Sanksi AS sejauh ini belum membatasi negara Eropa pada sektor ekonomi.
CB,
TEHERAN -- Pejabat tinggi Iran mengatakan Uni Eropa berikrar melakukan
tindakan sebelum larangan Amerika Serikat (AS) terhadap impor minyak
dari Iran mulai diberlakukan pada November, kata Press TV. Wakil
Presiden Pertama, Es'haq Jahangiri mengatakan negara Eropa memberikan
janji tersebut sebagai upaya memperbaiki kerugian, yang mungkin dialami
Teheran.
Sanksi AS sejauh ini belum membatasi negara
Eropa pada sektor ekonomi, terutama terkait pembelian minyak dan
perdagangan, kata Jahangiri. "Dampaknya belum sangat menentukan kendati
sejumlah perusahaan swasta, terutama perusahaan Eropa, sudah pergi,"
tambahnya.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan AS sedang berusaha
membuat negaranya bertekuk lutut. Namun, ia menegaskan tak akan
membiarkan hal itu terjadi. "Jika musuh berpikir mereka akan mengalahkan
kita, mereka akan membawa harapan itu ke kuburan bersama mereka,"
ujarnya.
AS telah menyatakan, satu-satunya harapan
Iran untuk terhindar dari sanksi ekonomi adalah dengan menerima tawaran
Presiden Donald Trump menegosiasikan ulang kesepakatan nuklir. Namun,
Iran telah menolak tawaran itu.
"Amerika sendiri
mengambil tindakan yang menghancurkan kondisi untuk negosiasi. Ada
persyaratan untuk negosiasi dan kami bernegosiasi. Mereka menghancurkan
jembatan itu sendiri," kata Rouhani.
Presiden
Amerika Serikat Donald Trump pada 6 Agustus menandatangani perintah
penerapan putaran pertama sanksi terhadap Iran untuk memberikan 'tekanan
ekonomi maksimum' atas republik Islam tersebut. Sanksi pernah dicabut
di bawah kesepatakan nuklir pada 2015.
Sanksi AS itu
akan mencakup jual-beli dolar AS serta perdagangan emas dan berbagai
logam mulia, juga sektor otomotif. Embargo putaran kedua akan diterapkan
pada awal November dengan sasaran membatasi ekspor minyak dan pelayaran
Iran.