Rabu, 22 April 2015

Saudi Akan Akhiri Serangan Udara di Yaman


Saudi Akan Akhiri Serangan Udara di Yaman  
Arab Saudi mengumumkan akan menghentikan serangan udara dan memulai proses politik di Yaman. (Reuters/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Arab Saudi mengumumkan pada Selasa (21/4) bahwa serangan udara di Yaman untuk menggempur pemberontak Syiah al-Houthi yang telah berlangsung sekitar sebulan akan segera diakhiri.

Iran, yang mendukung Houthi, menyambut gencatan senjata itu.

"Operation Decisive Storm telah mencapai tujuannya...(termasuk) menghapus ancaman terhadap Arab Saudi dan negara-negara tetangga, terutama dalam hal senjata berat," kata sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita milik pemerintah Saudi, SPA.


Dalam surat pernyataan itu, Arab Saudi mengatakan akan memulai operasi baru yang disebut ‘Operation Restoring Hope’, yang akan menggabungkan aksi politik, diplomatik dan militer. Namun operasi baru ini akan berfokus pada “proses politik yang akan mengarah ke masa sepan yang stavil dan aman untuk Yaman.”

Juru bicara Saudi, Brigjen Ahmed Asseri, mengatakan aliansi masih menargetkan Houthi. "Koalisi akan terus mencegah milisi Houthi bergerak atau melakukan operasi apapun di dalam Yaman," katanya kepada wartawan di Riyadh.

Amerika Serikat, yang merupakan sekutu dekat Saudi, pada Selasa juga mengatakan menyambut baik pengumuman Arab Saudi ini.

"Amerika Serikat menyambut pengumuman hari ini oleh pemerintah Arab Saudi dan mitra koalisinya dari kesimpulan Operation Decisive Storm di Yaman," kata Alistair Baskey, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Serangan udara yang dilancarkan oleh Arab Saudi dan negara koalisinya untuk memukul mundur pasukan Houthi yang mulai merangsek masuk ke Aden, tempat persembunyian terakhir Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini berada di Riyadh sejak serangan udara dimulai.

Senin lalu sebuah serangan udara yang menargetkan depot senjata di Bukit Fat Attan, mengenai Gedung KBRI yang berada sekitar satu kilometer dari Faj Attan. Dua diplomat dan seorang WNI lain terluka akibat ledakan, namun korban warga sipil Yaman berjatuhan. Media lokal melaporkan sekitar 46 orang tewas, serta hamppir 400 lainnya terluka.

Credit  CNN Indonesia