Kamis, 08 Januari 2015
Terkuak! Korea Utara punya pasukan hacker dan roket nuklir super
CB - Pertikaian di semenanjung Korea mulai memanas lagi. Tepat setelah kasus peretasan Sony Pictures oleh Korea Utara, Korea Selatan menuding negara tetangganya itu mempunyai pasukan militer cyber yang akan menyerang mereka.
Pemerintah Korea Selatan baru-baru ini merevisi perkiraan jumlah pasukan hacker yang dimiliki oleh Kim Jong-un, pemimpin nomor satu Korea Utara. Berdasarkan laporan terbaru mereka, diperkirakan saat ini terdapat 6000 hacker top yang siap melancarkan serangan ke pemerintah dan militer Korea Selatan.
Sebelum kasus peretas Sony mencuat, pemerintah Korea Selatan memang hanya memperkirakan Kim Jong-un hanya memiliki 3000 hacker. Bahkan, Korea Selatan menuding tetangganya itu juga menjadikan organisasi global sebagai target peretasan selanjutnya.
Tudingan itu seakan menjadi kenyataan setelah Korea Selatan mengaku jika reaktor nuklir mereka telah diretas oleh hacker Korea Utara. Akibat serangan hacker itu, beberapa data perusahaan Korea Hydro & Nuclear Power Co dilaporkan dicuri, Daily Mail (06/01).
Untungnya, peretasan tersebut dinyatakan tidak mengancam atau bisa mengambil alih reaktor nuklir Korea Selatan. Data curian hacker pun kemudian diketahui bukan data yang penting.
Selain perkembangan dunia hacking, kemajuan teknologi membuat Korea Utara berhasil mengembangkan roket dan bom radioaktif ke level yang lebih tinggi. Menurut Menteri Pertahanan Korea Selatan, Korea Utara sekarang mampu menghantam tanah Amerika dengan hulu ledak nuklir dengan roket baru mereka.
Apakah pasukan hacker dan roket nuklir akan membuat Amerika melunak saat berhadapan dengan Korea Utara di masa depan?
Credit Merdeka.com
Bos SpaceX Serius Kirim Koloni ke Planet Mars
Sistem transportasi ke Mars bakal diluncurkan tahun ini.
Gambaran koloni di Planet Mars (21stcentech.com)
Bos SpaceX itu menyampaikan hal ini dalam diskusi online bertajuk "Ask Me Anything" dalam media sosial Reddit, melansir Tech Times, Kamis 8 Januari 2015.
Sejauh ini, perusahaan yang berbasis di California, AS itu gencar mengembangkan teknologi untuk mendukung program wisata antariksa. SpaceX belakangan telah memanfaatkan pesawat kargo Dragon dan roket Falcon untuk bisa memasok muatan ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Misi itu merupakan kontrak dengan Badan Antariksa Nasional AS (NASA).
Namun, menurut Musk, sistem antariksa yang dimiliki perusahaannya itu bisa dimanfaatkan untuk misi ke Mars. Sayangnya, ia enggan membeberkan detail rencana sistem transportasi SpaceX untuk koloni Planet Merah itu. Musk berjanji akan mengungkap hal ini pada tahun ini.
Dia berdalih, perusahaan tengah mempelajari perjalanan antariksa dari kargo Dragon dan roket Falcon. "Desain (misi) antariksa kami pada akhirnya akan muncul bersamaan dan akan diluncurkan akhir tahun ini," ujar Musk.
Ia menambahkan, perusahaan telah bekerja keras dengan banyak usaha untuk menciptakan desain yang indah.
Menariknya, ambisi SpaceX ini membuat proyek Mars Colonial Transporter menggunakan mesin roket bekas, kapsul antariksa dan kendaraan peluncur. Misi SpaceX ini bakal memanfaatkan roket Falcon dan pesawat kargo Dragon.
Saat ini, pesawat Dragon mampu membawa 5.200 pon muatan, sedangkan standar muatan untuk kendaraan antariksa yaitu 53 ribu pon. Musk memperkirakan sistem yang mampu membangun fasilitas koloni Mars setidaknya butuh 220.500 pon muatan.
Musk yang juga bos Tesla Motors telah gencar berbicara tentang koloni Planet Mars sejak awal 2007. Ia memproyeksikan koloni Planet Mars dan Bulan bisa terwujud pada tiga dekade mendatang.
Selain SpaceX, perusahaan antariksa swasta lain, Mars One juga berencana membangun koloni ke Planet Merah pada 2025.
Credit VIVAnews
Diduga Potongan Badan & Kokpit AirAsia Berada Dekat Ekor
Badan dan kokpit sangat penting ditemukan
Ekor pesawat AirAsia QZ 8501 (VIVAnews/Harry Siswoyo)
"Fokus pencarian kita tetap mencari dan mengevakuasi korban. Tapi, bagian lain dari pesawat seperti badan dan kokpit pesawat juga harus ditemukan," kata Kepala Basarnas, Marsekal Madya FHB Soelistyo, dalam keterangan resmi kepada wartawan di Kantor Basarnas di Jakarta, Kamis 8 Januari 2015.
Untuk mendeteksi keberadaan badan dan kokpit pesawat, di lokasi pencarian telah disiagakan Kapal Geosurvey dan tim penyelam dari berbagai unsur.
"Ketika kita berhasil mendeteksi benda logam, kita langsung action, tim penyelam akan turun untuk memastikan," kata Soelistyo.
Bagian badan pesawat dan kokpit merupakan bagian penting yang harus segera ditemukan. Sebab, Basarnas menduga banyak korban masih terjebak di dalam badan pesawat.
"Kita akan upayakan secepatnya menemukan dan mengevakuasi. Tapi, kita juga harus memastikan kondisi di lokasi aman dan tidak membahayakan tim penyelam," ujarnya.
Sementara itu, hingga hari ini, tim SAR gabungan belum bisa mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang sudah ditemukan, Rabu kemarin. Ini karena belum ada kepastian posisi kotak hitam pesawat.
Soelistyo mengatakan, saat ini Basarnas masih menunggu izin dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), sebagai lembaga yang berhak mengevakuasi kotak hitam.
Credit VIVAnews
Media Thailand Protes Penenggelaman Kapal, Ini Reaksi RI
Indonesia tegaskan penenggelaman kapal adalah bentuk dari penegakan hukum yang dipakai Indonesia, dan tidak mengamcan kedamaian di kawasan ASEAN (istimewa)
JAKARTA (CB) - Media Thailand, Bangkok Post, dalam editorial-nya memprotes penenggelaman kapal asing pencuri ikan yang dilakukan aparat Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bereaksi keras atas protes itu.
Media Thailand mengaggap penenggelaman kapal asing pencuri ikan oleh Indonesia sebagai langkah salah. Sebab, bisa mengancam keamanan di ASEAN.
"Kami tekankan indonesia memiliki komitmen tinggi sekali terhadap ASEAN, dan juga terhadap adanya suatu keadaan yang aman dan damai di kawasan," kata juru bicara Kemlu, Arrmanantha Nassir, pada Rabu (7/1/2015).
"Perlu ditekankan bahwa tidak akan ada tindakan dari Indonesia yang bertujuan mengganggu keamanan ataupun kestabilan yang ada di kawasan, khusunya ASEAN," lanjut dia.
Menurutnya, apa yang dilakukan Indonesia terhadap pihak asing pencuri ikan merupakan bentuk dari penegakan hukum yang dipakai Indonesia. Pejabat Kemlu yang akrab disapa Tatha ini menegaskan, kerugian yang diderita Indonesia akibat pencurian ikan sangat besar. Menurut data FAO, 14 tahun lalu saja Indonesia menderita kerugian sebesar Rp30 triliun akibat pencurian ikan.
“Dampak dari pencurian ikan besar sekali. Kita kehilangan pajak, dan juga bukan saja mereka yang mengambil ikan kita, tapi mereka juga menggunakan bahan bakar bersubsidi kita. Kita tidak mendapatkan hasil apa-apa,” ujarnya.
