Jumat, 13 November 2015

Amnesty Internasional Ungkap Praktik Penyiksaan oleh China


Amnesty Internasional Ungkap Praktik Penyiksaan oleh China Ilustrasi (Thinkstock)
 
 
Jakarta, CB -- Meski dikecam, nyatanya penggunaan teknik penganiayaan terhadap tahanan bui masih marak di China. Kekejaman itu terungkap dalam laporan teranyar lembaga HAM Amnesty International yang bertajuk "No End in Sight".

Menurut laporan tersebut, penyiksaan dilakukan agar tahanan yang dibui tanpa proses pengadilan mengakui kesalahan mereka.


Amnesty mewawancarai 37 pengacara dan menganalisis sampel 590 putusan sidang untuk menyusun laporan tersebut. Mereka turut menuturkan beragam metode penyiksaan prasidang yang diterapkan, termasuk pemukulan oleh polisi maupun tahanan lain atas perintah sipir.

Dilansir dari Independent pada Kamis (12/11), Amnesty mengklaim kebanyakan penjatuhan hukuman di China berpangkal pada "pengakuan", sehingga ada "dorongan tak tertahankan bagi badan penegak hukum untuk mendapatkannya dengan cara apapun."

Penyiksaan yang diterima tahanan bervariasi, dari diikat di kursi besi, dipaksa tidak tidur, makan, dan minum, hingga ditumpuk kakinya dengan bata.

Namun ketika pengacara mencoba melaporkan kekejian itu, mereka justru mendapat ancaman, bahkan turut ditahan dan dianiaya. Salah satunya dialami oleh mantan pengacara Tang Jitian kala menyelidiki salah satu penjara di barat laut China.

"Saya diikat di kursi besi, ditampar, wajah sebelah kiri saya ditendang, dan kepala saya dihantam dengan botol berisi air sampai saya pingsan," Tang mengisahkan.

Ahli hukum turut angkat bicara dalam laporan itu, tentang betapa mengakarnya metode tersebut pada penahanan prasidang, terutama yang melibatkan pembelot, etnis minoritas, serta terkait kegiatan keagamaan.

Meski China telah meratifikasi Konvensi PBB melawan Penyiksaan dan Hukuman Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan pada tahun 1988, Amnesty menganggap negara itu "gagal membawa hukum domestiknya sejalan dengan kewajiban pada perjanjian itu."

Selain Amnesty, laporan milik kelompok pemerhati HAM lainnya, Human Rights Watch bulan Mei lalu menemukan fakta serupa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying menanggapinya dengan mengatakan bahwa China melarang penyiksaan selama proses interogasi, siapapun yang melakukannya dapat diganjar hukuman.

Walau demikian, Patrick Poon, peneliti China di Amnesty melontarkan nada ragu. "Dalam sistem yang bahkan pengacara dapat disiksa polisi, harapan apa yang bisa dimiliki oleh terdakwa?" kata dia.

Poon menambahkan, jika pemerintah China memang serius meningkatkan hak asasi manusia, "mereka harus mulai dengan mengadili badan penegak hukum yang melakukan penganiayaan."

Laporan Amnesty dirilis bertepatan dengan pertemuan Komite PBB Melawan Penganiayaan di Jenewa pekan depan, yang bakal mengulas praktik penyiksaan di China.




 Credit CNN Indonesia

Jumat Berkabung, Libanon Kibarkan Bendera Setengah Tiang


Jumat Berkabung, Libanon Kibarkan Bendera Setengah Tiang  
 Ilustrasi peti mati korban serangan bom bunuh diri. (Reuters/ Khaled Abdullah)
 
 
Jakarta, CB -- Perdana Menteri Libanon, Tammam Salam menyatakan bahwa hari ini, Jumat (13/11), sebagai hari berkabung atas korban serangan bom bunuh diri Bourj al-Barajneh. Dia meminta agar semua lembaga publik di Libanon mengibarkan bendera setengah tiang, seperti dilaporkan oleh National News Agency Lebanon.

Berdasarkan informasi terakhir dari Kementerian Kesehatan Libanon, korban tewas serangan bom bunuh diri Bourj al-Barajneh, Beirut selatan, terus bertambah menjadi 43 orang, dan 239  lainnya mengalami luka-luka.

NNA melaporkan, dua pengebom bunuh diri meledakkan diri dengan jarak masing-masing 150 meter (490 kaki), dan selang waktu lima menit. Dalam  sebuah pernyataan yang beredar secara online oleh para pendukung ISIS di media sosial, ISIS mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Namun, pernyataan tersebut belum dapat dikonfirmasi keasliannya.

Selain puluhan korban tewas dan ratus luka, ledakan merusak sedikitnya empat bangunan di dekatnya. Menurut NNA, setelah ledakan, pihak berwenang menutup semua pintu masuk ke Bourj al-Barajneh.

Peristiwa ini pengeboman yang bukan pertama kalinya terjadi dalam sejarah berdarah Lebanon ini mendapat kecaman dari dunia internasional. Kedutaan Amerika Serikat di Beirut mengecam serangan tersebut lewat akun Twitter-nya, “serangan mengeringan di Bourj el-Barajneh”, demikian bunyi kecaman tersebut.

Kedutaan AS juga mengirimkan belasungkawanya kepada keluarga para syuhada dan berharap korban yang terluka dapat segera pulih.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menghubungi Perdana Menteri Libanon Tammam Salam untuk mengecam aksi terorisme yang terjadi wilayah selatan kota Beirut tersebut. Abbas menegaskan solidaritas dari rakyat Palestina untuk pemerintah dan orang-orang Libanon dalam keadaan ini.

Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan bahwa ledakan Beirut ini sebagai serangan mengerikan yang tercela.

Menteri Pariwisata Libanon Michael Pheron mengatakan, “Kami berdiri dalam solidaritas dengan penduduk di wilayah yang terkena serangan (bom bunuh diri), kami akan membentengi keamanan dan mengaktifkan lembaga untuk kesepakatan politik eksternal dan internal yang diperlukan.”


 Credit   CNN Indonesia


Dua Pengebom Beirut Meledakkan Diri dengan Jarak 150 Meter

Dua Pengebom Beirut Meledakkan Diri dengan Jarak 150 Meter  
Ilustrasi serangan bom bunuh diri. (Reuters/Parwiz)
 
Jakarta, CB -- Dua ledakan bom bunuh diri terjadi di Beirut selatan, Libanon.  Menurut perwakilan Palang Merah Lebanon Rodney Eid, setidaknya 37 orang tewas dan 181 lainnya luka-luka.

Menurut kantor berita Lebanon, National News Agency (NNA), ledakan tersebut mengguncang Bourj al-Barajneh, salah satu kamp pengungsi warga Palestina terbesar dan paling terkenal di Lebanon.


NNA melaporkan, dua pengebom bunuh diri meledakkan diri dengan jarak masing-masing 150 meter (490 kaki), dan selang waktu lima menit. Belum ada informasi dari mana mereka berasal, berhubungan dengan kelompok mana, atau apa motivasi mereka.

Setidaknya empat bangunan di dekat peristiwa bom bunuh diri tersebut hancur. Sebuah video yang  disebarkan oleh Reuters menampilkan adagan dramatis usai pengeboman. Tampak para petugas penyelamat membawa korban dari tumpukan puing-puing.

