidjojo. Gagasan Indonesia tidak serta merta mudah diajukan ke Konferensi Panca Perdana Menteri.

Perdana Menteri Indonesia ke tujuh itu baru bisa mengajukan usulan perluasan kerja sama pada sidang ke-6 April 1954. "Suatu Konferensi yang sama hakekatnya dengan Konferensi Kolombo sekarang, tapi lebih luas jangkauannya dengan tidak hanya memasukkan negara-negara Asia, tetapi juga negara-negara Afrika lainnya," ujar Ali di hadapan para pemimpin negara Asia.

Kejutan datang dari salah satu negara yang berpengaruh, India. PM Nehru dalam pidatonya langsung mensponsori Indonesia memimpin pertemuan Asia Afrika. "Saya akan merasa puas apabila Konperensi Kolombo dapat menyetujui bahwa Indonesia akan men-sponsori sendiri Konperensi," tutur Nehru.

Indonesia tidak melupakan dukungan India itu. PM Ali Sastroamidjojo pada September 1954 langsung mengunjungi New Delhi. Hasilnya India mau mengeluarkan joint statement pada 25 September 1954 yang berisi agar konferensi Asia Afrika segera dilakkukan. Kesepakatan di New Delhi itu dilanjutkan keberhasilan PM Sri Langka menyepakati pertemuan Konferensi Panca Perdana Menteri II yang dilaksanakan di Bogor pada Desember 1954.

Konferensi yang dimulai 27 Desember 1954 itu memilih Istana Bogor sebagai tempat konferensi. Pemimpin yang hadir antara lain dari India, Burma, Thailand, Pakistan, dan Sri Langka. Konferensi Panca Perdana Menteri Bogor kembali mengukuhkan Indonesia menjadi sponsor utama dan akan mengorganisasi seluruh jalannya Konferensi. Soal pembiayaan, Indonesia hanya diminta memikirkan perbaikan prasarana konferensi saja, seperti gedung, jalan, dan alat komunikasi.

Credit  TEMPO.CO

Anggota TNI Hilang, Mabes Diminta Tidak Anggap Remeh

Anggota TNI Hilang, Mabes Diminta Tidak Anggap Remeh
Ilustrasi. (dok.Okezone)
JAKARTA  (CB) – Tiga anggota TNI Aceh hilang dalam sebulan terakhir. Meski dua sudah ditemukan, kejadian ini tetap dianggap serius. Oleh karena itu, Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat diminta untuk tidak menganggap remeh kasus ini.
“Memang belum tentu kejadian terakhir (Kopral Satu (Koptu) Hasmuni, anggota TNI Koramil Sawang, Kabupaten Aceh Utara) berkaitan dengan hilangnya atau diculiknya dua intel TNI sebelumnya. Tapi ini bukan kriminal biasa. TNI jangan anggap remeh kasus ini,” ujar Pengamat Militer dari President University, Anak Agung Banyu Perwira kepada Okezone, Jumat (10/4/2014).
Ia menambahkan spekulasi penyebab hilangnya Koptu Hasmuni bisa liar jika TNI dan Polri tidak segera menemukannya. Salah satu spekulasi tersebut adalah ia diculik, sama seperti yang terjadi pada Sertu Indra dan Serda Hendri. Untuk mencegah spekulasi liar tersebut, TNI diminta melakukan operasi intelijen.
“Semua kemungkinan bisa terjadi pada hilangnya Hasmuni. Bisa diculik, bisa kecelakaan tapi tidak ada yang melihat. Macam-macam. Makanya untuk mengungkap ini harus dilakukan operasi intelijen,” Agung.
Sebelumnya, Koptu Hasmuni dilaporkan hilang kontak sejak Senin 6 April 2015. Sebelum menghilang dia sempat mengantarkan istrinya, Tisalamah (32) ke tempat kerjanya di Puskesmas Kuta Blang Gandapura, Kabupaten Bireun.
Markas Besar TNI Angkatan Darat membantah bahwa anggotanya itu diculik. Tapi mereka juga tidak tahu penyebab hilanggnya Hasmuni. Operasi pencarian sudah dilakukan bersama Polda Aceh. Hingga saat ini hasilnya nihil.


Credit  Okezone

700 Personel TNI AD Masih Siaga di Poso

700 Personel TNI AD Masih Siaga di Poso
Prajurit Taifib Korps Marinir TNI AL menyaksikan aksi menembak dari prajurit US MARSOC di lapangan tembak Pusat Latihan Tempur Korps Marinir Baluran, Situbondo, Jatim, 20 Maret 2015. Menembak merupakan salah satu materi yang dilatihkan dalam latihan bersama ini. ANTARA/Sertu Mar Kuwadi

CB, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Wuryanto mengatakan, sampai saat ini, sekitar 700 personel TNI AD masih disiagakan di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka sebelumnya melakukan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Gunung Biru, Poso, Sulawesi Tengah.

"Mereka diminta siaga di sana untuk rehabilitasi lokasi," kata Wuryanto kepada wartawan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis, 9 April 2015.

Rehabilitasi lokasi yang dimaksud Wuryanto adalah mengecek keadaan tempat yang dijadikan sasaran tembak dalam latihan perang. Para prajurit diberi tugas mencari kerusakan aset milik masyarakat sekitar akibat latihan.

"Apakah kebun atau ladangnya rusak, jika ada nanti akan diberikan ganti rugi," kata Wuryanto.

Latihan PPRC dilaksanakan pada 23-31 Maret 2015u. Dalam latihan tersebut, TNI melibatkan 3.222 personel dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung latihan pada hari terakhir.

TNI menolak jika latihan PPRC ini dikaitkan dengan penumpasan kelompok teroris jaringan Santoso yang sering disebut bersembunyi di wilayah Poso. Menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal M. Fuad Basya, lokasi latihan PPRC selalu diacak setiap tahun. Kebetulan saja tahun ini Poso menjadi lokasi latihan.

"Jangan dikaitkan latihan kami dengan masalah teroris. Sebelumnya, latihan kami di Natuna, Riau, Kalimantan, sampai Jawa Timur tak dipermasalahkan," kata Fuad.



Credit  TEMPO.CO

PT TES Buat Simulator Tank Multiranpur Untuk Efisienkan Pelatihan Prajurit TNI


PT TES Buat Simulator Tank Multiranpur Untuk Efisienkan Pelatihan Prajurit TNI 
 
Jakarta  (CB) - Berbagai simulator untuk pesawat dan kendaraan tempur diproduksi oleh PT Technology and Engineering Simulation (TES). Salah satu yang cukup menarik ialah sebuah simulator yang dapat digunakan untuk beberapa jenis kendaraan tempur.

Adapun jenis simulator ini merupakan pesanan dari Pusat Pendidikan Kavaleri TNI AD. Tidak seperti simulator pada umumnya di mana 1 simulator adalah untuk 1 jenis alat, simulator Multiranpur bisa diganti-ganti.

"Kita sedang membangun Multiranpur, proyek 3 tahun mudah-mudahan bisa selesai tahun ini. Ini cukup unik, untuk menghemat karena bisa diganti-ganti 3 jenis tank," ungkap Direktur Utama PT TES M. Mulia Tirtusudiro di kantornya, Desa Mekar Wangi, Lembang, Bandung Barat, Jabar, Kamis (9/4/2015).

