Senin, 16 Februari 2015
Tentara Cina Ini Melatih Fisik pada Suhu Minus 40 Derajat Celcius
CB, CHINA - Pernah kah Anda membayangkan berada di luar rumah dengan suhu minus 40 derajat celsius? Tapi itu dilakukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China untuk meningkatkan kemampuan tempur di medan ekstrim.
Pasukan dari Daerah Militer Shenyang di bawah PLA baru-baru ini menjalani latihan militer dan patroli di daerah Daxinganling, perbatasan utara China yang suhunya sampai minus 40 derajat celcius.
Dari sejumlah foto yang dilansir People's Daily Online, Jumat (15/2/2015), saking dinginnya cuaca di sana, alis mata tentara yang memakai topi penghangat sampai membeku. Sementara topi penghangat dan penutup muka mereka penuh dengan salju.
Dengan memanggul senjata, para tentara tetap berada di barisan, rapi seperti sedang bersiap mendengar perintah komandannya. Bahkan, mereka juga tampak merangkak di atas salju tanpa ragu.
PLA memang memiliki kualifikasi ketat untuk mereka yang berada di garda terdepan pertempuran. Mereka tak mentolerir para tentaranya berperut buncit. Jika membandel, tentara tersebut akan mustahil mendapatkan promosi jabatan.
"Kelebihan berat badan tidak hanya akan merugikan citra tentara, tetapi juga mempengaruhi kinerja mereka di medan perang dan kekuatan tempur keseluruhan pasukan," ungkap Li Daguang, seorang ahli Universitas Pertahanan Nasional.
Pelatihan fisik militer menjadi cara mendasar untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental pasukan yang tergabung dalam PLA. Sehinga kondisi badan yang proporsional dapat membantu meningkatkan kekuatan tempur mereka, terlebih untuk menjalankan sistem pelatihan militer tertentu.
Credit TRIBUNNEWS
Pasukan Ukraina ditembaki 60 kali sejak gencatan dimulai
Juru bicara militer, Anatoliy Stelmakh, mengatakan kepada AFP bahwa kota strategis kunci Debaltseve tetap menjadi ajang paling sering terjadinya bentrokan dan bahwa para pemberontak pro-Rusia telah menembakkan roket-roket Grad ke posisi-posisi Ukraina di sana.
Para pemberontak pro-Rusia, pada kenyataannya, telah melumpuhkan pasukan Ukraina di Debaltseve setelah berlangsungnya pertempuran selama berhari-hari menjelang tercapainya kesepakatan gencatan.
Juru bicara militer pemberontak menuding pasukan pemerintah melancarkan penembakan ke posisi-posisi pemberontak ketika mereka tidak berhasil keluar dari kota itu.
Kendati penembakan-penembakan berlangsung di sekitar Debaltseve, secara keseluruhan tingkat pertempuran di zona konflik sudah menurun secara signifikan setelah gencatan senjata mulai berlaku pada Sabtu pukul 22.00 GMT (Minggu, 05.00 WIB), kata Stelmakh.
Pertempuran di sekitar kota pelabuhan penting yang dikuasai pemerintah, Mariupol, sudah benar-benar berhenti, katanya.
Credit ANTARA News
Presiden mulai berkantor di Bogor
Pada agenda pertama, Presiden dijadwalkan menerima Menteri Sekretaris Negara, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri BUMN, Dirut PT PLN, Dirut PT Adaro, Executive Managing Director PT J-Power Corp, Chief Operating Officer of Itochu Corp, dan Bambang Bintoro.
Selanjutnya pada pukul 10.00 WIB Presiden dijadwalkan memimpin Rapat Terbatas dan pada pukul 12.00 WIB direncanakan untuk makan siang dengan Duta Besar dan para pengusaha dari Tiongkok.
Berlanjut pada pukul 16.00 WIB, Presiden Jokowi dijadwalkan menerima Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Dirut LPDP, Dirut PT Taspen, Dirut PT Asabri, Dirut BPJS Kesehatan, Dirut BPJS Ketenagakerjaan, Dirut LPDB, Ketua Pusat Investasi Pemerintah, Direktur PT SMI, dan Ketua Pusat Pembangunan Hutan.
Pada pukul 19.00 WIB, di Istana Bogor akan digelar Sidang Kabinet Paripurna dan dilanjutkan dengan bincang santai dengan seluruh menteri Kabinet Kerja.
Sepulang kunjungan kerja dari Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (14/2) sore, Presiden mengatakan rencana untuk berkantor di Istana Bogor selama empat hari dalam sepekan masih dalam pembahasan.
