AS jatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran mulai Agustus.
CB,
TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyerahkan sepenuhnya nasib
pakta nuklir 2015 kepada negara-negara Eropa. Teheran dan Eropa tengah
mencari celah agar kesepakatan
Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tetap terlaksana tanpa Amerika Serikat (AS).
"Bola sekarang berada di pengadilan Eropa setelah AS keluar secara
ilegal dari pakta nuklir," kata Presiden Rouhani setelah bertemu dengan
Duta Besar Inggris untuk Iran Rob Macaire.
Rouhani
mengatakan, sejatinya Iran tidak pernah menginginkan adanya tensi di
kawasan dan tidak meminta sengketa dalam perdagangan global. Meski
demikian, dia melanjutkan, Teheran tidak akan berdiam diri ketika hak
untuk mengekspor minyak dilarang.
JCPOA telah menghindarkan
Iran dari sanksi ekonomi internasional. Keluarnya AS dari pakta nuklir
tersebut membuat Iran kembali mendapat blokade ekonomi sepihak yang
dijatuhkan Paman Sam. Rencananya, sanksi akan mulai diterapkan pada
Agustus dengan mengincar sektor perbankan dan November yang membidik
bidang perminyakan Teheran.
Rouhani mengatakan, ia beserta
sejumlah komandan militer negara mengancam akan mengganggu pengiriman
minyak dari negara-negara teluk. Hal itu akan dilakukan jika Washington
mencoba mencekik ekspor minyak Iran.
Sebelumnya, AS
menyatakan keinginannya untuk menghapus Iran dari pasar minyak dunia.
Departemen Luar Negeri AS meminta semua negara menghentikan impor minyak
dari Iran sejak November. Iran menyebut AS tengah berupaya mengurangi
penjualan minyak Iran yang menjadi sumber pendapatan negara hingga ke
titik nol.
Meski demikian, pemerintah Iran mengaku tidak
akan tunduk dengan sanksi ekonomi yang akan diberlakukan AS. Teheran
menegaskan jika mereka tidak akan pernah mengurangi produksi minyaknya.
Mereka bahkan menantang akan memberikan balasan setimpal kepada AS jika
Paman Sam bersikeras untuk melarang ekspor minyak Teheran.
Beberapa
perusahaan asal UE diketahui menjadi mitra dagang Iran setelah pakta
nuklir disepakati tiga tahun lalu. Nilai ekspor dan impor dalam bentuk
barang dan jasa UE ke Iran pada 2017 mencapai sekitar 12,9 miliar dolar
AS.
Nilai tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari
tahun sebelumnya. Sanksi AS kepada Iran membuat perusahaan asal UE
khawatir hukuman tersebut akan mengganggu jalannya bisnis dengan Iran
jika diteruskan.