Tatha melanjutkan, Indonesia selalu berkomunikasi dengan negara-negara yang kapalnya ditangkap karena melalukan pencurian ikan. “Kita menjelaskan kebijakan kita, dan pada dasarnya mereka mengerti bahwa ini (penangkapan dan peledakan kapal) adalah bentuk dari penegakan hukum kita,” imbuh dia.
“Ke depannya, kita akan terus mengintensifkan komunikasi dengan negara tetangga kita untuk mencari jalan terbaik guna menyelesaikan masalah pencurian ikan. Pada intinya negara-negara tersebut mendukung pemberantasan pencurian ikan di kawasan,” katanya.
Credit SINDOnews
Bantu Cari AirAsia, Rusia Perlihatkan Kekuatan Militer
Sebagaimana diberitakan, Rusia mengirim satu tim yang terdiri dari dua pesawat dan 22 penyelam pada 2 Januari 2015 atas permintaan Wakil Kepala Misi Kedutaan Rusia untuk Indonesia, Alexander Shilin.
Hal itu tentu kontras dengan peristiwa pesawat Malaysia Airlines MH370 rute Kuala Lumpur menuju Beijing, China, yang hilang pada Maret 2014. Rusia tidak mengirimkan tim mencari pesawat tersebut.
Militer Rusia ingin unjuk kekuatan, mengingat negara seperti China dan Amerika Serikat (AS) juga berpartisipasi dalam mencari pesawat QZ 8501 di perairan Kalimantan.
Apalagi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memang berniat memperkuat infrastruktur maritim. Pasalnya, Indonesia acap kali menghadapi pembajakan dan penangkapan ikan yang ilegal.
“Rusia memiliki sejarah panjang bekerja sama dengan Indonesia. Mereka menganggap Indonesia sebagai mitra terdekat di Asia Tenggara,” kata Alexey Muraviev, spesialis pertahanan Rusia di Universitas Curtin, Perth, Australia.
"Ini merupakan bagian dari pendekatan strategis secara keseluruhan dalam mengembangkan hubungan dengan Indonesia,” sambungnya, sebagaimana dilaporkan Bloomberg,
Credit Okezone
Militer Rusia Terima 30 Kendaraan Lapis Baja Baru Typhoon-K
Kendaraan ini memiliki berat 25 ton, dilengkapi dengan mesin 450 tenaga kuda dengan transmisi otomatis, dan dapat mengangkut 16 tentara. Foto: Vitaly Belousov/RIA Novosti
CB - Sebagai bagian dari program pengembangan kendaraan militer Rusia hingga 2020, pasukan Rusia telah menerima 30 kendaraan lapis baja pengangkut personel yang baru, Typhoon-K, yang diproduksi oleh perusahaan Kamaz.
MRAP merupakan kendaraan lapis baja beroda tinggi
yang didesain khusus untuk melindungi pasukan dan kargo dari ranjau
darat dan bom serta dapat menahan tembakan musuh jika terjadi
penyergapan. Di arena perang yang sesungguhnya, truk semacam ini selalu
menjadi sasaran empuk, sehingga tak mungkin digunakan dalam jumlah
besar.
Jumlah korban yang sangat banyak dalam Perang Chechnya
begitu mengejutkan, sehingga para jenderal Rusia menuntut dibuatnya
kendaraan yang dapat melawan pasukan militer yang tidak teratur
(gerilya). Pengalaman perang
di Georgia pada 2008 menguatkan kebutuhan akan kendaraan tersebut.
Lalu, pada 2010 muncul wacana untuk mengembangkan kendaraan lapis baja
terpadu sebagai bagian dari Program Pengembangan Kendaraan Militer Rusia 2020.
Proyek tersebut langsung disambut baik oleh sejumlah
perusahaan terkemuka Rusia dari bidang sains dan industri. Pasukan Rusia
telah menerima kendaraan lapis baja Ural-63095 yang diproduksi UVZ dan
pada akhir 2014 mereka menerima 30 kendaraan Typhoon-K buatan Kamaz.
Kendaraan baru ini memiliki perlindungan level 6a, perlindungan
tertinggi menurut klasifikasi Rusia yang bahkan melebihi standar.
Sementara berdasarkan klasifikasi STANAG milik NATO
yang lebih terkenal secara internasional, perlindungan kendaraan ini
berada di antara level 3b dan 4. Typhoon-K dijamin mampu menahan ledakan
di bawah roda atau di bawah badan utama dengan kekuatan setara dengan
delapan kilogram bahan peledak tinggi (HE). Saat diuji, kendaraan ini
berhasil melindungi manekin uji dari HE berkekuatan sepuluh kilogram.
Perwakilan dari Kamaz menjelaskan, lapisan badan kendaraan terbuat dari
kombinasi baja dan keramik, sehingga mampu menahan serangan dari peluru
penembus lapis baja B-32, yang berarti sudah memenuhi persyaratan
perlindungan kelas 4 STANAG.
Untuk mengurangi efek ledakan pada awak dan pasukan
kendaraan, tempat duduk di dalam kendaraan ini terhubung ke atap. Selain
itu, kabin kendaraan dilengkapi dengan perangkat HLF-100 yang dapat
menyaring semua udara eksternal.
Kendaraan ini memiliki berat 25 ton, dilengkapi
dengan mesin 450 tenaga kuda dengan transmisi otomatis, dan dapat
mengangkut 16 tentara. Kabin dilengkapi dengan dua layar yang dapat
digunakan untuk mengemudi jika kaca depan rusak. Selain itu, kendaraan
ini juga memiliki sistem informasi tindakan dan kontrol Gals-D1M untuk
memantau dan mengatur operasi mesin, menghitung putaran, kemiringan,
jalan, kecepatan, dan lokasi kendaraan. Suspensi hidro-pneumatik
independen memungkinkan pengemudi untuk mengubah jarak ke tanah dalam
rentang 400 mm menggunakan remot kontrol. Lima kamera video memungkinkan
pengemudi untuk terus mempertahankan penglihatan 360 derajat dan
memantau kondisi kendaraan.
Kendaraan ini menggunakan kaca tahan peluru unik yang
dikembangkan oleh Magistral Ltd. Selama pengujian yang dilakukan di
Institut Penelitian Baja, kaca ini mampu menahan KPV kaliber 14,5 mm
yang ditembak dari jarak tiga inci. Sementara, transparansi kaca adalah
mencapai 76 persen, sesuai dengan standar terbaik dunia.
Typhoon baru saja diproduksi untuk tahap pertama dan beberapa
jenis kendaraan khusus lain sedang disiapkan berdasarkan rancangan
Typhoon-K. Tak lama lagi, Kamaz akan memproduksi Kamaz-63969 yang
memiliki landaian samping dan pistol kendali jarak jauh.Credit RBTH Indonesia
Pemburu Kembaran Bumi sudah Temukan 1.004 Planet
Pesawat Luar Angkasa Kepler (Dok. Wikipedia)
Pencapaian terbaik sejauh ini bagi Kepler adalah penemuan delapan eksoplanet baru yang mirip dengan Bumi. Pesawat sekaligus teleskop ini tercatat telah menemukan setengah dari seluruh eksoplanet yang kini diketahui dan angkanya diperkirakan masih akan terus bertambah.
Teleskop ruang angkasa ini telah melihat 3.200 kandidat planet lainnya dan sebanyak 90 persennya bakal terkonfirmasi.
Bagaimana dengan delapan planet mirip Bumi itu? Kepler merekamnya sebagai planet yang kecil, penuh batu, berair, tapi dengan kondisi temperatur yang ramah untuk didiami, dengan kata lain sangat mirip Bumi.
Meski begitu, dari delapan, dua planet memiliki karakteristik yang lebih dekat dengan Bumi. Begitu penjelasan tim Kepler di pertemuan tahunan American Astronomical Society di Seattle, 6 Januari lalu.
"Kepler memang didesain untuk menemukan analogi-analogi Bumi ini dan kita selalu tahu bahwa hasil yang paling menarik akan terjadi pada akhirnya," kata Natalie Batalha dari Ames Research Center NASA di Moffett Field, California, seperti dikutip oleh Space.com.
