Jumat, 03 Juli 2015

Di Ambang Kebangkrutan Yunani, Turis Asing Tetap Pesta Pora


Di Ambang Kebangkrutan Yunani, Turis Asing Tetap Pesta Pora  
Krisis Yunani akibat gagal bayar utang ke IMF sepertinya tidak terlihat di Mykonos, pulau dengan pantai indah tujuan wisata para turis asin(Ilustrasi/Leeroy Creative Agency)
 
 
Jakarta, CB -- Ketidakmampuan Yunani membayar utang sebesar US$1,7 juta kepada Dana Moneter Internasional, atau IMF, pada Selasa (30/6), menjadikan negara ini berada di ambang kebangkrutan. Namun, krisis ini sama sekali tidak terlihat di Mykonos, pulau indah yang kerap menjadi tujuan berlibur wisatawan asing dari penjuru dunia.

Mykonos merupakan pulau dengan luas 85,5 km persegi di pesisir barat Yunani. Sektor wisata merupakan pencaharian utama dari pulau yang kerap disebut "The Island of the Winds" ini.

Di pulau yang indah ini, tak terlihat sedikit pun tanda-tanda krisis ekonomi yang terlihat jelas di ibu kota Athena. Di pulau ini, wisatawan tak perlu pusing soal penghematan, pembatasan penarikan uang di bank maupun ATM.


Pasalnya, peraturan penarikan uang yang dibatasi hanya sebesar 60 euro atau sekitar Rp887 ribu tidak berlaku bagi kartu ATM dari luar negeri. Meski demikian, para turis yang mengetahui bahwa negara itu tengah krisis, mulai menarik sejumlah uang mereka untuk cadangan uang tunai jika diperlukan.

"Sebenarnya kami tidak terlalu takut, tapi kami mengambil langkah antisipasi saja, Di kapal pesiar, ada ATM, jadi kami mengambil uang tunai untuk dapat membayar di toko, sebagai antisipasi jika toko-toko di sini tidak menerima kartu kredit," kata Laura Leon, wisatawan asal Venezuela, dikutip dari Euronews.

Semenjak pembatasan penarikan uang tersebut, sejumlah toko memang hanya ingin menerima uang tunai, sehingga dapat membayar para pemasok barang dari pusat kota.


"Kami meminta para turis untuk membeli dengan uang tunai, sehingga kami memiliki lebih banyak uang tunai, sampai bank kembali dibuka. Para turis sangat baik dan memaklumi hal ini, kata seorang penjual souvenir, Nadina Takoussis.

Namun Constantina Politou, penjual souvenir lainnya, mempersilakan para pembeli bisa membayar dengan kartu kredit, ATM, maupun uang tunai.

"Kami tak punya masalah semacam itu, untuk saat ini. Tapi kami tidak tahu apakah keadaan ini dapat berubah 10 hari atau sebulan mendatang Tapi untuk sekarang semuanya oke," kata Politou, dikutip dari Reuters.

Meski demikian, referendum yang rencananya akan digelar pemerintah pada Ahad (5/7) mendatang diperkirakan akan menentukan keadaan Yunani di masa depan. Rakyat Yunani diminta memutuskan untuk menerima atau menolak dana talangan dari Eropa, dengan segala syarat yang menyertainya.

Jika mereka menolak, Yunani harus mencari cara untuk kembali menggunakan mata uang drachma dan meninggalkan euro.

Sementara jika mereka menerima, ini akan menunjukkan keinginan rakyat Yunani untuk tetap berada di zona euro, meski harus menerima syarat yang lebih ketat dari Eropa, seperti penghematan, kenaikan pajak dan pengurangan besaran pensiun.

Selain kepada IMF, Yunani juga memiliki tenggat pembayaran utang besar lainnya kepada Bank Sentral Eropa pada 20 Juli mendatang.

Credit   CNN Indonesia