Kamis, 22 Juni 2017

Filipina Pukul Mundur Militan dari Sekolah di Cotabato


Filipina Pukul Mundur Militan dari Sekolah di Cotabato Ilustrasi. (Reuters/Romeo Ranoco)


Jakarta, CB -- Setelah baku tembak sengit, militer Filipina berhasil memukul mundur kelompok militan BIFF yang menduduki sebuah sekolah di Kota Pigcawayan, Cotabato, pada Rabu (21/6).

"Mereka sudah disingkirkan. Mereka tidak lagi di sana. Wilayah sekolah sudah aman kembali. Tentara sedang melakukan operasi pencarian," ujar juru bicara militer Filipina, Restituto Padilla.

Padilla kemudian mengatakan, kini militer sedang memburu para militan yang diduga membawa lima warga sipil dari desa tersebut.

Namun, Padilla membantah berita yang mengatakan bahwa kelompok militan itu menyandera sejumlah murid dari sekolah tersebut.

Sementara itu, juru bicara BIFF, Abu Misri Mama, mengatakan bahwa kelompok militan itu hanya menyelamatkan warga sipil dari baku tembak, bukan bermaksud untuk menculik.

Ketika ditanya Reuters mengenai kepastian BIFF memulangkan para warga sipil tersebut, ia menjawab, "Ya. Kami bukan penculik."

Lebih jauh, Padilla memastikan bahwa insiden ini tak ada kaitannya dengan yang terjadi di Marawi, di mana militer Filipina menggempur kelompok militan Maute selama tiga pekan belakangan.

"Serangan ini dilancarkan oleh satu kelompok yang sudah sering melakukan kekerasan," tutur Padilla, sebagaimana dikutip Reuters.





Credit  CNN Indonesia




AS Mulai Pertanyakan Alasan Teluk Isolasi Qatar



AS Mulai Pertanyakan Alasan Teluk Isolasi Qatar
Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai mempertanyakan alasan sebenarnya negara Teluk mengisolasi Qatar. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) dilaporkan mulai mempertanyakan alasan sebenarnya negara Teluk mengisolasi Qatar. Pertanyaan ini mulai muncul karena sampai saat ini negara Teluk belum merilis rincian klaim yang mereka buat terhadap Qatar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert mengatakan, semakin banyak waktu berlalu, pertanyaan akan semakin banyak diajukan tentang tindakan anti-Qatar yang diberlakukan oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA) dan sekutu mereka.

"Pada titik ini, kita ditinggalkan dengan satu pertanyaan sederhana: Apakah tindakan benar-benar mengenai kekhawatiran mereka mengenai dukungan dugaan Qatar atas terorisme atau apakah mereka memiliki keluhan yang panjang antara negara-negara GCC," ucap Nauret, seperti dilansir Al Jazeera pada Rabu (21/6).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash menyatakan, UEA dan sejumlah negara Teluk lainnya saat ini sedang membuat apa yang ia sebut sebagai daftar keluhan kepada Qatar. Daftar ini akan menjadi dasar tuntutan kepada Qatar jika ingin hubungan antara Doha dan negara Teluk membaik.

Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Dia menuturkan, pihaknya masih menyusun daftar keluhan kepada Qatar dan syarat-syarat yang akan diajukan untuk memperbaiki hubungan kepada Qatar. 


Credit  sindonews.com


Tillerson Desak Saudi Cs Kirimkan Tuntutan ke Qatar


Tillerson Desak Saudi Cs Kirimkan Tuntutan ke Qatar
Foto/Ilustrasi/Istimewa


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berharap negara-negara Arab yang terlibat dalam sengketa diplomatik dengan Qatar segera mengirimkan daftar tuntutan mereka. Tuntutan tersebut harus masuk akal dan dapat ditindaklanjuti oleh Doha untuk merubah krisis menjadi sebuah resolusi.

Begitu pernyataan Sekretaris Negara sekaligus Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson. Pernyataan ini dikeluarkan sehari setelah Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mempertanyakan motif Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumumkan pemboikotan mereka terhadap Qatar pada 5 Juni lalu. Deplu AS mengatakan bahwa hal itu membingungkan karena negara-negera Teluk tidak mengumumkan tuntutan mereka.


Ini adalah bahasa terkuat Washington terkait krisis Teluk. Negara-negara Arab menuduh Qatar mendanai terorisme, menimbulkan ketidakstabilan regional atau membiarkan musuh mereka Iran. Qatar membantah tuduhan tersebut.

"Kami memahami daftar tuntutan yang telah disiapkan dan dikoordinasikan oleh Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain," bunyi pernyataan Tillerson.

"Kami berharap daftar tuntutan akan segera dipresentasikan ke Qatar dan masuk akal serta dapat ditindaklanjuti," imbuh pernyataan itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2017).

Tillerson mengatakan AS mendukung upaya mediasi oleh Kuwait yang bertujuan menyelesaikan krisis tersebut.

Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS yang vital, Al Udeid, yang memiliki lebih dari 11.000 pasukan dan mengerahkan pasukan koalisi atau menugaskan serta menjadi tempat lebih dari 100 pesawat beroperasi.

Presiden AS Donald Trump telah mengambil sikap keras terhadap Qatar, menuduhnya sebagai sponsor terorisme tingkat tinggi. Namun ia juga telah menawarkan bantuan kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perbedaan mereka. 


Credit  sindonews.com






Penumpukan Pasukan NATO di Perbatasan Rusia Mengikis Keamanan Global


Penumpukan Pasukan NATO di Perbatasan Rusia Mengikis Keamanan Global

Keberadaan pasukan NATO di perbatasan Rusia memicu kekhawatiran dapat mengikis keamanan global. Foto/Istimewa


MOSKOW - Kehadiran pasukan NATO yang terus berkembang di Baltik dan Eropa Timur menunjukkan ketidakpedulian secara terang-terangan negara- negara Barat tertentu untuk berhenti mengejar sebut agenda anti Rusia. Hal ini memaksa Moskow untuk memperkuat pertahanan perbatasannya.

Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. Shoigu mengatakan situasi di perbatasan barat Rusia memiliki kecenderungan untuk memburuk.

"Hal ini terkait dengan meningkatnya aktivitas militer negara-negara NATO di Eropa Timur," kata Shoigu seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (22/6/2017).

"Penumpukan pasukan NATO mencakup modernisasi lapangan terbang, pelabuhan dan lokasi militer lainnya, serta penempatan elemen baru pertahanan rudal Amerika Serikat (AS)," tambah menteri tersebut.

Menurut Shoigu di samping perluasan infrastruktur militer, aliansi ini juga memperkuat kesiapan operatif dan tempurnya. Shoigu mengatakan hal ini ditunjukkan oleh latihan militer Baltops and Sabre Strike yang sedang berlangsung, yang melibatkan ribuan tentara serta puluhan pesawat militer dan kapal.

"Perkembangan yang sedang berlangsung jelas menunjukkan keengganan terang-terangan dari mitra Barat untuk berhenti mengejar agenda anti-Rusia. KTT NATO di bulan Mei juga menunjukkan bahwa, ketika terorisme internasional dan Rusia ditempatkan pada daftar ancaman yang sama," kata Shoigu.

Sejumlah negara mencoba menggunakan tindakan militer yang dipuji oleh tekanan politik, informasi dan ekonomi, untuk mencapai keuntungan geopolitik.

"Tindakan yang tidak dapat dibenarkan rekan-rekan Barat kita menyebabkan erosi sistem keamanan global. Tindakan ini menimbulkan kecurigaan bersama dan mendorong kita untuk melakukan tindakan pembalasan, terutama di arah strategis barat," Shoigu menambahkan.