"Enak mana kira-kira, di Jakarta atau di Bogor? Tapi belum, belum," kata Jokowi ketika ditanya wartawan soal rencananya untuk berkantor di Bogor.
Credit ANTARA News
Hakim: Penetapan Tersangka Budi Gunawan oleh KPK Tidak Sah
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Hakim Sarpin Rizaldi hendak memimpin sidang perdana praperadilan penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka pemilik rekening mencurigakan oleh KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (2/2/2015). Sidang tersebut ditunda sampai minggu depan karena ketidakhadiran pihak tergugat.
JAKARTA, CB — Hakim Sarpin Rizaldi memutuskan bahwa penetapan tersangka Komisaris Jenderal Budi Gunawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi tidak sah. Putusan itu dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (16/2/2015).
"Menyatakan penetapan tersangka termohon (Budi Gunawan) oleh pemohon (KPK) adalah tidak sah," kata Sarpin.
Sarpin menganggap bahwa KPK tidak bisa mengusut kasus yang menjerat Budi. Kasus Budi, menurut hakim, tidak termasuk dalam kualifikasi seperti diatur dalam UU No 30 tahun 2002 tentang KPK.
Dalam putusannya, Hakim menganggap bahwa Budi bukan termasuk penegak hukum dan bukan penyelenggara negara saat kasus yang disangkakan terjadi. Ia sependapat dengan bukti-bukti dokumen yang disampaikan pihak Budi.
Hakim juga menganggap kasus Budi tidak termasuk dalam kualifikasi mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat. Kemudian, hakim menganggap tidak ada kerugian negara dalam kasus yang menjerat calon kepala Polri itu.
KPK menetapkan Budi sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji selama menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan jabatan lainnya di kepolisian. KPK belum mengungkapkan secara detail mengenai kasus yang menjerat Budi.
KPK menjerat Budi dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b, Pasal 5 ayat 2, serta Pasal 11 atau Pasal 12 B Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Budi terancam hukuman maksimal penjara seumur hidup jika terbukti melanggar pasal-pasal itu.
Credit KOMPAS.com
Siap Produksi, Kemhan Rusia Pesan Dua Unit Prototipe Pesawat Il-112V
Pesawat angkut militer baru ini akan sepenuhnya dibuat menggunakan komponen domestik. Kredit: TASS
Kontrak negara untuk penyediaan pesawat Il-112V bagi Kementerian
Pertahanan Federasi Rusia rencananya akan resmi berjalan tahun depan.
Sementara itu, Kemenhan Rusia sendiri telah memesan dua unit prototipe
pesawat angkut militer itu. Prototipe itu akan dibuat di Pabrik Aviasi
Varonezh (VASO). Pesawat “pengangkut” baru kelas ringan ini
diproyeksikan akan menggantikan An-26.
Proyek pesawat Il-112V telah dimulai 10 tahun lalu.
Namun, akibat anggaran yang tidak mencukupi, proyek ini sempat dibekukan
di tahun 2010. Investor lama menghentikan pendanaan kegiatan uji coba
konstruksi yang kala itu dijalankan oleh Perusahaan Kompleks Aviasi
Ilyushin, serta menyarankan untuk mencari investor lain.
Dalam kontrak negara yang diresmikan pada akhir
Desember lalu, VASO akan membuat dua buah prototipe Il-112V untuk
keperluan uji coba konstruksi. Satu unit untuk uji coba statik dan
kelelahan (fatigue test), sedangkan yang
lainnya untuk uji coba terbang. Kedua pesawat itu dijadwalkan akan siap
di tahun 2016, sesuai dengan rencana dilaksanakannya penerbangan
perdana..
Pesawat angkut militer baru ini akan sepenuhnya
dibuat menggunakan komponen domestik. Sebanyak 30 perusahaan dan lebih
dari 50 pemasok suku cadang dan komponen aviasi asal Rusia akan terlibat
dalam kerja sama pembuatan pesawat tersebut. Beberapa di antaranya
adalah perusahaan dari Novosibirsk, Aviakomposit, yang akan membuat
moncong pesawat, Asosiasi Produsen Aviasi Kazan yang membuat sayap dan
sejumlah komponen pesawat, serta melibatkan perusahaanAviastar-SP dari
Ulyanovsk dan Aviaagregat dari Samara.
Di tahun 2015 ini, penandatanganan kontrak negara
untuk penyediaan pesawat Il-112V akan dilakukan. Nantinya, pesawat
Il-112V siap terbang pertama akan muncul pada 2018.