Kepler adalah proyek senilai US$ 600 juta yang diluncurkan pada Maret 2009. Misinya adalah mencari tahu ada berapa banyak planet seperti Bumi di galaksi Milky Way.
Kepler bekerja dengan metode transit. Ia mengamati tanda-tanda kecerahan pada sebuah kandidat planet ketika ia melintas di muka bintang induknya. Tapi instrumen di Kepler harus melakukan observasi berkali-kali, untuk menandai sebuah kandidat planet.
Lantas ilmuwan di Bumi mempelajari dataset yang dikirimkan oleh Kepler untuk mengkonfirmasi bahwa kandidat-kandidat itu layak dikategorisasikan sebagai planet.
Credit CNN Indonesia
Panglima TNI Pimpin Pengangkatan Ekor Pesawat AirAsia QZ8501
AFP PHOTO / BASARNAS This handout image released by Indonesia's National Search And Rescue Agency (BASARNAS) on January 7, 2015 shows images believed to be of wreckage of ill-fated AirAsia flight QZ8501, photographed by divers working in the Java Sea. Indonesia said on January 7, 2015 it had found the tail of AirAsia Flight QZ8501, potentially marking a major step towards locating the plane's black boxes and helping shed light on what caused it to crash into the sea ten days ago. AFP PHOTO / BASARNAS
PANGKALAN BUN, CB - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kembali mendatangi posko utama pencarian jenazah penumpang dan kru AirAsia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).
Moeldoko akan memimpin langsung proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 yang ditemukan di Selat Karimata, Rabu (7/1/2015).
"Prioritas hari ini, Saya akan pimpin sendiri pengangkatan ekor pesawat," kata Moeldoko di Lanud Iskandar.
Moeldoko beralasan, ekor pesawat merupakan bagian penting dari tubuh pesawat. Pasalnya, di ekor tersebut kotak hitam (black box) pesawat AirAsia QZ8501 berada. Black box menyimpan Flight Data Recorder (FDR) dan Voice Data Recorder (VCR) yang berisi data penerbangan dan percakapan pilot sebelum kecelakaan terjadi.
"Nanti Pangarmabar (Panglima Armada Wilayah Barat) yang akan melaporkan rencana detailnya. Setelah saya setujui, kita akan lakukan aksi di lapangan," katanya.
Moeldoko menjelaskan, ada sejumlah kendala yang akan dihadapi penyelam TNI Angkatan Laut dalam upaya pengangkatan ini, diantaranya tekanan arus bawah laut antara 2-5 knot, dan kondisi air yang tidak jernih sehingga jarak pandang penyelam nol meter.
Selain itu, kemampuan balon yang terdapat pada subsurface vehicle kurang lebih hanya sekitar 10 ton.
"Mudah-mudahan nanti beban yang ada tidak melebihi itu," katanya.
Untuk mempermudah proses pengangkatan itu, Moeldoko mengatakan, pihaknya akan menyiapkan satu kapal pontoon yang telah dilengkapi crane. Kapal tersebut diharapkan dapat segera merapat ke lokasi ditemukannya ekor pesawat sehingga dapat segera terangkat.
Credit KOMPAS.com
Apa kicauan "Charlie Hebdo" sebelum diserang?
Kicauan itu diberi kalimat pengantar "Ngomong-ngomong, salam hangat."
Kartun dengan sosok Al-Baghdadi sedang memberi pidato dituliskan dengan narasi kira-kira "Untuk kamu juga, Al-Baghdadi." Dan pemimpin ISIS itu dinarasikan berkata "Terutama untuk kesehatanmu."
Di jejaring sosial, majalah ini mendeskripsikan dirinya sebagai "koran yang tidak bertanggungjawab".
Di edisi terbarunya pekan ini "Charlie Hebdo" menampilkan novel provokatif karya Michel Houellebecq berjudul "Submission" yang membuat satire Perancis sedang dipimpin oleh seorang presiden yang Muslim.
The Guardian melaporkan bahwa editor "Charlie Hebdo", Stéphane Charbonnier, telah menerima ancaman pembunuhan dan hidup dalam perlindungan kepolisian sejak itu.
Ia selalu berkeras bahwa kartun Nabi Muhammad adalah kesenangan yang tidak berbahaya, meskipun ia sadar bahwa Islam melarang gambar Muhammad dipublikasikan karena diyakini aksi demikian masuk kategori asusila.
Charbonnier alias Charb telah menjadi editor sejak tahun 2009. Ia dikabarkan tewas dalam aksi penyerangan yang terjadi pada Rabu pagi.
Credit ANTARA News
Markas majalah "Charlie Hebdo" Paris diserang, 11 orang tewas
Korban yang tewas itu meliputi sembilan orang jurnalis dan dua polisi, kata Rocco Contento, juru bicara polisi setempat.
Rocco juga menjelaskan bahwa penyerang berjumlah empat orang. Mereka memasuki kantor "Charlie Hebdo" pada pukul 11.30 siang waktu Paris, membawa pistol dan Kalashnikov.
"Mereka menembaki semua orang, itu adalah aksi pembantaian," kata dia seperti dikutip harian Libération.
Aksi ini merupakan reaksi terhadap publikasi "Charlie Hebdo" yang beberapa kali menampilkan gambar karikatur Nabi Muhammad dengan nada menghina.
Rekam jejak majalah mingguan "Charlie Hebdo", sebagaimana dikutip dari The Guardian, halaman utama dengan gambar karikatur Nabi Muhammad tertulis sebagai editor majalah "Charia Hebdo" dan berkata "hukum cambuk 100 kali bila Anda tidak mati tertawa".
Edisi spesial yang dirilis pada November 2011 ini memantik aksi bom api di kantor majalah "Charlie Hebdo".
Bom dengan bensin itu merusak perkantoran di Paris, laman resmi majalah itu juga diretas, dan pekerja majalah diancam akan dibunuh.
Namun enam hari kemudian, seolah jauh dari kata kapok, majalah ini merilis gambar karikatur seorang kartunis "Charlie Hebdo" yang sangat bernafsu mencium seorang pria berjenggot di depan gedung yang rusak akibat aksi bom.
Judul yang dipilih kali itu adalah "L’Amour plus fort que la haine" (Cinta lebih kuat daripada kebencian).
Kurang dari setahun setelah insiden itu, "Charlie Hebdo" mempublikasi beberapa karikatur menghina Nabi Muhammad.
Akibat edisi "Charlie Hebdo" itu, Pemerintah Prancis sempat meminta agar redaksi tidak meneruskan publikasi tersebut. Tapi permintaan itu ditolak, dan Prancis terpaksa menutup kantor kedutaan serta sekolah-sekolah di 20 negara akibat khawatir dengan keselamatan warganya di luar negeri.
Credit ANTARA News
Rabu, 07 Januari 2015
Anggaran Relokasi Pangkalan Udara AS di Futenma Jepang 150 Miliar Yen
Markas pangkalan angkatan udara Amerika Serikat di Futenma Okinawa, Jepang.
CB, TOKYO - Anggaran relokasi pangkalan udara militer Amerika Serikat di Futenma Okinawa ke luar wilayah itu membengkak menjadi 150 miliar yen dan tanggal 14 Januari 2015 dan akan diputuskan dalam rapat di pemerintahan Jepang. Demikian ungkap koran Mainichi Shimbun, Rabu (7/1/2015). Gubernur Okinawa yang baru terpilih November tahun lalu, Onaga Yushi--didukung kuat oleh Partai Komunis Jepang--menentang pangkalan Amerika Serikat di Okinawa. Hal ini semakin menyulitkan pemerintahan pusat untuk relokasi pangkalan militer Amerika yang ada di Okinawa.
Di sisi lain, anggaran promosi Okinawa pada tahun 2003 tercatat 379,4 miliar yen dan diperkirakan kuat akan terus berkurang.
Pada rencana awal pemerintah Jepang mencadangkan 5,3 miliar yen untuk relokasi tersebut. Lalu Juli 2014 naik menjadi 14,2 miliar yen. Kemudian muncul anggaran tambahan 54,5 miliar yen, dan tahun ini bertambah lagi anggaran relokasi dengan 74 miliar yen, sehingga total keseluruhan menjadi sekitar 150 miliar yen.
