Kamis, 23 April 2015

Militer AS Dicanangkan Mampu Lakukan Serangan Siber


Militer AS Dicanangkan Mampu Lakukan Serangan Siber  
Strategi pertahanan AS yang baru menitikberatkan pada kemampuan militer melakukan serangan siber. (Ilustrasi/Getty Images/scyther5)
 
California, CB -- Menteri Pertahanan AS akan mengungkapkan strategi siber terbaru yang akan menekankan pada kemampuan militer melakukan aksi serangan dengan senjata siber.

Ash Carter berharap kemampuan ini bisa membantu mencegah serangan.

Strategi pertahanan ini menampilkan peran lebih kuat untuk para pejuang siber militer AS yang tidak mau diakui oleh Pentagon dalam strategi sebelumnya yang dirilis pada 2011.

Strategi ini juga menyebut secara khusus ancaman di dunia siber yang datang dari Rusia, Tiongkok, Iran dan Korea Utara.


Menurut salinan dokumen yang didapat oleh kantor berita Reuters “Amerika Serikat harus mampu melakukan atau memperlihatkan kemampuan bereaksi yang efektif untuk mencegah musuh melakukan serangan lebih dulu.”

Dokumen ini menyebutkan bahwa Departemen Pertahanan harus mengembangkan “opsi-opsi siber yang layak” sebagai bagian dari sejumlah cara lain yang dimiliki AS ketika terjadi peningkatan ketegangan atau ketika menghadapi ancaman.

Departemen Pertahanan harus bisa mempergunakan piranti siber untuk mengganggu jaringan komando musuh, infrastruktur militer yang penting dan persenjataan canggih.

Pengakuan atas kemungkinan itu dalam dokumen yang bisa dilihat oleh umum ini merupakan perubahan besar dari 2011, dan menggambarkan harapan AS bahwa kemampuan itu akan membuat musuh takut.

Catatan resmi terkait piranti lain untuk melakukan balasan antara lain dengan secara terbuka menyatakan negara yang bertanggungjawab atas satu serangan dan menerapkan sanksi.

Ash Carter mengatakan perhatian utama strategi siber adalah pertahanan, tetapi dia mengakui bahwa strategi baru ini “lebih jelas dan lebih spesifik di segala bidang, termasuk menyerang.”

“Akan sangat berguna bagi kita jika dunia tahu bahwa kami akan melindungi diri sendiri,” ujar Carter kepada wartawan pada Rabu (22/4).

“Kita memiliki kemampuan untuk itu, tidak hanya di dunia siber tetapi juga dalam berbagai cara.”

Ash Carter akan bertemu dengan para eksekutif Lembah Silikon dan berpidato di Universitas Stanford pada Kamis (23/4).

Kunjungan ini berlangsung dua bulan setelah Presiden Barack Obama juga mengunjungi Lembah Silikon dan meminta eksekutif perusahaan teknologi AS melakukan kerjasama lebih erat dalam melawan peretas dan serangan ke perusahaan besar, seperti serangan peretas ke Sony Pictures Entertainment.

Dokumen ini juga menyatakan bahwa “Serangan Korea Utara ke Sony merupakan salah satu serangan siber terhadap institusi AS yang paling merusak.”

Dokumen ini juga menyebutkan bahwa pelaku perang siber Rusia beroperasi dengan diam-diam tetapi tidak memiliki niat yang jelas. Sementara, Tiongkok dikritik karena melakukan pencurian di bidang teknologi.

Iran dan Korea Utara dinyatakan “memiliki kemampuan siber yang belum canggih” tetapi memusuhi AS dengan terang-terangan.


Credit  CNN Indonesia