Selasa, 07 Agustus 2018

Dianggap Musuh Potensial, Medvedev Sebut Rusia Jadi Target NATO


Dianggap Musuh Potensial, Medvedev Sebut Rusia Jadi Target NATO
Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev. Foto/Istimewa

MOSKOW - Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan, NATO memandang Rusia sebagai musuh potensial. Ditambahkannya, kemampuan militer aliansi bentuk Amerika Serikat (AS) itu, termasuk triad nuklir, menargetkan Rusia.

"Apa pun yang dikatakan rekan-rekan kami dari aliansi, negara-negara NATO masih menganggap Rusia sebagai musuh potensial. Dan cukup jelas bahwa kemampuan militer mereka, termasuk triad nuklir, menargetkan Rusia," kata Medvedev dalam wawancara dengan surat kabar Kommersant Rusia.

"Ini juga menyangkut senjata non nuklir NATO dan kekuatan nuklir taktis, yang mulai memainkan peran senjata strategis begitu mereka ditempatkan di dekat perbatasan Rusia," imbuh Medvedev seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (7/8/2018).

Menurut Medvedev kemampuan seperti itu dapat menyebabkan kerusakan "kolosal", mencatat Rusia harus memahami bagaimana menghadapi kekuatan-kekuatan ini.

Dmitry Medvedev mencatat bahwa Rusia akan siap bekerja sama dengan Amerika Serikat jika Washington menunjukkan kesediaannya untuk melanjutkan hubungan dengan Moskow.

"Pintu masih terbuka. Terutama mengingat bahwa bukan kita yang memulai kampanye sanksi, berbagai pembatasan, pengusiran diplomat, pengenaan langkah-langkah ekonomi. Ini (Amerika Serikat) bisa membuat langkah yang akan menunjukkan bahwa ia ingin melanjutkan hubungan. Kami siap untuk ini," ujar Medvedev.

Perdana Menteri Rusia itu juga mengatakan bahwa inisiatif untuk menandatangani Perjanjian Keamanan Eropa selalu dapat dihidupkan kembali tetapi kemauan politik diperlukan.

"Semuanya bisa dihidupkan kembali tetapi kehendak itu diperlukan," ujar Medvedev menjawab pertanyaan mengenai prakarsa Perjanjian Keamanan Eropa.

Pada bulan Juni 2008, Medvedev, yang menjabat sebagai presiden Rusia saat itu, mengusulkan untuk mengembangkan perjanjian keamanan Eropa yang baru antara Rusia, Uni Eropa, NATO dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). Namun perjanjian itu masih belum ditandatangani hingga saat ini. 




Credit  sindonews.com