Jumat, 04 Desember 2015

Info Intel Rusia soal ISIS di Thailand Ternyata Bocor

Pattaya, salah satu destinasi wisata ternama Thailand yang juga dibidik militan ISIS untuk diteror (Foto: Chaiwat Subprasom/REUTERS)
Pattaya, salah satu destinasi wisata ternama Thailand yang juga dibidik militan ISIS untuk diteror (Foto: Chaiwat Subprasom/REUTERS)
BANGKOK – Kepolisian Thailand menangkap 10 simpatisan ISIS asal Suriah yang berkeliaran di Negeri Gajah Putih. Sebelumnya, diketahui penangkapan itu berkat info dan dokumen intelijen dari Rusia.
10 militan ISIS itu dipercaya bakal menjalankan aksi teror di beberapa tempat di Thailand, sebut saja Pattaya, Phuket, serta Ibu Kota Thailand – Bangkok.
Dalam info dan dokumen berbahasa Thailand yang diterima kepolisian setempat, 10 militan ISIS itu sudah berada di Thailand sejak medio Oktober silam.
Dalam dokumen itu juga disebutkan bahwa Kepolisian Thailand, mesti memperketat penjagaan keamanan di Bangkok, serta sejumlah destinasi wisata turis mancanegara.
Namun siapa sangka, ternyata dokumen tertanggal 27 November itu bocor di media sosial sejak Kamis, 3 Desember 2015 kemarin. Beruntung, bocornya dokumen itu tetap tak menggagalkan penangkapan 10 militan ISIS di Thailand.

“Dokumen itu (yang beredar di media sosial) benar adanya. Kami menerimanya dari agen khusus,” ungkap seorang Polisi Thailand yang enggan disebutkan identitasnya, disitat Reuters, Jumat (4/12/2015).
“Sekarang saya harus mengurus persoalan ini (bocornya dokumen intelijen Rusia). Komunikasi aslinya merupakan kata-kata dari mulut ke mulut antara polisi Rusia dan Thailand. Saya tidak tahu bagaimana dokumen itu bocor,” tambahnya.



Credit  Okezone


Ledakan Bom di Mesir, 12 Tewas


Kairo kerap kali diserang oleh militan radikal yang tidak puas dengan pemerintahan Mesir (Foto: Daily Sabah)
Kairo kerap kali diserang oleh militan radikal yang tidak puas dengan pemerintahan Mesir (Foto: Daily

KAIRO – Setidaknya 12 orang tewas dengan lima orang luka, setelah bom molotov meledak di salah satu klub malam yang berada di Kairo, Mesir.
Kabar ini diberikan oleh salah satu pejabat keamanan di Mesir. Ia juga menambahkan, salah satu pelaku yang menyerang dengan bom molotov itu pernah bekerja di klub malam tersebut, sebagaimana dilansir dari The Telegraph, Jumat (4/12/2015).
Dilaporkan, salah satu pelaku yang pernah bekerja di restoran di wilayah Agouza itu tidak lama dipecat sebelum ia ikut penyerangan tersebut.
Dilaporkan penyerangan ini dilakukan oleh tiga orang, setelah melempari klub malam itu dengan molotov, mereka langsung melarikan diri menggunakan motor.
Sejauh ini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, sejauh ini rangkaian serangan dan penembakan di Mesir dilakukan oleh militan radikal yang tidak puas dengan pemerintahan dan beberapa kali ISIS juga ikut menyerang negara yang terkenal dengan piramidnya tersebut.


Credit  Okezone

Empat Arahan Jokowi untuk Pengadaan Alutsista, Apa Saja?

Empat Arahan Jokowi untuk Pengadaan Alutsista, Apa Saja?  

TNI AU telah memiliki Skyshield sebagai alutsista penjaga langit Indonesia, karena keberadaan Skyshield sangat penting bagi Indonesia. Pada 2013, Indonesia menandatangani kesepahaman pembelian dengan Rheinmrtall senilai 113 juta euro, untuk pembelian sistem NBS (Nachstbererichsschutzsystem). Paket ini terdiri dari 6 baterai dan radar penjejak. htka.hu
 
 
CB, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberikan empat arahan dalam pengembangan alat utama sistem persenjataan atau alutsista. Arahan itu disampaikannya saat memimpin rapat alutsista di Kantor Presiden, hari ini.

Pertama, pengadaan alutsista harus sesuai kebutuhan TNI. "Daftar kebutuhan tercantum dalam dokumen postur kekuatan pokok minimal tahun 2010-2024," kata Jokowi saat memimpin rapat di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.

Pengadaan itu juga harus sesuai dengan rencana strategis pertahanan tahun 2015-2019 serta rencana yang ditetapkan Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

Kedua, kata Jokowi, pengadaan harus dilakukan berdasarkan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Ketiga, pengadaan alutsista harus didasarkan pada tujuan kemandirian industri pertahanan. Arahan terakhir adalah pembelian ‎alutsista juga harus menitikberatkan pada keterpaduan operasional antarmatra. "Sebab, kalau tak terintegrasi nanti akan jalan sendiri-sendiri."

Menurutnya, semua negara di dunia saat ini sedang berlomba-lomba untuk ‎memajukan pertahanannya. Untuk itu Indonesia juga harus memperkuat pertahanannya dengan melengkapi berbagai persenjataan yang dibutuhkan. "Baik untuk Angkatan Darat, Laut, maupun Udara, serta kepolisian juga tentunya."

TNI Angkatan Udara membeli helikopter Agusta Westland AW-101 buatan Inggris. Helikopter yang akan didatangkan pada tahun depan tersebut akan menggantikan Super Puma buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Langkah itu menjadi perbincangan hangat di publik. Banyak pihak menyayangkan pembelian helikopter impor tersebut. Mereka menganggap bahwa sebenarnya PTDI mampu membuat heli dengan jenis serupa
Credit  TEMPO.CO