CB, Jakarta
- Salah satu bank terbesar Swiss, Credit Suisse, membekukan sekitar 5
miliar Franc Swiss atau setara US$ 5 miliar (Rp 73 triliun/Kurs Rp
14.626), yang terkait dengan Rusia untuk menghindari sanksi AS.
Reuters melaporkan, pada 23 Agustus 2018, bahwa langkah yang diambil Credit Suisse, yang memiliki pesawat yang diserahkan oleh pengusaha Rusia, Oleg Deripaska, dan telah meminjamkan uang kepada Viktor Vekselberg, seorang penguasa Rusia sebelum sanksi, menggarisbawahi kekhawatiran di antara bank-bank atas sanksi AS yang menyebut pihak-pihak akan terkena sanksi jika bekerjasama dengan perusahaan Rusia.
Akibat pembekuan ini, dampak nyata bagi pengusaha Rusia dapat menutup jalan untuk keuangan serta tempat yang aman bagi miliaran rubel kekayaan mereka."Credit Suisse bekerja dengan regulator internasional di mana pun ia melakukan bisnis untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi, termasuk kepatuhan terhadap sanksi yang melibatkan Rusia," kata juru bicara bank.
Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang kaya Rusia, dengan alasan kerahasiaan bank, stabilitas politik dan resor ski yang mewah seperti Zermatt dan St. Moritz, menjadikan Swiss sebagai salah satu tujuan utama untuk menyimpan uang mereka.
Sekitar US$ 6,2 miliar (Rp 90 triliun) atau 14 persen dari total arus kekayaan pengusaha Rusia mengalir ke Swiss pada 2017, hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan aliran dana ke Amerika Serikat, seperti dicatat data bank sentral Rusia.Putaran terbaru sanksi diumumkan pada bulan April oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menghukum Rusia atas pendudukan Crimea, keterlibatan dalam perang di Suriah dan mencoba menumbangkan demokrasi Barat.
Awal bulan ini, anggota Kongres, menyerukan lebih banyak tindakan, termasuk memperkenalkan undang-undang sanksi baru untuk menghukum Rusia.Sementara sanksi AS tidak berlaku untuk Swiss yang netral, bank-banknya wajib untuk tunduk terhadap sanksi karena mereka bergantung pada akses terhadap dolar AS.
Reuters melaporkan, pada 23 Agustus 2018, bahwa langkah yang diambil Credit Suisse, yang memiliki pesawat yang diserahkan oleh pengusaha Rusia, Oleg Deripaska, dan telah meminjamkan uang kepada Viktor Vekselberg, seorang penguasa Rusia sebelum sanksi, menggarisbawahi kekhawatiran di antara bank-bank atas sanksi AS yang menyebut pihak-pihak akan terkena sanksi jika bekerjasama dengan perusahaan Rusia.
Akibat pembekuan ini, dampak nyata bagi pengusaha Rusia dapat menutup jalan untuk keuangan serta tempat yang aman bagi miliaran rubel kekayaan mereka."Credit Suisse bekerja dengan regulator internasional di mana pun ia melakukan bisnis untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi, termasuk kepatuhan terhadap sanksi yang melibatkan Rusia," kata juru bicara bank.
Sebuah logo cabang bank Credit Suisse di Bern, Swiss 4 April 2017. [REUTERS / Denis Balibouse]
Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang-orang kaya Rusia, dengan alasan kerahasiaan bank, stabilitas politik dan resor ski yang mewah seperti Zermatt dan St. Moritz, menjadikan Swiss sebagai salah satu tujuan utama untuk menyimpan uang mereka.
Sekitar US$ 6,2 miliar (Rp 90 triliun) atau 14 persen dari total arus kekayaan pengusaha Rusia mengalir ke Swiss pada 2017, hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan aliran dana ke Amerika Serikat, seperti dicatat data bank sentral Rusia.Putaran terbaru sanksi diumumkan pada bulan April oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menghukum Rusia atas pendudukan Crimea, keterlibatan dalam perang di Suriah dan mencoba menumbangkan demokrasi Barat.
Awal bulan ini, anggota Kongres, menyerukan lebih banyak tindakan, termasuk memperkenalkan undang-undang sanksi baru untuk menghukum Rusia.Sementara sanksi AS tidak berlaku untuk Swiss yang netral, bank-banknya wajib untuk tunduk terhadap sanksi karena mereka bergantung pada akses terhadap dolar AS.
Credit tempo.co