Ada lebih dari 100 pemeriksaan tanpa pemberitahuan di Distrik Militer Barat Rusia, menurut Shoigu, yang menunjukkan bahwa pasukan siap untuk melakukan konfrontasi.

Pasukan distrik tersebut telah menerima lebih dari 300 buah kendaraan tempur dan peralatan selama enam bulan terakhir, dan unit militer baru dikirim untuk memperkuat pertahanan perbatasan barat Rusia.

"Lebih dari 30 batalion dan kelompok taktis tingkat perusahaan berada dalam kesiapan tempur yang konstan, mereka sepenuhnya memiliki staf dan dilengkapi dengan semua potongan material yang diperlukan," kata Shoigu.

Selain itu, sekitar 20 unit militer baru akan dibentuk di Distrik Militer Barat pada akhir tahun 2018.

Saat NATO melenturkan otot-ototnya di dekat dengan perbatasan Rusia, Moskow telah memulai persiapan untuk latihan strategis bersama yang akan datang Zapad-2017 (West-2017), yang akan diadakan di Belarus akhir tahun ini. 




Credit  sindonews.com






Jet Tempur Rusia Kejar Pesawat NATO di Atas Laut Baltik



Jet Tempur Rusia Kejar Pesawat NATO di Atas Laut Baltik
Jet tempur Rusia kejar pesawat NATO di atas Laut Baltik. Foto/Ilustrasi/Istimewa


MOSKOW - Sebuah jet Rusia mengejar sebuah pesawat milik NATO setelah mencoba mendekati pesawat Menteri Pertahanan Rusia. Demikian laporan kantor berita Rusia.

TASS melaporkan bahwa jet tempur F-16 NATO terbang di atas pesawat Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu di atas Laut Baltik. TASS tidak menyebut asal negara jet tempur tersebut seperti dikutip dari Sky News, Rabu (21/6/2017).

Klaim Rusia datang saat Kremlin mengatakan sedang mempertimbangkan berbagai tindakan pembalasan terhadap sanksi baru Amerika Serikat (AS) terkait peran negara tersebut di Ukraina.

"Pada tingkat para ahli kami, tentu saja, berbagai varian sanksi sekarang sedang dirumuskan dan diusulkan," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Pesawat AS sering dicegat di dekat Baltik dan daerah kantong Rusia di Kaliningrad. Namun Pentagon mengatakan bahwa sebagian besar pencegatan dianggap aman dan profesional.

Namun, pada hari Selasa, Pentagon menuding Rusia melakukan pencegatan pesawat mata-mata RC-135 milik AS dengan tidak aman di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik.

Dikatakan bahwa pesawat AS tidak melakukan apapun untuk memprovokasi aksi berbahaya dan menuduh pilot Rusia memiliki kontrol yang buruk dengan jet tempur SU-27-nya.

"Karena kecepatan penutupan yang tinggi dan kontrol yang buruk terhadap pesawat selama pencegatan, interaksi ini tidak aman," sebuah pernyataan Pentagon mengatakan setelah kejadian terakhir.

Ketegangan antara angkatan udara kedua negara telah meningkat setelah Moskow mengatakan akan memperlakukan setiap pesawat dengan koalisi pimpinan AS di Suriah yang terbang ke barat sungai Efrat sebagai target potensial.

Pergerakan itu terjadi setelah pesawat AS menembaki sebuah jet Suriah pada hari Minggu. 






Credit  sindonews.com




Taliban Rilis Video Sandera Asal AS dan Australia



Taliban Rilis Video Sandera Asal AS dan Australia
Taliban rilis video sandera asal AS dan Australia. Foto/Ilustrasi/Istimewa


KABUL - Kelompok militan Afghanistan, Taliban, merilis sebuah video yang menunjukkan seorang warga Amerika Serikat (AS) dan seorang sandera asal Australia. Keduanya meminta pemerintah mereka untuk membantu menegosiasikan pertukaran tahanan untuk membebaskannya.

Kevin King, seorang guru di Universitas Amerika di Kabul, dan rekannya asal Australia Timothy Weeks diculik di dekat kampus tersebut pada bulan Agustus tahun lalu.

Video tersebut, yang menurut King dan Weeks dibuat pada 16 Juni, menunjukkan kedua pria tersebut berbicara kepada kamera. Keduanya meminta tahanan Taliban untuk dibebaskan atas imbalan kebebasan mereka seperti dikutip dari Reuters, Kamis (22/6/2017).

Video, yang keasliannya tidak dapat diverifikasi secara independen, dirilis oleh juru bicara utama Taliban dan diedarkan di situs media sosial.

Video ini mirip dengan video serupa dari dua pria yang dibebaskan oleh Taliban pada Januari lalu. Kemunculan video ini bertepatan dengan niatan AS untuk menyiapkan strategi baru untuk Afghanistan, diperkirakan mencakup penambahan personil tentara antara 3.000-5.000.

Pada bulan September, Pentagon mengatakan pasukan AS melakukan serangan untuk mencoba menyelamatkan dua sandera sipil namun orang-orang tersebut tidak berada di lokasi yang ditargetkan.

Penculikan telah menjadi masalah besar di Afghanistan selama bertahun-tahun. Sebagian besar korban adalah warga Afghanistan dan banyak penculik adalah penjahat yang mencari uang tebusan namun sejumlah orang asing juga telah diculik untuk tujuan politik.




Credit  sindonews.com






Kelompok Pro-ISIS di Filipina Kembali Lakukan Serangan



Kelompok Pro-ISIS di Filipina Kembali Lakukan Serangan
Kelompok pemberontak pro-ISIS di Filipina, yakni BIFF dilaporkan melakukan serangan di kota Pigcawayan, provinsi Cotabato Utara. Foto/Istimewa


MANILA - Kelompok pemberontak pro-ISIS di Filipina, yakni Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) dilaporkan melakukan serangan di kota Pigcawayan, provinsi Cotabato Utara. Kelompok tersebut diketahui sempat menduduki sebuah sekolah di kota itu.

Juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, tentara militer Filipina bergerak cepat dan sukses mengusir BIFF dari kota tersebut.

"Situasi telah ditangani, musuh telah mundur. Mereka mencoba masuk (desa) dan mereka gagal. Mereka sudah tidak ada lagi. Sekolah diamankan," kata Padila dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Strait Times pada Rabu (21/6).

"Apa yang BIFF lakukan adalah aktivitas oportunistik. Mereka mengambil keuntungan dari situasi di mana kita telah sedikit membela pos terdepan dan mereka pikir kekuatan kita ada di tempat lain. Tapi bukan itu masalahnya. Kita mungkin menghadapi banyak front, tapi kekuatan kita tersebar untuk menghadapi berbagai ancaman," sambungnya.

Dia mengatakan, bahwa pemberontak mengambil lima sandera saat mereka mundur. Tak satu pun dari mereka adalah murid dari sekolah. "Kami masih memastikan apakah mereka telah membebaskan lima warga sipil yang mereka pegang," katanya.

Padila kemudian mengatakan, kemungkinan serangan tersebut dimaksudkan untuk mengganggu serangan militer yang sedang berlangsung terhadap kelompok militan yang berbeda di kota Marawi. 




Credit  sindonews.com


Militan pro-ISIS serbu sekolah di Filipina dan sandera siswa


Militan pro-ISIS serbu sekolah di Filipina dan sandera siswa
Ilustrasi--Pasukan pemerintah menyerang pemberontak dari kelompok Maute, yang mengambil alih sebagian besar kota Marawi, di Kota Marawi, selatan Filipina, Kamis (25/5/2017). (REUTERS/Romeo Ranoco)


Manila (CB) - Kelompok militan pro-ISIS menyerbu sebuah sekolah di Filipina selatan pada Rabu dan menyandera beberapa siswa di pulau yang sama tempat pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok pemberontak memasuki pekan kelima menurut polisi setempat.

