CB, Jakarta - Krisis Turki yang membuat mata uang lira jatuh, telah menyebabkan Turki kehilangan lebih dari sepertiga miliardernya.
Dilaporkan Forbes, 15 Agustus 2018, lira Turki mencapai rekor terendah pada 13 Agustus setelah terjun bebas hampir 21 persen terhadap dolar AS, hanya dalam lima hari. Kejatuhan lira telah membuat 13 dari 35 miliarder Turki keluar dari peringkat 10 pada Selasa pagi.
Sejak Forbes menerbitkan daftar miliarder 2018 pada awal Maret, 35 miliarder Turki telah kehilangan setidaknya US$ 23 miliar (Rp 336 triliun) dari kekayaan bersih kolektif mereka, terutama karena lira. Pada 2018 hingga 13 Agustus, lira kehilangan 45 persen nilainya terhadap dolar AS.
Ali Agaoglu [Istanbul Real Estate]
Di antara 13 yang tidak lagi menjadi miliarder, yakni pengusaha real estat Ali Agaoglu, yang dikenal sebagai "Trump dari Turki", dan Mustafa Latif Topbas, salah satu teman Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemilik BIM, rantai ritel diskon terbesar di negara itu. Agaoglu dan Topbas masing-masing kehilangan US$ 540 juta (Rp 7,8 triliun) lebih daripada di awal Maret.
Dari 22 miliarder yang tersisa di Turki, delapan kehilangan lebih dari satu miliar dolar dalam kekayaan bersih mereka. Pengembang real estat, Erman Ilicak, yang memiliki sekitar 90 persen dari Ronesans Holding yang dipegang secara pribadi, mendapati kekayaannya menyusut lebih banyak dari miliarder Turki lainnya. Kekayaan bersihnya merosot US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun) sejak Maret hingga saat ini sekitar US$ 2,5 miliar (Rp 36 triliun).Sevim Arsel, yang dulunya adalah perempuan terkaya Turki dan memiliki korporasi terbesar Turki, Koc Holding, tecatat US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) lebih miskin daripada sebelumnya.
Sevim Arsel [Hürriyet Daily News]
Orang terkaya Turki, Murat Ulker, yang mengontrol 320 merek makanan termasuk perusahaan cokelat global Godiva melalui Yildiz Holding, telah kehilangan hampir US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) sejak Maret, yang membuatnya menjadi pecundang terbesar ketiga dalam kekayaan bersih pada 2018. Tercatat kekayaanya sekitar US$ 3,4 miliar (Rp 49 triliun) pada jam 2 siang waktu Turki pada Selasa 14 Agustus.
Murat Ulker [news.sol.org.tr]
Kemerosotan lira Turki bukanlah kejutan bagi orang-orang yang telah mengikuti ekonomi negara. Sejak 2012, lira telah melemah secara dramatis terhadap dolar AS. Peristiwa politik saat ini telah memperburuk situasi. Hubungan AS-Turki memburuk setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak membebaskan pendeta Amerika Serikat, Andrew Brunson. Brunson dituduh oleh pemerintah Turki memiliki hubungan dengan organisasi teroris, termasuk satu yang diduga dipimpin oleh ulama berbasis di AS, Fethullah Gulen.
Pada 2 Agustus, Donald Trump menjatuhkan sanksi pada dua menteri Turki, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia. Namun hantaman besar ke Turki terjadi pada Jumat 10 Agustus ketika Presiden Donald Trump mengumumkan tarif pada baja dan aluminium Turki, yang mengirim lira ke level terbawah. Namun lira hanya naik 5 persen pada Selasa 14 Agustus.
Dilaporkan Forbes, 15 Agustus 2018, lira Turki mencapai rekor terendah pada 13 Agustus setelah terjun bebas hampir 21 persen terhadap dolar AS, hanya dalam lima hari. Kejatuhan lira telah membuat 13 dari 35 miliarder Turki keluar dari peringkat 10 pada Selasa pagi.
Sejak Forbes menerbitkan daftar miliarder 2018 pada awal Maret, 35 miliarder Turki telah kehilangan setidaknya US$ 23 miliar (Rp 336 triliun) dari kekayaan bersih kolektif mereka, terutama karena lira. Pada 2018 hingga 13 Agustus, lira kehilangan 45 persen nilainya terhadap dolar AS.
Ali Agaoglu [Istanbul Real Estate]
Di antara 13 yang tidak lagi menjadi miliarder, yakni pengusaha real estat Ali Agaoglu, yang dikenal sebagai "Trump dari Turki", dan Mustafa Latif Topbas, salah satu teman Presiden Recep Tayyip Erdogan dan pemilik BIM, rantai ritel diskon terbesar di negara itu. Agaoglu dan Topbas masing-masing kehilangan US$ 540 juta (Rp 7,8 triliun) lebih daripada di awal Maret.
Dari 22 miliarder yang tersisa di Turki, delapan kehilangan lebih dari satu miliar dolar dalam kekayaan bersih mereka. Pengembang real estat, Erman Ilicak, yang memiliki sekitar 90 persen dari Ronesans Holding yang dipegang secara pribadi, mendapati kekayaannya menyusut lebih banyak dari miliarder Turki lainnya. Kekayaan bersihnya merosot US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun) sejak Maret hingga saat ini sekitar US$ 2,5 miliar (Rp 36 triliun).Sevim Arsel, yang dulunya adalah perempuan terkaya Turki dan memiliki korporasi terbesar Turki, Koc Holding, tecatat US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) lebih miskin daripada sebelumnya.
Sevim Arsel [Hürriyet Daily News]
Orang terkaya Turki, Murat Ulker, yang mengontrol 320 merek makanan termasuk perusahaan cokelat global Godiva melalui Yildiz Holding, telah kehilangan hampir US$ 1,4 miliar (Rp 20 triliun) sejak Maret, yang membuatnya menjadi pecundang terbesar ketiga dalam kekayaan bersih pada 2018. Tercatat kekayaanya sekitar US$ 3,4 miliar (Rp 49 triliun) pada jam 2 siang waktu Turki pada Selasa 14 Agustus.
Murat Ulker [news.sol.org.tr]
Kemerosotan lira Turki bukanlah kejutan bagi orang-orang yang telah mengikuti ekonomi negara. Sejak 2012, lira telah melemah secara dramatis terhadap dolar AS. Peristiwa politik saat ini telah memperburuk situasi. Hubungan AS-Turki memburuk setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak membebaskan pendeta Amerika Serikat, Andrew Brunson. Brunson dituduh oleh pemerintah Turki memiliki hubungan dengan organisasi teroris, termasuk satu yang diduga dipimpin oleh ulama berbasis di AS, Fethullah Gulen.
Pada 2 Agustus, Donald Trump menjatuhkan sanksi pada dua menteri Turki, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia. Namun hantaman besar ke Turki terjadi pada Jumat 10 Agustus ketika Presiden Donald Trump mengumumkan tarif pada baja dan aluminium Turki, yang mengirim lira ke level terbawah. Namun lira hanya naik 5 persen pada Selasa 14 Agustus.
Credit tempo.co