Multiranpur dapat diganti-ganti bagian kabinnya untuk simulator tank Scorpion, tank Stormer, dan tank AMX. Ke depan, TES pun akan mengembangkan untuk membuat kabin main battle tank Leopard.

Dengan efisiensi seperti itu, artinya pemerintah dapat menghemat biaya yang cukup besar. Pasalnya untuk pembuatan satu simulator harganya terbilang tidak murah.

"Simulator dirancang untuk berumur 20 tahun. Harganya mendekati harga pesawat, tergantung konfigurasi. Kalau di dunia di atas harga alutsista yang dibeli harganya. Kalo kita hampir mendekati aslinya," jelas Business Development Manager PT TES, M Iqbal Tirtusudiro di lokasi yang sama.

Simulator Multiranpur merupakan simulator satu-satunya di dunia yang bisa diganti-ganti untuk beberapa jenis ranpur. Iqbal pun yang simulator-simulator buatan TES dapat bersaing dengan produk buatan luar negeri, terutama staf dari PT TES sendiri yang masih muda-muda dan memiliki banyak potensi
"Sebenarnya bisa saja bersaing, di bagian nilai simulator keakuratan dan simulator data paket. Di dunia banyak source jadi nggak harus mesen satu negara terbuka luas. Biasa kerjasama antar perusahaan. Prinsip kita ingin menjaga kompetensi teknis. Perlu barang apa, kalau program kita bisa bikin. Yang jelas kalau dibikin pemerintah kita sangat senang," kata Iqbal.

"Kita unggulnya simulation software dikuasi. Jadi mau pake modul Korea jadi bisa, tergantung kesepakatan. Kita 90 persen buatan lokal. Software, model matematik, koneksi antar software, visual database. Sudah bisa dan siap bersaing," sambung lulusan ITB tersebut.

Simulator Multirampur dibangun di Pusat Pendidikan Kavaleri di Padalarang, Bandung, dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah untuk Scorpion, tahap kedua untuk Stormer, dan yang saat ini sedang dalam proses penyelesain adalah kabin untuk tank AMX.

Perancang simulator ini ternyata datang langsung dari Puslitbang TNI AD. Dalam pembuatannya, PT TES membutuhkan waktu 4 tahun di mana satu tahun khusus untuk membuat konsepnya. Taiwan disebut sedang melakukan negoisasi untuk pembuatan simulator Multiranpur ini.

"Ya sedang negoisasi. Mungkin Konsepnya sama, tapi visualnya beda. Karena harus dibedakan untuk dalam negeri sama luar," terang Business Development PT TES, Gerald S Manurung menambahkan.

Sejumlah simulator telah berhasil dikembangkan oleh perusahan ini. Seperti simulator Hawk untuk Malaysia dan TNI AU. Simulator CN-235 untuk Malaysia, simulator tank ACV 300 5 buah untuk Malaysia. Simulator untuk TNI AU lainnya yang telah dibuat PT TES adalah Super Puma, Heli Bell.

Sementara yang masih dalam pengembangan adalah Multiranpur, simulator F-16, dan simulator pesawat anti kapal perang untuk TNI AL. PT TES juga sedang melakukan penjajakan local content untuk pembuatan simulator Sukhoi.

"Sebenarnya yang paling utama dalam pembuatan simulator adalah membuat modelnya atau softwarenya untuk bisa merepresentasikan seperti alutsista sebenernya," tutup Gerald.




Credit  Detiknews

Kanada Luncurkan Serangan Udara Pertama ke ISIS


Kanada Luncurkan Serangan Udara Pertama ke ISIS  
Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper. (REUTERS/Chris Wattie)
 
Jakarta, CB -- Kanada turut meluncurkan jet tempurnya yang menandai serangan udara pertama mereka melawan kelompok militan ISIS di Suriah pada Rabu (8/4).

Departemen Pertahanan Nasional Kanada mengatakan, pesawat jet CF-18 Hornets telah menyerang dan meluncurkan bom di kota Raqqa, yang disebut sebagai basis utama ISIS di Suriah. Pemerintah Kanada mengatakan serangan itu sukses.

Pesawat dan awak militer Kanada disebut telah kembali ke daratan dengan selamat.


Perdana Menteri Kanada, Stephen Harper, telah mengumumkan rencana memperluas serangan udara ke Suriah sejak bulan lalu.

"Ini serangan udara pertama di bawah mandat untuk menunjukkan tekad kuat pemerintah kita dalam mengatasi ancaman terorisme melawan Kanada dan untuk mempromosikan keamanan internasional dan stabilitas," kata Menteri Pertahanan Kanada, Jason Kenney, seperti dikutip dari CNN.

Pasukan militer Kanada merupakan bagian dari koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Koalisi ini berupaya membendunng kelompok ekstrimis ISIS yang berupaya menguasai Irak dan Suriah.

Pesawat tempur Amerika Serikat telah membom wilayah ISIS sejak Agustus dan di Suriah sejak September 2014. Negara Barat dan Timur Tengah lain telah bergabung dalam upaya Amerika Serikat, baik melalui aksi militer langsung maupun bentuk dukungan.



Credit  CNN Indonesia

Tiongkok Teruskan Reklamasi di Perairan Sengketa


Tiongkok Teruskan Reklamasi di Perairan Sengketa  
Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen dari keseluruhan wilayah Laut China Selatan. Namun Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim pada jalur air yang menghasilkan US$5 triliun dari perdagangan kapal-kapal yang melewati perairan itu setiap tahun. (Wikipedia/U.S. Central Intelligence Agency)
 
 
Jakarta, CB -- Citra satelit yang baru dirilis menunjukkan bahwa Tiongkok dengan cepat melakukan reklamasi di sekitar karang yang berada di dalam zona eksklusif Filipina.

Apa yang terjadi di Mischief Reef adalah reklamasi terbaru yang dilakukan Tiongkok di tengah sengketa Kepulauan Spratly di Laut China Selatan. Reklamasi merupakan kelanjutan dari reklamasi serupa di enam terumbu karang lain sejak Februari lalu.

Aktivitas Tiongkok ini, tak ayal menuai kritik dari Washington.

Sebuah citra yang dirilis pada 16 Maret lalu oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington menunjukkan rantai kecil formasi tanah buatan serta struktur baru, tembok laut dan peralatan konstruksi di sepanjang Mischief Reef.

Beberapa kapal keruk juga berada di sana sementara pintu masuk ke karang telah diperluas, Asia Maritime Transparency Initiative CSIS mengatakan di situsnya.


Sebuah gambar dari 1 Februari menunjukkan kapal pengangkut amfibi angkatan laut Tiongkok berada di sekitar beberapa ratus meter dari pintu masuk terumbu karang. CSIS mengatakan kapal tersebut mampu membawa hingga 800 tentara dan sebanyak 20 kendaraan lapis baja amfibi.

Foto pengawasan yang diambil dari Mischief Reef di bulan Oktober tahun lalu menunjukkan tidak ada pekerjaan reklamasi.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jepang, Yomiuri, yang diterbitkan pada Rabu (8/4), Menteri Pertahanan AS Ash Carter menyatakan keprihatinannya terkait persoalan reklamasi Tiongkok di Spratly.