"Anggaran Okinawa terkait di masa depan, akan bergeser ke basis-basis yang terkait dari hal promosi ke hal-hal misalnya terkait pengadaan sistem keamanan pemerintah di Okinawa," papar sumber Tribunnews.com pagi ini di pemerintahan Jepang.
Pemerintahan PM Jepang Shinzo Abe di masa lalu dengan mantan Gubernur Nakai Masahiro telah berjanji untuk mengamankan anggaran hingga sekitar 300 miliar yen bagi Okinawa.
Yoshihide Suga Sekretaris Kabinet Sementara mengungkapkan untuk mempertahankan tingkat ini bahkan setelah pemilihan gubernur sebagai "janji pemerintah".
Pangkalan udara Militer AS Futenma Air Station di Perfektur Okinawa Kota Ginowan merupakan pangkalan udara yang dianggap masyarakat setempat mengganggu ketenangan masyarakat sekitarnya dengan kesibukan pesawat militer dan operasinya di tengah kota itu.
Akhirnya upaya relokasi diumumkan pada tahun 1996. Pada tahun 2006 diputuskan untuk pindah ke daerah pesisir Nago Henoko. Administrasi Abe mempromosikan Henoko sebagai tempat relokasi dari sudut pandang memperkuat aliansi Jepang-AS. Menanggapi itu mantan Gubernur Okinawa Nakai Masahiro telah menyetujui sampai akhir tahun 2013.
Opini publik tetap menolak relokasi tersebut. Lalu pada bulan November 2014 gubernur baru yang didukung kuat partai Komunis Jepang, Onaga Takeshi berhasil menang dalam pemilu dan menentang relokasi tersebut karena masih di dalam Perfektur Okinawa. Kini upaya pemerintah pusat Jepang di Tokyo akan lebih sulit lagi dalam negosiasi dengan pemda Okinawa di masa depan.
Credit TRIBUNNEWS.COM
Panglima TNI Ungkap Pembaruan Kapal Perang 2015-2019
"Stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara kian rumit."
Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko,
menginspeksi prajurit TNI Angkatan Laut di Dermaga Ujung, Komando Armada
RI Kawasan Timur, Surabaya, 6 Januari 2015. (Pusat Penerangan TNI)
“Untuk menghadapi semua tantangan yang berkembang, TNI AL telah memiliki perencanaan mid-life update terhadap sistem senjata yang esensial untuk tidak memberatkan di masa mendatang,” kata Panglima di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 6 Januari 2015.
Mid-life update adalah pemeliharaan atau renovasi yang dirancang untuk memperluas kegunaan dan kemampuan alat utama sistem persenjataan militer. Biasanya hampir semua instrumen kapal perang digantikan, CMS (command management system) maupun sistem pendorong.
Biasanya dalam program mid-life update di banyak Angkatan Laut dunia, kapal yang menjalani fase itu akan mendapatkan teknologi CMS yang setara dengan kapal perang yang lebih baru. Pertimbangannya adalah agar lebih menguntungkan dari sisi logistik dalam hal pemeliharaan, juga lebih memudahkan dalam interoperabilitas.
Namun, sebagaimana dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI, Panglima menegaskan bahwa mid-life update adalah sebagian dari skenario modernisasi alutsista. “Yang bentangnya dari sekarang (tahun 2015) hingga 15 tahun mendatang,” tuturnya.
Menurut dia, awal 2015 hingga 2019 adalah babak baru keberlanjutan pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI. Hal itu sudah disusun dalam kerangka kebijakan Minimum Essential Force, yang ditujukan guna mengamankan kepentingan nasional.
“Implementasinya harus melalui tahapan Fiscal and Program Guidance, yang merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan kekuatan, karena merupakan penghubung antara ends dan means untuk mendapatkan available forces,” kata Panglima.
“TNI telah menetapkan Renstra (Rencana Strategis) Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista 2015-2019 dan Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019 sebagai upaya mengeliminasi potensi disparitas (kesenjangan),” Panglima menambahkan.
Panglima juga menyampaikan bahwa pemberlakuan ASEAN Political Security Community bersamaan dengan ASEAN Maritime Forum. Kondisi itu menuntut Indonesia menjadi pemain yang aktif, sebab ASEAN Maritime Forum akan lebih banyak memainkan aspek operasional yang membutuhkan penggunaan instrumen militer.
“Dalam hal ini Angkatan Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan penangkalan dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara, yang kian rumit dalam tahun-tahun ke depan,” ujarnya.
Credit VIVAnews
Ditemukan 8 Planet Baru yang Mirip Bumi
Ilustrasi (REUTERS/ESO)
Delapan 'Bumi' baru tersebut diyakini menyimpan cairan air yang dianggap sebagai kunci utama yang harus difokuskan ketika ingin mencari potensi kehidupan di luar Bumi.
Delapan planet asing tersebut ditemukan tengah mengorbit jauh dari matahari dan mengelilingi bintang mereka dalam zona di mana mereka menerima cahaya matahari sebanyak Bumi.
Planet tersebut diprediksi tidak terlalu panas atau tudak terlalu dingin. Apabila mereka terkena panas terlalu banyak dari bintang, elemen air dipercaya bisa langsung menguap, sedangkan jika panas yang diterima terlalu sedikit, maka air akan membeku.
|
Berdiameter 12 persen lebih besar dari Bumi, Kepler-438b diyakini para peneliti cenderung punya permukaan penuh batu sekitar 70 persen. Planet ini menerima 40 persen cahaya lebih banyak daripada Bumi, menjadikannya semakin berpeluang 70 persen mampu menampung kehidupan.
Sedangkan Kepler-442b memiliki ukuran sepertiga lebih besar dari Bumi dan kecenderungan permukaan bebatuannya sekitar 60 persen.
"Sebagian besar planet ini punya peluang bagus untuk menjadi seperti Bumi karena permukaannya yang berbatu," ujar pemimpin penelitian Guillermo Torres, dilansir The Telegraph.
Peneliti lainnya, David Kipping menambahkan, "kami belum tahu secara jelas apakah planet dalam sampel kami ini betul-betul bisa dihuni atau tidak. Kami hanya bisa mengatakan mereka semua berpotensi."
Satu-satunya cara membuktikan kebenaran prediksi para ilmuwan ini adalah dengan mengunjungi langsung planet-planet baru tersebut.
Kepler-438b berlokasi 470 juta tahun cahaya dari Bumi, sementara lokasi Kepler-442b lebih jauh, yaitu 1.100 juta tahun cahaya.
Planet baru tersebut ditemukan menggunakan teleskop Kepler yang diluncurkan pada Maret 2009 oleh badan antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA). Teleskop ini memang dimanfaatkan untuk mencari planet baru yang layak huni.
Hasil temuan ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Astronomical Society di Washington DC, AS, dan telah dipublikasikan di Astrophysical Journal.
Credit CNN Indonesia
Beda Alat Pencari Black Box Air Asia dan Adam Air
Pesawat AirAsia A320 bersiap mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Maret 2013. ADEK BERRY/AFP/Getty Images
CB, Jakarta - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya F.H. Bambang Soelistyo menyatakan tim SAR Indonesia membutuhkan alat bernama manned submersible vehicle (MSV) untuk mencari kotak hitam pesawat Air Asia QZ8501 di Selat Karimata. Soelistyo menilai alat ini lebih mumpuni untuk mencari black box karena memiliki beberapa keunggulan.
"Saya butuh yang berawak. Supaya rescuer kami kayak nyetir," kata Soelistyo di kantornya, Senin, 5 Januari 2014. Soelistyo menjelaskan ada dua jenis alat pengamatan bawah laut. Satu yang dengan awak atau MSV, dan kedua yang tanpa awak atau unmanned submersible vehicle.
Alat penyelam tanpa awak disebut juga dengan remotely operated vehicles (ROV) atau robot bawah air. Alat penyelam ini pernah digunakan ketika mencari kotak hitam pesawat Adam Air yang mengalami kecelakaan di perairan Majene, Sulawesi.