Warga didesak untuk menjauh dari tempat kejadian juga rumah sakit terdekat untuk memudahkan ambulans lewat.

Di Lebanon telah terjadi banyak kekerasan yang melibatkan banyak pihak dalam beberapa dekade terakhir. Termasuk dampak dari perang sipil berdarah di Suriah. Menurut PBB, perang Suriah telah membuat lebih dari satu juta warga negara Timur Tengah tersebut mengungsi ke negara lain.

Sebagian besar pertumpahan darah terkonsentrasi di perbatasan Suriah, meskipun tidak semuanya. Sebagai bukti, serangan bom di Beirut pada November 2013 yang menewaskan setidaknya 23 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.




 Credit  CNN Indonesia



Kamis, 12 November 2015

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan


Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
Kornet 9M133 merupakan rudal anti tank yang dipandu laser (Anti Tank Guide Missile/ATGM) buatan Rusia. NATO menyebut rudal ini dengan nama AT-14 Spriggan. Kornet merupakan generasi ketiga dan dibuat untuk menggantikan ATGM Fagot 9K111 (NATO: AT-4 Spigot) dan ATGM Konkurs 9K113 (NATO: AT-5 Spandrel). lastday.club

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
ATGM Kornet dikembangkan oleh KBP Instrument Design Bureau di Tula, Rusia dan diproduksi oleh Volsk Mechanical Plant di Volsk. Rudal ini dibuat untuk menghancurkan tank, benteng pertahanan, dan sekelompok pasukan. Selain berbentuk portable, ATGM Kornet dapat dipasang pada kendaraan taktis, kendaraan lapis baja seperti BMP-3, kendaraan tempur infanteri. Kornet mulai digunakan pasukan Rusia pada 1998. topwar.ru

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
Angkatan Darat Rusia melengkapi kendaraan amfibi BMP-3 dengan rudal anti tank dipandu laser Kornet. Senjata ini membuat BMP-3 semakin menakutkan bagi lawan-lawan Rusia. Kelebihan lainnya, rudal Kornet mempunyai lintasan spiral sehingga sulit untuk dihancurkan sebelum menyentuh target. Rusia membuat versi ekspor yang dikenal dengan sebutan Kornet-E. weaponsystems.net

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
Pasukan tank harus berhati-hati bila berhadapan dengan musuh yang menggunakan ATGM Kornet, karena rudal ini membawa hulu ledak 7 kg HEAT (High Explosive Anti Tank) dengan efek ledakan tinggi dan efek panas yang dapat menembus baja setebal 1,2 meter sehingga mampu menghancurkan tank bahkan bunker. weaponsystems.net

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
Rudal Kornet yang beratnya 27 kg (29 kg dengan tabung peluncur) memliki panjang 1,2 m dan diameter 15,2 Cm. Bobotnya yang relatif ringan dan dimensinya tidak besar membuat rudal ini dapat dipindah-pindah. Rudal Kornet termasuk pada rudal anti tank pintar "tembak dan lupakan". Laser akan memandu rudal dengan jangkauan 100 m hingga 5.500 m atau 5,5 km. Bila ditembakan pada malam hari, rudal ini mampu menjangkau target sejauh 3.500 m. weaponsystems.net

Rudal Kornet, Penghancur Tank Yang Sulit Dihentikan
ATGM Kornet 9M133 dilengkapi dengan peluncur berkaki tiga 9P163-1 dan pengintai atau pembidik 1PN79-1. Ketiganya membentuk sebuah sistem yang dinamakan 9K135. Untuk mempersiapkan sistem ini menjadi siap tembak hanya diperlukan waktu kurang dari satu menit. Dari posisi siap tembak hingga menjadi tembakan hanya diperlukan waktu satu detik. Sistem yang ditempatkan di kendaraan taktis ataupun lapis baja dinamakan 9K133. wikipedia.org







Credit  tempo.co





Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia



Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia
Test Pilot PT Dirgantara Indonesia, Kapten Ester Gayatri Saleh (kanan) dan pilot Ervan, memeriksa pesawat N 219 yang dirancang bersama dengan LAPAN di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. TEMPO/Prima Mulia

Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia
Test Pilot PT Dirgantara Indonesia, Kapten Ester Gayatri Saleh, memeriksa pesawat N 219 yang dirancang bersama dengan LAPAN di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. Pesawat tersebut didesain untuk beroperasi melayani penerbangan perintis di wilayah pelosok Nusantara. TEMPO/Prima Mulia

Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso (kiri) dan Chief Engineering PTDI Palmana Bhanadhi, melihat kokpit pesawat N 219 di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. Pesawat perintis tersebut didesain untuk mampu mendarat di landasan jarak pendek non aspal. TEMPO/Prima Mulia

Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia
Mesin turboprop pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia bersama dengan LAPAN di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. Pesawat ini akan memulai proses sertifikasi dan uji terbang perdana tahun depan. TEMPO/Prima Mulia

Melihat Desain Pesawat Perintis, N 219 Buatan Indonesia
Wartawan hanya diperkenankan mengambil gambar dari sudut depan pesawat N 219 yang dirancang PT Dirgantara Indonesia bersama dengan LAPAN di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. TEMPO/Prima Mulia






Credit tempo.co


Indonesia Tidak Akui Klaim 'Nine Dash Line' di LCS

Pulau buatan China di Laut China Selatan. (Foto: Reuters)
Pulau buatan China di Laut China Selatan. (Foto: Reuters)
JAKARTA  (CB) – Nine Dash Line atau sembilan garis imajiner yang meliputi klaim China di Laut China Selatan (LCS), dianggap tidak sesuai dengan hukum internasional. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Christiawan Nasir.
Arrmanatha menambahkan bahwa mengenai klaim tersebut, sikap Indonesia telah jelas dan tidak mengakui klaim tersebut.
“Nine Dash Line adalah sebuah klaim. Bagi Indonesia, kita sudah menyampaikan beberapa kali pada Pemerintah Tiongkok (China) bahwa klaim ini tidak berdasarkan hukum internasional. Kita juga menyampaikan pada (United Nation Convention on Law of the Sea/UNCLOS), jadi posisi Indonesia sudah jelas,” kata Arrmanatha dalam Press briefing mingguan di Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Di luar sikap mengenai Nine Dash Line, Arrmanatha juga menjelaskan bahwa Indonesia bukanlah negara claimant atau negara yang memiliki klaim di Laut China Selatan.
Meski begitu, dia kembali menegaskan kepentingan Indonesia di wilayah itu adalah memastikan adanya perdamaian dan keamanan melalui mekanisme Declaration of Conduct (DoC) dan Code of Conduct (CoC). Karena gejolak yang terjadi di wilayah tersebut akan memberikan dampak tidak hanya bagi Indonesia, China, Amerika Serikat (AS) atau negara-negara ASEAN namun juga pada dunia.
Tata, sapaan akrab Arrmanatha mengatakan, dirinya tidak mau berspekulasi mengenai pernyataan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Panjaitan yang menyatakan, akan membawa kasus LCS ke Pengadilan Arbitrase Internasional (ICC), jika masalah ini tidak dapat selesai dengan dialog.
Pengajuan sengketa ini, jika dilakukan, berpotensi mengganggu hubungan Indonesia dengan Tiongkok, seperti yang terjadi pada Filipina yang telah lebih dahulu mengajukan klaimnya.


Credit  Okezone

Indonesia Mungkin Ajukan Masalah Natuna ke Mahkamah Internasional

Seorang anak berlari di antara karang di Pulau Natuna Besar (Foto: Reuters)
Seorang anak berlari di antara karang di Pulau Natuna Besar (Foto: Reuters)
BEIJING (CB) — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Indonesia Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara kedua di kawasan itu yang menantang klaim China atas seluruh wilayah di Laut China Selatan, termasuk kepulauan Natuna milik Indonesia.
Pengajuan ini terjadi jika China dan Indonesia tidak bisa menyelesaikan perselisihan wilayah itu lewat dialog.
Luhut Panjaitan hari Rabu, 11 November mengatakan Indonesia bekerja keras menyelesaikan isu itu dan berupaya mendekati China untuk membahas keprihatinan tentang klaim wilayah China yang kontroversial di Laut China Selatan.
“Kami ingin melihat solusi masalah ini dalam masa dekat lewat dialog, atau kami akan membawanya ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC),” ujar Luhut.
Filipina telah mengadukan China ke mahkamah internasional, dan baru-baru ini mahkamah itu memutuskan akan mendengar beberapa klaim yang diajukan Filipina terhadap China.
China menolak keras arbitrase itu. China telah sejak lama mengatakan bahwa perselisihan di Laut China Selatan seharusnya diselesaikan secara bilateral dan tidak lewat intervensi internasional.
China mengklaim hampir seluruh wilayah Laut China Selatan sebagai bagian dari wilayahnya dan menggunakan apa yang disebut sebagai “sembilan garis putus-putus” untuk menjelaskan klaimnya itu.
Namun, masalahnya adalah garis putus-putus yang digunakan China itu menyentuh zona ekonomi ekslusif beberapa negara lain. Selain Indonesia dan Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia dan Brunei Darusalam kini memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China.
“Kita tidak ingin melihat ada negara manapun yang memproyeksikan kekuatannya di wilayah itu. Kita menginginkan solusi damai dengan mendorong dialog,” lanjut Luhut.
“Sembilan garis putus-putus itu adalah masalah yang kita hadapi sekarang ini, dan tidak saja menjadi masalah Indonesia,” tambahnya.
Klaim sembilan garis putus-putus China itu mencakup kepulauan Natuna milik Indonesia.
Pernyataan Luhut Panjaitan itu disampaikan beberapa hari menjelang pertemuan para pemimpin dalam forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Manila, Filipina. China sudah mengatakan tidak ingin masalah Laut China Selatan menjadi agenda dalam pertemuan itu.
Presiden Xi Jinping mengatakan akan menghadiri forum APEC, meskipun perselisihan dengan Filipina masih terus berlangsung. Sebagai tuan rumah, Filipina tidak akan membawa isu ini dalam pertemuan tersebut. Namun, beberapa peserta tampaknya akan membahas perselisihan itu di sela-sela pertemuan, meskipun fokus utama adalah isu kerjasama ekonomi dan perdagangan.
Amerika baru-baru ini melaksanakan “misi navigasi pelayaran” yang bebas dalam zona 12 mil dari pulau-pulau buatan di Laut China Selatan, yang dibangun China dengan cepat dan menimbulkan keprihatinan bahwa pulau-pulau itu terutama akan digunakan oleh militer. Tapi keprihatinan itu berulangkali dibantah China.



Credit  Okezone

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
Pesawat pendukung serangan darat, A-10 Thunderbolt II lahir setelah angkatan udara Amerika Serikat dikritik tidak memberi dukungan penuh terhadap pasukan darat pada saat Perang Vietnam. Menjawab kritikan, angkatan udara AS memulai program A-X (Attack Experimental) dimulai pada tahun 1966 yang menghasilkan pesawat A-10. Pesawat serang A-10 mulai diproduksi pada 1975. military.wikia.com

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
Spesifikasi A-10 lahir dari diskusi dengan para pilot pesawat tempur A-1 Skyraider yang terlibat pada Perang Vietnam. Pilot-pilot menyebutkan bahwa mereka yang butuhkan adalah pesawat tempur yang dapat bermanuver dalam waktu lama, berkecepatan subsonik atau rendah, dipersenjatai meriam otomatis dengan daya penghancur yang besar, dan mampu bertahan dari serangan musuh di darat. military-today.com

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
Sebagai pesawat penghancur tank, A-10 Thunderbolt II dipersenjatai dengan meriam otomatis GAU-8/Avenger 30 mm, meriam pesawat yang paling dasyat yang pernah dibuat. Awalnya, meriam ini memuntahkan peluru dalam dua tingkatan, 2.100 putaran pertingkatan atau 4.200 putaran per menit. Kemudian diubah menjadi satu tingkatan saja, 3.900 putaran per menit. youtube.com

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
Pesawat A-10 Thunderbolt II diproduksi oleh Fairchild Republic. Untuk melindungi dari serangan darat, beberapa bagian lambung pesawat dilapisi baja agar pesawat tetap dapat terbang meskipun mengalami kerusakan akibat mendapat tembakan dari darat. Kokpit pesawat dilapisi dengan titanium anti peluru hingga kaliber 23 mm sehingga dapat melindungi pilot dan sistem kontrol pesawat. tankolet.ru

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
A-10 Thunderbolt II memiliki delapan cantelan rudal atau bom di sayap dan tiga cantelan di badan pesawat. Sebagai pesawat serang darat A-10 mampu membawa persenjataan seberat tujuh ton. Pesawat ini dipersenjatai dengan rudal udara ke darat Maverick AGM-65B/C, rudal udara ke udara AIM-9L/M Sidewinder, peluncur roket 70 mm LAU-68. Untuk mengalihkan rudal musuh, A-10 dilengkapi dengan decoy. theaviationist.com

Mengenal Pesawat Penghancur Tank, A-10 Thunderbolt II
Pesawat A-10 telah mengalami beberapa perang, seperti Perang Teluk, Balkan, Afghanistan, Irak, Libya, Suriah. Pada Oktober 2015, Amerika Serikat menempatkan 12 pesawat A-10 di Pangkalan Udara Incerlik, Turki untuk mendukung serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak. Amerika telah beberapa kali berusaha mempensiunkan pesawat yang telah beroperasi hampir 40 tahun ini, namun gagal karena tidak disetujui kongres. janes.com



Ctedit tempo.co

AU China dan Thailand Akan Latihan Bersama untuk Pertama Kali


AU China dan Thailand Akan Latihan Bersama untuk Pertama Kali 
 Ilustrasi AU China. (Reuters/Stringer)
 
 
Jakarta, CB -- Untuk pertama kalinya, pasukan angkatan udara China dan Thailand akan melakukan latihan bersama di Pangkalan Udara Angkatan Laut Kerajaan Thailand Korat pada 12-30 November mendatang.

"Tujuan dari latihan bersama ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran dan pemahaman bersama antara angkatan udara kedua negara, memperdalam praktik kerja sama Sino-Thai dan meningkatkan rasa saling percaya dan pertemanan," demikian kutipan pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China, Rabu (11/11).


Seperti dilansir Reuters, pernyataan ini dianggap sebagai pertanda meningkatnya hubungan antara Beijing dan Thailand.