Credit RBTH Indonesia
Tiga Senjata Terbaik Rusia Penangkal Sistem Pertahanan Misil Global AS
Senjata ini ‘akan mengalahkan sistem misil pertahanan AS’. Foto: Goodvint/Wikipedia.org
Rusia akan ‘melakukan langkah balasan’ atas tindakan AS yang
memperluas jangkauan sistem pertahanan misilnya secara global. Demikian
ditegaskan Kepala Staf Jenderal Angkatan Bersenjata Rusia Jendral Valery
Gerasimov pada akhir Januari lalu.
Menurut Gerasimov, langkah balasan tersebut berupa peningkatan sistem persenjataan angkatan darat dan laut
Rusia untuk menangkal ancaman serangan sistem misil AS. Sang jenderal
juga menyebutkan senjata tersebut ‘akan mengalahkan sistem misil
pertahanan AS’. Namun demikian, Gerasimov tidak menyebut sistem yang ia
maksud secara spesifik. Berikut, RBTH akan membahas tiga senjata terbaik
milik Rusia yang berpotensi menjadi senjata andalan untuk melawan
sistem pertahanan misil AS.
Rubezh
Misil antarbenua terbaru milik Rusia, RS-26 Rubezh,
merupakan hasil pengembangan terbaru industri pertahanan Rusia. Proyek
ini sangat dirahasiakan, sehingga hanya sedikit informasi yang diketahui
mengenai misil ini. Rubezh, atau yang juga dikenal sebagai Avangard,
merupakan misil masa depan yang diciptakan berdasarkan misil RS-24 Yars yang saat ini sudah melengkapi perbendaharaan senjata Pasukan Rudal Strategis Rusia.
Pihak militer Rusia menyebutkan bahwa uji peluncuran
misil ini akan dilakukan pada Maret mendatang. Sebelumnya, uji coba
dilakukan secara rahasia, meski pada 2013 informasi mengenai uji coba
misil MS-26 di situs uji coba Kapustin Yar bocor ke media. Ketika itu,
Staf Jenderal menjelaskan bahwa uji coba tersebut merupakan peluncuran
keempat Rubezh.
Berdasarkan keterangan Kolonel Jendral Zarudnitsky,
misil baru ini memiliki perlengkapan tempur mutakhir, dan lebih unggul
dari segi kapasitas serta karakteristik manuver dibanding sistem
pertahanan rudal sebelumnya.
Sarmat
Ukraina menghentikan pasokan suku cadang untuk sistem misil Voevoda
milik Rusia. Sementara, AS terus mengembangkan sistem pertahanan
misilnya ke seluruh dunia. Hal itu membuat Rusia mau tak mau harus
mencari alternatif pengganti Voevoda.
Sistem Topol yang saat ini digunakan oleh Rusia dapat
meluncurkan rudal seberat 1,2 ton hingga jarak sembilan ribu kilometer.
Sementara, Voevoda dapat meluncurkan misil seberat 7,3 ton hingga jarak
16 ribu kilometer.
Jika data yang bocor ke media benar, Sarmat akan
berukuran setengah dari ukuran Voevoda. Berat senjata ini mencapai
sekitar seratus ton, sementara Voevoda memiliki berat 211 ton. Sarmat
diperkirakan mampu meluncurkan misil berbobot empat hingga lima ton.
Selain itu, peluncuran jarak jauh membuat misil Sarmat memiliki waktu
yang cukup leluasa, baik sebelum maupun sesudah peluncuran.
Bulava
Foto: RIA Novosti
Misil R-30 Bulava telah diidam-idamkan sejak lama
oleh Angkatan Laut Rusia. Kini, misil tersebut telah bergabung dalam
perbendaharaan senjata AL Rusia. Kapal selam tempur kelas Borey ini
awalnya dibuat untuk mengalahkan kompleks sistem pertahanan musuh.
Sistem pertahanan rudal ini dapat membawa sepuluh hulu ledak dan
meluncurkan tembakan serentak dari bawah air dengan jarak lebih dari 11
ribu kilometer. Borei bahkan dapat menyerang AS tanpa meninggalkan
markas mereka di Armada Laut Utara atau Pasifik Rusia.
Berdasarkan beberapa laporan, konsep operasional Bulava berbeda dengan sistem Topol-M. Saat hulu ledak Topol-M ditembakan ke target, ia akan hancur berkeping-keping. Sementara, cara kerja Bulava menggunakan prinsip ‘menjalar’. Tiap blok rudal dapat dipisahkan satu per satu dari misil ketika misil tersebut diluncurkan.
Credit RBTH Indonesia
ISIS Penggal 21 Warga Kristen, Mesir Siap Balas Dendam
Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, menyiapkan aksi balas dendam pada ISIS yang memenggal 21 warganya. Foto Daily News Egypt.