"Kami sangat prihatin dengan prospek militerisasi pos-pos tersebut," kata Carter, yang berada di Tokyo pada kunjungan pertamanya ke Asia sebagai kepala pertahanan.

Beijing menolak kritik dari aktivitasnya di sekitar terumbu karang, mengatakan pekerjaan itu terjadi  "dalam lingkup kedaulatan Tiongkok”.

Sementara pulau-pulau baru tidak akan membatalkan superioritas militer AS di kawasan itu, pekerja Tiongkok membangun pelabuhan dan depot penyimpanan bahan bakar serta kemungkinan dua landasan yang menurut para ahli akan memungkinkan Beijing untuk menyuplai listrik jauh ke jantung maritim Asia Tenggara.

Filipina pertama mengatakan pada Februari bahwa kapal keruk Tiongkok telah mulai bekerja di Mischief Reef yang berjarak 216 km barat dari pulau Palawan, Filipina.

Tiongkok mengklaim sekitar 90 persen dari keseluruhan wilayah Laut China Selatan. Namun Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki klaim pada jalur air yang menghasilkan US$5 triliun dari perdagangan kapal-kapal yang melewati perairan itu setiap tahun.

Tiongkok mengokupasi Mischief Reef pada 1995. Foto pada bulan Oktober menunjukkan dua struktur, termasuk bangunan tiga lantai di sebuah atol yang dilengkapi dengan turbin angin dan panel surya.


Credit  CNN Indonesia

AS Pertimbangkan Penjualan Rudal Rp735 T kepada Mesir


AS Pertimbangkan Penjualan Rudal Rp735 T kepada Mesir  
Rudal yang ditawarkan oleh AS kepada Mesir dapat ditembakkan dari udara dan tanah. (Ilustrasi/Reuters/KCNA)
 
Jakarta, CB-- Amerika Serikat sedang mempertimbangkan menjual rudal air-to-surface seharga US$57 juta atau setara Rp735 triliun kepada Mesir. Ini akan menjadi kesepakatan terbesar kedua setelah Kongres membicarakan potensi penjualan helikopter dan rudal senilai US$1 miliar kepada Pakistan.

Dilaporkan Reuters, Rabu (8/4), Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) AS mengatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri telah berbicara di hadapan Kongres mengenai kemungkinan penjualan rudal Egypt of 356 R-variant Hellfire II beserta peralatan dan pelatihannya. DSCA memperkirakan kesepakatan tersebut dapat bernilai hingga US$57 juta.


Hellfire adalah misil yang biasanya diluncurkan dari helikopter atau pesawat, termasuk drone. DSCA mengatakan bahwa ini akan menjadi penjualan Hellfire tipe R pertama kepada Mesir yang sebelumnya membeli model lain. Istimewanya, varian R ini dapat ditembakkan dari laut atau tanah.

DSCA mengaku bahwa Kongres telah dinotifikasi mengenai potensi penjualan ini pada Selasa. Notifikasi berlandaskan hukum dan tidak berarti penjualan akan benar-benar dilakukan.

Pada Senin, DSCA mengatakan bahwa Kemendagri telah menyetujui potensi penjualan 15 helikopter penyerang Bell AH-1Z Viper, 32 mesin helikopter General Electric, dan seribu rudal Hellfire senilai US$952 juta.

Potensi kesepakatan dengan Pakistan ini juga termasuk sistem penglihatan, komputer misi, sistem navigasi posisi global, penerima peringatan radar, dan perangkat lain.

DSCA menganggap penjualan ini akan membekali Pakistan "dengan kapabilitas militer untuk menyokong operasi kontra-terorisme dan kontra-pemberontakan."

Credit  CNN Indonesia

Iran dan Saudi Tegang, Amerika Mulai Bereaksi


Iran dan Saudi Tegang Amerika Mulai Bereaksi
Menlu AS, John Kerry, menegaskan dukungan AS untuk Saudi yang sedang tegang dengan Iran. | (Reuters)
 
 
WASHINGTON  (CB) - Amerika Serikat (AS) mulai bereaksi dengan “pasang badan” untuk sekutunya, Arab Saudi, yang terlibat ketegangan dengan Iran terkait konflik di Yaman.

AS percaya, Iran telah memberikan dukungan untuk pasukan Houthi yang berupaya menggulingkan pemerintah Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan, posisi AS sangat jelas, yakni mendukung Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lain yang merasa terancam oleh Iran.

”Kami tidak mencari konfrontasi, tapi kami tidak akan menjauh dari sekutu dan sahabat kami, kebutuhan kita untuk berdiri dengan orang-orang yang merasa terancam sebagai konsekuensi dari pilihan yang mungkin dibuat oleh Iran,” kata Kerry dalam sebuah wawancara dengan PBS Newshour, semalam (9/4/2015). 

 
Sebagai dukungan untuk Saudi dan koalisi Teluk  yang sedang meluncurkan agresi militer terhadap Houthi di Yaman, AS mulai mempersiapkan pengisian bahan bakar untuk pesawat tempurnya yang kemungkinan akan bergabung dalam agresi militer pimpinan Saudi.

Ketegangan Iran dan Arab Saudi, tampak dari pernyataan keras Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei yang mengutuk agresi Saudi di Yaman. Khamenei menuding Saudi dan koalisi Teluk melakukan genosida dalam konflik di Yaman. Sebab, agresi militer mereka memakan banyak korban warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. 

 
Khamenei bahkan menyerukan agar Saudi diseret ke pengadilan kriminal internasional. ”Agresi Arab Saudi terhadap Yaman, terhadap orang-orang Yaman yang tidak bersalah adalah sebuah kesalahan. Ini adalah kejahatan dan masuk dalam kategori genosida yang dapat dituntut di pengadilan internasional." ucap Khamenei, seperti dilansir Reuters.

Ketegangan berlanjut, dengan dilarangnya pesawat Iran masuk ke Saudi. Iran pun tak mau kalah. Mereka memanggil diplomat Saudi di Teheran untuk menyampaikan protes keras atas agresi militer Saudi di Yaman, meski dengan dalih memerangi pemberontak Houthi.



Credit  SINDOnews

Iran Minta Pakistan Tolak Tawaran Saudi


Iran Minta Pakistan Tolak Tawaran Saudi
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif meminta Pakistan untuk menolak permintaan Arab Saudi untuk turut menyerang Yaman.. Foto: Reuters
 
 
ISLAMABAD  (CB) - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif meminta Pakistan untuk menolak permintaan Arab Saudi untuk turut menyerang Yaman. Hal tersebut disampaikan Zarif kala melakukan kunjungan ke Pakistan.

Saudi beberapa waktu lalu dilaporkan meminta Pakistan untuk terlibat aktif dalam koalisi Teluk, dan membantu mereka menyerang pemberontak Houhti di Yaman. Saudi juga, meminta Pakistan untuk mengirimkan kapal perang, senjata dan pasukannya, sebagai bentuk dukungan terhadap koalisi Teluk.

“Saya berharap, Pemerintah Pakistan dapat menolak tawaran Arab Saudi dan koalisinya. Kita seharusnya bekerjasama mencari solusi politik terbaik untuk penyelesaian konflik di Yaman,” ucap Zarif, seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (9/4/2015).

