Fosil dan ilustrasi cacing monster. (CNN Indonesia/Reuters/Jie Yang/Javier Ortega-Hernandez/Handout via Reuters)
Cacing ini hidup di zaman Cambrian awal, sekitar 518 juta tahun lalu. Ia memiliki 9 pasang kaki berkuku tajam di tubuh belakang. Sementara kaki depannya ada 6 pasang dan berbentuk seperti bulu.
|
Spesimen yang dimiliki peneliti itu memiliki panjang kurang dari 10 centimeter. Tapi bagi cacing purba, kata Ortega-Hernandez seperti dikutip Live Science, ukuran itu termasuk besar.
Berdasarkan penelitian mereka yang diterbitkan di jurnal PNAS, cacing monster memakai kaki belakang untuk menjejak di permukaan dan memakai kaki depan untuk menyaring makanan di air dengan lembut.
Teknik ini masih dipakai hewan masa kini, seperti udang bambu (Atyopsis moluccensis) yang memakai kaki depan yang seperti kipas untuk menangkap makanan.
Para peneliti kemudian memberi nama makhluk itu Collinsium ciliosum alias Monster Collins berambut. Ia dinamai menurut nama Desmond Collins, ahli paleontologi yang menemukan fosil seperti cacing dari era Cambrian pada 1980-an.
Sejak 1980-an, para peneliti telah menemukan lima spesies monster Collins. Tapi tak seperti fosil yang ditemukan lebih awal, fosil cacing berpaku itu memperlihatkan tampilan makhluk prasejarah yang menarik dengan paku-paku dan kakinya.
Selama tiga tahun ilmuwan dari Universitas Yunnan di China dan Universitas Cambridge telah menggali dan mempelajari 29 fosil Collinsium ciliosum dari era awal Cambrian di selatan China.
Pada analisis anatomi Collinsium ciliosum mengindikasikan bahwa cacing purba ini adalah nenek moyang jauh dari cacing velvet modern atau Onychophorans yang hidup di hutan tropis.
Credit CNN Indonesia