Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir di Zhengzhou, Henan, Tiongkok. (REUTERS/Stringer)
Saat ini, lembaga pemerintah non departemen itu sedang mengajukan beberapa perizinan untuk memulai proyek uji coba (pilot project) pembangunan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Serpong, Banten.
"Sudah mulai dan yang menangani Batan. Saat ini sedang mengurusi perizinan dan perancangan pembangunan fisik," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana di Jakarta, Senin (6/4).
"Konstruksinya mulai 2016 dan commisioning-nya sekitar 2019 atau 2020," tuturnya.
Selain Serpong, sebenarnya pemerintah juga sudah menyiapkan sejumlah daerah yang berpotensi untuk menjadi area pembangunan PLTN seperti Bangka Belitung. Belum lama ini, pemerintah Tiongkok pun siap menanamkan investasi sebesar US$ 12,5 miliar untuk membangun PLTN berkapasitas 5 x 1.000 Megawatt (MW) di sana jika pemerintah Indonesia memberi lampu hijau mengenai pemanfaatan nuklir.
"Lokasi pembangunan PLTN rencananya di wilayah Bangka Belitung. Perdana Menteri Tiongkok juga sudah membicarakan hal ini dengan Presiden Jokowi di pertemuan APEC bulan (November 2014) lalu,” ujar Direktur Utama PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) Yudi Utomo beberapa waktu lalu.
Dalam megaproyek tersebut, Yudi mengatakan Inuki sendiri akan bertindak sebagai pelaksana atau operator maintenance (OM) di PLTN yang rencananya akan dibangun menggunakan teknologi Tiongkok.
"Saya pastikan kalau 100 persen dana berasal dari Tiongkok. Tapi penggunaan produk dalam negeri (TKDN) lebih dari 70 persen," tuturnya.
Credit CNN Indonesia