Di lokasi pencarian Air Asia, saat ini ada enam kapal yang memiliki ROV dan berusaha menurunkan alat itu untuk mencari obyek bawah laut yang diduga kuat sebagai bagian besar pesawat. Kapal-kapal itu antara lain adalah Kapal Barunajaya I milik BPPT, RSS Swift dan RSS Supreme dari Rusia, kapal Cress Onix yang berisikan tim dari Rusia, Kapal Jala Daya yang berisikan tim KNKT, dan Kapal MGS Geosurvey.
Namun kondisi arus bawah laut yang sangat kencang menghalangi misi pencarian. "ROV baru bisa bekerja stabil dan maksimal kalau arus di bawah satu knot," kata Soelistyo. Satu knot sama dengan 0,5 meter per detik. Sedangkan arus bawah di perairan Pangkalan Bun, mencapai 2-4 knot (1-2 meter per detik).
Karena itu, MSV jauh lebih unggul digunakan dengan kondisi arus bawah laut yang kencang karena berukuran besar. Alat ini, menurut Soelistyo, juga mampu menyelam hingga kedalaman lebih dari 5 kilometer.
Credit TEMPO.CO
Bagian Ekor AirAsia QZ8501 Ditemukan
Kompas.com/Robertus Belarminus Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo dalam konferensi pers di Kantor Basarnas, Jakarta. Kamis (1/1/2015).
JAKARTA, CB — Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo mengatakan, bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 telah ditemukan. Tim pencari menemukan obyek tersebut pada Rabu (7/1/2015) pukul 05.00 WIB.
"Pukul 5 pagi, Geo Survei menemukan obyek lainnya. Bagian ekor sudah ditemukan dan dikonfirmasi di sektor prioritas tambahan kedua," ujar Soelistyo di Kantor Basarnas, Jakarta, Rabu siang.
Soelistyo mengatakan, bagian ekor pesawat ditemukan oleh Kapal Geo Survei di area tambahan dari sektor prioritas dua. Setelah obyek ditemukan, tim pencari langsung menurunkan remotely operation vehicle (ROV) ke dasar laut untuk mengambil gambar. Selain itu, tim penyelam pelopor pun diturunkan untuk mengonfirmasi obyek tersebut pada pukul 10.00 WIB.
"Cuaca laut di sana bersahabat, maka diperintahkan untuk diselami oleh penyelam pelopor. Pukul 10.30 WIB, kita dapat laporan hasilnya," kata Soelistyo.
Soelistyo merasa yakin potongan tersebut merupakan bagian dari badan pesawat AirAsia yang hilang itu karena ada kesamaan ciri pada obyek yang ditemukan dengan pesawat yang dicari. Ia mengatakan, ada tulisan PK-AXC pada obyek tersebut yang disinyalir merupakan kode pesawat dan juga tanda titik dari huruf "i" dalam tulisan "AirAsia". "Maka, saya pastikan ini bagian ekor pesawat," ujar dia.
Credit KOMPAS.com
Di Balik Bantuan Asing Cari AirAsia QZ8501
Tidak semua negara memiliki motif kemanusiaan.
Pesawat amfibi Rusia bantu proses evakuasi AirAsia (Foto: VIVAnews/Ikhwan Yanuar) (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)
CB -
Dua pesawat Rusia mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, pada Sabtu, 3
Januari 2015. Kementerian Darurat Negeri Beruang Merah itu sengaja
mengirimkan dua pesawat untuk membantu Indonesia mengevakuasi jasad dan
bangkai AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata pada
Minggu, 28 Desember 2014.
Menurut perwakilan Kementerian Darurat Rusia, Alexander Drobyshevsky, pemerintahnya mengirimkan jet amfibi Beriev (BE)-200
dan Illyushin. Namun, yang digunakan untuk proses evakuasi hanya
pesawat amfibi. Selain pesawat, Rusia juga mengirimkan 22 penyelam
tangguh, 24 tim penyelamat, satu dokter, dan dua asisten medis.
Menurut Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya FHB Soelistyo di
kantornya, jet tempur milik Rusia bisa diandalkan untuk menemukan
bangkai pesawat tipe Airbus A320-200 itu. Kehadiran BE-200 sudah mencuri
perhatian publik sejak awal. Sebab, pesawat tetap bisa mendarat di laut
kendati gelombang setinggi 1,5 meter menghalangi proses pencarian.
Rusia menjadi negara ke-10 yang ikut serta dalam misi kemanusiaan
evakuasi AirAsia tujuan Surabaya ke Singapura. Bahkan, mereka tidak
mempermasalahkan, walau seteru abadinya, Amerika Serikat, sudah lebih
dulu ikut upaya pencarian itu.
Selain AS, beberapa negara sudah resmi bergabung. Mereka antara
lain Singapura, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan,
Prancis, Jepang, Inggris, Uni Emirat Arab, dan terbaru Tiongkok.
Berdasarkan informasi yang diterima VIVAnews Selasa, 6 Januari 2015 dari Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta, Negeri Tirai Bambu mengirimkan satu kapal dan tiga ahli di bidang penerbangan.
"Pagi ini (Selasa) tiga ahli sudah tiba di Bandara Soekarno-Hatta
dan seharusnya kini telah menjejakkan kaki di Pangkalan Bun, Kalimantan
Tengah," ungkap pejabat Kedubes Tiongkok melalui telepon.
Sementara itu, kapal yang dikirim bernama "Nan Hai Jiu 101" telah
berangkat pada 5 Januari 2015 dan dijadwalkan tiba di perairan Indonesia
empat hari kemudian. Total, terdapat 12 negara yang ikut serta membantu
Indonesia dalam tim SAR multinasional ini. Walaupun yang mengirimkan
alutsista sembilan negara.
Sisanya membantu dengan mengirimkan tim Disaster Identification
Victim (DVI) yang berfungsi mengenali jenazah dan tim untuk menyelidiki
isi pembicaraan di kotak hitam. Inggris dan Prancis, termasuk negara
yang secara khusus mendatangkan ahli untuk membantu anggota Komisi
Nasional dan Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam menyelidiki isi
rekaman di kotak hitam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir,
mengatakan, sembilan negara di antaranya telah diberikan izin melintas
oleh Pemerintah RI. Untuk itu, mereka legal beroperasi di Indonesia.
Maka, sejak satu pekan terakhir, wilayah perairan sepanjang Laut
Jawa hingga ke Selat Karimata tiba-tiba penuh dengan kapal-kapal asing.
Begitu pula dengan wilayah udara. Pihak asing seolah berlomba-lomba
membantu Indonesia untuk mengevakuasi jasad dan bangkai pesawat AirAsia
QZ8501.
Padahal, sebelumnya, Basarnas secara terbuka hanya meminta bantuan kepada tiga negara yakni Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Soal banyaknya bantuan asing yang datang menghampiri Indonesia, Bambang mencoba menyikapi secara bijak.
"Semua yang hadir di daerah operasi itu awal mulanya adalah
keinginan mereka untuk membantu kita," ungkap Bambang di kantornya,
Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa.
Sementara itu, Deputi Bidang Operasi Basarnas, Mayor Jenderal
Tatang Zaenudin, menyebut, semua bantuan kapal dan pesawat asing itu dikendalikan langsung oleh institusinya.
"Saya harus mengendalikan pesawat-pesawat dari negara asing," ungkap Tatang.
Karena kewajibannya itulah, dia mengaku tidak bisa berlama-lama
menyampaikan keterangan pers. Dia mengatakan, Basarnas terus berpacu
dengan waktu.
"Ini permasalahannya berhitung dengan waktu. Pesawat hitungannya detik, kapal hitungannya jam," kata dia.
Motif Tersembunyi
Namun, apakah bantuan asing itu benar-benar diberikan kepada
Indonesia atas dasar solidaritas? Di mata pengajar program studi
Hubungan Internasional Universitas Padjajaran, Teuku Rezasyah, negara
asing tidak sepenuhnya bertujuan membantu Indonesia. Pria yang akrab
disapa Reza berpendapat, di balik rasa solidaritas itu, ada motif
tersembunyi.