Sebelumnya, Thailand dikecam oleh negara-negara Barat akibat aksi kudeta militer yang menggulingkan pemerintahan terpilih pada Mei tahun lalu. Hubungan diplomatik Thailand dengan negara-negara Barat pun mengendur.

Sejak saat itu, Thailand yang awalnya merupakan sekutu Amerika Serikat mulai mempererat hubungan dengan negara-negara tetangga. Hubungan Thailand dengan China pun menguat, seiring meningkatnya pengaruh Beijing melalui pinjaman dan bantuan infrastruktur.

China sendiri sedang berseteru dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Brunei Darussalam dalam konflik sengketa di Laut China Selatan.

Keadaan di Laut China Selatan kian panas setelah Amerika Serikat mengirimkan kapal angkatan lautnya ke lahan sengketa tersebut atas nama kebebasan pelayaran di perairan internasional.

Di tengah ketegangan tersebut, para pejabat pertahanan negara-negara Asia Tenggara bersama China dan AS bertemu dalam konferensi ASEAN di Malaysia pekan lalu. Namun, konferensi tersebut tak menghasilkan pernyataan bersama lantaran China menolak pembahasan masalah Laut China Selatan.

Credit CNN Indonesia

Rusia Kembangkan Rudal Nuklir untuk Menembus Pertahanan AS


Rusia Kembangkan Rudal Nuklir untuk Menembus Pertahanan AS  
Menurut Putin, Amerika Serikat dan negara NATO selama ini mencoba mengantisipasi serangan nuklir Rusia dengan membangun sistem pertahanan rudal. (Reuters/Aleksei Nikolsky)
 
 
Jakarta, CB -- Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan mengembangkan rudal nuklir yang mampu menembus sistem pertahanan serangan udara Amerika Serikat. Menurut Putin, AS dan negara NATO selama ini mencoba mengantisipasi serangan nuklir Rusia dengan membangun sistem pertahanan rudal.

Dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Putin dalam pertemuan membahas pengembangan angkatan bersenjata Rusia Selasa pekan ini mengatakan bahwa kemajuan rudal nuklir akan menjadi target angkatan bersenjata mereka satu dekade ke depan demi merespon tantangan dari negara pesaing.


"Kami akan mengembangkan sistem pertahanan anti-rudal juga, tapi di tahap pertama, kami juga akan mengerakan sistem serangan yang mampu menembus semua tameng pertahanan anti-rudal," kata Putin.

Pernyataan Putin disampaikan di tengah upaya AS membangun pertahanan anti-rudal di negara-negara anggota NATO. Bulan lalu, sembilan negara NATO melakukan uji gabungan sistem anti rudal di kapal perang Aegis di perairan Skotlandia.

Beberapa hari kemudian, AS melakukan uji coba intersepsi serangan nuklir yang merogoh kocek hingga US$230 juta di Pulau Wake di Pasifik.

Rencana sistem pertahanan rudal NATO ini pertama kali digagas oleh Presiden AS Ronald Reagan dan dilanjutkan oleh George W. Bush tahun 2002. Barack Obama tahun 2008 juga melanjutkan program ini namun mengurangi biayanya.

Jika beroperasi penuh, kapal dengan sistem pertahanan Aegis akan berpatroli dari Spanyol. Di Romania dan Polandia, akan ditempatkan roket pengintersepsi, sedangkan di Turki, Jerman dan beberapa negara NATO lainnya akan ditempatkan radar.

Rencana ini tahun 2007 dikecam Rusia setelah Polandia dan Republik Ceko mengizinkan pangkalan rudal di wilayah mereka. Ceko belakangan mundur dari rencana pertahanan AS itu.

Sejauh ini, menurut Putin, protes dan keresahan Rusia diabaikan oleh AS dan sekutunya. Putin mengatakan, alasan AS yang ingin mempertahankan NATO dari serangan rudal nuklir Iran dan Korea Utara hanyalah omong kosong.

Menurut dia, tujuan utama pertahanan rudal AS di negara NATO adalah demi mengantisipasi kekuatan militer Rusia yang kian pesat.

"Tujuan sebenarnya dari AS adalah untuk menghadapi serangan dari negara pemilik senjata nuklir lainnya, kecuali AS dan sekutunya, terutama ancaman nuklir dari negara kita, Rusia. AS ingin berkuasa dengan semua konsekuensinya," kata Putin.

Dalam tiga tahun terakhir industri pertahanan Rusia telah sukses menguji persenjataan yang bisa menembus sistem pertahanan rudal berlapis, kata Putin.

Juni lalu, Putin mengumumkan Rusia akan menambah lagi 40 rudal balistik antarbenua generasi terbaru tahun ini.

"Kami telah mengatakan di banyak kesempatan bahwa Rusia akan melakukan semua langkah yang diperlukan demi memperkuat persenjataan nuklir strategis," tegas Putin.


Credit  CNN Indonesia

Rabu, 11 November 2015

Diadili di Belanda, Kalla: Pemerintah Tak Sudi Minta Maaf

Diadili di Belanda, Kalla: Pemerintah Tak Sudi Minta Maaf

Wakil Presiden Jusuf Kalla berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
 
 
CB, Jakarta - Pengadilan Rakyat Hak Asasi Manusia yang diadakan hari ini di Den Haag, Belanda, terhadap pembunuhan massal dalam tragedi 1965 ternyata tak membuat pemerintah jeri. Bahkan, reaksi dari Istana cukup mengagetkan.

"Masak pemerintah minta maaf? Padahal yang terbunuh jenderal kita," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden di kompleks Istana, Jakarta, Selasa, 10 November 2015. "Silakan saja (ada pengadilan). Tapi dimulai dengan tewasnya para jenderal kita."

Jusuf Kalla memastikan pemerintah tidak akan meminta maaf atas kejadian yang terjadi pada 1965. Menurut dia, ada pengadilan HAM atau tidak, pemerintah tetap dirugikan atas peristiwa tersebut. "Justru orang pemerintah terbunuh, jenderal itu terbunuh kan? Masak pemerintah minta maaf karena para jenderal terbunuh?" ujarnya. Tapi, pemerintah akan menunggu saja hasil pengadilan sehingga belum akan melakukan langkah apa pun.

Pengadilan Rakyat Internasional atau International People's Tribunal (IPT) untuk korban tragedi pembantaian massal di Indonesia pada 1965 digelar di Den Haag, Belanda, pada 10-13 November 2015. Pengadilan ini secara khusus ditujukan bagi pemerintah Indonesia khususnya di bawah pemerintah Soeharto.


Credit TEMPO.CO

Pengadilan HAM Den Haag, Kalla: Kita Akan Adili Belanda!  

Pengadilan HAM Den Haag, Kalla: Kita Akan Adili Belanda!  

Wapres Jusuf Kalla berpidato di depan delegasi negara dalam KTT Pembangunan Berkelanjutan 2015 di Markas PBB, New York, 26 September 2015. AP/Mary Altaffer
 
 
CB, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mempersoalkan penyelenggaraan sidang pengadilan HAM rakyat di Den Haag. Belanda, kata dia, tidak berhak mengadili Indonesia dalam kasus pelanggaran HAM.

"Kalau ada pengadilan HAM, kami justru adili Belanda, bertindak kejam di Indonesia. Dia bayar juga," ujar Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Selasa, 10 November 2015. "Jadi, jangan mengadili Indonesia, kita adili Belanda juga kalau mereka macam-macam."

Kalla menjelaskan, terlepas ada pengadilan HAM atau tidak, pemerintah dirugikan oleh peristiwa pada 1965 itu. "Justru orang pemerintah terbunuh, jenderal itu terbunuh, kan? Masak pemerintah minta maaf karena para jenderal terbunuh," tuturnya. 



Pengadilan Rakyat Internasional atau International People's Tribunal (IPT), untuk korban tragedi pembantaian massal di Indonesia pada 1965, digelar di Den Haag, Belanda, pada 10-13 November 2015. Pengadilan ini secara khusus ditujukan bagi pemerintah Indonesia, khususnya di bawah pemerintahan Soeharto.


Credit  TEMPO.CO

Cegah 'Agresi' Rusia, AS Kerahkan Jet-jet Tempur ke Turki


Cegah Agresi Rusia AS Kerahkan Jet jet Tempur ke Turki
AS kerahkan jet-jet tempur ke Turki untuk mencegah "agresi" Turki. | (Sputnik/Flickr)

WASHINGTON (CB) - Pentagon Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan armada jet tempur baru ke Turki. Alasannya untuk mencegah “agresi Rusia” terhadap wilayah udara Turki.

Rusia, seperti diketahui bahwa pesawat jet tempurnya pernah menerobos wilayah udara Turki ketika membombardir kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Turki sudah memprotes tindakan Rusia. Namun, dalam pernyataan terbaru, militer Rusia mengklaim tindakan pesawat jet tempurnya masuk ke wilayah udara Turki sejatinya untuk menghindari rudal.

AS  juga melakukan serangkaian serangan terhadap ISIS dengan menggunakan pesawat pembom B-1, pesawat A-10 dan AC-130. Sejauh ini, tidak ada laporan bahwa pesawat-pesawat AS penyerang ISIS itu mengalami bahaya nyata di lapangan.

Namun, Pentagon tiba-tiba memutuskan bahwa pesawat-pesawatnya juga perlu dikawal oleh armada F-15C milik Angkatan Udara AS.

”Atas permintaan Pemerintah Turki, pesawat F-15C milik Angkatan Udara AS yang tiba pekan lalu dan akan melakukan patroli udara tempur untuk membantu menjaga pertahanan wilayah udara Turki," kata juru bicara Pentagon, Laura Seal, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sputnik, Rabu (11/11/2015).

Sedangkan pejabat pertahanan AS lainnya yang berbicara kepada USA Today dalam kondisi anonim, mengatakan bahwa, pesawaat-pesawat F-15C sebagian besar hadir untuk membela Turki terhadap potensi serangan pesawat jet tempur Rusia dan Suriah.

Pentagon tidak membenarkan tindakan pesawat jet tempur Rusia melanggar wilayah udara Turki beberapa waktu lalu. ”Turki terlihat ada ketidakstabilan yang meningkat di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan Irak dan perilaku yang tidak bertanggung jawab dari tindakan di kawasan itu," kata Seal. "Ini termasuk ‘serangan Rusia’ pada Turki, yaitu di wilayah udaranya pada bulan Oktober."



Credit Sindonews

Rusia Ancam Sebar Senjata Baru Penembus Perisai Rudal AS


Rusia Ancam Sebar Senjata Baru Penembus Perisai Rudal AS
Rencana AS menyebar perisai rudal di Eropa akan dilawan Rusia dengan senjata canggih baru. | (groundreport)

MOSKOW (CB) - Rusia mengancam akan melawan program pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) yang dipimpin NATO dengan mengerahkan senjata canggih baru yang mampu menembus perisai rudal. Hal itu disampaikan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang kesal dengan rencana AS menyebar perisai rudal di Eropa.

Putin mengatakan kepada para pejabat pertahanan bahwa rencana Washington itu memiliki tujuan lain. Yaitu, untuk "menetralkan" penangkal nuklir strategis Rusia dan memperoleh predikat "superioritas militer”.

Putin bersumpah bahwa Moskow akan merespon Washington. “Dengan mengembangkan sistem senjata baru yang mampu menembus setiap pertahanan rudal,” katanya.

”Selama tiga tahun terakhir, perusahaan dari kompleks industri militer telah menciptakan dan berhasil menguji sejumlah calon sistem senjata yang mampu melakukan misi tempur di sistem pertahanan rudal berlapis. Sistem seperti ini sudah mulai masuk militer tahun ini . Dan sekarang kita berbicara tentang pengembangan jenis senjata baru,” ujar Putin.

Perseteruan Rusia dengan AS dan sekutu-sekutu NATO telah memanas setelah krisis Ukraina pecah. Perseteruan itu merupakan yang terburuk sejak Perang Dingin berakhir.

Selama bertahun-tahun, Kremlin telah memprotes perisai rudal AS. Putin khawatir, perisai rudal AS itu pada akhirnya bisa mencegat rudal balistik nuklir antarbenua Rusia, sehingga mengikis kekuatan penangkal nuklir Kremlin.

Washington berdalih, perisai rudal yang hendak disebar di Eropa bertujuan untuk menangkis ancaman rudal dari negara-negara seperti Iran dan Korea Utara. Perisai rudal itu, lanjut Washington, tidak akan mampu menangani senjata nuklir besar Rusia.

Tapi, Putin meragukan dalih Washington. Sebab, Iran yang dijadikan alasan sebagai ancaman sejatinya telah mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia pada Juli lalu. Dalam kesepakatan itu sudah jelas bahwa Iran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo terhadap Teheran.

”Jadi, referensi ke Iran dan ancaman rudal nuklir Korea Utara baru saja disajikan untuk menutupi rencana yang benar, dan tugas mereka (AS) yang sebenarnya adalah untuk menetralisir potensi nuklir kekuatan nuklir lainnya, khususnya Rusia,” kata Putin, seperti dikutip kantor berita AP, Rabu (11/11/2015).



Credit  Sindonews



SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat

SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
Pada era perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, operasi pengintaian menjadi salah satu kegiatan paling vital. Salah satu operasi pengintaian yang dilakukan dengan memanfaatkan pesawat terbang, seperti pesawat intai supersonik SR-71 yang menjadi ikon era perang dingin. Bentuk SR-71 sangat unik dan terkesan menyeramkan, namun memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Bahkan hingga kini belum ada satupun pesawat yang mampu menyaingi ketenaranya dan kemisteriusan dari pesawat SR-71, dan juga pesawat U2 Dragon Lady. dspace.vutbr.cz


SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
Pesawat SR-71 Black Bird dirancang oleh Lockheed Martin dari divisi Skunk Works, Clarence "Kelly" Johnson menjadi kepala perancang proyek strategic reconnaissance. Kelly juga merancang salah satu pesawat angkut paling legendaris di dunia, Hercules. SR-71 pertama kali terbang pada 22 Desember 1964, dan digunakan oleh USAF, namun sayang pesawat ini telah pensiun pada 1998 dan digantikan oleh satelit mata-mata dan drone pengintai. Tercatat USAF mengoperasikan 32 pesawat SR-71 untuk mengintai wilayah Uni Soviet. nasa.gov

SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
Pesawat SR-71 Black Bird dipiloti oleh 2 orang yang terdiri dari pilot dan Reconnaissance Systems Officer (RSO). Pilot dan RSO diharuskan menggunakan baju seperti astronot, lantaran SR-71 beroperasi pada ketinggian 25 km dengan kecepatan terbang mencapai mach 3. SR-71 mampu memotret objek dari ketinggian 25 km berkat Operational Objective Cameras, dan Electro Magnetic Reconnaissance System yang menjadi jantung utama dalam operasi pengintaian. Sejak pertama kali beroperasi hingga masa pensiun, SR-71 mengantongi 17.300 sorti penerbangan. gizmodo.com

SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
U-2 Dragon Lady merupakan pesawat intai warisan perang dingin. Pesawat ini tergolong dalam pesawat jet bermesin tunggal dan beroperasi di ketinggian. Dirancang oleh Lockheed Martin, yang juga merancang SR-71, dan diciptakan oleh maestro Clarence "Kelly" Johnson. Pesawat ini pernah beroperasi di wilayah Indonesia, saat operasi Trikora. Bahkan salah satu agen intel Indonesia yang beroperasi di Jepang, berhasil memperoleh hasil foto udara dari U-2 Dragon Lady. hufingtonpost.com

SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
Keberadaan pesawat intai U-2 sangat misterius, tidak ada satu negara yang mengetahuinya hingga Uni Soviet berhasil menembak jatuh U-2 dengan rudal S-75 Divna, pada 1 Mei 1960 dan menawan pilotnya, Francis Gary Powers. Kemampuan U-2 tergolong sangat luar biasa pada zamannya, menggunakan mesin Pratt and Whitney J75, pesawat ini mampu mencapai kecepatan 0,67 mach pada ketinggian 25 km. Ditembaknya pesawat U-2 membuka mata Amerika bahwa untuk mengintai diperlukan pesawat yang tidak hanya mampu terbang tinggi tapi juga cepat, sehingga dirancanglah pembuatan SR-71. air-attack.com

SR-71 dan U-2, Pesawat Mata-mata Legendaris Amerika Serikat
Sama seperti pilot SR-71, pilot U-2 Dragon Lady menggunakan peralatan seperti astronot agar dapat tetap bertahan hidup di ketinggian ekstrim. U-2 ikut beroperasi di medan tempur Afghanistan dan Irak, tercatat USAF mengoperasikan 104 pesawat jenis ini. Pesawat ini pertama kali terbang pada 1 Agustus 1955, U-2 dilengkapi dengan kamera super besar untuk memotret di ketinggian. Raytheon ASARS-2 menjadi sistem utama ketika U-2 mengintai, didalamnya terdapat electro-optic dan radar imagery. youtube.com







Credit tempo.co


LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Kapal Landing Patform Dock atau LPD merupakan salah satu kapal penting dalam kekuatan angkatan laut. Kapal ini mampu membawa ratusan bahkan seribu lebih pasukan serta kendaraan lapis baja untuk dikirim ke zona perang atau untuk misi perdamaian. Kapal ini pun mampu membawa helikopter dalam jumlah terbatas. Tiongkok adalah satu negara yang mampu membangun LPD yang disebut Type 071 (Yuzhao). wikipedia.org

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Kapal LPD Tiongkok pertama, 998 Kunlun Shan, dibangun di galangan Hudong, pada Juni 2006 dan diluncurkan pada November 2007. Kapal LPD pertama ini ditempatkan pada Armada Laut Selatan yang beroperasi di Laut Cina Selatan. Christian Bedford, analis senior pada kantor Asia Pasifik Advisor, Markas Besar Angkatan Laut Pasifik mengatakan bahwa Tiongkok menggunakan LPD Type 071 untuk menjaga klaimnya atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan. wikipedia.org

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Kapal LPD-071 berbobot 18.000 ton dengan panjang 210 meter, lebar 2i8 meter, dan draft 7 meter. Kapal yang juga disebut amphibious transport dock ini mampu membawa 600 hingga 800 pasukan, dua kapal pendarat, dan 15 hingga 20 kendaraan pengangkut pasukan. Menurut Christian Bedford kemampuan LPD ini sangat diperlukan oleh Tiongkok di Laut Cina Selatan. schizonet.ru

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Tiga kapal LPD-071 Armada Laut Cina Selatan. Tiongkok menempatkan tiga kapal pertama pada Armada Laut Selatan dan tiga lagi akan ditempatkan pada Armada Laut Timur. Satu LPD untuk Armada Laut Timur telah selesai pada Januari 2105 dan sedang uji pelayaran, dua lagi akan dibangun. Laporan intelejen US Navy menyebutkan bahwa Tiongkok membangun kapal multimisi yang mampu merespon dengan cepat suatu krisis, baik di laut selatan atau pun timur Tiongkok. taiwanpower.ning.com

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Kapal LPD type 071 menggunakan empat mesin diesel Shaanxi 16 PC2.6 V400 sehingga mampu melaju dengan kecepatan 25 knots atau 46 km/jam. Kapal ini memiliki daya jelajah hingga 10.000 mil laut atau 19.000 km pada kecepatan 18 knots atau 33 km/jam. LPD-071 dilengkapi dengan radar permukaan E/F-band Type 360 Seagull S, radar udara G-band Type 364 Seagull C, randar kontrol I band Type 344, dan radar navigator. globalsecurity.org

LPD-071, Kapal Multi Misi Tiongkok di Laut Cina Selatan
Kapal LPD-071 tidak dilengkapi dengan rudal yang mampu menghancurkan musuh di laut, udara, dan darat. Kapal ini hanya dilengkapi dengan senjata pertahanan diri saja, yaitu satu meriam AK-176 76 mm, empat AK-630 30 mm sebagai pertahanan jarak pendek atau CIWS, 4 × 18-tube Type 726-4 decoy/chaff launcher. almanar.com.lb








Credit Tempo.co





Indonesia Targetkan Kirim 4.000 Pasukan Perdamaian PBB


Indonesia Targetkan Kirim 4.000 Pasukan Perdamaian PBB  
Indonesia menargetkan akan mengirimkan 4.000 pasukan perdamaian untuk misi-misi PBB selama periode 2015-2019. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
 
Jakarta, CB -- Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa terbentuk pada 1945, upaya memelihara perdamaian dunia masih menjadi sorotan penting. Meningkatkan partisipasi Indonesia dalam badan itu, Indonesia berkomitmen akan mengirimkan 4.000 personel penjaga perdamaian hingga 2019.

Sejauh ini, Indonesia sudah mengirimkan sekitar 30 ribu pasukan perdamaian untuk misi PBB.


"Sejak perjuangan awal mula kemerdekaan, Indonesia selalu menjadi anggota aktif PBB, termasuk dalam upaya menjaga perdamaian. Sejak 1957, Indonesia sudah mengirimkan 30 ribu pasukan penjaga perdamaian untuk lebih dari 40 misi PBB," ujar Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, dalam pembukaan acara Peringatan Hari PBB ke-70 di Jakarta, Selasa (10/11).

Pada periode 2015-2019, Indonesia berkomitmen mengirimkan 4.000 personel penjaga perdamaian untuk misi perdamaian PBB.

Namun hingga kini, Indonesia baru mengirimkan sekitar 2.800 personel. "Kami yakin, pada 2019 sudah tercapai 4.000 personel, bahkan mungkin akan lebih," ucap Retno.

Secara keseluruhan, kini ada 125 ribu personel dari seluruh pelosok dunia yang mengemban tugas di 16 misi perdamaian PBB.