“Sarana dan waktu diperlukan untuk membalas pembunuhan kriminal ini,” kata Sisi dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi nasional Mesir, sesaat setelah video eksekusi 21 warga Kristen Koptik Mesir itu dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Kantor berita negara Mesir, MENA, pada Senin (16/2/2015) mengutip juru bicara Gereja Koptik Mesir melaporkan bahwa pihak gereja meyakini 21 orang itu telah tewas di tangan ISIS.
Dalam video eksekusi yang dirilis hari Minggu, para algojo ISIS yang mengenakan penutup muka warna hitam memaksa para sandera asal Mesir itu berlutut sebelum dieksekusi.
“Orang-orang salib, pengikut gereja Mesir yang bermusuhan,” bunyi keterangan video berdurasi sekitar lima menit itu, seperti dilansir Reuters.
Pihak Gereja Koptik Mesir yakin pemerintah Presiden Sisi akan mencari keadilan. Sedangkan Universitas Al-Azhar, pusat studi Islam terkemuka yang ada di Mesir mengutuk eksekusi itu adan menganggapnya sebagai tindakan barbar.
Credit SINDOnews
Mesir akhiri dominasi AS, beli jet tempur Prancis
Penjualan senilai 5,9 miliar dolar AS (lebih dari 59 triliun rupiah) tersebut adalah penjualan pertama jet Rafale bagi Prancis ke negara asing dan kontrak penjualannya siap ditandatangi pada Senin mendatang di Kairo.
Tapi, kelompok Amnesti Internasional menentang penjualan jet tempur serta sebuah kapal frigat itu karena pemerintah Mesir dianggap telah melakukan pelanggaran hak azasi manusia.
AS, sahabat lama dan strategi bagi Mesir yan gtelah memberikan bantuan 1,5 miliar setiap tahun, termasuk 1,3 miliar bantuan militer, menyatakan bahwa perjanjian Mesir dengan Perancis itu tidak menimbulkan dampak bagi mereka.
"Mesir adalah negara berdaulat. Kami juga mempunyai kerjasana keamanan, jadi pembelian jet tersebut tidak mengkhawatirkan kami," kata Jen Psaki, jurubicara Departemen Luar Negeri AS.
Tapi hubungan Mesir-AS terganggu sejak pihak militer menjungkalkan pemerintahan Islam pimpinan Muhamed Morsi pada Juli 2013 lalu dan pemerintahan yang baru dituduh melancarkan serangan brutal untuk memadamkan protes.
Morsi, pemimpin pertama yang terpilih dalam pemilu secara bebas di Mesir, dipaksa turun oleh pemimpin militer yang sekarang menjadi persiden, yaitu Abdel Fattah al-Sisi. Dalam satu tahun usia pemerintahan Al-Sisi, Mesir selalu bergejolak dan dilanda aksi demo massal.
Sisi kemudian terpilih sebagai presiden dalam pemilu Mei 2014 lalu dengan perolehan 96,91 persen suara.
Ribuan orang dipenjara dan ratusan lainnya dihukum mati, sementara partai Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) pimpinan Morsi dicap sebagai organisasi teroris dan dibubarkan.
Represi dengan cara brutal terhadap pengikut Morsi membuat Washington membekukan sebagian bantuan ke Kairo sejak Oktober 2013 dan meminta pemerintahan Mesir yang baru untuk melakukan reformasi demokrasi.
"Kontrak dengan Perancis merupakan sebuah pesan secara implisit bagi AS bahwa Mesir tidak lagi tergantung sepenuhnya dalam pasukan senjata dari AS," kata pensiunan Jendral Mesir Mohammed Mujahid al-Zayyat.
"Mesir tidak mau lagi diperas dalam berhubungan dengan AS," kata Zayyat, pengamat dari Pusat Studi Timur Tengah yang berkedudukan di Kairo.
Menurut Zayyat, pejabat AS mempunyai pandangan sendiri tentang bagaimana angkatan bersenjata Mesir mesti dibangun dan menolak keyakinan bahwa Israel adalah musuh utama.
Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada 1979, tapi kedua negara tidak pernah berkembang dan tetap tegang akibat politik Israel terhadap Palestina.
Washington kemudian mencoba menyeimbangkan kerjasama pertahanan ditengah kecaman dari kelompok hak azasi manusia atas pelanggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Mesir.
Tidak lama kemudian, AS mengirim pesawat helikopter tempur yang akan digunakan untuk membasmi aksi teroris, tapi pada saat yang bersamaan juga mencela kekerasan terhadap pendukung Sisi.
