Ilustrasi
Diberitakan Reuters, Sabtu (6/2), pagar tersebut dibangun 2 km dari perbatasan Libya. Berikutnya tentara AS dan Eropa akan datang ke Tunisia untuk melatih penggunaan kamera dan radar pengawas di pagar, seperti disampaikan Menteri Pertahanan Farhat Hachani.
Pembangunan pagar merupakan pertahanan garis depan dari Libya yang masih dalam keadaan berbahaya usai jatuhnya Muammar Gaddafi tahun 2011. Beberapa wilayah Libya kini dikuasai kelompok militan yang berbaiat pada ISIS di Suriah.
Para pelaku dua penyerangan di Tunisia tahun lalu diketahui mendapatkan pelatihan militer di Libya.
Aparat keamanan mengatakan pagar pembatas sejauh ini telah membantu mengurangi penyelundupan.
Lebih dari 3.000 warga Tunisia telah bergabung dengan ISIS dan kelompok perlawanan lainnya di Suriah dan Irak. Hachani mengatakan kebanyakan dari mereka telah kembali ke Afrika Utara dan bergabung dengan ISIS di Libya.
Sejak revolusi tahun 2011, Tunisia menggalakkan demokrasi dengan melakukan pemilihan yang bebas, mereformasi konstitusi dan memadukan antara partai Islam dan sekuler.
Namun dua penyerangan tahun lalu, di sebuah museum di Tunis dan hotel di Sousse, merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata Tunisia yang baru bangkit.
Credit CNN Indonesia