Laporan polisi menyebutkan ekitar 300 orang bersenjata, termasuk di antaranya anggota Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF), menyerbu sebuah sekolah di kota Pigcawayan, Provinsi Cotabato Utara, Pulau Mindanao, dan menahan beberapa siswa sebagai sandera.

Anggota BIFF terlibat dalam baku tembak dengan militer, kata Inspektur Kepala Realan Mamon, Kepala Kepolisian Pigcawayan, dalam sebuah wawancara di radio.

"Kami bisa mengonfirmasi bahwa mereka menduduki sebuah sekolah dan ada warga sipil yang terjebak. Kami sedang dalam proses menentukan berapa banyak jumlah mereka yang terjebak dan jatidiri mereka," kata Mamon sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Pigcawayan berada sekitar 190 kilometer selatan Kota Marawi, di mana kelompok BIFF bersama dengan petempur dari kelompok lain yang bersekutu dengan ISIS bersembunyi dan memerangi militer Filipina sejak 23 Mei.

Eliseo Garcesa, wali kota Pigcawayan, mengatakan kepada radio Filipina bahwa dia masih mencari informasi tentang kemungkinan adanya korban.

Pesawat dan tentara Filipina melancarkan serangan terbaru melawan pemberontak di kota Marawi pada Selasa, seorang juru bicara militer mengatakan serangan tersebut ditujukan untuk membersihkan kota itu pada akhir pekan ini yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri.




Credit  antaranews.com













Rusia Batalkan Pertemuan dengan Pejabat AS




Istana Kremlin, Moskow, Rusia.
Istana Kremlin, Moskow, Rusia.

CB, MOSKOW -- Rusia mengatakan, Rabu, pihaknya membatalkan pertemuan tingkat tinggi antara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dan wakil menteri luar negeri Amerika Serikat Thomas Shannon sebagai reaksi terhadap perluasan sanksi AS terhadap Moskow.
Moskow mengatakan Rusia terpaksa mengambil keputusan itu setelah pemerintah AS pada Selasa menambah 38 perorangan dan organisasi Rusia ke dalam daftar sanksi terkait pergerakan Rusia di Ukraina.
Langkah itu membuat marah Kremlin, yang sebelumnya telah mengatakan ingin memperbaiki hubungan dengan Washington setelah hubungan jatuh ke titik rendah pasca Perang Dingin.
Sanksi-sanksi baru AS itu merupakan "lanjutan arah yang ditentukan oleh pemerintahan Obama dan bertujuan merusak hubungan antara kedua negara," kata Ryabkov dalam pernyataan yang dimuat di laman Kementerian Luar Negeri Rusia.
Langkah AS itu sangat merendahkan pernyataan Washington menyangkut keinginannya berdialog dengan Moskow, menurut pernyataan. Pernyataan itu menyebut sanksi-sanksi baru sebagai "hadiah politis" bagi Presiden Ukraina Petro Poroshenko, yang berkunjung ke AS pada Selasa (20/6).
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pihaknya menyayangkan pembatalan yang dilakukan oleh Rusia namun menyatakan tetap terbuka untuk melakukan pembicaraan di masa depan dalam upaya menjembatani berbagai perbedaan di antara kedua negara.
"Mari kita ingat bahwa sanksi-sanksi ini tidak muncul secara tiba-tiba. Sanksi yang kami arahkan tersebut diterapkan sebagai reaksi terhadap kekerasan yang sedang berlanjut oleh Rusia terhadap kedaulatan dan kesatuan wilayah (negara) tetangganya, Ukraina," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert dalam pernyataan.
Kremlin sebelumnya pada Rabu mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak berada di Ukraina timur, yaitu wilayah yang dikuasai oleh para separatis pro-Rusia. AS dan Uni Eropa telah menjatuhkan beberapa putaran sanksi terhadap berbagai perusahaan dan perorangan Rusia sebagai tindakan atas peranan Rusia dalam konflik Ukraina.
Ryabkov sebelumnya dijadwalkan bertemu Shannon di St Petersburg pada Jumat untuk membahas "masalah-masalah dalam hubungan bilateral".





Credit  REPUBLIKA.CO.ID







Media Iran Sebut Ada 'Kudeta Kecil' di Arab Saudi



Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz


CB, TEHERAN – Media pemerintah Iran mengkritik perubahan pada garis keturunan Arab Saudi yang bersaing, setelah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengangkat anaknya Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota menggantikan keponakannya Mohammed bin Naif. Kantor berita tersebut menyebutnya sebagai k'udeta kecil'.
Sejumlah keputusan kerajaan diumumkan pada Rabu (21/6) bahwa Raja Salman mengangkat putranya yang berusia 31 tahun menjadi putra mahkota dan sekaligus menempati posisi kedua sesuai takhta. Putra mahkota baru itu telah mengkonsolidasikan kekuasaannya selama dua tahun terakhir dengan mengorbankan sepupunya yang sebelumnya berada di atasnya berturut-turut.
Langkah tersebut memicu kritik di Iran, seperti yang diinformasikan The Washington Post, Kamis (22/6), di mana televisi pemerintah memuat berita utama yang menyebut langkah tersebut sebagai kudeta ringan.
Sedangkan kantor berita semi resmi Fars menyebutnya sebagai gempa politik dan menuliskan bahwa Mohammed bin Naif digulingkan. Selain itu kantor berita dengan situs berbahasa Inggris Press TV memuat sebuah artikel panjang yang mencela beberapa tindakan Mohammed bin Salman, seperti kampanye militer berdarah di Yaman dan guncangan ekonomi yang luas dan mengejutkan yang sedang berlangsung di Arab Saudi.
Putra mahkota baru itu hampir tidka dikenal di kancah internasional saat ayahnya menjadi raja pada 2015. Namun ia dengan cepat diberi banyak kekuasaan sebagai menteri pertahanan dan pemimpin sebuah dewan ekonomi. Dan seringkali dalam peran tersebut ia mendorong gerakan untuk menekan Iran.
Pengangkatan itu memunculkan keraguan serius. Di mana kampanye militer di Yaman yang ditanganinya telah menelan biaya miliaran dan memakan banyak korban jiwa, namun masih jauh dari kemenangan atas Houthi.
Sementara rencana ambisius untuk membatasi pengeluaran pemerintah dan mengurangi ketergantungan ekonomi Saudi dari minyak belum menghasilkan konflik serupa. Mereka menjalankan risiko tidak hanya kegagalan fiskal namun juga mengadu Mohammed bin Salman dan bangsawan Saudi lainnya melawan pendirian agama konservatid di negara tersebut.
Mungkin bukan hanya Iran yang memiliki keraguan tentang putra mahkota baru itu, seperti Washington yang sangat menghormati Mohammed bin Naif yang telah membantu memimpin kampanye Arab Saudi melawan Alqaidah selama bertahun-tahun. Dan mungkin juga ada beberapa pihak di Arab Saudi sendiri yang meragukan keputusan tersebut.





Credit  REPUBLIKA.CO.ID






Rabu, 21 Juni 2017

Anak Raja Salman Diangkat Jadi Putra Mahkota Arab Saudi




Anak Raja Salman Diangkat Jadi Putra Mahkota Arab Saudi 
Mohammed bin Salman (SPA/arabnews.com)


Riyadh - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef, telah diganti. Dekrit Kerajaan Saudi menyatakan, Mohammed bin Salman, yang merupakan putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, kini diangkat sebagai Putra Mahkota yang baru.

