Rabu, 10 Februari 2016

Menhan Buka Kemungkinan Panggil Produsen Super Tucano

Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di pemukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2)
Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di pemukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2)
 
CB, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menyatakan, bukan tidak mungkin, pihaknya akan memanggil perusahaan produsen pesawat Super Tucano, Embraer. Kemungkinan pemanggilan itu erkait investigasi penyebab jatuhnya pesawat latih Super Tucano TT-3108 di Malang, Jawa Timur. Sebelumnya, pemerintah Indonesia memang telah memesan 16 pesawat latih buatan Brasil tersebut.
Sejak kontrak pengadaan pesawat tersebut diteken 2010 silam, pemerintah Indonesia baru menerima 12 unit pesawat dari Embraer Defense System, perusahaan pembuat pesawat asal Brasil. Namun, salah satu pesawat Super Tucano tersebut jatuh di permukiman warga di Malang, Rabu (10/2) pagi.

Dalam menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano, Menhan menyatakan, pihaknya bisa saja memanggil Embraer Defense System.  "Oh iya, akan kami panggil nanti. Kalau ada yang tidak jelas, akan kami tanya ke mereka," kata Ryamizard usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/2).
Sebelumnya, pesawat Super Tucano TT-3108 mengalami kecelakaan dan jatuh di kawasan permukiman di Jalan LA Sucipto, Belimbing, Malang, Jawa Timur. Pesawat tersebut mengangkut dua awak, termasuk pilot dan satu teknisi. Pesawat buatan 2003 itu tengah melakukan test flight pascapemeriksaan rutin.
Lebih lanjut, Menhan memastikan, bakal ada evaluasi teknis terkait jatuhnya pesawat tersebut. Tidak hanya itu, Ryamizard menegaskan, pihaknya membuka kemungkinan untuk mengevaluasi pengadaan lanjutan dari pesawat Super Tucano tersebut. Namun, evaluasi tersebut akan dilakukan usai digelarnya investigasi atas penyebab jatuhnya pesawat tersebut. "Itu jelas (evaluasi). Tapi kan harus diperiksa dahulu, kenapa begitu. Nah dari kenapanya itu, kami akan evaluasi,'' ujar Ryamizard.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID



Pesawat TNI Jatuh, Seskab: Lakukan Evaluasi!

Pramono Anung
Pramono Anung
 
CB, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan TNI Angakatan Udara (AU)  perlu melakukan evaluasi menyusul jatuhnya pesawat latih berjenis Super Tucano di Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2) pagi. Pramono mengatakan, hal pertama yang perlu dievaluasi adalah mengenai proses latihan.
"Perlu dilakukan perbaikan dalam proses latihan kalau memang jatuhnya pesawat tersebut bukan karena adanya kesalahan mesin atau pesawat tersebut tidak dalam kondisi layak pakai," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/2).
Selain itu, TNI AU juga perlu mengevaluasi sistem alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dia menduga, jatuhnya pesawat karena ada kesalahan teknis atau technical error.

Apalagi, kejadian di Malang ini tidak berselang lama dengan jatuhnya pesawat TNI di Yogyakarta pada pada 20 Desember 2015. "Perlu ada evaluasi terhadap pesawat-pesawat yang digunakan latihan oleh angkatan udara," ujarnya.
Pramono mengatakan para penerbang baik itu dalam insiden di Yogyakarta atau di Malang, kapasitasnya penerbang lulusan AU. Itu artinya, penerbang tersebut adalah seseorang dengan kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas yang mencukupi untuk menerbangkan pesawat.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID