Selasa, 14 Mei 2019

Masjid-masjid Diserang, Kota di Sri Lanka Berlakukan Jam Malam


Masjid-masjid Diserang, Kota di Sri Lanka Berlakukan Jam Malam
Ilustrasi masjid di Sri Lanka. Foto/Globe and Mail

CHILAW - Polisi memberlakukan jam malam di kota Chilaw, Sri Lanka setelah perselisihan antara komunitas Kristen dan Muslim pecah dan berakhir dengan penyerangan sejumlah masjid. Kekerasan itu bermula dari sebuah posting di Facebook.

Massa Kristen melemparkan batu ke masjid-masjid dan toko-toko milik Muslim pada hari Minggu (12/5/2019). Serangan itu dipicu sebuah posting di Facebook yang dianggap sebagai ancaman bagi komunitas Kristen.

Warga di kota yang sebagian besar beragama Kristen, 80km utara ibu kota Kolombo, memukuli orang yang mereka percaya bertanggung jawab atas posting Facebook. Polisi mengatakan orang tersebut telah ditangkap.

"Jam malam polisi telah diberlakukan di daerah Kepolisian Chilaw dengan efek langsung sampai pukul 06.00 besok (Senin, 13 Mei) untuk mengendalikan situasi yang tegang," kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera kepada kantor berita Reuters.

Namun, polisi kemudian merevisi dengan mengatakan jam malam akan dicabut pada pukul 04.00 pagi waktu setempat pada hari Senin.

Pasukan Sri Lanka telah menembakkan tembakan ke udara untuk menghentikan kekerasan.

"Mereka melempari batu di tiga masjid dan beberapa toko milik Muslim. Sekarang situasinya telah tenang, tetapi kami takut pada malam itu," kata seorang pria Muslim setempat yang meminta namanya tidak disebutkan karena alasan keamanan, kepada Reuters.

Menurutnya, satu masjid mengalami kerusakan parah.

Ketegangan memuncak setelah para pengebom bunuh diri militan Muslim meledakkan diri di tiga gereja dan empat hotel pada 21 April atau pada Minggu Paskah. Sebanyak 257 orang tewas.

Kepala Polisi Sri Lanka Chandana Wickramaratn mengatakan pada pekan lalu bahwa semua yang terlibat dalam serangkaian serangan bom pada Minggu Paskah telah tewas atau ditahan. Namun, beberapa warga Sri Lanka khawatir masih ada penyerang.

Seminggu yang lalu di Negombo—tempat lebih dari 100 orang terbunuh saat ibadah Paskah—juga terjadi bentrokan antara komunitas Muslim dan Kristen. Pemicunya awalnya adalah perselisihan lalu lintas.

Sri Lanka telah berada dalam keadaan darurat sejak serangkaian serangan bom bunuh diri. Pasukan keamanan dan polisi telah diberikan kekuasaan untuk menangkap dan menahan tersangka untuk waktu yang lama.

Salah satu yang terakhir ditangkap adalah Mohamed Aliyar, cendekiawan Muslim asal Arab Saudi. Polisi mengklaim dia memiliki hubungan dengan Zahran Hashim, yang diduga sebagai pemimpin kelompok pengeboman.

"Informasi telah terungkap bahwa tersangka yang ditangkap memiliki hubungan dekat dengan Zahran dan telah mengoperasikan transaksi keuangan," bunyi pernyataan polisi.

Pernyataan itu mengatakan Aliyar terlibat dengan melatih kelompok pengebom bunuh diri di kota selatan Hambantota.




Credit  sindonews.com




Sebut Awan Bantu Jet India Hindari Radar Pakistan, PM Modi Dicemooh


Sebut Awan Bantu Jet India Hindari Radar Pakistan, PM Modi Dicemooh
Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto/REUTERS

NEW DELHI - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dicemooh para politisi oposisi karena dianggap menghina Angkatan Udara India (IAF). Dia berkomentar bahwa awan dapat membantu jet-jet tempur IAF menghindari radar Pakistan ketika melakukan serangan udara akhir Februari lalu.

Modi mengaku secara pribadi memberi lampu hijau bagi jet-jet tempur IAF untuk melakukan serangan udara di sebuah situs di Balakot, Pakistan, yang diduga sebagai kamp teroris akhir Februari meski cuaca sedang buruk. Dia lantas mengklaim cuaca buruk berupa awan itu justru dapat membantu menutupi pesawat tempur IAF dari radar musuh.

Para politisi partai oposisi mengatakan pernyataan Modi "konyol" dan "tidak bertanggung jawab".

Dalam serangkaian tweet, pemimpin Partai Komunis, Sitaram Yechury, mengecam PM Modi yang dia anggap sudah menghina IAF. "Membuatnya tampak seolah-olah militer bodoh dan tidak profesional," katanya.

"Keamanan nasional bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Pernyataan yang tidak bertanggung jawab dari Modi sangat merusak. Seseorang seperti ini tidak dapat tetap menjadi PM India," lanjut Yechury, seperti dikutip Sputnik, Senin (13/5/2019).

Pemimpin oposisi di majelis legislatif Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, juga tidak bisa tinggal diam atas pernyataan Modi.

"Radar Pakistan tidak menembus awan. Ini adalah bagian yang penting dari informasi taktis yang sangat penting ketika merencanakan serangan udara di masa depan," tulis Omar Abdullah di Twitter.

Salman Soz, seorang anggota Partai Kongres, juga telah ikut meramaikan kecaman terhadap pernyataan blunder PM Modi. "Jika Modi benar-benar percaya bahwa awan dapat membantu jet-jet menjauh dari radar, maka itu adalah masalah keamanan yang sangat serius," katanya.

Komentar Modi itu sejatinya dia lontarkan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi News Nation pada hari Sabtu. "Para ahli memikirkan kembali serangan udara karena cuaca buruk, tetapi saya katakan, begitu banyak awan dan hujan bisa bermanfaat. Mungkin kita bisa lolos dari radar mereka. Ini adalah kebijaksanaan mentah saya, saya katakan mungkin ada manfaatnya. Akhirnya saya berkata, ada tutupan awan, silakan lanjutkan," katanya.

Pada 26 Februari lalu, IAF melakukan serangan udara di sebuah kamp yang diduga sebagai kamp teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot, Kashmir yang dikelola Pakistan. IAF mengklaim serangannya menewaskan banyak militan dan menghancurkan sejumlah fasilitas.

Islamabad membantah keberadaan kamp semacam itu di wilayahnya. Sedangkan media mengutip penduduk setempat mengatakan bahwa selain menghantam sekitar 15 pohon pinus, hanya satu warga lanjut usia yang terluka dalam serangan udara waktu itu.