"Tentu hidup dalam era globalisasi seperti sekarang, semua negara
harus bermitra satu sama lain. Tetapi, jujur lautan Indonesia merupakan
lokasi yang strategis. Bisa jadi, melalui misi ini mereka ingin pamer
kekuatan atau ingin mengeksplorasi laut kita," papar Reza yang dihubungi
VIVAnews pada Selasa, 6 Januari 2015.
Dia menambahkan, melalui misi ini, masing-masing negara seolah-olah
ingin menunjukkan alutsista terbaik milik mereka. Dengan begitu, maka
secara tidak langsung bisa membuat otoritas pertahanan di Indonesia
ngiler dan akhirnya membeli alutsista tersebut.
Analisis Reza itu seolah menjadi kenyataan ketika Panglima TNI,
Jenderal Moeldoko melontarkan pujiannya terhadap kemampuan alutsista
milik Negeri Paman Sam. Hari ini, Moeldoko berkesempatan menjajal
helikopter Seahawk untuk memantau proses evakuasi korban dan pesawat
AirAsia di Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng. Moeldoko
juga tidak bisa menyembunyikan kekagumannya ketika berkunjung ke atas kapal militer penghancur, USS Sampson.
"Kita ngiler lihat alutsista mereka. Ada heli flipper. Luar biasa untuk alutsista kita, terutama TNI AL," ujar Moeldoko.
Bahkan, dia tidak segan mengungkapkan ketertarikannya untuk melengkapi kekuatan AL Indonesia dengan helikopter tersebut.
Pesawat Rusia, BE-200, kabarnya juga tengah dilirik oleh Pemerintah
Indonesia. Sebab, dapat membantu untuk mengamankan kedaulatan NKRI dari
aksi pencurian ikan.
Sementara itu, motif eksplorasi laut, ungkap Reza, diwujudkan
dengan melakukan pemetaan bawah air atau hidrografis. Hal tersebut,
menurut analisis Reza, bisa dilakukan ketika AL asing menurunkan
perangkat-perangkat di laut dangkal milik Indonesia.
"Data-data seperti pergeseran arus laut sangat bermanfaat bagi
penyelaman AL mereka, misalnya jika mereka ingin mengerahkan kapal
selam. Belum lagi di wilayah perairan lokasi jatuhnya pesawat terdapat
tiga arus air yakni atas, bawah dan tengah. Hal itu jarang ditemui di
tempat lain," ujar Reza.
Pihak asing juga bisa mempelajari latihan penyelaman, pengerahan
kapal dan koordinasi antara Basarnas dengan pihak lain di Indonesia,
termasuk TNI. Reza menyimpulkan, misi tersebut layaknya laboratorium
bagi pihak asing, karena momentum semacam ini tidak selalu terjadi.
Menurut pria yang juga kakak Duta Besar RI untuk Kanada itu,
idealnya dalam proses evakuasi, Basarnas bekerja sendiri dan tidak
didampingi pihak asing. Reza berpendapat, kemampuan Basarnas sudah
diakui dunia, bahkan sejak awal pesawat dinyatakan hilang kontak, mereka
sudah mengetahui titik lokasinya.
"Aspek asing bisa membantu dan dinilai lebih netral dalam proses identifikasi jenazah penumpang," ujarnya.
Bantuan dari negara asing, kata Reza, bisa ditolak tanpa merusak
hubungan bilateral kedua negara. Asal, dilakukan sejak awal dan pemimpin
nasional bertindak tegas.
"Kita bisa memberikan laporan perkembangan dan rencana aksi hingga
satu bulan kepada pihak asing. Lalu, tunjukkan bagaimana sirkulasi kapal
dan pesawat beroperasi setiap hari. Jika ada informasi itu, mereka akan
mengerti," kata Reza.
Siagakan Intel
Namun, Basarnas sudah kadung membuka tangan lebar dan menerima
bantuan asing. Lalu, bagaimana cara mencegah pihak asing mengambil
keuntungan dari misi ini? Dalam wawancara dengan tvOne pada
Minggu lalu, Pangkoops Angkatan Udara, Marsekal Muda, Agus Dwi Putranto,
menyebut TNI turut mengawasi seluruh armada asing yang ikut dalam
operasi AirAsia.
Bahkan, Agus menyebut TNI turut mengerahkan intelijen untuk mengawasi semua pergerakan kapal, helikopter dan pesawat negara asing di lokasi pencarian AirAsia.
"Mereka hanya diperbolehkan beraktivitas di area yang telah ditentukan," tegasnya.
Namun, Reza meragukan kemampuan yang digunakan oleh intelijen TNI.
Sebab, rata-rata alutsista yang digunakan oleh asing sudah melampaui
alutsista yang digunakan oleh Indonesia.
"Apakah mereka bisa mengetahui misalnya ketika ada operasi diam
yang dilakukan oleh pihak asing yang tengah memasang radar bawah laut
dan tidak terdeteksi oleh sonar. Apakah intelijen TNI sanggup untuk
mengendalikan mereka?," tanya Reza.
Oleh sebab itu, dia menyarankan setelah misi evakuasi AirAsia
selesai, pemerintah perlu berbenah untuk membangun kemandirian
intelijen.
"Naikkan anggaran Badan Intelijan Negara dan berdayakan institusi
tersebut lewat teknologi asli Indonesia," kata Reza memberi saran.
Kinerja Hebat
Selain rentan disusupi kepentingan asing, menurut Reza, melalui
operasi evakuasi AirAsia ini, kinerja Basarnas turut diapreasiasi oleh
dunia. Bahkan, Direktur Operasi Armada Ketujuh AL AS, Kapten Laut (Kolonel) Christopher Budde, mengacungi jempol bagi Basarnas.
"Pemerintah dan Basarnas Indonesia secara luar biasa dan sangat
cepat mengorganisasi upaya pencarian pesawat itu, yang melibatkan
sejumlah negara," kata Budde yang diwawancarai VIVAnews secara khusus melalui telepon.
Selain itu, melalui tragedi ini membuktikan bahwa Bangsa Indonesia
bisa bersatu ketika dicoba dengan musibah. Momen serupa terlihat ketika
Indonesia dilanda tsunami tahun 2004 dan Bom Bali I serta II.
"Negara bisa mengelola semangat kekeluargaan ini untuk hal-hal
lain, misalnya dalam aksi pemberantasan narkoba atau revolusi mental.
Sebab, mahal sekali biaya yang dikeluarkan untuk menggerakkan emosi
masyarakat," kata dia.
Seandainya, emosi tersebut bisa dikelola, maka Indonesia ujar Reza, bisa menjadi negara yang maju.
Credit VIVAnews
Kementerian ESDM Rampungkan Amandemen Kontrak Freeport
KOMPAS/AGUS SUSANTO Freeport
JAKARTA, CB – Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Minrerba), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), R Sukhyar, mengatakan pemerintah melakukan marathon dalam menyelesaikan amandemen kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Sukhyar mengatakan, pemerintah dan Freeport telah sepakat untuk merampungkan amandemen kontrak pada 25 Januari 2015. “Ini yang kita selesaikan dalam 6 bulan ini (sejak Juli 2014), untuk menyelesaikan amandemennya. Oleh sebab itu kita marathon untuk menyelesaikan amandemen itu,” kata Sukhyar kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Menurut Sukhyar, sejauh ini masih ada dua isu yang menghambat penyelesaikan amandemen kontrak Freeport. Pertama adalah isu yang berkaitan dengan penerimaan negara. “Saya kita ini lebih kewenangannya Kementerian Keuangan, (ini) sedang diselesaikan,” ucap Sukhyar.
Kedua, imbuh dia, adalah mengenai perkembangan pabrik pemurnian bijih mineral (smelter) Freeport. Sukhyar menambahkan, pemerintah juga akan merampungkan amandemen Kontrak Karya (KK) perusahaan lain, tidak hanya Freeport.