Pengumuman mengejutkan ini disampaikan oleh Saudi Press Agency (SPA) sebagai kantor berita resmi Saudi dan kemudian disiarkan via televisi nasional Saudi. Demikian seperti dilansir Reuters dan Arab News, Rabu (21/6/2017).

Pangeran Mohammed bin Salman, yang sebelumnya menempati posisi Wakil Putra Mahkota, akan menggantikan Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Kerajaan Saudi. Mohammed bin Nayef yang berusia 58 tahun, merupakan keponakan Raja Salman.

Ini berarti, Mohammed bin Salman akan menjadi Raja Saudi selanjutnya, jika Raja Salman tidak mampu lagi memerintah.

Menurut laporan SPA, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih sebagai Putra Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam Komisi Suksesi Saudi. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi, sebanyak 31 anggota menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi yang baru.

Dekrit yang dikeluarkan oleh Raja Salman itu juga menyatakan penunjukan Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif sebagai Menteri Dalam Negeri Saudi. Posisi itu sebelumnya dipegang oleh Mohammed bin Nayef.

Tidak diketahui pasti alasan penggantian Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Saudi.

Pangeran Mohammed bin Salman merupakan anak Raja Salman dari istri ketiganya. Dia dikenal sebagai salah satu sosok berpengaruh di Saudi. Pangeran Saudi yang masih berusia 31 tahun ini, juga menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) Saudi. Dia mencetak sejarah sebagai Menhan termuda di dunia. Pangeran Mohammed juga merupakan sosok yang mencetuskan rencana reformasi ekonomi Saudi.






Credit  news.detik.com


Berumur 32 Tahun, Ini Kiprah Putra Mahkota Arab Saudi yang Baru



Berumur 32 Tahun, Ini Kiprah Putra Mahkota Arab Saudi yang Baru 
Pangeran Mohammed bin Salman (Getty Images/independent.co.uk)




Riyadh - Pangeran Mohammed bin Salman yang ditunjuk menjadi Putra Mahkota Arab Saudi yang baru, cukup menonjol dibandingkan pangeran-pangeran lainnya. Di usianya yang baru menginjak 32 tahun, Pangeran Mohammed bin Salman memegang posisi penting dalam Kerajaan Saudi.

Seperti dikutip dari Reuters dan Arab News, Rabu (21/6/2017), Pangeran Mohammed bin Salman yang lahir tahun 1985 ini mencetak sejarah sebagai Menteri Pertahanan termuda di dunia. Dia juga menjabat sebagai Wakil Kedua Perdana Menteri Saudi.

Sebelum ditunjuk menjadi Putra Mahkota Saudi dalam dekrit yang diumumkan Rabu (21/6) waktu setempat, Pangeran Mohammed bin Salman menempati posisi Wakil Putra Mahkota Saudi.


Dia disebut bertanggung jawab atas manajemen operasi militer Saudi di Yaman dan bertanggung jawab atas kebijakan energi Saudi. Pangeran Mohammed bin Salman juga diketahui sebagai sosok yang mencetuskan rencana reformasi ekonomi Saudi, yang selama ini bergantung pada sektor migas.



Dekrit Kerajaan Saudi menyatakan, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih sebagai Putra Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam pertemuan Komisi Suksesi Saudi di Istana Al Safa, Makkah pada Rabu (21/6) pagi waktu setempat. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi, sebanyak 31 anggota menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi yang baru.

Dekrit itu juga menyatakan, Pangeran Mohammed bin Salman akan terus melanjutkan tugasnya sebagai Menhan, setelah ditunjuk menjadi Putra Mahkota Saudi. Raja Salman pun menyerukan rakyatnya untuk patuh dan setia pada Pangeran Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota yang baru.

Pangeran Mohammed bin Salman merupakan anak sulung dari istri ketiga Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Dia memiliki lima saudara yang semuanya laki-laki, yakni Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan. Istri ketiga Raja Salman bernama Fahda binti Falah bin Sultan Al Hithalayn.

Pada Maret lalu, Pangeran Mohammed bin Salman mewakili Saudi untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam pertemuan itu, Pangeran Mohammed bin Salman mengutarakan upaya Kerajaan Saudi untuk melepaskan ketergantungan pada sektor migas, sebagai bagian dari strategi ekonomi bernama Vision 2030 yang diumumkan tahun lalu.

Dia menggantikan Pangeran Mohammed bin Nayef yang telah dilepaskan dari seluruh posisi dan jabatannya dalam Kerajaan Saudi. Tidak diketahui pasti alasan di balik penggantian Putra Mahkota Saudi ini.




Credit  news.detik.com







Kisah di Balik Kesuksesan Pendiri Amazon.com



Kisah di Balik Kesuksesan Pendiri Amazon.com 
Foto: Reuters


Jakarta - Tahukah Anda bahwa ternyata sang pendiri Amazon.com, Jeff Bezos, mempunyai beberapa kebiasaan nakal ketika masih belia? Dan siapa sangka, justru karena kenakalan tersebutlah Jeff akhirnya berhasil mendapatkan keberhasilan besar dalam hidupnya.

Bahkan ia dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di Amerika sekaligus dunia dengan kekayaan US$ 40 miliar.

Namun, Jika berbicara tentang toko online yang saat ini menjadi favorit netizen dunia, kita mengenal salah satunya yakni Amazon.com. Pada awalnya toko online yang dikembangkan oleh Jeff Bezos ini memang hanya menjual buku sebagai produk andalan.

Namun seiring dengan waktu, perkembangan membawa Amazon.com menjadi salah satu tempat jual beli online beraneka barang terlengkap di dunia.

Tingginya Minat Jeff Bezos Terhadap Teknologi
Jeff Bezos merupakan salah satu pimpinan perusahaan teknologi paling sukses saat ini. Dan dulunya ketika masih sangat belia, ternyata ketertarikan Jeff terhadap bidang teknologi memang sudah begitu besar.

Ia yang lahir pada 1964 menghabiskan masa kecilnya bersama keluarga sederhana. Yang menarik adalah untuk ukuran anak kecil, Jeff memang bisa dibilang cukup aktif dan cenderung jahil. Hal tersebut tampak dari beberapa kebiasaan Jeff yang suka mengotak-atik perangkat elektronik di rumahnya.

Pada masa itu teknologi memang belum begitu berkembang. Adapun perangkat teknologi, mungkin hanya perangkat sederhana seperti televisi, radio dan mesin alarm rumahnya. Namun hal tersebut tidak menyurutkan ketertarikan Jeff terhadap dunia teknologi.

Pada suatu hari dia pernah membongkar alarm rumahnya untuk mengetahui seperti apa cara kerja alat tersebut. Namun karena tidak terlalu tahu, akhirnya setelah membongkar ia tidak bisa mengembalikan perangkat alarm tersebut pada kondisi semula.

Efeknya, sang Ibu marah besar dan seringkali menasehati Jeff akan kenakalannya tersebut. Memang cukup unik kebiasaan yang dilakukan oleh Jeff dalam menyalurkan ketertarikan terhadap dunia teknologi.

Hal tersebut berlanjut ketika ia memasuki jenjang pendidikan tinggi di Miami Palmetto Senior High School. Bak mendapat surga untuk mengembangkan bakat, ia banyak bertemu dengan teman-teman yang mempunyai minat sejenis dengan dirinya yakni di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari situ ia juga bergabung dengan Student Science Training Program besutan Universitas Florida. Pengalaman dengan dunia teknologi semakin bertambah ketika Jeff masuk ke Universitas Princeton untuk jurusan fisika.