Dirinya berpandangan, Yaman dan seluruh warganya tidak pantas mendapatkan perlakukan seperti itu. “Warga Yaman seharusnya tidak menghadapi serangan udara yang membombardir tanah kelahirannya. Mereka tidak sepantasnya menghadapi krisis kemanusiaan,” tambahnya.

Iran sendiri memang merupakan salah satu negara yang paling keras menolak serangan udara yang dilakukan Saudi dan sekutunya terhadap Yaman. Sementara itu, dalam dua pekan serangan di Yaman, setidaknya sudah 640 orang tewas, mayoritas mereka adalah warga sipil dan lebih dari 2.000 orang menderita luka-luka.


Credit  SINDOnews

Pemerintah Iran Panggil Perwakilan Saudi di Teheran


Pemerintah Iran Panggil Perwakilan Saudi di Teheran
Foto: istimewa
 
 
TEHERAN (CB) - Imbas konflik yang terjadi di Yaman, hubungan antara Iran dan Arab Saudi kian hari kian memanas. Perseteruan kedua negara dimulai ketika Saudi mulai melakukan serangan terhadap Yaman, yang mendapat protes keras dari Iran.

Dalam perkembangannya, pemerintah Iran dikabarkan telah memanggil perwakilan Saudi di Teheran. Melansir Reutes pada Kamis (9/4/2015), Iran ingin menyampaikan protes atas tuduhan Saudi yang menyebut mereka sebagai pihak yang membekingi Saudi.

"Pemanggilan ini disebabkan oleh tuduhan yang tidak berdasar, yang diutarakan oleh Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, kemarin," ucap pihak Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan.

Asiri merupakan juru bicara militer Saudi. Dalam pernyataannya, Asiri memang mengaku memiliki bukti kalau Iran telah memberikan pelatihan militer kepada Houthi, termasuk melatih anggota Houthi untuk bisa menerbangkan pesawat tempur.

Asiri juga yakin, Iran bukan hanya memberikan pelatihan pada Houthi, tapi Iran juga sedang berusaha untuk mengirimkan pesawat tempur kepada kelompok tersebut. "Tidak ada cara lain bagi Houhti untuk bisa mendapatkan jet tempur," ucapnya.

Sementara itu, pemerintah Suadi sendiri sampai saat ini belum memberikan komentar apapun mengenai pemanggilan perwakilan mereka oleh pemerintah Iran.


Credit  SINDOnews

Galang Persatuan Islam, Erdogan Berencana Kunjungi Indonesia


Galang Persatuan Islam Erdogan Berencana Kunjungi Indonesia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dilaporkan akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Foto: abc
 
 
ISTANBUL  (CB) - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan dilaporkan akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Kunjungan ini disebut-sebut sebagai bagian dari usaha pemimpin Turki tersebut untuk menggalang persatuan umat Muslim.

Kabar mengenai akan berkunjungnya Erdogan muncul dalam beberapa laporan di media-media Turki. Dalam laporannya, media Turki seperti Hurriyet menyebut Erdogan akan melakukan tur ke beberapa negara besar Islam untuk menyuarakan persatuan antar negara Islam.

"Dia (Erdogan) mengungkapkan memiliki rencana kunjungan ke kekuasaan Muslim Asia, yakni Indonesia dan Malaysia dan juga akan mengujungi Arab Saudi," bunyi laporan media Turki seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (9/4/2015).

Kunjungan Presiden Turki ke Indonesia terakhir kali terjadi pada tahun 2011 lalu. Presiden Turki saat itu, Abdullah Gul melakukan pertemuan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta.

Sementara itu, untuk Erdogan bila kunjungan ini terlaksana maka ini akan menjadi kunjungan kedua dia ke Tanah Air. Erdogan sempat melakukan kunjungan ke Indonesia pada tahun 2006 lalu, untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi D8 (kelompok delapan negara berkembang). Saat itu dirinya masih menjabat sebagai Perdana Menteri.

Indonesia dan Turki sendiri sejatinya bisa disebut sebagai kawan lama. Hubungan diplomatik terjadi pada tahun 1950, atau enam tahun setelah Turki mengakui Indonesia sebagai negara yang berdaulat.





Credit  SINDOnews

AS Akui Korut Miliki Misil Berhulu Ledak Nuklir


AS Akui Korut Miliki Misil Berhulu Ledak Nuklir
WASHINGTON  (CB) - Intelijen Amerika Serikat (AS) percaya bahwa Korea Utara telah memiliki senjata nuklir ukuran kecil dan dapat menempatkannya pada misil antar benua. Hal itu disampaikan oleh Laksamana Angkatan Laut AS, Bill Gortney dalam sebuah pengarahan di Pentagon.
“Penilaian kami melihat bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menempatkan senjata nuklir di KN-08 (rudal antar benua Korut) dan menembakkannya ke sini. Seperti itulah penilaian kami saat ini,” kata Laksamana Gortney seperti yang dikutip Sputniknews, Jumat (10/4/2015).
“Kami belum melihat mereka menguji cobanya pada KN-08 dan kami menunggu mereka melakukannya. Namun, bukan berarti mereka akan menggunakannya sebelum mengujinya,” tambah Gortney lagi.
Meski mengakui bahwa potensi bahaya nuklir terhadap AS ada, namun, Laksamana Gortney mengatakan pihaknya tidak khawatir jika Korut menembakkan KN-08 dengan hulu ledak nuklir itu ke AS. “Saya yakin kami dapat menjatuhkannya,” katanya.
Keraguan keampuhan misil Korut itu juga disampaikan Direktur Program Nonproliferasi Asia Timur, Jeffrey Louis. Menurutnya menembakkan misil itu ke sasarannya lebih sulit dibandingkan memperkecil ukuran hulu ledak nuklir.
“Tidak sulit untuk memperkecil senjata nuklir. Namun, setelah itu Anda akan menghadapi masalah dalam kemampuan misil, terutama pada misil antar benua,” kata Jeffrey.
Sejak 2006, Korut telah melakukan tiga kali uji coba nuklir. Dalam ketiga uji coba tersebut tidak ada yang melibatkan misil antar benua KN-08. Setelah uji coba nuklir pada 2013, Korut sesumbar mereka dapat menghantam wilayah AS dengan misil berhulu ledak nuklir.