Sukhyar mengatakan, pemerintah juga akan menyelesaikan amandemen Kontrak Karya PT Weda Bay Nickel. Sejauh ini, baru PT Vale Indonesia perusahaan tambang yang menyelesaikan amandeman Kontrak Karya.
credit KOMPAS.com
Bank Mandiri Tunggu Syarat Buka Kantor Cabang Di Malaysia
CB, JAKARTA--PT Bank Mandiri Tbk telah memasukan pembukaan kantor cabang di Malaysia dalam rencana bisnis bank (RBB) 2015. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengungkapkan perseroan masih menunggu syarat dari rencana bisnis tersebut.
"Kami masih tunggu syarat formal dan implikasi dari pembukaan kegiatan di Malaysia," ucapnya pada Bisnis, Senin (5/1/2015).
Dalam RBB 2015, perseroan menyiapkan dana sekitar 300 juta ringgit untuk membuka kantor cabang penuh di Negeri Jiran. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan perseroan telah masukkan izin, akan tetapi belum dapat mendapatkan lampu hijau dari otoritas.
Perjanjian kerja sama diteken oleh Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu (31/12). Perjanjian bilateral tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan pedoman Asean Banking Integration Frameworks (ABIF) yang telah disepakati oleh 10 negara Asean.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D. Hadad berharap kesepakatan tersebut mampu menciptakan iklim bisnis yang baik di antara kedua negara. Di antara prinsip yang diatur adalah asas resiprokal serta pengurangan kesenjangan perlakuan terhadap bank asing yang hendak masuk di negara yang bersangkutan (reducing gaps).
Pascaperjanjian kerja sama bilateral antara Indonesia dan Malaysia, maka bank-bank yang hendak berekspansi ke Malaysia akan diperlakukan sebagaimana bank lokal. Dalam artian, regulasi yang ditetapkan kepada bank asal Indonesia akan sama dengan regulasi yang berlaku bagi bank lokal Malaysia.Demikian pula sebaliknya. OJK menjelaskan bahwa modal untuk ekspansi ke Malaysia dapat dicicil hingga lima kali.
Credit Bisnis.com
OJK Larang Malaysia Tambah Bank di Indonesia
SHUTTERSTCOK.COM Ilustrasi
JAKARTA, CB - Malaysia dilarang menambah jumlah bank di Indonesia, selama bank asal Indonesia belum bisa mendirikan kantor di negeri Jiran tersebut.
Keputusan ini diambil Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingat adanya penandatanganan perjanjian bilateral yang akan dilakukan Bank Indonesia (BI) dan OJK dengan Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia) untuk mendukung ASEAN Banking Integration (ABIF).
OJK mengaku, dalam kerjasama tersebut disepakati terkait dengan prinsip-prinsip resiprokal. "Pokoknya sebelum kita (bank nasional) tiga muncul di Malaysia, mereka enggak boleh nambah. Karena mereka sudah tiga di sini," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Nelson Tampubolon, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Tercatat saat ini, sudah ada tiga bank asal Malaysia yang membuka cabangnya di Indonesia yaitu CIMB Niaga, BII-Maybank dan Maybank Syariah.
Sementara tujuan dari ABIF yaitu membuka akses pasar dan keleluasaan beroperasi di negara ASEAN bagi Qualified ASEAN Bank (QAB). "Jumlah bank mereka dan bank kita di sana harus sama, itu yang namanya dikategorikan QAB kan gitu," ucapnya.
Credit KOMPAS.com
Moeldoko Apresiasi TNI dan Tentara Negara Sahabat atas Pencarian AirAsia
Panglima TNI Jenderal Moeldoko tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Jatiwaringin, Kalimantan Tengah, menggunakan Boeing 737-200 TNI AU lalu menggunakan Sea Hawk terbang ke KRI Banda Aceh, ikut bersama Tim Basarnas untuk mencari korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Selasa (6/1/2015). (TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI)
CB, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengucapkan terima kasih serta mengapresiasi atas kerja keras, semangat dan dedikasi para prajurit TNI maupun prajurit Angkatan Bersenjata (AB) negara sahabat yang terlibat dalam pencarian korban pesawat AirAsia QZ-8501 di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2015).
Apresiasi Panglima TNI tersebut disampaikan usai melakukan kunjungan langsung ke lokasi pencarian dan evakuasi korban AirAsia.
"Saya menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa hormat kepada seluruh prajurit TNI dan Prajurit Angkatan Bersenjata Negara Sahabat yang telah membantu dan kerja keras yang dilakukan dalam proses pencarian serta evakuasi korban AirAsia," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Lebih lanjut Panglima TNI menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha dan bekerja semaksimal mungkin dalam pencarian badan pesawat dan korban AirAsia. Meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan alam yang luar biasa.
Menurutnya, bagi prajurit TNI seluruh rintangan yang dihadapi tersebut tidak menyurutkan semangat dalam pencarian korban. Para prajurit TNI masih bekerja keras, dengan segala resiko yang sudah diperhitungkan dan resiko yang sangat tinggi.
Panglima TNI juga menyampaikan, disisi lain seluruh prajurit TNI di lapangan, sangat memahami dan merasakan kesedihan yang mendalam dari seluruh keluarga korban. Untuk itu pihaknya merasakan keinginan keluarga korban untuk segera menemukan seluruh jenazah yang hingga saat ini belum semua berhasil ditemukan.
Demi mengurangi kesedihan dan rasa kehilangan dari keluarga korban, TNI siap membantu seluruh keluarga korban AirAsia QZ-8501 dengan menyediakan sarana transportasi baik berupa pesawat maupun kapal untuk melihat secara langsung kerja keras seluruh tim yang terlibat di lokasi pencarian.
Dalam kesempatan tersebut, Jenderal TNI Moeldoko juga mengunjungi KRI Banda Aceh untuk melihat secara langsung proses evakuasi korban pesawat AirAsia. Panglima TNI juga menyempatkan diri mengunjungi kapal USS Sampson milik Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan misi pencarian pesawat AirAsia di perairan Laut Jawa, yang berada di Area IV.
Jenderal Moeldoko didampingi Wakil Dubes Amerika Serikat menggunakan helikopter Seahawk milik US Navy, melakukan diskusi dengan Komandan Kapal USS Sampson terkait dengan perkembangan situasi dalam proses pencarian korban dan beberapa hal yang dapat dilakukan kedepan.
Rangkaian kunjungan Panglima TNI tersebut didampingi oleh Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya, Asintel Panglima TNI Laksda TNI Amri Husaeni, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gede Sugiartha, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya, Pangdam XII/Tpr Mayjen TNI Toto Rinanto Pangarmabar Laksda TNI Widodo dan Pangkoops I TNI AU Marsda TNI Agus Dwi Putranto.
Credit TRIBUNNEWS.COM
Panglima TNI Mengaku "Ngiler" Lihat Kecanggihan USS Sampson
PANGKALAN BUN, CB — Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengaku tertarik saat melihat kecanggihan kapal perang USS Sampson milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Ia pun memiliki keinginan untuk meningkatkan kemampuan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI.
"Pasti. Kita kalau lihat alutsista yang canggih gitu ngiler juga sebenarnya," kata Moeldoko di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (6/1/2015).
Salah satu hal yang membuat Moeldoko tertarik adalah helikopter Seahawk yang membawanya terbang ke kapal itu. Helikopter Seahawk juga membawanya menuju KRI Banda Aceh yang melakukan operasi pencarian jenazah penumpang dan awak pesawat AirAsia QZ8501.
"Kita lihat tadi ada jenis helikopter yang flybird. Itu luar biasa untuk kepentingan TNI AL kita. Kita menginginkan alutsista yang begitu canggih," katanya.
Sebelumnya, Moeldoko bersama rombongan meninjau secara langsung proses pencarian jenazah penumpang dan kru pesawat AirAsia QZ8501 di KRI Banda Aceh. Namun, Moeldoko menyempatkan diri ke USS Sampson terlebih dahulu sebelum meluncur ke KRI Banda Aceh.
Turut serta dalam peninjauan tersebut Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Ngakan Gde Sudiarta, Koordinator Staf Ahli Panglima TNI Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya, Asisten Intelijen Panglima TNI Laksamana Muda TNI Amri Husaeni, Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya, dan Pangkoops I TNI AU Marsekal Muda Agus Dwi Putranto.
