Rangkaian Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi di sela Leader Event di COP 21, 30 November 2015. Foto : Staf kepresidenan
CB,
PARIS
- Presiden Joko Widodo menggelar sejumlah pertemuan bilateral di areal
Leaders Event United Nations Convention on Climate Change Conference of
The Parties 21, Paris, Prancis, Senin, 30 November 2015 lalu. Pertemuan
digelar sebagian di Ruang VVIP Lounge Parc Des Expositions Du Bourget
Paris, juga di areal Plenary Hall, seraya menanti pembukaan acara.
Di antaranya secara
pull aside
dilakukan Presiden Jokowi dengan sejumlah Kepala Negara/Kepala
Pemerintahan negara sahabat, seperti Perdana Menteri Papua Nugini,
Presiden Filipina, Perdana Menteri Vietnam, Presiden Kolombia, Perdana
Menteri Jepang, Presiden Cile, Wakil Presiden Iran, dan Presiden
Madagaskar. Presiden juga melakukan perbincangan dengan Perdana Menteri
India, Narendra Modi. Kebetulan Jokowi duduk bersebelahan dengan Perdana
Menteri Modi dalam pertemuan KTT COP 21.
Menteri Luar Negeri
Retno Marsudi menjelaskan, dari pertemuan bilateral dengan 13 negara, 10
di antaranya langsung dengan kepala negara. Retno menyakini, pertemuan
itu mampu meningkatkan hubungan kerja sama Indonesia dengan
negara-negara tersebut.
Sepuluh
kepala negara yang langsung bertemu Presiden Jokowi adalah Vietnam,
Iran, Filipina, Kolombia, Papua Nugini, Cile, Belanda, Serbia, Jepang,
dan Madagaskar. Pertemuan dilakukan sebelum COP 21 dimulai. Adapun
pertemuan dengan Presiden Peru dan PM Norwegia, digelar malam hari.
Terakhir, Presiden Jokowi sempat bertemu Presiden Meksiko.
"Dari
pertemuan itu Presiden mendapatkan undangan untuk berkunjung ke Iran dan
Vietnam," kata Retno Marsudi dalam jumpa persnya di Paris, Selasa, 1
November 2015, sebelum Presiden Jokowi bertolak ke Tanah Air. " Adapun
tahun depan, tiga negara yang berkunjung ke Indonesia adalah Serbia,
Belanda, dan Cile."
Di luar pertemuan bilateral, Presiden Jokowi,
kata Menteri Retno, juga mengikuti dua kegiatan pendukung yang membahas
soal menjaga hutan dan pemanfaatan energi terbarukan. Dari dua
event itu, Presiden Jokowi menyampaikan pesan dan komitmen Indonesia untuk mengelola hutan secara
sustainable. Juga tentang kebijakan Indonesia terkait dengan energi terbarukan.
Pertemuan
tentang kehutanan menghasilkan pernyataan bersama antarpemimpin negara.
Tujuh belas negara yang terlibat di antaranya Australia, Brasil,
Kanada, Kolombia, Kongo, Etiopia, Prancis, Gabon, Jerman, Indonesia,
Jepang, Liberia, Meksiko, Norwegia, Peru, Inggris, dan Amerika Serikat.
Dengan pernyataan bersama itu, Indonesia, lanjut Retno, menunjukkan
kepemimpinannya sekaligus menunjukkan komitmen yang tinggi untuk
mengelola hutan secara lestari.
Sementara itu, terkait dengan isu
energi terbarukan, Indonesia menegaskan sudah memiliki kebijakan yang
jelas ke arah mana. Pemerintah memutuskan mencapai 23 persen energi
terbarukan pada 2025 dan kebijakan elektrifikasi pedesaan yang
diperkirakan.
Berikut hasil pertemuan bilateral seperti dijelaskan Menteri Retno.
1. Vietnam
Vietnam
ingin mengundang lagi Presiden Jokowi ke Vietnam tahun depan.
Dibicarakan masalah investasi dan perdagangan mengingat banyak investor
Indonesia di Vietnam. Dibahas pula kerja sama pengadaan alutsista yang
sudah dibahas saat Presiden Jokowi ke Kuala Lumpur. Vietnam akan
mengirimkan Menteri Pertahanannya ke Indonesia soal alutsista.
2. Iran
Pembahasan
dengan Wakil Presiden Iran soal penguatan kerja sama energi. Menteri
Retno dan Menteri Energi Sudirman Said baru saja ke Teheran untuk
membahas kerja sama dalam konteks energi, baik dalam konteks minyak
maupun gasnya.
3. Filipina
Pembicaraan dengan Filipina terkait dengan Ketua APEC, juga partisipasi aktif Indonesia di dalam pertemuan APEC kemarin.
4. Kolombia
Kolombia mengapresiasi Indonesia atas kerja sama
post conflict resolution.
Menteri Retno pernah diutus membawa delegasi misi untuk menyatakan
kesediaan Indonesia bekerja sama dengan Kolombia terkait dengan
penanganan
post conflict. Dan tim dari Kolombia akan datang ke Indonesia tanggal 7 sampai 12 Desember nanti.
5. Papua Nugini
Dibahas
penguatan kerja sama ekonomi, termasuk wilayah perbatasan. Terutama
penguatan kerja sama wilayah perbatasan, seperti infrastruktur,
pengadaan listrik, dan sebagainya itu menjadi salah satu fokus dari
kerja sama bilateral RI-PNG.
6. Peru
Tahun depan Peru akan menjadi Ketua APEC 2016. Indonesia menitipkan ke Peru soal
development goods agar sejalan dengan apa yang Indonesia perjuangkan dalam APEC.
7. Cile
Presiden Cile akan berkunjung ke Indonesia dan ingin segera menyelesaikan
free trade agreement-nya dengan Indonesia yang sekarang sedang dilakukan negosiasi secara terus-menerus.
8. Belanda
Dua hal yang difokuskan, kerja sama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau
giant sea wall. Belanda sudah terlibat dari sejak pembuatan
masterplan-nya. Sekarang Indonesia juga bekerja sama dengan Korea Selatan untuk pengembangan
masterplan berikutnya. Namun Presiden menginginkan supaya segera ada implementasinya.
Kedua, pembangunan
deep sea port
mengingat Belanda adalah negara yang memiliki keungggulan di bidang
itu. PM Belanda akan segera mengirimkan tim untuk segera
mengimplementasikan dua fokus tadi, NCICD dan pembangunan
deep sea port.
9. Serbia
Presiden
Serbia ingin ke Indonesia. Fokus pada ekonomi karena selain perdagangan
Indonesia, sudah ada investasi di sana untuk mi instan dan pengembangan
jamur.
10. Jepang
PM Jepang menyampaikan apresiasi kepada
Presiden Jokowi karena sudah menerima rombongan yang sangat besar,
1.100 pengusaha dan politikus Jepang yang hadir di Indonesia. Jadi ke
depan kerja sama Indonesia-Jepang akan semakin kuat.
11. Norwegia
Banyak isu yang terkait dengan substansi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengenai
redd plus.
Namun pembahasan penting lainnya adalah soal kerja sama di bidang
pendidikan. Indonesia dan Norwegia sepakat anggaran besar negara untuk
pendidikan harus diperjuangkan. Indonesia adalah sedikit negara yang
betul-betul menggaransi adanya proporsi 20 persen dari APBN yang
diposkan untuk edukasi.
Credit
TEMPO.CO