Ahmed Abdel Halim, pengamat militer yang juga mantan tentara Mesir mengatakan bahwa Mesir telah "disandera" oleh Washington dengan alasan catatan hak azasi manusia, sehingga perlu mencari sumber senjata dari negara lain.
Menurut Abdel Halim yang juga mantan Ketua Komisi Keamanan Nasional di Senat Mesir, negaranya akan tetap mengimpor senjata dari AS, termasuk juga dan Perancis dan bahkan mungkin juga Tiongkok.
"Rusia, bisa menjadi negara pemasok lainnya," kata Abdel Halim.
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sebenarnya bukan pendukung Sisi, berkunjung ke Kairo minggu ini.
Kedua kepala negara setuju untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Mesir.
Pada tahun lalu, Sisi berkunjung ke Rusia sebanyak dua kali untuk membicarakan pembelian senjata.
Mesir saat ini sedang sibuk memerangi kelompok Islam militan di Semenanjung Sinai dan juga khawatir dengan kekacauan yang terjadi di negara tetangga Libya.
"Mesir akan tetap membeli senjata dari AS, tapi juga akan membeli dari Rusia, dan ini sudah dijelaskan selama kunjungan Putin di Kairo," kata Mathieu Guidere, pengamat masalah Arab.
"Kebijakan ini akan membuat Mesir berada dalam posisi yang lebih baik saat berhubungan dengan AS," katanya. Demikian laporan AFP.
Credit ANTARA News
Tak Perlu Takut Intervensi Australia
Ilustrasi Grafis
Pelaksanaan hukum yang berlaku di Indonesia merupakan masalah kedaulatan yang tak boleh berkompromi dengan intervensi dunia internasional. Permintaan tersebut disampaikan intelektual dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat, Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya, dan Ketua DPD Irman Gusman.
Komaruddin mengatakan, Indonesia mesti tegas menjalankan hukum karena yang dieksekusi adalah penjahat, bukan Pemerintah Australia. ”Sebagai pemerintah, sudah semestinya Australia membela warganya. Tetapi Australia juga harus menghargai kedaulatan hukum Indonesia,” kata Komaruddin kemarin.
Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini, dalam hal kedaulatan, Indonesia juga selalu menghargai Australia, meski dalam beberapa hal sangat merugikan Indonesia. Namun, itulah yang harus dipegang oleh setiap negara dalam membangun hubungan dan persahabatan, yakni tetap menghargai kedaulatan hukum di masing-masing negara. Untuk itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tak boleh lemah dalam menghadapi tekanan tersebut.
”Bangsa dan pemerintah itu sudah terlalu banyak diintervensi asing, karena kita lemah,” ungkapnya. Rencana eksekusi terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan menghadapi tekanan internasional, terutama Australia. Kemarin Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, masyarakat Australia muak mendengar rencana eksekusi dua warganya yang terlibat kasus Bali Nine. Abbott menyebut kebijakan tersebut sebagai tindakan barbar.
Australia masih terus berusaha menekan Indonesia untuk mengubah keputusannya. Kendati Chan dan Sukumaran telah melakukan pelanggaran berat dengan menyelundupkan heroin, namun menurut Australia, eksekusi mati tak perlu diberikan. ”Jika eksekusi tersebut terjadi, kami akan menunjukkan ketidaksenangan kami secara nyata,” kata Abbott kepada Channel News .
Abbot menegaskan, Canberra akan memberi respons keras apabila eksekusi terjadi. ”Apa yang kami minta dari Indonesia sama seperti apa yang Indonesia minta kepada negara lain untuk menyelamatkan warganya.” ”Jika Indonesia berhak mendapatkan grasi dari negara lain, kami pun berhak mengharapkan hal serupa,” kata Abbott. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop memperingatkan Indonesia untuk siap menghadapi boikot jika eksekusi dilakukan.
Australia bisa saja memboikot Indonesia, termasuk kunjungan ke Pulau Bali dan berbagai tempat liburan populer lain untuk menunjukkan ketidaksenangannya atas keputusan eksekusi ini. Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya mengungkapkan, tidak ada alasan bagi Presiden Jokowi mengubah rencana mengeksekusi mati terhadap duo Bali Nine. ”Tidak perlu takut, kalau dibatalkan hukuman ini justru menjadi catatan buruk karena tidak jadi dan tidak konsisten,” kata Tantowi.
Menurut dia, Jokowi sudah menunjukkan ketegasan untuk menolak pembatalan eksekusi mati. Atas penolakan itu Australia sampai harus melobi PBB agar ikut menyuarakan. Namun, sikap Jokowi terhadap siapa pun juga harus sama karena penerapan hukum adalah soal kedaulatan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi. Apalagi, kata dia, sebelumnya pemerintahan Presiden Jokowi juga sudah mengeksekusi terpidana mati asal Brasil, Belanda, dan Vietnam.
