Boris Nemtsov dikenal sebagai pemimppin
oposisi Rusia yang sangat keras melontarkan kritik terhadap pemerintahan
Vladimir Putin. (Reuters/Reuters TV)
Jakarta,CB
--
Penembakan pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov, di
jantung Kota Moskow tidak hanya mengejutkan negaranya, tapi juga
seluruh dunia. Pembunuhan yang terjadi dua hari sebelum pawai opisisi
direncanakan digelar ini juga membuat murka beberapa teman seperjuangan
Nemtsov.
Spekulasi mengenai siapa dalang di balik penembakan ini akhirnya mengemuka.
Beberapa
pengritik pemerintah mengarahkan tudingan kepada Presiden Rusia,
Vladimir Putin, dan pendukungnya. Media pemerintah melaporkan bahwa
Nemtsov menerima beberapa ancaman yang berkaitan dengan perannya dalam
penembakan Charlie Hebdo di Paris, Perancis.
Kremlin menduga
Nemtsov dibunuh oleh musuh Rusia untuk menciptakan pertarungan politik.
Menurut laporan kantor berita pemerintah, Tass, pemimpin Partai Komunis
Rusia juga menyalahkan provokasi anti-Rusia atas insiden ini.
Jadi siapa Boris Nemtsov? Bagaimana ia memiliki begitu banyak musuh?
Kritik KremlinNemtsov, 55, adalah seorang pejabat tinggi Partai Republikan Rusia, kelomppok oposisi liberal.
Ia
pernah ditahan beberapa kali lantaran berbicara melawan pemerintahan
Putin. Nemtsov terakhir kali ditahan pada 2011, ketika ia melontarkan
protes atas hasil pemilihan parlemen. Pada 2012, Nemtsov menghimpun
puluhan ribu orang untuk melawan keputusan Putin.
Belakangan, Nemtsov sangat kritis menilai cara Kremlin mengatasi krisis dengan Ukraina.
Dalam
sebuah tulisan blog situs stasiun radio Echo of Moscow, pada akhir
pekan lalu Nemtsov menulis bahwa kini Kremlin sedang menuduhnya berada
di balik aksi protes di Independence Square, Kiev, yang berakhir dengan
penggulingan Presiden Ukraina pro-Moskow, Viktor Yanokovych.
Ia
kemudian mengunggah foto anti-Maidan di Moskow yang memperlihatkan
seorang demonstran memegang papan bergambar wajahnya di bawah tulisan
"pengurus Maidan."
"Kremlin mengubah konsepnya. Sebelumnya
dikatakan bahwa Departemen Dalam Negeri yang mengurus Maidan, dan
sekarang mereka mengatakan itu saya," tulis Nemtsov.
Dalam sesi
tanya jawab bersama majalah Newsweek beberapa jam sebelum penembakan
terjadi, Nemtsov mengatakan Rusia tenggelam di bawah kepemimpinan Putin
dan perlahan berubah menjadi negara fasis.
"Dalam kebijakan
Putin, negara dengan potensi yang tak tertandingi tenggelam, ekonomi
dengan akumulasi cadangan mata uang yang tak terhitung runtuh,"
tuturnya.
Nemtsov menuding Putin menggunakan propaganda Goebbels,
merujuk pada propaganda Nazi Jerman oleh Joseph Goebbels, untuk
mencucui otak rekan sebangsanya.
Salah satu tujuan Putin, menurut
Nomtsev, adalah untuk, "mengimplan mereka dengan virus kompleks rendah
diri terhadap Barat, keyakinan bahwa satu-satunya hal yang bisa kita
lakukan untuk memukau dunia adalah penggunaan kekuatan, kekerasan, dan
agresi."
Putin mengelak dari tuduhan pembunuhan Nemtsov dan
menginstrusikan investigasi secepatnya. Kremlin juga menyanggah
keterlibatan mereka dalam konflik di timur Ukraina.
Kampanye anti-korupsiNemtsov
juga dikenal sebagai pejuang anti-korupsi. Di awal kariernya, Nemtsov
meraih penghargaan atas upaya ekonominya selama menjabat sebagai
Gubernur Nizhniy Novgorod.
Nemtsov juga vokal saat mengkritik
Olimpiade Musim Dingin 2014 yang digelar di Sochi dan mengatakan bahwa
itu merupakan penipuan paling keterlaluan sepanjang sejarah Rusia.
Dalam
laporan tahun 2013, Nemtsov mempertanyakan ke mana larinya dana sebesar
US$20-30 miliar. Ia mengatakan persiapan Olimpiade ini telah ditandai
dengan penggelapan dan korupsi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam sebuah sesi wawancara di restoran dengan CNN, Nemtsov menyesalkan situasi para pemilik bisnis.
"Ini
adalah negara korupsi. Dan jika Anda memiliki bisnis, Anda berada di
dalam situasi yang sangat tidak aman. Semua orang dapat menekan Anda dan
menghancurkan bisnis Anda," katanya.
Namun, Nemtsov menyatakan masih ada secerca harapan.
"Ini
adalah negara saya. Masyarakat Rusia sedang berada dalam masalah.
Pengadilan Rusia tidak berfungsi. Pendidikan Rusia ditolak setiap tahun.
Saya percaya Rusia memiliki kesempatan untuk bebas. Memiliki
kesempatan. Ini sulit, tapi kita harus melakukannya," ucap Nemtsov.
Dalam
sebuah pernyataan pasca kematiannya, Menteri Dalam Negeri Amerika
Serikat, John Kerry, mengatakan bahwa Nemtsov selalu bekerja dalam jalan
yang lebih demokratis.
"Dalam setiap pos, ia ingin mereformasi
dan membuka Rusia, dan untuk mendorong orang Rusia untuk memiliki hidup
lebih baik di negaranya," katanya.
Bertahun-tahun sebelum Nemtsov menduduki posisi kunci, ia menjabat
sebagai wakil Perdana Menteri di bawah kepemimpinan Presiden Boris
Yeltsin, presiden pasca-Soviet pertama.
Pada era 1990-an, ia
adalah penggagas hal-hal hebat sebelum akhirnya ia terpuruk dalam usaha
untuk menyukseskan Yeltsin dan termarjinalkan setelah Putin terpilih.
"Ia
adalah orang yang tajam dalam kritiknya terhadap Putin. Ia jelas
membuat Putin geram dalam beberapa kesempatan. Beberapa orang menjadi
musuhnya," kata Peter Baker, penulis buku "Kremlin Rising" dan jurnalis
New York Times.
Awalnya, menurut Baker, Nemtsov berusaha
beradaptasi dengan rezim Putin. Tak lama bertahan, ia langsung berbalik
menjadi oposisi.
"Sejarah akan mengingat dia sebagai seorang yang
mengambil kesempatan, yang merisikokan hidupnya secara harfiah untuk
berbicara di negara di mana kebebasan berbicara sangat kecil," tutur
Baker.
Patriot yang jujurNemtsov adalah
orang yang meninggalkan kesan bagi orang yang pernah bertemu dengannya
dengan energi dan semangat yang ia miliki bagi tanah airnya.
Sir
Andrew Wood, mantan Duta Besar Inggris untuk Rusia, mengatakan kepada
CNN bahwa Nemtsov, yang ia kenal pribadi sejak medio 1990-an, adalah
seorang patriot sejati Rusia yang menentang Kremlin.
"Dia
antusias, dia menarik, saya pikir dia selalu mempercayai keyakinannya,
dia tidak menganggap dirinya lebih - serius , tapi dia melakukan yang
terbaik untuk mempromosikan reformasi liberal, dan ia sebelumnya ia
merupakan walikota yang sangat sukses dari salah satu kota pusat,
Nizhniy Novgorod," ungkap Wood.
Senada dengan Wood, mantan Dubes
AS untuk Rusia, Michael McFaul mengingat Nemtsov sebagai "Patriot sejati
yang percaya pada kemungkinan kehebatan Rusia.
"Di samping politik, ia adalah orang yang loyal, teman yang saya sayang selama 20 tahun. Kami semua merindukannya," katanya.
Di sisi lain, Putin juga mengucapkan belasungkawa kepada ibu Nemtsiv, Dina Eydman, melalui telegram.
"Boris
Nemtsov, meninggalkan jejaknya dalam sejarah Rusia, dalam politik dan
kehidupan publik. Ia bekerja di posisi penting dalam periode transisi
sulit dalam negara kita. Ia selalu secara terbuka dan jujur menetapkan
posisinya, mempertahankan pandangannya," tulisnya.
Putin juga berjanji akan menghukum pembunuh Nemtsov dengan adil.
Orang yang sudah dijadikan target?Kematian Nemtsov memang mengagetkan Rusia, tapi mungkin publik tidak terlalu terkejut.
Nemtsov
sendiri dalam wawancara dengan Sobesednik menyatakan bahwa ia sedikit
kahawatir ketakutan ibunya yang mengatakan bahwa Putin akan membunuhnya
bisa menjadi kenyataan.
Kendati demikian, Nemtsov berkata, "Saya
tidak setakut itu kepadanya. Jika saya takut, saya tidak akan menjadi
bagi dari partai opoisisi dan melakukan yang saya lakukan."
Hal
yang ditakutkan ibu Nemtsov juga sudah tercium oleh pengacara Nemtsov,
Vadim Prokhorov. Ia mengatakan kepada media Rusia bahwa dalam beberapa
pekan belakangan Nemtsov sudah sering dihujani ancaman di berbagai
jejaring sosial.
Kendati demikian, seorang kontributor majalah
The New York Times yang kerap membahas politik Rusia, Julia Ioffe,
Nemtsov tidak pernah terlihat berjalan bersama penjaga pribadi.
"Ini
adalah pesan keberanian yang sangat jelas. Yang kita lihat sebaliknya
adalah pesan ketakutan yang sangat jelas. Orang di oposisi tidak akan
percaya apapun yang dijelaskan oleh Kremlin mengenai siapa pelaku ini.
Mereka melihat ini sebagai pesan yang ditujukan langsung kepada mereka.
Saat Anda melihat tubuh Boris Nemtsov terkulai dengan latar belakang
Kremlin, mereka paham itu adalah pesan langsung kepada mereka," papar
Ioffe.
Dalam wawancara terakhir Nemtsov bersama Newseek, Nemtsov
mengatakan perlunya "Visi alternatif, pandangan berbeda mengenai Rusia.
Pandangan kami adalah Rusia yang demokratis dan terbuka. Negara yang
tidak menggunakan metode bandit kepada warga negaranya sendiri dan
tetangga."
Credit
CNN Indonesia