Hubungan yang tegang secara historis antara India dan Pakistan telah memanas sejak kelompok Jaish-e-Mohammed dianggap bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan keamanan India pada 14 Februari yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter. 




Credit  sindonews.com




Ledakan bom di Quetta Pakistan tewaskan empat polisi


Ledakan bom di Quetta Pakistan tewaskan empat polisi
Anggota unit penjinak bom mensurvei kendaraan yang rusak di lokasi setelah ledakan di dekat sebuah masjid di Quetta, Pakistan 13 Mei 2019. ANTARA/REUTERS / Naseer Ahmed/pri (REUTERS/NASEER AHMED)



Quetta (CB) - Bom rakitan yang dipasang di sepeda motor dan menargetkan kendaraan milik kepolisian meledak di dekat sebuah masjid di Kota Quetta Pakistan Barat, Senin.

Akibatnya, empat polisi gugur dan 11 lainnya mengalami luka, kata pejabat.

Tehrik-i Taliban Pakistan (TTP), Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut dalam pernyataan di sebuah email, hanya beberapa hari setelah mereka mengklaim serangan terhadap polisi yang menjaga Sufi, kuil paling tua di Kota Lahore.

Pasukan keamanan berstatus siaga tinggi selama bulan suci Ramadan, dengan keamanan ekstra di sejumlah objek vital di seluruh penjuru negeri.

Menteri Dalam Negeri di Provinsi Balochistan, Ziaullah Langove mengatakan bom pada Senin menargetkan polisi yang menjaga masjid, tempat para jemaah menjalankan salat tarawih.

Kepala kepolisian Quetta Abdul Razzaq Cheema mengatakan empat polisi tewas dan dua polisi lainnnya terluka.



Credit  antaranews.com




Saudi Tembak Mati 8 Terduga Teroris di Daerah Mayoritas Syiah


Saudi Tembak Mati 8 Terduga Teroris di Daerah Mayoritas Syiah
Ilustrasi jenazah. (Istockphoto/Sestovic)



Jakarta, CB -- Pasukan Arab Saudi menembak mati sekitar delapan terduga teroris dalam baku tembak yang terjadi di kota Qatif yang penduduknya mayoritas Syiah, pada Sabtu (11/5) pekan lalu.

Menurut pernyataan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, aparat menggerebek tempat persembunyian terduga militan di pulau Tarot di lepas pantai Provinsi Timur. Lokasi ini merupakan tempat dimana sebagian besar cadangan minyak negara itu berada.

Kaum militan ini juga disebut-sebut sebagai kelompok "sel teroris" yang berencana menyerang instalasi vital dan target keamanan.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa pasukan keamanan hanya melepaskan tembakan setelah mereka ditembak. Hingga saat ini penyelidikan sedang berlangsung, dan jasad terduga teroris itu belum diidentifikasi.


Selain itu, video beredar yang diunggah sejumlah penduduk memperlihatkan asap hitam bermunculan dari sejumlah bangunan, disertai dengan suara baku tembak.

Pasukan keamanan Saudi kerap kali berseteru dengan milisi Syiah di wilayah Qatif. Hal ini juga sempat memunculkan demonstrasi oleh minoritas Syiah pada 2011 lalu, saat mereka menuntut untuk diperlakukan setara oleh rezim Muslim Sunni tersebut.

Sejak saat itu, kerajaan Saudi menargetkan para pemimpin demonstrasi, diantaranya Sheikh Nimr al-Nimr selaku ulama Syiah. Ia dituduh membahayakan keamanan nasional dan akhirnya dieksekusi pada awal 2016.

Eksekusi itu memicu protes dari kaum Syiah di Irak, Pakistan, dan Iran. Alhasil, terjadi penggeledahan terhadap Kedutaan Besar Saudi di Tehran yang akhirnya ditutup sejak saat itu.

Ketegangan terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah Arab Saudi memenggal sekitar 37 pria yang kebanyakan adalah kaum Syiah pada eksekusi masal 23 April lalu.

Menurut kepala HAM Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), eksekusi masal ini dianggap sebagai suatu hal yang "mengejutkan" dan "mengerikan" karena melibatkan penghukuman terhadap tiga anak di bawah umur.

Kelompok hak asasi Amnesti Internasional juga melaporkan sekitar 11 tersangka dihukum karena kejahatan terkait terorisme. Sedangkan 14 lainnya dieksekusi atas keikutsertaan mereka dalam demonstrasi anti pemerintah di wilayah berpenduduk Syiah di Arab Saudi pada 2011 dan 2012 lalu.




Credit  cnnindonesia.com




Penyerangan Kapal Tanker Saudi Bisa Ganggu Ekonomi Global


Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), 21 September 2016. UEA mengatakan empat kapal Saudi disabotase dekat Fujairah.
Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (UEA), 21 September 2016. UEA mengatakan empat kapal Saudi disabotase dekat Fujairah.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Tidak disebutkan siapa yang berada di balik penyerangan kapal tanker Saudi.



CB, MELBOURNE -- Sebanyak dua kapal tanker minyak milik Arab Saudi termasuk di antara kapal-kapal yang ditarget oleh serangan sabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA). UEAmengutuknya sebagai upaya merusak keamanan pasokan minyak mentah global.

UEA mengatakan empat kapal komersil disabotase di dekat emirat Fujairah.

Tidak disebutkan siapa yang berada di balik operasi itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Investigasi telah diluncurkan dengan koordinasi bersama otoritas internasional.



UAE mengatakan empat kapal komersil disabotase di dekat emirat Fujairah, salah satu pusat penyimpanan terbesar di dunia yang terletak tepat di luar Selat Hormuz. Tidak disebutkan siapa yang berada di balik operasi itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.


Kementerian luar negeri Iran menyebut insiden itu mengkhawatirkan dan mengerikan dan meminta penyelidikan atas masalah tersebut. Selat, yang menjadi jalur pelayaran minyak dan gas global yang penting itu, memisahkan negara-negara Teluk dan Iran.


Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih, mengatakan dalam sebuah pernyataan salah satu dari dua kapal Saudi yang diserang sedang dalam perjalanan untuk dimuati dengan minyak mentah Saudi dari pelabuhan Ras Tanura untuk pengiriman ke pelanggan perusahaan milik negara Saudi, Aramco, di Amerika Serikat. Serangan itu tidak menyebabkan korban atau tumpahan minyak tetapi menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur kedua kapal, kata pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita pemerintah SPA itu.


photo

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih.



Sumber di sektor perdagangan dan pengapalan mengidentifikasi kapal-kapal Saudi itu sebagai kapal tanker Amjad yang sangat besar (VLCC), dan tanker pengangkut minyak mentah Al Marzoqah. Keduanya milik perusahaan Bahri.