Kunjungan itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, Moeldoko kembali ke Lanud Iskandar untuk memberikan keterangan kepada awak media sebelum kembali ke Jakarta.
Credit KOMPAS.com
Moeldoko Minta TNI AL Bikin Sekenario Modernisasi Alutsista
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).
CB, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana TNI Dr. Marsetio kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015). Sebelum menjadi KSAL, perwira lulusan AAL Angkatan-28 tahun 1983 ini menjabat sebagai Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Pengangkatan Laksamana Madya (Laksdya) TNI Ade Supandi, sebagai KSAL didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 92/TNI/2014 yang ditandatangani Presiden RI Joko Widodo pada 31 Desember 2014.
Laksdya TNI Ade Supandi, yang lahir pada tanggal 26 Mei 1960 di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, dilantik menjadi Kasal oleh Presiden RI Joko Widodo pada hari Rabu 31 Desember 2014 di Istana Negara Jakarta.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan bahwa, awal tahun 2015 hingga lima tahun ke depan merupakan babak baru keberlanjutan pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI.
Pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan TNI tersebut, disusun dalam kerangka kebijakan Minimum Essential Force (MEF), yang ditujukan guna mengamankan kepentingan nasional.
Menurutnya, implementasi harus melalui tahapan Fiscal And Program Guidance, yang merupakan salah satu tahapan krusial dalam pembangunan kekuatan, karena merupakan penghubung antara ends dengan means untuk mendapatkan Available Forces.
"TNI telah menetapkan Renstra Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista 2015-2019 dan Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019, sebagai upaya mengeliminasi potensi disparitas tersebut," kata Panglima TNI.
Disamping itu, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa berlakunya Asean Political Security Community, termasuk di dalamnya Asean Maritime Forum, yang bersamaan waktunya dengan pelaksanaan pembangunan kekuatan TNI.
Hal ini menuntut Indonesia menjadi pemain yang aktif, sebab Asean Maritime Forum akan lebih banyak memainkan aspek operasional yang membutuhkan penggunaan instrumen militer, dalam hal ini Angkatan Laut yang kredibel dan mempunyai kemampuan penangkalan, dalam rangka kerja sama menjaga stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara, yang kian rumit dalam tahun-tahun ke depan.
"Untuk menghadapi semua tantangan yang berkembang, TNI AL saat ini telah memiliki perencanaan Midlife Update terhadap sistem senjata yang esensial, untuk tidak memberatkan di masa mendatang, di samping skenario modernisasi Alutsista, yang bentangnya dari sekarang hingga 15 tahun mendatang," kata Jenderal TNI Moeldoko.
Di akhir sambutannya Jenderal TNI Moeldoko atas nama Komando, mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Laksamana TNI Dr. Marsetio, atas semangat dan dedikasi, yang telah diabdikan selama ini.
"Demikian juga, kepada Laksamana Madya TNI Ade Supandi, atas nama seluruh prajurit TNI, saya menyambut dengan bangga, disertai ucapan selamat mengemban tugas sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut," kata Moeldoko.
Berbekal integritas, pengalaman dan keyakinan diri, saya yakin Laksamana dapat melaksanakan amanah serta kepercayaan jabatan yang diberikan oleh bangsa dan negara ini dengan baik, guna memenuhi harapan untuk menjadikan TNI AL lebih profesional, militan, solid dan dicintai rakyat.
Sehari sebelum pelaksanaan sertijab, Kasal Laksamana TNI Dr. Marsetio didampingi penggantinya Laksdya TNI Ade Supandi, S.E. melakukan inspeksi kapal-kapal perang TNI AL (admiral inspection) yang tengah sandar di Dermaga Koarmatim, Surabaya.
Admiral Inspection merupakan salah satu tradisi di lingkungan TNI AL untuk memeriksa kesiapan unsur-unsur TNI AL yang terakhir kalinya sebelum tongkat estafet kepemimpinan diserahterimakan, sekaligus sebagai sarana salam pamitan dengan prajurit serta untuk memperkenalkan pemimpin yang baru.
Credit TRIBUNNEWS.COM
Rusia dan AS Kembangkan Senjata Laser, Siapa yang Lebih Baik?
Meriam laser pertama yang diteliti Rusia diambil dari kapal tanker Dickson. Foto: Sumber bebas
CB - Angkatan Laut AS baru saja menguji sistem senjata laser miliknya untuk pertama kali. Rusia juga tengah mengembangkan senjata serupa, namun informasi mengenai hal tersebut masih sepenuhnya rahasia.
Angkatan Laut
AS telah mengembangkan Laser Weapon System (LaWS) sejak 2007 silam.
Senjata berdaya 30 kilowatt tersebut menggunakan laser padat (solid-state) untuk menyerang target.
Meski tak bisa menyerang sasaran dari jarak jauh, senjata
ini efektif menyasar benda kecil yang terbang pada jarak pendek dan
menengah. LaWS juga dapat membutakan sistem pengawasan optik dan kapal
tanpa awak.
AS tidak merilis informasi terkait jumlah tembakan yang
dapat dilontarkan oleh sistem laser ini. Namun yang jelas, belum ada
sumber energi yang bisa diandalkan untuk membuat sistem ini dapat
digunakan dalam waktu lama, sehingga tak ada alasan untuk mengganti
senjata rudal antipesawat dengan meriam laser.
Laser Seharga Besi Rongsokan
AS dan Uni Soviet mulai meneliti kemungkinan penggunaan pembangkit laser kuantum optik di bidang militer pada tahun 1960-an. Meriam laser pertama yang diteliti Rusia diambil dari kapal tanker Dickson.
Para perancang meriam tersebut mengklaim senjata itu
dapat menyerang berbagai sasaran di pesisir, bahkan rudal bersayap. Saat
menyentuh sasaran, laser akan menghancurkan benda tersebut
berkeping-keping. Konsep yang mencengangkan tersebut membuat jajaran
Angkatan Laut Uni Soviet saat itu memerintahkan agar meriam ditempatkan
pada kapal pengangkut pesawat tipe Kiev 1143. Namun, euforia tersebut
segera berubah menjadi kekecewaan saat meriam diuji coba dalam skala
penuh. Senjata canggih tersebut ternyata sangat boros, sehingga hanya
dengan dua tembakan saja kapal sudah kehabisan energi dan harus
berhenti.
Dickson bukan satu-satunya proyek Soviet dalam pengembangan
senjata laser. Uni Soviet juga menciptakan Scythe untuk menopang dan
memasok energi bagi meriam laser Dickson. Alat tersebut seharusnya
diluncurkan pada 1987, namun sesaat sebelum peluncuran Mikhail Gorbachev
tiba di Baikonur dan mengumumkan penghentian ‘kompetisi’ senjata dengan
AS. Dengan demikian, pemerintah Uni Soviet segera memerintahkan untuk
menutup semua pengembangan senjata laser.
Super Rahasia
Kini, program laser yang dikembangkan Rusia bersifat
sangat rahasia. Informasi mengenai program tersebut sangat terbatas,
bahkan tak diketahui sejauh mana perkembangan pembuatan senjata tersebut
dan kapan senjata itu akan didemonstrasikan. “Yang jelas,
perkembangan teknologi militer dan penciptaan sampel modern persenjataan
yang potensial dan efektif sebenarnya telah berkembang pada tingkat
yang sama di semua negara yang berkesempatan untuk mengembangkannya,” tutur mantan Kepala Rusia Staf Umum Yuri Baluyevsky.
Sementara, profesor Ilmu Militer Vadim Kozyulin menilai masalah utama dalam penggunaan senjata laser masih belum terpecahkan. “Senjata
laser membutuhkan sejumlah energi yang sangat besar. Para perancang
harus bisa menciptakan baterai yang mampu memasok daya untuk meriam
laser sehingga ia dapat melontarkan tidak hanya satu, tetapi ratusan
tembakan," kata Kozyulin.
Selain itu, menurut Kozyulin, laser hanya dapat digunakan dalam
kondisi cuaca tertentu. Laser tak bisa digunakan dalam kondisi berawan
dan lembab, dan itu merupakan masalah lain yang masih harus dicari
solusinya.Credit RBTH Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)