Rencana Donald Trump mendirikan tembok di
sepanjang perbatasan dengan Meksiko membuat hubungan kedua negara
memburuk. (Reuters/Kevin Lamarque)
"Meksiko akan menjadi satu kekuatan dan akan mengubah keseimbangan kekuatan. Tidak satupun yang akan mengancam kita dengan ancaman menutup perbatasan atau perbatasan dijaga oleh militer," ujar Lopez Obrador yang akan dilanting pada 1 Desember mendatang.
"Ini bisa terjadi karena negara kita akan tumbuh dan akan ada banyak lapangan kerja."
Donald Trump tahun lalu menyebut angka pembunuhan di Meksiko merupakan satu dari banyak alasan Amerika Serikat perlu memperketat perbatasan.
Semasa kampanye pilpres AS, Trump menjanjikan akan mendeportasi imigran gelap dan membangun tembok di perbatasan dengan Meksiko. Dia mengatakan biaya pembangunan tembok itu akan ditanggung oleh negara tetangganya tersebut.
Trump menyebut tembok ini perlu dibangun untuk mencegah kedatangan imigran gelap yang disebutnya sebagai kriminal.
Pernyataan Trump ini menyebabkan dia kehilangan sejumlah kontrak bisnis dan memicu krisis diplomatik terburuk antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Satu delegasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bertemu dengan Lopez Obrador pada Mei lalu.
Namun masalah tembok tidak disinggung dalam pertemuan itu ataupun dalam surat-menyurat antara Lopez Obrador dan Trump.
Data pemerintah Meksiko menunjukkan angka pembunuhan pada 2017 mencapai 28.711, angka tertinggi sejak 1997.
Angka ini kemungkinan bertambah karena terjadi 15.973 pembunuhan di enam bulan pertama 2018.
Credit cnnindonesia.com