Pasukan Syiah dan tentara Irak berfoto dengan
bendera Negara Islam (ISIS) yang dibalik saat berhasil memasuki pusat
kota Tikrit, 1 April 2015. REUTERS/Thaier Al-Sudani
"Saya kaget dengan pemberitaan di luar. Saya tegaskan, saya tidak ada hubungan dengan mereka, apalagi dibaiat," kata Tomi, Jumat, 10 Juli 2015.
Kabar Tomi bergabung ISIS dilansir situs media asal Amerika Serikat, The Intercept, berdasarkan bocoran dokumen yang mereka miliki dari laporan intelijen Kepolisian Federal Australia (AFP).
Laporan setebal sepuluh halaman itu menyebutkan Tomi dan satu pilot lain asal Indonesia, Ridwan Agustin, diduga sudah berada di Suriah atau Irak karena terpengaruh propaganda pro-ISIS.
Mendengar tuduhan itu, Tomi tertawa kecil di ujung telepon. Ia mengaku belum pernah menginjakkan kaki di Suriah. Berbahasa Arab pun dia tak bisa. "Saya sekarang sedang iktikaf di masjid dekat rumah saya di Bogor," katanya.
Dalam akun Facebook-nya, Tomi memang sering berbagi gambar maupun tulisan yang mengajak muslim berjihad. Salah satu unggahan Tomi pada 19 Maret lalu yakni gambar seorang pria memegang bendera berlambang khas ISIS dan seruan berjihad.
"Apakah cuma like gambar di Facebook itu artinya sudah bergabung? Saya hanya berbagi informasi yang saya tahu," ujar Tomi.
Credit TEMPO.CO