 
  
  
  
Daniele
 Santos, memegang anaknya Juan Pedro yang menderita  microcephaly yang 
telah di pijat di Recife, Brasil, 26 Maret 2016. Santos melahirkan 
dengan anaknya keadaan microcephaly yang terkait dengan virus zika. 
REUTERS/Paulo Whitaker
 
 
CB, 
Jakarta - Menteri 
Kesehatan Nila Moeloek mengatakan pihaknya pagi ini sudah berkoordinasi 
dengan Kementerian Luar Negeri terkait dengan pemberitahuan imbauan 
perjalanan (
travel advisory) ke Singapura. "Kami minta 
advis dari Kemenlu. Akhirnya, Indonesia akan mengeluarkan 
travel advisory bila ingin ke Singapura," ucap Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 31 Agustus 2016.  
 Nila berujar, 
travel advisory
 dikeluarkan Indonesia menyusul bertambahnya jumlah pasien di Singapura 
yang terjangkit virus zika dari 41 orang pada Senin lalu menjadi 82 
orang saat ini. "Ini bentuk pencegahan kami, karena jumlah pasiennya 
meningkat," tutur Nila.   
 Nila mengimbau masyarakat mempertimbangkan kembali bila ingin ke 
Singapura. Ia tidak melarang masyarakat datang ke Singapura. "Tapi, 
kalau bisa ditunda, sebaiknya ditunda saja," katanya.  
 Lebih 
spesifik, Nila mengimbau ibu hamil memikirkan kembali kepergiannya dalam
 waktu dekat ke Singapura. Dikhawatirkan, janin yang dikandung akan 
terkena 
microcephaly bila sang ibu terinfeksi virus zika.   
Microcephaly
 adalah kelainan bawaan bayi yang lahir dengan ukuran kepala yang lebih 
kecil karena perkembangan otak sejak dalam kandungan. "Nah, untuk ibu 
hamil, pertimbangkan hal tersebut," ujar Nila. 
 Sudah tiga negara, yakni Australia, Taiwan, dan Korea Selatan, mengeluarkan 
travel warning
 bagi warganya untuk pergi ke Singapura pada Senin dan Selasa, 29-30 
Agustus 2016. Mereka menyarankan warganya yang hamil atau tengah dalam 
program kehamilan tidak melakukan perjalanan ke negara di Asia Tenggara 
itu.
Credit  
TEMPO.CO
  Wabah Zika di Singapura, Pemerintah Keluarkan Travel Advisory 
 
  
  
  
Presiden
 Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek memantau 
pemberian vaksinasi ulang terhadap anak yang diindikasikan mendapat 
vaksin palsu di Puskesmas Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, 18 Juli 
2016. Tempo/Dian Triyuli Handoko
 
 
TEMPO.CO, 
Jakarta - 
Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek
 menyarankan agar warga Indonesia tidak bepergian ke Singapura bila 
tidak mendesak. Imbauan itu dikeluarkan agar masyarakat tidak terjangkit
 
virus zika yang sedang mewabah di Singapura. "Kami minta advis dari Kementerian Luar Negeri. Akhirnya, Indonesia mengeluarkan 
travel advisory bila ingin ke Singapura," kata dia di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, di Jakarta, Rabu 31 Agustus 2016.
Travel advisory
 agar tak mengunjungi Negeri Singa dikeluarkan Indonesia setelah jumlah 
pasien di Singapura yang terjangkit virus zika bertambah dari 41 orang 
pada Ahad lalu menjadi 82 orang pada Selasa lalu. Beberapa negara, 
seperti Australia, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, 
mengeluarkan 
travel warning agar warganya tidak berkunjung ke Singapura.
Sama seperti virus demam berdarah, virus zika tersebar melalui gigitan nyamuk 
aedes aegypti.
 Virus ini berdampak ringan bagi sebagian besar orang, tapi akan fatal 
bagi janin. Perempuan hamil yang terinfeksi akan terancam melahirkan 
bayi dengan kepala kecil, atau mengalami mikrosefali, serta kelainan 
otak lainnya.
Karena itu, menurut Nila, imbauan agar tidak 
mengunjungi Singapura ditujukan terutama bagi ibu hamil. Dia khawatir 
janin yang dikandung akan terkena mikrosefali karena sang ibu terinfeksi
 virus zika.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan 
pihaknya berkomunikasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 
Kementerian Kesehatan, serta Duta Besar Indonesia di Singapura untuk 
melakukan pencegahan dan mengetahui kondisi teranyar mengenai wabah zika
 di Singapura. "Soal 
travel advisory itu wewenang Kementerian Kesehatan, karena menyangkut persoalan kesehatan," kata dia.
Kementerian
 Kesehatan mengirim surat edaran yang meminta seluruh kepala kantor 
pelabuhan serta kepala dinas kesehatan mewaspadai virus zika di daerah 
masing-masing. Mereka diperintahkan memantau lebih seksama arus masuk 
orang dari luar negeri, terutama dari Singapura.
Direktur 
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian 
Kesehatan, Mohamad Subuh, mengatakan pihaknya memperketat pengawasan 
masuknya orang dari Singapura ke Indonesia. “Kami sudah hidupkan 
thermo scanner (pemindai suhu tubuh) di pelabuhan-pelabuhan feri yang ada di Batam,” kata dia.
Pengawasan pun dilakukan dengan penyebaran kartu siaga kesehatan (
health alert card).
 Penumpang yang berasal dari daerah yang pernah terjadi kasus zika, 
seperti Singapura, diminta mengisi lengkap identitas dan menyerahkannya 
kepada petugas kesehatan.
Head of Corporate Secretary & Legal
 PT Angkasa Pura II (Persero), Agus Haryadi, mengatakan timnya memasang 
alat pemindai suhu tubuh di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta 
untuk mendeteksi penumpang yang terjangkit virus zika. "Alat itu selalu 
dipasang bila berkembang isu penyakit pernapasan akut pada 2004, flu 
burung pada 2010, dan viruz zika kali ini," katanya.
Adapun 
Kepala Bidang Bina Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas
 Kesehatan Provinsi Jambi, Kaswendi, mengatakan seorang warga Jambi 
pernah terdeteksi positif terjangkit virus zika pada 2014. Namun warga 
berusia 27 tahun itu sudah sembuh.
Credit  
TEMPO.CO