”Justru akan bermasalah kalau duo Bali Nine dibatalkan eksekusinya. Masa giliran Australia dibatalkan. Giliran terpidana mati Brasil, Vietnam, Belanda tetap dieksekusi. Kalau begitu kita enggak konsisten. Dampaknya juga hubungan sama negara-negara itu yang warganya sudah dieksekusi,” katanya. Sementara itu, Irman Gusman mengatakan, ketegasan Indonesia menerapkan hukuman atas terpidana yang telah dijatuhi hukuman mati selain sebagai penegakan atas kedaulatan hukum juga sekaligus pelajaran bagi gembong narkoba.
”Makanya, Indonesia harus konsisten pada sikapnya memerangi kejahatan narkoba,” katanya. Irman berpandangan, hal wajar ketika penerapan hukuman mati mendapatkan sorotan dari dunia internasional, termasuk PBB. Wajar juga ketika Australia membela warga negaranya yang terancam dieksekusi mati di Indonesia. Tetapi, Indonesia juga punya kedaulatan hukum yang harus ditegakkan.
Terlebih, mereka yang akan dieksekusi adalah para gembong narkoba, yang kejahatannya sangat mengancam generasi muda. Pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan, protes Australia justru berpotensi mempercepat pelaksanaan hukuman mati.
Menurutnya, intervensi Australia akan menyulut kemarahan publik, elite, politisi dan pejabat di Indonesia, sehingga publik menghendaki agar Presiden Jokowi tidak menunda pelaksanaan hukuman mati.
”Protes Pemerintah Australia sudah sampai tahap melakukan intervensi, bahkan melakukan upaya embargo ekonomi terhadap Indonesia. Belum lagi upaya menekan Indonesia dengan tangan Sekjen PBB,” tuturnya.
Hikmahanto menilai Pemerintah Australia telah salah berhitung. Upaya intervensi telah menjadi kontraproduktif. ”Pemerintah Australia sungguh merendahkan demokrasi di Indonesia karena seolah publik dan politisi tidak bisa bersuara dan tidak cerdas dalam menanggapi manuver Australia,” katanya.
Sementara itu, Lembaga Pemasyarakatan Denpasar di Kerobokan, Bali, memberikan kelonggaran jam besuk kepada keluarga duo Bali Nine. Di penjara ini kemarin, seharusnya bukan hari besuk, tapi keluarga narapidana mati Myuran Sukumaran dan Andrew Chan terlihat datang pada pukul 09.00 Wita.
Raji, Chintu, dan Brintha, ibu dan saudara kandung Myuran Sukumaran, kembali bertandang ke lembaga pemasyarakatan kelas IIA di Kabupaten Badung itu ditemani beberapa kerabat. Begitu pun dengan kakak Andrew Chan, yakni Michael Chan, terlihat mendatangi penjara terbesar di Bali tersebut.
Kunjungan mereka didampingi oleh pengacara dari Australia, Julian McMahon, dan Konsul Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Majell Hind.
Credit KoranSindo
Kemlu: Kami Tak Takut Australia Ancam Boikot Pariwisata Indonesia
Menanggapi hal itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Armanatha Nasir mengatakan tidak takut. Sebab pariwisata Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dengan keindahan dan lokasinya yang strategis. Jadi dia meyakini jumlah turis tak akan berkurang.
"Kami tidak takut karena Indonesia memiliki keunggulan di bidang pariwisata. Jadi kami tak terlalu khawatir," tegas Armanatha Nasir saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (15/2/2015).
Namun, kata Armanatha, dia tak percaya apabila tokoh sekelas Bishop mengeluarkan pernyataaan tersebut. Menurut dia, mungkin maksud Bishop tidak sekeras itu. "Mungkin dia meminta warganya untuk mempertimbangkan kembali bila ingin ke Indonesia," ujar pria yang karib disapa Tata tersebut.
Permintaan Pemerintah Australia agar mempertimbangkan kembali eksekusi mati yang kemungkinan akan dijatuhkan ke Andrew dan Myuran, tidak hanya disampaikan oleh Bishop. Perdana Menteri Australia Tony Abbott juga meminta Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar lebih 'responsif' dalam menanggapi permohonan mereka untuk memberikan pengampunan atau keringanan bagi warganya.
Atas hal tersebut, Tata menegaskan, proses hukum terhadap Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan tetap berjalan. Dia menekankan, apa yang terjadi pada kedua warga Australia itu merupakan proses hukum, bukan proses politik.
