Mohammed bin Salman (SPA/arabnews.com)
Riyadh - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Nayef,
telah diganti. Dekrit Kerajaan Saudi menyatakan, Mohammed bin Salman,
yang merupakan putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, kini diangkat
sebagai Putra Mahkota yang baru.
Pengumuman mengejutkan ini disampaikan oleh
Saudi Press Agency (SPA) sebagai kantor berita resmi Saudi dan kemudian disiarkan via televisi nasional Saudi. Demikian seperti dilansir
Reuters dan
Arab News, Rabu (21/6/2017).
Pangeran
Mohammed bin Salman, yang sebelumnya menempati posisi Wakil Putra
Mahkota, akan menggantikan Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota
Kerajaan Saudi. Mohammed bin Nayef yang berusia 58 tahun, merupakan
keponakan Raja Salman.
Ini berarti, Mohammed bin Salman akan menjadi Raja Saudi selanjutnya, jika Raja Salman tidak mampu lagi memerintah.
Menurut
laporan SPA, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih sebagai Putra
Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam Komisi Suksesi
Saudi. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi, sebanyak 31 anggota
menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota Saudi yang baru.
Dekrit
yang dikeluarkan oleh Raja Salman itu juga menyatakan penunjukan
Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Naif sebagai Menteri Dalam Negeri Saudi.
Posisi itu sebelumnya dipegang oleh Mohammed bin Nayef.
Tidak diketahui pasti alasan penggantian Mohammed bin Nayef sebagai Putra Mahkota Saudi.
Pangeran
Mohammed bin Salman merupakan anak Raja Salman dari istri ketiganya.
Dia dikenal sebagai salah satu sosok berpengaruh di Saudi. Pangeran
Saudi yang masih berusia 31 tahun ini, juga menjabat Menteri Pertahanan
(Menhan) Saudi. Dia mencetak sejarah sebagai Menhan termuda di dunia.
Pangeran Mohammed juga merupakan sosok yang mencetuskan rencana
reformasi ekonomi Saudi.
Credit
news.detik.com
Berumur 32 Tahun, Ini Kiprah Putra Mahkota Arab Saudi yang Baru
Pangeran Mohammed bin Salman (Getty Images/independent.co.uk)
Riyadh - Pangeran Mohammed bin Salman yang ditunjuk menjadi Putra
Mahkota Arab Saudi yang baru, cukup menonjol dibandingkan
pangeran-pangeran lainnya. Di usianya yang baru menginjak 32 tahun,
Pangeran Mohammed bin Salman memegang posisi penting dalam Kerajaan
Saudi.
Seperti dikutip dari
Reuters dan
Arab News,
Rabu (21/6/2017), Pangeran Mohammed bin Salman yang lahir tahun 1985
ini mencetak sejarah sebagai Menteri Pertahanan termuda di dunia. Dia
juga menjabat sebagai Wakil Kedua Perdana Menteri Saudi.
Sebelum
ditunjuk menjadi Putra Mahkota Saudi dalam dekrit yang diumumkan Rabu
(21/6) waktu setempat, Pangeran Mohammed bin Salman menempati posisi
Wakil Putra Mahkota Saudi.
Dia disebut bertanggung jawab atas manajemen operasi militer Saudi
di Yaman dan bertanggung jawab atas kebijakan energi Saudi. Pangeran
Mohammed bin Salman juga diketahui sebagai sosok yang mencetuskan
rencana reformasi ekonomi Saudi, yang selama ini bergantung pada sektor
migas.
Dekrit
Kerajaan Saudi menyatakan, Pangeran Mohammed bin Salman terpilih
sebagai Putra Mahkota yang baru dengan memperoleh suara mayoritas dalam
pertemuan Komisi Suksesi Saudi di Istana Al Safa, Makkah pada Rabu
(21/6) pagi waktu setempat. Dari 43 anggota Komisi Suksesi Saudi,
sebanyak 31 anggota menyetujui Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota
Saudi yang baru.
Dekrit itu juga menyatakan, Pangeran Mohammed
bin Salman akan terus melanjutkan tugasnya sebagai Menhan, setelah
ditunjuk menjadi Putra Mahkota Saudi. Raja Salman pun menyerukan
rakyatnya untuk patuh dan setia pada Pangeran Mohammed bin Salman
sebagai Putra Mahkota yang baru.
Pangeran Mohammed bin Salman
merupakan anak sulung dari istri ketiga Raja Salman bin Abdulaziz Al
Saud. Dia memiliki lima saudara yang semuanya laki-laki, yakni Pangeran
Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran
Rakan. Istri ketiga Raja Salman bernama Fahda binti Falah bin Sultan Al
Hithalayn.
Pada Maret lalu, Pangeran Mohammed bin Salman mewakili
Saudi untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Dalam pertemuan itu, Pangeran Mohammed bin Salman mengutarakan upaya
Kerajaan Saudi untuk melepaskan ketergantungan pada sektor migas,
sebagai bagian dari strategi ekonomi bernama Vision 2030 yang diumumkan
tahun lalu.
Dia menggantikan Pangeran Mohammed bin Nayef yang
telah dilepaskan dari seluruh posisi dan jabatannya dalam Kerajaan
Saudi. Tidak diketahui pasti alasan di balik penggantian Putra Mahkota
Saudi ini.
Credit
news.detik.com