CB, Jakarta - Tiga peretas asal Ukraina
ditangkap otortas Amerika Serikat pada Rabu 1 Agustus 2018. Ketiganya
merupakan anggota organisasi peretas ternama yang menargetkan restoran,
kasino, dan perusahaan lain di 47 negara bagian AS.
Ketiganya meretas dan mencuri catatan kartu kredit dan debit telah ditangkap dan kini menghadapi tuntutan di pengadilan federal di Seattle.
Dilaporkan Associated Press, 2 Agustus 2018, kelompok yang dikenal sebagai FIN7 atau Carbanak, mencuri sekitar 15 juta catatan kartu kredit dan debit dan juga menargetkan perusahaan di District of Columbia dan di seluruh dunia, ungkap Jaksa Agung AS, Annette Hayes. Perusahaan-perusahaan yang diretas dan dicuri datanya termasuk Chipotle, Arby, Red Robin, dan Jason's Deli. Adapun kerugian berjumlah puluhan juta dolar AS."Kami tidak belum membayangkan kami telah membongkar kelompok ini sama sekali, tetapi kami telah membuat dampak yang signifikan," kata Hayes.
Operasi itu adalah salah satu kasus cyber crime terbesar yang ditangani FBI, dalam hal kerugian, jumlah korban dan ukuran organisasi, kata Agen FBI, Jay Tabb.
Ilustrasi hacker. foxnews.com
Dilaporkan Reuters, salah satu dari tiga terdakwa, Fedir Hladyr, 33 tahun, telah dipindahkan ke Seattle dari Dresden, Jerman, di mana dia ditangkap. Pihak berwenang mengatakan mereka mencari ekstradisi dari dua tersangka lain yakni Dmytro Fedorov, 44 tahun dan Andrii Kolpakov, 30 tahun.
Hladyr mengaku tidak bersalah dan menyangkal melakukan kesalahan, menurut pengacaranya, Arkady Bukh.
"Tidak ada keputusan yang jelas saat ini apakah (kami) akan pergi ke pengadilan atau akan mempertimbangkan permohonan," kata Bukh melalui email seperti dikutip Reuters.
FIN7 mengirim email "phishing" ke perusahaan, kadang-kadang melakukan panggilan telepon yang mendesak karyawan untuk membuka tautan yang berisi malware, kata surat dakwaan. FIN7 telah mempekerjakan puluhan orang yang menangani tugas-tugas yang sangat khusus seperti membobol jaringan, mencuri nomor kartu pembayaran dan menjual data yang dicuri dari organisasi kriminal bawah tanah, kata Adrian Nish, kepala intelijen penanganan ancaman di BAE Systems.
Para terdakwa menggunakan perusahaan depan bernama "Combi Security" yang mengklaim memiliki kantor di Moskow, Haifa dan Odessa, untuk meluncurkan beberapa peretasan.Situs web Combi Security mendeskripsikan pelaku sebagai seorang ahli di bidang perlindungan menyeluruh dari sistem informasi besar dari cyber crime modern. Perusahaan Cybersecurity FireEye mengatakan menemukan iklan pekerjaan untuk Combi Security diunggah ke beberapa situs lowongan pekerjaan di Rusia, Ukraina dan Uzbekistan.
Ketiganya meretas dan mencuri catatan kartu kredit dan debit telah ditangkap dan kini menghadapi tuntutan di pengadilan federal di Seattle.
Dilaporkan Associated Press, 2 Agustus 2018, kelompok yang dikenal sebagai FIN7 atau Carbanak, mencuri sekitar 15 juta catatan kartu kredit dan debit dan juga menargetkan perusahaan di District of Columbia dan di seluruh dunia, ungkap Jaksa Agung AS, Annette Hayes. Perusahaan-perusahaan yang diretas dan dicuri datanya termasuk Chipotle, Arby, Red Robin, dan Jason's Deli. Adapun kerugian berjumlah puluhan juta dolar AS."Kami tidak belum membayangkan kami telah membongkar kelompok ini sama sekali, tetapi kami telah membuat dampak yang signifikan," kata Hayes.
Operasi itu adalah salah satu kasus cyber crime terbesar yang ditangani FBI, dalam hal kerugian, jumlah korban dan ukuran organisasi, kata Agen FBI, Jay Tabb.
Ilustrasi hacker. foxnews.com
Dilaporkan Reuters, salah satu dari tiga terdakwa, Fedir Hladyr, 33 tahun, telah dipindahkan ke Seattle dari Dresden, Jerman, di mana dia ditangkap. Pihak berwenang mengatakan mereka mencari ekstradisi dari dua tersangka lain yakni Dmytro Fedorov, 44 tahun dan Andrii Kolpakov, 30 tahun.
Hladyr mengaku tidak bersalah dan menyangkal melakukan kesalahan, menurut pengacaranya, Arkady Bukh.
"Tidak ada keputusan yang jelas saat ini apakah (kami) akan pergi ke pengadilan atau akan mempertimbangkan permohonan," kata Bukh melalui email seperti dikutip Reuters.
FIN7 mengirim email "phishing" ke perusahaan, kadang-kadang melakukan panggilan telepon yang mendesak karyawan untuk membuka tautan yang berisi malware, kata surat dakwaan. FIN7 telah mempekerjakan puluhan orang yang menangani tugas-tugas yang sangat khusus seperti membobol jaringan, mencuri nomor kartu pembayaran dan menjual data yang dicuri dari organisasi kriminal bawah tanah, kata Adrian Nish, kepala intelijen penanganan ancaman di BAE Systems.
Para terdakwa menggunakan perusahaan depan bernama "Combi Security" yang mengklaim memiliki kantor di Moskow, Haifa dan Odessa, untuk meluncurkan beberapa peretasan.Situs web Combi Security mendeskripsikan pelaku sebagai seorang ahli di bidang perlindungan menyeluruh dari sistem informasi besar dari cyber crime modern. Perusahaan Cybersecurity FireEye mengatakan menemukan iklan pekerjaan untuk Combi Security diunggah ke beberapa situs lowongan pekerjaan di Rusia, Ukraina dan Uzbekistan.
Credit tempo.co