AS mengatakan karena ancaman Rusia,
kehadiran militer AS di Eropa harus ditingkatkan. Sementara itu, Rusia
terus memamerkan kemampuan militernya, salah satunya dengan mendirikan
Patriot Park, "Disney Land". (Evgeny Feldman via CNN.com)
"Saya menganggap Rusia sebagai ancaman terbesar," kata Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah James pada Rabu (8/7) dalam sebuah wawancara setelah serangkaian kunjungan dan pertemuan dengan sekutu AS di Eropa, termasuk Polandia.
James mengatakan Washington merespon tindakan Rusia yang “mengkhawatirkan” dengan meningkatkan kehadirannya di seluruh Eropa, dan akan terus menugaskan skuadron tempur F-16 di sana.
James mengatakan ia kecewa bahwa hanya empat dari 28 anggota NATO yang memenuhi target NATO untuk menganggarkan dua persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan.
"Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba. Ini adalah sesuatu yang kita sebagai anggota NATO setujui. Kita semua perlu mendukung,” katanya.
Pemimpin sipil Angkatan Udara itu mengakui bahwa Eropa sedang menghadapi tantagan imigrasi dan ekonomi saat ini, namun mengatakan aliansi militer NATO dan komitmen terkait hal itu harus menjadi prioritas yang jelas.
Inggris pada Rabu mengatakan akan berkomitmen memenuhi kesepakatan dua persen dalam lima tahun ke depan, menambah jumlah negara yang memenuhi target NATO.
Karena ketegangan yang saat ini terjasi, Angkatan Udara AS terus berupaya untuk mengurangi ketergantungan AS pada mesin peluncur satelit militer dan intelijen RD-180 buatan Rusia.
James mengatakan, ada tuntutan besar pada aset Angkatan Udara AS sekarang, mengingat ketegangan dengan Rusia dan perang melawan ISIS, namun AU juga bekerja keras untuk mempertahankan sistem senjata dan jaringan terhadap serangan siber yang berkembang.
James mengatakan Angkatan Udara mengawasi keamanan siber segera setelah situs lembaga yang memegang data PNS AS diretas, dan memutuskan untuk melipatgandakan upaya mereka agar kejadian serupa tak terjadi lagi di masa depan.
Dia mengatakan AU sudah mengkategorikan senjata dan sistem teknik informasi untuk mendeteksi kemungkinan kerentanan siber, sekaligus juga membentuk 39 tim keamanan siber di seluruh negeri.
Credit CNN Indonesia