Rabu, 17 Februari 2016

China Kirim Rudal ke Pulau Sengketa di Laut China Selatan


China Kirim Rudal ke Pulau Sengketa di Laut China Selatan 
 Ilustrasi rudal kendali darat-ke-udara China (Getty Images/Vadimmimus)
 
Jakarta, CB -- Militer China mengerahkan sistem rudal canggih berjenis peluru kendali darat-ke-udara ke salah satu pulau yang dipersengketakan di kawasan di Laut China Selatan.

Menurut laporan Fox News pada Selasa (16/2), citra satelit sipil milik ImageSat Internasional menunjukkan dua baterai dari delapan peluncur rudal darat-ke-udara dan sistem radar di Pulau Woody, bagian dari rantai Pulau Paracel di kawasan Laut China Selatan, yang diklaim oleh Taiwan dan Vietnam.


"Meskipun saya tidak bisa mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan intelijen, kami mengawasi hal ini dengan sangat tajam," ujar juru bicara Pentagon, Bill Urban, terkait peluncuran rudal tersebut.

Laporan Fox dipublikasikan di tengan pertemuan antara para pemimpin ASEAN dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di California.

Pada konferensi pers setelah pertemuan itu, Obama mengatakan ia dan para pemimpin Asia Tenggara membahas kebutuhan untuk meredakan ketegangan di Laut China Selatan. Pertemuan itu menyetujui bahwa setiap sengketa teritorial harus diselesaikan secara damai dan melalui jalur hukum.

Bulan lalu, China geram karena kapal perusak milik Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton, yang termasuk dalam rantai Pulau Paracel. China menilai langkah AS ini sebagai tindakan provokatif.

Sementara, Pentagon mengklaim langkah ini dilakukan untuk melawan upaya oleh China, Vietnam dan Taiwan untuk membatasi kebebasan navigasi.

Fox melaporkan bahwa rudal China tiba di Pulau Woody selama seminggu terakhir. Menurut citra satelit, pantai di pulau itu kosong pada 3 Februari, namun rudal terlihat oleh 14 Februari.

Seorang pejabat AS yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengkonfirmasi keakuratan foto tersebut.

Pejabat itu menyatakan bahwa citra satelit memperlihatkan sistem pertahanan udara HQ-9, yang memiliki jangkauan 200 km dan akan menimbulkan ancaman bagi setiap pesawat, baik komersil maupun militer, yang terbang di dekat pulau tersebut.

Akhir pekan lalu, Majalah Diplomat melaporkan bahwa China sedang membangun sebuah pangkalan helikopter di Pulau Duncan yang termasuk dalam rantai Pulau Paracel.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS merespons laporan Majalah Diplomat itu dengan menyebut semua pihak yang mengklaim pulau di kawasan itu harus menghentikan pembangunan dan pembangunan markas militer.


Credit  CNN Indonesia