Gedung Putih berharap China akan
mendukung sanksi internasional baru terhadap Korea Utara menyusul
peluncuran roket Korut pada awal bulan ini. (Getty Images/Alex Wong)
"Saya pikir tidak mungkin China ingin dilihat oleh masyarakat internasional sebagai pelindung Korea Utara mengingat perilaku keterlaluan [Korut] baru-baru ini," ujar Rice dalam konferensi pers pada Senin (16/2).
Pekan lalu, Senat Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara menyusul peluncuran roket pada Minggu (7/2) yang hanya berselang beberapa pekan dari uji coba bom hidrogen Korea Utara yang mengejutkan publik dunia.
Tidak ada satu pun penolakan dari anggota Senat AS dalam pemungutan suara yang menghasilkan suara 96-0 pada Rabu (11/2), untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Korut. Padahal, baru bulan lalu AS menjatuhkan sanksi terhadap Korut.
Sanksi dijatuhkan kepada semua orang yang terlibat dalam peluncuran roket, memfasilitasi atau berkontribusi terhadap senjata pemusnah masal Korut, pemasok bahan-bahan senjata, barang mewah, pelaku pelanggaran HAM, mengganggu keamanan siber dan mendukung tindakan tersebut.
Keputusan Senat ini tinggal mendapatkan persetujuan dari Presiden Barack Obama untuk dijadikan undang-undang.
Sebelumnya Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper mengatakan bahwa Korut telah mengaktifkan kembali fasilitas reaktor pemroduksi plutonium, memberikan negara itu kemampuan lebih baik dalam membuat nuklir.
Credit CNN Indonesia