Namun lagi-lagi kenakalan darah mudanya kambuh. Belum genap beberapa semester mengecap pelajaran fisika, Jeff mengaku tidak betah dan ingin berpindah jurusan. Padahal pada waktu itu, ia sudah cukup banyak menghabiskan waktu dan uang untuk pendidikannya.

Namun apa mau dikata ia akhirnya tetap berpindah jurusan. Dan jurusan menjadi persinggahan berikutnya bagi Jeff Bezos adalah ilmu komputer. Setelah beberapa waktu menjalani pendidikan, Jeff merasa bahwa jurusan komputer adalah impian yang benar-benar menjadikan kenyataan.

Dia berkembang dengan sangat cepat dan mengemban posisi strategi sebagai presiden Program Pengembangan Mahasiswa.

Lulus Dan Berkarir
Dari beberapa kenakalan yang pernah Ia buat, pada dasarnya justru mengarahkan seorang Jeff Bezos menjadi seseorang yang lebih baik. Ketika lulus dari universitas pun, dia langsung mendapatkan pekerjaan yang baik di perusahaan bonafit yang menawarkan gaji tinggi.

Beberapa waktu berlalu, Jeff juga pernah singgah di salah satu perusahaan pialang saham terkenal. Saat itu untuk ukuran seorang pekerja, Jeff bisa dibilang sudah mendapatkan kondisi yang sangat baik. Namun ternyata ini tidak menyurutkan minatnya untuk melanjutkan mimpi besar terkait dengan dunia teknologi.

Setelah lepas dari perusahaan investasi Bankers Trust, ia lalu mudik pulang ke rumah untuk mengembangkan bisnis teknologi mandirinya. Dengan sokongan modal tabungan dan bantuan sang ibu, Jeff Bezos yang dulunya dikenal nakal kini sedang membangun kerajaan bisnis pribadi miliknya sendiri. Dan pada tahun 1995, Amazon.com lahir hingga berkembang sebesar seperti yang kita ketahui saat ini.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Jeff Bezos di atas. Namun yang pasti, kadangkala bentuk kenakalan yang terlihat pada seorang anak bukan tidak mungkin merupakan tanda bahwa anak tersebut memiliki bakat terpendam.

Yang perlu dilakukan adalah terus memupuk potensi tersebut hingga akhirnya bisa menjadi modal untuk untuk meraih kesuksesan di kemudian hari.




Credit  finance.detik.com








Mahasiswa Tewas, Agen Wisata China Blokir Akses AS ke Korut


Mahasiswa Tewas, Agen Wisata China Blokir Akses AS ke Korut 
Agen wisata China menghentikan program perjalanan bagi turis AS ke Korea Utara menyusul tewasnya Otto Warmbier. (REUTERS/Damir Sagolj)


Jakarta, CB -- Agensi perjalanan yang membawa Otto Warmbier ke Pyongyang, mengatakan akan menutup destinasi tersebut bagi turis asal Amerika Serikat, menyusul meninggalnya mahasiswa berusia 22 tahun itu, sepekan setelah dipulangkan dari Korea Utara.

“Belum pernah ada penahanan di Korut yang beragis tragis seperti ini,” tulis Young Pioneer Tours di laman Facebook-nya.

Kasus Warmbier membuat agen wisata yang berbasis di China itu mempertimbangkan untuk menghentikan programnya membawa turis AS ke Pyongyang.

“Ini akan membuat risiko dan penilaian bagi turis AS untuk berkunjung ke Korea Utara semakin sulit. Kami tidak akan lagi mengatur perjalanan bagi turis AS ke Korut,” tambah agen perjalanan tersebut.


Adapun Young Pioneer Tours yang berbasis di kota Xian itu didirikan pada 2008 oleh pengusaha asal Inggris. Agen perjalanan itu menjanjikan petualangan eksotis dengan destinasi yang sulit dijangkau, termasuk Korut dan Iran.

Di Korea Utara, Young Pioneer Tours menjanjikan program scuba diving dan berkeliling kota menggunakan sepeda.

Di sisi lain, agen perjalanan yang menyebut Korut sebagai ‘salah satu tempat teraman di dunia’ itu mendapat banyak kecaman usia kabar kematian Warmbier tersiar. Pasalnya, Warmbier harus dievakuasi secara medis ketika dipulangkan dalam keadaan koma.

Warmbier dihukum 15 tahun penjara dan kerja paksa di Korut karena dituding mencuri spanduk propaganda rezim Kim Jong-un. Namun, setelah 17 bulan dipenjara, dia dibebaskan dan dipulangkan kembali ke AS, atas dasar kemanusiaan.

Hal tersebut berkaitan dengan kondisi kesehatan Warmbier yang buruk. Dia dipulangkan dalam keadaan koma.


Dokter yang memeriksa Warmbier setelah dia tiba di AS menyebut, mahasiswa itu mengalami kerusakan otak parah dan tidak responsif terhadap pengobatan. Enam hari kemudian, dia meninggal di kampung halamannya di Cincinnati, Ohio.

Pihak Korut menyebut Warmbier koma tidak lama setelah mendengar vonis hukumannya tahun lalu. Mereka mengatakan Warmbier terjangkit botulisme dan dirawat menggunakan obat tidur.

Namun tes yang dilakukan rumah sakit di AS tidak menemukan adanya infeksi botulisme pada Warmbier dan dokter mengatakan mahasiswa University of Virginia itu kehilangan jaringan otak dalam jumlah besar.

Dokter menyebut kerusakan dan hilangnya jaringan otak Warmbier kemungkinan besar disebabkan serangan kardiopulmonari yang memotong suplai darah ke otak.

Atas kematian Warmbier, presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut rezim Kim Jong-un “brutal”.

Adapun Presiden Korea Selatan Moon Jae-In telah mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga Warmbier. “Sangat menyedihkan bahwa Korea Utara tidak menghormati hak asasi manusia," kata Moon, menurut juru bicaranya Park Soo-Hyun, dikutip AFP.



Credit  CNN Indonesia










AS Tembak Pesawat Assad, Australia Berhenti Serang Suriah


AS Tembak Pesawat Assad, Australia Berhenti Serang Suriah Ilustrasi serangan udara di Suriah. (Reuters/Nour Fourat)


Jakarta, CB -- Pemerintah Australia menyatakan telah menghentikan serangan udaranya ke Suriah menyusul tindakan Amerika Serikat menembak jatuh pesawat tempur pasukan Bashar al-Assad yang diikuti ancaman Rusia terhadap koalisi AS.

Rusia menyatakan akan memperlakukan pesawat koalisi AS yang terbang di bagian barat Sungai Euphrates di Suriah sebagai target potensial dan mengincarnya dengan sistem rudal serta pesawat militer, meski tidak menyatakan akan menembak.

 
"Sebagai langkah pencegahan, operasi serangan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) di Suriah untuk sementara dihentikan," kata Kementerian Pertahanan Australia dalam pernyataan yang dikutip Reuters, Selasa (20/6).

Rusia menegaskan telah mengubah postur militernya sebagai respons penembakan yang dilakukan Amerika Serikat terhadap pesawat tempur Suriah, Minggu. Pemerintah Assad menyebut insiden itu baru kali ini terjadi sejak konflik pecah pada 2011 silam.

"Personel ADF mengawasi ketat situasi udara di Suriah dan keputusan soal dimulainya kembali operasi udara ADF di Suriah akan ditentukan di masa yang akan datang," kata Kemhan Rusia yang juga menyatakan operasi di Irak masih akan terus dilanjutkan.