Credit  Okezone.com

Obama Bahas Negara Pemberi Sponsor Teroris di KTT Karibia

Obama Bahas Negara Pemberi Sponsor Teroris di KTT Karibia
Presiden AS, Barack Obama (Foto: Reuters)
KINGSTON (CB) – Pada Kamis 9 April 2015, Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, telah tiba di Kingston, Jamaika, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Karibia. Di sana, selain membahas soal keamanan dan kerjasama di bidang energi, AS juga akan melakukan peninjauan untuk menghapus Kuba dari daftar negara-negara yang mensponsori terorisme.
Department Luar Negeri AS dilaporkan telah selesai meninjau untuk menghapus Kuba dari daftar negara-negara yang mensponsori terorisme. Namun, pihaknya sedang menunggu rekomendasi dari penasihat-penasihatnya.
Dengan menghapus negara kepulauan di Karibia itu dari daftar, hubungan diplomatik antara AS dan Kuba diyakini akan pulih.
“Peninjauan telah selesai dilakukan oleh Department Luar Negeri, dan akan diteruskan ke Gedung Putih. Tim antar-lembaga kita akan melalui seluruh hal, kemudian menyampaikannya kepada saya sebagai sebuah rekomendasi,” ujar Presiden Obama, seperti dilansir Reuters, Jumat (10/4/2015).
“Saya tidak akan membuat pengumuman resminya di hari ini, tapi mungkin sudah ada keputusan untuk beberapa hari ke depan,” lanjutnya.
Kuba diketahui telah dimasukkan ke daftar negara yang mensponsori terorisme sejak tahun 1982. Ketika itu, Kuba membantu pemberontakan Marxis di Kolombia dan beberapa tempat lain. Negara-negara lain dalam daftar itu di antaranya Iran, Sudan, dan Suriah.
Seperti diberitakan, Wakil Presiden Kuba, Miguel Diaz Canel mengecam keputusan Obama yang menyatakan Venezuela merupakan ancaman AS dan akan memberi sanksi kepada tujuh pejabat negara tersebut. Wapres Diaz Canel memiliki syarat jika ingin Kuba menjadi sekutu Negeri Paman Sam. Presiden Obama harus mencabut pernyataannya tentang Venezuela.



Credit Okezone.com

Erdogan: Umat Muslim Beresiko Terpecah Belah

Erdogan: Umat Muslim Beresiko Terpecah Belah
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (Foto:Reuters)
ANKARA  (CB) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan konflik yang terjadi di Timur Tengah beresiko memecah belah persatuan umat muslim sedunia.
“Sekarang umat Muslim dihadapkan pada resiko terpecah di antara sesama penganutnya, “ ujar Presiden Erdogan, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (10/4/2015).
“Kita harus segera membentuk langkah cepat untuk mengatasinya,” tegas Presiden Erdogan dengan nada penuh semangat.
Presiden Erdogan menambahkan jika Turki siap untuk mengambil peranan lebih besar dalam rangka menyatukan umat Muslim sedunia.
Turki merupakan negara yang mendukung serangan udara Arab Saudi terhadap Kelompok Houthi di Yaman. Sikap inilah yang diprotes oleh Iran sebagai salah satu negara sahabatnya.
Semenjak Erdogan menjabat sebagai perdana menteri dan kini menjadi Presiden Turki. Ia memiliki visi agar negara Turki menjadi pusat umat muslim sedunia seperti di zaman Kekhalifahan Turki Usmani pada masa lampau.




Credit  Okezone.com

Pengamat: Era Kerahasiaan Bank akan Berakhir pada 2018


 
Shutterstock ILUSTRASI


JAKARTA, CB – Pengamat perpajakan dari Danny Darussalam Tax Center, Darussalam mengatakan pembukaan akses rekening bank menjadi isu yang belakangan hangat diperbincangkan.

Kendati Peraturan Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Nomor PER-01/PJ/2015 tentang Penyerahan Bukti Potong Pajak atas Bunga Deposito, dibatalkan, namun pada 2018 mendatang era kerahasiaan bank untuk kepentingan pajak dipastikan berakhir.

Darussalam menjelaskan, pada 2013 negara-negara anggota G20 dan OECD dimana Indonesia termasuk di dalamnya telah berkomitmen untuk saling bertukar informasi untuk kepentingan pajak, termasuk informasi dari perbankan.

"Artinya ke depan, informasi bank itu akan dibuka secara otomatis. Pada 2018 akan berakhir era kerahasiaan bank untuk kepentingan pajak," kata dia ditemuid dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Darussalam menuturkan, ketika nanti pemerintah Indonesia ingin mencari tahu berapa penghasilan orang Indonesia yang ada di bank Singapura, maka perbankan Singapura pun mensyaratkan hal yang sama, yakni keterbukaan informasi.

Yang menjadi masalah, kata dia, saat ini perbankan di Indonesia tidak bisa membuka informasi rekening nasabah kecuali untuk pemeriksaan, penagihan, dan penyidikan pajak. Padahal, berdasarkan sebuah laporan suvei, saat ini sudah ada 13 dari 37 negara yang memberikan informasi secara otomatis kepada otoritas pajak tanpa diminta.

Darussalam berharap Indonesia segera menyusul mengambil kebijakan agar keterbukaan akses informasi perbankan untuk kepentingan pajak agar lebih mudah diakses. Sebab, langkah ini menjadi salah satu cara untuk menekan kebocoran, yang berupa pengalihan dari aset yang disembunyikan di luar negeri.

“Dari satu penelitian yang dilakuan Global Integrity Financial ada dana hampir Rp 2.000 triliun yang ditempatkan di negara-negara di luar Indonesia, di negara-negara tax haven,” pungkas Darussalam.


Credit  KOMPAS.com

Marinir Indonesia dan AS Latihan Bertahan Hidup di Hutan


 
FX Laksana Agung S/KOMPAS Marinir


BANYUWANGI, CBPasukan khusus Marinir Amerika Serikat, US Marsoc, dan prajurit Intai Amfibi Marinir TNI AL yang sedang mengadakan latihan bersama menjelajahi hutan di Tumpang Pitu, Kabupaten Banyuwangi, Jatim, Kamis (9/4/2015).

Prajurit marinir kedua negara itu menjelajahi hutan dalam rangka latihan bertahan hidup di laut dan di hutan belantara.

Letda Marinir Arifin didampingi Serka Marinir Tri Purwito beserta sejumlah pelatih dari Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 1 Marinir lainnya menjelaskan tata cara bertahan hidup di hutan dan di laut.

Mereka memperkenalkan sekaligus mempraktikkan cara menangkap dan memasak sejumlah binatang buas, antara lain biawak dan ular.

Mereka juga memperkenalkan berbagai jenis tanaman hutan yang bisa dimakan secara langsung tanpa harus dimasak, termasuk juga tanaman yang tidak bisa dimakan karena membahayakan.

Selain itu para pelatih juga diperkenalkan berbagai macam hewan laut yang bisa dimakan.

Prajurit Marinir kedua negara cukup antusias dalam mengikuti materi latihan yang diberikan para pelatih andal dari Korps Marinir TNI AL tersebut.

Meski mulanya terlihat geli, prajurit Marinir Amerika terus mencoba mencicipi sejumlah tanaman dan hewan yang telah dicontohkan terlebih dulu oleh para pelatih, bahkan beberapa di antara mereka ada yang mencoba menangkap ular dan biawak.

Pada kegiatan yang merupakan rangkaian dari latihan bersama bersandi Lantern Iron 15-5524 itu, materi bertahan di laut dilaksanakan di Pantai Parang Kursi di kawasan hutan Tumpang Pitu, Lampon, Kecamatan Pesanggaran.

Selain melibatkan sejumlah pelatih yang terdiri atas perwira dan bintara, kegiatan bertahan hidup di hutan itu juga dipantau oleh Komandan Satuan Tugas Latihan Letkol Marinir Freddy Ardianzah.

Laihan yang diselenggarakan sejak 19 Maret 2015 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Baluran, Situbondo, akan berakhir 10 April 2015.



