Sentul harus naik grade untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
Marc Marquez menjajal motor Honda di Sirkuit Sentul. (VIVAnews/Muhamad Solihin)
Sejak dibuka pada 1993, sirkuit kebanggaan Indonesia ini pernah menyelenggarakan berbagai event akbar di antaranya MotoGP, Moto2, dan A1.
Saat itu, sirkuit dengan luas 78 hektare ini masih dalam kondisi
mumpuni. Sirkuit Sentul saat itu masih dikategorikan sebagai sirkuit
dengan grade 2, dan memenuhi kualifikasi untuk menghelat berbagai balapan bergengsi.
Seiring berjalannya waktu, kondisi sirkuit berskala internasional
ini semakin menurun. Banyak infrastruktur yang tak layak, terutama di
lintasan balap. Hingga akhirnya mengalami penurunan ke grade 3.
Hal ini yang menjadi perhatian SSU selaku pengelola Sirkuit
Internasional Sentul. Dengan target menggelar MotoGP 2017, SSU kini
sangat serius untuk membenahi kondisi sirkuit.
Menurut perwakilan SSU, Lola Moenik, untuk menggelar event sekelas
MotoGP harus ada dukungan dari pemerintah. Selain itu, SSU juga
bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang mengakomodasi media,
entertain, serta promosi untuk membantu mempromosikan berbagai event.
"Saat ini, kita berada di grade 3. Untuk bisa
menyelenggarakan MotoGP syaratnya harus grade 2," ujar Moenik di
Jakarta, Selasa 31 Maret 2015. "Kami berharap ada dukungan dari
pemerintah dalam hal dana. Karena kami tidak mungkin menyiapkan ini
tanpa dukungan dari pemerintah," lanjutnya.
"Pengerjaan perbaikan lintasan diprediksi hanya memakan waktu 6
bulan. Maka itu kami butuh dukungan dari banyak pihak termasuk
pemerintah (sehingga target menyelenggarakan MotoGP pada 2017 bisa
terlaksana)," sambungnya.
Credit VIVA.co.id