Jumat, 12 Februari 2016

Operasi Militer Assad Ancam Kelaparan 120 Ribu Warga Suriah


Operasi Militer Assad Ancam Kelaparan 120 Ribu Warga Suriah  
Anak-anak Suriah di tengah konflik yang sejak 2011, menurut PBB, telah menewaskan 250 ribu orang. (Reuters/Bassam Khabieh) 
 
Jakarta, CB -- Operasi militer oleh rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad di Homs sejak pertengahan Januari telah memotong akses bagi 120 ribu warga sipil, memperparah kelaparan dan menewaskan banyak pasien karena tak mendapat suplai medis.

“Ada laporan peningkatan kekurangan pasokan makanan, komoditas dasar, alat medis dan bahan bakar di area. Dengan rute suplai yang tak teratur yang digunakan sebelum Januari [namun] kini terputus, makanan yang masih tersedia kini dijual dengan harga lebih tinggi,” bunyi laporan kantor kemanusiaan PBB, Kamis (11/2).

Harga roti sudah naik hingga 10 kali lipat di Homs, tak terbeli oleh hampir semua keluarga di sana.

Wilayah utara Homs sebagian besar merupakan lahan pertanian, namun ladang-ladang menguning selama musim dingin. Kelaparan diperkirakan akan terjadi dalam dua minggu ke depan, menurut laporan PBB.

Suplai dasar untuk keperluan medis juga menipis, tercatat 14 dari 34 pasien penderita kanker tewas karena tak bisa dirawat maksimal.

Konvoi kemanusiaan PBB terakhir mencapai Homs pada Oktober tahun lalu. PBB tetap berupaya untuk menyalurkan lebih banyak bantuan sejak itu, namun mendapat persetujuan.

Terdapat dua wilayah di antara Homs dan Hama yang dikuasai oleh kelompok pemberontak. Ada 90 ribu orang tinggal di sekitar kota rastan dan Talbiseh, serta 30 ribu lagi di sekitar Houla.

Tertutupnya akses ke sana membuat PBB tak bisa menyalurkan bantuan, sehingga 12,7 persen anak-anak dan 25 persen perempuan hamil menderita malnutrisi, lebing tinggi dari rata-rata nasional dengan 4,9 persen.

Wilayah itu dihujani serangan udara sejak akhir Oktober. Tak ada aliran listrik sejak itu, air pompa pun nihil di Rastan dan Talbiseh.



Credit  CNN Indonesia