"Perlindungan Angkatan Bersenjata Australia ditinjau ulang secara berkala dalam menanggapi bermacam ancaman potensial," kata kementerian.





Credit  CNN Indonesia






Iran Bantah Klaim Saudi Soal Penangkapan Tiga Tentara


Iran Bantah Klaim Saudi Soal Penangkapan Tiga Tentara Iran membantah klaim Saudi yang menyebut telah menangkap anggota pasukan elitnya di perairan yang memisahkan kedua negara. (AFP Photo/Ashraf Shazly)


Jakarta, CB -- Iran membantah klaim Arab Saudi yang menyebut telah menangkap tiga orang Garda Revolusi elit-nya, pada Senin (19/6). Majid Aghababaie, Kepala Urusan Perbatasan Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan, tiga orang yang ditangkap Saudi adalah nelayan dari pelabuhan di kawasan selatan Iran.

“Identitas ketiga orang tersebut sudah diketahui, mereka berasal dari Bushehr dan ditangkap patroli laut Saudi ketika sedang mencari ikan,” kata Aghababaie.

“Tidak ada bukti yang menunjukkan mereka anggota militer,” sebut Aghababaie dalam pernyataan yang dikutip kantor berita ILNA.

Saudi menyebut pada Senin bahwa tiga warga Iran yang mereka tangkap merupakan anggota Garda Revolusi yang tengah menumpang sebuah kapal menuju tambang minyak di Teluk, yang memisahkan kedua negara.


Pasukan Saudi sebelumnya melepaskan tembakan pada tiga kapal yag mengarah ke tambang minyak di Teluk. Satu kapal berhasil ditangkap dan tiga orang yang diduga garda elit diringkus, selain itu persenjataan mereka disita. Adapun dua kapal lainnya berhasil kabur.

Ketiga orang yang diduga anggota Garda Revolusi tersebut, ujar Kementerian Informasi dan Kebudayaan Arab Saudi, kini tengah diinterogasi. Saudi meyakini bahwa ketiga warga Iran itu akan melakukan aksi terorisme di wilayahnya.

“Jelas bahwa ini ditujukan sebagai aksi terorisme di perairan Saudi dengan maksud menyebabkan kerusuhan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.


Sementara pada Sabtu, Iran menuding patroli laut Saudi membunuh seorang nelayan setelah dua kapal nelayan Iran tersasar masuk ke perairan Saudi.

Aghababie menyebut bahwa klaim Saudi atas dua kapal nelayan yang memasuki wilayahnya, tidak terbukti.

“Di hari terjadinya insiden itu, salah satu kapal nelayan mengalami kerusakan mesin dan pasukan Saudi melepas tembakan yang kemudian menewaskan seorang nelayan,” kata dia.

Ketegangan antara Arab Saudi, yang didominasi Islam Sunni dan Iran yang menjadi rumah bagi pemeluk Syiah, terus meruncing. Saudi kerap menuding Iran mencampuri urusan dalam negeri negara lain, yang terus dibantah Teheran.

Di sisi lain, awal bulan ini, Arab Saudi dan negara-negara Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan ekstremisme, yang juga dibantah Doha.

Iran menjadi salah satu negara yang terus memberikan dukungan pada Qatar usai negara Teluk memblokir akses darat, laut dan udara ke negara tersebut.






Credit  cnnindonesia.com





AS berlakukan sanksi sampai Rusia keluar dari Ukraina timur



AS berlakukan sanksi sampai Rusia keluar dari Ukraina timur
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS/John Sommers II )


Washington (CB) - Sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap Rusia akan terus diterapkan sampai Moskow menarik diri dari Ukraina timur, kata juru bicara Gedung Putih, Selasa.

"Ini merupakan bagian dari alasan kenapa sanksi harus diberlakukan, karena sebelum mereka keluar dari Ukraina timur, kita akan terus menerapkan sanksi terhadap Rusia," kata juru bicara Gedung Putih Sean Spicer saat jumpa pers berkala.

Presiden AS Donald Trump pada Selasa pagi bertemu dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko. Menurut Gedung Putih, dalam pertemuan itu kedua pemimpin membahas upaya menyelesaikan secara damai konflik di Ukraina timur, demikian Reuters.



Credit  antaranews.com




Rusia: sanksi AS tidak akan pengaruhi kebijakan Moskow


Rusia: sanksi AS tidak akan pengaruhi kebijakan Moskow
ilustrasi: Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (REUTERS)


Moskow (CB) - Sanksi-sanksi baru, yang dikeluarkan Amerika Serikat terhadap berbagai perusahaan dan perorangan Rusia terkait peranan Moskow dalam krisis Ukraina, tidak akan berpengaruh terhadap kebijakan Moskow.

Pernyataan itu dilontarkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA, Selasa.

Pemerintah AS pada Selasa menjatuhkan sanksi terhadap 38 perorangan dan organisai menyangkut tindakan Rusia di Ukraina, kata Departemen Keuangan AS.

Langkah itu merupakan penegasan komitmen Washington untuk menekan Moskow terkait pencaplokan terhadap Krimea, demikian Reuters.





Credit  antaranews.com






Wartawan Prancis tewas di Mosul



Wartawan Prancis tewas di Mosul
Anggota polisi federal berjalan di bangunan hancur di distrik Bab al Jadid di kota tua Mosul, Irak, Kamis (1/6/2017). (REUTERS/Alaa Al-Marjani )


Paris (CB) - Seorang jurnalis Prancis tewas di Mosul setelah sebuah ranjau darat meledak di kota yang dilanda perang itu, kata lembaga penyiaran France Televisions, Selasa.

Stephan Villeneuve dan dua wartawan Prancis lainnya terluka dalam ledakan yang terjadi Senin itu di kota terbesar kedua Irak tersebut, yang menewaskan reporter Kurdi Bakhtiyar Addad, lapor France Televisions dan pengawas hak asasi wartawan Reporters Without Borders.

Villeneuve kemudian meninggal dunia akibat lukanya, imbuh perusahaan penyiaran itu.

"Manajemen dan staf di France Televisions turut bersimpati atas kesedihan yang dirasakan pasangannya Sophie, empat anaknya, keluarganya dan semua orang yang terdekatnya. Mereka mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya," kata kepala departemen pemberitaan dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP.

Villeneuve, jurnalis video yang sudah meliput sejumlah konflik di seluruh dunia, sedang meliput pertempuran di Mosul bersama dengan Veronique Robert untuk program berita Prancis Envoye Special yang akan ditayangkan di stasiun televisi France 2.

Mereka berdua dibawa ke sebuah rumah sakit di sebuah pangkalan militer Amerika Serikat setelah ledakan tersebut.

Reporter Samuel Forey, yang bekerja untuk sejumlah organisasi media Prancis, termasuk harian Prancis Le Figaro, juga mengalami luka ringan.




Credit  antaranews.com




Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot



Qatar tolak bernegosiasi jika negara tetangga tak cabut boikot
Ilustrasi foto Al Jazeera dalam media sosial Twitter. (twitter.com/@aljazeera)



Doha, Paris (CB) - Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah diplomatik di kawasan Teluk jika mereka tidak terlebih dahulu mencabut boikot perdagangan dan perjalanan yang mereka terapkan dua pekan lalu, kata menteri luar negeri.

Uni Emirat Arab, yang bersama-sama dengan Arab Saudi, Mesir dan Bahrain mengambil langkah-langkah yang mengucilkan Qatar, mengatakan sanksi terhadap negara itu bisa berlangsung selama bertahun-tahun, kecuali jika Doha mengabulkan tuntutan negara-negara kuat Arab.

Tuntutan direncanakan akan diungkapkan dalam beberapa hari mendatang.