Indonesia masuk ke dalam daftar 12 besar negara penyumbang pasukan penjaga perdamaian PBB terbesar dunia, bersanding dengan Perancis dan Amerika Serikat.

Selain upaya pemeliharaan perdamaian, Indonesia, menurut Retno, aktif pula di dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), dan HAM.

"Sejak 2011, kami aktif membantu menangani tingkat kemiskinan ekstrem di seluruh pelosok dunia," tutur Retno. "Kami turut membantu berbagai upaya kemanusiaan bekerja sama dengan badan-badan HAM PBB, yaitu masalah perubahan iklim, keberagaman, konflik bersenjata, radikalisme, hingga migrasi ireguler.”

Credit  CNN Indonesia

Kebijakan Penampungan Imigran Australia Merugikan Indonesia


Kebijakan Penampungan Imigran Australia Merugikan Indonesia  
Ilustrasi imigran (Antara Foto/Rahmad)
 
 
Jakarta, CB -- Indonesia sebagai salah satu negara persinggahan imigran mengkritik kebijakan "zero entry" di Australia yang menjadi tempat tujuan para pencari suaka.

Menurut Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, di bawah kebijakan tersebut, Australia tidak bisa lagi menerima imigran. Para pencari suaka tersebut lantas ditampung di pusat-pusat penahanan tepi laut dan kerap mendapat perlakuan buruk.

Sebelumnya awal pekan ini dilaporkan kerusuhan pecah di pusat detensi pengungsi Australia di Pulau Christmas. Diduga, peristiwa ini terjadi akibat kemarahan para imigran setelah seorang kawan mereka ditemukan tewas setelah kabur dari fasilitas tersebut.


Hasan mengatakan, Indonesia menghargai kebijakan Australia sebagai hak negara yang merdeka dan berdaulat. Namun kebijakan itu membawa dampak yang merugikan pada keadaan di kawasan regional Asia Pasifik.

Menurut Hasan, sebagian imigran yang tidak tahan di pusat penampungan Australia akhirnya bergerak kembali ke negara-negara persinggahan, termasuk Indonesia.

Sementara itu, Indonesia sendiri masih menampung 13 ribu imigran yang belum jelas nasibnya.

"Itu juga akhirnya jadi beban di Indonesia. Mengingat kebijakannya berdampak pada kawasan, mohon kiranya jika kebijakannya juga dibicarakan, duduk bersama, dan berbagi tanggung jawab dalam masalah perbatasan," ucap Hasan.

Guna membicarakan masalah ini, Hasan mengajak Australia bersama 10 negara dan tiga lembaga kemanusiaan lainnya untuk bertemu di Jakarta pada 27-28 November mendatang.

Menurut Hasan, para peserta pertemuan tersebut merupakan perwakilan dari negara asal, persinggahan, dan tujuan. "Semua pihak ini, marilah kita bicarakan bagaimana cara mengatasi masalah ini," kata Hasan.

Selama ini, Indonesia sudah membicarakan empat cara penanganan imigran, yaitu pencegahan, deteksi dini, penuntunan, dan perlindungan korban.

Namun, Indonesia lebih akan menekankan kampanye di negara asal. "Kita kampanye bahwa penyeberangan (melalui laut) berbahaya dan belum tentu berhasil," ucap Hasan.

Selain itu, semua peserta pertemuan nanti juga akan membicarakan akar masalah di negara asal yang membuat para imigran ingin hijrah.

"Namun, negara tujuan juga tidak bisa lepas tangan. Kita juga harus membicarakan masalah pembangunan kapasitas para pencari suaka, penempatan imigran, repatriasi, dan reintegrasi," kata Hasan.

Credit  CNN Indonesia

Indonesia Optimistis Jadi Anggota DK PBB


Indonesia Optimistis Jadi Anggota DK PBB  
Ilustrasi. (Johannes Simon/Getty Image)
 
Jakarta, CB -- Indonesia optimistis dapat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa periode 2019-2020. Dalam memperebutkan kursi perwakilan dari kawasan Asia Pasifik ini, Indonesia bersaing dengan Maladewa.

"Sudah ada dua calon, yaitu Indonesia dan Maladewa. Pemilihan bulan Oktober 2018, dan kami optimistis," ujar Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri, Hasan Kleib, di sela acara peringatan Hari PBB di Jakarta, Senin (10/11).


Menurut Hasan, Indonesia memiliki kesempatan besar jika dilihat dari dua ranah penting, yaitu pengalaman dan dukungan dari negara-negara lain.

Hasan lantas menuturkan bahwa Indonesia sudah memiliki pengalaman cukup banyak saat menjadi anggota tidak tetap DK PBB selama tiga periode, yaitu 1973-1974, 1994-1995, dan 2007-2008.

Selain itu, Indonesia juga sudah menghimpun banyak dukungan dari negara-negara anggota PBB. Hasan menjabarkan, ada tiga bentuk dukungan untuk menjadi anggota tidak tetap DK PBB.

"Pertama, itu dukungan timbal balik dari negara yang pernah kita dukung, mereka dukung kita balik sekarang. Kedua, dukungan unilateral, mereka kasih dukungan tanpa perjanjian apapun," tutur Hasan.

DK PBB sendiri memiliki dua macam keanggotaan, yaitu tetap dan tidak tetap. Anggota tetap terdiri dari lima negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris, China, Rusia, dan Perancis.

Sementara itu, anggota tidak tetap DK PBB terdiri dari sepuluh negara perwakilan lima kawasan yang memiliki masa jabatan dua tahun.

Kini, kursi anggota tidak tetap DKK PBB dari kawasan Asia Pasifik diduduki oleh Malaysia dan Jepang.

Credit  CNN Indonesia

Tutup Guantanamo, Pentagon Cari Penjara Alternatif di AS


Tutup Guantanamo, Pentagon Cari Penjara Alternatif di AS  
Rencana penutupan makin dekat, AS mulai mencari penjara alternatif untuk memindahkan tahanan teroris yang masih mendekam di Penjara Guantanamo, Kuba. (Joe Raedle/Getty Images)
 
Jakarta, CB -- Pekan ini, Pentagon diperkirakan bakal mengungkap rencana penutupan pusat penahanan di Teluk Guantanamo, Kuba, yang telah lama ditunggu-tunggu. Menurut pejabat Amerika Serikat, hal tersebut dilakukan meski Kongres merespons negatif rencana Barack Obama untuk menutup fasilitas penahahan itu.

Rencana tersebut akan terdiri dari empat bagian. Salah satunya, menurut pejabat AS, mengenai lokasi alternatif bagi para tahanan, termasuk Fasilitas Lembaga Pemasyarakatan di Kolorado.

Dilansir Reuters pada Selasa (10/11), Pentagon menuturkan bahwa sebuah tim kecil dari Departemen Pertahanan AS telah menyurvei sejumlah fasilitas, seperti Penjara Naval di Carolina Selatan, serta Kompleks Lapas Federal di Florence.

Barak disiplin Fort Leavenworth di Kansas dan Lapas Regional Midwest turut menjadi kemungkinan tempat penahanan selanjutnya.


Obama yang dahulu berjanji menutup fasilitas Guantanamo, melihatnya sebagai simbol kekerasan tahanan dan penahanan tanpa dakwaan yang diwariskan dari Presiden George W. Bush.