Bahri tidak menanggapi permintaan komentar. Pada Ahad (12/5), Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan tidak ada korban dan operasi pelabuhan Fujairah normal. Investigasi telah diluncurkan dengan koordinasi bersama otoritas internasional, dan meminta negara-negara adidaya untuk mencegah pihak-pihak yang mencoba membahayakan keselamatan dan keamanan maritim.


Menimbulkan bahaya terhadap ekonomi global


Dua sekutu Muslim Sunni, Arab Saudi dan UEA, telah sangat mendukung sanksi AS terhadap sesama produsen OPEC dan musuh di Kawasan yakni Iran yang didominasi Muslim Syiah. Setelah Amerika Serikat mengakhiri semua keringanan sanksi terhadap minyak mentah Iran, Washington mengatakan Riyadh dan Abu Dhabi akan membantu mengkompensasi kekurangan pasokan minyak.


Al-Falih mengatakan serangan itu bertujuan merusak kebebasan maritim dan keamanan pasokan minyak kepada konsumen di seluruh dunia. "Komunitas internasional memiliki tanggung jawab bersama untuk melindungi keselamatan navigasi maritim dan keamanan kapal tanker minyak," katanya.


"Untuk mengurangi dampak negatif dari insiden seperti itu di pasar energi dan bahaya yang ditimbulkannya terhadap ekonomi global."


Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi -yang sempat dikutip oleh kantor berita semi-resmi ISNA -mengatakan insiden di Fujairah "memiliki dampak negatif terhadap keamanan transportasi laut" dan meminta negara-negara di kawasan untuk "waspada terhadap rencana penurunan stabilitas dari agen asing".


Awal bulan ini, Administrasi Maritim AS mengatakan kapal-kapal komersial termasuk kapal tanker minyak yang berlayar melalui perairan Timur Tengah bisa menjadi sasaran Iran dalam salah satu ancaman terhadap kepentingan AS yang ditimbulkan oleh Teheran.


Washington mengatakan pihaknya mengirim kapal induk AS dan pasukan lainnya ke Timur Tengah atas apa yang disebutnya sebagai ancaman Iran, sementara Teheran menyebut kehadiran militer AS sebagai "target" ketimbang ancaman.


Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tekanan terhadap Iran dengan sanksi sejak Washington mundur dari perjanjian nuklir internasional 2015 antara Teheran dengan sejumlah kekuatan dunia, setahun lalu.



Credit  republika.co.id





Iran Desak Insiden Sabotase di Selat Hormuz Diusut


Iran Desak Insiden Sabotase di Selat Hormuz Diusut
Ilustrasi kapal tanker minyak. (REUTERS/Jean-Paul Pelissier)



Jakarta, CB -- Iran mendesak penyelidikan terhadap insiden sabotase dua kapal tanker Arab Saudi di perairan Fujairah, dekat Selat Hormuz, perairan Uni Emirat Arab, Minggu (12/5). Teheran menyebut insiden itu "mengkhawatirkan".

"Insiden di Laut Oman mengkhawatirkan dan disesalkan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi melalui pernyataan, Senin (13/5).


Mousavi juga menyerukan "penyelidikan" terhadap insiden tersebut. Ia juga memperingatkan sabotase itu ada kemungkinan merupakan perbuatan pihak asing untuk mengancam keamanan maritim di kawasan Teluk.

Mousavi menuturkan Iran "meminta klarifikasi" terkait insiden sabotase tersebut.


"Insiden itu memiliki dampak negatif pada keselamatan pengiriman dan keamanan maritim di kawasan Teluk," kata Mousavi seperti dikutip AFP.

Mousavi memperingatkan "plot-plot oleh pihak yang ingin mengganggu keamanan regional" dan menyerukan kewaspadaan negara di kawasan "menghadapi setiap rencana dari unsur asing."


Arab Saudi pada Minggu malam mengatakan dua kapal tankernya disabotase di perairan Fujairah hingga mengakibatkan kerusakan. Uni Emirat Arab juga membenarkan insiden itu dengan mengatakan empat kapal disabotase di perairan tersebut.

Hingga kini, belum jelas kronologi sabotase itu terjadi, begitu pula mengenai pihak-pihak yang terlibat insiden itu.

Insiden ini terjadi ketika relasi Amerika Serikat dan Iran tengah memanas menyusul sanksi yang kembali dijatuhkan Presiden Donald Trump kepada Teheran.

Pekan lalu, Iran juga mengancam melanjutkan kembali program nuklir dan pengayaan uraniumnya jika negara Eropa, yang terlibat dalam perjanjian nuklir 2015, tidak bisa membela Teheran dari sanksi AS.

Pelabuhan Fujairah merupakan satu-satunya pelabuhan di Uni Emirat Arab yang berada di dekat perairan Laut Arab. Wilayah yang bersebelahan dengan Selat Hormuz itu juga merupakan rute pengiriman minyak global dari perairan Teluk Arab.

Iran berulang kali mengancam akan menutup jalur tersebut jika terjadi konfrontasi militer dengan Amerika Serikat.


Credit  cnnindonesia.com


Arab Saudi Sebut 2 Tanker Disabotase di Dekat Perairan UEA


Arab Saudi Sebut 2 Tanker Disabotase di Dekat Perairan UEA
Ilustrasi kapal tanker. (REUTERS/Jean-Paul Pelissier)



Jakarta, CB -- Pemerintah Arab Saudi menyatakan dua kapal tanker disabotase di perairan Fujairah, dekat Selat Hormuz, Uni Emirat Arab (UEA), pada Minggu (12/5) kemarin. Mereka mengklaim serangan itu terjadi saat kapal itu hendak mengangkut minyak mentah dari perusahaan energi Saudi, ARAMCO, untuk dikirim ke Amerika Serikat.

Menurut Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih, akibat sabotase itu kedua kapal tanker mengalami kerusakan cukup parah. Namun, dia mengklaim hal itu tidak sampai membuat tumpahan minyak ke laut.

"Beruntung serangan itu tidak menelan korban atau menyebabkan tumpahan minyak. Akan tetapi hal itu menyebabkan kerusakan besar di rangka kapal," kata Khalid.

Insiden itu dibenarkan oleh UEA. Mereka menyatakan terjadi empat serangan kepada kapal tanker tanpa merinci pelaku dan identitas kapal.


Amerika Serikat juga bereaksi atas kejadian itu. Badan Pelayaran AS langsung menerbitkan peringatan terhadap seluruh kapal yang berlayar ke kawasan Teluk supaya waspada ketika melintas di perairan Fujairah.

Mereka juga memberikan koordinat sabotase yang terjadi pada pekan lalu.



