Selain itu, otak tiga ekor tikus juga mendapatkan hasil serupa.
Ilustrasi (istock)
Dalam uji cobanya, mereka menggabungkan otak tiga monyet dalam sebuah kabel yang saling terhubung. Ini memungkinkan para monyet untuk menggabungkan kekuatan otak mereka untuk mengendalikan tangan robot. Dari sini, mereka yakin jika otak manusia bisa saling terhubung satu sama lain.
Dalam uji coba kedua, ilmuwan menghubungkan otak empat tikus, memungkinkan hewan pengerat itu mensinkronisasi aktivitas otak dan bekerja sama untuk memecahkan masalah yang dihadapi salah satu tikus.
Penelitian ini semakin menegaskan apa yang telah mereka lakukan. Ketua tim dari studi itu, ilmuwan dari Duke University, Miguel Nicolelis, sebelumnya pernah melakukan pengembangan hubungan antara otak dan mesin, memungkinkan orang yang cacat fisik ataupun lumpuh mampu mengendalikan tengkorak luar atau kaki palsu yang mereka miliki. Ini merupakan terobosan terbaru untuk rehabilitasi otak, bisa juga untuk menciptakan komputer organik (kumpulan otak hewan untuk memecahkan masalah bersama).
"Intinya, kami telah menciptakan otak super. Sebuah kumpulan otak yang diciptakan dari tiga otak monyet. Belum ada yang pernah melakukannya sebelumnya," ujar Nicolelis, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat 10 Juli 2015.
Penelitian ini dianggap ilmuwan lain, Anders Sandberg dari pusat penelitian otak di University of Oxford, sebagai demonstrasi yang paling meyakinkan, dimana otak bisa dihubungkan bersama untuk komunikasi langsung.
"Banyak orang mengklaim telah menciptakan telepati digital dalam beragam demonstrasi yang dilakukan. Tapi ini yang paling mencengangkan. Saya cukup terkesan dengan ini," ujar Sandberg.
Credit VIVA.co.id