Jumat, 24 Agustus 2018

Netanyahu Minta AS Akui Klaim Israel Atas Golan


Benjamin Netanyahu
Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Gali Tibbon

Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan pada Perang 1967.




CB, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu  berharap agar Amerika Serikat (AS)  mengakui klaim otoritas Zionis atas kedaulatan  Dataran Tinggi Golan. Hal ini disampaikan Netanyahu pada Kamis (23/8) setelah seorang pejabat AS mengatakan bahwa Washington belum mempertimbangkan masalah Golan.

Israel merebut sebagian besar Golan dari Suriah dalam perang 1967 dan mencaploknya.  Langkah Israel ini tidak diakui secara internasional. Pada Mei lalu, menteri intelijen Netanyahu mengatakan, pengakuan AS atas masalah Golan akan segera terjadi dalam beberapa bulan ke depan.

Namun dalam wawancara Reuters selama kunjungan ke Israel pekan ini, penasihat keamanan nasional Trump John Bolton mengaku tidak ada pembahasan tentang Dataran Tinggi Golan. Ia mengatakan, Pemerintah AS belum memiliki keputusan soal hal itu.


Menurut Bolton, AS memahami posisi Israel mengenai Golan. "Tidak ada perubahan dalam posisi AS untuk saat ini," ujar Bolton.


Netanyahu menanggapi pernyataan Bolton.  "Apakah saya akan menyerah pada hal semacam itu? Tidak mungkin." katanya.



Seorang menteri kabinet keamanan Israel, Yoav Gallant, pada Kamis menyarankan  bahwa prioritas untuk Israel dan AS adalah penghapusan pasukan Iran dan  Hizbullah Lebanon yang didukung Teheran dari Suriah.
"Ketika Suriah dibangun kembali, kami memiliki dua kepentingan signifikan. Yang pertama adalah Iran dan Hizbullah masing-masing kembali ke tempat mereka berada. Dan kedua adalah kedaulatan Israel yang tegas di setiap meter Dataran Tinggi Golan," kata Gallant kepada televisi Channel 13 Israel.

Menurutnya  Israel dapat memenuhi hal itu jika mampu melakukannya  dengan cara yang benar.


Bolton membahas masalah ini dengan rekannya dari Rusia di Jenewa pada Kamis. Moskow, yang mendukung Damaskus, ingin integritas wilayah Suriah dipulihkan.
Rusia telah mengatakan bahwa mereka tidak bisa memaksa Iran untuk mundur dari Suriah.


Menurut Bolton,  Rusia terjebak di Suriah dan mencari sumber alternatif dana rekonstruksi. 





Credit  republika.co.id