WASHINGTON
- Kapal perang Amerika Serikat (AS), USS Carney, yang membawa peluru
kendali (rudal) berpandu telah memasuki Laut Hitam. Armada Keenam
Angkatan Laut AS mengonfirmasi pengiriman kapal jenis perusak itu.
"Kapal perusak USS Carney (DDG 64) kelas Arleigh Burke dengan rudal berpandu memasuki Laut Hitam, 12 Agustus, untuk melakukan operasi keamanan maritim dan meningkatkan kemampuan dan interoperabilitas dengan sekutu dan mitra di wilayah tersebut," bunyi pernyataan Armada Keenam Angkatan Laut AS yang dirilis Minggu (12/8/2018) malam.
Komandan kapal USS Carney, Tyson Young, mengatakan dalam pernyataan bahwa kedatangan kapal di Laut Hitam menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Kapal perusak ini sebelumnya memasuki Laut Hitam pada bulan Januari lalu. Saat itu misinya untuk bergabung dalam latihan perang bersama Angkatan Laut Ukraina.
Pada 23 Juli lalu, komandan Kelompok Angkatan Laut Kedua NATO Boudewijn Boots mengatakan, kapal-kapal militer NATO telah ditingkatkan intensitas kehadirannya di kawasan Laut Hitam.
Langkah NATO itu diambil setelah Rusia menumpuk kekuatan militernya di kawasan Laut Hitam usai aneksasi Crimea dari Ukraina. Crimea bergabung dengan Rusia setelah melepaskan diri dari Ukraina melalui referendum tahun 2014 atau saat krisis Ukraina pecah. Namun, referendum itu tak pernah diakui Ukraina dan negara-negara Barat.
"Kapal perusak USS Carney (DDG 64) kelas Arleigh Burke dengan rudal berpandu memasuki Laut Hitam, 12 Agustus, untuk melakukan operasi keamanan maritim dan meningkatkan kemampuan dan interoperabilitas dengan sekutu dan mitra di wilayah tersebut," bunyi pernyataan Armada Keenam Angkatan Laut AS yang dirilis Minggu (12/8/2018) malam.
Komandan kapal USS Carney, Tyson Young, mengatakan dalam pernyataan bahwa kedatangan kapal di Laut Hitam menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk menjaga keamanan di wilayah tersebut.
Kapal perusak ini sebelumnya memasuki Laut Hitam pada bulan Januari lalu. Saat itu misinya untuk bergabung dalam latihan perang bersama Angkatan Laut Ukraina.
Pada 23 Juli lalu, komandan Kelompok Angkatan Laut Kedua NATO Boudewijn Boots mengatakan, kapal-kapal militer NATO telah ditingkatkan intensitas kehadirannya di kawasan Laut Hitam.
Langkah NATO itu diambil setelah Rusia menumpuk kekuatan militernya di kawasan Laut Hitam usai aneksasi Crimea dari Ukraina. Crimea bergabung dengan Rusia setelah melepaskan diri dari Ukraina melalui referendum tahun 2014 atau saat krisis Ukraina pecah. Namun, referendum itu tak pernah diakui Ukraina dan negara-negara Barat.
Credit sindonews.com