Qatar membantah tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh para negara tetangganya bahwa pihaknya mendanai terorisme, memicu ketidakstabilan kawasan atau membangun hubungan yang nyaman dengan musuh mereka, Iran.

Perselisihan itu telah menimbulkan keretakan di antara beberapa negara sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah. Presiden AS Donald Trump mendukung langkah-langkah tegas terhadap Qatar, bahkan ketika Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan AS selalu berupaya untuk bersikap netral.

Pada Senin, Qatar menggelar latihan perang bersama pasukan Turki, untuk menunjukkan bahwa negara itu masih memiliki negara-negara sekutu setelah dua pekan dikucilkan untuk pertama kalinya.

Qatar tidak akan bernegosiasi dengan negara-negara tetangganya sejauh mereka masih menerapkan "blokade", kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

"Mereka harus terlebih dahulu mencabut blokade jika ingin bernegosiasi," tegasnya di depan para wartawan.

"Sampai sekarang, kita tidak melihat ada kemajuan soal pencabutan blokade, yang merupakan syarat untuk melangkah maju (menuju perundingan, red)."

Negara-negara yang telah menjatuhkan sanksi membantah bahwa mereka berniat melakukan blokade.

Qatar mendapatkan dukungan dari Turki selama masa perselisihan.

Saluran televisi berita yang didanai pemerintah, Al Jazeera, memperlihatkan satu baris pesawat antipeluru pengangkut personel berbendera Turki berada di pangkalan militer Tari bin Ziyad di Doha.

Al Jazeera melaporkan bahwa pasukan tambahan Turki telah tiba di Qatar pada Minggu untuk melakukan latihan perang. Namun, sejumlah sumber militer di kawasan mengatakan kepada Reuters bahwa operasi itu sebenarnya melibatkan pasukan Turki yang memang sudah ada, bukan pasukan tambahan. 



Credit  antaranews.com


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade


Qatar enggan berunding kecuali tetangganya cabut blokade
Peta sejumlah negara kawasan Jazirah Arab. (Repro: World Atlas)
Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi

Doha/Paris (ANTARA News) - Qatar tak akan berunding dengan tetangga-tetangganya untuk mengatasi sengketa diplomatik Teluk, kecuali mereka mencabut terlebih dahulu boikot perdagangan dan kunjungan yang mereka kenakan dua pekan lalu, kata Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.

Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrian menerapkan sanksi untuk mengisolasi Qatar, dan menyatakan sanksi bisa dikenakan bertahun-tahun jika Doha menerima tuntutan negara-negara Teluk itu.

Qatar membantah tudingan tetangga-tetangganya bahwa telah mendanai terorisme, mendorong instabilitas kawasan dan bersekongkol dengan musuh mereka, Iran.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan Qatar siap menjawab keprihatinan negara-negara Arab Teluk lainnya lewat dialog yang pantas dengan prinsip tak berpraduga. Namun untuk sampai ke sana, Qatar menuntut tetangga-tetangganya mencabut sanksi terlebih dahulu.

"Sampai sekarang kami tidak melihat ada kemajuan dalam mencabut blokade yang adalah syarat untuk memajukan apa pun," kata Sheikh Mohammed seperti dikutip Reuters. Negara-negara yang mengenakan sanksi kepada Qatar membantah telah memblokade Qatar.

Sheikh Mohammed menyatakan berencana mengunjungi Washington pekan depan untuk membahas dampak ekonomi blokade Teluk itu dan dampaknya terhadap perang global melawan terorisme.

"Kami memiliki kemitraan yang sangat kuat dengan AS. Kami adalah mitra bersama dalam koalisi global mencegah terorisme. Kami sudah berbicara dengan mereka sejak krisis ini mulai," sambung dia.

Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash menyatakan negara-negara yang ingin mengisolasi Qatar tak punya niat menarik tuntutannya sampai tuntutan mereka dipenuhi.

"Qatar harus tahu bahwa ini adalah bentuk baru hubungan dan isolasi dapat berlangsung bertahun-tahun," kata Gargash di Paris. "Jika mereka ingin diisolasi karena pandangan sesat mereka mengenai peran politik mereka maka biarlah mereka diisolasi. Mereka masih berada di fase penyangkalan dan amarah."

Qatar mengandalkan dukungan Turki selama krisis diplomatik ini. Saluran televisi Aljazeera bahkan menayangkan barisan tentara membawa bendera Turki di pangkalan militer Tariq bin Ziyad di Doha.         




Credit  antaranews.com








Netanyahu peringatkan Iran agar tidak ancam Israel



Netanyahu peringatkan Iran agar tidak ancam Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (REUTERS/Ronen Zvulun)



Jerusalem (CB) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (19/6) memperingatkan Iran agar tidak mengancam Israel setelah Teheran menyatakan negara Persia tersebut menembakkan rudal ke sasaran ISIS di Suriah.

"Satu buat Iran: Jangan mengancam Israel," kata Netanyahu selama pertemuan mingguan faksi Likud pimpinannya.

Netanyahu, yang telah berkali-kali menyatakan Iran mengancam Israel, mengatakan Israel mengikuti "tindakan mereka dan kami mengikuti ucapan mereka".

"Pasukan militer dan keamanan kami terus memantau kegiatan Iran di wilayah ini," kata Netanyahu, di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan oleh Partai Likud.

"Kegiatan ini juga meliputi upaya mereka untuk mengukuhkan diri mereka di Suriah dan, tentu saja, mengirim senjata canggih kepada Hizbullah dan operasi mereka," kata Netanyahu, sebagaimana dikutip Xinhua.

Netanyahu telah menjadi penentang lantang kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, dan menuduh Teheran "bermaksud memiliki senjata nuklir".

Pada Senin pagi, Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) mengumumkan bahwa serangan pada Minggu terhadap "pelaku teror" di Wilayah Suriah Timur, Deir Az-Zour, telah dikoordinasikan dengan Pemerintah Suriah.

Jenderal Ramezan Sharif, Kepala Departemen Hubungan Masyarakat IRGC, mengatakan kepada kantor berita Tasnim bahwa IRGC menembakkan enam rudal balistik jarak menengah ke beberapa sasaran, dalam jarak 650 sampai 700 kilometer.

Ia mengkonfirmasi semua rudal tersebut mengenai sasaran, yang meliputi markas besar serta depot logistik dan amunisi kelompok ISIS, dan mengatakan "banyak pelaku teror" tewas.

"Penembakan rudal ini sebelumnya telah dikoordinasikan dengan Suriah dan semua rudal itu memasuki wilayah udara Suriah melalui Irak," kata Sharif.

Serangan tersebut dilancarkan segera setelah dua serangan yang dilakukan oleh anggota ISIS terhadap Parlemen Iran dan Mausoleum Ayatollah Ruhollah Khomeini di Ibu Kota Iran, Teheran, pada 7 Juni, menewaskan 17 orang serta melukai puluhan orang lagi.





Credit  antaranews.com



Gempur hebat Marawi, target Filipina akhiri perang sebelum Lebaran



Gempur hebat Marawi, target Filipina akhiri perang sebelum Lebaran
Asap hitam membubung dari bangunan yang terbakar di wilayah komersial di jalan Osmena, kota Marawi, Filipina, Rabu (14/6/2017). (REUTERS/Romeo Ranoco)


Marawi City, Filipina (CB) - Pesawat tempur Filipina membombardir posisi pemberontak, sedangkan pasukan darat melancarkan tekanan dari darat terhadap kaum militan islamis yang bertahan di bagian selatan Kota Marawi.