"Kita harus lihat kembali bahwa ini masalah hukum dalam arti proses sudah berjalan. Ini keputusan hukum. Itu kan proses sudah berjalan. Jadi ya itu kan perhatian. Ini bukan keputusan politis. Kita tidak menargetkan orang atau warga negara tertentu untuk dieksekusi," jelas dia.
Di Canberra, Australia, juru bicara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sade Bimantara sebelumnya mengimbau, warga negara Indonesia (WNI) maupun diaspora asal Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaaan berkenaan dengan situasi akhir-akhir ini.
Selain itu, KBRI juga meminta WNI untuk tetap tenang dan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan meningkatkan kewaspadaan dan selalu mencermati perkembangan situasi keamanan di sekitarnya melalui berbagai sarana.
WNI di Australia juga diminta selalu membawa tanda pengenal yang masih berlaku, seperti paspor, kartu mahasiswa, bukti identitas lainnya. KBRI juga mengingatkan agar WNI selalu mengindahkan peraturan setempat, tidak terpancing tindakan-tindakan yang bersifat provokatif dan menghindari ikut campur dalam politik dalam negeri Australia baik secara verbal, tulisan di media sosial seperti Facebook, Twitter, dan situs jejaring lainnya.
Credit Liputan6.com
Wapres Tegaskan Pemerintah Takkan Terpengaruh Ancaman Australia
KOMPAS/ FIRDIA LISNAWATI
Dalam foto tahun 2006, terdakwa perkara penyelundupan heroin seberat 8,2 kilogram, Andrew Chan (kanan) dan Myuran Sukumaran, keduanya warga negara Australia, berdiri di dalam tahanan, setelah mereka divonis hukuman mati, Selasa (14/2/2006) di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali.
JAKARTA, CB - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, pemerintah Indonesia tidak akan terpengaruh oleh ancaman pemerintah Australia yang menentang rencana eksekusi mati terhadap dua warga negara Australia. Kedua narapidana yang dikenal sebagai anggota "Bali Nine", yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, menunggu jadwal eksekusi mati setelah Presiden Joko Widodo menolak grasi yang diajukan keduanya.
"Bagi kita berpegang kepada hukum, berpegang kepada keputusan hakim dan Mahkamah Agung, tidak akan terpengaruh ke mana-mana," kata Kalla di Jakarta, Senin (16/2/2015).
Menurut dia, pemerintah hanya menjalankan putusan MA yang menjatuhkan vonis mati kepada dua terpidana tersebut. Kalla bisa memaklumi bila pemerintah Australia memprotes langkah Indonesia untuk mengeksekusi mati Andrew dan Myuran.
"Ya, memang setiap tindakan itu tidak semua orang menyenangkan, kayak tindakan hukum itu," kata Kalla.
Hari ini, perwakilan Kedutaan Besar Australia akan bertemu dengan perwakilan dari Indonesia untuk membahas rencana eksekusi mati terhadap Andrew dan Myuran. Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan akan melakukan balasan diplomatik yang setimpal jika Indonesia mengeksekusi warganya. Ia mengatakan bahwa warga negara Australia sudah muak dengan langkah Indonesia tersebut. Warga negara Australia bahkan membuat petisi yang meminta Indonesia mengampuni Andrew dan Myuran.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop juga mengancam memboikot Indonesia, termasuk melarang warganya berkunjung ke Pulau Bali yang merupakan destinasi wisata favorit turis Australia di Indonesia. Australia juga bisa menarik duta besarnya di Indonesia.
Credit KOMPAS.com
Pemerintah Diminta Segera Evakuasi WNI dari Yaman
Pemberontak Houthi berkumpul di provinsi Al-Bayda, wilayah selatan dari Sanaa, Yaman - AFP / STR
"Yaman saat ini sedang bergolak. Kondisi politik di sana makin tidak menentu. Sebelum terlambat, sebaiknya pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan WNI, jika perlu evakuasi," ujar anggota Komisi I DPR Ahmad Zainuddin di Jakarta, Minggu (15/2/2015).
Zainuddin mengatakan, sejumlah negara sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi dengan menutup kantor perwakilannya di sana. Situasi di Yaman saat ini, lanjut dia, tidak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi di Suriah, yakni perebutan kekuasaan melalui perang antara kelompok Sunni dan Syiah. Namun saat ini, kelompok Syiah berhasil merebut dan mengendalikan pemerintahan.
"Saya melihat perhatian pemerintah terhadap kondisi di Yaman serta keberadaan WNI di sana tidak sama dengan terhadap Suriah. Hampir-hampir saja luput. Jangan sampai sudah kejadian WNI menjadi korban baru kita grasak-grusuk. Sebaiknya segera saja evakuasi WNI dan pemerintah berlakukan travel warning," tegas dia, dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com.