Pekan lalu, Dewan Perwakilan Rakyat telah meloloskan RUU pertahanan yang berisi langkah-langkah demi menjegal Obama untuk menutup Guantanamo sebelum dirinya lengser tahun 2017 mendatang, sementara Senat diperkirakan akan meloloskannya paling cepat hari ini.

Senator John McCain, ketua komite militer Senat dari Partai Republik, mendukung rencana penutupan fasilitas itu, tetapi mengkritik terlambatnya rencana itu disampaikan.

Anggota parlemen dari Partai Republik geram atas kemungkinan Obama menutup penjara Guantanamo dengan perintah eksekutif dan memindahkan tahanan di dalamnya ke tanah AS. Partai itu juga hendak menjadikan isu ini salah satu bahan kampanye presiden tahun 2016.

"Rupanya mereka mencoba mengatur melalui jalur eksekutif, tanpa mengindahkan hukum yang sah untuk mencegah pemindahan para teroris ini," Senator Pat Roberts asal Kansas berujar, Senin (9/11).

Juru bicara Pentagon, Jeff Davis, menolak merinci kapan rencana itu disampaikan kepada Kongres, kecuali "secepatnya".

Sementara pejabat AS yang enggan mengungkap identitasnya menyebut hal itu akan dilakukan pekan ini, termasuk biaya terkait.

Di Guantanamo, masih ada 112 tahanan, 53 di antaranya dianggap memenuhi syarat untuk dipindahkan.

Pemerintahan Obama hendak memindahkan tahanan yang memenuhi syarat ke negara asing, mengadili, dan memindahkan tahanan yang terlalu berbahaya untuk dibebaskan ke AS, yang kini berusaha dicegah oleh hukum yang berlaku.

Aktivis pembela HAM menolak pemindahan tahanan ke AS tanpa dakwaan resmi terhadap mereka.

Credit  CNN Indonesia

Perancis Jual Kapal Perang Pesanan Rusia ke Mesir


Perancis Jual Kapal Perang Pesanan Rusia ke Mesir  
Perancis membatalkan penjualan kapal kelas-Mistral ke Rusia menyusul sanksi atas pencaplokan Crime dari Ukraina, lalu menjualnya ke Mesir. (Reuters/Stephane Mahe)
 
Jakarta, CB -- Perancis akhirnya menjual kapal perang pesanan Rusia kepada Mesir dalam kesepakatan yang ditandatangani Sabtu pekan lalu. Perancis sebelumnya membatalkan penjualan kapal itu ke Rusia menyusul sanksi atas pencaplokan Crime dari Ukraina.

Diberitakan Sputnik, Selasa (10/11), penandatanganan penjualan dua kapal kelas-Mistral dilakukan oleh pejabat kedua negara dan disaksikan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Perdana Menteri Perancis Manuel Valls di Paris.

Dua kapal itu rencananya akan dijual seharga 1,163 miliar euro atau lebih dari Rp17,1 triliun kepada Rusia oleh Perancis. Pemerintah Paris membatalkan penjualan setelah Moskow dijatuhi sanksi oleh Barat.


Pemerintah Rusia menurut Sputnik mendapatkan sekitar US$1 miliar sebagai kompensasi pembatalan penjualan.

Kapal perang kelas-Mistral dengan landasan helikopter bernama Vladivostok rencananya akan dikirim ke Rusia pada 2014. Kapal lainnya, Sebastopol rencananya akan dikirim pada 2016.

Sebelumnya ada beberapa opsi untuk mengatasi masalah ini, yaitu tetap menjualnya ke Rusia, menjualnya ke negara lain, atau memusnahkannya. Ada beberapa negara yang tertarik membelinya selain Mesir, yaitu China, Singapura dan Kanada.

Pemerintah Vladimir Putin memperingatkan untuk tidak menjualnya ke negara lain karena kapal itu dibuat dengan spesifikasi khusus yang mencakup rahasia alat pertahanan negara Rusia.

Dikutip dari International Business Times, Rusia menawarkan Mesir helikopter khusus yang spesifikasinya cocok dengan kapal perang Mistral tersebut sesaat setelah mengetahui rencana kesepakatan pemerintah Kairo dengan Perancis. Selain helikopter, Rusia juga menawarkan tambahan persenjataan lainnya untuk kapal perang itu.

"Rusia akan, jika mau, menjadi subkontraktor yang memasok semua perangkat yang hilang dari kapal itu dan semua helikopternya. Tanpanya, kapal itu hanya kaleng," kata kepala staf Kremlin Sergei Ivanov Oktober lalu.

Namun hingga kini Mesir belum menghubungi Rusia untuk menjawab tawaran tersebut. Perusahaan pembuat teknologi di kapal Mistral itu, Rostec, mendesak Mesir melucuti semua sistem Rusia di kapal itu jika tidak membeli helikopter dari Moskow

Credit  CNN Indonesia

Tiongkok: APEC tidak akan bahas Laut Cina Selatan


Tiongkok: APEC tidak akan bahas Laut Cina Selatan
Peta konflik klaim wilayah antar-negara di Laut Tiongkok Selatan. (inquirer.net)
 
 
Beijing (CB) - Pertemuan puncak Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), minggu depan, di Filipina, tidak akan membahas tentang peningkatan ketegangan di Laut Cina Selatan, kata pemerintah Tiongkok pada Selasa, setelah pertemuan para menteri pertahanan regional gagal menghasilkan komunike bersama karena adanya pertentangan terkait isu sengketa itu.

Menurut AFP, Tiongkok mengklaim hampir seluruh daerah di Laut China Selatan dan telah berupaya untuk memperkuat posisinya dengan membangun terumbu dan pulau kecil menjadi pulau-pulau buatan yang mampu menampung fasilitas militer.

Sikap pemerintah Tiongkok menempatkan negara itu dalam posisi berlawanan dengan beberapa negara anggota lain dari Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), termasuk Amerika Serikat.

Bulan lalu Amerika Serikat menenkankan haknya untuk kebebasan navigasi dengan mengirimkan kapal perusak USS Lassen yang dipandu ke sekitar 12 mil laut dari salah satu pulau buatan di dalam rangkaian kepulauan Spratly. Hal ini memicu kemarahan Tiongkok.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC tahun ini dimulai di Filipina - yang juga salah satu negara yang terlibat sengketa Laut Cina Selatan - minggu depan, tetapi wakil menteri luar negeri Filipina Li Baodong mengatakan pada suatu pertemuan pers di Beijing bahwa: "Tidak ada rencana untuk membahas isu Laut China Selatan".

"APEC pada dasarnya adalah platform untuk membahas kerjasama ekonomi dan perdagangan di kawasan Asia-Pasifik. Ada konsensus tentang hal ini," kata Li Baodong.

Minggu lalu sebuah pertemuan antar menteri pertahanan kawasan Asia-Pasifik di Malaysia berakhir dengan catatan suram karena Amerika Serikat dan Tiongkok berselisih pendapat tentang apakah pernyataan bersama pada akhir KTT APEC harus menyebutkan soal Laut Cina Selatan atau tidak.

Selain Tiongkok dan Filipina, negara-negara lain yang terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan adalah Malaysia, Vietnam, Brunei dan Taiwan, dengan klaim-klaim mereka yang saling tumpang tindih.
Credit  ANTARA News