Credit  KOMPAS.com

Argentina buka ke publik dokumen serangan ke Kedubes Israel



Argentina buka ke publik dokumen serangan ke Kedubes Israel
Presiden Argentina Cristina Fernandez De Kirchner (ANTARA)
 
 
Buenos Aires (CB) - Argentina membeberkan fail-fail yang berhubungan dengan pemboman di luar kedutaan besar Israel di Buenos Aires pada 1992 yang merenggut 29 nyawa dan melukai 200 orang, bunyi sejumlah dokumen yang disiarkan dalam media lokal, Kamis.

Pemerintah telah diperintahkan oleh Mahkamah Agung untuk membeberkan dokumen-dokumen ini ke publik, lebih dari dua dekade setelah terjadi serangan yang masih saja tak terungkap.

Menurut dekrit yang disiarkan dalam koran Official Bulletin, pemerintah telah memerintahkan "deklasifikasi (pembeberan) semua dokumen dan fail intelijen yang berkaitan dengan serangan itu.

Para keluarga korban sejak lama menuntut fail-fail itu diungkap saja dan mahkamah telah meminta Presiden Argentina Cristina Kirchner untuk mendeklasifikasi beberapa item.

Kasus ini ditutup sejak pengadilan memutuskan pada 1999 bahwa para anggota grup militen Hezbollah di Lebanon melancarkan serangan itu, namun tidak seorang pun yang terbukti melakukannya. Kirchner telah menyerukan kasus ini dibuka kembali.

Bulan lalu, pemerintah Argentina telah mendesklasifikasi berkas-berkas dokumen mengenai pembomaman yang tak terpecahkan pada 1994 dan menimpa Pusat Yahudi Buenos Aires yang menewaskan 85 orang dan melukai 300 orang.

Kasus ini dibuka kembali setelah 21 tahun tak terungkap, setelah seorang jaksa diperintahkan untuk membuka kembali penyelidikan kematian yang misterius yang menurut para keluarga adalah pembunuhan.

Dua serangan bom telah memporakporandakan penduduk Yahudi Argentina yang totalnya terbesar di
Amerika Latin dengan sekitar 300.000 orang, demikian AFP.



Credit  ANTARA News

PM Pakistan bertemu Menlu Iran bahas Yaman


PM Pakistan bertemu Menlu Iran bahas Yaman
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (REUTERS/Azad Lashkari)
Perdana Menteri menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan jalan dan cara-cara mengakhiri konflik tersebut sesegera mungkin secara damai."
Islamabad (CB) - Menteri luar negeri Iran pada Kamis bertemu dengan perdana menteri Pakistan serta kepala angkatan darat, yang sangat berpengaruh, dalam upaya menemukan penyelesaian diplomatik atas kemelut di Yaman.

Mohammad Javad Zarif bertemu dengan Perdana Menteri Nawaz Sharif pada akhir kunjungan dua harinya, yang agendanya dipusatkan pada kemelut Yaman saat Washington memperingatkan Teheran tidak mendukung pemberontak Syiah Huthi, lapor AFP.

Zarif dan mitranya dari Pakistan pada Rabu mendesak diadakannya perundingan guna mengakhiri konflik tersebut sementara operasi serangan udara yang dipimpin Arab Saudi telah memasuki minggu ketiga.

Zarif melakukan kunjungan ke Pakistan di saat parlemen negara itu sedang membahas permintaan Riyadh agar Pakistan mengirimkan tentara, kapal dan pesawat-pesawat tempur agar bergabung dengan koalisi pimpinan Saudi untuk membombardir para pemberontak Huthi Syiah di Yaman.

Pakistan sejauh ini menolak permintaan Saudi, negara yang telah sekian lama menjadi sekutu dekatnya.

"Perdana Menteri menekankan pentingnya untuk mempertimbangkan jalan dan cara-cara mengakhiri konflik tersebut sesegera mungkin secara damai," kata pernyataan dari kantor Sharif setelah berlangsungnya pertemuan dengan Zarif.

Riyadh menuding Teheran, kekuatan Syiah utama, memberikan dukungan kepada Huthi namun Zarif bersikeras bahwa pemerintahannya menginginkan krisis tersebut segera berakhir.

Sebelumnya, pada Rabu, Zarif bertemu dengan Jenderal Raheel Shrif, kepala tentara Pakistan, dan membahas "situasi yang berkembang di Timur Tengah", demikian menurut pernyataan militer.

Credit  ANTARA News

Ayatollah Khamenei desak Saudi hentikan "aksi kriminal"-nya



Ayatollah Khamenei desak Saudi hentikan
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei (Reuters)
 
Teheran (CB) - Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, Kamis, mengutuk serangan udara koalisi Arab pimpinan Arab Saudi terhadap milisi Syiah Houthi di Yaman sebagai "aksi kriminal".

"Langkah ini tidak bisa diterima di kawasan ini dan saya mengingatkan mereka mesti menghentikan aksi kriminal di Yaman ini," kata dia dalam laman resminya.

"Pemerintah Saudi mesti mengakhiri sesegera mungkin kejahatan yang mengerikan ini," sambung Khamenei.

Koalisi yang antara lain beranggotakan sembilan negara Arab ini dipimpin oleh Saudi dengan dukungan Amerika Serikat.

Koalisi ini melancarkan ofensif udara pada 26 Maret untuk menghentikan gerak maju milisi Houthi dukungan Iran dan bersekutu dengan pasukan yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh.

Milisi telah menguasai bagian terbesar Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, dan telah memaksa Presiden Abedrabbo Mansour Hadi kabur ke Aden.

"Yang tengah dilakukan pemerintah Saudi di Yaman jelas sama dengan apa yang dilakukan rezim Zionis di Gaza," kata Khamenei.

"Ini pembantaian, genosida dan bisa dituntut secara internasional," kata dia. "Jelas Saudi akan menderita," kata dia tanpa merinci lebih jauh.

Iran yang Syiah dan Saudi yang Sunni saling bersaing di kawasan, dan berpihak berbeda dalam konflik di Suriah. Tehran menyokong Presiden Bashar al-Assad, sedangkan Riyadh mendukung pihak oposisi.

"Kita berbeda dengan Saudi pada berbagai soal politik, namun kita selalu mengatakan mereka telah menunjukkan ketenangan dan martabat dalam hubungan luar negeri mereka," kata Khamenei.

Dia mengutuk dukungan Washington kepada koalisi Arab dengan berkata bahwa "adalah sifat Amerika Serikat untuk mendukung agresor.  Pesawat tempur mereka telah membuat ruang udara Yaman menjadi tidak aman dan mereka tidak menyebutnya intervensi. Sebaliknya, mereka malah menuduh Iran mengintervensi."


Credit  ANTARA News

Swedia bergabung dalam koalisi anti-ISIS


Swedia bergabung dalam koalisi anti-ISIS
Pasukan keamanan Irak dan pejuang Syiah bertempur melawan ISIS di provinsi Salahuddin, Irak (REUTERS/Thaier Al-Sudani)
 
 
Stockholm (CB) - Swedia akan mengirimkan 120 tentaranya ke Irak Utara guna melatih pasukan Irak dan pejuang Kurdi sebagai bagian dari koalisi anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat, kata Menteri Luar Negeri Margot Wallstroem seperti dikutip AFP.

"Pada tahap pertama 35 serdadu akan ambil bagian dalam misi ini namun jumlahnya dapat bertambah menjadi 120," kata Wallstroem kepada kantor berita TT. "Dukungan militer yang ditambah kini dibutuhkan."