Menurut Zainuddin, ada lebih dari 3.000 WNI di Yaman yang sebagian besarnya berstatus pelajar atau mahasiswa. Sejauh ini, belum ada kabar WNI menjadi korban akibat konflik tersebut.
Namun demikian, Zainuddin menyesalkan sikap pemerintah RI yang sebatas prihatin terhadap perkembangan situasi di Yaman.
"Padahal situasinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kemlu jangan hanya mengimbau, tapi segera keluarkan WNI dari sana," jelas ketua DPP PKS ini.
Milisi Syiah Al-Houthi membubarkan paksa parlemen Yaman dan mengambil alih kendali pemerintahan dengan menguasai ibu kota Sanaa pada 6 Februari lalu. Kondisi politik dan keamanan di Yaman kian memburuk sejak jatuhnya presiden Ali Abdullah Saleh pada 2012 lalu.
Aksi saling serang terjadi antara kelompok Syiah yang konon didukung Iran dengan pemerintah yang didominasi Sunni. Tidak hanya menguasai Sanaa, milisi Syiah Al-Houthi juga merasuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai Sunni.
Sejumlah negara bahkan memutuskan untuk menutup kantor perwakilan mereka di Yaman dan memulangkan warga negaranya dari sana, seperti Arab Saudi, Amerika Serikat, Italia, Uni Emirat Arab, Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis.
Credit Metrotvnews.com
Baku Tembak, Polisi Denmark Tewaskan Seorang Pria
Baku tembak yang menewaskan seorang pria
terjadi di tengah perburuan polisi mencari pelaku penembakan di kafe dan
sinagoga Kopenhagen. (Reuters/Martin Sylvest/Scanpix Denmark)
Diberitakan Reuters, polisi Kopenhagen mengaku terlibat baku tembak dengan seorang pria yang menembaki mereka di stasiun kereta di Norrebro, dekat dengan lokasi dua penembakan sebelumnya.
Belum diketahui apakah pria tersebut adalah pelaku penembakan sebelumnya. Juga belum dipastikan apakah pelaku penembakan di kafe dan sinagoga adalah orang yang sama.
Tidak ada polisi yang menjadi korban dalam baku tembak tersebut. Belum ada pernyataan resmi dari polisi terkait peristiwa ini.
|
Dua penembakan terjadi di Kopenhagen. Serangan pertama terjadi di sebuah kafe yang sedang berlangsung diskusi soal kebebasan berekspresi, menghadirkan pembicara kartunis kontroversial Lars Vilks. Sepuluh jam kemudian, penembakan terjadi di sinagoga. Dua orang tewas dalam dua peristiwa itu.
Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt mengatakan bahwa serangan kali ini adalah pembunuhan berlandasarkan politik dan merupakan aksi terorisme. Dia berjanji akan mengerahkan seluruh kekuatan kepolisian untuk menangkap pelakunya.
"Di Denmark kami tidak tidak pernah tunduk pada kekerasan," kata Thorning-Schmidt.
Perburuan langsung dilakukan oleh kepolisian Denmark. Helikopter terlihat berputar-putar untuk menyisir kota, beberapa kendaraan tempur terlihat di jalan.
Credit CNN Indonesia
Yaman di Ujung Kehancuran, PBB Rancang Resolusi
Pemberontak Houthi berteriak dan mengacungkan senjata api di Sanaa, Yaman - AFP / MOHAMMED HUWAIS
Sebuah kerangka resolusi DK PBB, yang berhasil didapatkan Associated Press, Sabtu (14/2/2015), berisi desakan agar pemberontak Houthi "segera menarik mundur semua pasukan dari institusi pemerintahan tanpa syarat apapun."
Resolusi juga meminta Houthi membebaskan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi dan kabinetnya dari tahanan rumah, serta melakukan diskusi damai dengan PBB sebagai mediatornya.
Kerangka resolusi DK PBB ini belum dapat disetujui sejumlah negara Arab dan Dewan Koordinasi Negara Teluk. Mereka meminta resolusi DK PBB didasarkan di bawah pasal Bab 7 U.N. Charter, yang intinya dalam melibatkan kekuatan militer.
Selama ini pemberontak Houthi menentang rancangan konstitusi pemerintah, karena tidak setuju oleh pembagian Yaman ke enam wilayah federal.
Konflik pemberontak dan pemerintah menimbulkan kekhawatiran bahwa Yaman, tetangga Arab Saudi, berada di ujung kehancuran dan terancam menjadi negara gagal.
Credit Metrotvnews.com
Langganan:
Postingan (Atom)