Rabu, 17 Februari 2016

Senjata Nuklir Solusi Bersihkan Sampah Antariksa?


Senjata Nuklir Solusi Bersihkan Sampah Antariksa? 
 Sampah antariksa yang jatuh ke Bumi (dok.NASA)
 
Jakarta, CB -- Space junk atau sampah antariksa jumlahnya sudah hampir tak terhingga. Sifatnya cukup berbahaya, sampai-sampai ada rencana untuk membersihkannya dengan senjata nuklir. Sayangnya belum juga rencana itu direalisasikan, ada beberapa pihak yang menolaknya.

"Para pakar mempertimbangkan banyak metode untuk memerangi sampah antariksa, termasuk penggunaan senjata nuklir. Sungguh tak masuk akal dan tak ada faedahnya," ungkap Boris Shustov selalu direktur Astronomy Institute sekaligus anggota koresponden Russian Academy of Sciences.


Tim astronom kebanyakan tidak setuju dengan penggunaan nuklir karena mereka meyakini, yang ada lingkungan luar angkasa malah jadi semakin kotor dan tercemar.

"Para ilmuwan kini secara aktif mengembangkan metode baru, dari netting (menjaring) hingga penggunaan teknologi laser," kata Shustov lagi.

Beberapa waktu lalu Orbital Debris Program (ODP) dari NASA menunjukan, sejak tahun 1957 ada jutaan puing atau sampah antariksa yang terdiri dari beragam ukuran.

Dari situ para ilmuwan memperingatkan, peradaban manusia kemungkinan kehilangan akses ke antariksa di masa depan apabila masalah sampah luar angkasa ini tidak segera dibenahi.

"Kita semua telah membawa banyak objek buatan ke orbit sehingga bisa saja kita kehilangan akses ke luar angkasa dalam 10 sampai 20 tahun ke depan. Mereka secara berkala bertabrakan dan menciptakan pecahan-pecahan berbahaya," lanjut Shustov.

Dari media lokal Rusia TASS, Central Research Institutr for Machine-Building (TsNIIMASh) merilis data bahwa ada 750 juta objek buatan yang menghuni orbit Bumi.

Tim spesialis antariksa di Rusia memperkirakan dari 17 ribu objek yang menyampahi orbit, hanya 1.361 yang merupakan wahana antariksa operasional, sisanya bisa dikatakan puing.

ODP NASA juga sempat mencatat, sejak satelit Rusia yang bernama Sputnik diluncurkan ke luar angkasa pada Oktober 58 tahun lalu, badan antariksa dari berbagai negara mulai sering mengirim objek ilmiah lain agar mengorbit di sekitar Bumi.

Semakin banyak objek atau instrumen ilmiah yang mengangkasa di sekitar orbit Bumi, maka menghasilkan 'badai' puing antariksa yang jumlahnya seakan kian meningkat.

ODP pun menunjukan data bahwa saat ini ada sekitar 21 ribu potongan sampah dengan diameter ukuran lebih dari 10 sentimeter yang mengelilingi orbit Bumi. Kemudian untuk puing ukuran 1-10 sentimeter tercatat berjumlah 500 ribu potong.

Yang lebih parahnya lagi, sampah berukuran kurang dari 1 sentimeter yang 'menghiasi' orbit Bumi jumlahnya sebanyak 100 juta.

Mungkin membayangkan ukuran sekecil 1 sentimeter akan terdengar sepele, nyatanya tidak. Mengutip situs Cnet beberapa waktu lalu, partikel sampah mungil tersebut bisa melintas dengan kecepatan mencapai 28.163 kilometer per jam. Bisa dibilang mereka cukup berbahaya.

Menurut NASA, "sampah kecil bisa merusak pesawat antariksa jika mereka sedang melintas pada kecepatan tinggi". Tak heran banyak pesawat antariksa yang mesti mengalami kerusakan jendela akibat tergores puing-puing.




Credit CNN Indonesia