Dia menambahkan bahwa serdadu Swedia akan memberikan "nasihat dan pelatihan militer...bukan unit tempur" dan mereka akan fokus pada pasukan Peshmerga Kurdi.

"Kami menjawab permintaan pemerintah Irak...mereka memerlukan segala hal dari pelatihan senjata sampai penyapuan ranjau," kata Wallstroem.

Pasukan Swedia diperkirakan akan tiba Juni mendatang adan akan berada di bawah komando AS.

Koalisi internasional anti-ISIS yang bertempur melawan ISIS di Irak Utara --yang antara lain terdiri dari Kanada, Jerman, Belanda, Denmark, Norwegia dan Finlandia-- sudah berada di sana sejak Agustus lalu dan ikut melancarkan serangan udara ke Irak dan Suriah.


Credit  ANTARA News

Kamis, 09 April 2015

Lemsaneg: Ada Ancaman Pihak Tertentu yang Coba Memonitor Peringatan KAA


Lemsaneg: Ada Ancaman Pihak Tertentu yang Coba Memonitor Peringatan KAA  
Foto: Djoko Setiadi Berjas Hitam (dok. detikcom) 
 
Jakarta   (CB)- Tinggal menghitung hari Indonesia akan menjadi tuan rumah peringatan Konferensi Asia-Afrika. Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) pun siap untuk mengantisipasi ancaman siber yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

"Ya, ada pihak tertentu yang mengadakan kegiatan ikut memonitor rapat-rapat itu. (Mereka) memonitor dengan teknologi. Ancaman ini harus dihadapi juga dengan teknologi. Tidak bisa dihadapi dengan fisik, tidak bisa," ujar Kepala Lemsaneg Djoko Setiadi di Gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (9/4/2015).

Untuk itu Lemsaneg juga sudah mempersiapkan teknologi yang mampu menangkal hal-hal yang tak diinginkan. Lemsaneg juga terus memperbarui teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.

"Saya sebagai pimpinan lembaga itu harus mencari yang terbaik dan mengimbangi perkembangan zaman. Apa yang dipunyai lawan ya kita juga," imbuh dia.

Djoko berharap kegiatan peringatan KAA berjalan dengan lancar. Karena menyangkut nama Indonesia sebagai tuan rumah.

Mengenai ancaman siber sendiri tak hanya dari pihak luar negeri, tetapi juga dalam negeri. Djoko menganggap ancaman siber tak kasat mata karena bukan ancaman fisik, sehingga tak dapat langsung diidentifikasi apakah berasal dari dalam atau luar negeri.

"Sejauh ini belum ada (ancaman signifikan)," pungkas dia.


Credit  Detiknews

KSAU Marsekal Agus Supriatna: Saya Minta Pesawat AS dan Rusia


KSAU Marsekal Agus Supriatna: Saya Minta Pesawat AS dan Rusia (Foto: Rachman Haryanto/detikcom) 
 
 
 
Jakarta  (CB) - Guna mendukung visi pemerintah membangun kedaulatan maritim, TNI Angkatan Udara berencana membeli pesawat-pesawat generasi 4,5, yang merupakan keluaran mutakhir. Ada Sukhoi 35 dari Rusia, JAS-39 Gripen (Swedia), Dassault F1 Rafale (Prancis) dan Boeing-McDonnel Douglas F/A-18E/F Super Hornet (Amerika Serikat).

Pesawat jenis apa yang akan dipilih untuk menggantikan armada jet tempur F-5E/F Tiger II, yang dianggap sudah usang, sejauh ini masih dalam kajian. Tapi karena para pilot TNI AU sudah terbiasa menggunakan produk Amerika dan Rusia, besar kemungkinan produk dua negara itulah yang akan dipilih.

"Kenapa saya minta dua itu, karena sumber daya manusianya, baik air crew maupun ground crew, sudah punya pengalaman menangani Sukhoi dan F-16," kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna saat ditemui majalah detik di ruang kerjanya, Kamis 2 April 2015 lalu itu.

Ia juga mengungkapkan perlunya pesawat angkut personel Hercules atau jenis Airbus 400. SetidaknyaTNI AU butuh 10 Hercules atau 4 Airbus A-400. Pada bagian lain, Agus memaparkan kondisi radar militer yang ada serta hasil investigasi terhadap musibahTim Aerobatik Jupiter di Langkawi, Malaysia beberapa pekan lalu. Berikut ini petikannya:

Selama 69 tahun menjaga kedaulatan negara, apa pencapaian dan rencana pembenahan Angkatan Udara ke depan?

Pembangunan dan pengembangan kekuatan udara bisa berupa penambahan alutsista dan fasilitas pendukungnya, yang tertuang dalam rencana strategis lima tahunan. Sampai akhir 2014, Angkatan Udara sudah berhasil memodernisasi alutsista lebih dari setengah yang direncanakan.

Seperti apa peran dan kesiapan TNI Angkatan Udara di tengah visi Poros Maritim?
Dalam konteks perang modern, paradigma World Maritime Axis harus dipayungi dengan paradigma World Airspace Axis. Penguasaan ruang udara dan kekuatan udara yang memadai sangat penting demi mewujudkan supremasi kekuatan maritim.

Hal ini menjadikan peran TNI AU dalam pertahanan maritim akan sangat menantang. TNI AU harus mampu menghadirkan superioritas udara ke tengah samudra yang melampaui perairan-perairan Tanah Air kita dan mampu melakukan coverage security bagi Angkatan Laut. Artinya, sistem pertahanan maritim bukan hanya butuh AL yang kuat, tapi juga AU yang kapabel.

Terkait hal ini, penetapan Air Defence Identification Zone (ADIZ), yang merupakan wilayah payung perlindungan maritim dan wilayah udara, secara tepat menjadi kepentingan yang sangat mendesak untuk menjaga keseimbangan geostrategik. ADIZ mencantumkan wilayah udara atas daratan dan lautan, di mana identifikasi, lokasi, dan kontrol terhadap pergerakan pesawat diperlukan bagi kepentingan pertahanan dan keamanan.

Tahun ini apa yang menjadi program prioritas?

Sebetulnya yang paling utama itu bagaimana mengimplementasikan kebijakan-kebijakan Panglima TNI. Kan itu sudah jelas sekali dan kita juga melihat dari visi-misi pemerintah, karena kita ingin mengembangkan poros maritim, bahkan sampai pada poros maritim dunia, sehingga saya harus mengembangkan kekuatan udara yang kapabel. Jadi bukan hanya kekuatan angkatan laut saja yang kuat.

Pergerakan apa pun yang ada di bawah ini (darat dan laut), tanpa penguasaan udara di tangan kita, kan sulit untuk bergerak dengan aman. Itulah (kenapa) wilayah udara yang akan kita perkuat. Terutama pertahanan udaranya, radar-radar harus bisa meng-cover seluruh wilayah kita, supaya tidak ada yang mengganggu. Karena yang bisa melihat situasi apa yang paling cepat, itu lewat udara. Kalau udaranya itu kita tutup, kita kawal, kita amankan, tidak mungkin ada yang mau mengganggu.

Sampai saat ini persentase untuk mencapai ideal?