Credit  cnnindonesia.com





Diprotes Soal Perang Yaman, Kapal Saudi Batal Memuat Senjata Prancis


Diprotes Soal Perang Yaman, Kapal Saudi Batal Memuat Senjata Prancis
Kapal Bahri-Yanbu milik Arab Saudi batal memuat kargo senjata Prancis. Foto/REUTERS

PARIS - Sebuah kapal Arab Saudi yang akan memuat senjata di pelabuhan Prancis utara pada hari Jumat berlayar menuju ke Spanyol tanpa membawa muatan senjata tersebut. Reaksi kapal itu muncul sehari setelah kelompok hak asasi manusia (HAM) berusaha untuk mencegah kapal itu memuat senjata sebagai protes atas perang di Yaman.

Kelompok HAM Prancis, ACAT, mengajukan gugatan di pengadilan untuk menolak penjualan senjata Paris kepada Riyadh. Namun, gugatan itu ditolak hakim pengadilan.

ACAT yang kecewa dengan putusan hakim berargumen pengiriman kargo senjata tersebut melanggar perjanjian PBB karena senjata tersebut digunakan untuk melawan warga sipil di Yaman.

Meski putusan hakim Prancis mengizinkan kapal Bahri-Yanbu milik Saudi memuat kargo senjata, namun data pelacakan kepal menunjukkan kargo itu batal dimuat.

Kejadian itu mempermalukan Presiden Emmanuel Macron, yang pada hari Kamis membela penjualan senjata Prancis kepada Arab Saudi.

Riyadh memimpin Koalisi Arab pro-pemerintah Yaman dalam perang saudara selama empat tahun terakhir yang menghancurkan negara tersebut. Puluhan ribu orang tewas dan banyak penduduk di ambang kelaparan.

Macron mengatakan Riyadh, yang ia sebut sekutu kunci dalam perang melawan terorisme, telah meyakinkannya bahwa senjata yang akan dimuat kapal tidak digunakan untuk melawan warga sipil.

Seorang pejabat yang bekerja untuk Jean-Paul Lecoq, anggota parlemen oposisi Komunis untuk kota pelabuhan Le Havre, mengonfirmasi bahwa kapal Saudi itu telah pergi tanpa kargo senjata.

"Ini pelajaran bagi eksekutif," katanya kepada Reuters, yang dilansir Sabtu (11/5/2019). "Itu tidak bisa lagi memberikan pernyataan hambar yang mengatakan 'jangan khawatir, kami punya jaminan'. Itu tidak lagi berfungsi."

Kedutaan Saudi di Prancis tidak berkomentar atas kejadian tersebut.

Langkah ACAT itu dilakukan setelah situs investigasi online, Disclose, menerbitkan bocoran data intelijen militer yang menunjukkan senjata yang dijual oleh Prancis ke Arab Saudi, termasuk tank dan sistem rudal berpemandu laser, digunakan terhadap warga sipil di Yaman.

Namun, Menteri Keuangan Bruno Le Maire pada hari Jumat mengklaim bahwa Paris mematuhi aturan terkait penjualan senjata.

Prancis yang menjadi salah satu pemasok senjata utama Arab Saudi, menghadapi tekanan publik dalam negeri untuk meninjau kembali hubungan perdagangan itu karena dampak kemanusiaan akibat perang di Yaman.

ACAT berpendapat bahwa pemuatan senjata pada kapal Saudi bertentangan dengan Perjanjian Perdagangan Senjata PBB, yang mengatakan satu negara tidak dapat mengotorisasi pemindahan senjata jika negara itu tahu bahwa senjata itu dapat digunakan untuk melakukan kejahatan perang atau menargetkan warga sipil.

Para pejabat PBB menyatakan semua pihak dalam konflik Yaman diduga telah melakukan kejahatan perang.

Pemerintah Prancis menolak memberikan rincian tentang otorisasi penjualan senjata itu, yang disebut situs Disclose termasuk delapan meriam howitzer Caesar. 


Credit  sindonews.com


Rusia Bakal Kirim Wahana ke Bulan, Dikendalikan Robot Manusia



Pesawat nirawak badan antariksa Rusia Roscosmos, Luna-Glob. gizmag.com
Pesawat nirawak badan antariksa Rusia Roscosmos, Luna-Glob. gizmag.com

CBMoskow – Wahana bulan buatan Rusia bakal dikendalikan oleh robot berbentuk manusia atau anthropomorphic robot. Wahana ini akan dikirim ke bulan pada misi pesawat luar angkasa Luna-29.

“Misi Luna-29 akan diluncurkan pada 2028,” begitu dilansir Sputnik News Ahad, 12 Mei 2019.
Pesawat luar angkasa Luna-29 bakal memiliki berat 1.3 ton dan bakal diluncurkan dari Kosmodrom Vostochny, Rusia, menggunakan roket Angara-A5B. Roket ini menggunakan teknologi pendorong oksigen dan hidrogen.

Menurut sumber Sputnik News, ide penggunaan robot berbentuk manusia muncul belakangan. Ke depannya, pengendalian wahana antariksa di bulan bakal menggunakan tenaga dan keahlian kosmonot.
Lembaga antariksa Rusia Roscosmos tidak komentar soal informasi ini.
AS pernah membawa wahana antariksa ke bulan pada 1971 – 1972 saat misi berawak ke bulan pada Apollo-15, Apollo-16, dan Apollo-17.

Pada 1970 – 1973, Uni Sovyet meluncurkan wahana antariksa ke bulan, yang merupakan satelit alami bumi.

Pada November 2018, Roscosmos dan Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia untuk Antariksa mengembangkan konsep eksplorasi ke bulan. Rusia bakal membangun sebuah markas operasi di bulan pada 2036 dan 2040.





Credit  tempo.co



Militer Korea Selatan Bakal Gunakan Robot Hewan saat Bertempur



Robot anjing tersebut yang dinamakan Cujo dibuat oleh Boston Dynamics dan telah dibeli oleh Google. dailymail.co.uk
Robot anjing tersebut yang dinamakan Cujo dibuat oleh Boston Dynamics dan telah dibeli oleh Google. dailymail.co.uk

CB, Seoul – Militer Korea Selatan bakal menggunakan robot tempur yang menyerupai hewan seperti ular dan serangga pada 2024.

Lembaga Defence Acquisition Program Administration atau DAPA Korea Selatan mengatakan akan memulai pengadaan robot hewan untuk kepentingan tempur.
“Biometrik robot bakal jadi penentu dalam perang di masa depan dan teknologi terkait bakal berdampak besar di industri pertahanan,” kata Park Jeong-eun, juru bicara DAPA, seperti dilansir Sputnik News pada Ahad, 12 Mei 2019.

Menurut DAPA, militer Korea Selatan tertinggal jauh dalam mengembangkan teknologi biometrik untuk pertempuran. Sejumlah negara yang lebih maju dalam bidang ini adalah AS, Jepang, Rusia, dan Cina.
Untuk mengejar ketertinggalan ini, militer Korea Selatan bakal menggandeng perusahaan swasta untuk mengaplikasikan teknologi biometrik untuk pertempuran.