Ofensif terbaru ini ditujukan untuk mengakhiri perang sebelum Idul Fitri pekan ini, kata juru bicara militer Filipina Brigjen Restitudo Padilla.

Operasi besar dilancarkan karena Filipina khawatir pemberontak mendapatkan tambahan kekuatan setelah Idul Fitri nanti.

Pertempuran di Marawi sudah memasuki pekan keenam di mana sekitar 350 orang tewas akibat perang ini.

Warga yang melarikan diri dari kota itu memberikan kesaksian bahwa mayat bergelimpangan di puing-puing rumah yang hancur karena dibom dan ditembaki.

"Kami menargetkan pembersihan Marawi sampai akhir Ramadan," kata Restituto Padilla.

Para komandan tentara dan polisi bertemu di Kota Cagayan de Oro untuk membahas lagi strategi dan operasi melawan para militan yang telah menyatakan bersumpah setia kepada ISIS itu.

"Kami belum bisa memastikan kapan kami dapat mengakhiri ini karena kami sedang bertempur dari pintu ke pintu dan ada banyak ranjau yang membahayakan tentara kami," kata Padilla.

Dia mengatakan tujuan militer adalah mencegah konflik bertambah luar sebelum akhir Ramadan.

"Kami mengawasi kelompok-kelompok tertentu dan kami harap mereka tidak ikut bergabung dalam perang," kata Padilla.

Beberapa warga muslim Marawi mengatakan kelompok-kelompok lain bisa bergabung dengan militan setelah Ramadan selesai.

"Sebagai muslim yang taat, kami dilarang berperang selama Ramadan, jadi setelah itu mungkin akan ada kelompok-kelompok baru yang bergabung," kata Faisal Amir yang memilih bertahan di kota itu kendati berkecamuk perang.

Militer Filipina mengungkapkan 257 militan, 62 tentara dan 26 warga sipil tewas akibat perang ini. Ratusan orang diyakini bersembunyi di ruang-ruang bawah tanah di kota ini.





Credit antaranews.com







Selasa, 20 Juni 2017

Senjata Super Ini Lebih Mengerikan dari Bom Nuklir



Kecerdasan buatan lebih dahsyat ketimbang senjata pemusnah massal.
Senjata Super Ini Lebih Mengerikan dari Bom Nuklir

Ilustrasi senjata nuklir. (http://www.artileri.org/)


CB – Bom atom atau termonuklir diprediksi tidak akan menjadi senjata yang mematikan lagi. Menurut ilmuwan Prancis, Jean-Christophe Bonn, sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan menjadi senjata yang lebih mengerikan di masa depan.
Ia mengatakan, sistem ini sudah dikembangkan untuk menjadi kekuatan terdepan di dunia. Pernyataan ini diungkapkan Bonn lantaran teringat oleh tulisan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela.
"Mandela pernah menulis tahun 1995 bahwa senjata utama abad ke-21 adalah pendidikan. Dia akan menggantikan senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya yang terkenal di abad ke-20. Yang saya tangkap di sini sistem kecerdasan buatan," katanya, seperti dikutip situs Sputniknews, Selasa, 20 Juni 2017.
Bonn menjelaskan, tidak seperti bom atom yang memerlukan biaya tinggi untuk membangun pabrik dan pengayaan uranium, AI hanya butuh silikon dan listrik. Ia juga memaparkan, yang membuat AI menjadi senjata super adalah karena sistem ini tidak dapat dilacak.
"Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bisa melacak keberadaan uranium, plutonium dan radionuklida lainnya di lokasi rahasia sekali pun. Tapi mereka tidak dapat melacak AI," paparnya.
Oleh karena itu, kemunculan senjata super semacam ini akan sangat sulit, atau bahkan, tidak mungkin diprediksi.
"Para politisi dan perwakilan badan keamanan dari Prancis, Israel dan negara lain telah menyangkal kalau mereka sedang mengembangkan sistem serupa untuk perang siber. Benarkah demikian? Ini tidak bisa dilacak" ungkap Bonn.
Menurut Wakil Presiden Lab Kaspersky, Anton Shingarev, negara-negara NATO menganggap serangan siber setara dengan perang terbuka dan berhak untuk menanggapi ancaman semacam itu dengan cara apapun yang diinginkan.
Selain itu, serangan siber akan membuat si penyerang rentan terkena serangan serupa, karena fasilitas industri dan militer modern saat ini menggunakan peralatan serupa.

"Mereka beroperasi sesuai dengan prinsip serupa dan terhubung ke jaringan global yang sama. Dengan demikian, korban serangan siber bisa dapat menganalisa dan merespons dengan cara yang sama,” tutur Shingarev.





Credit  VIVA.co.id







Manusia Tak Sendirian, Ada 10 Planet Baru Mirip Bumi



Teleskop Kepler temukan ratusan planet baru di luar Tata Surya.


Manusia Tak Sendirian, Ada 10 Planet Baru Mirip Bumi

Gambar planet Kepler-452b mirip Bumi hasil rekaan artis  (REUTERS/NASA/Ames/JPL-Caltech/T. Pyle/Handout)



CB – Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengumumkan hasil temuan dunia luar Bumi yang dihasilkan dari pengamatan teleskop Kepler. Dalam pengamatan lebih dari 200 ribu sampel bintang di konstelasi Cygnus. teleskop tersebut menemukan setidaknya ada 219 kandidat planet baru, yang mana 10 di antaranya punya ukuran dan suhu mirip Bumi.
10 planet baru tersebut terletak pada posisi yang berpotensi memiliki air. Jika benar ada air di 10 planet tersebut, maka ilmuwan NASA meyakini bisa menjadi tempat kehidupan di luar Bumi. Temuan itu membuat peneliti NASA bertanya-tanya tentang eksistensi kehidupan di luar Bumi.
"Sebuah pertanyaan penting bagi kita yaitu apakah kita sendirian (di alam semesta)?. Mungkin hari ini teleskop Kepler memberitahu kepada kita secara tak langsung bahwa kita tak sendirian," jelas ilmuwan program Kepler, Mario Perez dalam pengumuman temuan tersebut dikutip dari The Guardian, Selasa 20 Juni 2017.
Temuan ratusan planet tersebut merupakan pengumuman katalog yang paling rinci dan komprehensif soal planet di luar Tata Surya dari teleskop Kepler. Dengan temuan baru tersebut, maka kini jumlah planet yang telah diidentifikasi teleskop Kepler mencapai 4034 kandidat planet dalam misi observasi empat tahun. Dari jumlah total tersebut, 2335 telah diverifikasi sebagai planet luar Tata Surya, sekitar 50 planet pada zona layak huni ukurannya mirip Bumi, dengan 30 di antaranya telah diverifikasi.
Sedangkan data teleskop pengamatan antariksa lain, ilmuwan mengonfirmasi setidaknya ada 3500 planet di luar Tata Surya.
NASA meluncurkan teleskop Kepler pada 2009 untuk mempelajari planet mirip Bumi. Hasil pengamatan Kepler itu bisa menjawab peluang bagaimana potensi dan peluang adanya kehidupan di luar Bumi.
Data yang diberikan Kepler memberikan cara baru menilai apalah planet punya permukaan solid seperti Bumi atau mayoritas adalah gas seperti Neptunus. Perbedaan tersebut akan membantu ilmuwan NASA dalam mendalami planet mirip Bumi dan peluang kehidupan luar Bumi lainnya.

Tim Kepler menemukan planet yang ukurannya 1,75 kali dari Bumi dan lebih kecil dari itu cenderung sebagai planet solid, sedangkan planet berukuran 3,5 kali Bumi cenderung mirip dengan Neptunus yang didominasi dengan gas.



Credit  VIVA.co.id