Kalau ditanya yang ideal, yang saya inginkan, seluruh wilayah tertutup. Di-cover oleh radar saya. Pesawat-pesawat tempur, kalau ada yang masuk, (kita) bisa segera mengintersep. Kalau intersep tidak ada, kita harus punya rudal-rudalnya. Itu kalau mau ideal. Tapi kan kita juga harus mau memahami bagaimana anggaran negara kita sehingga ada prioritas kira-kira wilayah mana saja yang sering diganggu atau apa.

Di situlah sepanjang tahun dan sekarang, saya selalu deploy pesawat-pesawat tempur saya. Ada yang di Biak, Tarakan, Aceh. Selalu bergantian di wilayah selatan juga.

Potensi ancaman paling besar itu sekarang apa?

Kalau dikatakan ancaman besar, ya, karena kemampuan kita belum bisa meng-cover semua, yang paling mudah melihat keadaan itu kan dari udara. Kalau misalnya pesawat yang punya jangkauan jarak jauh memfoto, kan itulah yang paling utama.

Minimal kekuatan udara kita harus seperti apa?

Saya inginnya, ada satu flight di Aceh, Medan. Di utara misalnya Tarakan. Di Pontianak sudah ada skuadronnya. Di Papua juga harus ada, baik di Merauke maupun Biak. Begitu juga selatan, perlu banget, seperti di Kupang atau di Bali. Tapi kan kemampuan kita tidak seperti itu.

Berapa besar anggaran belanja peralatan tempur?

 
Kalau itu, tanya ke Kementerian Pertahanan. Yang diajukan tentu banyaklah. Tapi saya tidak bisa mengatakan dapat berapa. Realisasinya tidak usah tanya ke saya. Lihat sendirilah.

Pesawat tempur yang diprioritaskan?

Oh, enggak, saya juga perlu pesawat transportasi. Kalau misalnya saya mengirim satu batalion tempur, itu jelas butuh Hercules, belasan. Minimal sembilan atau 10 pesawat. Kalau kayak A-400 itu, cukup 3 atau 4 pesawat bisa bawa satu batalion tempur. Makanya saya bikin kajian, terus kita kasih ke Kementerian Pertahanan dan, alhamdulillah, mudah-mudahan anggaran pemerintah ada tambahan. Semoga terealisasi dengan cepat.

Tahun ini yang sudah pasti datang?

F-16 akan datang lima kalau tidak salah akhir bulan ini. Mei akan tambah lima lagi dari Amerika. Lalu ada tambahan lagi lima pesawat dari Australia.

Pengganti F-5 nantinya?

Saya sudah buat kajian. Saya minta yang generasi di atas 4,5. Kalau dari Rusia ada Sukhoi 35, kalau dari Amerika ada yang Blok 60 ke atas. Sekarang ada Blok 70. Saya minta itu, Viper. Kenapa saya minta dua itu, karena sumber daya manusianya, baik air crew maupun ground crew sudah punya pengalaman, bagaimana menangani Sukhoi dan F-16

 Kondisi radar udara?

Saat ini radar yang dimiliki belum sepenuhnya dapat meng-cover seluruh wilayah kedaulatan NKRI yang cukup luas, ditambah lagi ada beberapa radar yang teknologi sistem radarnya buatan 1960-an. Kita butuh 32 untuk bisa meng-cover semua. Sekarang sudah ada 22, kurang 10 lagi. Untuk mendukung operasi pertahanan udara pada tahap deteksi dini dan identifikasi, Angkatan Udara bekerja sama dengan radar penerbangan sipil atau military civil coordination.

Dukungan TNI AU terhadap industri pertahanan dalam negeri?

Sejak awal berdiri, Angkatan Udara telah turut menyumbangkan pemikiran dan karyanya dalam industri pertahanan, khususnya di bidang kedirgantaraan dan bidang lainnya. Kita kenal Abdulrahman Saleh, salah seorang pelopor Angkatan Udara. Selain pendiri Angkatan Udara, beliau adalah akademisi, ahli faal Universitas Indonesia. Kita kenal Nurtanio, juga perintis industri pesawat terbang Indonesia. Karyanya cukup banyak, di antaranya Si Kumbang 01 dan 02, pesawat single seater dilengkapi senjata otomatis udara-darat.

Ada lagi Wiweko Soepono, perintis Indonesia Airways, perancang forward facing crew cockpit untuk pesawat berbadan lebar. Rancangannya diterima dan dipakai untuk semua pesawat terbang berbadan lebar di dunia. Sampai saat ini, Angkatan Udara terus berupaya meningkatkan kemampuan dan karya dalam bidang kedirgantaraan. Kami punya Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara, yang terus meneliti, mengembangkan, dan menciptakan teknologi terbaru untuk kebutuhan TNI AU maupun nasional.

Selain pesawat tempur, pesawat sipil ada yang melanggar wilayah udara kita?

Kalau pesawat militer melanggar, itu pasti ada sesuatu. Kalau pesawat militer itu tidak mungkin mau melanggar. Seperti saya pilot pesawat tempur seenaknya masuk wilayah orang, itu sama saja ngajak apa? Nah, mengapa pesawat sipil banyak (melanggar), karena mereka mungkin menganggap saya dulu lewat sini aman, saya dulu lewat sini enggak usah pakai izin juga bisa.

Karena saya juga pernah mengintersep pesawat sipil, ternyata isinya pasukan PBB dari Pakistan. Dia dari Dili langsung saja ke Malaysia, tapi izinnya dari Malaysia ada, dari Singapura ada, dari Thailand ada, tapi dari Indonesia tidak ada. Akhirnya saya tahan di Makassar. Waktu itu pesawat Boeing kita intersep pakai Sukhoi.

Tapi sanksinya tak sebanding dengan biaya mengintersep, ya?

Terkait dengan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing dan sanksi yang diberikan, sebenarnya semua telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Setelah beberapa pengalaman yang kita dapatkan pada tahun lalu, memang ada beberapa hal yang harus dikaji ulang dan dipikirkan bersama menyangkut penindakan, penyidikan, dan sanksi bagi pelanggar, sehingga kejadian pelanggaran wilayah ini dapat dieliminasi.

Kami, TNI AU, ingin memiliki kewenangan menyidik karena saat ini TNI hanya berwenang melakukan penyergapan atau intervensi terhadap pesawat asing yang masuk tanpa izin, sedangkan kewenangan penyidikan ada di Kementerian Perhubungan.

Oh, ya, bagaimana hasil investigasi kecelakaan dua pesawat tim aerobatik Jupiter di Langkawi?

Sebelum berangkat ke Langkawi, JAT (Jupiter Aerobatic Team) telah mempersiapkan diri dengan maksimal. Pesawat laik terbang, penerbang dilatih maksimal untuk mengatasi berbagai kemungkinan. Namun ada hal yang tidak dapat kita jangkau, unpredictable, sesuatu di luar kuasa kita.

Inilah yang disebut musibah. Saya tekankan kepada mereka untuk tidak takut, tidak gentar, dan tidak ragu dalam melanjutkan tugas, sehingga mereka tetap dapat bekerja dengan moril yang tinggi. Pada HUT TNI AU 9 April nanti, mereka akan tampil kembali menghibur masyarakat Indonesia.




 Credit  Detiknews