Menurut ahli, hewan telah mengalami proses penyempurnaan selama jutaan tahun lewat proses evolusi sehingga dapat menjadi solusi. Ini termasuk untuk membuat robot menyerupai hewan.




Credit  tempo.co



Cina Yakin Masalah Nuklir Korut Bisa Selesai Melalui Dialog


Warga Korea Selatan (Korsel) menonton tayangan peluncuran proyektil Korea Utara (Korut) dalam program berita di Seoul Railway Station di Seoul, Korsel, Sabtu (4/5).
Warga Korea Selatan (Korsel) menonton tayangan peluncuran proyektil Korea Utara (Korut) dalam program berita di Seoul Railway Station di Seoul, Korsel, Sabtu (4/5).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Korut menembakkan dua rudal jarak pendek pada Kamis pekan lalu.



CB, BEIJING -- Diplomat tinggi pemerintah Cina mengatakan masih ada kemungkinan memecahkan masalah nuklir Korea Utara (Korut) melalui dialog internasional. Pernyataan ini diungkapkan setelah Pyongyang melepaskan dua tembakan rudal jarak pendek.

Korut menembakkan dua rudal jarak pendek pada Kamis pekan lalu. Hal itu menjadi uji coba kedua semacam ini dalam waktu kurang dari satu pekan.

Dalam perjalanannya menuju Rusia, Penasihat Negara Cina Wang Yi mengatakan proses resolusi sudah buntu. Menurutnya, sejak pertemuan AS-Korut di Hanoi pada Februari gagal, ketidakpastian terus meningkat.

"Tapi kami melihat dari sisi Korut masih menahan tujuan dasar untuk mencapai denuklirisasi semenanjung (Korea), dan dari sisi AS belum mengabaikan pemikiran dasar untuk menyesaikan isu ini melalui dialog," kata Wang dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Cina, Selasa (14/5).

Wang yakin proses denuklirisasi Semenanjung Korea belum keluar jalur. "Dan tetap dalam kerangka kerja untuk resolusi politik," katanya.


Ia menambahkan kebuntuan terjadi karena kedua belah pihak belum menemukan peta jalan yang layak dan realistis untuk membuat resolusi. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ia tidak melihat uji coba rudal Korut telah 'melanggar kepercayaan'. 



Credit  republika.co.id




Muslim Uighur Bangun Kehidupan di Turki Usai Lari dari China



Muslim Uighur Bangun Kehidupan di Turki Usai Lari dari China
Imigran Muslim Uighur yang berhasil melarikan diri dari China ke Turki perlahan membangun hidup. Meski sulit, mereka merasa lebih bebas dan nyaman di Turki. (Reuters/Murad Sezer)



Jakarta, CB -- Setelah berjuang kabur dari persekusi di China, sejumlah imigran Muslim Uighur yang berhasil melarikan diri ke Turki kini perlahan membangun hidup. Meski sulit, mereka merasa lebih bebas dan nyaman di Turki.

Sejumlah Muslim Uighur terlihat berbondong-bondong beribadah di mesjid Emine Inanc. Tak tak sedikit dari mereka bahkan memenuhi jalanan untuk ikut beribadah.

"Kami merasa lebih nyaman dibandingkan ketika kami berada di negara asal kami," ujar Abudureyimu, salah satu warga Uighur yang melarikan diri ke Turki sejak 2014 lalu.

"Saya bisa melaksanakan kewajiban agama dan berbicara menggunakan bahasa asli saya dengan bebas."

Meskipun begitu, Abudureyimu masih dihantui trauma akan penganiayaan dan penumpasan yang menargetkan Uighur di China.

Diperkirakan sekitar satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp di mana mereka dipaksa belajar paham komunisme. Hingga kini, ia sendiri tak mengetahui keberadaan keluarganya, masih hidup atau tidak.

Namun, Abudureyime meyakini bahwa pihak China masih menahan keluarganya di kamp Xinjiang. Abudureyime khawatir keadaan keluarganya akan lebih parah jika aparat mengetahui ia kabur.

Turki sendiri mengecam pendirian kamp-kamp konsentrasi untuk menampung Muslim Uighur tersebut. Turki menuding China melakukan operasi militer guna menumpas "identitas etnis, agama, dan budaya masyarakat Turki Uighur di daerahnya."

Pemerintah Turki meyakini ratusan ribu orang Uighur menjadi target "penyiksaan dan pencucian otak" saat berada di dalam kamp.


Guna menunjukkan solidaritas terhadap Muslim Uighur, Turki pun mengizinkan para imigran itu masuk ke negaranya. Di sana, pemerintah juga menjamin keamanan para Muslim Uighur.

Sejumlah warga Uighur yang tinggal di Turki juga menggagas kampanye #MeTooUyghur yang disebarkan melalui sosial media.

Ratusan warga turun ke jalanan dan mendesak pemerintah China untuk merilis bukti video bahwa kerabat mereka yang hilang tersebut masih hidup.

Masyarakat Uighur ingin agar pihak China bertanggung jawab atas hilangnya kontak mereka dengan sanak saudaranya.



Credit  cnnindonesia.com




Uni Eropa serukan gencatan senjata di Libya


Uni Eropa serukan gencatan senjata di Libya
Foto udara memperlihatkan seorang migran berenang menuju kapal pemasok lepas pantai komersial Vos Triton yang terdaftar di Gibraltar, di daerah Search and Rescue (SAR) lepas pantai Libya, Sabtu (11/5/2019), seperti yang terlihat dari pesawat Moonbird milik organisasi kemanusiaan Sea-Watch Jerman. (Sea-Watch.org/HANDOUT)



Brussels (CB) - Semua pihak yang bertikai di Libya harus berkomitmen untuk menerapkan gencatan senjata dan kembali pada mediasi yang dipimpin PBB, kata Uni Eropa pada Senin.

Organisasi itu menyebut situasi tersebut dapat mengancam keamanan internasional.

"Uni Eropa mendesak semua pihak untuk segera memberlakukan gencatan senjata dan terlibat dengan PBB guna memastikan dihentikannya permusuhan secara menyeluruh," kata menteri luar negeri Uni Eropa dalam satu pernyataan usai bertemu dengan Perdana Menteri Libya dukungan PBB, Fayez al-Serraj di Brussels.

"EU juga meminta mereka agar memisahkan diri baik  di depan umum maupun di lapangan dari elemen teroris dan kriminal yang terlibat dalam pertempuran serta menghindari mereka yang diduga melakukan kejahatan perang, termasuk orang-orang yang masuk daftar hitam Dewan Keamanan PBB," bunyi pernyataan tersebut.

