Rabu, 17 Februari 2016

AS Siap Uji Coba Kapal Tanpa Awak Pemburu Musuh

AS Siap Uji Coba Kapal Tanpa Awak Pemburu Musuh

Untuk menghadapi ancaman kapal selam, kapal perang pesisir kelas Independence mengangkut helikopter MH-60R Seahawks (yang dilengkapi dengan torpedo mk54 torpedoes, sonobuoys, Raytheon AN/AQS-22 airborne low-frequency sonar) dan kapal permukaan tanpa awak sepanjang 11 m (dilengkapi dengan dipping sonar, multi-static active sonar and ULITE ultra-lightweight towed array). news.usni.org
 
 
CB, Washington DC - Amerika Serikat tahun ini akan segera melakukan uji coba terhadap kapal pemburu tanpa awak untuk pertama kalinya. Kapal yang dinamai ACTUV itu ditujukan untuk melacak setiap kapal selam musuh yang dianggap berpotensi membahayakan keamanan bahari AS.

Seperti yang dilansir Sputnik News, Senin, 15 Februari 2016, meski ACTUV tidak dilengkapi sistem persenjataan, kapal ini dianggap dapat berguna tidak hanya untuk mengatasi ancaman serius tapi juga berfungsi sebagai kapal intelijen.

Kapal tersebut memiliki tingkat keakuratan tinggi dan nol kesalahan manusia. Memiliki bobot 140 ton dan panjang 40 meter kapal ini terbilang relatif kecil. Ukurannya membuat ACTUV lebih lincah serta dikatakan dapat bermanuver hingga 90 hari kerja berturut-turut.

Dikutip dari Gizmodo, dikatakan bahwa biaya operasional dan pemeliharaan per hari dari kapal tersebut akan menghabiskan sebesar US$ 15 ribu atau sekitar Rp 202 juta sampai US$ 20 ribu atau setidaknya Rp 270 juta.

ACTUV merupakan bagian dari Strategi Generasi Tiga AS, yang diharapkan dapat memberikan AS superioritas militer yang signifikan atas semua pesaingnya. Militer AS akan menghabiskan US$ 18 miliar atau Rp 242 triliun untuk melaksanakan proyek tersebut.

Menurut Sergei Safronov, Deputi Direktur Jenderal Biro Desain "Malachite", Amerika Serikat diperkirakan menghabiskan uang untuk menciptakan sejumlah kapal selam baru atau tiga kali lipat lebih banyak daripada yang dilakukan Rusia.

Kapal yang mulai diciptakan US Agency Pertahanan Advanced Research Project (DARPA) sejak 2010 silam tersebut dirancang untuk melacak kapal selam musuh. Selain itu dilaporkan bahwa pembangunannya dilakukan untuk menandingi peralatan tempur masa depan Rusia.

Rusia sendiri dikabarkan tengah melakukan pengembangan robot bawah air, yang diperkirakan segera selesai tahun ini. Robot tersebut merupakan generasi baru yang bertugas melayani Angkatan Bersenjata Rusia di tahun-tahun mendatang.

Tak seperti kendaraan Amerika, kapal Rusia tidak hanya berfungsi sebagai mata-mata, tapi juga untuk menyerang musuh dengan senjata lengkap. Mesin bawah air Rusia diyakini akan dilepas ke dalam air dari kapal selam kusus. Mereka diangap mampu berfungsi sebagai pengangkut dengan senjata jika diperlukan.


Credit  TEMPO.CO