Kekerasan terbaru di Libya, tempat Muammar Gaddafi digulingkan pada 2011, meletus sejak bulan lalu saat pasukan komandan Khalifa Haftar, yang bermarkas di Libya timur, bergerak menuju pinggiran Tripoli.

Lebih dari 400 orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi, menurut PBB.


Credit  antaranews.com



Dapat Ancaman, Walikota London Diberi Perlindungan Khusus


Dapat Ancaman, Walikota London Diberi Perlindungan Khusus
Walikota London Sadiq Khan. FOTO/Reuters

LONDON - Pasca referendum Brexit 2016 silam, telah terjadi peningkatan Islamofobia, antisemitisme, dan homofobia di Inggris. Fakta ini diungkapkan oleh Walikota London Sadiq Khan. Bahkan, Khan yang seorang Muslim itu juga menjadi sasaran kekerasan di media sosial.

Imbasnya, saat ini Khan mendapat perlindungan khusus dari polisi selama 24 jam penuh. Menurut Khan, ancaman pada dirinya mulai dari ancaman biasa, hingga terorisme. Khan mengaku, dia menjadi salah satu korban dari meningkatnya Islamofobia.

“Tidak bisa dibenarkan, bahwa salah satu konsekuensi dari saya menjadi walikota London dan seorang Muslim dalam kehidupan publik, saya mendapat perlindungan dari polisi," ucap Khan dalam wawancara dengan The Times, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (12/5).
Menjadi korban pelecehan rasial sudah dialami Khan sejak ia masih anak-anak. Sejak itu, pelecehan berkembang menjadi arus deras cacian berdasar Islamofobia. 

"Itu dimulai dengan pemanggilan nama, itu dapat merujuk pada aksi kriminal dan grafiti (dan) pada akhirnya pada situasi di mana Jo Cox (seorang anggota parlemen Inggris) dibunuh. Atau, seorang teroris dapat datang ke London dan mencoba untuk memecah-belah komunitas," ungkapnya.

Menurut laporan Times, beberapa ancaman yang diterima Khan sangat mengganggu, sehingga stafnya diberikan konseling untuk membantu mereka menghadapi kondisi ini. Menurut koran itu, tahun lalu Balai Kota London merujuk 17 kasus dalam periode tiga bulan kepada polisi. Muncul pula 237 ancaman yang dilayangkan di media sosial.




Credit  sindonews.com





Diadang Kapal Militer Maduro, Kapal AS Batal Masuk Perairan Venezuela


Diadang Kapal Militer Maduro, Kapal AS Batal Masuk Perairan Venezuela
USCGC James, kapal berteknologi tinggi milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Foto/Wikipedia.org/Jameslwoodward

CARACAS - Kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USCGC James, berlayar dan mencoba masuk ke perairan teritorial Venezuela. Namun, Angkatan Laut rezim pemerintah Presiden Nicolas Maduro mengirim kapal patroli untuk mengadangya.

Kapal AS mengubah jalur dan menjauhi kawasan perairan teritorial Venezeula setelah kapal militer Maduro melontarkan peringatan via radio komunikasi.

Angkatan Laut Venezuela, dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Jumat waktu Caracas, mengatakan insiden itu terjadi pada hari Kamis. Kapal Coast Guard AS hendak menuju pelabuhan utama negara Venezuela, La Guaira.

USCGC James berjarak 14 mil laut (16 mil) di lepas pantai Venezuela ketika Caracas mengirim kapal patroli untuk mencegatnya. Dalam komunikasi radio, kru USCGC James setuju untuk berbalik.

“USCG James didorong untuk mengubah arahnya dan meninggalkan perairan yurisdiksi kami. Instruksi dipatuhi," kata Angkatan Laut Venezuela dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Russia Today, Sabtu (11/5/2019).

Angkatan Laut rezim Maduro telah melihat kapal AS itu sehari sebelumnya ketika sedang transit melalui zona ekonomi eksklusif Venezuela. Sejak itu, kapal patroli dikirim untuk memantau manuvernya.

Utusan Venezuela untuk PBB, Samuel Moncada, mengecam tindakan kapal AS itu sebagai provokasi yang bertujuan menghasut kerusuhan.

"Para penyelundup perang menjadi bersemangat karena mereka melihat Coast Guard (Penjaga Pantai) AS sangat dekat dengan perairan teritorial Venezuela. Ini adalah tipuan khas untuk meningkatkan ketegangan," tulis Moncada di Twitter.

USCGC James, digambarkan sebagai kapal paling berteknologi maju dalam armada Coast Guard AS. Kapal itu dilengkapi dengan peralatan surveillance dan resonansi modern.

Menurut Angkatan Laut AS, kapal itu juga dapat berfungsi sebagai pos komando untuk penegakan hukum yang kompleks dan misi keamanan nasional yang melibatkan Coast Guard dan berbagai lembaga mitra.
(mas)



Credit  sindonews.com




Tokoh Oposisi Venezuela Minta Bantuan Pentagon Lawan Maduro


Pemimpin oposisi Venezuela  Juan Guaido, kiri, menyerukan kepada militer negara itu agar melakukan kudeta terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Sumber: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/foxnews.com
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido, kiri, menyerukan kepada militer negara itu agar melakukan kudeta terhadap Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Sumber: REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/foxnews.com

CBCaracas – Tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, meminta bantuan kerja sama kepada Pentagon lewat delegasi yang dikirim ke Amerika Serikat.

Guaido berharap bantuan ini bisa mengakhiri konflik politik, yang berlangsung sejak awal tahun ini.
“Kami telah menginstruksikan duta besar Carlos Vecchio untuk segera bertemu dengan Komando Selatan dan pimpinannya untuk memulai hubungan langsung,” kata Guaido dalam sebuah unjuk rasa pada Sabtu di ibu kota Caracas, Venezuela, seperti dilansir Reuters pada 11 Mei 2019.

Guaido mengatakan,”Kami telah mengatakan sejak awal akan menggunakan semua sumber daya dalam jangkauan kami untuk meningkatkan tekanan.”

Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden interim Venezuela pada Januari 2019. Dia mendesak agar Presiden Nicolas Maduro untuk segera mundur karena diduga memenangkan pemilu dengan cara curang pada 2018.
Guaido mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa serta negara Amerika Latin. Namun, Maduro didukung Kuba, Rusia, dan Cina. Rusia telah mengirim pasukan sebanyak 100 orang prajurit untuk menggelar pelatihan militer pada April 2019.

Pada peringatan Hari Buruh 1 Mei 2019, Guaido mencoba menggerakkan massa untuk menggulingkan Maduro. Namun, gerakan ini ditumpas oleh pasukan militer yang setia kepada Maduro. Arus massa yang mencoba mendatangi istana kepresidenan Venezuela dicegat ditengah jalan ditembaki gas air mata serta peluru karet.
Mengenai pertemuan ini, perwakilan dari Komando Selatan AS dan Vecchio belum memberikan komentar. Selama ini, seperti dilansir Channel News Asia, pemerintahan Presiden Amerika Donald Trump menyatakan semua opsi terbuka untuk menjatuhkan Maduro, yang menyebut Guaido sebagai boneka AS.
Komando Selatan AS pernah mencuit pada Kamis lalu bahwa pimpinannya siap berdiskusi untuk mendukung perang masa depan dari para pemimpin militer Venezuela, yang mendukung konsitusi.



Credit  tempo.co




Kantor Kepresidenan Argentina Diancam Bom


Sebuah van milik Brigade Ledakan Polisi Federal Argentina diparkir di luar gedung Kongres setelah ada ancaman bom di Buenos Aires, Argentina, Senin (13/5).
Sebuah van milik Brigade Ledakan Polisi Federal Argentina diparkir di luar gedung Kongres setelah ada ancaman bom di Buenos Aires, Argentina, Senin (13/5).
Foto: AP Photo/Natacha Pisarenko

Ancaman diterima beberapa jam setelah seorang pria bersenjata ditangkap di kantor itu



CB, BUENOS AIRES -- Militer dan polisi federal Argentina menyerbu kantor kepresidenan di Buenos Aires karena ada ancaman bom. Ancaman tersebut terjadi ketika Presiden Mauricio Macri berada di kantornya.

Ancaman diterima beberapa jam setelah seorang laki-laki bersenjata ditangkap karena mencoba masuk ke gedung tersebut. Kantor kepresidenan Argentina Casa Rosada menerima ancaman itu melalui sambungan telepon.

Kantor Sekretaris Jendral Argentina mengatakan pelaku ancaman diindikasi berencana meletakkan bom di dalam mobil. Lalu, militer mereka mengaktifkan protokol ancaman semacam itu.

Tim yang dikerahkan pun memeriksa dan mengamankan pintu masuk Casa Rosada yang tidak hanya sebagai kantor kepresidenan tapi juga pusat pemerintahan. Selama pemeriksaan, petugas tidak menemukan mobil dengan bahan peledak dan orang-orang di gedung itu pun tidak dievakuasi. 

"Tidak ada kemungkinan bom masuk tanpa terdeteksi," kata petugas dari kantor Sekretaris Jenderal Argentina, Rabu (14/5).

Media setempat melaporkan kantor kongres juga mendapat ancaman yang sama. Petugas pun segera dikerahkan untuk mengamankan lokasi. Sebelumnya, Buenos Aires juga pernah menerima ancaman bom palsu termasuk menjelang pertemuan G-20 tahun lalu.

Sebelum ada ancaman bom, ada seorang laki-laki bersenjata yang mengaku harus bertemu Macri. Kantor kepresidenan mengatakan laki-laki itu ditangkap di pintu masuk.

Petugas keamanan mengatakan nama laki-laki itu Ariel Muniz, berusia 36 tahun. Ia berusaha masuk Casa Rosada dengan pistol Magnum Taurus yang disimpan di dalam koper.

Ketika petugas mendapat konfirmas ia tidak memiliki jadwal pertemuan dengan Macri, Muniz pun mencoba meninggalkan kopernya. Ia kemudian ditangkap petugas jaga. Di media sosial Twitter, Menteri Keamanan Argentina mengatakan pistol yang dibawa Muniz tidak berpeluru.

Macri yang berasal dari kelompok tengah-kanan mulai berkuasa pada 2015. Ia akan maju lagi dalam pemilihan umum pada bulan Oktober mendatang. Tampaknya ia harus bertarung dengan sengit di saat Argentina sedang mengalami resesi.

Kepuasan terhadapnya di jajak pendapat terus menurun. Ia juga dihadapi inflansi tinggi dan menurunnya mata uang peso.

Pada pekan lalu sebuah serangan di luar gedung kongres menewaskan satu orang legislator dan pembantunya. Polisi mengatakan motif pembunuhan dengan 'gaya mafia' ini lebih bersifat pribadi dibandingkan politis. 




Credit  republika.co.id



Rusia: Iran Berhak Tangguhkan Sebagian Kesepakatan Nuklir


Rusia: Iran Berhak Tangguhkan Sebagian Kesepakatan Nuklir
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Iran memiliki hak untuk menangguhkan sebagian komitmennya di bawah kesepakatan nuklir. Foto/Reuters

MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Iran memiliki hak untuk menangguhkan sebagian komitmennya di bawah Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), atau yang lebih dikenal dengan nama kesepakatan nuklir.

Berbicara saat melakukan pernyataan bersama dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi di Moskow, Lavrov mengatakan, Beijing dan Moskow yakin bahwa penting untuk mempertahankan perjanjian itu.

Lavrov kemudian mengatakan, dia dan Wang Yi juga telah menyetujui bahwa sanksi sepihak Washington terhadap Iran tidak sah dan bertujuan untuk menghentikan ekspor minyak dari negara tersebut.

"Kami juga mencatat bahwa Iran tetap berkomitmen pada JCPOA, tetapi mengharapkan hal yang sama dari rekan-rekan Eropa kami, yang juga harus melaksanakan bagian mereka dari perjanjian itu," ucap Lavrov, seperti dilansir Sputnik pada Senin (13/5).

Diplomat senior Rusia itu kemudian menyatakan harapan untuk melakukan pembicaraan "jujur" dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo tentang masalah ini. Keduanya dijadwalkan melakukan pertemuan di Sochi, hari ini.

Pernyataan Lavrov datang beberapa hari setelah Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan bahwa ia telah memberi tahu para penandatangan kesepakatan itu, yakni Prancis, Rusia, China, Inggris dan Jerman bahwa mereka akan menangguhkan sebagian dari komitmen dalam kesepakatan yang diteken tahun 2015 lalu. 




Credit  sindonews.com


Iran: Kapal Induk AS di Teluk Dulu Ancaman, Kini Jadi Target!


Iran: Kapal Induk AS di Teluk Dulu Ancaman, Kini Jadi Target!
Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Abraham Lincoln. Foto/REUTERS

TEHERAN - Seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan kehadiran kapal induk Amerika Serikat (AS) di Teluk dulunya merupakan ancaman serius, namun kini justru jadi target dan peluang yang menguntungkan Teheran.

Komentar itu muncul setelah kapal induk USS Abraham Lincoln dan kelompok tempurnya dikerahkan Washington ke kawasan Teluk. Pengerahan kapal induk bersama pesawat-pesawat pengebom B-52 oleh Washington dengan dalih bahwa rezim Teheran diyakini akan menyerang pasukan Amerika Serikat dan kepentingannya di Timur Tengah.

USS Abraham Lincoln mengganti kapal induk lain yang dirotasi keluar dari Teluk bulan lalu.

"Sebuah kapal induk yang memiliki setidaknya 40 hingga 50 pesawat di atasnya dan 6.000 pasukan yang berkumpul di dalamnya merupakan ancaman serius bagi kami di masa lalu. Tapi sekarang ini adalah target dan ancaman telah beralih menjadi peluang," kata Kepala Angkatan Udara IRGC Iran, Jenderal Amir Ali Hajizadeh, seperti dikutip dari kantor berita ISNA, Senin (13/5/2019).

"Jika (Amerika) bergerak, kami akan memukul kepala mereka," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo yang berbicara kepada CNBC dalam sebuah wawancara yang dijadwalkan akan disiarkan pada hari Senin (13/5/2019), mengatakan bahwa pengerahan militer sebagai tanggapan terhadap informasi intelijen tentang potensi serangan Iran dan bertujuan untuk mencegah serta untuk menanggapi jika perlu.

"Kami sudah melihat pelaporan ini," kata Pompeo. "Ini nyata. Tampaknya ada sesuatu yang terkini, itulah hal yang kita khawatirkan hari ini," ujarnya.

"Dalam hal Iran memutuskan untuk mengejar kepentingan Amerika—apakah itu di Irak atau Afghanistan atau Yaman atau tempat lain di Timur Tengah—kami siap untuk menanggapi dengan cara yang tepat," katanya. "Tujuan kami adalah bukan perang."

William Fallon, mantan komandan Komando Pusat AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tidak mengharapkan situasi antara Iran dan AS meningkat meskipun ada "hype media".

Fallon mengatakan ketegangan antara Teheran dan Washington telah berlangsung selama beberapa dekade dan dia tidak melihat hasil yang serius meskipun ada retorika yang memanas dari kedua belah pihak.

"Pelaporan yang konyol, membesar-besarkan situasi di Teluk ketika faktanya itu adalah skenario yang sama secara militer seperti yang terjadi selama bertahun-tahun," katanya.

"AS telah masuk dan keluar dari Teluk selama beberapa dekade dan berkomitmen untuk membuka (jalur) kapal yang bebas di Teluk," kata Fallon.

Parlemen Iran mengadakan sesi tertutup pada hari Minggu untuk membahas perkembangan di Teluk.

Heshmatollah Falahatpisheh, yang mengepalai komite parlemen untuk keamanan nasional dan kebijakan luar negeri, mengatakan kepada kantor berita resmi IRNA bahwa Iran tidak ingin memperdalam krisis.

Dia mengatakan posisi AS akan melemah seiring waktu, dan saat ini tidak ada dasar untuk negosiasi dengan Washington.

Mayor Jenderal Hossein Salami, yang ditunjuk sebagai kepala IRGC bulan lalu, mengatakan kepada parlemen bahwa Amerika Serikat telah memulai perang psikologis.

"Komandan Salami, dengan perhatian pada situasi di kawasan itu, mempresentasikan analisis bahwa Amerika telah memulai perang psikologis karena kedatangan dan kepergian militer mereka adalah hal yang normal," kata juru bicaranya Behrouz Nemati.




Credit  sindonews.com



Menlu Inggris dan Jerman Khawatir Konflik Amerika dan Iran


Perjanjian nuklir Iran melibatkan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina setelah Amerika Serikat menyatakan diri keluar dari perjanjian itu pada 2018. Ecfr.eu
Perjanjian nuklir Iran melibatkan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina setelah Amerika Serikat menyatakan diri keluar dari perjanjian itu pada 2018. Ecfr.eu

CBBrussel – Menteri Luar Negeri Inggris memperingatkan Iran dan Amerika Serikat bisa terlibat dalam konflik secara tidak sengaja di kawasan Teluk, yang sedang tidak stabil ini.

“Kami merasa khawatir soal konflik, mengenai risiko konflik.. eskalasi yang tidak sengaja,” kata Jeremy Hunt, menlu Inggris, kepada media di Brussel seperti dilansir Reuters pada Senin, 13 Mei 2019.
Hunt mengatakan ini saat Menlu Amerika Serikat, Mike Pompeo, sedang mengunjungi Brussel untuk bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa membahas Iran.

Presiden AS, Donald Trump, sedang berusaha mengisolasi Teheran dengan memblokir ekspor minyak mentah Iran setelah menyatakan keluar dari perjanjian nuklir 2015. Trump juga meningkatkan tekanan militer terhadap Iran di kawasan Teluk dengan mengirim kapal induk dan pesawat pengebom B-52.

Sedangkan Uni Eropa, yang berbagi sebagian kekhawatiran AS mengenai Iran dan keterlibatan Teheran dalam konflik Suriah, masih mendukung perjanjian nuklir Iran 2015. UE beralasan ini dilakukan demi keamanan negara-negara Eropa.
Inggris, Jerman, dan Prancis merupakan tiga negara Eropa yang meneken perjanjian nuklir yang disebut Joint Comprehensive Plan of Action dengan Iran. Perjanjian ini juga di dukung Rusia dan Cina.
Pompeo menggelar pertemuan terpisah dengan ketiga negara Eropa. Dia juga membatalkan rencana kunjungan ke Moskow, Rusia.

Pemerintah Iran menyebut strategi Washington sebagai “perang urat syaraf” atau “psychological warfare”. Seorang komandan senior pasukan Garda Revolusi Iran menyebut negaranya akan melakukan retaliasi terhadap setiap tindakan agresif AS.
Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, mengatakan kepada Pompeo pada pertemuan Senin kemarin bahwa,”Kami tidak ingin ini menjadi konflik militer (antara AS dan Iran).”
Maas juga mengatakan,”Eropa dan AS mengambil jalan yang berbeda.. mengambil arah yang berbeda.”

Sebelum bertemu Pompeo, Menlu Prancis, Jean-Yves Le Drian, mendesak negara Eropa bersatu mendukung perjanjian nuklir. Perjanjian ini juga difasilitasi oleh Uni Eropa.
Bagi Eropa, ketegangan dengan pemerintahan Trump menandai perbedaan yang mendalam dalam hubungan transatlantik, yang biasanya ditandai dengan koordinasi mengenai kebijakan untuk Timur Tengah. Namun, kedua pihak sempat berbeda pendapat tajam soal Perang Irak pada 2003.
Secara terpisah, Hunt, yang sempat bertemu dengan Maas dan Le Drian di sela-sela pertemuan rutin UE di Brussel, mengatakan khawatir dengan perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah jika Iran dapat memproduksi senjata itu.
“Kita perlu memastikan kita tidak membuat Iran kembali ke jalan re-nuklirisasi,” kata Hunt. Dia meminta semua pihak untuk bersikap tenang untuk bisa memahami pemikiran pihak lain.



Credit  tempo.co